SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
ToxicologyToxicology
ToksikanToksikan terhadap fungsi seksual danterhadap fungsi seksual dan
menstruasimenstruasi
Kelompok 5
Aditya Wisnu W
Dyah Dwi A
Maulana Riansyah
DIV Kesehatan Lingkungan – Politeknik kesehatan
kementrian Kesehatan Jakarta II
Pendahuluan
• Fisiologis sistem reproduksi antara pria dan wanita berbeda, tetapi sistem
kedua jenis kelamin tersebut dikendalikan oleh suatu zat kimia yang disebut
hormon.
• Hormon adalah zat kimia yang disekresi oleh kelenjar dalam tubuh dan
mengendalikan sel-sel lain dalam tubuh. Sekresi hormon dikendalikan oleh
sistem saraf pusat (SSP).
• Pada laki-laki, hormon mengendalikan perkembangan organ-organ
reproduksi dan pembentukkan sperma (spermatogenesis).
• Pada wanita, hormon berfungsi dalam mengendalikan organ-organ
reproduksi, persiapan rahim untuk kehamilan dan perkembangan janin, dan
laktasi serta siklus reproduktifnya.
Dyah Dwi A
Jalur masuk toksikan
Ada tiga jalur pemaparan :
1. Inhalasi
2. Absorpsi Dermal
3. Ingestion (tertelan). Contohnya jika pekerja tidak
mencuci tangan dengan baik sebelum mereka makan
dan minum.
Dyah Dwi A
Target toksik
1. Toksikan tersebut dapat bekerja langsung di
sistem saraf pusat untuk mengubah sekresi
hormon (misalnya sintesis steroid).
2. Menghambat kerja sel Gonad (ovarium dan
testis)  kemandulan, penurunan kesuburan.
3. Menghambat atau mengubah spermatogenesis.
Dyah Dwi A
• Menurut HJ Mukono, bahan kimia yang berasal dari lingkungan
maupun industri, dapat mempengaruhi hubungan pengendalian
proses reproduksi, yakni hypothalamus-pituitary-gonadal
relationship.
• Efek toksis dari bahan kimia tersebut akan mempengaruhi kelenjar
pituitary, dan secara tidak langsung akan menghambat proses
spermatogenesis dan steroidogenesis yang akan menyebabkan
abnormalitas dari perkembangan
seksual.
Dyah Dwi A
Laki-laki
Terganggunya:
• sistem interaksi
hipotalamo-pituitary-gonadal,
• proses spermatogenesis,
• kerja hormon,
• fungsi organ seks,
• potensi dan nafsu seks (libido)
dan ejakulasi,
• serta kelainan konginetal.
Terganggunya:
• sistem interaksi
hipotalamo-pituitary-gonadal,
• proses spermatogenesis,
• kerja hormon,
• fungsi organ seks,
• potensi dan nafsu seks (libido)
dan ejakulasi,
• serta kelainan konginetal.
Perempuan
Terganggunya :
• sistem interaksi hipotalamo-
pituitary-gonadal,
• proses oogenis,
• ovulasi,
• fungsi organ seks, dan
• kelainan konginetal
(bawaan).
Terganggunya :
• sistem interaksi hipotalamo-
pituitary-gonadal,
• proses oogenis,
• ovulasi,
• fungsi organ seks, dan
• kelainan konginetal
(bawaan).
Dyah Dwi A
Dyah Dwi A
Farmakokinetik• Sepanjang siklus reproduksi, toksikan dapat
mengganggu berbagai proses siklus reproduksi.
• Toksikan bekerja langsung pada sistem reproduksi atau
secara tidak langsung lewat organ endokrin tertentu.
• Sebelum zat kimia bekerja langsung, zat itu harus
,mencapai organ sasaran dalam konsentrasi yang cukup
tinggi dalam darah.
• Contohnya DDT konsentrasinya hampir 80 kali lebih
tinggi dalam ovarium daripada darah. Beberapa zat lain
terbukti dapat menembus oosit, saluran telur, cairan
uterus, dan blastosis.
• Sepanjang siklus reproduksi, toksikan dapat
mengganggu berbagai proses siklus reproduksi.
• Toksikan bekerja langsung pada sistem reproduksi atau
secara tidak langsung lewat organ endokrin tertentu.
• Sebelum zat kimia bekerja langsung, zat itu harus
,mencapai organ sasaran dalam konsentrasi yang cukup
tinggi dalam darah.
