SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 39
Perawat adalah mata 
rantai terakhir dalam 
proses pemberian 
obat kepada pasien
• Standar yang diterima masyarakat harus 
memenuhi kriteria berikut : 
a. Kemurnian 
b. Potensi 
c. Bioavailability 
d. Kemanjuran 
e. Keamanan 
• Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek 
samping
• Beberapa faktor yang memengaruhi reaksi 
obat di antaranya 
Absorpsi Obat 
Distribusi Obat Dalam Tubuh 
Metabolisme (Biotransformasi) Obat 
Ekskresi
Masalah dalam Pemberian Obat dan 
Intervensi Keperawatan 
1. Menolak pemberian obat 
2. Integritas kulit terganggu 
3. Disorientasi dan bingung 
4. Menelan obat bukal atau sublingual 
5. Alergi kulit
A. BERDASARKAN BERAT BADAN (rumus clark) 
B. BERDASARKAN UMUR (rumus young, fried) 
C. BERDASARKAN LUAS PERMUKAAN BADAN 
(pengukuran dengan monogram) 
Metoda perhitungan dosis yang lebih banyak 
Dipergunakan karena tingkat akurasinya 
Lebih tepat adalah berdasarkan berat badan.
Rumus Clark : 
푊 
68 
DOSIS ANAK = 
. D 
D = Dosis dewasa 
w = Berat badan Anak (kg) 
DOSIS ANAK BERAT BADAN ANAK 
-------------------- = ------------------------------ 
DOSIS DEWASA BERAT BADAN DEWASA 
BB DEWASA RATA-RATA (CLARK) : 68 KG/70 KG
CONTOH SOAL 
Berapa dosis Amoksisilin yang harus diberikan 
kepada seorang anak dengan berat badan 20 
kg, jika diketahui dosis maksimum (Dosis 
dewasa) Amoksisilin 500 mg, BB rata-rata Orang 
dewasa 60 kg. 
=>Dosis anak = (BB anak) x DD/DM 
BB (dewasa) 
Dosis Amoks = 20/60 x 500 mg = 166,6 mg 
= 1/3 tab ( Sehari 3x1/3 tab)
Konsep dan Teknik Cara 
Pemberian Obat Melalui Oral, 
Sublingual, dan Bukal
Konsep dan Tehnik Cara Pemberian 
Obat Melalui Oral 
• Pemberian Oral 
a. Paling mudah dan paling 
umum digunakan. 
b. Obat diberikan melalui 
mulut dan ditelan. 
c. Lebih murah.
a. Persiapan Alat dan Bahan : 
1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat. 
2) Obat dan tempatnya. 
3) Air minum dalam tempatnya.
b. Prosedur Kerja : 1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur 
yang akan dilakukan. 
2. Baca obat 
3. Bantu untuk meminumkannya dengan 
cara: 
a. obat berbentuk tablet atau kapsul dari 
botol -> tuangkan jumlah yang dibutuhkan. 
Jangan sentuh obat dengan tangan. 
b. Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian 
tablet dalam bentuk bubuk dan campur 
dengan minuman. 
c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah 
sebelum pemberian obat yang 
membutuhkan pengkajian. 
4. Catat perubahan dan reaksi terhadap 
pemberian. Evaluasi respons terhadap obat 
dengan mencatat hasil pemberian obat.
a. Dirancang supaya, 
setelah diletakkan di 
bawah lidah dan 
kemudian larut, mudah 
di absorpsi 
b. Obat yang diberikan 
dibawah lidah tidak 
boleh ditelan 
c. Klien tidak boleh minum 
sampai seluruh obat 
larut.
Pemberian Obat Melalui Sublingual 
• Prosedur Kerja : 
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
2. Memberikan obat kepada pasien. 
3. Memberitahu pasien agar meletakkan 
obat pada bagian bawah lidah, hingga 
terlarut seluruhnya. 
4. Menganjurkan pasien agar tetap 
menutup mulut, tidak minum dan 
berbicara selama obat belum terlarut 
seluruhnya. 
5. Catat perubahan dan reaksi terhadap 
pemberian. Evaluasi respons terhadap 
obat dengan mencatat hasil pemberian 
obat.
a. Rute bukal dilakukan dengan menempatkan obat 
padat di membrane mukosa pipi sampai obat larut 
b. Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis 
obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri 
supaya mukosa tidak iritasi 
c. Klien juga diperingatkan untuk tidak mengunyah 
atau menelan obat atau minum air bersama obat 
d. Obat bukal bereaksi secara local pada mukosa 
atau secara sistemik ketika obat ditelan dalam 
saliva.
Pemberian Obat Melalui Bukal 
Prosedur Kerja : 
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
2. Memberikan obat kepada pasien. 
3. Memberitahu pasien agar meletakkan obat diantara gusi dan 
selaput mukosa pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya. 
4. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak 
minum dan berbicara selama obat belum terlarut 
seluruhnya. 
5. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi 
respons terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian 
obat.
Menyiapkan obat dari Ampul 
a. Persiapan alat: 
1. Catatan pemberian obat atau kartu obat 
2. Ampul obat sesuai resep 
3. Spuit dan jarum yang sesuai 
4. Kapas alcohol 
5. Kasa steril 
6. Baki obat 
7. Gergaji ampul (jika perlu) 
8. Label obat 
9. Bak spuit 
10. Bengkok
Prosedur pelaksanaan 
1. Siapkan peralatan 
2. Priksa label ampul dengan catatan obat atau 
kartu obat sesuai prinsip “lima benar” 
3. Lakukan penghitungan dosis sesuai 
kebutuhan. 
4. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas 
leher ampul dengan cara menjentikan jari 
tangan pada leher ampul beberapa kali atau 
dengan cara memutar ampul dengan tangan 
searah jarum jam. 
5. Letakan kasa steril di antara ibu jari tangan 
anda dengan ampul kemudian patahkan 
keleher ampul kearah menjauhi anda dan 
orang disekitar.
7. Buang leher ampul pada tempat khusus 
8. Tempatkan ampul pada permukaan yang datar 
9. Buka penutup jarum sepuit kemudian masukan jarum kedalam 
ampul tepat pada bagian tengah ampul. 
10. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dosis yang 
dibutuhkan. 
11. Keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali jarum sepuit 
dengan teknik yang benar. 
12. Jika terdapat gelembung udara pada spuit: 
a. Pegang sepuit secara vertical dengan jarum menghadap ke 
atas. 
b. Tarik pelunger kebawah dan jentikan spuit dengan jari. 
c. Dorong pelunger perlahan keatas untuk mengeluarkan udara, 
tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.
Menyiapkan obat dari Vial 
• Prosedur pelaksanaan 
1. Siapkan peralatan 
2. Periksa label vial dengan catatan obat atau 
kartu obat sesuai prinsip “lima benar” 
