Dokumen tersebut membahas tentang PSAK 105 yang mengatur akuntansi Mudharabah. PSAK 105 merupakan penyempurnaan dari PSAK 59 yang mengatur tentang akuntansi perbankan syariah, dengan menambahkan beberapa poin seperti pengakuan investasi Mudharabah, pembagian keuntungan/kerugian, dan akuntansi untuk pemilik dana dan pengelola dana. PSAK 105 berlaku untuk entitas yang melakukan transaksi Mudharabah
1. TUGAS KELOMPOK
TOPIK KHUSUS DALAM AKUNTANSI
PSAK 105 AKUNTANSI MUDHRABAH
DISUSUN OLEH :
Fitriasma Kindra 0109U264
Garry Gumilar 0109U427
Handy Sofyandi 0109U469
Innes Noor Fatimah 0109U223
Tanti Kustianti 0109U166
UNIVERSITAS WIDYATAMA
FAKULTAS EKONOMI
2012-2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
Perekonomian syariah pada saat ini telah berkembang dengan sangat pesat.
Makin banyak perusahaan yang berdasarkan syariah. Perusahaan
yang berlandaskan syariah akan mencari dana berdasarkan yang diperbolehkan
oleh syariah.
Terkadang banyak penyedia dana bersedia menyerahakan dananya atau
berinvestasi di dalam sebuah usaha syariah, namun tidak bersedia ikut serta dalam
proses pengelolaan usaha.Bentuk kerja sama usaha antara dua pihak di
mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak
kedua (pengelola dana) bertindak selaku pengelola di dalam
syariah disebut dengan mudharabah. Akad jenis ini semakin banyak dipakai di
kalangan
pengusaha.Oleh karena itu makalah ini akan membahas mengenai perlakuan akunt
ansiterhadap mudharabah.
Makalah ini didasarkan atas pernyataan standar akuntansi keuangan
(PSAK) no.105 yang berlaku di Indonesia.
3. BAB II
PEMBAHASAN
Mudharabahadalah akad kerja sama usaha antara dua pihak di mana
pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh dana, sedangkan pihak kedua
(pengeloladana) bertindak selaku pengelola, dan keuntungan dibagi di antaramere
ka sesuaikesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh
pemilik dana.
Mudharabah muthlaqahadalah mudharabah di mana pemilik dana
memberikankebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasinya.
Mudharabah muqayyadahadalah mudharabah di mana pemilik
danamemberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai
tempat, cara dan atauobjek investasi.
Mudharabah musytarakahadalah bentuk mudharabah di mana pengelola
danamenyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi.
Mekanisme transaksi Mudharabah yang dilakukan oleh oleh bank syariah bila
diasumsikan sebagai shahibul mal dan nasabah sebagai mudharib adalah :
A. Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola usaha harus secara
tunai, dapat berupa uang atau barang yang nilainya dinyatakan dengan satuan uang.
B. Hasil pengelolaan modal pembiayaan Mudharabah dapat dihitung dengan cara :
- Pendapatan usaha.
- Keuntungan usaha.
C. Hasil usaha dibagi sesuai dengan kesepakatan akad, tiap bulan atau waktu yang telah
disepakati. Bank akan menanggung semua kerugian kecuali kelalaian atau kecurangan
dari pengelola.
D. Bank berhak melakukan pengawasan pada usaha namun tidak berhak mencampuri
urusan usaha.
4. E. Jika nasabah melakukan cidera janji seperti tidak mau membayar kewajiban maka
dapat dikenakan sanksi administrasi.
Penyempurnaan Akuntansi Mudharabah pada PSAK 105
PSK 105 : Akuntansi mudharabah merupakan penyempurnaan dari PSAK 59:
Akuntansi Perbankan Syariah (2002) yang mengatur mengenai Mudharabah. Bentuk
penyempurnaan dan penambahan pengaturannya adalah sebagai berikut :
1. PSAK 105 berlaku untuk entitas yang melakukan transaksi Mudharabah baik
sebagai pemilik dana (shahibul maal) maupun pengelola dana (mudharib). Namun,
PSAK ini tidak berlaku untuk obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan akad
Mudharabah.
2. Sistematika penulisan secara garis besar disusun dengan memisahkan akuntansi
untuk pemilik dana (shahibul maal) dan akuntansi untuk pengelola dana (mudharib)
dalam transaksi Mudharabah.
3. Mudharabah yang dimaksud dalam PSAK ini terdiri dari Mudharabah mutlaqah,
Mudharabah muqayyadah, dan Mudharabah musytarakah.
4. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk entitas sebagai pemilik dana
penyempurnaan dilakukan untuk :
1. Pengakuan investasi Mudharabah pada saat penyaluran daana syrkah temporer;
dan
2. Pengakuan keuntungan / kerugian atas penyerahan asset nonkas dalam
investasi Mudharabah.
5. Pada bagian pengakuan dan pengukuran untuk akuntansi pembeli, penyempurnaan
dilakukan untuk :
1. Pengakuan dana syirkah temporer kelolaan;
2. Pengakuan modal mudharib bersama-sama dengan modal pemilik dana
(shahibul maal) dalam Mudharabah musytarakah.
5. Karakteristik Dari PSAK 105
1) Entitas dapat bertindak baik sebagai pemilik dana atau pengelola dana.
2) Mudharabah terdiri dari mudharabah muthlaqah, mudharabah muqayyadah, dan
Mudharabah musytarakah. Jika entitas bertindak sebagai pengelola dana, dana yang
diterima disajikan sebagai dana syirkah temporer.
3) Dalam Mudharabah muqayyadah, contoh batasan antara lain :
1. Tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;
2. Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan cicilan, tanpa penjamin,
atau tanpa jaminan; atau
3. Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi sendiri tanpa melalui
pihak ketiga.
4) Pada prinsipnya dalam penyaluran Mudharabah tidak ada jaminan, namun agar
pengelola dana tidak melakukan penyimpangan maka pemilik dana dapat meminta
jaminan dari pengelola dana atau pihak ketiga. Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila
pengelola dana terbukti melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati
bersama dalam akad.
5) Pengembalian dana syirkah temporer dapat dilakukan secara parsial bersamaan
dengan distribusi bagi hasil atau secara total pada saat akad Mudharabah diakhiri.
6) Jika dari pengelolaan dana syirkah temporer menghasilkan keuntungan maka porsi
jumlah bagi hasil untuk pemilik dana dan pengelola dana ditentukan berdasarkan nisbah
yang disepakati dari hasil usaha yang diperoleh selama periode akad. Jika dari
pengelolaan dana syirkah temporer menimbulkan kerugian maka kerugian financial
menjadi tanggungan pemilik dana.
6. Prinsip Pembagian Hasil Usaha
Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip
bagi hasil ataubagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, dasar pembagian
hasil usaha adalah lababruto bukan total pendapatan usaha (omzet). Sedangkan
jika berdasarkan prinsip bagilaba, dasar pembagian adalah laba netto yaitu
laba bruto dikurangi beban yang berkaitandengan pengelolaan dana mudharabah.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
1) Dalam syirkah temporer yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi
Mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset nonkas kepada pengelola
dana.
2) Pengukuran investasi Mudharabah adalah sebagai berikut :
(a) Investasi Mudharabah dalam bentuuk kas diukur sebesar jumlah dioberikan pada
saat pembayaran;
(b) Investasi Mudharabah dalam bentuk asset nonkas diukur sebesar nilai wajar asset
nonkas pada saat penyerahan :
1. i. Jika nilai wajar lebih rendah daripada nilai tercatatnya, diakui
sebagai kerugian;
2. ii. Jika niali wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui
sebagai keuntungan tangguhan dan diamortisasi sesuai jangka waktu akad
Mudharabah.
3) Jika nilai investasi Mudharabah turun sebelum usaha dimulai karena rusak, hilang,
atau factor lain yang bukan kelalaian pihak pengelola dana, maka penurunan nilai tersebut
diakui sebagai kerugian dan mengurangi saldo investasi Mudharabah.
7. 4) Jika sebagian investasi Mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya
kelalaian atau kesalahan pengelola dana, maka kerugian terbut diperhitungkan pada saat
bagi hasil.
5) Usaha Mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha
Mudharabah diterima oleh pengelola dana.
6) Dalam investasi Mudharabah yang diberikan dalam bentuk barang (nonkas) dan
barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan
secara efektif dalam kegiatan kegiatan Mudharabah, maka kerugian tersebut tidak
langsung mengurangi jumlah investasi, namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi
hasil.
7) Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukkan oleh :
1. Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi;
2. Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan yang lazim dan / atau yang telah
ditentukan dalam akad; atau
3. Hasil keputusan dari institusi yang berwenang.
8) Jika akad Mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum
dibayar oleh pengelola dana, maka investasi Mudharabah diakui sebagai piutang jatuh
tempo.
Penghasilan usaha
1) Jika investasi Mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui
dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.
2) Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad Mudharabah berakhir diakui
sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad Mudharabah
berakhir, selisih antara :
1. Investasi Mudharabah setelah dikurangi penysihan kerugian investasi;
2. Dan pembelian investasi Mudharabah, diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
8. 3) Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola
dana dan tidak mengurangi investasi Mudharabah.
4) Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang
jatuh tempo dari pengelola dana.
Penghasilan Usaha
Jika investasi mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan
usahadiakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang
disepakati.Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad mudharabah
berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada
saat akadmudharabah berakhir, selisih antara:
1. Investasi mudharabah setelah dikurangi pemyisihan kerugian investasi;
dan
2. Pengembalian investasi mudharabah diakui sebagai keuntungan atau
kerugian.Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola
dana dibebankan pada pengeloladana dan tidak mengurangi investasi
mudharabah.Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana
diakui sebagai piutang.
Akuntansi untuk Pengelola Dana
Dana yang diterima dari pemilik dana dalam akad mudharabah diakui
sebagaidana syirkah temporer sebesar jumlah kas atau nilai wajar aset nonkas
yang diterima.Pada akhir periode akuntansi, dana syirkah temporer diukur sebesar
nilai tercatatnya.
Jika pengelola dana menyalurkan dana syirkah temporer yang diterima ma
kapengelola dana mengakui sebagai aset.Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana
9. syirkah temporer yang sudahdiperhitungkan tetapi belum dibagikan kepada
pemilik dana diakui bagian kewajibansebesar bagi hasil yang menjadi porsi hak
pemilik dana.Kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian pengelola
dana diakuisebagai beban pengelola dana.
Mudharabah Musytarakah
Jika pengelola dana juga menyertakan dana dalam mudharabah musytarak
ah,maka penyaluran dana milik pengelola dana tersebut diakui sebagai
investasimudharabah.Akad mudharabah ternyata nerupakan perpaduan antara
akad mudharabah danakad musyarakah.
Pembagian hasil investasi mudharabah musytarakah, dapat
dilakukan sebagaiberikut:
1. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai mudharib) dan
pemilik danasesuai dengan nisbah yang disepakati, selanjutnya bagian
hasil investasi setelahdikurangi untuk pengelola dana (sebagai
mudharib) tersebut dibagi
antarapengelola dana (sebagai musytarik) dengan pemilik dana sesuai eng
an porsimodal masing-masing; atau
2. Hasil investasi dibagi antara pengelola dana (sebagai musytarik) dan
pemilik danasesuai dengan porsi modal masing-
masing, selanjutnya bagian hasil onvestasisetelah dikurangi untuk
pengelola dana (sebagai musytarik) tersebut dibagi antarapengelola dana
(sebagai mudharib) dengan pemilik dana sesuai dengan nisbahyang
disepakati.Jika terjadi kerugian atas investasi, maka kerugian dibagi sesuai
dengan porsimodal para musytarik.
PENYAJIAN
10. 1. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar
nilai tercatat
2. Pengelola dana menyajikan transaksi mudharabah laporan keunangan, tetapi tidak
terbatas, pada:
1. Dana syirkah temporer dari pemilik dana yang disajikan sebesaar jmlah
nominalnya untuk setiapa jenis mudharabah.
2. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh
tempo tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai
kewajiban.
3. Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi beum jatuh
tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.
PENGUNGKAPAN
Pemilik dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi mudharabah, tetapi
tidak terbatas pada:
1. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana, pembagian
hasilusaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain.
2. Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya;
3. Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan; dan
4. Pengungkapan yang diperlukan tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah.Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait transaksi
mudharabah, ttapi tidak terbatas, pada:
5. Isi kesepakatan utama usaha mudharabah, seperti porsi dana,penbagian has
ilusaha, aktivitas usaha mudharabah, dan lain-lain.
6. Rincian dana syirkah temporer yang diterima berdasarkan jenisnya;
7. Penyaluran dana yang beraal dari mudharabah muqayadah; dan
8. Pengungkapan yang diperlukan tentang Penyajian Laporan Keuangan
Syariah
11. BAB III
KESIMPULAN
1. Mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara
dua pihak di mana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan seluruh
dana, sedangkan pihak kedua(pebgelola dana) bertindak selaku
pengelola, dan keuntungan dibagi di antara merekasesuai
kesepakatan sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung
oleh pemilik dana.
2. Mudharabah terbagi tiga yaitu mudharabah muthlaqah,
musytarakah,muqayyadah.
3. Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip
bagihasil atau bagi laba. Jika berdasarkan prinsip bagi hasil, dasar
pembagian hasil usahaadalah laba bruto bukan total pendapatan usaha
(omzet). Sedangkan jika berdasarkanprinsip bagi laba, dasar pembagian
adalah laba neto yaitu laba bruto dikurangi bebanyang berkaitan dengan
pengelolaan dana mudharabah.
4. Jika entitas bertindak sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima
disajikansebagai dana syirkah temporer.
5. Pemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan
sebesar nilai tercatat.