• Contohnya DDT konsentrasinya hampir 80 kali lebih
tinggi dalam ovarium daripada darah. Beberapa zat lain
terbukti dapat menembus oosit, saluran telur, cairan
uterus, dan blastosis.
Maulana Rian
• Berbeda dengan ovarium, testis dilindungi oleh sawar darah testis (blood
testis barrier) (Lee dan Dixon, 1978).
• Sawar darah testis merupakan suatu kompleks sistem multisel yang
terdiri atas sel mioid dan membran yang mengelililngi tubulus seminiferus
dan sel Sertoli yang terjalin rapat dalam tubulus.
• Testis mengandung sistem enzim yang dapat mengaktifkan dan
mendetoksikasi.
• Dua sistem ini masing-masing mampu meningkatkan dan menurunkan
toksisitas bahan kimia. Selain itu, ada suatu sistem perbaikan DNA yang
efisien dalam sel spermatogenik pra-meiosis, tetapi tidak ada dalam
spermatid maupun sprematozoa. Karena itu, mutasi dapat diinduksi oleh
zat-zat elektrofilik.
Maulana Rian
• Paparan terhadap zat kimia selama kehamilan dapat
mengakibatkan perkembangan yang defektif (menuju
kecacatan).
• Pada waktu-waktu tertentu, janin yang sedang tumbuh
dan berkembang menjadi sangat sensitif terhadap
paparan zat kimia toksik, misalnya saat perkembangan
sistem organ atau perkembangan sel-sel jenis tertentu.
• Pada manusia, fase kritis induksi malformasi struktural
biasanya terjadi 20-70 hari setelah pembuahan.
• Paparan terhadap zat kimia selama kehamilan dapat
mengakibatkan perkembangan yang defektif (menuju
kecacatan).
• Pada waktu-waktu tertentu, janin yang sedang tumbuh
dan berkembang menjadi sangat sensitif terhadap
paparan zat kimia toksik, misalnya saat perkembangan
sistem organ atau perkembangan sel-sel jenis tertentu.
• Pada manusia, fase kritis induksi malformasi struktural
biasanya terjadi 20-70 hari setelah pembuahan.
Maulana Rian
• Testis diatur secara hormonal oleh hipotalamus-pituitari : FSH
dibutuhkan dalam inisiasi spermatogenesis melalui produksi
ABP dalam sel sertoli, sementara LH bekerja pada sel Leydig
untuk mensintesis testoteron.
• Suatu toksikan dapat mempengaruhi proses reproduksi lewat
kelenjar-kelenjar endokrin ini. Contohnya adalah DBCP
(dibromokloropropoan), para pekerja yang terkena DPCB ini
dapat mengalami azoopernia dan oligospermia, serta kadar
LH dan FSH serum yang tinggi ( Miller dkk., 1987).
Maulana Rian
Contoh Toksikan dan Efek
Buruknya Pada Sistem
Reproduksi
Alkohol
• Banyak orang yang mengira bahwa alkohol tidak memiliki efek pada
sistem reproduksi, karena orang cenderung mengingat alkohol lebih
berpengaruh pada hati.
• Faktanya, alkohol mengganggu fungsi hipotalamus, kelenjar
hipofisis anterior, dan testis, yang membentuk sistem reproduksi
laki-laki.Alkohol bila dikonsumsi dalam jumlah besar dapat
menghancurkan sel-sel sehat yang menghasilkan sperma, hal ini
menyebabkan rendahnya tingkat dorongan seksual atau libido.
Maulana Rian
• Jalur masuk  inhalasi
Apa Pengaruh Alkohol pada Sistem Reproduksi Pria?
• Penyalahgunaan alkohol menyebabkan produksi
testosteron terganggu, dan membuat atrofi testis
menyusut, hal ini akan menghasilkan infertilitas dan
impotensi.
Maulana Rian
• Efek lain yang luar biasa dari alkohol pada sistem reproduksi laki-laki adalah
mengurangi tingkat glutathione.
• Glutathione adalah senyawa yang mengandung sulfur yang melindungi
membran dari peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid adalah proses destruktif
testis.
• Untuk beberapa alasan, alkohol diubah menjadi asetaldehida oleh enzim
dehidrogenase alkohol di dalam hati, hal ini dapat mengurangi tingkat
glutathione, sehingga kemungkinan akan meningkatkan peroksidasi lipid,
yang dapat menyebabkan cedera testis.
• Efek berbahaya alkohol yang paling diakui adalah penurunan libido atau
gairah seksual pada pria, penurunan gairah seks dan menghancurkan
fungsi seksual tubuh.Penurunan hasrat seksual tidak hanya merupakan
tanda efek samping alkohol pada pria saja, tetapi pada wanita juga.
Maulana Rian
NIKOTIN
• Di dalam otak, sebagai respon terhadap Nikotin, otak akan
memerintahkan tubuh untuk membuat zat endorphin lebih banyak
lagi. Endorphin adalah senyawa protein yang lebih tepat disebut
sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia Endorphin tidaklah
jauh berbeda dengan painkiller kelas atas seperti morphine.
Endorhpin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria.
• Jalur masuk  inhalasi  paru paru  alveoli  alveolus –
> difusi ke pembuluh darah  terjadinya penyumbatan di pembuluh
darah  pasokan darah ke organ (salah satunya organ reproduksi
laki laki)  terjadinya disfungsional erektil
Aditya wisnu W
Impotensi
• Saat seseorang menghisap sebatang rokok, nikotin akan diserap
dalam tubuh (darah), diringi dengan pelepasan Adrenalin.
Pelepasan hormon ini mengakibatkan pembuluh darah menyempit,
sehingga terjadi meningkatnya tekanan darah.
• Nikotin merupakan salah satu kandungan zat didalam rokok yang
dapat mengakibatkan menyempitnya pembuluh darah dalam jangka
waktu yang lama. Sementara itu yang anda butuhkan ketika
berereksi adalah membesarnya pembuluh darah sehingga aliran
darah menjadi lancar, bukan menyempitnya pembuluh darah atau
meningkatnya tekanan darah. Nikotin dapat mengganggu fungsi
tubuh dan ikut berperan dalam melumpuhkan kemampuan erektil
alat kelamin. Terjadilah impotensi.
Aditya wisnu W
Infertilitas
• Infertilitas ialah terjadinya kegagalan konsepsi
setelah seorang wanita melakukan usaha
hubungan sexual selama 12 bulan.
• Penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat
meningkatkan resiko terjadinya infertilitas pada
wanita, baik infertilitas primer( dalam tubuh),
maupun infertilitas sekunder (diluar tubuh).
Aditya wisnu W
• Mekanisme untuk terjadinya infertilitas pada wanita yang merokok
bisa bermacam-macam. Pada wanita yang merokok, ditemukan
bahwa kadar estradiol yang rendah dalam darah dan cairan
folicular. Jumlah dosis total pada wanita yang merokok juga lebih
rendah dibandingkan wanita yang tidak merokok. Respon ovarium
terhadap clomifen pada wanita yang merokok juga lebih rendah
dibanding wanita yang tidak merokok.
• Merokok selain menyebabkan fertilitas yang rendah, juga
menyebabkan implantasi yang baik dan bisa menyebabkan aborsi,
sehingga angka keberhasilan kehamilan juga rendah.
Aditya wisnu W
Placenta Previa (PP)
• Placenta Previa ialah keadaan dimana letak placenta demikian rendahnya,
sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium internum.
• Faktor resiko terjadinya placenta previa antara lain, akibat kerusakan
dinding endometrium akibat myoma, atau riwayat kuretase, atau pada
kebutuhan perfusi yang meningkat, seperti pada kehamilan kembar.
• Merokok, merupakan faktor resiko terjadinya PP, diduga karena pada
wanita hamil yang merokok, terjadi hipoxiemi kronis yang akibat
vasokontriksi atau meningkatnya COHb. Hal ini membuat placenta akan
mencari tambatan aliran darah dengan cara meluaskan jaringannya
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium unternum.
Aditya wisnu W
TerimakasihTerimakasih

More Related Content

What's hot

ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianFransiska Puteri
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIHAhmad Jihad Almuhdhor
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Ecko Chicharito
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi1234ulha
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoiddharma281276
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiProses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiMuhammad Luthfan
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonDwi Atika Atika
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik SterilisasiRukmana Suharta
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriRidha Faturachmi
 
53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalatAsep Nazmi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2marwahhh
 
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"Aji Sanjaya
 

What's hot (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonianITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
ITP UNS SEMESTER 2 Cairan newtonian dan non newtonian
 
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIHPROSES PENGOLAHAN AIR  SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH
 
Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)Koagulasi dan-flokulasi (1)
Koagulasi dan-flokulasi (1)
 
Emulsi jadi
Emulsi jadiEmulsi jadi
Emulsi jadi
 
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoidMakalah alkaloid-dan-terpenoid
Makalah alkaloid-dan-terpenoid
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Ekskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjalEkskresi dan klirens ginjal
Ekskresi dan klirens ginjal
 
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasiProses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
Proses pembuatan deterjen dan reaksi saponifikasi
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Praktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid ketonPraktikum organik aldehid keton
Praktikum organik aldehid keton
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi -  Teknik SterilisasiLaporan Mikrobiologi -  Teknik Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi - Teknik Sterilisasi
 
Asam salisilat
Asam salisilatAsam salisilat
Asam salisilat
 
Laporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum PermanganometriLaporan Praktikum Permanganometri
Laporan Praktikum Permanganometri
 
53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat53678527 sintesis-asam-oksalat
53678527 sintesis-asam-oksalat
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
MIKROBIOLOGI DASAR "PERTUMBUHAN MIKROBA"
 

Viewers also liked

Viewers also liked (15)

Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
 
Toksikologi copy
Toksikologi   copyToksikologi   copy
Toksikologi copy
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
 
PPT Toksikologi Nefrotoksik
PPT Toksikologi Nefrotoksik PPT Toksikologi Nefrotoksik
PPT Toksikologi Nefrotoksik
 
Praktikum neoplasma zum
Praktikum neoplasma zumPraktikum neoplasma zum
Praktikum neoplasma zum
 
Kegagalan reproduksi hewan jantan
Kegagalan reproduksi hewan jantanKegagalan reproduksi hewan jantan
Kegagalan reproduksi hewan jantan
 
Dna rekombinan
Dna rekombinanDna rekombinan
Dna rekombinan
 
Neoplasma 1
Neoplasma 1Neoplasma 1
Neoplasma 1
 
Rekombinasi Genetik
Rekombinasi GenetikRekombinasi Genetik
Rekombinasi Genetik
 
Farmakologi toksikologi edisi 3
Farmakologi toksikologi edisi 3Farmakologi toksikologi edisi 3
Farmakologi toksikologi edisi 3
 
Pengembangan Bahan ajar IPA Berbasis Learning Cycle 3 E Sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Bahan ajar IPA Berbasis Learning Cycle 3 E Sesuai Kurikulum 2013Pengembangan Bahan ajar IPA Berbasis Learning Cycle 3 E Sesuai Kurikulum 2013
Pengembangan Bahan ajar IPA Berbasis Learning Cycle 3 E Sesuai Kurikulum 2013
 
Transkripsi
TranskripsiTranskripsi
Transkripsi
 
Hereditas pada manusia
Hereditas pada manusiaHereditas pada manusia
Hereditas pada manusia
 
makalah toksikologi
makalah toksikologimakalah toksikologi
makalah toksikologi
 
Isolasi spesies
Isolasi spesiesIsolasi spesies
Isolasi spesies
 

Similar to Toksikan terhadap fungsi reproduksi

P-6 DAMPAK PESTISIDA TERHADAP SISTEM REPRODUKSI.pptx
P-6 DAMPAK PESTISIDA TERHADAP SISTEM REPRODUKSI.pptxP-6 DAMPAK PESTISIDA TERHADAP SISTEM REPRODUKSI.pptx
P-6 DAMPAK PESTISIDA TERHADAP SISTEM REPRODUKSI.pptxHENNYSAGITASITEPU1
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Icha Nurrahmia
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Dedi Kun
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonAndi Asri Ainun
 
Sistem hormon 290913
Sistem hormon 290913Sistem hormon 290913
Sistem hormon 290913rhezaremi
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrinmothy
 
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasPoltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasSii AQyuu
 
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...Noor Fariza AR
 
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiChildrenLondon
 
Anatomi hormon
Anatomi hormonAnatomi hormon
Anatomi hormonDEe THa
 
klimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptxklimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptxssuser25fcab
 
Biologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdfBiologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdfDevinYohanes
 
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptxKelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptxFadhillFardholl
 
Bio Materi Hormon SMA
Bio Materi Hormon SMABio Materi Hormon SMA
Bio Materi Hormon SMADesy Fadjar
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxElisBureni
 
Hormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanitaHormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanitaSulistia Rini
 

Similar to Toksikan terhadap fungsi reproduksi (20)

P-6 DAMPAK PESTISIDA TERHADAP SISTEM REPRODUKSI.pptx
P-6 DAMPAK PESTISIDA TERHADAP SISTEM REPRODUKSI.pptxP-6 DAMPAK PESTISIDA TERHADAP SISTEM REPRODUKSI.pptx
P-6 DAMPAK PESTISIDA TERHADAP SISTEM REPRODUKSI.pptx
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
 
Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01 Sistem endokrin 01
Sistem endokrin 01
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
 
Sistem hormon 290913
Sistem hormon 290913Sistem hormon 290913
Sistem hormon 290913
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitasPoltekkes malang obesitas dan fertilitas
Poltekkes malang obesitas dan fertilitas
 
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
 
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologiBiologi pelajaran biologi mengenai biologi
Biologi pelajaran biologi mengenai biologi
 
media interaktif sistem endokrin
media interaktif sistem endokrinmedia interaktif sistem endokrin
media interaktif sistem endokrin
 
Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10
 
Anatomi hormon
Anatomi hormonAnatomi hormon
Anatomi hormon
 
klimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptxklimakterium dan andrapause.pptx
klimakterium dan andrapause.pptx
 
Biologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdfBiologi Hormon.pdf
Biologi Hormon.pdf
 
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptxKelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
Bio Materi Hormon SMA
Bio Materi Hormon SMABio Materi Hormon SMA
Bio Materi Hormon SMA
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
 
Hormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanitaHormon reproduksi pada wanita
Hormon reproduksi pada wanita
 
Makalah kebidanan dasar i sistem endokrinologi
Makalah kebidanan dasar i sistem endokrinologiMakalah kebidanan dasar i sistem endokrinologi
Makalah kebidanan dasar i sistem endokrinologi
 

Recently uploaded

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxabdulmujibmgi
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxsariakmida
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Nodd Nittong
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.pptSuwandiKhowanto1
 

Recently uploaded (20)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptxseminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
seminar kasus Preaterm premature rupture of membrane.pptx
 
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
Kartu Kembang Anak - Pemantauan Perkembangan Anak Bina Keluarga Balita (BKB)
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh  Visum et Repertum.pptPresentasi contoh  Visum et Repertum.ppt
Presentasi contoh Visum et Repertum.ppt
 