3. Lakukan penghitungan dosis sesuai 
kebutuhan. Periksa kembali jumlah larutan. 
4. Hitung dosis yang diperlukan. Jika perlu, 
rotasikan cairan yang ada dalam vial 
dengan menggunakan tangan agar 
tercampur sempurna. Tidak boleh 
mengocok larutan dalam vial karena dapat 
menyebabkan larutan menjadi berbuih. 
5. Buka segel pada bagian tutup obat tanpa 
menyentuh bagian karetnya.
1. Usap bagian karet tersebut dengan kapas alcohol. 
2. Buka tutup jarum. 
3. Masukan udara kedalam sepuit sesuai dengan jumlah obat yang 
dibutuhkan. 
4. Dengan hati-hati, masukan jarum secara tegak lurus tepat ditengah-tengah 
karet darai vial. 
5. Injeksi udara ke dalam vial, jaga agar ujung jarum spuit berada di atas 
permukaan cairan obat. 
6. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dosis yang dibutuhkan. 
7. Keluarkan jarum dari vial, tutup kembali jarum sepuit dengan teknik yang 
benar. 
8. Jika terdapat gelembung udara pada spuit: 
a. Pegang sepuit secara vertical dengan jarum menghadap ke atas. 
b. Tarik pelunger kebawah dan jentikan spuit dengan jari. 
c. Dorong pelunger perlahan keatas untuk mengeluarkan udara, tetapi jaga 
agar tidak mengeluarkan larutan.
Konsep Dan Tehnik Cara Pemberian 
Obat Melalui Intravena (Selang IV), 
Intracutan (IC), Subcutan (SC), Dan 
Intramuscular (IM)
Pemberian Obat melalui IV 
• Pemberian obat intravena 
adalah pemberian obat 
dengan cara memasukkan 
obat kedalam pembuluh 
darah vena menggunakan 
spuit. Pemberian obat 
secara intravena 
merupakan pemberian 
obat yang sangat 
BERBAHAYA.
Prosedur kerja 
• Siapkan obat dengan prinsip 6 benar 
• Salam terapeutik 
• Identifikasi klien 
• Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan 
• Atur klien pada posisi yang nyaman 
• Pasang perlak pengalas 
• Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja 
• Letakkan pembendung 
• Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, 
atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera 
dan nyeri yang berlebihan. 
• Pakai sarung tangan 
• Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, 
dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter 
sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk 
membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
• Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan. 
• Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area 
penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih 
kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang 
akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30. 
• Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena 
• Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan 
tangan dominan menarik plunger. 
• Observasi adanya darah pada spuit 
• Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan. 
• Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil 
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area 
penusukan 
• Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin 
• Kembalikan posisi klien 
• Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok 
• Buka sarung tangan 
• Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Pemberian Obat Melalui 
Intrakutan 
• Pemberian obat yang dilakukan 
dengan cara memasukan obat 
kedalam jaringan kulit yang 
dilakukan untuk tes alergi 
terhadap obat yang akan 
diberikan. Pada umumnya 
diberikan pada pasien yang akan 
diberikan obat antibiotik. 
Pemberian intrakutan pada 
dasarnya di bawah kulit atau di 
bawah dermis/epidermis. Secara 
umum pada daerah lengan tangan 
dan daerah ventral.
• Prosedur kerja 
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
c. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan . 
d. Pasang perlak/pengalas pada daerah yang akan dilakukan injeksi 
intrakutan. 
e. Ambil obat yang akan dilakukan tes alergi. Kemudian 
larutkan/encerkan dengan aquadest (cairan pelarut), ambil 0,55 cc dan 
encerkan lagi sampai 1 cc, lalu siapkan pada bak steril (bak injeksi). 
f. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas 
alcohol. 
g. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik/diinjeksi. 
h. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas 
membentuk sudut 15-20o terhadap permukaan kulit. 
i. Semprotkan obat hingga terjadi gelombang. 
j. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan mesase. 
k. Catatan reaksi pemberian.
Pemberian Obat Melalui Subkutan 
• Pemberian obat yang 
dilakukan dengan 
suntikan di bawah kulit.
Prosedur kerja 
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
b. Cuci tangan 
c. Berdasarkan daerah yang akan dilakukan suntikan. Bebaskan daerah 
suntikan bila pasien menggunakan pakaian berlengan. 
d. Ambil obat dalam tempanya sesuai dengan dosis yang akan diberikan. 
Kemudian, tempatkan pada bak injeksi. 
e. Desinfeksi dengan kapas alkohol. 
f. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan suntikan 
subkutan. 
g. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas sudut 
45o terhadap permukaan kulit. 
h. Lakukan spirasi. Bila tidak ada darah, semprotkan obat perlahan hingga 
habis. 
i. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Spuit bekas suntikan 
dimasukan kedalam bengkok. 
j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 
k. Catat prosedur pemberian obat dan respons pasien.
Pemberian Obat dengan memasukan obat kedalam jaringan 
otot. 
• Prosedur kerja 
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
2. Ambil obat dan masukan ke dalam spuit sesuai dengan 
dosis, kemudian letakan dalam bak injeksi. 
3. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan. 
4. Desinfeksi dengan kapas alcohol. 
5. Lakukan penyuntikan. 
Pada deltoid (lengan atas) dengan meminta pasien untuk 
duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi. 
7. Lakukan penusukan dengan jarum dengan possisi tegak 
lurus. 
8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirsi spuit bila tidak ada 
