1. HAZARD BIOLOGI (VIRUS)
Mata Kuliah : Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Tingkat II DIV Kesehatan Lingkungan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta
II
Disusun oleh :
Arif Ridwan
Diaba Arum Sari
Elsa Supriyani
Fathul Fitriyah R.
Ghina Akmalia
Ibnu Nugroho
Ina Isna Saumi
Putri Khrisna S.
Rifka Rosiyani
Sri Wahyuni
2. HAZARD BIOLOGI
• Penyakit ditempat kerja akibat factor biologi biasanya disebabkan
oleh makhluk hidup sehingga menyebabkan gangguan kesehatan
pada pekerja yang terpajan.
• Faktor biologi tempat kerja adalah faktor yang dapat
mempengaruhi aktivitas manusia. Faktor biologi yang ada
dilingkungan kerja infeksi akut dan kronis, parasit, jamur, dan
bakteri.
• Bahaya faktor biologi (biohazard) didefinisikan sebagai agen
infeksius atau produk yang dihasilkan agen tersebut yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia.
3. • Agen faktor biologi atau biological agent didefinisikan
sebagai mikroorganisme, kultur sel, atau endoparasit
manusia, termasuk yang sudah dimodifikasi secara genetic,
yang dapat menyebabkan infeksi, reaksi alergi, atau
menyebabkan bahaya dalam bentuk lain yang mengganggu
kesehatan manusia.
• Potensi bahaya biologis, yaitu potensi bahaya yang berasal
atau ditimbulkan oleh kuman-kuman penyakit yang
terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada
tenaga kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu,
misalnya : TBC, Hepatitis A/B, Aids,dll maupun yang berasal
dari bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi.
4. JENIS HAZARD BIOLOGIS
• Bakteri, contohnya Tibi, bacillus anthrax , legionilla
pnelmophila
• Parasit, contohnya Malaria, cacing tambang dan
scabies
• Jamur, contohnya T. corporis, T. croris, dan T. pedis
• Virus, contohnya HIV AIDS, influenza, dan hepatitis
5. BEBERAPA JENIS VIRUS DI LINGKUNGAN
PEKERJAAN
• Kata virus berasal dari bahasa latin yaitu venom yang berarti
racun.
• Hampir semua jenis virus adalah penyebab penyakit, baik
pada tumbuhan, hewan maupun manusia.
• Virus dapat bereplikasi di dalam sel/jaringan hidup sehingga
disebut parasit obligat interseluler.
• Virus adalah parasit berukuran mikroskopik (Virus mempunyai
ukuran yang sangat kecil yang bervariasi antara 16-300 nm)
• Virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri karena
berukuran lebih kecil daripada bakteri.
6. KARAKTERISTIK
CIRI-CIRI VIRUS
• Berukuran ultra mikroskopis
• Parasit sejati/parasit obligat
• Berbentuk oval, bulat,
batang, huruf T, kumparan
• Kapsid tersusun dari protein
yang berisi DNA saja atau
RNA
• Dapat dikristalkan
• Aktivitasnya harus di sel
makhluk hidup
STRUKTUR dan ANATOMI VIRUS
Struktur virus secara umum kita
gunakan bakteriofage (virus T),
strukturnya terdiri dari:
• Kepala
diselubungi kapsid dan berisi
DNA
• Kapsid
selubung unit
protein(kapsomer)
• Isi tubuh
berisi materi genetik(DNA dan
RNA)
• Ekor
alat penempel pada inang
8. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)
• Menurut KEPMENAKERTRANS RI no 68 tahun 2004 tentang
Pencegahan Dan Penanggulangan Hiv/Aids Di Tempat Kerja:
“Human Immunodeficiency Virus"(HIV) adalah virus yang
menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian
menimbulkan AIDS.
• Virus ini menyerang manusia dan sistem kekebalan (imunitas)
tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi.
Kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi
(kekurangan) sistem imun
9. PENYEBARAN DAN PENULARAN
Virus HIV biasanya tertular melalui:
• kontak langsung antara aliran darah dengan cairan tubuh yang
terkandung HIV, yaitu darah, air mani, cairan vagina, cairan
preseminal, dan air susu ibu.
