Learning Journal Agenda I etika dan kepemimpinan pancasi fix jornal.docx
Sistem koloid
1. C
Nama Anggota Kelompok:
1. Aef S.
2. Anisa Nurfauziah
3. Ferdi Ferdiana
4. Hera Herlina
5. Jujun Muhamad J.
6. Khotimah Sri W
7. Maudy N H.
8. Metya T M.
9. Rizal A.
10. Ryka Kurnia D.
3. System koloid merupakan suatu bentuk campuran (system dispersi)
dua atau lebih zat yang bersifat homogeny, namun memiliki partikel
terdispersi yang cukup besar (1-1000 mm), sehingga mengalami efek
tyndall.
Dalam system disperse terdiri dari fase terdispersi (zat terlarut) dan
medium pendispersi (zat pelarut). Contohnya yaitu tepung kanji yang
dimasukkan kedalam air panas akan membentuk system disperse, dimana
air sebagai medium pendispersi dan tepung kanji sebagai fase terdispersi.
4. Berdasarkan ukuran partikelnya system dispersi dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu larutan,
koloid dan suspense.
1. larutan
larutan merupakan system disperse yang ukuran partikelnya sangat kecil sehingga tidak
dapat dibedakan antara partikel pendispersi dengan partikel terdispersi, sehingga sifat zat
pendispersi dalam larrutan akan terpengaruhdengan adanya zat terdispersi.
Tingkatan ukuran partikel larutan adalah molekul atau ion-ion sehingga larutan
merupakan camuran homogen dan sukar di pisahkan dengan penyaringan atau alat sentrifugasi.
Contoh : jika kedalam air ditambahkan garam dapur, air akan membeku dibawah 0º C, namun
semakin banyak garam yang ditambahkan maka akan semakin besar penurunan titik beku nya.
5. 2. Koloid
Istiah koloid pertamakali diperkenalkan oleh Thomas Graham (1861). Koloid (disperse
koloid) merpakan system disperse dengan ukuran partikel lebih besar dari larutan tetapi lebih kecil
daripada suspense.
Contoh : santan, susu, lem, larutan kanji yang encer, dan agar agar yang masih cair.
3. Suspensi
suspensi merupakan system dispersi yang tidak stabil yang ukuran partikelnya relative
besar tersebar merata didalam medium pendispersinya dan merupakan campuran heterogen.
Contoh: endapan hasil reaksi atau pasir yang dicampur dengan air
6. Tabel perbedaan umum system dispersi larutan, koloid, dan suspense.
Perbedaan Larutan Koloid Suspensi
Ukuran partikel <100nm 1-100nm >100nm
Penampilan fisik
Jernih, partikel
terdispersi tidak
dapat diamati
dengan
mikroskop ultra
Keruh-jernih,
partikel terdispersi
hanya dapat
diamati dengan
mikroskop ultra
Keruh, partikel
terdispersi dapat
diamati langsung
dengan mata
Kestabilan (jika
didiamkan)
Tidak terpisah
(sangat stabil)
Sukar terpisah
(relative stabil)
Mudah terpisah
(mengendap)
Cara pemisahan
Tidak dapat
disaring
Tidak dapat
disaring
Filtrasi
(penyaringan)
7. Fase terdispersi Medium pendispersi Jenis (nama) koloid Contoh
Padat
Padat
Sol padat Mutiara, kaca warna
Cair Emulsi padat Keju, mentega
Gas Buih padat Batu apung, kerupuk
Padat
Cair
Sol Pati dalam air, cat, jelly
Cair Emulsi
Susu, mayonnaise,
santan
Gas Buih Cream, pasta
Padat
gas
Aerosol padat Debu, asap
cair Aerosol cair Awan, kabut
8. 1. Cara disperse
a. disperse langsung (mekanik)
cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum di dispersikan kedalam medium
pendispersi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan cara digiling atau di gerus partikel tersebut sampai
ukuran tertentu. Contoh pembuatan sol belerang dalam air, serbuk belerang dihaluskan dahulu dengan
menggerus bersama Kristal gula secara berulang-ulang
b. Homogenisasi
cara ini dilakukan dengan cara membuat ukuran partikel menjadi homogeny.
Contoh : 1. pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk
susu skim ke dalam air didalam mesin homogenisasi sehingga partikel partikel susu berubah menjadi
seukuran partikel koloid.
2. Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi.
9. c. Peptisasi
cara ini dilakukan dengan memecahkan partikel partikel besar, misalnya suspense,
gumpalan, atau endapan dengan menambahkan zat pemecah tertentu.
Contoh : endapan Al(OH)3 akan berubah menjadi koloid dengan menambahan AlCl3 kedalamnya.
d. cara busur bredig
busur bredig suatu alat khusus yang digunakan untuk membuat koloid garam. Proses ini
dilakukan dengan cara meletakkan logam yang akan dikoloidkan pada kedua ujung elektroda dan
kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik. Suhu tinggi
akibat adanya loncatan bunga api listrik mengakibatkan logam akan menguap dan selanjutnya
terdispersi kedalam air membentuk suatu koloid logam.
2. Cara kondensasi
cara kondensasi dilakukan dengan mengubah suatu larutan menjadi koloid. Proses ini
umumnya melibatkan reaksi-reaksi kimia yang menghasilkan zat kimia yang menjadi partikel-
partikel terdispersi.
10. a. reaksi hidrolisis
Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang
dihidrolisis (direaksikan dengan air).
