1. Disampaikan oleh Wakil Dekan I Bidang
Akademik pada PKK MABA FIB UB Tahun 2016
31 Agustus 2016
2. Sistim Pendidikan
Status Mahasiswa
Kurikulum
Program Sarjana
Beban SKS
Penilaian Kemampuan
Akademik
Evaluasi Akademik
Pelaksanaan Perkuliahan
Predikat Kelulusan
Peranan Dosen PA
Evaluasi Dosen/PBM
Saran Untuk mahasiswa
Pendidikan
Tinggi
3. (1) Pendidikan tinggi merupakan jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
(2) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem
terbuka.
4. (1) Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan menerapkan
sistem kredit semester yang bobot belajarnya dinyatakan
dalam satuan kredit semester.
(2) Tahun akademik dibagi dalam 2 (dua) semester yaitu
semester gasal dan semester genap yang masing-masing
terdiri atas 14 (empat belas) sampai dengan 16 (enam belas)
minggu.
(3) Di antara semester genap dan semester gasal, perguruan
tinggi dapat menyelenggarakan semester antara untuk
remediasi, pengayaan, atau percepatan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai semester antara
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan
Menteri.
PP No.10/2010 , pasal 87
6. Mahasiswa mempunyai status terdaftar:
1.Registrasi Administrasi : SPP
2. Registrasi Akademik :
Berhak mendapatkan kartu tanda mahasiswa, mengurus
kartu rencana studi, mengikuti kuliah, ujian dan fasilitas lain:
misalnya perpustakaan.
Mahasiswa bisa terdaftar tapi tidak dapat mengikuti
kuliah :
1. Apabila mengajukan cuti kuliah karena berbagai
alasan
2. Tatacara mengajukan cuti dapat bertanya di bagian
akademik fakultas.
STATUS MAHASISWA
7. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan
program pendidikan tertentu.
Muatan kurikulum adalah sejumlah mata kuliah yang tersusun dalam
kurikulum.
Mata kuliah merupakan wadah atau bungkus sejumlah bahan kajian
yang terkait dengan kompetensi lulusan yang akan dicapai. Kurikulum
program studi memuat sejumlah mata kuliah umum dan sejumlah mata
kuliah keahlian untuk mengembangkan kompetensi lulusan dalam
program pendidikan vokasi, akademik, atau profesi
8. 1. Jumlah sks beban belajar minimal :144 sks, termasuk skripsi
2. Komposisi dan bobot sks mata kuliah:
Mata kuliah umum sepuluh 10 -15 sks yang terdiri dari:
Mata kuliah Pendidikan Agama (≥2 sks)
Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (≥2 sks)
Mata kuliah Bahasa Indonesia (≥2 sks)
Mata kuliah Bahasa Asing/Bahasa Inggris (≥2 sks)
Matematika atau Statistika atau Logika (≥2 sks)
3. Mata kuliah keahlian minimal 134 sks.
4. Skripsi/ tugas akhir/ karya seni/ bentuk lain yang setara, diberi bobot 6-8 sks
dan merupakan bagian dari mata kuliah keahlian.
5. Lama studi: minimal 4 tahun, sedangkan lama studi maksimal diatur oleh
masing-masing penyelenggara, yang diselaraskan dengan sistem penjaminan
mutu internal yang diterapkan oleh masing-masing pengelola perguruan
tinggi.
6. Seorang peserta didik yang mempunyai kemampuan luar biasa dapat
menyelesaikan studi Program Sarjana dalam waktu sekurang-kurangnya 3,5
tahun.
PROGRAM SARJANA
Disesuaikan dari Badan Standarisasi Nasional Perguruan Tinggi - 2011
9. BEBAN BELAJAR
•Pengertian Sistem Kredit Semester
Sistem Kredit Semester (SKS) adalah penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester (sks) untuk menyatakan beban belajar peserta
didik, beban kerja dosen, pengalaman belajar, dan beban penyelenggaraan program
pendidikan.
Lulusan Sarjana harus menempuh minimal 144 sks dan maksimal 160 sks
•Takaran Satuan Kredit Semester
Satuan kredit semester (sks) adalah takaran penghargaan terhadap beban belajar atau
pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh selama satu semester melalui kegiatan
terjadwal per minggu.
10. Kegiatan penilaian kemampuan akademik
suatu mata kuliah dilakukan melalui tugas
terstruktur, kuis, ujian tengah semester,
ujian akhir semester dan penilaian kegiatan
praktikum.
Nilai Akhir = 0,15 K + 0,20 TS + 0,10 P +0,25 UTS + 0,30 UAS
11. Huruf Mutu Angka Mutu Golongan
Kemampuan
Nilai Angka
A 4,0 Sangat Baik 81-100
B+ 3,5
Antara Sangat Baik
dan Baik
76-80
B 3,0 Baik 70-75
C+ 2,5
Antara Baik dan
Cukup
61-69
C 2,0 Cukup 56-60
D+ 1,5
Antara Cukup dan
Kurang
51-55
D 1,0 Kurang 45-50
E 0 Gagal 0-44
Penilaian Keberhasilan Matakuliah
NA = 0,15 K + 0,20 TS + 0,10 P +0,25 UTS + 0,30 UAS
12. PELAKSANAAN PERKULIAHAN
1. Jumlah pertemuan dalam satu semester
adalah 16, yang terdiri dari 14 pertemuan
perkuliahan, satu kali Ujian Tengah
Semester (UTS), dan satu kali Ujian Akhir
Semester (UAS).
2. Mahasiswa dapat mengikuti UAS apabila
mengikuti sekurang-kurangnya 80% dari
jumlah pertemuan dalam semester yang
bersangkutan.
Mahasiswa HARUS rajin mengikuti kuliah
13. IP Semester
Sebelumnya
Jumlah SKS mata
kuliah yang dpt
diambil
> 3,00 22 - 24 sks
2,5 – 2,99 19 - 21 sks
2,00 - 2,49 16 - 18 sks
1,50 - 1,99 12 - 15 sks
< 1,50 < 12 sks
Jumlah SKS mata kuliah yang dapat diambil berdasarkan IP
Semester sebelumnya
15. Diadakan pada
setiap liburan
semester Genap
Jenis matakuliah
berdasarkan
kesepakatan
Membantu
mahasiswa :
Mata kuliah lama
Memperbaiki Nilai
Mata kuliah baru
Mempercepat
kelulusan
www.themegallery.comCompany Logo
16. Predikat Kelulusan
1. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu
memuaskan, sangat memuaskan dan cum laude, yang
dinyatakan pada transkrip akademik.
2. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar penentu
predikat kelulusan adalah:
•IPK 2,00 - 2,75 : Memuaskan
•IPK 2,76 - 3,50 : Sangat Memuaskan
•IPK 3,51 - 4,00 : Dengan Pujian (Cum Laude)
Predikat kelulusan dengan pujian (Cum Laude) ditentukan
dengan memperhatikan masa studi maksimum, untuk
program S-1 adalah 4 tahun, dan untuk alih program adalah
(n + 0,25 ) tahun.
17. Masa studi tidak boleh melebihi 7 (tujuh)
tahun
18. Memberikan informasi tentang pemanfaatan
sarana dan prasarana penunjang bagi
kegiatan akademik dan non akademik
Membantu mahasiswa dalam mengatasi
masalah-masalah akademik
Membantu mahasiswa dalam
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
Memberikan rekomendasi tentang
keberhasilan mahasiswa untuk keperluan
tertentu
Membantu mahasiswa dalam
mengembangkan kepribadian
19. 1. Setiap Semester Fakultas mengirimkan Kemajuan Studi
Mahasiwa melalui Surat kepada Orangtua/Wali Mahasiswa
2. Apabila Orangtua Mahasiswa belum mendapatkan Kartu Hasil
Studi (KHS) Mohon langsung ke bagian akademik Fakultas
3. Membantu mengurus kegiatan akademik, misalnya pengajuan
cuti
20. www.themegallery.comCompany Logo
Setiap semester fakultas melakukan evaluasi pelaksanaan
perkuliahan berkaitan dengan Proses belajar mengajar ( dosen dll) :
sebagian mahasiswa (10-20%) mengisi kuesioner
(mohon diisi oleh mahasiswa dengan jujur
demi terjaminnya kualitas proses belajar)
21. Apabila ada kesulitan dalam akademik mohon
dikonsultasikan dengan dosen PA
Apabila merasa belum mendapatkan solusi,
mahasiswa dapat konsultasi dengan Ketua
Program Studi
Mahasiswa dimohon untuk segera mencari
solusi apabila tidak memenuhi persyaratan
akademik
Selalu mengikuti kuliah dan belajar dengan
tekun
22. Perguruan Tinggi (PT) pada dasarnya adalah lembaga
yang memiliki fungsi sebagai agen perubahan
dalam masyarakat.