• Terjadi pada saat seseorang berhubungan intim
• Jarum suntik yang terkontaminasi,
• Transfusi darah,
• Ibu yang sedang menyusui,
11. GEJALA PENYAKIT DARI VIRUS HIV
• Gejala AIDS berasal dari infeksi HIV sendiri serta infeksi
oportunistik dan kanker. Tetapi hanya sedikit penderita AIDS
yang meninggal karena efek langsung dari infeksi HIV. Gejala
berlangsung selama 3-14 hari. Sebagian besar gejala akan
menghilang, meskipun kelenjar getah bening tetap membesar.
Penderita bisa menunjukan gejala-gejala infeksi HIV dalam
waktu beberapa tahun sebelum terjadinya infeksi atau tumor
yang khas untuk AIDS.
12. • Gejala dari penyakit HIV dapat dilihat berikut ini:
Merasa kelelahan yang berkepanjangan.
Deman dan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang
jelas.
Batuk yang tidak sembuh-sembuh disertai sesak nafas yang
berkepanjangan.
Diare/mencret terus-menerus selama 1 bulan.
Bintik-bintik berwarna keungu-unguan yang tidak biasa.
Berat badan menurun secara drastis lebih dari 10% tanpa
alasan yang jelas dalam 1 bulan.
Pembesaran kelenjar secara menyeluruh di leher dan
lipatan paha.
13. RESIKO PENULARAN
Resiko penularan melalui pekerjaan relatif kecil dan
biasanya terjadi pada pekerja kesehatan, petugas
laboratorium, dan orang lain yang bekerja dengan
spesimen/bahan terinfeksi HIV terutama bila
menggunakan benda tajam, serta pekerja yang sering
berganti-ganti pasangan dalam hubungan seksual yang
tidak sehat.
14. TAHAPAN INFEKSI HIV/AIDS
Masa Inkubasi penyakit belum diketahui secara pasti. Dalam
beberapa literatur di katakan bahwa melalui transfusi darah
masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita
homoseksual 2 -5 tahun, pada anak- anak rata – rata 21 bulan
dan pada orang dewasa 60 bulan. Ada beberapa Tahapan ketika
mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:
15. Tahap 1: Periode Jendela
• HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody
terhadap HIV dalam darah
• Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan
merasa sehat
• Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini
• Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2
minggu – 6 bulan
16. Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun
• HIV berkembang biak dalam tubuh
• Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat
dan merasa sehat
• Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang,
karena telah terbentuk antibody terhadap HIV
• Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung
daya tahan tubuhnya (rata-rata 8 tahun (di negara
berkembang lebih pendek)
17. Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)
• Sistem kekebalan tubuh semakin turun
• Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya:
pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh, diare terus
menerus, flu, dll
• Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung
daya tahan tubuhnya
Tahap 4: AIDS
• Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah
• berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah
18. PENGENDALIAN
• Pengendalian atau pencegahan yang dapat dilakukan yaitu :
• Selalu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terjangkit
penyakit.
• Tidak melakukan seks bebas dan tidak menggunakan narkoba
• Menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar
• Berhati-hati saat melakukan donor darah (dipastikan kalau
jarum yang digunakan steril)
19. Cara Lain Pengendalian HIV Adalah Dengan Cara:
• Pengendalian dengan peraturan undang-undang
Terdapat di dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi
Republik
Indonesia
Nomor:
Kep.
68/Men/IV/2004 Tentang Pencegahan Dan Penanggulangan
HIV/AIDS Di Tempat Kerja.
Keputusan
Direktur
Jenderal
Pembinaan
Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep. 20/Djppk/VI/2005 Tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pencegahan Dan Penanggulangan
20. • Pengendalian teknis (engineering control)
Pengendalian teknis dapat berupa isolasi
proses,
proses
tertutup,
penggunaan
peralatan mekanis atau otomatisasi serta
modifikasi alat kerja dan perlengkapan kerja.
21. • Pengendalian Teknis:
Pengendalian teknis dapat berupa isolasi proses, proses tertutup,
penggunaan peralatan mekanis atau otomatisasi serta modifikasi
alat kerja dan perlengkapan kerja.
Eliminasi Larangan penggunaan jarum suntik bekas.
Substitusi Dalam kondisi di mana eliminasi tidak dapat
dilaksanakan,
maka
pengurus/pengusaha
hendaklah
menggantikan pelaksanaan kerja dengan yang berisiko rendah
terhadap penularan HIV/AIDS, misalnya pemberian obat-obatan
melalui suntik diganti dengan obat-obatan yang diminum.
22. PENCEGAHAN HIV/AIDS
• Pencegahannya
dapat
dilakukan dengan
meningkatkan
penyuluhan tentang HIV/AIDS, penjagaan perilaku seks yang
aman, atau menggunakan kondom, dan tidak menggunakan
peralatan secara bergantian tanpa sterilisasi serta bagi
petugas kesehatan, selalu menggunakan APD seperti sarung
tangan, baju pelindung, jas laboratorium, masker atau
pelindung mata yang sesuai dengan kebutuhan aktivitas
pekerjaan.
23. Namun telah dikembangkan konsep ABCD untuk mencegah HIV/AIDS,
yakni:
• A atau Abstinence (Menghindari), metode pencegahan yang paling
efektif dengan cara menghindari hubungan seks dan perilaku berisiko
tinggi.
• B atau Be Faithful (Setia), berganti-ganti pasangan meningkatkan
risiko terinfeksi HIV, maka harus saling setia pada pasangan setelah
menikah.
• C atau Condom, yaitu memakai kondom bagi orang yang melakukan
seks beresiko untuk mencegah penularan penyakit, termasuk HIV.
• D atau Drugs, yaitu tidak menggunakan napza terutama napza suntik
agar tidak menggunakan jarum suntik bergantian dan bersama-sama.
• Memberikan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) pada
masyarakat khususnya remaja. (Muninjaya, 1998).
24. VIRUS HEPATITIS
• Hepatitis berasal dari dua kata yaitu hepa (hepar/hati) dan itis
(radang). Hepatitis merupakan radang yang terjadi pada organ
hati. Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh kuman
(tbc, sifilis), parasit (amuba, malaria), jamur dan yang
terpenting ialah virus
• Menurut definisi WHO, hepatitis berarti peradangan hati, dan
penyebab utama paling sering (>95%) adalah virus hepatitis
yaitu hepatitis A, B, C, D, E, F dan G..
25. • Dan menurut (Elizabeth J. Corwin. 2000 : 573) Hepatitis
adalah peradangan yang terjadi pada hati yang disebabkan
oleh infeksi atau oleh toksin termasuk alkohol
• Karena hampir seluruh tubuh penderita berwarna kekuningkuningan maka dalam masyarakat dikenal dengan istilah
penyakit kuning (jaundice). Namun, sebenarnya istilah sakit
kuning dapat menimbulkan kerancuan karena tidak semua
sakit kuning disebabkan radang hati.
26. PENYEBAB
Penyakit hepatitis dapat terjadi karena adanya virus utama dari
kelima virus penyebab hepatitis, yaitu virus hepatitis A, virus hepatitis
B, virus hepatitis C, virus hepatitis D, dan virus hepatitis E.
Selain kelima virus tersebut yang menjadi penyebab terjadinya
penyakit hepatitis, penyakit ini juga dapat disebabkan oleh karena
infeksi dari virus lain. Contohnya seperti infeksi
sitomegalovirus, mononukleosis infeksiosa, dan demam kuning.
Terdapat juga hepatitis non virus yang penyebab utamanya adalah
alkohol dan juga obat-obatan.
27. RESIKO PENYAKIT
Penyakit ini dapat menyerang pada semua orang, tak terkecuali
orang yang memiliki kekebalan tubuh yang sangat baik. Hepatitis
jugat dapat terjadi pada bayi, anak-anak, orang dewasa dan
orang tua. Hepatitis yang juga banyak melanda pada bayi dari
usia 0-12 bulan, pada anak-anak diperkirakan terjadi dari mulai
usia 2-15 tahun, orang dewasa 15-20 tahun dan orang tua diatas
usia 40 tahun keatas.
28. GEJALA HEPATITIS
• Kelelahan
• Mual dan muntah
• Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di
daerah hati (pada sisi kanan bawah tulang rusuk)
• Kehilangan nafsu makan
• Demam
• Urin berwarna gelap
• Nyeri otot
• Menguningnya kulit dan mata (jaundice).
29. JENIS HEPATITIS
• Hepatitis A
Termasuk golongan penyait hepatitis yang ringan dan jarang
menyebabkan kematian. Virus hepatitis A banyak terjadi
melalui vecal oral karena virus dikeluarkan dari tubuh melalui
tinja yaitu lewat empedu masuk ke dalam usus. Rata-rata
terjadi di negara berkembang
• Hepatitis B
Hepatitis jenis ini tergolong penyakit yang berbahaya. Virus
Hepatitis B dapat menyerang hati dan menyebabkan
peradangan hati akut atau menahun. Penyakit ini selanjutnya
dapat menjadi kronis dan akhirnya menjadi kanker hati.
30. • Hepatitis C
Disebabkan oleh virus hepatitis C (VHC). Penularan penyakit
ini dapat melalui kontak darah (transfusi, jarum suntik bahkan
serangga yang menggigit penderita kemudian menggigit orang
sehat disekitarnya). Penderita hepatitis C kronik akan
mengalami kerusakan/kematian sel-sel hati dan kemudian
menjadi kanker hati.
31. PENGOBATAN
Hingga saat ini belum ditemukan obat yang jitu untuk
hepatitis virus sehingga pengobatan umumnya bersifat
menghilangkan keluhan saja dan meliputi :
Istirahat yg cukup
Makanan bergizi dan yang mudah dicerna. Pada penderita
yang mual dan muntah, lemak perlu dikurangi.
Vitamin.
Untuk hepatitis B, C dan D sekarang telah dipakai
obat Interferon, Lamivudin, Telbivudin, Adefovir, Entecavir,
Telbivudin, namun harga obat yang sangat mahal, serta efek
samping adalah kendala kendala yang membatasi
penggunaan obat ini.
32. PENCEGAHAN
• Pencegahan secara Teknis
• Melakukan imunisasi aktif.
Imunisasi aktif hepatitis ini adalah bertujuan jalur transmisi
penyebaran penyakit hepatitis ini melalui program imunisasi
bayi baru lahir dan kelompok resiko tinggi tertular hepatitis
• Hep B, C dan D: pemberian vaksin screening darah donor
(liver enzim dan virusmarker), safe sex, edukasi pola transmisi,
aktif imunisasi pada kelompok beresiko (untuk kasus Hep A
dan B), lakukan pemeriksaan berkala.
• Bed rest, istirahat di tempat tidur, bangun dari tempat tidur
hendaknya perlahan agar tidak terjadi peningkatan kembali
(re-elevasi) enzim–enzim liver
33. • Pencegahan Administratif
• Gantilah waktu tidur dengan istirahat yang
cukup di siang hari.
• Usahakan untuk rotasi Shift. Maksimal 6
bulan, shift harus diubah. Gunanya, agar para
pekerja malam bisa segera mengembalikan
kondisi kesehatannya
34. VIRUS INFLUENZA
Influenza adalah flu yang disebabkan oleh virus
Influenza, Virus ini ditularkan oleh orang lain melalui
air liur yang sudah terinfeksi pada saat penderita batuk
atau bersin melalui kontak langsung dengan sekresi
(liur dan lendir) penderita.
35. Influenza (sering disebut sebagai “flu”) adalah penyakit
pernapasan yang sangat menular dan disebabkan oleh virus
influenza tipe A, B dan bisa juga C.
• Virus influenza A, virus ini menginfeksi manusia, mamalia
dan unggas. contohnya: flu burung, H5N1
• Virus Influenza B, menginfeksi manusia dan binatang laut
seperti singa laut dan linsang.
• Virus influenza C, menginfeksi manusia dan babi,
contohnya: flu biasa
kadang menyebabkan masalah pernapasan sangat ringan.
Vaksinasi ditawarkan setiap musim flu untuk jenis sasaran A dan
B, strain yang menyebabkan penyakit pandemi. Berdasarkan
tingkat bahayanya, virus influenza dibagi 3, yaitu:
36. Penyebab
Penyebab dari penyakit ini adalah virus influenza dari
berbagai tipe, diantaranya:
• Virus Influenza A: Virus influenza A merupakan patogen manusia
yang paling virulen di antara ketiga tipe influenza lainnya dan
menimbulkan penyakit yang paling berat. Beberapa contoh virus
yang termasuk dalam golongan virus influenza A diantaranya:
H1N1, yang menimbulkan Flu Spanyol pada tahun 1918 atau
disebut Flu Babi pada tahun 2009
H2N2, yang menimbulkan Flu Asia pada tahun 1957
H3N2, yang menimbulkan Flu Hongkong pada tahun 1968
H5N1, yang menimbulkan Flu Burung pada tahun 2004
37. • Virus Influenza B: virus influenza B hanya menyerang
pada manusia.
• Virus Influenza C: virus influenza C dapat menginfeksi
manusia, anjing dan babi, kadangkala dapat
menimbulkan penyakit yang berat dan menjadi
epidemi lokal.
38. Jika imunitas tubuh baik, virus flu tidak akan
menyerang tubuh. Virus ini biasanya menginfeksi
manusia selama 5-7 hari. Anak-anak lebih mudah
terserang influenza Virus ini ditularkan oleh orang lain
melalui air liur yang sudah terinfeksi pada saat
penderita batuk atau bersin melalui kontak langsung
dengan sekresi (liur dan lendir) penderita.
39. PENYEBARAN
Infeksi ini dapat terjadi dengan
penghisapan/penghirupan barang-barang yang
terinfeksi dengan virus. Manusia dapat terinfeksi
apabila bersentuhan langsung dan bernapas dekat
dengan anggota tubuh dan kotoran unggas yang
terinfeksi serta benda-benda dan tempat
yang terkontaminasi.
40. PENULARAN
• Melalui penularan langsung (saat orang yang terinfeksi bersin,
terdapat lendir hidung yang masuk secara langsung pada mata,
hidung, dan mulut dari orang lain)
• Melalui udara (saat seseorang menghirup aerosol (butiran cairan
kecil dalam udara) yang dihasilkan saat orang yang terinfeksi batuk,
bersin, atau meludah)
• Melalui penularan tangan-ke-mata, tangan-ke-hidung, atau tanganke-mulut, baik dari permukaan yang terkontaminasi atau dari
kontak personal langsung seperti bersalaman.
41. GEJALA KLINIS
Gejala yang biasanya muncul saat terkena penyakit influenza ini,
diantaranya:
• Kerongkongan gatal
• Demam
• Hidung mampet, meler dan • Pusing
bersin-bersin
• Batuk kering
• Kelelahan (bahkan bisa
sangat parah)
• Badan sakit/ngilu
42. PENGENDALIAN
• Pencegahan Kelompok berisiko tinggi (pekerja
peternakan dan pedagang)
– Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi
sehabis bekerja.
– Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas
yang terinsfeksi flu burung
– Menggunakan alat pelindung diri (contoh : masker
dan pakaian kerja).
– Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.
– Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
– Melakukan imunisasi.
43. • Menjaga kesehatan pribadi dan kebiasaan higienis yang
baik: seperti tidak menyentuh mata, hidung dan mulut.
• Menutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin,
menghindari kontak dekat dengan orang yang sakit; dan
tetap berada di rumah sendiri saat sedang sakit.
• Tidak meludah sembarangan.
44. PENGOBATAN
Orang dengan flu disarankan untuk banyak istirahat, minum
banyak cairan, menghindari penggunaan alkohol dan
tembakau, dan jika perlu, menggunakan obat seperti
parasetamol (acetaminophen) untuk meringankan demam dan
nyeri otot yang berhubungan dengan flu. Anak-anak dan
remaja jangan menggunakan aspirin saat Influenza (khususnya
influenza tipe B), karena hal tersebut dapat mengakibatkan
syndrome Reye (penyakit yang berpotensi fatal hati).
45. RISIKO PEKERJAAN
Penyakit akibat di tempat kerja yang umumnya berkaitan dengan
faktor biologi (virus) secara umum yaitu:
• Petugas labotorium
• Perawat
• Karyawan rumah sakit
• Petugas medis
• Dokter
• Pekerja Umum
46. PROSES PENULARAN VIRUS DI TEMPAT KERJA
• Pekerja di labotorium yang umumnya berkaitan dengan faktor
biologi: kuman pathogen yang berasal dari pasien, alat-alat
yang terkontaminasi dan dari udara.
• Debu yang beracun karena limbah alat-alat yang sudah
terkena infeksi virus pasien akan menyebar oleh udara dan
pekerja dapat terkena penyakit juga.
• kontak dengan darah atau luka dari penderita hepatitis B,
saat dokter atau perwat sedang mengecek pasien yang sakit
hepatitis
47. • influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau
bersin yang mengandung virus.
• Influenza dapat ditularkan melalui kontak langsung
dengan tinja burung atau unggas
• Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne aerosols)
diduga menimbulkan sebagian besar infeksi,
walaupun jalur penularan yang paling berperan
dalam penyakit ini .
48. • melalui makanan atau minuman
• HIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah,
serta kontak membran mukosa atau jaringan yang terlukan
dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV.
• Cairan tubuh pekerja yang sehat terkena tubuh pasien yang
sudah infeksi Hiv, contoh cairan pasien :
– air liur pasien
– feses pasien
– air mata pasien
– air keringat pasien
– air kencing pasien/air seni