Laporan menyoroti situasi demam berdarah dengung di Kabupaten Lampung Timur tahun 2018 dengan beberapa poin utama. Pertama, jumlah kasus DBD sebanyak 205 kasus yang semuanya ditangani sesuai prosedur operasional standar. Kedua, angka insiden 19,7/100.000 penduduk dan angka kematian nol persen berada di bawah target program. Ketiga, sebaran kasus tertinggi di puskesmas Pugung Raharjo, Pasir Sakti, dan P
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
Situasi Demam Berdarah Dengue di Lampung Timur 2018
1. SITUASI DEMAM BERDARAH DENGUE
KAB. LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2018
DINAS KESEHATAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
SEKSI P2PM
Sumber : Laporan
Bulanan Puskesmas
2. A. LATAR BELAKANG
• Penyakit DBD cenderung semakin luas penyebarannya
dan menjadi masalah kesehatan yang berpotensi dapat
menyebabkan kematian dan menimbulkan KLB.
• Terdapat beberapa wilayah yang endemis dan secara
sporadis terjadi hampir diseluruh wilayah Lampung
Timur.
• Lemahnya aspek manajemen kasus, manajemen vektor,
dan peran serta masyarakat.
• Vaksin atau obat untuk virus DBD belum ada.
I. PENDAHULUAN
3. B. Tujuan
• Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan
dan pengendalian DBD.
• Menurunkan jumlah kelompok masyarakat yang beresiko
terhadap penularan DBD.
• Melaksanakan penanganan penderita sesuai standar.
• Menurunkan angka kesakitan DBD.
• Menurunkan angka kematian akibat DBD.
4. C. Sasaran/Target indikator program
Tahun 2018
▫ Tercapainya 100% penderita ditangani.
▫ Angka insiden kasus DBD sebesar <49/100.000
penduduk.
▫ Tercapai angka bebas jentik ≥95%.
▫ Mempertahankan angka kematian <1%.
▫ Ketersediaan logistik penanggulangan.
5. II. ANALISA SITUASI
• Tenaga
Terdapat 1 orang tenaga pelaksana fungsional program di
kabupaten, dan 34 orang tenaga pengelola program di 34
puskesmas.
• Sarana Prasarana
Kendaraan Operasional, Mesin Fogging Hot Fogger, Formulir, Buku
pedoman, Logistik penanggulangan (insektisida dan larvasida).
• Biaya
Sumber pembiayaan penanggulangan DBD berasal dari APBD
Kabupaten.
A. INPUT PROGRAM
6. B. PROSES
• Surveilans epidemiologi
Meliputi kegiatan surveilans aktif maupun pasif, surveilans vektor, surveilans laboratorium dan
surveilans terhadap faktor resiko penularan penyakit.
• Penemuan dan tatalaksana kasus
Penyediaan sarana dan prasarana di puskesmas dan rumah sakit.
• Pengendalian vektor
Fase nyamuk dewasa dengan pengasapan dan fase jentik nyamuk dengan PSN 3M Plus :
Secara fisik dengan menguras, menutup dan memanfaatkan barang bekas.
Secara kimiawi dengan larvasida.
Secara biologis dengan pemberian ikan.
Cara lainnya seperti penggunaan repellent, obat nyamuk bakar, kelambu, kawat kasa, dll.
• Peningkatan peran serta masyarakat, Sasarannya adalah keluarga, sekolah, institusi dan tempat-tempat
umum.
• Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan penanggulangan KLB
Penyelidikan epidemiologi (PE) dan penanggulangan seperlunya meliputi fogging fokus, pergerakan
masyarakat dan penyuluhan untuk PSN serta larvasidasi.
• Penyuluhan
• Kemitraan dan jejaring kerja
• Capasity building/SDM
• Penelitian dan survei
• Monitoring dan evaluasi.
7. C. OUTPUT PROGRAM
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des Total
2013 114 106 87 53 15 7 20 9 8 24 49 15 507
2014 41 23 19 13 9 10 6 12 40 12 1 1 187
2015 85 35 43 5 25 19 10 14 12 5 4 7 264
2016 62 142 113 26 19 21 12 28 10 11 8 7 459
2017 43 71 48 20 17 2 5 18 11 18 10 11 274
2018 19 27 16 14 15 8 7 21 7 6 25 40 205
-100
0
100
200
300
400
500
Grafik 1. JUMLAH PENDERITA DBD
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013 - 2018
8. 51.1
18.6
26.2
45.07
26.6
19.7
0
10
20
30
40
50
60
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Grafik 2. ANGKA KESAKITAN (IR) DBD
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2013-2018
Target Indikator IR
2013; IR≤52/100.000
2014; IR≤51/100.000
2015; IR≤50/100.000
2016; IR≤49/100.000
2017; IR≤49/100.000
2018; IR≤49/100.000
9. 2013, 0.39%
2014, 0.00%
2015, 0.00%
2016, 0.43%
2017, 0.30%
2018, 0.00%
Grafik 3. Angka Kematian (CFR) DBD
Di Kabupaten Lampung Timur Tahun 2013-2018
2013 2014 2015 2016 2017 2018
13. D. Outcome
• Distribusi kasus DBD
Tahun 2018 jumlah kasus DBD di Kabupaten Lampung Timur sebanyak
205 kasus yang kesemuanya telah ditangani sesuai SOP, Jumlah kasus
tinggi ditemukan pada bulan musim penularan yaitu rentang bulan
januari – maret dan oktober – desember.
• Angka kesakitan (Insiden Rate)
Tahun 2018 angka kesakitan DBD sebesar 19,7/100.000 penduduk,
telah dapat dipertahankan dibawah target indikator IR program DBD
tahun 2018 yaitu <49/100.000 penduduk.
• Angka kematian (Case Fatality rate)
Jumlah kematian akibat DBD tahun 2018 adalah 0% (nol), dapat
dipertahankan angka indikator CFR tahun 2018 yang di bawah 1%.
14. • Proporsi penderita berdasarkan umur
Tahun 2018 penderita DBD terbanyak pada usia 15 – 44
tahun dengan 49,7%, disusul 25,8% pada usia 5 – 14
tahun dan 21,4% di usia lebih dari 44 tahun serta sisanya
adalah penderita di bawah usia 5 tahun.
• Angka bebas jentik
Angka bebas jentik tahun 2018 sebesar 75,50% yang
masih belum dapat mencapai target indikator program
yang sebesar 90%.
• Sebaran kasus DBD berdasarkan puskesmas
Distribusi kasus DBD tahun 2018 terbanyak berada pada
wilayah puskesmas pugung raharjo dengan 45 kasus,
kemudian puskesmas pasir sakti dengan 27 kasus dan
puskesmas pekalongan dengan 21 kasus.
15. E. Pembahasan
JAN FEB
MA
R
APR MEI
JUN
I
JUL
I
AGT
SEP
T
OKT
NO
P
DES
MAX 114 142 113 53 25 21 20 28 40 24 49 98
MIN 0 3 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0
2018 19 27 16 14 15 8 7 21 7 6 25 40
0
20
40
60
80
100
120
140
160
Grafik 8. POLA MAKSIMUM MINIMUM KASUS
DBD PER BULAN
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN
2005-2017
Jan Feb
Ma
r
Apr
l
Mei Jun Jul
Ags
t
Sep
t
Okt
No
p
Des
RATA-RATA 60.667.354.321.816.6 11.1 10 17 14.612.6 16.1 13.5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Grafik 9. RATA-RATA KASUS DBD PER BULAN
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN
2005-2017
16. • Untuk mengetahui bulan musim penularan maka dapat
dilihat dari grafik 8 dan 9 telihat bahwa oktober
merupakan bulan sebelum musim penularan (SMP)
yaitu dimana penderita DBD dari rendah kemudian
menunjukan peningkatan ke bulan berikutnya.
• Selama rentang waktu 13 tahun yakni tahun 2005-2017,
kasus DBD tertinggi terjadi pada bulan Januari sampai
Maret yang sebelumnya diawali dengan peningkatan
kasus pada bulan Oktober tahun sebelumnya yang
merupakan Bulan Musim Penularan berdasarkan jumlah
penderita rata-rata per bulan.
17. Kecenderungan penyakit
DBD di Lampung Timur
selam 13 tahun terakhir
cukup fluktuatif.
Berdasarkan grafik 10
diatas terlihat bahwa situasi
penyakit DBD meningkat
pada tahun 2007 dan 2013.
Melihat trend diatas
sepertinya terjadi siklus 5
tahunan juga berlaku di
Kabupaten Lampung Timur,
jika demikian maka di
perkirakan akan terjadi
peningkatan kasus pada
musim penularan tahun
2018/2019.
0
100
200
300
400
500
600
200520062007200820092010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Grafik 10. KECENDERUNGAN DBD DI KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2005 - 2018
JUMLAH KASUS
Linear (JUMLAH KASUS)
18. Sejak tahun 2005, pada grafik 11
nampak adanya kecenderungan
zero (0) CFR, namun ditemukan
penderita meninggal akibat DBD di
tahun 2011 dan 2012. Kenaikan
kasus DBD yang cenderung
meningkat tajam berbanding
terbalik dengan angka kematian
(CFR) akibat DBD. Kecepatan
mendapat pengobatan disertai
tatalaksana yang baik sangat
dimungkinkan menjadi faktor
utama meminimalkan kematian
akibat DBD.