darah semprotkan obat secara perlahan hingga habis. 
9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan 
daerah penyuntikan dengan kapas alcohol , kemudian spuit 
yang telah digunakan diletakan dibengkok. 
10. Cuci tangan setealh prosedur dilakukan. 
11. Catat prosedur dan reaksi pemberian
Konsep Dan Tehnik Cara 
Pemberian Obat Secara Topical 
(Kulit, Mata, Telinga, Dan Hidung)
Pada kulit 
Pemberian obat yang dilakukan pada kulit dengan 
tujuan mempertahankan hidrasi lapisan kulit, melindungi 
permukaan kulit, atau mengatasi infeksi kulit. 
Prosedur kerja 
A. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
B. Cuci tangan. 
C. Gunakan sarung tangan. 
D. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat 
(bila terdapat kulit yang mengeras (kerak)) atau air sabun. 
E. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian, 
seperti mengoleskan, mengompres. 
F. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 
G. Catat prosedur dan respons pasien.
Prosedur kerja Pada Mata 
1. Jelaskan prosedur yang akan 
dilakukan. 
2. Atur posisi pasien dengan kepala 
mengadah dan posisi perawat di 
samping kanan pasien. 
3. Gunakan sarung tangan. 
4. Bersihkan daerah kelopak dan bulu 
mata dengan kapas lembap (atau tisu) 
dari sudut luar mata kearah hidung, 
bila angat kotor basuh dengan air 
hangat. 
5. Buka mata dengan menekan perlahan 
bagian bawah menggunakan ibu jari 
telunjuk di atas tulang orbita. 
6. Teteskan obat mata di atas sakus 
konjungtiva sesuai dosis. Minta pasien 
untuk menutup mata dengan 
perlahan ketika menggunakan tetes 
mata. 
7. Tutup mata dengan kasa bila perlu. 
8. Catat prosedur dan respons pasien.
• Pemberian obat yang dilakukan pada 
telinga dengan cara memberikan tetes telinga. 
• Prosedur kerja 
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
2. Cuci tangan. 
3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke 
kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang 
akan diobati, upayakan telinga pasien ke atas. 
4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun 
telinga ke atas atau kebelakang (pada anak). 
5. teteskan obat pada dinding saluran untuk 
mencegahterhalang oleh gelembung udara 
dengan jumlah tetesan sesuai dosis. 
6. Pertahankan posisi kepala selama 2-3 menit. 
7. Tutup telinga dengan dengan balutan dan 
plester (bila perlu) 
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 
9. Catat prosedur dan respons pasien.
Pada Hidung 
• Pemberian obat pada hidung dengan cara 
memberikan tetes hidung. Prosedur ini dilakukan pada 
inflamasi hidung (rhinitis). 
Prosedur Kerja 
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
2. Cuci tangan. 
3. Atur posisi pasien dengan cara: 
· Duduk di kursi dengan kepala tengadah kebelakang. 
· Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur. 
· Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala 
tengadah ke belakang. 
4. Berikan tetesan obat pada masing-masing lubang hidung 
(sesuai dosis). 
5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5 menit. 
6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 
7. Catat prosedur dan respons pasien.
• Pemberian obat yang dilakukan melalui anus atau rectum dengan tujuan 
memberikan efek local dan sistemik. 
• Prosedur kerja 
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 
b. Cuci tangan. 
c. Gunakan sarung tangan. 
d. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa. 
e. Olesi ujung obat supositorium dengan pelican. 
f. Minta pasien mengambil posisi tidur miring (Sims) lalu regangkan bokong 
dengan tangan kiri. Kemudian masukan supositoria dengan perlahan melalui 
anus, sfingter interna dan mengenai dinding rectal kurang lebih 10 cm pada 
orang dewasa, dan kurang lebih 5 cm pada anak/bayi. 
g. Setelah selesai, tarik jaringan dan bersihkan daerah skitar anal dengan tisu. 
h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang/miring selama kurang lebih 15 
menit. 
i. Kemudian lepaskan sarung tangan dan letakan di bengkok. 
j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 
k. Catat prosedur dan respon pasien.
• Pemberian obat yang dilakukan melalui vagina yang tersedia dalam bentuk krim dan 
supositoria untuk mengobati infeksi local. 
• Prosedur kerja 
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan -> cuci tangan-> Gunakan sarung tangan-> Buka 
pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa-> Bersihkan sekitar alat kelamin dengan 
kapas sublimat. 
Bila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator klim atau ikuti petunjuk yang 
tertera pada kemasan, regangkan lipatan labia dan masukan aplikator kurang lebih 7,5 cm 
dan dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat.Anjurkan pasien tidur dalam 
posisi dorsal rekumben. 
Bila obat jenis supositoria, buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat. 
Regankan labia minora dengan tangan kiri dan masukan obat sepanjang dinding kanal 
vagiana posterior sampai 7,5-10 cm. 
Setelah obat masuk, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar orifisium dan labila 
dengan tisu-> Anjurkan untuk tetap pada posisinya selam 10 menit agar obat terabsorpsi - 
>Cuci tangan setelah prosedur dilakukan -> Catat prsedur dan respons pasien
=> Prosedur kerja 
1. Jelaskan prosedur yang akan dikerjakan. 
2. Periksa identitas pasien dan ambil obat serta masukan kedalam spuit. 
3. Cari tempat untuk menyuntikan obat pada kantung. 
4. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan hentikan aliran cairan. 
5. Lakukan penyuntikan dengan menusukan jarum spuit kedalam kantung /wadah 
cairan. 
6. Setelah selesai, tarik spuit dan campurkan lautan dengan membolak-balikan 
kantung cairan dengan seksama dan perlahan. 
7. Atur kecepatan aliran cairan kembali. 
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 
9. Catat prosedur dan kaji respons pasien.
pemberian obat dalam keperawatan

