1. PENGUKURAN WAKTU KERJA OPERATOR PENGEMASAN
PRIMER (PENGEBOSAN) PADA STASIUN PENGEMASAN
KERIPIK LEO DI PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA
LAMPUNG
LAPORAN KERJA PRAKTEK
OLEH:
INDRA YASWANDI
(09130001)
TEKNIK INDUSTRI (STRATA 1)
2. Latar Belakang
Suatu pekerjaan akan dikatakan selesai secara efisien apabila waktu
penyelesaianya berlangsung paling singkat. Ukuran sukses dari suatu
sistem produksi dalam industri biasanya dinyatakan dalam bentuk besarnya
produktivitas atau besarnya output dan input yang dihasilkan. Dalam hal ini
ukuran kerja manusia merupakan faktor utama yang menentukan usaha
peningkatan produktivitas industri. Dalam pengukuran produktivitas
biasanya selalu dihubungkan dengan keluaran secara fisik, yaitu produk
akhir yang dihasilkan. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang
terbaik untuk ukuran kerja manusia dibutuhkan Pengukuran waktu kerja.
3. PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman dengan
beberapa varian produk yang diproduksinya seperti Keripik LEO, Pilus,
Kacang Telor dan Kacang Atom. Kondisi nyata yang terjadi pada
perusahaan ini adalah kurang jelasnya standar waktu yang diberikan kepada
operator pengemasan primer (pengebosan) Pcs Keripik LEO di stasiun
pengemasan, ini dikarenakan banyaknya metode kerja yang digunakan oleh
operator pengemasan yaitu pengemasan primer diantaranya metode 3-3-4,
metode 4-3-3 dan metode 5-5. Hal inilah yang menjadi dasar Penulis dalam
pengambilan judul “PENGUKURAN WAKTU KERJA OPERATOR
PENGEMASAN PRIMER (PENGEBOSAN) PADA STASIUN
PENGEMASAN KERIPIK LEO DI PT. GARUDAFOOD PUTRA
PUTRI JAYA LAMPUNG”.
4. Batasan Masalah
Agar masalah yang dibahas tidak terlalu luas dan menyimpang dari pokok
permasalahan serta keterbatasan waktu perhitungan maka perlu pembatasan
persoalan dalam pembuatannya, antara lain :
1. Penelitian dilakukan pada Departemen Produksi di PT. Garudafood Putra
Putri Jaya Lampung dari tanggal 02 Juli 2012 sampai pada tanggal 15 Agustus
2012.
2. Waktu baku yang ditentukan hanya pada proses pengemasan primer
(pengebosan) Pcs Keripik LEO pada stasiun pengemasan.
3. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan mengunakan metode jam henti
(Stopwatch).
5. Tujuan Kerja Praktek
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah:
• Untuk menentukan waktu baku dengan metode jam henti (stopwatch) pada
pengemasan primer (pengebosan) Pcs Keripik LEO.
• Mengetahui metode kerja tepat bagi operator pengemasan primer (pengebosan).
• Menentukan jumlah operator yang diperlukan dalam pengemasan primer
(pengebosan) Pcs Keripik LEO.
Manfaat Kerja Praktek
Manfaat yang didapat dari kerja praktek adalah:
• Menambah wawasan tentang proses produksi Keripik LEO di PT. Garudafood
Putra Putri Jaya Lampung.
• Dapat mengetahui kelangsungan kerja sebenarnya di lapangan.
• Dapat mengaplikasikan bekal ilmu yang telah didapat dibangku kuliah pada PT.
Garudafood Putra Putri Jaya Lampung.
• Dapat mengetahui dan memperluas pandangan Penulis sekaligus melakukan
perbandingan antara teoritis di bangku kuliah dengan keadaan yang sebenarnya.
• Dapat mengetahui peranan metode jam henti (stopwatch) yang didapat di bangku
kuliah dalam menentukan waktu kerja operator pengemasan primer (pengebosan)
Pcs Keripik LEO di PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung
Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek
6. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyusunan
laporan kerja praktek, penulis menggunakan dua studi yaitu:
– Studi Lapangan
Penulis melakukan pengukuran langsung di lapangan dengan
mengamati langsung aktivitas-aktivitas yang ada pada pengemasan
primer (pengebosan) Keripik LEO dan mengajukan pertanyaan kepada
pembimbing lapangan dan para karyawan yang terkait dengan hal-hal
yang berhubungan dengan penyusunan laporan kerja praktek ini
– Studi Pustaka
Mempelajari beberapa buku pustaka, literature yang berhubungan
dengan pengukuran waktu kerja dan pencarian di internet untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penyusunan laporan
kerja praktek ini dan dijadikan sebagai landasan teori untuk mendukung
dan menunjang laporan kerja praktek ini.