Angka insiden menunjukan bahwa
DBD masih ada masalah dan dapat
menjadi momok serta beban
kesehatan jika tidak dikendalikan
melalui upaya yang
berkesinambungan serta
kewaspadaan dini sebelum
memasuki bulan musim penularan
dengan melibatkan sektor terkait
dan peran serta masyarakat.
0 0 0 0 0 0 0
0.29
0.39
0 0
0.43
0.3
0
1.8 2.1
14.8
13.313.7
5.6
3.4
35.1
51.1
18.6
26.2
45.07
26.6
19.7
0
10
20
30
40
50
60
0
1
2
3
4
5
2004200520062007200820092010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
CFR
(%)
IR/100.000
Grafik 11. INSIDEN RATE (IR) & CASE FATALITY
RATE (CFR) DBD
DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2005-
2018
19. III.Permasalahan
• Faktor Manusia dan Sosial Budaya
Berkaitan dengan infra struktur dan tidak terpeliharanya
kebersihan. Mobilitas manusia, kepadatan penduduk dan
pemukiman, urbanisasi yang tidak terkendali, lancarnya
transportasi menjadi faktor peningkatan kejadian DBD.
Opini yang ada di masyarakat yang masih menganggap
Fogging/pengasapan adalah cara pencegahan.
• Faktor agen dan lingkungan
Faktor agen/virus DBD, yaitu keganasan (virulensi) virus
DBD. Faktor Nyamuk penular, yaitu Aedes aegypty yang
tersebar luas diseluruh pelosok tanah air, populasinya
meningkat pada saat musim hujan. Telur nyamuk Aedes
Aegyti dapat bertahan selama ±6 bulan dalam keadaan
kering.
Faktor lingkungan, musim hujan meningkatkan populasi
nyamuk, namun di Indonesia musim kering pun populasinya
tetap banyak karena orang cenderung menampung air
sehingga nyamuk dan jentik selalu ada sepanjang tahun.
20. • SOP
Masih ditemukan keterlambatan pelaporan kasus sesuai
standar, seharusnya setiap kasus yang ditemukan dilaporkan
dalam waktu kurang dari 24 jam (W1-SKD) agar dapat
dilakukan langkah-langkah penanggulangan kasus secara
cepat dan tepat. Dalam hal ini masyarakat juga memiliki
peran signifikan untuk melaporkan terjadinya kasus DBD
pada wilayahnya.
• Kondisi Sarana Pendukung
- Mesin fogging telah tersedia di Dinas Kesehatan
Kabupaten dan pada 11 puskesmas. Oleh karena belum
semua puskesmas memiliki alat penanggulangan, maka
kecepatan kegiatan penanggulangan fokus sulit tercapai.
- Sarana transportasi yang sudah membutuhkan
peremajaan.
• Faktor kerjasama/peran serta
- Pokjanal DBD yang perlu di revitalisasi.
- Masih ada anggapan bahwa DBD adalah masalah sektor
kesehatan saja.
21. IV. Rencana tindak lanjut
• Penyelidikan Epidemiologi
• Penanggulangan Fokus Seperlunya
• Pengendalian Sebelum Musim Penularan
• Kegiatan Monitoring dan Evaluasi
• Koordinasi dalam pencegahan dan penanggulangan
DBD melalui surat edaran kewaspadaan
peningkatan DBD kepada Puskesmas/RS dan
pejabat kecamatan/desa sebelum musim-musim
penularan.
• Pemenuhan kebutuhan insektisida dan larvasida
kepada puskesmas.
• Penyebaran informasi melalui kegiatan penyuluhan,
poster dan leaflet pencegahan dan penanggulangan
DBD.
22. V. PENUTUP
• Kecenderungan penyakit DBD di Lampung Timur selam 13 tahun
terakhir, trend yang ada sepertinya siklus 5 tahunan juga berlaku di
Kabupaten Lampung Timur, jika demikian maka di perkirakan akan
terjadi peningkatan kasus pada musim penularan tahun 2018/2019.
• Adanya kecenderungan zero (0) CFR, kenaikan kasus DBD yang
cenderung meningkat tiap tahun berbanding terbalik dengan angka
kematian (CFR).
• Kepadatan jentik terutama pada musim penularan akan
meningkatkan potensi penularan, Angka Bebas Jentik di Lampung
Timur masih kurang dari 95% yaitu pada kisaran 63% - 78%. Belum
optimalnya kegiatan pemantauan jentik serta lemahnya peran lintas
sektor terutama desa dalam kegiatan pengendalian vektor utamanya
dalam keikutsertaannya dalam peningkatan kemampuan daan
kemauan masyarakat dalam pencegahan dan pengendalian DBD.
• Angka insiden menunjukan bahwa DBD masih ada di sekitar
masyarakat dan dapat menjadi momok serta beban kesehatan jika
tidak dikendalikan melalui upaya promosi yang berkesinambungan
serta upaya kewaspadaan dini dengan melibatkan sektor terkait dan
peran serta masyarakat.