Toksikan terhadap fungsi reproduksi

  • 1. ToxicologyToxicology ToksikanToksikan terhadap fungsi seksual danterhadap fungsi seksual dan menstruasimenstruasi Kelompok 5 Aditya Wisnu W Dyah Dwi A Maulana Riansyah DIV Kesehatan Lingkungan – Politeknik kesehatan kementrian Kesehatan Jakarta II
  • 2. Pendahuluan • Fisiologis sistem reproduksi antara pria dan wanita berbeda, tetapi sistem kedua jenis kelamin tersebut dikendalikan oleh suatu zat kimia yang disebut hormon. • Hormon adalah zat kimia yang disekresi oleh kelenjar dalam tubuh dan mengendalikan sel-sel lain dalam tubuh. Sekresi hormon dikendalikan oleh sistem saraf pusat (SSP). • Pada laki-laki, hormon mengendalikan perkembangan organ-organ reproduksi dan pembentukkan sperma (spermatogenesis). • Pada wanita, hormon berfungsi dalam mengendalikan organ-organ reproduksi, persiapan rahim untuk kehamilan dan perkembangan janin, dan laktasi serta siklus reproduktifnya. Dyah Dwi A
  • 3. Jalur masuk toksikan Ada tiga jalur pemaparan : 1. Inhalasi 2. Absorpsi Dermal 3. Ingestion (tertelan). Contohnya jika pekerja tidak mencuci tangan dengan baik sebelum mereka makan dan minum. Dyah Dwi A
  • 4. Target toksik 1. Toksikan tersebut dapat bekerja langsung di sistem saraf pusat untuk mengubah sekresi hormon (misalnya sintesis steroid). 2. Menghambat kerja sel Gonad (ovarium dan testis)  kemandulan, penurunan kesuburan. 3. Menghambat atau mengubah spermatogenesis. Dyah Dwi A
  • 5. • Menurut HJ Mukono, bahan kimia yang berasal dari lingkungan maupun industri, dapat mempengaruhi hubungan pengendalian proses reproduksi, yakni hypothalamus-pituitary-gonadal relationship. • Efek toksis dari bahan kimia tersebut akan mempengaruhi kelenjar pituitary, dan secara tidak langsung akan menghambat proses spermatogenesis dan steroidogenesis yang akan menyebabkan abnormalitas dari perkembangan seksual. Dyah Dwi A
  • 6. Laki-laki Terganggunya: • sistem interaksi hipotalamo-pituitary-gonadal, • proses spermatogenesis, • kerja hormon, • fungsi organ seks, • potensi dan nafsu seks (libido) dan ejakulasi, • serta kelainan konginetal. Terganggunya: • sistem interaksi hipotalamo-pituitary-gonadal, • proses spermatogenesis, • kerja hormon, • fungsi organ seks, • potensi dan nafsu seks (libido) dan ejakulasi, • serta kelainan konginetal. Perempuan Terganggunya : • sistem interaksi hipotalamo- pituitary-gonadal, • proses oogenis, • ovulasi, • fungsi organ seks, dan • kelainan konginetal (bawaan). Terganggunya : • sistem interaksi hipotalamo- pituitary-gonadal, • proses oogenis, • ovulasi, • fungsi organ seks, dan • kelainan konginetal (bawaan). Dyah Dwi A
  • 8. Farmakokinetik• Sepanjang siklus reproduksi, toksikan dapat mengganggu berbagai proses siklus reproduksi. • Toksikan bekerja langsung pada sistem reproduksi atau secara tidak langsung lewat organ endokrin tertentu. • Sebelum zat kimia bekerja langsung, zat itu harus ,mencapai organ sasaran dalam konsentrasi yang cukup tinggi dalam darah. • Contohnya DDT konsentrasinya hampir 80 kali lebih tinggi dalam ovarium daripada darah. Beberapa zat lain terbukti dapat menembus oosit, saluran telur, cairan uterus, dan blastosis. • Sepanjang siklus reproduksi, toksikan dapat mengganggu berbagai proses siklus reproduksi. • Toksikan bekerja langsung pada sistem reproduksi atau secara tidak langsung lewat organ endokrin tertentu. • Sebelum zat kimia bekerja langsung, zat itu harus ,mencapai organ sasaran dalam konsentrasi yang cukup tinggi dalam darah. • Contohnya DDT konsentrasinya hampir 80 kali lebih tinggi dalam ovarium daripada darah. Beberapa zat lain terbukti dapat menembus oosit, saluran telur, cairan uterus, dan blastosis. Maulana Rian
  • 9. • Berbeda dengan ovarium, testis dilindungi oleh sawar darah testis (blood testis barrier) (Lee dan Dixon, 1978). • Sawar darah testis merupakan suatu kompleks sistem multisel yang terdiri atas sel mioid dan membran yang mengelililngi tubulus seminiferus dan sel Sertoli yang terjalin rapat dalam tubulus. • Testis mengandung sistem enzim yang dapat mengaktifkan dan mendetoksikasi. • Dua sistem ini masing-masing mampu meningkatkan dan menurunkan toksisitas bahan kimia. Selain itu, ada suatu sistem perbaikan DNA yang efisien dalam sel spermatogenik pra-meiosis, tetapi tidak ada dalam spermatid maupun sprematozoa. Karena itu, mutasi dapat diinduksi oleh zat-zat elektrofilik. Maulana Rian
  • 10. • Paparan terhadap zat kimia selama kehamilan dapat mengakibatkan perkembangan yang defektif (menuju kecacatan). • Pada waktu-waktu tertentu, janin yang sedang tumbuh dan berkembang menjadi sangat sensitif terhadap paparan zat kimia toksik, misalnya saat perkembangan sistem organ atau perkembangan sel-sel jenis tertentu. • Pada manusia, fase kritis induksi malformasi struktural biasanya terjadi 20-70 hari setelah pembuahan. • Paparan terhadap zat kimia selama kehamilan dapat mengakibatkan perkembangan yang defektif (menuju kecacatan). • Pada waktu-waktu tertentu, janin yang sedang tumbuh dan berkembang menjadi sangat sensitif terhadap paparan zat kimia toksik, misalnya saat perkembangan sistem organ atau perkembangan sel-sel jenis tertentu. • Pada manusia, fase kritis induksi malformasi struktural biasanya terjadi 20-70 hari setelah pembuahan. Maulana Rian
  • 11. • Testis diatur secara hormonal oleh hipotalamus-pituitari : FSH dibutuhkan dalam inisiasi spermatogenesis melalui produksi ABP dalam sel sertoli, sementara LH bekerja pada sel Leydig untuk mensintesis testoteron. • Suatu toksikan dapat mempengaruhi proses reproduksi lewat kelenjar-kelenjar endokrin ini. Contohnya adalah DBCP (dibromokloropropoan), para pekerja yang terkena DPCB ini dapat mengalami azoopernia dan oligospermia, serta kadar LH dan FSH serum yang tinggi ( Miller dkk., 1987). Maulana Rian
  • 12. Contoh Toksikan dan Efek Buruknya Pada Sistem Reproduksi
  • 13. Alkohol • Banyak orang yang mengira bahwa alkohol tidak memiliki efek pada sistem reproduksi, karena orang cenderung mengingat alkohol lebih berpengaruh pada hati. • Faktanya, alkohol mengganggu fungsi hipotalamus, kelenjar hipofisis anterior, dan testis, yang membentuk sistem reproduksi laki-laki.Alkohol bila dikonsumsi dalam jumlah besar dapat menghancurkan sel-sel sehat yang menghasilkan sperma, hal ini menyebabkan rendahnya tingkat dorongan seksual atau libido. Maulana Rian
  • 14. • Jalur masuk  inhalasi Apa Pengaruh Alkohol pada Sistem Reproduksi Pria? • Penyalahgunaan alkohol menyebabkan produksi testosteron terganggu, dan membuat atrofi testis menyusut, hal ini akan menghasilkan infertilitas dan impotensi. Maulana Rian