Lulusan PT di era globalisasi di tuntut menguasai
soft skill dan hard skill sama baiknya. Hard skill atau
keterampilan teknis, harus diikuti oleh keterampilan
mengelola diri dan orang lain (soft skills). Pendidikan soft
skills bertumpu pada pembinaan mentalitas agar lulusan
dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan.
excellence with morality
23. Kemampuan yang dikatagorikan sebagai hard
skill, antara lain: oral communication
skill, knowledge of field, knowledge of
technology, dan writen communication
skill. Sedang Soft Skills antara lain: ability to
team work setting, analitical skill, logical skill, dan
ability to independently.
excellence with morality
24. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika
Serikat ternyata kesuksesanseseorang tidak
ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih
oleh kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill). Penelitian ini
mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar
20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.
excellence with morality
25. Lifelong learning
Area perilaku belajar : kognitif, afektif
dan psikomotorik
Faktor pendukung: latihan,
maturasi dan pembiasan
excellence with morality
26. Membutuhkan:
Latihan secara tekun, konsisten, dan
terus menerus
Maturasi (kematangan dari aspek
perkembangan fisik dan psikologis)
Pembiasaan agar perilaku menjadi
bagian dari kepribadian (jika perilaku tidak
dilakukan seperti kehilangan sesuatu dari
diri)
excellence with morality
27. (1) Karakteristik proses pembelajaran terdiri atas sifat
interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual,
tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada
mahasiswa.
(2) (2) Interaktif sebagaimana dimaksud menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih dengan
mengutamakan proses interaksi dua arah antara
mahasiswa dan dosen.
excellence with morality
28. (3) Holistik sebagaimana dimaksud menyatakan bahwa
proses pembelajaran mendorong terbentuknya pola
pikir yang komprehensif dan luas dengan
menginternalisasi keunggulan dan kearifan lokal
maupun nasional.
(4) Integratif sebagaimana dimaksud menyatakan bahwa
capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang terintegrasi untuk memenuhi
capaian pembelajaran lulusan secara keseluruhan
dalam satu kesatuan program melalui pendekatan
antardisiplin dan multidisiplin.
excellence with morality
29. (5) Saintifik menyatakan bahwa capaian pembelajaran
lulusan diraih melalui proses pembelajaran yang
mengutamakan pendekatan ilmiah sehingga tercipta
lingkungan akademik yang berdasarkan sistem nilai,
norma, dan kaidah ilmu pengetahuan serta
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan kebangsaan.
(6) Kontekstual menyatakan bahwa capaian
pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang disesuaikan dengan tuntutan
kemampuan menyelesaikan masalah dalam ranah
keahliannya.
excellence with morality
30. (7) Tematik sebagaimana dimaksud menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih
melalui proses pembelajaran yang disesuaikan
dengan karakteristik keilmuan program studi
dan dikaitkan dengan permasalahan nyata
melalui pendekatan transdisiplin.
(8) Efektif sebagaimana dimaksud menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih
secara berhasil guna dengan mementingkan
internalisasi materi secara baik dan benar
dalam kurun waktu yang optimum.
excellence with morality
31. (9) Kolaboratif sebagaimana dimaksud menyatakan
bahwa capaian pembelajaran lulusan diraih melalui
proses pembelajaran bersama yang melibatkan
interaksi antar individu pembelajar untuk
menghasilkan kapitalisasi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
(10) Berpusat pada mahasiswa menyatakan bahwa
capaian pembelajaran lulusan diraih melalui proses
pembelajaran yang mengutamakan pengembangan
kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan
mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam
mencari dan menemukan pengetahuan.
excellence with morality
32. Kuliah merupakan bentuk interaksi antara
dosen, mahasiswa dan
pengetahuan/ketrampilan
Pemahaman dan persepsi mengenai
hubungan ketiga faktor tersebut sangat
menentukan keberhasilan proses belajar.
Namun hal yang perlu dicatat adalah bahwa
kuliah bukan satu-satunya sumber
pengetahuan dan bukan satu-satunya
kegiatan belajar.
33. Namun hal yang perlu dicatat adalah bahwa kuliah
bukan satu-satunya sumber pengetahuan dan bukan
satu-satunya kegiatan belajar.
Kuliah dan dosen dianggap merupakan sumber
pengetahuan utama (dan bahkan satu-satunya)
sehingga catatan kuliah merupakan jimat yang ampuh
dan dosen merupakan dewa pengetahuan (tapi hanya
karena menyembunyikan pengetahuan tersebut).
Akibatnya, mahasiswa kebanyakan mempunyai
perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar dan
catat (D3C). Catatan kuliah dianggap sumber
pengetahuan dan bahkan kalau perlu mahasiswa tidak
usah datang ke kuliah tetapi memfotokopi saja
catatan mahasiswa yang lain "mesin dengarkopi“.
34. Mahasiswa dan dosen mempunyai kedudukan
yang sama dalam akses terhadap pengetahuan.
Dosen berbeda dengan mahasiswa karena
wawasan dan pengalaman-pengalaman berharga
yang dimilikinya yang berkaitan dengan
pengetahuan tersebut. Wawasan dan
pengalaman dosen diperoleh karena mereka
telah mengalami proses belajar dan karena
pergaulannya dengan para praktisi atau karena
riset atau penelitian yang dilaksanakannya.
Dengan demikian, kuliah harus diartikan sebagai
forum untuk mengkonfirmasi pemahaman
mahasiswa terhadap pengetahuan yang bebas
tersebut.
35. Fakta yang tidak dapat dihindari adalah bahwa waktu
kuliah (temu-kelas) adalah sangat pendek dan terbatas. Di
lain pihak, cakupan materi dan kedalaman pemahaman
tidak dapat diberikan secara seketika dalam waktu yang
pendek tersebut. Masalahnya adalah apakah yang harus
dikerjakan dalam waktu yang sangat pendek dan terbatas
tersebut. Kalau kuliah diisi dengan kegiatan yang
sebenarnya mahasiswa dapat melakukan sendiri di luar jam
temu kelas maka kelas tersebut sama sekali tidak
mempunyai nilai tambah. Di dalam kelas tersebut tidak
terjadi proses belajar yang sesungguhnya; yang
sesungguhnya terjadi adalah pengalihan catatan dosen ke
catatan kuliah mahasiswa melalui proses dengarkopi
(proses yang jauh lebih primitif dibandingkan dengan
fotokopi). Keefektifan temu kelas dalam menunjang proses
belajar sangat tergantung pada pemahaman dan konsepsi
dosen dan mahasiswa terhadap arti temu kelas.
Kesenjangan pengertian dapat menimbulkan frustrasi di
kedua belah pihak.
37. Proses belajar merupakan kegiatan yang
terencana dan kuliah merupakan kegiatan untuk
memperkuat (to reinforce) pemahaman
mahasiswa terhadap materi pengetahuan sebagai
hasil kegiatan belajar mandiri.
Bila pada awal temu kelas mahasiswa telah
menyiapkan diri sebelumnya maka mahasiswa
telah mempunyai pengetahuan awal yang cukup
memadai.
Bila mahasiswa tidak menyiapkan diri dan masuk
kelas dalam keadaan kosong pikirannya maka
pemahaman akan menjadi terhambat atau
bahkan tidak ada proses pemahaman sama sekali
karena instruktur tidak lagi menjelaskan segala
masalah secara rinci dan runtut.
38. Kesepakatan (commitment) antara dosen dan
mahasiswa dalam bentuk rencana/program
belajar dan silabus merupakan keharusan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Dengan adanya
kesepakatan tersebut sebenarnya tersirat bahwa
dosen dan mahasiswa harus memegang buku
materi dan acuan yang sama (paling tidak ada
buku dan acuan lain yang selalu harus dibawa
dan digunakan bersama di kelas).
Paling tidak temu kelas harus merupakan ajang
konfirmasi pemahaman mahasiswa terhadap
materi pengajaran yang sudah jelas sumbernya
dengan pemahaman dan pengalaman dosen
terhadap materi yang sama.
39. Dalam proses belajar mengajar yang efektif,
dosen semestinya harus dipandang sebagai
seorang manajer kelas. Sumber pengetahuan
utama adalah buku, perpustakaan, artikel
dalam majalah, hasil penelitian, dan media
cetak atau audio-visual lainnya (termasuk
pengalaman dosen tentunya).
Dosen harus dipandang sebagai nara sumber
(resource person) proses belajar. Dalam
teknologi pendidikan, dikatakan bahwa
dosen bertindak sebagai director, facilitator,
motivator, dan evaluator proses belajar.
40. Kemandirian belajar adalah hasil suatu proses dan
pengalaman belajar itu sendiri. Kalau proses belajar tidak
memberi pengalaman bahwa belajar merupakan suatu
kegiatan individual maka perilaku mandiri dalam belajar
akan tetap merupakan impian.
Kemandirian belajar harus dimulai sejak pertama kali
mahasiswa memasuki perguruan tinggi. Hal ini
dimungkinkan kalau terdapat buku pegangan yang
memadai yang dapat dijadikan pegangan bersama antara
dosen dan mahasiswa.
Di samping itu, mahasiswa harus punya keyakinan bahwa
dosen bukan sumber pengetahuan utama. Sumber
pengetahuan utama tersedia di perpustakaan dan di media
cetak atau audio-visual lainnya. Kemandirian merupakan
sikap yang terbentuk akibat rancangan proses belajar yang
cermat. Sikap/perilaku mandiri merupakan sikap yang
sengaja dibentuk dan bukan sesuatu yang datang dengan
sendirinya.
41. Mensyukuri Pilihan untuk Kuliah
Pilihan untuk melanjutkan kuliah tentunya
merupakan jalan yang terbaik melihat
kondisi masyarakat dan bangsa sekarang ini.
Kesempatan yang tidak dapat dirasakan oleh
setiap orang ini sebaiknya disyukuri secara
mendalam agar menjadi nilai ibadah.
Mungkin saja kuliah di FIB bukan merupakan
pilihan utama, tetapi mungkin saja jalan ke
depan harus dilalui melalui jalur ini.
42. Menyiapkan Diri untuk Kuliah
Merencanakan perkuliahan berarti menentukan tujuan-
tujuan yang harus dicapai selama kuliah sekaligus sebagai
bekal untuk masa depan. Agar tujuan tersebut tercapai
mahasiswa harus melakukan pengelolaan diri dan sumber
daya untuk mencapai tujuan tersebut serta selalu merefleksi
dan mengevaluasi diri sejauh mana tujuan telah tercapai.
Untuk itu anda perlu:
(1) Memahami sistem akademik
(2) Memahami lingkungan dan suasana kampus
(3) Memahami kekuatan dan kelemahan diri
43. Merencanakan Strategi untuk Keberhasilan
Kuliah
Setelah mampu memahami sistem akademik,
lingkungan, serta kelebihan dan kelemahan
diri, mahasiswa dapat merencanakan strategi
untuk keberhasilan kuliah. Hal-hal yang harus
dilakukan dalma perencanaan adalah : (1)
menetapkan dan memantapkan tujuan
jangka menengah (selama kuliah) dan jangka
panjang (pasca kuliah); dan (2) merancang
strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
44. (1) Gaya belajar sebagai mahasiswa
(2) Hubungan dengan dosen
(3) Interaksi sesama mahasiswa
(4) Keaktifan dalam kegiatan kemahasiswaan
(5) Interaksi dengan masyarakat
45.
46. B. NILAI KREDIT DAN BEBAN STUDI
1. Nilai Kredit Semester untuk Perkuliahan
Untuk perkuliahan, nilai satu kredit semester ditentukan
berdasarkan atas beban kegiatan yang meliputi keseluruhan
kegiatan per minggu sebagai berikut.
a. Untuk mahasiswa
(1) Lima puluh menit acara tatap muka terjadwal dengan dosen,
misalnya dalam bentuk kuliah, seminar, dan sebagainya.
(2) Enam puluh menit acara kegiatan akademik terstruktur, yaitu
kegiatan studi yang tidak terjadual tetapi direncanakan oleh
dosen, misalnya dalam bentuk
mengerjakan pekerjaan rumah atau menyelesaikan soal-soal.
(3) Enam puluh menit acara kegiatan akademik mandiri, yaitu
kegiatan yang harus dilakukan untuk mendalami, mempersiapkan
atau tujuan lain suatu tugas akademik, misalnya dalam bentuk
membaca buku referensi.
47. Keberhasilan studi mahasiswa dinyatakan
dengan indeks prestasi (IP) yang ditulis
dengan angka.
Evaluasi keberhasilan studi mahasiswa
dilaksanakan untuk menilai apakah
mahasiswa dapat melanjutkan studi atau
tidak.
Evaluasi Studi dilakukan pada tiap akhir
semester tahun pertama, tahun kedua, tahun
ketiga, tahun keempat dan akhir studi.
48. Evaluasi keberhasilan studi tahun pertama
dilakukan pada akhir tahun pertama
kumulatif terhitung sejak pertama kali
mahasiswa terdaftar pada Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Brawijaya. Mahasiswa
diperkenankan melanjutkan studi apabila
memenuhi syarat sebagai berikut.
Mengumpulkan sekurang-kurangnya 20 sks.