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan imprinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im4nakmans4
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanCahya
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanChristian Paomey
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatSTIKES GRAHA MEDIKA
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiJoni Iswanto
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infuspjj_kemenkes
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalKampus-Sakinah
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhandayat hida
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Nenell 'kovalen' Miraldy
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalTri Kusniati
 
Instrumen Dalam Praktik Kebidanan
Instrumen Dalam Praktik KebidananInstrumen Dalam Praktik Kebidanan
Instrumen Dalam Praktik Kebidananpjj_kemenkes
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyIrwanBudiana2
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMAffiZakiyya
 

La actualidad más candente (20)

prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan imprinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im
 
Pemasangan infus
Pemasangan infusPemasangan infus
Pemasangan infus
 
Peran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatanPeran perawat dalam pengobatan
Peran perawat dalam pengobatan
 
SPO pemasangan NGT
SPO pemasangan NGTSPO pemasangan NGT
SPO pemasangan NGT
 
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihanPemeriksaan fisik sistem perkemihan
Pemeriksaan fisik sistem perkemihan
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obatPrinsip dan tehnik pemberian obat
Prinsip dan tehnik pemberian obat
 
Sterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksiSterilisasi dan disinfeksi
Sterilisasi dan disinfeksi
 
3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV3 Pemeriksaan TTV
3 Pemeriksaan TTV
 
Prosedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan InfusProsedur Melepaskan Infus
Prosedur Melepaskan Infus
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectalPrinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
Prinsip dan tehnik pemberian obat intravena dan rectal
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
Ppt kdpk
Ppt kdpkPpt kdpk
Ppt kdpk
 
Instrumen Dalam Praktik Kebidanan
Instrumen Dalam Praktik KebidananInstrumen Dalam Praktik Kebidanan
Instrumen Dalam Praktik Kebidanan
 
Sop vulva hygiene
Sop vulva hygieneSop vulva hygiene
Sop vulva hygiene
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
 
pemberian-oksigen
pemberian-oksigenpemberian-oksigen
pemberian-oksigen
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 

Destacado

Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatW Theresia
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Konsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian ObatKonsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian ObatvQhy
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Ida Part II
 
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Nurul Wulandari
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan Sainal Edi Kamal
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Shelfi Steiv
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obatpjj_kemenkes
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obatpjj_kemenkes
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Jonathan London
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Rusli Unci
 
Pemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-ObatanPemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-Obatanpjj_kemenkes
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obatFaizal Akbar
 
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesarPemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesarPangestu S
 
parenteral intracutan
parenteral intracutanparenteral intracutan
parenteral intracutanKhoirul Ummah
 

Destacado (20)

Prosedur pemberian obat
Prosedur pemberian obatProsedur pemberian obat
Prosedur pemberian obat
 
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat dalam Pemberian Obat
 
Konsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian ObatKonsep Dasar Pemberian Obat
Konsep Dasar Pemberian Obat
 
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
Makalah teknik pemberian obat (UNIVERSITAS NU SBY YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM)
 
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
Konsep Dasar Pemberian Obat (KDK II)
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
Implikasi proses keperawatan dalam farmakologi (I)
 
Farmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obatFarmakologi cara pemberian obat
Farmakologi cara pemberian obat
 
CARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBATCARA PEMBERIAN OBAT
CARA PEMBERIAN OBAT
 
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian ObatPrinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
Prinsip dan Peran Perawat Dalam Pemberian Obat
 
Penghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis ObatPenghitungan Dosis Obat
Penghitungan Dosis Obat
 
Farmakologi Keperawatan
Farmakologi KeperawatanFarmakologi Keperawatan
Farmakologi Keperawatan
 
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)Farmakologi (obat dan penggolongannya)
Farmakologi (obat dan penggolongannya)
 
Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1Materi buku ajar tetes mata 1
Materi buku ajar tetes mata 1
 
Pemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-ObatanPemberian Obat-Obatan
Pemberian Obat-Obatan
 
Farmakologi pengertian obat.pdf
Farmakologi   pengertian obat.pdfFarmakologi   pengertian obat.pdf
Farmakologi pengertian obat.pdf
 
77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat77599001 dosis-obat
77599001 dosis-obat
 
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesarPemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
Pemberian Obat Topical KDM II By pangestu chaesar
 
parenteral intracutan
parenteral intracutanparenteral intracutan
parenteral intracutan
 

Similar a pemberian obat dalam keperawatan

Makalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc ivMakalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc ivImas Nufazah
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Septian Muna Barakati
 
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptxKULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptxSabrinawht
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanLita Kamalia
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulinDasuki Suke
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulinDasuki Suke
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulinDasuki Suke
 
Pemasangan infus dengan baik dan benar
Pemasangan infus dengan baik dan benarPemasangan infus dengan baik dan benar
Pemasangan infus dengan baik dan benarstikesby kebidanan
 
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar a pemberian obat dalam keperawatan (20)

La rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii samLa rangki inksiiii sam
La rangki inksiiii sam
 
La rangki injeksi
La rangki injeksiLa rangki injeksi
La rangki injeksi
 
Prosedur Obat New.ppt
Prosedur Obat New.pptProsedur Obat New.ppt
Prosedur Obat New.ppt
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat
Pemberian obatPemberian obat
Pemberian obat
 
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
Pemberian obat AKPER PEMKAB MUNA
 
La rangki injeksi intravena n subkutan
La rangki injeksi intravena n subkutanLa rangki injeksi intravena n subkutan
La rangki injeksi intravena n subkutan
 
Makalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc ivMakalah pemberian obat sc iv
Makalah pemberian obat sc iv
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptxKULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
KULPENG - APLIKASI OBAT.pptx
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Sop peemberian insulin
Sop peemberian insulinSop peemberian insulin
Sop peemberian insulin
 
Pemasangan infus dengan baik dan benar
Pemasangan infus dengan baik dan benarPemasangan infus dengan baik dan benar
Pemasangan infus dengan baik dan benar
 
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Oralpemberian obat melalui AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 

Más de indah puspa pratiwi

Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kotaData kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kotaindah puspa pratiwi
 
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kotaData kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kotaindah puspa pratiwi
 
konsep dasar demografi, ketenagakerjaan, dan pemetaan
konsep dasar demografi, ketenagakerjaan, dan pemetaankonsep dasar demografi, ketenagakerjaan, dan pemetaan
konsep dasar demografi, ketenagakerjaan, dan pemetaanindah puspa pratiwi
 
HIV/AIDS menyerang Ibu Rumah Tangga
HIV/AIDS menyerang Ibu Rumah TanggaHIV/AIDS menyerang Ibu Rumah Tangga
HIV/AIDS menyerang Ibu Rumah Tanggaindah puspa pratiwi
 
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermainKebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermainindah puspa pratiwi
 

Más de indah puspa pratiwi (7)

Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kotaData kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
 
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kotaData kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
Data kesehatan kementrian kesehatan tahun 2012 dari 5 kota
 
konsep dasar demografi, ketenagakerjaan, dan pemetaan
konsep dasar demografi, ketenagakerjaan, dan pemetaankonsep dasar demografi, ketenagakerjaan, dan pemetaan
konsep dasar demografi, ketenagakerjaan, dan pemetaan
 
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisipemenuhan Kebutuhan nutrisi
pemenuhan Kebutuhan nutrisi
 
HIV/AIDS menyerang Ibu Rumah Tangga
HIV/AIDS menyerang Ibu Rumah TanggaHIV/AIDS menyerang Ibu Rumah Tangga
HIV/AIDS menyerang Ibu Rumah Tangga
 
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermainKebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
Kebutuhan istirahat, tidur, dan bermain
 
Pengkajian fisik new
Pengkajian fisik newPengkajian fisik new
Pengkajian fisik new
 

pemberian obat dalam keperawatan

  • 1.
  • 2. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien
  • 3. • Standar yang diterima masyarakat harus memenuhi kriteria berikut : a. Kemurnian b. Potensi c. Bioavailability d. Kemanjuran e. Keamanan • Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek samping
  • 4. • Beberapa faktor yang memengaruhi reaksi obat di antaranya Absorpsi Obat Distribusi Obat Dalam Tubuh Metabolisme (Biotransformasi) Obat Ekskresi
  • 5. Masalah dalam Pemberian Obat dan Intervensi Keperawatan 1. Menolak pemberian obat 2. Integritas kulit terganggu 3. Disorientasi dan bingung 4. Menelan obat bukal atau sublingual 5. Alergi kulit
  • 6. A. BERDASARKAN BERAT BADAN (rumus clark) B. BERDASARKAN UMUR (rumus young, fried) C. BERDASARKAN LUAS PERMUKAAN BADAN (pengukuran dengan monogram) Metoda perhitungan dosis yang lebih banyak Dipergunakan karena tingkat akurasinya Lebih tepat adalah berdasarkan berat badan.
  • 7. Rumus Clark : 푊 68 DOSIS ANAK = . D D = Dosis dewasa w = Berat badan Anak (kg) DOSIS ANAK BERAT BADAN ANAK -------------------- = ------------------------------ DOSIS DEWASA BERAT BADAN DEWASA BB DEWASA RATA-RATA (CLARK) : 68 KG/70 KG
  • 8. CONTOH SOAL Berapa dosis Amoksisilin yang harus diberikan kepada seorang anak dengan berat badan 20 kg, jika diketahui dosis maksimum (Dosis dewasa) Amoksisilin 500 mg, BB rata-rata Orang dewasa 60 kg. =>Dosis anak = (BB anak) x DD/DM BB (dewasa) Dosis Amoks = 20/60 x 500 mg = 166,6 mg = 1/3 tab ( Sehari 3x1/3 tab)
  • 9. Konsep dan Teknik Cara Pemberian Obat Melalui Oral, Sublingual, dan Bukal
  • 10. Konsep dan Tehnik Cara Pemberian Obat Melalui Oral • Pemberian Oral a. Paling mudah dan paling umum digunakan. b. Obat diberikan melalui mulut dan ditelan. c. Lebih murah.
  • 11. a. Persiapan Alat dan Bahan : 1) Daftar buku obat / catatan, jadwal pemberian obat. 2) Obat dan tempatnya. 3) Air minum dalam tempatnya.
  • 12. b. Prosedur Kerja : 1. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan. 2. Baca obat 3. Bantu untuk meminumkannya dengan cara: a. obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol -> tuangkan jumlah yang dibutuhkan. Jangan sentuh obat dengan tangan. b. Kaji kesulitan menelan. Bila ada, jadian tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman. c. Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian. 4. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
  • 13. a. Dirancang supaya, setelah diletakkan di bawah lidah dan kemudian larut, mudah di absorpsi b. Obat yang diberikan dibawah lidah tidak boleh ditelan c. Klien tidak boleh minum sampai seluruh obat larut.
  • 14. Pemberian Obat Melalui Sublingual • Prosedur Kerja : 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Memberikan obat kepada pasien. 3. Memberitahu pasien agar meletakkan obat pada bagian bawah lidah, hingga terlarut seluruhnya. 4. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya. 5. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
  • 15. a. Rute bukal dilakukan dengan menempatkan obat padat di membrane mukosa pipi sampai obat larut b. Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara bergantian di pipi kanan dan kiri supaya mukosa tidak iritasi c. Klien juga diperingatkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau minum air bersama obat d. Obat bukal bereaksi secara local pada mukosa atau secara sistemik ketika obat ditelan dalam saliva.
  • 16. Pemberian Obat Melalui Bukal Prosedur Kerja : 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Memberikan obat kepada pasien. 3. Memberitahu pasien agar meletakkan obat diantara gusi dan selaput mukosa pipi sampai habis diabsorbsi seluruhnya. 4. Menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum dan berbicara selama obat belum terlarut seluruhnya. 5. Catat perubahan dan reaksi terhadap pemberian. Evaluasi respons terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
  • 17. Menyiapkan obat dari Ampul a. Persiapan alat: 1. Catatan pemberian obat atau kartu obat 2. Ampul obat sesuai resep 3. Spuit dan jarum yang sesuai 4. Kapas alcohol 5. Kasa steril 6. Baki obat 7. Gergaji ampul (jika perlu) 8. Label obat 9. Bak spuit 10. Bengkok
  • 18. Prosedur pelaksanaan 1. Siapkan peralatan 2. Priksa label ampul dengan catatan obat atau kartu obat sesuai prinsip “lima benar” 3. Lakukan penghitungan dosis sesuai kebutuhan. 4. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan cara menjentikan jari tangan pada leher ampul beberapa kali atau dengan cara memutar ampul dengan tangan searah jarum jam. 5. Letakan kasa steril di antara ibu jari tangan anda dengan ampul kemudian patahkan keleher ampul kearah menjauhi anda dan orang disekitar.
  • 19. 7. Buang leher ampul pada tempat khusus 8. Tempatkan ampul pada permukaan yang datar 9. Buka penutup jarum sepuit kemudian masukan jarum kedalam ampul tepat pada bagian tengah ampul. 10. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dosis yang dibutuhkan. 11. Keluarkan jarum dari ampul, tutup kembali jarum sepuit dengan teknik yang benar. 12. Jika terdapat gelembung udara pada spuit: a. Pegang sepuit secara vertical dengan jarum menghadap ke atas. b. Tarik pelunger kebawah dan jentikan spuit dengan jari. c. Dorong pelunger perlahan keatas untuk mengeluarkan udara, tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.