7. Tempat Kerja Praktek
Kerja praktek ini dilakukan di PT. Garudafood Putra Putri Jaya Lampung
yang beralamat di Jl. Ir. Sutami Km 6 Campang Raya Tanjung Karang
Timur Bandar Lampung.
Waktu Kerja Praktek
Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 02 Juli sampai dengan 15 Agustus
2012, dimulai pada jam 08.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB yakni dari
hari Senin sampai hari Jum’at sedangkan hari Sabtu dimulai dari jam 08.00
WIB sampai dengan 13.00 WIB.
8. Gambaran Umum Perusahaan
Grup Garudafood berawal dari sebuah perusahaan keluarga yang
bergerak di bisnis kacang garing, yakni PT. Tudung Putra Jaya. Perusahaan
ini didirikan pada tahun 1979 di Pati, Jawa Tengah, oleh almarhum Darmo
Putro yang memulai usahanya sebagai produsen tepung tapioka. Sejak
tahun 1987, perusahaan mulai serius berkosentrasi di bisnis kacang garing
dengan meluncurkan merek Kacang Garing Garuda, yang belakangan
sangat popular di masyarakat dengan sebutan ringkas Kacang Garuda.
9. Visi dan Misi Perusahaan
Visi :
a. menjadi perusahaan inovatif dan kreatif dan dinamis di industri makanan ringan
yang berskala internasional.
b. Memberikan yang terbaik kepada pelanggan dan selalu mengacu pada pemenuhan
kebutuhan pasar (market driven concept).
Misi :
a. Memuaskan konsumen dengan menyediakan :
1. Produk-produk makanan & minuman berkualitas.
2. Produk-produk konsumsi & layanan berkualitas yang bukan berasal dari
bahan-bahan yang merupakan hasil pengorbanan hewan atas kehendak
langsung perusahaan.
a. Membentuk komunitas karyawan untuk tumbuh bersama & mengembangkan
kualitas kehidupan, lingkungan kerja, & pekerjaan karyawan.
b. Menciptakan kemanfaatan jangka panjang yang berkesinambungan dalam
hubungan antara perusahaan dengan seluruh mitra usahanya.
c. Meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham, dengan menjalankan etika
bisnis & pengelolaan perusahaan yang baik.
10. Sampai saat ini terdapat 9 anak perusahaan Garudafood, anak
perusahaan itu adalah :
1. PT. Tudung Putra Jaya (TPJ), memproduksi kacang garing dan berdiri sejak tahun
1979.
2. PT. BPR Tayu Duta Persada (BPR), yang berdiri pada tahun 1988.
3. PT. Sinar Niaga Sejahtera (SNS), yang berperan sebagai perusahaan distribusi yang
didirikan pada tahun 1994.
4. PT. Garuda Putra Putri Jaya (GPPJ), memproduksi kacang lapis (coated peanuts),
berdiri sejak tahun 1995.
5. PT. Bumi Mekar Tani (BMT), yaitu perusahaan yang bergerak di perkebunan
kacang. Perusahaan ini menjamin pasokan kacang yang berkualitas bagi grup
GarudaFood. Didirikan pada tahun 1996.
6. PT. GarudaFood Jaya (GFJ), memproduksi biskuit dan berdiri pada tahun 1997.
7. PT. Triteguh Manunggal Sejati (TMS), sebagai produsen jelly dan didirikan pada
tahun 1998.
8. PT. Garuda Solusi Inti, berperan untuk mendidik para sales yang didirikan pada
tahun 2004.
9. PT. Dharana Inti Boga, memproduksi mountea didirikan pada tahun 2004.
11. Flowchart Proses Produksi Keripik LEO
Bahan
Baku
Dry
Mix
Wet
Mix
Forming
:
1Sheeting
2Cutting
Frying
Ambient
Cooling
Seasoning
Reproses
/
Rework
packing
Finish
Good
Start
Finish
Tidak
Sesuai
Standar
?
Ya
12. Landasan Teori
Pengukuran waktu kerja merupakan hal yang penting dalam upaya
pembakuan lamanya waktu suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan
secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Kata-kata wajar,
normal, dan terbaik dimaksudkan untuk menunjukan bahwa waktu baku
yang dicari bukanlah waktu penyelesaian pekerjaan yang diselesaikan
secara tidak wajar (terlalu cepat atau terlalu lambat), atau tidak normal
(pekerja dengan keterampilan istimewa atau sebaliknya), dan bukan pula
dikerjakan dalam sistem kerja yang belum baik.
13. Teknik pengukuran waktu kerja secara umum dapat dikelompokan ke
dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Pengukuran Waktu Secara Langsung
a. pengukuran dengan menggunakan metode jam henti (stopwatch method)
b. pengukuran dengan menggunakan metode sampling pekerjaan (uji petik
kerja).
