Dokumen tersebut merangkum karakteristik dan jenis-jenis transistor serta daerah kerjanya. Transistor digunakan sebagai penyambung, penguat, dan stabilisator tegangan. Ada dua jenis transistor yaitu bipolar junction transistor dan field effect transistor yang bekerja berbeda. Transistor bipolar memiliki tiga terminal sedangkan field effect hanya butuh dua terminal. Daerah kerja transistor terdiri dari cutoff, saturasi, dan aktif.
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Karakteristik transistor
1. Disusun oleh : Imam Ibnu Pamunkas
1410502057
Teknik mesin s1
Dosen : R. Suryoto Edy Raharjo, S.T.,M.Eng.
Fakultas Teknik
Universitas Tidar
2015
KARAKTERISTIK TRANSISTOR
2. PENDAHULUAN
Transistor adalah salah satu komponen yang selalu
ada di setiap rangkaian elektronika, seperti radio,
televisi, handphone, lampu flip-flop dll.
Transistor digunakan untuk kebutuhan
penyambungan dan pemutusan (switching), seperti
halnya saklar. Yaitu untuk memutus atau
menyambungkan arus listrik. Selain
itu transistor juga berfungsi sebagai penguat
(amplifier), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal, dan
banyak lagi.
3. DAFTAR ISI
Pendahuluan ……………………………….…..
Daftar Isi …………..…………………...….
Karakteristik Transistor ………………………………..….
Jenis Jenis Transistor ………………………................
Garis Beban Transistor ..............................................
4. KARAKTERISTIK TRANSISTOR
Sebelum membahas karakteristik dan daerah kerja
Transistor, perlu disepakati terlebih dahulu beberapa simbol
tegangan yang terdapat pada Transistor. Rangkaian Transistor
memiliki tiga tipe tegangan. Ketiga tipe tegangan itu adalah:
Sumber Tegangan Transistor : VBB dan VCC
Tegangan Terminal Transistor : VB, Vc dan VE
Tegangan Lintas Persambungan : VBE, VCE, dan VCB
5. Field Effect Transistor adalah jenis transistor yang dapat digunakan
untuk menghasilkan sinyal untuk mengontrol komponen yang lain.
Perbedaan utama antara kedua jenis transistor tersebut adalah
bahwa dalam transistor bipolar arus output (Ic) dikendalikan oleh
arus input (Ib). Sedangkan dalam FET arus output (ID)
dikendalikan oleh tegangan input (Vgs), karena arus input adalah
nol. Sehingga resistansi input FET sangat besar, dalam orde
puluhan megaohm
Bipolar junction transistor (BJT) adalah jenis transistor yang
memiliki tiga kaki, yaitu (Basis, Kolektor, dan Emitor) dan di
pisah menjadi dua arah aliran, positif dan negatif. Ada dua jenis
tipe transistor BJT, yaitu :
1. NPN 2. PNP
6. Jenis - Jenis dari Transistor FET itu sendiri adalah
1. Junction Field Effect Transistor (JFET)
7. Cara Kerja JFET
Drain harus lebih positif dari source sedangkan gate harus
lebih negatif dari source. Jika tegangan gate cukup negatif, maka
lapisan pengosongan akan saling bersentuhan sehingga saluran
akan terjepit sehingga Id = 0
2. Metal Oxide Semiconduktor Field Effect Transistor(MOSFET)
Suatu transistor dari bahan semiconduktor (silicon)
dengan tingkat konsentrasi ketidakmurnian tertentu. Tingkat dari
ketidak murnian ini akan menentukan jenis transistor tersebut,
yaitu transistor MOSFET tipe–N (NMOS) dan transistor MOSFET
tipe-P (PMOS). Cara kerja MOSFET terbagi 2, yaitu
1. Transistor Mode Pengosongan (Transistor Mode Depletion)
2. Transistor Mode Peningkatan (transistor Mode
Enchancement)
9. Gambar 1.2. Rangkaian Transistor Common Emitter untuk
Kurva Tegangan-Arus
Karakteristik yang paling penting dari Transistor adalah grafik Dioda
Kolektor-Emiter, yang biasa dikenal dengan Kurva Tegangan-Arus (V-I
Curve). Kurva ini menggambarkan arus Kolektor, IC, dengan tegangan
lintas persambungan Kolektor – Emiter, VCE, dimana harga-harga
tersebut diukur dengan arus Basis, IB, yang berbeda-beda. Rangkaian
yang digunakan untuk mendapatkan kurva tampak pada Gambar 9.2 di
bawah ini.
10. Transistor BJT digunakan untuk 3 penggunaan berbeda: mode cut
off, mode linear amplifier, dan mode saturasi. Penggunaan fungsi
transistor bisa menggunakan karakteristik dari masing-masing
daerah kerja ini. Selain untuk membuat fungsi daripada transistor,
karakteristik transistor juga dapat digunakan untuk menganalisa
arus dan tegangan transistor.
Gambar 1.3 karakteristik transistor
11. Karakteristik dari masing-masing daerah operasi transistor
tersebut dapat diringkas sebagai berikut:
Daerah Potong (cutoff):
Dioda Emiter diberi prategangan mundur. Akibatnya, tidak terjadi
pergerakan elektron, sehingga arus Basis, IB = 0. Demikian juga,
arus Kolektor, IC = 0, atau disebut ICEO (Arus Kolektor ke
Emiter dengan harga arus Basis adalah 0).
Daerah Saturasi
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor juga
diberi prategangan maju. Akibatnya, arus Kolektor, IC, akan
mencapai harga maksimum, tanpa bergantung kepada arus
Basis, IB, dan βdc. Hal ini, menyebabkan Transistor menjadi
komponen yang tidak dapat dikendalikan. Untuk menghindari
daerah ini, Dioda Kolektor harus diberi prateganan mundur,
dengan tegangan melebihi VCE(sat), yaitu tegangan yang
menyebabkan Dioda Kolektor saturasi.
12. • Daerah Aktif
Dioda Emiter diberi prategangan maju. Dioda Kolektor diberi
prategangan mundur. Terjadi sifat-sifat yang diinginkan, dimana:
atau
sebagaimana penjelasan pada bagian sebelumnya. Transistor
menjadi komponen yang dapat dikendalikan.
• Daerah Breakdown
Kolektor diberiprategangan mundur yang melebihi tegangan
Breakdown-nya, BVCEO (tegangan breakdown dimana tegangan
Kolektor ke Emiter saat Arus Basis adalah nol). Sehingga arus
Kolektor, IC, melebihi spesifikasi yang dibolehkan. Transistor dapat
mengalami kerusakan.
13. Gambar 1.2 Rankaian Comm on Gambar 1.4 Emitter
GARIS BEBAN (LOAD LINE)
TRANSISTOR
Garis Beban (load line) dapat digambarkan pada (Kurva
Dioda Kolektor) untuk memberikan pandangan yang lebih
banyak mengenai Transistor bekerja dan daerah operasinya.
Pendekatan pembuatan Grafik Beban Transistor sama dengan
pembuatan Grafik Beban pada Dioda.
Jika terdapat sebuah rangkaian Transistor Common
Emitter seperti ditampilkan pada Gambarr 1.2 dibawah ini.