  • 20. Menyiapkan obat dari Vial • Prosedur pelaksanaan 1. Siapkan peralatan 2. Periksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat sesuai prinsip “lima benar” 3. Lakukan penghitungan dosis sesuai kebutuhan. Periksa kembali jumlah larutan. 4. Hitung dosis yang diperlukan. Jika perlu, rotasikan cairan yang ada dalam vial dengan menggunakan tangan agar tercampur sempurna. Tidak boleh mengocok larutan dalam vial karena dapat menyebabkan larutan menjadi berbuih. 5. Buka segel pada bagian tutup obat tanpa menyentuh bagian karetnya.
  • 21. 1. Usap bagian karet tersebut dengan kapas alcohol. 2. Buka tutup jarum. 3. Masukan udara kedalam sepuit sesuai dengan jumlah obat yang dibutuhkan. 4. Dengan hati-hati, masukan jarum secara tegak lurus tepat ditengah-tengah karet darai vial. 5. Injeksi udara ke dalam vial, jaga agar ujung jarum spuit berada di atas permukaan cairan obat. 6. Aspirasi sejumlah cairan dari ampul sesuai dosis yang dibutuhkan. 7. Keluarkan jarum dari vial, tutup kembali jarum sepuit dengan teknik yang benar. 8. Jika terdapat gelembung udara pada spuit: a. Pegang sepuit secara vertical dengan jarum menghadap ke atas. b. Tarik pelunger kebawah dan jentikan spuit dengan jari. c. Dorong pelunger perlahan keatas untuk mengeluarkan udara, tetapi jaga agar tidak mengeluarkan larutan.
  • 22. Konsep Dan Tehnik Cara Pemberian Obat Melalui Intravena (Selang IV), Intracutan (IC), Subcutan (SC), Dan Intramuscular (IM)
  • 23. Pemberian Obat melalui IV • Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit. Pemberian obat secara intravena merupakan pemberian obat yang sangat BERBAHAYA.
  • 24. Prosedur kerja • Siapkan obat dengan prinsip 6 benar • Salam terapeutik • Identifikasi klien • Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan • Atur klien pada posisi yang nyaman • Pasang perlak pengalas • Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja • Letakkan pembendung • Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan. • Pakai sarung tangan • Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
  • 25. • Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan. • Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30. • Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena • Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger. • Observasi adanya darah pada spuit • Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-lahan. • Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan • Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin • Kembalikan posisi klien • Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok • Buka sarung tangan • Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
  • 26. Pemberian Obat Melalui Intrakutan • Pemberian obat yang dilakukan dengan cara memasukan obat kedalam jaringan kulit yang dilakukan untuk tes alergi terhadap obat yang akan diberikan. Pada umumnya diberikan pada pasien yang akan diberikan obat antibiotik. Pemberian intrakutan pada dasarnya di bawah kulit atau di bawah dermis/epidermis. Secara umum pada daerah lengan tangan dan daerah ventral.
  • 27. • Prosedur kerja a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. c. Bebaskan daerah yang akan dilakukan suntikan . d. Pasang perlak/pengalas pada daerah yang akan dilakukan injeksi intrakutan. e. Ambil obat yang akan dilakukan tes alergi. Kemudian larutkan/encerkan dengan aquadest (cairan pelarut), ambil 0,55 cc dan encerkan lagi sampai 1 cc, lalu siapkan pada bak steril (bak injeksi). f. Desinfeksi daerah yang akan dilakukan suntikan dengan kapas alcohol. g. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan disuntik/diinjeksi. h. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas membentuk sudut 15-20o terhadap permukaan kulit. i. Semprotkan obat hingga terjadi gelombang. j. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan mesase. k. Catatan reaksi pemberian.
  • 28. Pemberian Obat Melalui Subkutan • Pemberian obat yang dilakukan dengan suntikan di bawah kulit.
  • 29. Prosedur kerja a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. b. Cuci tangan c. Berdasarkan daerah yang akan dilakukan suntikan. Bebaskan daerah suntikan bila pasien menggunakan pakaian berlengan. d. Ambil obat dalam tempanya sesuai dengan dosis yang akan diberikan. Kemudian, tempatkan pada bak injeksi. e. Desinfeksi dengan kapas alkohol. f. Tegangkan dengan tangan kiri daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan. g. Lakukan penusukan dengan lubang jarum menghadap keatas sudut 45o terhadap permukaan kulit. h. Lakukan spirasi. Bila tidak ada darah, semprotkan obat perlahan hingga habis. i. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alkohol. Spuit bekas suntikan dimasukan kedalam bengkok. j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. k. Catat prosedur pemberian obat dan respons pasien.
  • 30. Pemberian Obat dengan memasukan obat kedalam jaringan otot. • Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Ambil obat dan masukan ke dalam spuit sesuai dengan dosis, kemudian letakan dalam bak injeksi. 3. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan. 4. Desinfeksi dengan kapas alcohol. 5. Lakukan penyuntikan. Pada deltoid (lengan atas) dengan meminta pasien untuk duduk atau berbaring mendatar dengan lengan atas fleksi. 7. Lakukan penusukan dengan jarum dengan possisi tegak lurus. 8. Setelah jarum masuk, lakukan aspirsi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan hingga habis. 9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol , kemudian spuit yang telah digunakan diletakan dibengkok. 10. Cuci tangan setealh prosedur dilakukan. 11. Catat prosedur dan reaksi pemberian