Mencapai Indeks Prestasi kumulatif (IPK) > 2,00
Memenuhi syarat-syarat lain yang ditentukan
masing-masing fakultas
49. Evaluasi keberhasilan studi dua tahun hanya
dilakukan terhadap mahasiswa terdaftar
pada tahun akademik yang bersangkutan
setelah menempuh pendidikan selama 4
semester kumulatif. Mahasiswa
diperkenankan melanjutkan studi jika
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
Sekurang -kurangnya telah mengumpulkan 48 sks.
IP kumulatif sekurang-kurangnya > 2,00
Memenuhi syarat-syarat lain yang ditentukan
masing-masing fakultas
50. Evaluasi keberhasilan studi tiga tahun hanya
dilakukan terhadap mahasiswa terdaftar
pada tahun akademik yang bersangkutan
setelah mahasiswa menempuh pendidikan
selama enam semester kumulatif. Mahasiswa
diperkenankan melanjutkan studi jika
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
Sekurang -kurangnya telah mengumpulkan 72 sks.
IP kumulatif sekurang-kurangnya > 2,00
Memenuhi syarat-syarat lain yang ditentukan
masing-masing fakultas
51. Evaluasi keberhasilan studi tiga tahun hanya
dilakukan terhadap mahasiswa terdaftar pada tahun
akademik yang bersangkutan setelah menempuh
pendidikan selama delapan semester kumulatif.
Mahasiswa diperkenankan melanjutkan studi jika
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
Sekurang -kurangnya telah mengumpulkan 96 sks.
IP kumulatif sekurang-kurangnya > 2,00
Untuk Tugas akhir akan dievaluasi setiap semester
melalui mekanisme diatur masing-masing fakultas
Evaluasi studi mahasiswa alih program diatur oleh
masing-masing fakultas.
52. Program sarjana harus diselesaikan dalam
waktu tidak lebih dari tujuh tahun, terhitung
mulai saat mahasiswa terdaftar sebagai
mahasiswa. Jika ternyata sampai batas masa
studi yang ditentukan, mahasiswa belum
dapat menyelesaikan studi sarjananya, maka
yang bersangkutan dinyatakan tidak mampu
melanjutkan masa studinya.
Masa studi tujuh tahun tersebut tidak
termasuk cuti akademik/terminal, tetapi
bagi mahasiswa yang tidak mendaftar ulang
tanpa seijin Rektor tetap diperhitungkan
sebagai masa studi.
53. Predikat kelulusan terdiri atas 3 tingkat yaitu
memuaskan, sangat memuaskan dan cum
laude, yang dinyatakan pada transkrip
akademik.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebagai dasar
penentu predikat kelulusan adalah:
IPK 2,00 - 2,75 : Memuaskan
IPK 2,76 - 3,50 : Sangat Memuaskan
IPK 3,51 - 4,00 : Dengan Pujian (Cum Laude)
Predikat kelulusan dengan pujian (Cum
Laude) ditentukan dengan memperhatikan
masa studi maksimum.
54. Kesempatan untuk kuliah di PT adalah kesempatan yang
harus dapat dimanfaatkan oleh setiap mahasiswa apalagi
diterima PTN. Kesempatan ini harus disyukuri dalam wujud
kesungguhan dalam belajar selama kuliah serta dalam
beraktivitas secara luas baik dalam ruang lingkup kampus
maupun di luar kampus.
Perencanaan yang matang dalam perkuliahan akan
membantu para mahasiswa memproyeksikan masa
depannya karena mahasiswa tersebut akan mampu
mengorganisir segala sumber daya yang ia miliki dalam
membangun kapasitas dirinya lebih baik.
Keberhasilan kuliah akan sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor seperti : gaya belajar mahasiswa, interaksi dengan
dosen, sesama mahasiswa, masyarakat kampus serta
keaktifan dalam kegiatan kemahasiswaa. Faktor-faktor
tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa
dalam mengelola waktu dan sumber daya serta
kemampuannya berinteraksi secara baik dengan semua
pihak.
56. Beda Antara Belajar Di Sekolah Dan Di Perguruan Tinggi
http://www.pendidikanislam.net
DIRJEN DIKTI, 2012. PARADIGMA BELAJAR DI
PERGURUAN TINGGI
Lidinillah, Dindin AM, 2009. Belajar di Perguruan Tinggi
http://dindin-abdulmuiz.blogspot.com
Permenristektikti NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI
Suwardjono. 2004.Perilaku Belajar di Perguruan Tinggi.
www.suwardjono.com