2. Pengukuran Waktu Secara Tidak Langsung
a. berdasarkan data waktu baku
b. berdasarkan data waktu gerakan.
14. • Pengukuran Waktu Jam Henti
Sesuai dengan namanya maka pengukuran waktu ini menggunakan jam
henti (stopwatch) sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan
cara yang paling banyak dikenal dan karenanya paling banyak dipakai.
Salah satu yang menyebabkan adalah kesederhanaan aturan-aturan
pengajaran yang dipakai.
15. Pengukuran dengan menggunakan metode jam henti
(stopwatch method )
• Langkah-langkah Sebelum Melakukan Pengukuran
a. Penetapan Tujuan Pengukuran
b. Melakukan Penelitian Pendahuluan
c. Melatih Operator
d. Mengurai Pekerjaan atas Elemen-Elemen Pekerjaan
e. Tentang Tingkat Ketelitian, Tingkat Keyakinan dan Pengujian
Keseragaman Data
f. Melakukan Pengukuran Waktu
g. Melakukan Perhitungan Waktu Baku
16. • Hitung harga rata-rata dari harga rata-rata sub
grup dengan:
X=∑xi/k
• Hitung standar deviasi sebenarnya dari waktu
penyelesaian dengan:
σ =
• Hitung standar deviasi dari distribusi harga
rata-rata sub grup dengan:
• tentukan batas kontrol atas dan batas kontrol
bawah (BKA dan BKB) dengan:
BKA = x + 3σx
BKB = x - 3σx
• Uji keseragaman data
• Melakukan Perhitungan Waktu Baku
1. Hitung waktu siklus rata-rata dengan:
2. Hitung waktu normal dengan:
Wn = Ws x P
3. Hitung waktu baku
Wb = Wn + 1
21. • 1. Perhitungan jam henti Metode 3-3-4
• 2. Perhitungan jam henti Metode 5-5
• 3. Perhitungan jam henti Metode 4-3-3
22. Penentuan Jumlah Operator Berdasarkan Kapasitas Mesin
Kemas Kawasima
Penentuan jumlah operator ini berdasarkan kapasitas mesin kemas
Kawasima dimana pada stasiun pengemasan ini terdapat 3 mesin kemas
yang memiliki 6 corong kemas pcs.
• Kapasitas mesin kemas Kawashima
1 corong menghasilkan 65 pcs/menit 6 corong = 6 x 65 = 390
pcs/menit
• Pengemasan primer (pengebosan)
Untuk 1 kemasan primer (bos) berisi 20 Pcs
Jadi, jumlah bos dalam per menitnya adalah:
= = 19,5 bos/menit
Jumlah Pcs
Bos
390
20
Jumlah bos =
23. • Berdasarkan perhitungan waktu baku yang telah dilakukan, maka:
Waktu baku = 32,47 detik = 0,54 menit
Operator = Jumlah bos x waktu baku
= 19,5 x 0,54 = 10,55
• Jadi perhitungan untuk jumlah kebutuhan operator pengemasan primer
(pengebosan) Keripik LEO adalah 10 atau 11 orang.
24. Kesimpulan
1. Hasil waktu baku dari proses pengemasan primer (pengebosan) Pcs
keripik LEO setelah perhitungan waktu baku untuk metode 3-3-4 adalah
32.47 detik/ bos, metode 5-5 adalah 37.32 detik/bos dan metode4-3-3
adalah 33.21 detik/ bos.
2. Dari hasil perhitungan perbandingan metode diatas maka dapat diperoleh
bahwa metode yang paling efektif diterapkan pada operator pengemasan
primer (pengebosan) di stasiun pengemasan adalah metode 3-3-4, ini
disimpulkan dari perhitungan waktu penyelesaiannya paling singkat atau
cepat.
3. Jumlah kebutuhan operator pengebosan setelah perhitungan waktu baku
adalah 10 atau 11 orang.
25. Saran
1. Sebaiknya perusahaan melakukan perbaikan waktu baku (standart time),
untuk menetapkan waktu yang dibutuhkan dalam pengemasan primer
(pengebosan) agar tidak terjadi penumpukan pcs keripik LEO.
2. Jika masih terdapat penumpukan pcs keripik LEO pada stasiun
pengemasan sebaiknya dilakukan penambahan operator.
3. Untuk Perbaikan sistem pengemasan produk , sebaiknya dilakukan :
• Pelatihan tenaga kerja;
• Perbaikan Lingkungan Kerja;
• Pengecekan pada kemasan produk secara rutin karena sering terasa
licin pada kemasan sehingga operator sulit dalam pengebosan pcs,
akibatnya terjadi penumpukan pcs yang cukup banyak