  • 31. Konsep Dan Tehnik Cara Pemberian Obat Secara Topical (Kulit, Mata, Telinga, Dan Hidung)
  • 32. Pada kulit Pemberian obat yang dilakukan pada kulit dengan tujuan mempertahankan hidrasi lapisan kulit, melindungi permukaan kulit, atau mengatasi infeksi kulit. Prosedur kerja A. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. B. Cuci tangan. C. Gunakan sarung tangan. D. Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (bila terdapat kulit yang mengeras (kerak)) atau air sabun. E. Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian, seperti mengoleskan, mengompres. F. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. G. Catat prosedur dan respons pasien.
  • 33. Prosedur kerja Pada Mata 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Atur posisi pasien dengan kepala mengadah dan posisi perawat di samping kanan pasien. 3. Gunakan sarung tangan. 4. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembap (atau tisu) dari sudut luar mata kearah hidung, bila angat kotor basuh dengan air hangat. 5. Buka mata dengan menekan perlahan bagian bawah menggunakan ibu jari telunjuk di atas tulang orbita. 6. Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva sesuai dosis. Minta pasien untuk menutup mata dengan perlahan ketika menggunakan tetes mata. 7. Tutup mata dengan kasa bila perlu. 8. Catat prosedur dan respons pasien.
  • 34. • Pemberian obat yang dilakukan pada telinga dengan cara memberikan tetes telinga. • Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Cuci tangan. 3. Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau ke kiri sesuai dengan daerah yang akan diobati, upayakan telinga pasien ke atas. 4. Luruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke atas atau kebelakang (pada anak). 5. teteskan obat pada dinding saluran untuk mencegahterhalang oleh gelembung udara dengan jumlah tetesan sesuai dosis. 6. Pertahankan posisi kepala selama 2-3 menit. 7. Tutup telinga dengan dengan balutan dan plester (bila perlu) 8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 9. Catat prosedur dan respons pasien.
  • 35. Pada Hidung • Pemberian obat pada hidung dengan cara memberikan tetes hidung. Prosedur ini dilakukan pada inflamasi hidung (rhinitis). Prosedur Kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. 2. Cuci tangan. 3. Atur posisi pasien dengan cara: · Duduk di kursi dengan kepala tengadah kebelakang. · Berbaring dengan kepala ekstensi pada tepi tempat tidur. · Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah ke belakang. 4. Berikan tetesan obat pada masing-masing lubang hidung (sesuai dosis). 5. Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5 menit. 6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 7. Catat prosedur dan respons pasien.
  • 36. • Pemberian obat yang dilakukan melalui anus atau rectum dengan tujuan memberikan efek local dan sistemik. • Prosedur kerja a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan. b. Cuci tangan. c. Gunakan sarung tangan. d. Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa. e. Olesi ujung obat supositorium dengan pelican. f. Minta pasien mengambil posisi tidur miring (Sims) lalu regangkan bokong dengan tangan kiri. Kemudian masukan supositoria dengan perlahan melalui anus, sfingter interna dan mengenai dinding rectal kurang lebih 10 cm pada orang dewasa, dan kurang lebih 5 cm pada anak/bayi. g. Setelah selesai, tarik jaringan dan bersihkan daerah skitar anal dengan tisu. h. Anjurkan klien untuk tetap berbaring telentang/miring selama kurang lebih 15 menit. i. Kemudian lepaskan sarung tangan dan letakan di bengkok. j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. k. Catat prosedur dan respon pasien.
  • 37. • Pemberian obat yang dilakukan melalui vagina yang tersedia dalam bentuk krim dan supositoria untuk mengobati infeksi local. • Prosedur kerja Jelaskan prosedur yang akan dilakukan -> cuci tangan-> Gunakan sarung tangan-> Buka pembungkus obat dan pegang dengan kain kasa-> Bersihkan sekitar alat kelamin dengan kapas sublimat. Bila menggunakan obat jenis krim, isi aplikator klim atau ikuti petunjuk yang tertera pada kemasan, regangkan lipatan labia dan masukan aplikator kurang lebih 7,5 cm dan dorong penarik aplikator untuk mengeluarkan obat.Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal rekumben. Bila obat jenis supositoria, buka pembungkus dan berikan pelumas pada obat. Regankan labia minora dengan tangan kiri dan masukan obat sepanjang dinding kanal vagiana posterior sampai 7,5-10 cm. Setelah obat masuk, tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar orifisium dan labila dengan tisu-> Anjurkan untuk tetap pada posisinya selam 10 menit agar obat terabsorpsi - >Cuci tangan setelah prosedur dilakukan -> Catat prsedur dan respons pasien
  • 38. => Prosedur kerja 1. Jelaskan prosedur yang akan dikerjakan. 2. Periksa identitas pasien dan ambil obat serta masukan kedalam spuit. 3. Cari tempat untuk menyuntikan obat pada kantung. 4. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan hentikan aliran cairan. 5. Lakukan penyuntikan dengan menusukan jarum spuit kedalam kantung /wadah cairan. 6. Setelah selesai, tarik spuit dan campurkan lautan dengan membolak-balikan kantung cairan dengan seksama dan perlahan. 7. Atur kecepatan aliran cairan kembali. 8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan. 9. Catat prosedur dan kaji respons pasien.