  • 15. • Efek lain yang luar biasa dari alkohol pada sistem reproduksi laki-laki adalah mengurangi tingkat glutathione. • Glutathione adalah senyawa yang mengandung sulfur yang melindungi membran dari peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid adalah proses destruktif testis. • Untuk beberapa alasan, alkohol diubah menjadi asetaldehida oleh enzim dehidrogenase alkohol di dalam hati, hal ini dapat mengurangi tingkat glutathione, sehingga kemungkinan akan meningkatkan peroksidasi lipid, yang dapat menyebabkan cedera testis. • Efek berbahaya alkohol yang paling diakui adalah penurunan libido atau gairah seksual pada pria, penurunan gairah seks dan menghancurkan fungsi seksual tubuh.Penurunan hasrat seksual tidak hanya merupakan tanda efek samping alkohol pada pria saja, tetapi pada wanita juga. Maulana Rian
  • 16. NIKOTIN • Di dalam otak, sebagai respon terhadap Nikotin, otak akan memerintahkan tubuh untuk membuat zat endorphin lebih banyak lagi. Endorphin adalah senyawa protein yang lebih tepat disebut sebagai body’s natural pain killer. Struktur kimia Endorphin tidaklah jauh berbeda dengan painkiller kelas atas seperti morphine. Endorhpin dapat membuat seseorang merasa relaks dan euphoria. • Jalur masuk  inhalasi  paru paru  alveoli  alveolus – > difusi ke pembuluh darah  terjadinya penyumbatan di pembuluh darah  pasokan darah ke organ (salah satunya organ reproduksi laki laki)  terjadinya disfungsional erektil Aditya wisnu W
  • 17. Impotensi • Saat seseorang menghisap sebatang rokok, nikotin akan diserap dalam tubuh (darah), diringi dengan pelepasan Adrenalin. Pelepasan hormon ini mengakibatkan pembuluh darah menyempit, sehingga terjadi meningkatnya tekanan darah. • Nikotin merupakan salah satu kandungan zat didalam rokok yang dapat mengakibatkan menyempitnya pembuluh darah dalam jangka waktu yang lama. Sementara itu yang anda butuhkan ketika berereksi adalah membesarnya pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi lancar, bukan menyempitnya pembuluh darah atau meningkatnya tekanan darah. Nikotin dapat mengganggu fungsi tubuh dan ikut berperan dalam melumpuhkan kemampuan erektil alat kelamin. Terjadilah impotensi. Aditya wisnu W
  • 18. Infertilitas • Infertilitas ialah terjadinya kegagalan konsepsi setelah seorang wanita melakukan usaha hubungan sexual selama 12 bulan. • Penelitian menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan resiko terjadinya infertilitas pada wanita, baik infertilitas primer( dalam tubuh), maupun infertilitas sekunder (diluar tubuh). Aditya wisnu W
  • 19. • Mekanisme untuk terjadinya infertilitas pada wanita yang merokok bisa bermacam-macam. Pada wanita yang merokok, ditemukan bahwa kadar estradiol yang rendah dalam darah dan cairan folicular. Jumlah dosis total pada wanita yang merokok juga lebih rendah dibandingkan wanita yang tidak merokok. Respon ovarium terhadap clomifen pada wanita yang merokok juga lebih rendah dibanding wanita yang tidak merokok. • Merokok selain menyebabkan fertilitas yang rendah, juga menyebabkan implantasi yang baik dan bisa menyebabkan aborsi, sehingga angka keberhasilan kehamilan juga rendah. Aditya wisnu W
  • 20. Placenta Previa (PP) • Placenta Previa ialah keadaan dimana letak placenta demikian rendahnya, sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium internum. • Faktor resiko terjadinya placenta previa antara lain, akibat kerusakan dinding endometrium akibat myoma, atau riwayat kuretase, atau pada kebutuhan perfusi yang meningkat, seperti pada kehamilan kembar. • Merokok, merupakan faktor resiko terjadinya PP, diduga karena pada wanita hamil yang merokok, terjadi hipoxiemi kronis yang akibat vasokontriksi atau meningkatnya COHb. Hal ini membuat placenta akan mencari tambatan aliran darah dengan cara meluaskan jaringannya sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh ostium unternum. Aditya wisnu W