Contoh: pembuatan sol Fe(OH)3 dengan cara memanaskan larutan FeCl3.
Fecl3(aq) + 3H2O(l) → Fe(OH)3(s) + 3HCl(aq)
b. reaksi redoks
reaksi yang melibatkan perubahan billangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil
oksidasi atau reduksi.
Contoh: pembuatan sol belerang dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) → 2H2O(l) + 3S(s)
11. c. pertukaran ion
reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar
larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
Contoh: pembuatan sol As2S3 dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan As2O3.
3H2S(g) + As2oO3(aq) → As2S3(s) + 3H2O(l)
selain dengan cara-cara diatas koloid ada yang terbentuk secara alamiah, misalnya
lumpur, getah karet, dan getah pohon nangka
12. 1. Efek Tyndall
Efek tyndall merupakan proses terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Efek tyndall
dapat terjadi secara jelas pada suspense dan koloid, sedangkan pada larutan tidak.
2. Gerak Brown
Gerak brown merupakan gerakan partikel koloid dengan lintasan lurus dan arah yang acak
(tidak beraturan). Gerak brown mengakibatkan partikel-partikel koloid relative stabilmeskipun
ukurannya relative besar, sebab dengan adanya partikel yang bergerak secar terus menerus,
pengaruh dari gaya gravitasi enjadi kurang berarti.
13. 3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan muatan oleh permukaan-permukaan
partikel koloid. Peristiwa adsorpsi menyebabkan partikel koloid bermuatan listrik. Oleh
karena itu, jika koloid diletakkan dalam medan listrik, partikelnya akan bergerak menuju
kutub muatan listrik yag berlawanan dengan muata koloid tersebut. Peristiwa
bergeraknya partikel koloid dalam medan listrik disebut dengan elektroforesis dan
biasanya digunakan dalam proses pengendap Cottrel.
4. Koagulasi
koagulasi merupakan peristiwa penggumpalan. Peristiwa koagulasi dapat terjadi
akibat peristiwa-peristiwa mekanis misalnya pemanasan dan pendinginan serta peristiwa
kimia.
14. Peristiwa kimia yang dapat menyebabkan terjadinya koagulasi misalnya:
a) Pencampuran koloid yang berbeda muatan, jika system koloid yang berbeda muatn
dicampurkan akan menyebabkan terjadinya koagulasi dan akhirnya mengendap.
b) Adanya elektrolit, jika koloid yang bermutan positif dicampurkan dengan suatu larutan
elektrololit maka ion-ion negative dari larutan elektrolit tersebut akan segeraa ditarik
oleh partikel-partikel koloid positif tersebut sehingga ukuran koloid menjadi sangat
besar dan akan mengalami koagulasi.
15. 1. Menghilangkan muatan koloid
koagulasi dapat dicegah dengn cara menghilangkan muatan dari koloid tersebut melalui proses
dialysis. Proses dialysis adalah proses menghilangkan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid ke
dalam membrane semi-permeable.
salah satu pemanfaatan dialysis yang paling penting adalah dalam proses cuci darah (hemodialysis).
2. Penambahan stabilisator koloid
dengan menambahkan suatu zat kedalam suatu system koloid dapat meningkatkan kestabilan
koloid, misalnya emulgator dan koloid pelindung. Emulgator adalah zat yang ditambahkan kedalam suatu
emulsi dengan tujuan menjaga koloid agar tidak mudah terpisah. Sementara itu, koloid pelindung adalah
koloid yang ditambahkan kedlam system koloid agar menjadi stabil.
16. koloid liofil adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium
pendispersinya akibat gaya tarik menarik antara partikel-partikel terdispersi
dengan medium pendispersinya sangat kuat. Contoh-contoh koloid liofil adalah
kanji, protein, sabun, detergen, agar-agar, dan gelatin. Jika medium
pendispersinya air, system koloidnya sering disebut dengan hidrofil, yang
berarti menyukai air.
koloid liofob adalah system koloid yang fase terdispersinya tidak suka
menarik medium pendispersinya. Contoh-contoh koloid liofob adalah sol
logam, darah, dan sol Fe(OH)3. jika medium pendispersinya air, system
koloidnya sering disebut dengn hidrofob.
17. NO SIFAT SOL LIOFIL SOL LIOFOB
1
Daya adssorpsi terhadap
medium
Kuat, mudah mengadsorpsi
mediumnya sehingga ukuran
partikelnya semakin besar
Tidakmengadsorpsi
medium
2 Efek tyndall Kurang jelas Sangat jelas
3 Viskositas (kekentalan) Lebih besardari mediumnya
Hampir sama dengan
mediumnya
4
Koagulasi
Sukar terkoagulasi
Mudah terkoagulasi
(kurang stabil)
5 Lain-lain
Besrsifat reversibel (jika sudah
terkoagulasi) dapat dengan
mudah dijadikan koloid kembali
Bersifat irreversibel
(jika sudah
menggumpal sukar
diubah menjadi koloid
kembali)
18. 1. Adsorpsi : kemampuan partikel-partikel koloid untuk menyerap muatan listrik,
sehingga koloid menjadi bermuatan listrik.
2. Aerosol : system koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas.
3. Basa/buih : system koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair.
4. Dialisasi : penghilangan muatan koloid dengan cara memasukkan koloid
kedalam membran semipermeable dan kemudian dimasukkan
kedalam aliran zat cair.
5. Emulsi : system koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain.
6. Gel : system koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat padat dan
bersifat setengah kaku.
7. Sol : system koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair.