SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 338
Modul 1
Pengant ar Manaj emen Rant ai Pasok
&Jpply Chain Management
lr. Adi Dj oko Gurit no, MSE, Ph. D.
Nlei rani Harsasi, S E, M.S.
PENDAHULUAN
etatnya kompetisi dalam pasar global masa kini, pengenalan produk
dengan daur hidup yang semakin pendek, dan harapan pelanggan
terhadap produk dan jasa yang semakin tinggi, akan memaksa perusahaan
untuk menanam modal dan memusatkan perhatian dalam rantai persediaan
mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif yang dapat menunjang
kelangsungan bisnisnya. Bersamaan dengan itu, teknologi transportasi dan
komunikasi terus berkembang pesat, misalnya mobile communication,
internet, telah mendorong terjadinya evolusi yang berkelanjutan menyangkut
rantai persediaan dan teknik yang berkaitan dengan manajemen
pengaturannya.
Di dalam suatu rantai produk riil, bahan baku diperoleh dan diproduksi
dalam fasilitas pengolahan, kemudian mengirimkan ke gudang penyimpanan
(finished goods warehouse) dan kemudian mengirimkan ke pelanggan
(customer) atau pengecer (retailer). Sebagai konsekuensi, untuk mengurangi
harga dan meningkatkan kualitas pelayanan, strategi rantai persediaan secara
efektif harus mempertimbangkan interaksi di berbagai tingkatan di dalam
rantai persediaan yang terjadi. Rantai persediaan juga dikenal sebagai
jaringan logistik, terdiri dari para penyalur, pusat pabrikasi atau manufaktur,
gudang, pusat distribusi, dan toko pengecer, seperti halnya bahan baku,
persediaan barang setengah jadi (work in process inventory), dan produk jadi.
Manajemen rantai pasok mempertimbangkan dengan saksama tiap-tiap
fasilitas yang berdampak signifikan dan berperan dalam membuat produk
untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Tentu saja, dalam
beberapa analisis rantai pasok, meliputi para penyalur dan pelanggan sebab
mereka mempunyai suatu dampak dan keterkaitan pada capaian rantai
persediaan. Sasaran manajemen rantai persediaan diharapkan untuk
1.2 Manajemen Rantai Pasokan •
mengefisienkan biaya seoptimal mungkin dari keseluruhan sistem yang
meliputi biaya transportasi dan distribusi ke sentral bahan baku, barang
setengah jadi dalam proses pengolahan, dan barang jadi. Arti penekanan
biaya tidak semata-mata pada upaya memperkecil ongkos transportasi atau
mengurangi persediaan yang ada saja, melainkan upaya pada pengembangan
melalui pendekatan sistem secara keseluruhan untuk menyediakan material
sampai produk yang ditunjang dengan teknologi informasi yang memadai
dalam keseluruhan rantai pasok yang ada.
Pada Modul 1 ini akan dibahas mengenai dasar manajemen rantai pasok
(supply chain management) dengan faktor-faktor pendukungnya yang secara
komprehensif akan difokuskan kepada strategi manajemen rantai pasok yang
tepat berdasarkan produk yang dikelola. Secara umum, setelah mempelajari
modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan mengenai dasar-dasar
manajemen rantai pasok. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini,
Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. definisi operasional manajemen rantai pasok;
2. unit pelaksana kegiatan rantai pasok yang menjadi faktor penentu dalam
operasionalnya;
3. proses bisnis rantai pasok;
4. perancangan alir rantai pasok dalam bisnis;
5. penentuan strategi rantai pasok secara generik.
Dengan fokus awal penanganan material dan pelaksanaan bisnis dalam
rantai pasok diharapkan terdapat gambaran yang jelas bahwa kompetisi bisnis
dapat dimunculkan secara internal dari perusahaan sehingga ujung tombak
kompetisi akan lebih kuat untuk menunjang strategi penjualan dan
pemasaran, strategi operasional dan strategi finansial yang telah ada
sebelumnya.
• EKMA4371/MODUL 1 1. 3
Kegiatan Belajar 1
Pengert ian Manaj em en Rant ai Pasok
A. PENGERTIAN MANAJEMEN RANTAI PASOK
Saudara mahasiswa, Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah
manajemen rantai pasok (supply chain management), bukan? Manajemen
Rantai Pasok menjadi topik hangat dalam dunia bisnis saat ini mengingat
banyak sekali manfaat yang didapat perusahaan mulai dari penekanan biaya
sampai pada masalah kepuasan konsumen. Pemahaman Supply Chain
Management (Manajemen Rantai Pasok) secara umum dapat dijelaskan
sebagai integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan
jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi,
dan mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan
cara yang efisien. Beberapa definisi dasar tentang Manajemen Rantai Pasok
adalah sebagai berikut:
1. Simchi dan Levi (2003): "Is set of approaches utilized to efficiently
integrate suppliers, manufacturers, warehouse and stores, so that
merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the
right locations and at the right time, in order to minimize sistem wide
cost while satisfying service level requirement."
2. Hanfield (2002): "Is the integration and management of supply chain
organization and activities through cooperative organization[
relationship, effective business process, and high levels of information
sharing to create high-performing value sistems that provide member
organizations a sustainable competitive advantage".
Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan
mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen
dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah
produknya. Dengan demikian, untuk rantai pasok kebutuhan akan dukungan
teknologi informasi adalah mutlak diperlukan karena penyamaan persepsi
kebutuhan akan muncul dari sisi kebutuhan material yang akan diolah dan
kebutuhan produk yang diperlukan oleh konsumen. Integrasi dan koordinasi
merupakan elemen penting untuk melakukan upaya sinkronisasi sehingga
1.4 Manajemen Rantai Pasokan •
bila semuanya dilakukan dengan baik maka efisiensi biaya akan diperoleh
untuk sebuah rantai pasok sehingga dapat digunakan sebagai strategi bersaing
terhadap kompetitor lain.
Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok sebelumnya, terdapat
tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut.
a. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan
untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier,
manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang
diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada
tempat yang tepat dengan tujuan mencapai biaya dari sistem secara
keseluruhan yang minimum dan juga mencapai tingkat pelayanan yang
diinginkan.
b. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian
biaya.
c. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.
Manajemen Rantai Pasok melibatkan banyak pihak di dalamnya, baik
secara langsung maupun tak langsung dalam usaha untuk memenuhi
permintaan konsumen. Di sini rantai pasok tidak hanya melibatkan
manufaktur dan suplier, tetapi juga melibatkan banyak pihak, seperti
konsumen, retailer, wholesaler, produsen maupun transporter produk.
• • ••
Gambar 1. 1.
Aliran Material, lnformasi, dan Rnansial dalam ~
• EKMA4371/MODUL 1 1. 5
Rantai pasok mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan aliran
dan transformasi barang dari bentuk bahan baku hingga sampai ke pengguna
akhir (end user). Rantai pasok pada dasamya terdiri dari beberapa elemen,
antara lain supplier, pusat manufaktur, gudang, pusat distribusi, sistem
transportasi, retail outlet, dan konsumen. Salah satu aspek yang penting
dalam rantai pasok adalah integrasi dan koordinasi dari semua aktivitas yang
terjadi didalam rantai, suatu keputusan yang diambil akan berpengaruh
langsung terhadap seluruh rantai pasok. Suatu perusahaan harus mengelola
rantai pasok sebagai satu entitas. Dengan tercapainya koordinasi dari rantai
pasok perusahaan maka di tiap channel dari rantai pasok perusahaan tidak
akan mengalami kekurangan barang juga tidak sampai kelebihan barang
terlalu banyak. Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah mencapai biaya
yang minimum dan tingkat pelayanan yang maksimum. Manajemen rantai
pasok mempertimbangkan semua fasilitas yang berpengaruh terhadap produk
yang dihasilkan dan biaya yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan
konsumen. Aktivitas-aktivitas tersebut, meliputi pembelian dan outsourcing
activities ditambah dengan fungsi-fungsi lain yang akan meningkatkan
hubungan antara pemasok dan distributor.
Apabila semua proses dalam manajemen rantai pasok ini dapat
dijalankan dengan baik maka dapat diibaratkan kita melihat sebuah permata
yang penuh dengan cahaya yang enak untuk dipandang. Namun, segalanya
akan berubah menjadi tidak enak dipandang seandainya mekanisme yang
diharapkan untuk dijalankan tidak bisa berjalan dengan baik dan sesuai
dengan rencana, misalnya saja adanya kekurangan pasokan bahan baku pada
saat diperlukan untuk produksi. Oleh karena pucuk pimpinan perusahaan,
pada tingkat pemikiran strategis, harus mampu menciptakan suatu visi
perusahaan yang mampu segalanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan
(Trunick, 2002). Dalam menjalankan manajemen rantai pasok tidak hanya
semata-mata menginstal sebuah perangkat lunak yang mendukung proses ini
ataupun hanya mengadopsi model yang telah digunakan oleh perusahaan lain.
Setiap rantai pasok mempunyai karakteristik yang berbeda, sebagian karena
memang beberapa pemainnya berbeda, akan tetapi juga karena setiap
organisasi mempunyai parameter yang berbeda dan juga karena setiap fungsi
juga mempunyai parameter kesuksesan yang berbeda. Dengan mempunyai
visi strategis, manajemen akan dapat mengarahkan perusahaan untuk
mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
1.6 Manajemen Rantai Pasokan •
Oleh Henkoff (1994) disebutkan bahwa manajemen rantai pasok
merupakan proses dimana perusahaan memindahkan material, komponen dan
produk ke pelanggan. Dalam industri mobil, pakaian, komputer dan bahan-
bahan kimia, para eksekutif meletakkannya sebagai agenda utama. Karena
tekanan tinggi untuk bersaing dengan para kompetitor baik harga maupun
kualitas, perusahaan berusaha memperolehnya dengan kemampuan mereka
dalam hal mengirim barang dalam jumlah yang tepat, lokasi tepat dan tepat
waktu. Dengan membuat manajemen rantai pasok sebagai salah satu bagian
dari perencanaan strategik perusahaan maka seharusnya mulai saat ini kita
sudah mulai bisa berpikir bahwa kesuksesan implementasi manajemen rantai
pasok tidak akan bisa diukur dalam periode jangka pendek. Menurut
Verespej (2003) dalam menjalankan strategi ini perusahaan harus mampu
melakukan hubungan secara elektronik (electronically connected) dan
perekonomian yang dijalankan pun sudah harus digerakkan dengan teknologi
(technology driven economy).
Selain itu apabila dua buah perusahaan yang telah bekerja sama dalam
menerapkan rantai pasok dan gagal untuk melakukan kolaborasi, sharing of
information, dan menyediakan data yang bertujuan untuk mewujudkan
suksesnya rantai pasok ini maka bukan tidak mungkin bahwa kedua
perusahaan tersebut akan gagal untuk memperoleh nilai tambah maksimal
yang diharapkan dapat diperoleh dengan menjalankan manajemen rantai
pasok ini. Hal yang paling penting dalam pelaksanaannya, perusahaan harus
mampu berpikir jauh ke depan memprioritaskan integrasi dengan konsumen
pemasok dan bahkan dengan area-area lain yang saling berhubungan.
B. PERSEDIAAN DALAM RANTAI PASOK
Saudara mahasiswa, Anda sudah paham bukan, mengenai pengertian
manajemen rantai pasok? Manajemen rantai pasok juga memerlukan
pengelolaan aliran barang dan jasa yang terdapat di dalamnya. Untuk
mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-tama yang
harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai
seluruh mata rantai yang ada, mulai dari yang pertama sampai yang terakhir.
Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah sebagai berikut.
• EKMA4371/MODUL 1 1. 7
1. Awal rantai pasok dari pabrik kertas adalah hutan kayu yang
menghasilkan bahan untuk kertas atau gudang bahan yang didaur ulang
yang mengawali proses pembuatan kertas tersebut.
2. Bahan baku kertas perlu dilengkapi dengan bahan penolong agar bahan
baku dapat diproses menjadi kertas. Bahan penolong banyak sekali,
misalnya air yang berlimpah, bahan kimia yang banyak jenisnya, plastik
dan alat pengikat untuk mengepak.
3. Di samping itu, pabrik kertas banyak menggunakan berbagai jenis
peralatan dan puluhan ribu jenis material serta suku cadang, yang awal
rantai pasoknya adalah pabrik pembuat peralatan, material, dan suku
cadang tersebut.
4. Pada dasarnya terdapat puluhan dan mungkin ratusan pemasok dan
suppliers' supplier (sub-suppliers) yang terlibat.
Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai
pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa
jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan
yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang-pendeknya rantai pasok
juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan bahan baku maupun metode
inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya. Terdapat beberapa jenis
persediaan, yaitu sebagai berikut.
a. Bahan baku (raw materials): mata rantai pertama ada di pabrik pembuat
bahan baku ini, dan mata rantai terakhir ada di pabrik pembuat produk
akhir (bukan di konsumen akhir). Bahan baku ini di pabrik pembuat
produk akhir digabung dengan bahan penolong, dan dengan teknologi
tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi.
b. Barang setengah jadi (work in process product): permulaan mata rantai
ada di pabrik pembuat bahan jadi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya,
bahan setengah jadi adalah basil dari proses bahan baku. Bahan setengah
jadi dapat langsung diproses di pabrik yang sama menjadi bahan jadi,
tetapi dapat juga dijual kepada konsumen sebagai komoditas. Jadi, akhir
dari mata rantai akan sangat tergantung dari hal di atas, bisa pendek dan
bisa panjang. Akhir mata rantai ada di konsumen akhir pengguna atau
pembeli basil produksi tersebut. Persediaan jenis ini adalah persediaan
yang digunakan untuk menunjang pabrik pembuat barang jadi tersebut,
yaitu untuk pemeliharaan, perbaikan, dan operasi peralatan pabriknya.
Mata rantainya bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan
1.8 Manajemen Rantai Pasokan •
berakhir di perusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai the final
user (manufacturer).
c. Barang komoditas (commodity): persediaan jenis ini adalah barang yang
dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan
diperdagangkan, dalam arti dijual kembali kepada konsumen. Di
perusahaan tersebut, barang ini dapat diproses lagi, misalnya diganti
bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga dijual lagi
langsung dalam bentuk asli seperti saat dibeli. Mata rantai persediaan
jenis ini bermula dari pabrik pembuat komoditas tersebut dan berakhir
pada konsumen akhir pengguna barang tersebut. Barang komoditas
kadang-kadang juga disebut resales commodities karena memang barang
tersebut dibeli untuk dijuallagi dengan keuntungan tertentu.
d. Barang proyek: Persediaan jenis ini adalah material dan suku cadang
yang digunakan untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat
pabrik baru. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO
materials, jadi bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan
berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud.
C. PROSES BISNIS RANTAI PASOK
Seperti telah Anda pelajari sebelumnya bahwa manajemen rantai pasok
akan melibatkan perusahaan-perusahaan lain, baik pemasok bahan baku,
bahan penolong maupun distributor produk. Bila dua perusahaan membina
hubungan, aktivitas-aktivitas internal mereka akan terhubung dan tersusun
bersama di antara keduanya. Sebagai contoh, aktivitas internal perusahaan
dihubungkan dan mempengaruhi aktivitas internal distributor, sebaliknya
juga dapat berhubungan dengan aktivitas retail. Akhirnya, aktivitas internal
retail berhubungan dan mempengaruhi pelanggan akhir. Dengan demikian,
keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan fungsi individual untuk
menyatukan aktivitas-aktivitas pada proses bisnis inti rantai pasok dan
mengoordinasikannya.
Sebelum menguraikan proses bisnis inti rantai pasok yang terdiri dari
8 proses, perlu ditambahkan keberhasilan manajemen rantai pasok juga
memerlukan:
1. dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan, dan komitmen untuk
berubah;
2. memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan;
3. menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok;
4. komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
• EKMA4371/MODUL 1 1. 9
Berikut ini akan diuraikan proses-proses bisnis inti manajemen rantai
pasok.
a. Customer Relationship Management (CRM): langkah pertama
manajemen ratai pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau
pelanggan yang kritis dengan misi dagang perusahaan. Rencana bisnis
adalah titik awal identifikasi. Tim pelayanan pelanggan (customer
service) membuat dan melaksanakan program-program bersama,
persetujuan produk dan jasa ditetapkan pada tingkat kinerja tertentu
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk pelanggan baru,
dikembangkan komunikasi dan prediksi yang lebih baik atas permintaan
pelanggan. Lalu tim customer service bekerja sama dengan pelanggan
mengidentifikasi dan menghilangkan sumber-sumber variabilitas
demand. Terakhir, para manajer mempelajari evaluasi-evaluasi tersebut
untuk menganalisis pelayanan seperti apa yang akan diberikan pada
pelanggan tersebut juga keuntungan yang diperoleh.
b. Customer Service Management (CSM): sumber tunggal informasi
pelanggan yang mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer
Service memberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal
pengiriman dan ketersediaan produk berdasarkan informasi dari bagian
produksi dan distribusi. Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya
harus secara efisien membantu pelanggan mengenai aplikasi dan
rekomendasi produk.
c. Demand Management: proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan
pelanggan dengan kemampuan supply perusahaan, menentukan apa yang
akan dibeli pelanggan dan kapan. Sistem manajemen permintaan yang
baik menggunakan data point-of-sale (yang telah diuraikan di
manajemen logistik) dan data pelanggan "inti" untuk mengurangi
ketidakpastian dan aliran yang efisien melalui rantai pasok.
d. Customer Demand Fulfillment: proses penyelesaian pesanan ini secara
efektif memerlukan integrasi reneana kerja antara produk, distribusi, dan
transportasi. Hubungan dengan rekan kerja, yakni anggota primer rantai
pasok dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan mengurangi total biaya kirim ke pelanggan.
e. Manufacturing Flow Management: biasanya perusahaan memproduksi
barang lalu dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan historik.
Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi. Sering kali produk
1. 10 Manajemen Rantai Pasokan •
yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu, meningkatkan
biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat.
Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan berdasarkan
kebutuhan pelanggan. Jadi, barang produksi harus fleksibel dengan
perubahan pasar. Untuk itu, diperlukan kemampuan berubah secara cepat
untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan massal. Untuk mencapai
proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum, manajer harus
berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah termasuk
merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk, dan perhatian
pada rangkaian produk.
f. Procurement: membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok
pemasok dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah
sistem beli tradisional. Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak
tahap desain produk sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan
produk serta meningkatkan koordinasi antara engineering, purchasing
dan supplier pada tahap akhir desain. Untuk mempercepat transfer data
dan komunikasi, pembelian dapat dilakukan dengan menggunakan
fasilitas EDI.
g. Pengembangan Produk dan Komersialisasi: untuk mengurangi waktu
masuknya produk ke pangsa pasar, pelanggan, dan supplier seharusnya
dimasukkan ke dalam proses pengembangan produk. Bila siklus produk
termasuk singkat maka produk yang tepat harus dikembangkan dan di-
launching pada waktu singkat dan tepat agar perusahaan kuat bersaing.
Manajer pengembangan produk dan komersialisasi seharusnya:
1) mengoordinasikannya dengan CRM untuk mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang telah tertampung maupun
yang belum ditampung;
2) memilih material dan pemasok yang sesuai yang berhubungan
dengan bagian procurement;
3) mengembangkan teknologi produksi dan aliran produksi untuk
mengakses kemampuan produksi dan integrasi ke dalam aliran
rantai pasok yang terbaik untuk penggabungan produk/pasar.
h. Retur: proses manajemen retur yang efektif memungkinkan kita
mengidentifikasi produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos
proyek-proyek agar dapat bersaing. Retur di Xerox berupa peralatan,
komponen, supplier, dan competitive trade-ins. Ketersediaan retur
(return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang di perlukan
• EKMA4371/MODUL 1 1. 11
untuk mencapai pengembalian aset (return on asset) pada status yang
digunakan. Pengukuran ini penting bagi pelanggan yang memerlukan
produk pengganti dalam waktu singkat bila terjadi produk gagal. Selain
itu, perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan waste dari bagian
produksi diukur pada waktu organisasi menerima uang cas.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan pengertian manajemen rantai pasok!
2) Jelaskan tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam rantai pasok!
3) Jelaskan mengapa setiap rantai pasok memiliki karakteristik yang
berbeda!
4) Jelaskan beberapa jenis persediaan yang berpengaruh dalam aliran rantai
pasok!
5) Jelaskan proses bisnis inti dalam manajemen rantai pasok!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Pengertian manajemen rantai pasok adalah integrasi aktivitas-aktivitas
yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku
menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan
barang-barang tersebut kepada para pelanggan dengan cara yang efisien.
2) Tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam rantai pasok meliputi:
a) SCM adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai
pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer,
distributor, retailer, dan customer.
b) SCM mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya.
c) SCM mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan perusahaan kepada pelanggan.
3) Setiap rantai pasok mempunyai karakteristik yang berbeda karena:
adanya perbedaan beberapa pemain dalam bidang rantai pasok, setiap
organisasi mempunyai parameter yang berbeda dan juga karena setiap
fungsi juga mempunyai parameter kesuksesan yang berbeda. Dengan
1. 12 Manajemen Rantai Pasokan •
mempunyai visi strategis, manajemen akan dapat mengarahkan
perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
4) Jenis persediaan yang berpengaruh terhadap aliran rantai pasok adalah:
a) Barang baku (raw materials).
b) Barang setengah jadi (work in process product).
c) Barang komoditas (commodity).
d) Barang proyek.
5) Proses bisnis inti SCM meliputi:
a) Customer Relationship Management (CRM).
b) Customer Service Management (CSM).
c) Demand Management.
d) Customer Demand Fulfillment.
e) Manufacturing Flow Management.
f)
g)
h)
Procurement.
Pengembangan Produk dan Komersialisasi.
Retur.
RANGKUMAN
Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas
yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku
menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan
barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang
efisien. Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok
akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke
konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan
jumlah produknya.
Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga
aspek yang perlu diperhatikan yaitu berikut ini.
1. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan
untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier,
manufacturer, distributor, retailer, dan customer.
2. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap
pengendalian biaya.
3. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam
meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.
• EKMA4371/MODUL 1 1. 13
Untuk rnengelola aliran barang dan jasa dalarn rantai pasok,
pertarna-tarna yang harus diketahui adalah garnbaran sesungguhnya dan
lengkap rnengenai seluruh rnata rantai yang ada, rnulai dari yang pertarna
sarnpai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah
dirnulai dari hutan kayu sebagai penghasil bahan baku, bahan penolong,
peralatan, dan pernasok lain yang terlibat.
Di sarnping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai
pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah
beberapa jenis barang yang disirnpan di gudang yang rnernpunyai sifat
pergerakan yang agak berbeda satu sarna lain sehingga panjang-
pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari rnetode pernenuhan
bahan baku rnaupun rnetode inventory yang dipilih oleh pelaku
bisnisnya. Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut.
1. Bahan baku (raw materials).
2. Barang setengah jadi (work in process product).
3. Barang kornoditas (commodity).
4. Barang proyek.
Keberhasilan rnanajernen rantai pasok rnernerlukan:
1. dukungan surnber daya rnanusia, kepernirnpinan dan kornitrnen
untuk berubah~
2. rnernaharni sejauh mana perubahan yang diperlukan~
3. rnenyetujui visi dan proses inti rnanajernen rantai pasok~
4. kornitrnen pada perlunya surnber daya dan kekuasaan atau
wewenang untuk rnencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses-proses bisnis inti rnanajernen rantai pasok rneliputi berikut
• •
Inl.
1. Customer Relationship Management (CRM).
2. Customer Service Management (CSM).
3. Demand Management.
4. Customer Demand Fulfillment.
5. Manufacturing Flow Management.
6. Procurement.
7. Pengernbangan Produk dan Kornersialisasi.
8. Retur.
1. 14 Manajemen Rantai Pasokan •
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Pengertian manajemen rantai pasok adalah ....
A. integrasi aktivitas-aktivitas pengubahan bahan baku menjadi barang
dalam proses dan barang jadi serta mengantarkannya kepada
pelanggan dengan cara yang efisien
B. pengubahan bahan baku dan bahan penolong menjadi barang jadi
dan mendistribusikannya dengan biaya yang paling murah
C. pengelolaan aliran bahan baku dan bahan penolong menjadi barang
jadi sampai pada gudang-gudang pusat pendistribusian terdekat
dengan konsumen akhir
D. proses pengubahan bahan baku menjadi barang jadi melalui suatu
proses produksi tertentu yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen akhir
2) Dukungan teknologi informasi mutlak diperlukan dalam rantai pasok
karena ....
A. teknologi informasi membantu produsen mengenali siapa saja
konsumen akhirnya
B. dapat digunakan untuk menentukan daerah-daerah mana saja yang
dapat dipakai sebagai sumber material dan daerah pemasaran produk
jadi
C. harus ada kesamaan persepsi kebutuhan dari sisi material yang akan
diolah dan produk yang diperlukan oleh konsumen
D. dapat mencegah terjadinya informasi ganda dari konsumen
3) Berikut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam rantai pasok,
kecuali ....
A. pemasok
B. pusat manufaktur
C. lembaga keuangan
D. konsumen
4) Awal rantai pasok dari pabrik ban adalah ....
A. pemasok karet mentah
B. pedagang besar
C. pemasok bahan baku dan bahan penolong
D. hutan karet
• EKMA4371/MODUL 1 1. 15
5) Persediaan yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk
barang jadi dan diperdagangkan kembali disebut barang ....
A. baku
B. komoditas
C. setengah jadi
D. jadi
6) Hasil proses bahan baku untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi
barang jadi disebut barang ....
A. setengah jadi
B. penolong
C. komoditas
D. proyek
7) Hubungan antara dua perusahaan dalam rantai pasok dapat berjalan
dengan baik apabila terdapat keterkaitan dan sharing informasi di antara
keduanya mengenai ....
A. aktivitas internal
B. kondisi keuangan
C. penyedia bahan baku
D. identitas pelanggan
8) Berikut ini merupakan penentu keberhasilan manajemen rantai pasok,
kecuali ....
A. dukungan sumber daya manusia
B. kepemimpinan
C. komitmen untuk berubah
D. perjanjian kerja sama
9) Langkah pertama dalam manajemen ratai pasok adalah mengidentifikasi
pelanggan utama atau pelanggan yang kritis dengan misi dagang
perusahaan yang disebut dengan ....
A. demand management
B. customer service management
C. customer relationship management
D. supply management
1. 16 Manajemen Rantai Pasokan •
10) Proses dalam rantai pasok yang menyeimbangkan kebutuhan pelanggan
dengan kemampuan supply perusahaan serta menentukan apa yang akan
dibeli pelanggan dan kapan disebut ....
A. demand management
B. customer service management
C. customer relationship management
D. supply management
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% =baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
• EKMA4371/MODUL 1 1. 17
Kegiatan Belajar 2
Ki nerj a Manaj em en Rant ai Pasok
audara mahasiswa, ulasan mengenai kinerja manajemen rantai pasok
akan dimulai dengan pengelolaan aliran rantai pasok dan karakteristik
produk. Pengukuran kinerja rantai pasok sering kali dikaitkan dengan
pengukuran kinerja keuangan perusahaan, yaitu bahwa pengukuran kinerja
rantai pasok dapat dinilai berdasarkan perubahan nilai-nilai pada beberapa
ukuran keuangan perusahaan yang berkaitan dengan rantai pasok.
A. MENGELOLA ALIRAN RANTAI PASOK
Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-
tama yang harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap
mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari mata rantai pertama
sampai yang terakhir. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat
pergerakan rantai pasok untuk persediaan. Seperti diketahui, yang dimaksud
dengan persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di gudang
yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga
panjang pendeknya rantai pasok juga berbeda. Beberapa hal yang dijadikan
pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut.
1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives)
Untuk membuat sasaran lingkup pasar, manajemen harus
mempertimbangkan perilaku pembelian pelanggan, tipe distribusi yang
digunakan, struktur rantai pasok, dan tingkat pengendalian yang dibutuhkan
untuk keberhasilan rantai pasok.
2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior)
Motif pembelian dari segmen potensial pelanggan harus ditentukan
untuk mendesain rantai pasok secara efisien dan efektif. Analisis ini
memungkinkan desainer untuk menentukan segmen retail yang paling
mampu mencapai target pasar. Bagian marketing industri juga harus
mengidentifikasikan pengguna yang berpotensial dan menentukan bagaimana
para pelanggan ini akan membuat keputusan pembelian. Proses pembuatan
1. 18 Manajemen Rantai Pasokan •
keputusan para pembeli dalam industri bergantung pada perusahaan
pengguna, perusahaan perlengkapan orisinal atau distributor.
3. Tipe Distribusi
Terdapat tiga tipe dasar distribusi yang dapat digunakan untuk
menyediakan produk bagi para konsumen, yaitu sebagai berikut.
a. Distribusi intensif
Distribusi intensif memiliki arti bahwa produk-produk yang
didistribusikan dijual sebanyak mungkin ke retail atau pedagang grosir.
Distribusi intensif cocok untuk produk-produk, seperti permen karet,
minuman ringan, roti, film dan rokok, ketika faktor utama yang
mempengaruhi keputusan pembelian adalah convenience (kesenangan).
Produk-produk industri lain yang membutuhkan distribusi intensif, misalnya
industri dalam penyediaan alat tulis, seperti pensil, penjepit kertas, tipe
transparan, map file, kertas ketik, master transparansi. Distribusi intensif
lebih melibatkan saluran-saluran tidak langsung dengan dua atau lebih
perantara.
b. Distribusi selektif
Distribusi selektif cocok untuk toko yang dapat menjual produk terbatas,
tetapi tidak untuk tingkat yang eksklusif. Dengan cara berhati-hati memilih
pedagang grosir dan retail, pengusaha dapat berkonsentrasi pada rekening
yang lebih menguntungkan dan mengembangkan hubungan kerja yang solid
untuk meyakinkan bahwa produk dijual selayaknya. Hal ini dapat juga
dilakukan dengan membatasi sejumlah toko retail jika produk dijual dengan
pelayanan yang spesial atau dukungan penjualan yang optimal. Distribusi
selektif dapat digunakan untuk produk yang dikategorikan, seperti sandang,
peralatan, televisi, perlengkapan stereo, perabotan rumah, dan perlengkapan
olahraga.
c. Distribusi eksklusif
Distribusi eksklusif apabila sebuah toko tunggal diberikan hak eksklusif
untuk menjual produk pada daerah tertentu. Produk-produk, seperti otomobil,
beberapa peralatan utama, beberapa jenis perabotan, beberapa macam
pakaian tertentu yang memiliki tingkat loyalitas merek pelanggan yang tinggi
dapat disalurkan secara eksklusif. Umumnya, distribusi eksklusif dilakukan
• EKMA4371/MODUL 1 1. 19
bila saluran pengendalian dianggap penting. Distribusi eksklusif dapat
meningkatkan image produk dan memungkinkan perusahaan memberikan
harga retail yang tinggi. Kadangkala pengusaha menggunakan multiple brand
untuk menawarkan distribusi eksklusif bagi lebih dari satu retail atau
distributor. Distribusi eksklusif lebih sering terjadi pada tingkat perdagangan
grosir dibandingkan tingkat retail. Pada umumnya, distribusi eksklusif
dimanfaatkan untuk saluran-saluran langsung (pengusaha menuju retail).
B. KARAKTERISTIK PRODUK
Dalam perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat
pelaku masing-masing tahap mempunyai pelaku tambahan, misalnya
distributor mempunyai subdistributor untuk daerah tertentu maupun untuk
tujuan efektivitas pemasaran. Dengan demikian, pola pikir perancangan
aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama
dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir
produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai
pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, dalam analisis rantai
pasok tidak selalu mendasarkan pada keseluruhan tahapan aliran rantai pasok
melainkan bahwa rantai pasok dapat dipandang sebagai kumpulan tahapan
proses yang masing-masing tahapan tersebut dapat dianalisis lebih dalam.
Terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik
produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang yaitu sebagai berikut.
1. Nilai Produk (The Product's Value)
Produk-produk dengan biaya per-unit yang tinggi membutuhkan
investasi persediaan yang cukup besar. Sebagai konsekuensinya, produk-
produk yang bernilai tinggi membutuhkan rantai pasok yang lebih pendek
(lebih sedikit anggota) untuk meminimalkan total investasi persediaan. Akan
tetapi, rantai pasok cenderung lebih panjang bila nilai per unit rendah jika
volume penjualan tidak tinggi. Pada umumnya, distribusi intensif digunakan
untuk produk bernilai rendah. Nilai produk juga mempengaruhi biaya
pengangkutan persediaan dan premi transportasi. Produk bahan makanan low
margin, low-value dapat dikirimkan melalui kereta dan disimpan dalam
gudang. Komponen-komponen dan produk high-value seperti barang
dagangan high fashion akan dikirim melalui pengangkutan udara untuk
1.20 Manajemen Rantai Pasokan •
meminimalkan persediaan dalam perjalanan (in-transit) dan mengurangi
biaya pengangkutan persediaan dan markdown.
2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Technicality ofthe Product)
Produk teknis yang tinggi biasanya membutuhkan peragaan oleh tenaga-
tenaga penjualan selain penyediaan pelayanan pra-pembelian dan pasca-
pembelian. Selain itu juga dibutuhkan komponen-komponen perbaikan untuk
dijadikan stok. Produk-produk teknis misalnya komputer rumah, komponen
stereo mewah, perlengkapan kamera dan video yang mahal, mobil-mobil
sport mewah dan beberapa produk industri lainnya. Pada umumnya,
kebijakan saluran langsung dan selektif atau distribusi eksklusif digunakan
untuk jenis-jenis produk tersebut.
3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree ofMarket Acceptance)
Tingkat dukungan pasar menentukan usaha penjualan yang dibutuhkan.
Jika seorang pengusaha terkenal menawarkan produk baru dan merencanakan
periklanan serta promosi yang tinggi maka pelanggan juga akan memberi
dukungan yang tinggi. Selain itu, para perantara juga pasti dengan mudah
ingin menawarkan produk tersebut. Akan tetapi, produk-produk baru dengan
sedikit dukungan pasar dan identifikasi merek yang rendah membutuhkan
penjualan yang lebih agresif.
4. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree ofSubstitutability)
Kemampuan substitusi produk sangat dekat hubungannya dengan
loyalitas merek. Bila loyalitas merek rendah, substitusi produk dan distribusi
intensif mungkin dibutuhkan karena konsumen akan dengan mudah beralih
ke merek yang lain. Misalnya, banyak perusahaan-perusahaan yang
memberikan diskon pada pameran pembelian di area-area yang ramai. Untuk
memperoleh dukungan dari pedagang grosir atau retail, produsen dapat
menawarkan harga yang menarik. Jika loyalitas merek tinggi maka lebih
diperlukan distribusi selektif atau distribusi efektif karena konsumen tidak
mudah berpindah ke merek lain.
5. Bulk Produk (The Product's bulk)
Pada umumnya, produk-produk berat dan low-value dibatasi pada pasar-
pasar yang berdekatan dengan letak produksi. Produk-produk ini sering
membutuhkan kemampuan penanganan material yang khusus. Dengan
• EKMA4371/MODUL 1 1.21
menggunakan kubus-kubus kecil yang ringan serta penempatan yang tepat,
akan lebih banyak unit yang dapat dikirimkan dalam truk, kereta atau
container, dengan demikian akan mengurangi biaya per-unit transportasi.
6. Kemampuan Jangka Panjang produk (The Product's Perishability)
Kemampuan produk untuk bertahan lama berhubungan dengan
kemerosotan fisik atau keusangan produk yang disebabkan oleh perubahan
pola pembelian pelanggan ataupun perubahan teknologi. Produk-produk
tahan lama umumnya dijual pada basis langsung untuk memindahkan produk
melalui rantai pasok yang lebih cepat dan mengurangi kerugian potensial
persediaan.
7. Tingkat Konsentrasi Pasar (The Degree ofMarket Concentration)
Bila pasar dipusatkan pada area geografis tertentu, rantai pasok yang
pendek dapat menjadi metode yang paling efektif dan efisien. Apabila
diedarkan secara luas dibutuhkan perantara khusus. Banyaknya perusahaan
food-processing menggunakan pedagang perantara untuk memasarkan
produk-produk mereka adalah salah satu contoh. Faktor ini juga menjelaskan
keberadaan agen pooling, seperti pengangkutan forwarder dan perusahaan
local cartage, yang melakukan pengumpulan dan pengiriman kecil ke dalam
unit untuk muatan truk atau carload agar dapat dipindahkan ke tempat tujuan.
8. Mosiman (Seasonality)
Untuk beberapa produk tertentu, volume penjualan ramai pada masa-
masa tertentu dalam setahun, misalnya produk seragam sekolah hanya ramai
pada saat tahun ajaran baru dimulai. Pada kasus lainnya, bahan mentah
seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, hanya dapat tersedia pada masa-masa
tertentu. Kedua kasus tersebut membutuhkan penyimpanan out-of-season.
Pengusaha harus menginvestasikan ke gudang-gudang, menggunakan pihak
ketiga atau menyediakan insentif pada perantara yang mengurus fungsi
penyimpanan. Sebagai contoh, pengusaha dapat menawarkan diskon
musiman ataupun pengiriman persediaan ke para pedagang grosir atau retail
yang setuju untuk menerima pengiriman awal.
1.22 Manajemen Rantai Pasokan •
9. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth
of The Product Line)
Jenis kelebaran dan kedalaman sebuah produk dapat mempengaruhi
rancangan rantai pasok. Seorang pengusaha dengan nilai per unit produk
yang rendah dapat menggunakan distribusi intensif dengan penjualan
langsung jika produk mampu untuk menghasilkan volume penjualan yang
relatif besar. Contohnya pengusaha bahan makanan seperti Kellog's dan
General Foods menggunakan distribusi intensif. Umumnya, seorang
pengusaha dari lini produk yang terbatas akan menggunakan pedagang-
pedagang grosir untuk mencapai pasar yang memadai dengan harga yang
pantas.
C. KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK
Setelah Anda mempelajari tentang pengelolaan aliran rantai pasok serta
karakteristik produk maka bahasan kita selanjutnya adalah mengenai kinerja
manajemen rantai pasok. Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua
aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara
kuantitatif. Hasil akhimya adalah angka atau prosentase dari aktivitas
pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan. Tujuan dari pengukuran
kinerja adalah sebagai berikut.
a. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang
mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).
b. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di
antara tiap-tiap channel).
c. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.
Untuk pengukuran akan ditujukan pada proses-proses yang terjadi di
dalam perusahaan sehari-hari, dan kemudian dengan didasarkan atas kinerja
yang telah didapat dari berbagai referensi akan dilakukan penilaian atas
proses yang terjadi yang menggambarkan kinerja yang diukur tersebut.
Rantai pasok menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai
dari pemasok sampai pelanggan, di mana adanya keterlibatan entitas atau
disebut pemain dalam konteks ini dalam jaringan rantai pasok yang sangat
kompleks tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang terlibat dalam
rantai pasok (lndrajit dan Djokopranoto, 2002):
• EKMA4371/MODUL 1 1.23
1. Supplier (chain 1)
Rantai pada rantai pasok dimulai dari chain 1, yang merupakan sumber
penyedia bahan pertama. Di sini adalah tempat di mana mata rantai
penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama di sini bisa dalam bentuk
bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang
dagang.
2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2)
Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer
yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang
(finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi
untuk melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying
cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering.
3. Supplier-Manufacturer-Distributor (chain 1-2-3)
Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada
pelanggan, di mana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler
yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar.
4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4)
Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail
outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang basil
produksinya kepada pelanggan (customer), namun secara relatif jumlahnya
tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.
5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-
2-3-4-5)
Pelanggan merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam rantai pasok,
dalam konteks ini sebagai end-user. Pada rantai ini, terjadi transaksi antara
retailer dan pelanggan yang meliputi seluruh proses yang secara langsung
meliputi penerimaan barang sekaligus memenuhi permintaan pelanggan.
Dari penjelasan mengenai pelaku-pelaku rantai pasok tersebut dapat
dikembangkan suatu model rantai pasok, yaitu suatu gambaran plastis
mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat
berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain seperti
yang dapat dilihat pada Gambar 1.2.
1.24 Manajemen Rantai Pasokan •
Customer
Retailer
Distributor
Manufacturer
Supplier
Gambar 1.2.
Mata Rantai SJpply Chain
Saudara mahasiswa, seperti yang telah Anda pelajari, manajemen rantai
pasok meliputi pengelolaan aliran material yang membentuk adanya
persediaan di dalam rantai pasok. Untuk keperluan ini, para manajer selalu
mengawasi agar persediaan selalu berada pada level yang dapat diterima.
Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan
berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Semua metode
pengukuran persediaan dimulai dengan penghitungan unit secara fisik,
volume atau berat. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga
bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan
perputaran persediaan.
Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang
tersimpan dalam persediaan. Hal ini berarti nilai seluruh persediaan diukur
berdasar biaya pada saat proses dan pada saat barang jadi. Nilai penjualan
akhir mempunyai arti hanya untuk produk akhir atau jasa saja dan tidak dapat
digunakan untuk semua item persediaan. Nilai ini diambil rata-rata karena
menggambarkan investasi persediaan pada satu periode waktu. Misalnya,
item A adalah bahan baku yang diubah menjadi barang jadi yang disebut item
B. Satu unit item A mungkin hanya bemilai beberapa Rupiah saja, sedangkan
satu unit item B dapat bernilai beberapa ratus Rupiah karena adanya campur
• EKMA4371/MODUL 1 1.25
tangan tenaga kerja, teknologi, serta nilai-nilai lain yang ditambahkan selama
proses produksi. Pengukuran persediaan dalam hal ini adalah:
Nilai rata-rata = (Jumlah unit item A yang ada) (Nilai tiap-tiap item A)
persediaan agregat + (Jumlah unit item B yang ada) (Nilai tiap-tiap item B)
Dengan menjumlahkan seluruh item dalam persediaan, nilai total ini
berarti seberapa banyak aset perusahaan ada pada persediaan. Perusahaan
manufaktur biasanya memiliki sekitar 25 persen total aset mereka dalam
persediaan, sedangkan untuk pedagang besar dan pengecer rata-rata berkisar
75 persen. Untuk beberapa hal, manajer dapat menentukan apakah nilai
agregat persediaan terlalu tinggi atau terlalu rendah berdasarkan data historis,
perbandingan dalam industri maupun pertimbangan manajer sendiri.
Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan
cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per
minggu berdasar biaya (at cost). Pada beberapa operasi perusahaan yang
memiliki persediaan rendah, penilaian secara harian ataupun jam dapat
dilakukan dan akan memberikan akurasi yang lebih baik. Perusahaan-
perusahaan yang bergerak dalam industri automobil menggunakan dasar
penilaian produk akhir per dua bulan. Nilainya bervariasi antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang lain.
Pengukuran secara mingguan adalah:
Nilai agregat rata-rata persediaan
Minggu pasokan =
Penjualan mingguan
Penghitungan ini hanya untuk produk akhir yang terjual (berdasarkan
biaya), bukan berdasar harga jual setelah markups ataupun diskon.
Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh
dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat
rata-rata persediaan selama satu tahun atau dapat ditulis dalam rumus:
. Penjualan tahunan
Perputaran persed1aan = - - - - - - - - - - - - -
Nilai agregat rata-rata persediaan
1.26 Manajemen Rantai Pasokan •
Tingkat persediaan yang terbaik walaupun digambarkan sebagai
perputaran, tidak dapat ditentukan dengan mudah. Walaupun rata-rata
perusahaan memiliki 6 atau 7 perputaran per tahun, namun untuk perusahaan
dengan teknologi tinggi memerlukan 3 kali perputaran. Di sisi lain,
perusahaan automobil dapat memiliki 40 kali perputaran per tahun untuk
produk-produk tertentu.
Contoh:
Suatu perusahaan rata-rata memiliki nilai persediaan Rp20.000.000,00
tahun lalu, dan penjualan produk adalah Rp100.000.000,00. Jika perusahaan
memiliki 52 minggu kerja per tahun, berapa minggu pasokan dalam
persediaan? Bagaimana perputaran persediaannya?
Jawab:
Nilai agregat rata-rata persediaan untuk Rp20.000.000,00 disamakan
dengan 10,4 minggu pasokan dan 5 perputaran per tahun yang dihitung
sebagai berikut:
20.000.000 10 4 .
Minggu pasokan =
(100.000.000) I (52 minggu)
= , nunggu
. 100.000.000
Perputaran persed1aan = =5 perputaran/tahun
20.000.000
Pengawasan terhadap kinerja rantai pasok dilakukan dengan melakukan
pengukuran terhadap biaya, pengiriman, kecepatan, dan kualitas. Pengukuran
operasi ini dikaitkan dengan pengukuran kinerja keuangan. Tabel 1.1.
menunjukkan pengukuran ini. Anak panah menunjukkan indikasi arah
perubahan atas pengukuran keuangan jika pengukuran operasional rantai
pasok berubah.
Tabel 1. 1.
Kait an Pengukuran Ki nerj a Rant ai Pasok dengan Pengukuran Keuangan
Pengukuran O:>erasional Pengukuran Keuan an
Nilai agregat persediaan t Current assets t
Minggu pasokan t Modal kerja t
Perputaran persediaan i Modal kerja t
Biaya produksi dan material t Contribution rna~ 7in i
• EKMA4371/MODUL 1 1.27
Pengukuran Operasional Pen ukuran Keuan an
Persentase kerusakan t Contribution rna~ 1in ,
Persentase ketepatan pen1 iriman ;
Pendapatan ;
Waktu pen emban an produk baru '
Pendapatan
Supplier lead times t Modal kerja t
Persediaan diperlakukan sebagai investasi bagi perusahaan karena
digunakan di masa yang akan datang. Namun, persediaan ini berkaitan
dengan dana yang mungkin akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk
kegiatan operasional lainnya. Pengelolaan rantai pasok untuk mengurangi
persediaan dapat tercermin pada porsi current assets dalam neraca
perusahaan. Tujuannya adalah memiliki jumlah persediaan yang tepat, bukan
jumlah persediaan yang terkecil. Minggu pasokan dan perputaran persediaan
dicerminkan dalam pengukuran keuangan lainnya, yaitu modal kerja yang
berarti banyaknya uang yang digunakan untuk membiayai operasi yang
sedang berjalan. Peningkatan persediaan memerlukan peningkatan
pembayaran kepada pemasok. Penurunan minggu pasokan atau peningkatan
perputaran persediaan akan mengurangi tekanan dalam modal kerja karena
dapat mengurangi persediaan.
Manajer juga dapat mengurangi biaya produksi dan biaya material
melalui manajemen rantai pasok yang efektif. Biaya material ditentukan
melalui pengaturan perjanjian keuangan dengan pemasok dan biaya produksi
merupakan basil dari desain rantai pasok internal. Di lain pihak, persentase
kerusakan juga memiliki dampak terhadap margin kontribusi, yaitu adanya
perbedaan antara harga dan biaya variabel. Pengurangan produksi, material,
dan biaya kerusakan akan meningkatkan margin kontribusi yang berarti akan
meningkatkan keuntungan.
Kinerja rantai pasok berkaitan dengan waktu dan juga keadaan keuangan
perusahaan. Banyak perusahaan manufaktur dan jasa menyediakan
pengukuran persentase ketepatan pengiriman produk atau jasa mereka.
Pengukuran ini dipengaruhi oleh kinerja rantai pasok internal dan eksternal.
Peningkatan persentase ketepatan pengiriman akan meningkatkan pendapatan
karena konsumen yang puas dengan barang atau jasa yang dibeli akan
membeli lebih banyak lagi barang atau jasa tersebut. Hampir sama dengan
hal itu, pengurangan waktu pengembangan produk baru akibat rantai pasok
yang lebih efektif juga akan mempercepat perolehan pendapatan bagi
perusahaan serta akan memperoleh posisi yang baik di pasar. Akhirnya,
pengurangan supplier lead times juga berpengaruh terhadap pengurangan
1.28 Manajemen Rantai Pasokan •
persediaan yang berarti akan mengurangi tekanan modal kerja.
Menyesuaikan aliran input dan output material menjadi lebih mudah karena
waktu yang diperlukan lebih pendek serta dapat digunakan peramalan yang
lebih reliabel.
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan
rantai pasok!
2) Jelaskan tipe-tipe distribusi produk!
3) Jelaskan macam-macam karakteristik produk!
4) Jelaskan pengertian kinerja manajemen rantai pasok!
5) Jelaskan tujuan dari pengukuran kinerja manajemen rantai pasok!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok.
a) Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives).
b) Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior).
c) Tipe Distribusi.
2) Tipe-tipe distribusi produk.
a) Distribusi intensif.
b) Distribusi selektif.
c) Distribusi eksklusif.
3) Macam-macam karakteristik produk.
a) Nilai Produk (The Product's Value).
b) Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality ofthe Product).
c) Tingkat Dukungan Pasar (The Degree ofMarket Acceptance).
d) Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree ofSubstitutability).
e) Bulk Produk (The Product's Bulk).
f) Kemampuan jangka panjang produk (The Product's Perishability).
g) Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree ofMarket Concentration).
h) Musiman (Seasonality).
• EKMA4371/MODUL 1 1.29
i) Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth
ofThe Product Line).
4) Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan
permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya
adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan
pelanggan oleh perusahaan.
5) Tujuan dari pengukuran kinerja manajemen rantai pasok.
a) Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik
(barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).
b) Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi
di antara tiap-tiap channel).
c) Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.
RANGKUMAN
Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus
diketahui pertama-tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap
mengenai seluruh mata rantai yang ada. Beberapa hal yang dijadikan
pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut.
1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives).
2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior).
3. Tipe Distribusi.
a. Distribusi intensif.
b. Distribusi selektif.
c. Distribusi eksklusif.
Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku
masing-masing tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan,
misalnya distributor mempunyai sub distributor untuk daerah tertentu.
Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus
mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan
kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang
dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai pada
penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, terkait dengan
karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang
seharusnya dianalisis oleh perancang:
1. Nilai Produk (The Product's Value).
2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality ofthe product).
3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree ofMarket Acceptance).
1.30 Manajemen Rantai Pasokan •
4. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree ofSubstitutability).
5. Bulk Produk (The Product's Bulk).
6. Kemampuan jangka panjang produk (The Product's Perishability).
7. Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree ofMarket Concentration).
8. Musiman (Seasonality).
9. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth
ofThe Product Line).
Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan
permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhimya
adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan
pelanggan oleh perusahaan.
Tujuan dari pengukuran kinerja adalah:
1. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik
(barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi).
2. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi
di antara tiap-tiap channel).
3. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok.
Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan
berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran
persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat
rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran persediaan. Nilai
agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang
tersimpan dalam persediaan. Minggu pasokan adalah penilaian
persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat
persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost).
Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh
dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai
agregat rata-rata persediaan selama satu tahun.
Pengawasan terhadap kinerja rantai pasok dilakukan dengan
melakukan pengukuran terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kaitan
antara kinerja rantai pasok dengan pengukuran keuangan perusahaan
adalah sebagai berikut.
Pen ukuran Operasional Pen ukuran Keuan an
Nilai a re at persediaan lr Current assets '
Min u pasokan 'lr
Modal ker·a '
Perputaran persediaan i Modal kerja ~
Biaya produksi dan material ~ Contribution mar 1in i
Persentase kerusakan ~ Contribution margin i
Persentase ketepatan pengiriman i Pendapatan i
Waktu pengembangan produk baru ~ Pendapatan i
Supplier lead times ~ Modal kerja ~
• EKMA4371/MODUL 1 1.31
TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Maksud dari persediaan adalah ....
A. produk akhir yang dimiliki perusahaan dan siap untuk dijual
B. beberapa jenis barang yang disimpan di gudang dengan tujuan
tertentu
C. bahan baku yang diterima dari pemasok dan akan digunakan dalam
proses produksi
D. barang yang ada di gudang yang akan digunakan untuk produksi
2) Tipe distribusi yang dilakukan dengan menjual produk sebanyak
mungkin ke retail atau pedagang grosir disebut tipe distribusi ....
A. selektif
B. eksklusif
C. intensif
D. inklusif
3) Tipe distribusi yang memberikan hak khusus kepada sebuah toko tunggal
untuk menjual produk pada daerah tertentu disebut distribusi ....
A. selektif
B. eksklusif
C. intensif
D. inklusif
4) Produk-produk dengan biaya per-unit yang tinggi membutuhkan rantai
pasok yang lebih pendek (lebih sedikit anggota) dengan tujuan agar ....
A. mempermurah harga jual
B. menekan biaya distribusi
C. menyederhanakan aliran rantai pasok
D. meminimalkan total investasi persediaan
5) Tingkat dukungan pasar juga dapat mempengaruhi usaha penjualan suatu
produk. Untuk produk baru dengan identifikasi merek yang rendah
memerlukan jenis penjualan yang ....
A. agresif
B. selektif
C. eksklusif
D. intensif
1.32 Manajemen Rantai Pasokan •
6) Semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan
secara kuantitatif disebut dengan ....
A. pengukuran rantai pasok
B. kinerja rantai pasok
C. aliran rantai pasok
D. kuantitatif rantai pasok
7) Penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai
agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at
cost) disebut ....
A. persediaan tahunan
B. nilai rata-rata persediaan
C. persediaan bulanan
D. minggu pasokan
8) Semakin tinggi perputaran persediaan berarti akan menurunkan ....
A. modal kerja
B. margin kontribusi
C. pendapatan
D. aset tetap
Kasus berikut digunakan untuk menjawab pertanyaan No. 9) dan
10).
Sebuah perusahaan mencatat bahwa penjualan produk tahun sebelumnya
adalah sebesar Rp3.410.000.000,00 dan perusahaan beroperasi selama
52 minggu per tahun. Perusahaan menggunakan tujuh item dalam
persediaannya, yaitu tiga item bahan baku, dua item barang setengah
jadi, dan dua item barang akhir. Tabel berikut menggambarkan tingkat
persediaan rata-rata tahun lalu.
Kategori Item Tingkat Rata-rata Nilai per Unit
Bahan baku 1 15.000 Rp3.000,00
2 2.500 Rp5.000,00
3 3.000 Rp1.000,00
Barang setengah jadi 4 5.000 Rp14.000,00
5 4.000 Rp18.000,00
Barang akhir 6 2.000 Rp48.000,00
7 1.000 Rp62.000,00
• EKMA4371/MODUL 1 1.33
9) Berapakah rata-rata penjualan bulanannya?
A. Rp62.375.500
B. Rp63.756.840
C. Rp65.576.923
D. Rp67.771.432
10) Berapakah minggu pasokannya?
A. 3,5 minggu
B. 4,5 minggu
C. 5,5 minggu
D. 6,5 minggu
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan =---------- x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% =cukup
< 70% =kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80o/o,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.34 Manajemen Rantai Pasokan •
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif1 Tes Formatif2
1) A 1) B
2) c 2) c
3) c 3) B
4) D 4) D
5) B 5) A
6) A 6) B
7) A 7) D
8) D 8) A
9) c 9) c
10) A 10) c
Penghitunganjawaban Tes Formatif 2 No.9) dan 10).
9)
Item No. Tingkat Rata-rata Nilai per Unit Nilai Total
1. 15.000 X 3.000 Rp 45.000.000,00
2. 2.500 X 5.000 Rp 12.500.000,00
3. 3.000 X 1.000 Rp 3.000.000,00
4. 5.000 X 14.000 Rp 70.000.000,00
5. 4.000 X 18.000 Rp 72.000.000,00
6. 2.000 X 48.000 Rp 96.000.000,00
7. 1.000 X 62.000 Rp 62.000.000,00
Nilai agregat rata-rata persediaan = Rp360.500.000,00
Rata-rata penjualan bulanan (at cost) adalah Rp3.410.000.000 : 52
minggu = Rp65.576.923.08/minggu
10) Minggu pasokan adalah Rp360.500.000,00 : Rp65.576. 923 = 5,5
•
rmnggu
• EKMA4371/MODUL 1 1.35
Daftar Pustaka
Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management
for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill.
Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy,
Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education
International.
Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition.
Pearson Education International.
Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy
and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc.
Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition.
Pearson Education International.
Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
Modul 2
Di st ri busi dan Transport asi
lr. Adi Dj oko Gurit no, rvlSE, Ph. D.
Nlei rani Harsasi, S E, M.S.
PENDAHULUAN
istribusi produk berkaitan dengan proses penyampaian produk yang
telah dipesan oleh konsumen dari perusahaan, pengiriman bahan baku
ke lokasi produksi, pemindahan bahan baku ke departemen lain untuk
diproses menjadi barang setengah jadi untuk kemudian dipindahkan lagi ke
departemen selanjutnya supaya bisa diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
Pelaksanaan distribusi produk membutuhkan strategi yang efisien supaya
menghindari kerugian-kerugian yang sebenamya bisa dihindari. Strategi
distribusi adalah strategi penyediaan barang-barang bagi para langganan
potensial. Strategi ini meliputi pemilihan jalan atau saluran liku-liku para
perantara pemasaran yang membentuk struktur distribusi. Dalam tahap awal
strategi distribusi ini, produsen berusaha mengenali saluran-saluran distribusi
yang paling efektif untuk mencapai pasar yang hendak dilayani.
Pada Modul 2 ini, akan dibahas mengenai distribusi dan transportasi
dalam rantai pasok. Secara umum, setelah mempelajari modul ini Anda
diharapkan dapat menjelaskan mengenai dasar-dasar distribusi dalam
manajemen rantai pasok serta mampu menjelaskan pemilihan jalur distribusi
yang efisien. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan
mampu menjelaskan:
1. terjadinya proses dasar distribusi produk dari produsen sampai
konsumen dengan memperhatikan faktor distribusi dan penyerahan
produknya untuk penilaian kinerja rantai pasok yang ada;
2. model penjadwalan produksi yang dikaitkan dengan penyerahan produk
ke konsumen;
3. model pasar dan rantai persediaan (inventory);
4. jenis-jenis distribusi generik;
5.
6.
manajemen logistik;
pengendalian biaya logistik.
2.2 Manajemen Rantai Pasokan •
Kegiatan Belajar 1
Dasar-dasar Di st ribusi Prod uk
A. PROSES DASAR DISTRIBUSI PRODUK
Saudara mahasiswa, pada Kegiatan Belajar 1 ini, Anda akan mempelajari
mengenai pengertian-pengertian dasar distribusi dalam manajemen rantai
pasokan. Tentunya Anda sudah pernah mendengar istilah distribusi, bukan?
Distribusi dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang diambil untuk
memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai
pada tahap konsumen di dalam rantai pasok. Distribusi selalu muncul
diantara setiap pergantian tahap dalam rantai pasok. Setiap perusahaan
memiliki kebijakan mengenai distribusi produknya masing-masing walaupun
perusahaan tersebut bergerak dalam bidang yang sama. Misalnya, Dell
mendistribusikan produk komputernya langsung kepada pembeli akhir,
sedangkan Hawlett Packard (HP) lebih memilih untuk mendistribusikan
produknya melalui reseller. Konsumen Dell harus menunggu beberapa hari
agar bisa mendapatkan produk yang dipesannya, sedangkan konsumen HP
dapat langsung memperoleh produk yang diinginkannya. Namun, Dell
memiliki keunggulan dibandingkan dengan HP, yaitu bahwa konsumen Dell
dapat dengan leluasa memilih spesifikasi komputer yang diinginkannya,
sehingga setiap konsumen merasa bahwa kebutuhannya dapat dipenuhi
dengan sempuma sesuai keinginannya.
Distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor struktur penyusun jaringan
distribusi yang dapat mengakibatkan tercapainya pelayanan yang baik untuk
konsumen. Faktor tersebut antara lain berikut ini. (Chopra dan Meindl, 2007)
a. Response time: berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk sampai
pada konsumen. Ini sangat berpengaruh pada produk karena hila ada
produk pengganti maka apabila terjadi keterlambatan pada proses
pengiriman maka konsumen akan beralih ke produk lain. Dengan
demikian, jaringan distribusi harus cepat merespon keadaan pasar yang
bisa berubah-ubah setiap saat.
b. Product variety: banyaknya jenis produk yang ditawarkan oleh saluran
distribusi tersebut, ketika jenis produk yang ditawarkan banyak maka
• EKMA4371/MODUL 2 2.3
saluran distribusi akan lebih rumit dan membutuhkan alat kontrol lain
untuk mendapatkan biaya yang efisien.
c. Product availability: ketersediaan akan produk tersebut ketika
permintaan pasar lebih tinggi dari permintaan yang telah diperkirakan.
Hal ini biasanya terjadi pada waktu-waktu tertentu, contoh untuk produk
yang fast moving consumer goods pada saat hari besar agama ataupun
tahun baru. Peramalan tentang peningkatan penjualan sangat penting
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan waktu yang
terbatas.
d. Costumer experience: kemudahan konsumen mendapatkan produk dan
menggunakan produk tersebut. Sebagai contoh, jika produk
dikategorikan sebagai produk konsumsi maka permintaan pasar akan
produk tersebut dalam kapasitas atau volume yang banyak.
e. Time to market: waktu yang dibutuhkan pasar untuk bisa menerima dan
merespon produk tersebut, ketika ada produk baru. Saluran atau jaringan
distribusi harus memperhitungkan masalah ini karena jika peramalan
akan terserapnya produk baru meleset jauh maka produk tersebut
biasanya akan disebut produk gagal oleh pasar.
Salah satu strategi distribusi adalah menentukan jumlah perantara yang
hendak dipakai pada masing-masing level dalam saluran yang optimal.
Produsen harus mempertimbangkan manfaat yang dapat diperoleh dengan
menggunakan banyak perantara dibandingkan dengan manfaat yang
diperoleh dengan menggunakan sedikit perantara. Pada akhirnya harus
diambil keputusan mengenai bagaimana produk itu akan didistribusikan
secara fisik setelah dipilih saluran distribusi yang akan dipakai. Tingkat
pelayanan terhadap konsumen harus ditentukan sesuai dengan strategi
pemasaran secara menyeluruh dari perusahaan tersebut (Heizer dan Render,
2007). Berbagai sistem distribusi dapat dianalisis untuk mendapatkan sistem
yang memenuhi tingkat pelayanan yang efisien.
B. KEGIATAN OPERASIONAL MANAJEMEN RANTAI PASOK:
PRODUKSI DAN DISTRIBUSI
Implementasi dari banyak perusahaan dalam rantai persediaan adalah
kemampuan reaksi dan efisiensi yang diperlukan dalam hal pembuatan dan
pengiriman suatu produk, baik berupa barang maupun jasa.
2. 4 Manajemen Rantai Pasokan •
1. Desain Produk
Pemilihan dan desain menyangkut komponen yang diperlukan untuk
membangun produk berdasar pada teknologi yang tersedia dan kebutuhan
capaian produk. Seringkali sedikit perhatian diberikan kepada bagaimana
perancangan suatu produk dan pemilihan komponennya yang berpengaruh
terhadap rantai persediaan untuk membuat produk tersebut. Ketika
mempertimbangkan desain produk dari suatu perspektif rantai persediaan
maka tujuan mendesain produk adalah agar komponen menjadi lebih sedikit,
desain sederhana dengan konstruksi modular. Melalui penentuan desain
produk yang tepat, komponen yang diperlukan dapat diperoleh melalui para
penyalur yang tepat pula. Selain itu, persediaan dapat dijaga dalam
penempatan yang sesuai pada rantai persediaan.
Rantai persediaan memerlukan desain produk yang tepat untuk
mendukung suatu produk yang fleksibel sehingga memungkinkan produk
akan berhasil di pasar. Perakitan produk sangat terkait dengan komponen
yang kompleks. Keterlambatan penyerahan komponen dari para penyalur
dapat menurunkan nilai produksi. Untuk itu, diperlukan persediaan cadangan
barang jadi untuk mengganti kerugian. Sering kali pula diperlukan beberapa
penyalur baru untuk menyediakan komponen produk.
Desain produk akan menggambarkan bentuk rantai persediaan dan
mempunyai dampak besar pada ketersediaan biaya. Kerja sama yang baik
antara bagian pengadaan desain produk dan orang-orang pabrikasi dalam
perancangan suatu produk dapat menciptakan produk yang akan
menguntungkan dan sukses. Pengembangan produk ini harus dikaitkan
dengan kebutuhan pelanggan sehingga harus mengusahakan harga yang
terbaik. Dampaknya, harga dari para penyalur juga harus diusahakan untuk
mendapatkan harga yang terbaik. Dalam mendesain suatu produk yang baik,
dikoordinasikan tiga perspektif, yaitu desain, pengadaan, dan pabrikasi,
sehingga dapat dibentuk suatu rantai persediaan yang efisien. Hal ini akan
mempercepat waktu penyampaian produk ke pasar sekaligus mampu
menciptakan produk yang bersaing.
2. Penjadwalan Produksi
Penjadwalan produksi berarti mengalokasikan ketersediaan kapasitas
(peralatan, tenaga kerja dan fasilitas) dengan pekerjaan yang diperlukan
• EKMA4371/MODUL 2 2.5
untuk dilaksanakan dengan cara yang paling menguntungkan dan efisien.
Penjadwalan produksi dan operasi meliputi suatu proses menemukan
keseimbangan antara beberapa sasaran yang kompetitif, yaitu sebagai berikut.
1. Pemanfaatan tarip tingkat tinggi; ini berarti produksi dipusatkan pada
distribusi dan pabrikasi. Tujuannya adalah menghasilkan produk yang
memberi manfaat dari sisi skala ekonomi.
2. Tingkat persediaan rendah; ini pada umumnya berarti produksi
pendek/singkat dan tepat waktunya, penyerahan bahan baku harus tepat
waktu dan sering dilakukan.
3. Layanan tingkat tinggi bagi pelanggan; sering memerlukan banyak
produksi yang pendek/singkat. Tujuannya adalah menyediakan produk
bagi pelanggan dengan waktu yang cepat dan tidak diperbolehkan
adanya kehabisan stock.
Perusahaan yang memproduksi produk tunggal akan memfokuskan pada
penjadwalan fasilitas secara efisien untuk memenuhi permintaan produk
tersebut. Namun, ketika beberapa produk dibuat dengan menggunakan
fasilitas tunggal maka penjadwalan menjadi lebih kompleks. Adanya multi
produk akan mengakibatkan perusahaan perlu untuk menentukan ukuran lot
untuk produksi dari tiap produk. Perhitungan ini dilakukan berkaitan dengan
proses pengendalian persediaan. Perhitungan ukuran lot tiap kelompok
produk berkaitan dengan keseimbangan produksi sehingga dapat
menyeimbangkan biaya untuk suatu produk dengan biaya persediaan. Setelah
jumlah produksi ditentukan, langkah berikutnya adalah menetapkan urutan
produksi untuk masing-masing produk.
Salah satu teknik umum dalam menjadwalkan produksi adalah konsep
produk yang berdasar pada banyaknya minggu atau hari dalam penentuan
persediaan produk berdasarkan permintaan. Perhitungan waktu untuk suatu
produk dinyatakan seperti:
R=PID
Di mana
R =waktu untuk suatu produk
P = jumlah unit produk dalam persediaan
D =permintaan produksi dalam unit untuk satu minggu atau hari
2. 6 Manajemen Rantai Pasokan •
3. Manajemen Pemesanan
Manajemen pesanan merupakan proses tentang informasi pesanan dari
pelanggan ke pengecer kemudian ke distributor melalui rantai persediaan.
Proses ini juga meliputi informasi tentang penyerahan pesanan, penggantian
produk, dan pemesanan kembali sampai ke pelanggan dalam rantai
persediaan.
Pesanan pembelian ke suatu perusahaan berdampak pada adanya
pesanan ke persediaan perusahaan itu sendiri dan pesanan ke penyalur
lainnya. Jika pesanan hanya diperoleh dari persediaan maka aktivitas dalam
pemesanan adalah memasukkan pesanan pembelian pelanggan ke dalam
suatu daftar pengepakan dan faktur. Tetapi jika pemesanan memerlukan
produk dari para penyalur lainnya maka pesanan pembelian dari pelanggan
yang asli diubah menjadi pesanan pembelian dari penyalur awal ke penyalur
berikutnya.
Seperti telah Anda pelajari sebelumnya bahwa dalam memenuhi
permintaan konsumen memerlukan aktivitas yang kompleks. Perusahaan
akan berhadapan dengan berbagai strata penyalur, penyedia jasa, dan saluran
distribusi. Kompleksitas ini mempunyai dampak atas perubahan cara
penjualan produk, peningkatan layanan, pemenuhan harapan pelanggan, dan
kemampuan merespons dengan cepat permintaan pasar.
Proses manajemen pesanan harus dilakukan agar dapat memenuhi
permintaan konsumen dengan selalu memberikan informasi kepada pekerja
sehingga dapat diambil tindakan korektif. Salah satu pengelolaan yang dapat
dilakukan adalah pengotomatisasian pesanan rutin serta ditangani secara
khusus. Oleh karena itu, kompleksitas rantai persediaan dan permintaan pasar
dalam manajemen pesanan merupakan suatu proses yang harus
dikembangkan dengan cepat.
4. Penjadwalan Penyerahan
Penjadwalan penyerahan produk secara operasional akan berpengaruh
pada keputusan mengenai gaya transportasi yang akan digunakan. Berkaitan
dengan penjadwalan penyerahan yang berkaitan dengan transportasi maka
ada dua jenis metode penyerahan yaitu penyerahan langsung dan penyerahan
milk run.
• EKMA4371/MODUL 2 2.7
a. Penyerahan langsung
Metode penyerahan ini dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu
memilih jalur yang paling pendek. Penjadwalan penyerahan jenis ini
melibatkan keputusan tentang kuantitas pengiriman dan frekuensi penyerahan
ke tujuan. Keuntungan metode penyerahan ini adalah adanya kesederhanaan
koordinasi penyerahan dan operasi karena metode ini memindahkan secara
langsung produk dari lokasi pembuatan atau penyimpanan. Penyerahan jenis
ini efisien jika dilakukan berdasarkan kuantitas pesanan ekonomis serta
pemilihan jenis transportasi yang tepat.
b. Penyerahan milk run
Penyerahan milk run adalah penyerahan yang menyalurkan produk dari
penempatan awal tunggal ke berbagai penempatan yang menerima produk
sampai akhimya ke penempatan penerima tunggal. Penjadwalan penyerahan
milk run jauh lebih kompleks dibanding penjadwalan penyerahan langsung.
Keputusan yang harus dibuat meliputi pengiriman produk dalam jumlah yang
berbeda, frekuensi penyerahan, serta runtutan penyerahan.
C. MODEL PASAR DAN RANTAI PERSEDIAAN
Saudara mahasiswa, Anda telah mempelajari bahwa rantai persediaan
dibentuk untuk mendukung pasar dalam kaitannya dengan pelayanan pada
konsumen. Untuk mengidentifikasi pencapaian suatu rantai persediaan, kita
harus selalu mengevaluasi pasar yang sedang dilayani. Untuk mendukung
analisis ini, perlu menggolongkan pada suatu pasar dan mengidentifikasi
peluang serta kebutuhan masing-masing pasar ke rantai persediaannya.
Namun, akan lebih rumit apabila evaluasi yang dilakukan menyangkut pasar
produk jasa.
Penjelasan mengenai pasar dapat dimulai dengan menggunakan dua
komponen paling dasar, yaitu permintaan dan penawaran. Suatu pasar
ditandai oleh kombinasi permintaan dan penawarannya. Model ini
menggambarkan empat macam kuadran dasar pasar, yaitu kuadran yang
pertama adalah suatu pasar di mana baik permintaan dan penawaran
produknya rendah dan tidak dapat diramalkan. Kuadran yang kedua adalah
suatu pasar di mana persediaan rendah dan permintaan lebih tinggi dan
disebut dengan pasar maju. Kuadran yang ketiga berisi suatu pasar di mana
2.8 Manajemen Rantai Pasokan •
baik permintaan dan penawarannya tinggi. Ada banyak kemungkinan
meramalkan di pasar ini, oleh karena itu disebut pula sebagai pasar mantap.
Kuadran yang keempat merupakan suatu pasar di mana persediaan lebih
tinggi dibanding permintaan. Pasar macam ini disebut dengan pasar matang
(mature) karena terdapat kompetisi antarproduknya.
1. Kuadran Pertama
Dalam suatu pasar yang berkembang, permintaan dan penawaran rendah
dan tidak pasti. Pasar ini pada umumnya adalah pasar yang baru muncul.
Pasar ini diciptakan oleh teknologi baru yang tersedia atau oleh
kecenderungan sosial dan ekonomi yang menyebabkan suatu kelompok
pelanggan merasakan adanya kebutuhan. Peluang dalam suatu pasar yang
berkembang adalah adanya persekutuan antarpemain dalam pasar dan dalam
rantai persediaan.
2. Kuadran Kedua
Pasar maju adalah suatu pasar jika permintaan lebih tinggi dibanding
persediaan sehingga persediaan menjadi sering tidak pasti. Peluang dalam
suatu pasar maju adalah menyediakan layanan kepada pelanggan yang lebih
tinggi dan terukur oleh pesanan dan penyerahan tepat waktu. Pelanggan di
dalam suatu pasar seperti ini adalah pelanggan yang dapat dipercaya dan
bersedia membayar harga premi untuk keandalan.
3. Kuadran Ketiga
Di suatu pasar mantap/mapan, permintaan dan penawaran tinggi dan
begitu dapat diramalkan. Ini adalah suatu pasar yang terbentuk jika
permintaan dan penawaran seimbang. Perusahaan perlu memusatkan atas
pengecilan biaya penjualan dan persediaan dalam pemeliharaan untuk
layanan pada pelanggan.
4. Kuadran Keempat
Pada pasar dewasa, persediaan lebih tinggi dibanding permintaan yang
ada. Permintaan stabil atau pelan-pelan jatuh karena adanya kompetisi
oversupply, permintaan nampak tidak pasti dari sisi penyalur di pasar ini.
Pelanggan dapat memperoleh kenyamanan karena mereka dapat membeli
suatu produk yang murah.
• EKMA4371/MODUL 2 2.9
a. Pencapaian kategori pasar
Pada setiap kuadran mempunyai kombinasi peluang pasar tersendiri
untuk rantai persediaan. Dalam rangka pertumbuhan, perusahaan di dalam
suatu rantai persediaan harus mampu bekerja sama untuk memanfaatkan
peluang yang tersedia di pasar mereka. Kategori pengukuran yang digunakan
adalah sebagai berikut.
1) Layanan pelanggan. Layanan pelanggan mengukur kemampuan dari
rantai persediaan untuk memenuhi harapan pelanggannya. Pada jenis
pasar yang sedang dilayani, pelanggan di dalam pasar itu akan
mempunyai harapan berbeda untuk layanan pelanggan. Pelanggan dalam
beberapa pasar diharapkan akan membayar lebih tinggi untuk
ketersediaan produk dan penyerahan yang lebih cepat.
2) Efisiensi Internal. Efisiensi internal mengacu pada kemampuan suatu
perusahaan atau suatu rantai persediaan untuk beroperasi agar
menghasilkan suatu tingkatan profitabilitas yang sesuai. Pada suatu pasar
berkembang akan memperoleh margin keuntungan lebih tinggi dalam
rangka investasi uang dan waktu. Pada suatu pasar dewasa terdapat
ketidakpastian dan risiko sehingga margin keuntungan lebih rendah.
Pasar ini menawarkan kesempatan memperbesar volume bisnis untuk
menyusun dan menyerahkan produk dalam jumlah besar. Beberapa
ukuran tentang efisiensi internal adalah sebagai berikut.
a) Nilai persediaan. Dalam rantai persediaan, perusahaan selalu
mencari jalan untuk mengurangi persediaan sekaligus berusaha
untuk menghindari kelebihan persediaan.
b) Perputaran persediaan (inventory turnover). Ini adalah suatu cara
untuk mengukur profitabilitas persediaan sepanjang tahun.
c) Persediaan untuk dijual kembali. Adalah suatu ukuran mengenai
seberapa baik suatu operasi dengan cara mengukur seberapa baik
penetapan biaya-biaya variabel dan juga laba bruto.
d) Cash-To-Cash. Merupakan waktu suatu perusahaan membayar para
penyalumya untuk material yang dibeli.
3) Fleksibilitas Permintaan. Kategori ini mengukur kemampuan untuk
bereaksi terhadap ketidakpastian dalam tingkatan permintaan produksi.
Hal ini menunjukkan bagaimana suatu peningkatan permintaan dapat
ditangani oleh suatu perusahaan atau suatu rantai persediaan yang berarti
2.10 Manajemen Rantai Pasokan •
juga meliputi kemampuan untuk bereaksi terhadap ketidakpastian di
pasar. Kemampuan ini sering diperlukan di dalam pasar dewasa.
4) Pengembangan produk. Ini meliputi kemampuan perusahaan dan
kemampuan rantai persediaan untuk bersama-sama meningkatkan
pelayanan pasar. Hal tersebut diperlukan untuk mengukur kemampuan
produksi baru dengan tepat waktu. Kemampuan ini perlu untuk pasar
berkembang.
b. Model generik distribusi produk
Dalam praktik distribusi sering kali didapat beberapa produk yang
jenisnya sama, tetapi memiliki karakteristik distribusi yang berbeda. Produk
dengan tipe yang sama tersebut tetap sukses di pasar. Hal sebaliknya juga
terjadi di mana produk yang berbeda jenisnya, tetapi menggunakan cara
distribusi yang sama, yang akhimya juga memperoleh kesuksesan yang sama.
Sebagai contoh, note book produk Dell hanya diperoleh di pasaran dengan
model yang sangat terbatas karena Dell menggunakan cara Make To Order
(MTO) melalui penjualan dengan fasilitas internet (web based transaction)
sehingga model distribusinya akan mengikuti cara drop shipping (langsung
diberikan ke pelanggan setelah produsen menerima order). Bahkan dalam
kasus Dell, seorang pembeli dapat memilih sendiri perusahaan pengiriman
dengan konsekuensi biaya yang berbeda-beda. Hal sebaliknya dilakukan oleh
Toshiba, yaitu konsumen dapat memperoleh produk note book Toshiba
dengan berbagai macam jenis yang varian produknya cukup banyak. Hal ini
menunjukkan jenis distribusi Toshiba lebih pada pemenuhan stok di pasar
untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Beberapa contoh model generik
distribusi produk dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Pengiriman langsung (drop shipping)
Pada metode distribusi produk ini, konsumen awalnya akan melakukan
proses pemesanan melalui retailer atau agen yang ditunjuk oleh
manufaktur pembuatnya, kemudian agen tersebut meneruskan pesanan
dari konsumen ke manufaktur. Pihak manufaktur telah mempunyai stok
untuk kemudian dikirimkan secara langsung ke konsumen tanpa melalui
retailer yang menjadi agen pemesanan sebelumnya. Pada jenis yang lain,
peran retailer atau agen tersebut dapat digantikan oleh sarana virtual
seperti internet untuk dilakukan transaksi melalui internet. Selanjutnya,
apabila perusahaan pembuat telah dapat memenuhi produk yang
• EKMA4371/MODUL 2 2. 11
diinginkan oleh konsumen akan mengirimkannya secara langsung.
Metode ini sering kali disebut dengan manufacturer storage with direct
shipping. Ditinjau dari aspek kompleksitas pengadaan dan distribusinya,
cara drop shipping ini cukup sederhana dan murah sehingga banyak
produsen menggunakan cara ini untuk menekan biaya distribusi mereka
dengan menjalin kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan
dengan pihak pengirim barang. Keuntungan lain yang diperoleh adalah
perusahaan tidak perlu menempatkan stok barang mereka di pasar
sehingga akan mengurangi biaya persediaan (inventory cost) maupun
kompleksitas permintaan yang diakibatkan oleh variasi produk yang
akan disimpan oleh retailer untuk merespon keinginan konsumen.
Manufacturer
... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...
... 
... ... ... ... ...
...... Retailer
... ......
"'... ...
"'...
"'... "'... "'...... "'
Customers
-------~
Aliran informasi Aliran produk
Gambar 2.1.
Distribusi dengan arect 91ipping (Drop 91ipping)
2) Pengiriman langsung melalui produk transit (direct shipping and in
transit merge)
Distribusi dengan cara direct shipping berkembang lebih luas dengan
melibatkan adanya fasilitas transit yang dikelola oleh distributor atau
retail. Hal ini merupakan respon terhadap keinginan konsumen,
khususnya untuk produk yang terdiri dari beberapa komponen
pendukung, misalnya unit personal computer (PC). Konsumen pada
awalnya melakukan pemesanan beberapa jenis produk ke retail atau
2.12 Manajemen Rantai Pasokan •
distributor untuk kemudian diteruskan ke masing-masing manufaktur
pembuatnya. Setelah pesanan dipenuhi, pihak produsen tidak
mengirimkan secara langsung ke konsumen melainkan mengirim
kembali ke gudang transit milik retailer atau distributor yang ditujukan
untuk memilah dan mengelompokkan produk sesuai dengan pesanan
konsumen. Oleh karena itu, fungsi utama gudang transit ini adalah
menyesuaikan produk pesanan konsumen. Hal ini mudah dimengerti
bahwa set personal komputer dapat terdiri dari beberapa produsen
ternama, mulai dari unit monitor, unit CPU, unit printer. Gambaran
tersebut memperjelas arti distribusi, di mana produsen dapat saja
memilih kedua jenis model distribusi, bila produsen menerima order
tunggal atau sejenis dapat megirimkannya melalui cara drop shipping
langsung ke konsumen. Akan tetapi, bila menerima order dengan
keharusan adanya kombinasi dengan produk dari produsen lain maka
cara direct shipping and in-transit merge ini dapat menjadi alternatif
distribusinya.
''
''
Retailer
-------~
Aliran informasi
Factories
In-Transit Merge by Carrier
Customers
Aliran produk
Gambar 2.2.
Distribusi dengan Pengiriman Lagsung melalui Produk Transit (f1rect
Ehipping and In-transit Merge)
• EKMA4371/MODUL 2 2.13
3) Distribusi produk melalui keagenan distributor (distributor storage with
package carrier delivery)
Model distribusi produk ini lebih bersifat top-down di mana para
produsen/manufaktur telah menunjuk keagenan pada principal atau
distributor tertentu untuk memasarkan produknya untuk daerah atau
negara tertentu. Pola permintaan dari konsumen diteruskan ke distributor
yang dilanjutkan ke produsen. Setelah produk tersedia, produsen akan
memberikan produknya ke distributor untuk diberikan ke konsumen. Hal
ini nampaknya banyak terjadi, di mana sistem keagenan tunggal (sebagai
pemegang merek atau principal) akan melakuan semua kegiatan
komersialnya atas dasar hak yang diperoleh dari produsen. Dalam hal
ini, biasanya distributor akan melakukan fungsi penyimpanan (storage)
bilamana produk mempunyai nilai yang tidak terlalu signifikan baik
ditinjau dari harga produk itu sendiri maupun biaya simpannya. Tetapi
untuk produk yang cukup mahal dan biaya simpan juga memerlukan
perlakuan khusus maka fungsi penyimpanan dilakukan oleh produsen
(misalnya mobil impor). Bilamana efisiensi menjadi tujuan dari model
distribusi ini maka distributor akan berusaha menarik fasilitas produksi
ke daerah yang accessible (mudah diakses) sehingga fungsi pengiriman
produk ke konsumen menjadi lebih reliabel. Cara lain yang dilakukan
adalah melakukan transfers knowledge sehingga produk impor dapat
diproduksi di dalam negeri melalui mekanisme alih teknologi.
""
"""
'
Factories
Warehouse storage
by distributor/retailer
'
''' '
Gambar 2.3.
Customers
--------·
Aliran informasi
Aliran produk
2.14 Manajemen Rantai Pasokan •
Dist ribusi dengan rvbdel Keagenan Dist ri butor
(Distributor Elorage with Package Carrier Delivery)
4) Distribusi melalui pendekatan produk ke konsumen melalui
penyimpanan distributor (distributor storage with last mile delivery)
Dalam model distribusi ini secara umum bersifat terdesentralisasi,
sehingga fungsi sub distributor atau gudang distributor yang terpisah-
pisah pada setiap daerah distribusi menjadi ciri utamanya. Tujuan
digunakan model distribusi ini adalah mendekatkan produk ke konsumen
semaksimal mungkin sehingga keinginan konsumen atas produk
diupayakan secepatnya dapat dipenuhi atau tingkat layanan (service
level) yang harus maksimal. Model distribusi ini cocok untuk produk
yang telah banyak pesaingnya (mature stage) sehingga produsen akan
sangat menghindari adanya stock-out product yang sering kali bila benar
terjadi akan diisi oleh produk substitusi atau dengan kata lain
mengundang kompetitor masuk pada area bisnis yang sama. Pada
awalnya pola disribusi ini dimunculkan dengan melihat pelanggan
potensial untuk suatu daerah dan bilamana dirasa mencukupi maka
distributor akan membuat gudang penyimpanan di daerah tersebut untuk
memberikan layanan secepatnya apabila terdapat pesanan dari pembeli.
Bilamana distributor menggunakan cara ini maka akan terjadi trade-off
(pertukaran) yang menjadi dasar keputusan, apakah biaya penyimpanan
dan distribusi yang meningkat atau tingkat layanan ke konsumen
menjadi lebih baik. Produk jasa sering kali menggunakan cara ini
melalui pembukaan cabang perusahaan mendekati konsumen untuk
memperoleh tingkat pelayanan yang tinggi. Konsekuensi dari model
distribusi ini adalah setiap daerah potensial akan mempunyai gudang
distribusi sehingga perlu dilakukan penyeragaman proses pelayanan ke
konsumen. Sebagai contoh, dealer otomotif daerah satu dan lainnya tidak
akan dijumpai perbedaan yang mencolok pada harga produknya.
Perbedaan kecil terjadi karena adanya perbedaan biaya transportasi
produk dari produsen ke gudang distributor atau adanya pemesanan
ekonomis atas suatu produk sehingga dimungkinkan terjadinya
pemotongan harga yang diberikan ke konsumen. Sebagai catatan, dalam
model distribusi ini tidak selalu hanya digunakan untuk produk tunggal
tetapi sangat dimungkinkan distributor mempunyai fungsi keagenan
untuk beberapa produk sekaligus.
• EKMA4371/MODUL 2
Factories
Distributor/retailer warehouse
1I  I 
I  I 
I  I 
Customers
-------· Aliran informasi
Aliran produk
Gambar 2.4.
Distri busi dengan Pendekatan Produk ke Konsumen
(Ostributor Sorage with Last Mile Delivery)
2.15
5) Distribusi Dengan Pengambilan Langsung Oleh Konsumen
(manufacturer/distributor storage with customer pickup)
Model disribusi ini mengkombinasikan cara distribusi cross docking
yang diperkenalkan oleh jaringan convenience store Wall Mart. Pola
distribusi dengan cara ini menuntut konsumen untuk ikut aktif dalam
memperoleh produknya melalui upaya pengambilan pesanan pada suatu
titik yang telah ditentukan sebelumya. Konsumen dalam hal ini dapat
berupa retail maupun outlet produk yang melakukan order ke produsen.
Pada awalnya konsumen menempatkan ordemya ke distributor secara
langsung. Order ini umumnya berupa beberapa jenis produk untuk
kemudian dari distributor pesanan tersebut diolah untuk dipesankan ke
produsen yang terkait. Model pemesanan ini sedikit berbeda karena
semua pesanan didasarkan atas entitas pemesan, di mana setelah produk
tersedia akan dilakukan pengiriman ke konsumen melalui cara cross
docking, di mana dalam proses pemindahan/pembongkaran dengan cara
ini tidak didasarkan atas jenis barang tetapi oleh entitas pemesan
2.16 Manajemen Rantai Pasokan •
sehingga dalam proses pembongkarannya tidak akan memerlukan waktu
yang lama karena telah terpisah antara pemesan satu dan lainnya.
Selanjutnya, produk akan dibawa ke tempat yang telah disepakati di
mana masing-masing konsumen (dalam hal ini biasanya retail) akan
mengambil produknya yang telah sesuai karena telah dipilah sejak awal
distribusi dilakukan. Keuntungan yang diperoleh dengan model
distribusi ini adalah cepatnya pengiriman walaupun harus dikombinasi-
kan dengan beberapa macam jenis produk. Banyak model distribusi
menggunakan cara ini karena efisiensi distribusi terutama dari sisi biaya
dan waktu pemilahan produk ke masing-masing konsumennya.
Factories
' , "'• ,, " " , ,, .)." I
 I ' , ' "  I
 I ,, ' ' < "  I
 I " '""' " ' I
, " ' '  I , , ' , ,  I
,." ' '
_____...,_ Aliran informasi
.....
Retailer Cross Dock DC
I
I
I
Pick Up Sites
Customers
Gambar 2.5.
Aliran produk
Aliran konsumen
Distribusi dengan Pengambilan Langsung oleh Konsumen
(Manufacturer/ Distributor Elorage with Customer Pickup)
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Jelaskan pengertian distribusi!
2) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan distribusi!
• EKMA4371 /MODUL 2 2. 17
3) Jelaskan macam-macam metode penyerahan produk!
4) Jelaskan bermacam-macam model pasar (kuadran I sampai dengan
kuadran IV)!
5) Jelaskan model generik distribusi produk!
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Distribusi adalah langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan
menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada tahap
konsumen di dalam rantai pasok (Pelajari pengertian distribusi pada
bagian A).
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan distribusi:
a) Response time
b) Product variety
c) Product availability
d) Costumer experience
e) Time to market
3) Metode penyerahan produk: penyerahan langsung dan penyerahan Milk
Run.
4) Macam-macam model pasar (pelajari bagian C)
a) Kuadran pertama = pasar berkembang
b) Kuadran kedua =pasar maju
c) Kuadran ketiga = pasar mantap/mapan
d) Kuadran keempat = pasar dewasa
5) Model generik distribusi produk:
a) Pengiriman langsung (drop shipping).
b) Pengiriman langsung melalui produk transit (direct shipping and in
transit merge).
c) Distribusi produk melalui keagenan distributor (distributor storage
with package carrier delivery).
d) Distribusi melalui pendekatan produk ke konsumen melalui
penyimpanan distributor (distributor storage with last mile
delivery).
e) Distribusi dengan pengambilan langsung oleh konsumen
(manufacturer/distributor storage with customer pickup).
2.18 Manajemen Rantai Pasokan •
RANGKUMAN
Distribusi dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang diambil
untuk memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok
sampai pada tahap konsumen di dalam rantai pasok. Distribusi selalu
muncul di antara setiap pergantian tahap dalam rantai pasok. Setiap
perusahaan memiliki kebijakan mengenai distribusi produknya masing-
masing walaupun perusahaan tersebut bergerak dalam bidang yang
sama.
Faktor yang mempengaruhi distribusi:
a. Response time
b. Product variety
c. Product availability
d. Costumer experience
e. Time to market
Desain produk berkaitan dengan rantai persediaan. Desain produk
dibuat sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan efisiensi
komponen serta desain yang sederhana agar dapat ditentukan penyalur
yang tepat.
Penjadwalan produksi berarti mengalokasikan ketersediaan
kapasitas (peralatan, tenaga kerja, dan fasilitas) dengan pekerjaan yang
diperlukan untuk dilaksanakan dengan cara yang paling menguntungkan
dan efisien.
Penjadwalan penyerahan produk secara operasional akan
berpengaruh pada keputusan mengenai gaya transportasi yang akan
digunakan. Ada dua jenis metode penyerahan, yaitu metode penyerahan
langsung dan metode milk run.
Keberhasilan rantai persediaan juga dipengaruhi oleh jenis pasar
yang terdiri dari empat jenis pasar, yaitu pasar berkembang, pasar maju,
pasar mantap/mapan, dan pasar dewasa.
Model generik distribusi produk terdiri dari pengiriman langsung
(drop shipping), pengiriman langsung melalui produk transit (direct
shipping and in transit merge), distribusi produk melalui keagenan
distributor (distributor storage with package carrier delivery), distribusi
melalui pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan
distributor (distributor storage with last mile delivery), distribusi dengan
pengambilan langsung oleh konsumen (manufacturer/distributor storage
with customer pickup).
• EKMA4371/MODUL 2 2.19
TES FORMATIF 1
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan
suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada tahap konsumen dalam
suatu rantai pasok disebut dengan ....
A. produksi
B. inventory
C. distribusi
D. pergudangan
2) Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi,
kecuali ....
A. Response time
B. Product accessibility
C. Product availability
D. Costumer experience
3) Jenis penyerahan produk yang dilakukan dengan menyalurkan produk
dari penempatan awal berupa permulaan tunggal ke berbagai
penempatan yang menerima produk sampai akhimya ke penempatan
penerima tunggal disebut penyerahan ....
A. milk run
B. langsung
C. transit
D. keagenan
4) Jenis pasar ketika permintaan dan penawaran rendah dan tidak pasti
merupakan jenis pasar ....
A. mapan
B. dewasa
C. maju
D. berkembang
5) Jenis pasar yang berada pada kondisi permintaan lebih tinggi dibanding
persediaan sehingga persediaan menjadi sering tidak pasti disebut
pasar ....
A. mapan
B. dewasa
2.20 Manajemen Rantai Pasokan •
C. maju
D. berkembang
6) Kategori pengukuran pasar yang mengacu pada kemampuan suatu
perusahaan atau suatu rantai persediaan untuk beroperasi agar
menghasilkan suatu tingkatan profitabilitas yang sesuai disebut ....
A. layanan pelanggan
B. efisiensi internal
C. pengembangan produk
D. efisiensi ekstemal
7) Salah satu model generik distribusi produk yang melalui proses
pemesanan oleh konsumen ke retail atau distributor kemudian produsen
mengirimkan ke gudang transit milik retailer/distributor kemudian
dikirim ke konsumen disebut ....
A. pengiriman langsung melalui transit
B. pengiriman langsung
C. distribusi produk melalui keagenan distributor
D. distribusi melalui penyimpanan distributor
8) Salah satu model distribusi ketika konsumen menempatkan ordernya ke
distributor secara langsung kemudian oleh distributor pesanan tersebut
diolah untuk dipesankan ke produsen yang terkait disebut distribusi ....
A. produk melalui keagenan distributor
B. melalui penyimpanan distributor
C. pengambilan langsung oleh konsumen
D. melalui transit distributor
9) Salah satu jenis distribusi yang dilakukan diawali dengan melihat
potential customer untuk suatu daerah, dan bilamana dirasa mencukupi
maka distributor akan membuat gudang penyimpanan di daerah tersebut
untuk memberikan layanan secepatnya disebut distribusi ....
A. produk melalui keagenan distributor
B. pengambilan langsung oleh konsumen
C. melalui transit distributor
D. pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan distributor
10) Model distribusi produk yang lebih bersifat top-down di mana para
produsen/manufaktur telah menunjuk keagenan ke principal atau
distributor tertentu untuk memasarkan produknya untuk daerah atau
negara tertentu disebut distribusi ....
A. langsung
B. langsung melalui transit distributor
• EKMA4371/MODUL 2 2.21
C. penyimpanan distributor
D. produk melalui keagenan distributor
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan =----------- x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% =baik
70 - 79% =cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenBMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenMang Engkus
 
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanMang Engkus
 
Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5padlah1984
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganOwnskin
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMReza Aprianti
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANHeru Fernandez
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanMonang Sinaga
 
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSGAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSGTrisnadi Wijaya
 
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikMang Engkus
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMMang Engkus
 
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 2 : Keputusan investasi dan pendanaan
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 2 : Keputusan investasi dan pendanaanEKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 2 : Keputusan investasi dan pendanaan
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 2 : Keputusan investasi dan pendanaanAncilla Kustedjo
 
BMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen PemasaranBMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen PemasaranMang Engkus
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Judianto Nugroho
 
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaAnalisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaMaitsa Anggraini
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasitonyherman87
 
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaBMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaMang Engkus
 
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaing
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaingStrategi operasi mencapai keunggulan bersaing
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaingALI FIKRI
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalLailiya NR
 

La actualidad más candente (20)

BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi ManajemenBMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
BMP EKMA4314 Akuntansi Manajemen
 
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
 
Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5Pertemuan ke 5
Pertemuan ke 5
 
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampinganTugas 3 produk bersama dan produk sampingan
Tugas 3 produk bersama dan produk sampingan
 
Masalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDMMasalah dan Tantangan MSDM
Masalah dan Tantangan MSDM
 
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAANIMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
IMPLEMENTASI STRATEGIK PERUSAHAAN
 
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi PerusahaanJenis-Jenis Integrasi Perusahaan
Jenis-Jenis Integrasi Perusahaan
 
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSGAnalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan IHSG
 
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen StrategikBMP EKMA4414 Manajemen Strategik
BMP EKMA4414 Manajemen Strategik
 
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
 
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 2 : Keputusan investasi dan pendanaan
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 2 : Keputusan investasi dan pendanaanEKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 2 : Keputusan investasi dan pendanaan
EKMA 4478 - Analisis Kasus Bisnis Modul 2 : Keputusan investasi dan pendanaan
 
BMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen PemasaranBMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
BMP EKMA4216 Manajemen Pemasaran
 
Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5Manajemen keuangan part 3 of 5
Manajemen keuangan part 3 of 5
 
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK IndonesiaAnalisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
Analisis Penerapan Sistem Informasi pada PT GO-JEK Indonesia
 
Keputusan investasi
Keputusan investasiKeputusan investasi
Keputusan investasi
 
Tata Letak (Layout)
Tata Letak (Layout)Tata Letak (Layout)
Tata Letak (Layout)
 
Pemilihan Portofolio
Pemilihan PortofolioPemilihan Portofolio
Pemilihan Portofolio
 
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen KinerjaBMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
BMP EKMA4263 Manajemen Kinerja
 
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaing
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaingStrategi operasi mencapai keunggulan bersaing
Strategi operasi mencapai keunggulan bersaing
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
 

Destacado

BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaMang Engkus
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanMang Engkus
 
BMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen OperasiBMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen OperasiMang Engkus
 
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisBMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisMang Engkus
 
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikMang Engkus
 
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasBMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasMang Engkus
 
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranMang Engkus
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialMang Engkus
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterMang Engkus
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiMang Engkus
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiMang Engkus
 
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi BisnisBMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi BisnisMang Engkus
 

Destacado (20)

BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
 
BMP ESPA4229
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
 
BMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen OperasiBMP EKMA4215 Manajemen Operasi
BMP EKMA4215 Manajemen Operasi
 
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan BisnisBMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
BMP EKMA4311 Studi Kelayakan Bisnis
 
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran StrategikBMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
BMP EKMA4475 Pemasaran Strategik
 
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasBMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
 
BMP ESPA4222
BMP ESPA4222BMP ESPA4222
BMP ESPA4222
 
BMP ESPA4228
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228
 
BMP ESPA4226
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226
 
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
 
BMP ESPA4220
BMP ESPA4220BMP ESPA4220
BMP ESPA4220
 
BMP EKMA4570
BMP EKMA4570BMP EKMA4570
BMP EKMA4570
 
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi ManajerialBMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
 
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi MoneterBMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
BMP ESPA4227 Ekonomi Moneter
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
 
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
 
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika EkonomiBMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
BMP ESPA4122 Matematika Ekonomi
 
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi BisnisBMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
BMP EKMA4159 Komunikasi Bisnis
 
Strategi Rantai Pasok
Strategi Rantai PasokStrategi Rantai Pasok
Strategi Rantai Pasok
 

Similar a SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...rendryswara dwismanika
 
LN1 - Introduction to Supply Chain Management
LN1 - Introduction to Supply Chain ManagementLN1 - Introduction to Supply Chain Management
LN1 - Introduction to Supply Chain ManagementBinus Online Learning
 
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...AnissaNurSafitri
 
Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...sitiholipah2
 
Tugas Scm Abdul Syukur
Tugas Scm Abdul SyukurTugas Scm Abdul Syukur
Tugas Scm Abdul Syukurabdul_syukur
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_115 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1Agus Witono
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2sachrojioji71
 
Tugas Supply chain management
Tugas Supply chain management Tugas Supply chain management
Tugas Supply chain management Thoriq Anugrah
 
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02eryeryey
 

Similar a SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (20)

Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
Sim, rendryswara dwismanika yoga prawira, prof.dr.ir.hapzi ali. mm ,cma, mana...
 
Scm
ScmScm
Scm
 
Scm
ScmScm
Scm
 
LN1 - Introduction to Supply Chain Management
LN1 - Introduction to Supply Chain ManagementLN1 - Introduction to Supply Chain Management
LN1 - Introduction to Supply Chain Management
 
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
Bisnis Internasional, 10, Anissa NS, Hapzi Ali, Pasar Internasional dan Manaj...
 
Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
Bisnis internasional, 13, siti holipah, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm...
 
Managemen operasi
Managemen operasiManagemen operasi
Managemen operasi
 
Managemen operasi
Managemen operasiManagemen operasi
Managemen operasi
 
Scm syukur
Scm syukurScm syukur
Scm syukur
 
Tugas Scm Abdul Syukur
Tugas Scm Abdul SyukurTugas Scm Abdul Syukur
Tugas Scm Abdul Syukur
 
Scm syukur
Scm syukurScm syukur
Scm syukur
 
SCM.pptx
SCM.pptxSCM.pptx
SCM.pptx
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
scm
scmscm
scm
 
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_115 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
15 09-2011.13.37.01 509-410103087_sistem-informasi-terpadu-s1-si_p4_pert2_1
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2Supply chain manajement 2
Supply chain manajement 2
 
Tugas Supply chain management
Tugas Supply chain management Tugas Supply chain management
Tugas Supply chain management
 
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
 

Más de Mang Engkus

BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenMang Engkus
 
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenMang Engkus
 
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialMang Engkus
 

Más de Mang Engkus (10)

BMP ESPA4224
BMP ESPA4224BMP ESPA4224
BMP ESPA4224
 
BMP ESPA4219
BMP ESPA4219BMP ESPA4219
BMP ESPA4219
 
BMP MKDU4112
BMP MKDU4112BMP MKDU4112
BMP MKDU4112
 
BMP MKDU4109
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
 
BMP MKDU4110
BMP MKDU4110BMP MKDU4110
BMP MKDU4110
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
 
BMP MKDU4221
BMP MKDU4221BMP MKDU4221
BMP MKDU4221
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
 
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
 
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan IndustrialBMP EKMA4367 Hubungan Industrial
BMP EKMA4367 Hubungan Industrial
 

Último

ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxUlyaSaadah
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxKaista Glow
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlineMMario4
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptTaufikFadhilah
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Abdiera
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxLeniMawarti1
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 

Último (20)

ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptxppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
ppt MTeaching Pertidaksamaan Linier.pptx
 
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptxProduct Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
Product Knowledge Rapor Pendidikan - Satuan Pendidikan Dasmen&Vokasi.pptx
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi OnlinePPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
PPT PERLINDUNGAN KONSUMEN .Pengertian Transaksi Online
 
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPA Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.pptmateri pembelajaran tentang INTERNET.ppt
materi pembelajaran tentang INTERNET.ppt
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 1 Fase A - [abdiera.com]
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptxKeberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
Keberagaman-Peserta-Didik-dalam-Psikologi-Pendidikan.pptx
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

  • 1. Modul 1 Pengant ar Manaj emen Rant ai Pasok &Jpply Chain Management lr. Adi Dj oko Gurit no, MSE, Ph. D. Nlei rani Harsasi, S E, M.S. PENDAHULUAN etatnya kompetisi dalam pasar global masa kini, pengenalan produk dengan daur hidup yang semakin pendek, dan harapan pelanggan terhadap produk dan jasa yang semakin tinggi, akan memaksa perusahaan untuk menanam modal dan memusatkan perhatian dalam rantai persediaan mereka untuk mencapai keunggulan kompetitif yang dapat menunjang kelangsungan bisnisnya. Bersamaan dengan itu, teknologi transportasi dan komunikasi terus berkembang pesat, misalnya mobile communication, internet, telah mendorong terjadinya evolusi yang berkelanjutan menyangkut rantai persediaan dan teknik yang berkaitan dengan manajemen pengaturannya. Di dalam suatu rantai produk riil, bahan baku diperoleh dan diproduksi dalam fasilitas pengolahan, kemudian mengirimkan ke gudang penyimpanan (finished goods warehouse) dan kemudian mengirimkan ke pelanggan (customer) atau pengecer (retailer). Sebagai konsekuensi, untuk mengurangi harga dan meningkatkan kualitas pelayanan, strategi rantai persediaan secara efektif harus mempertimbangkan interaksi di berbagai tingkatan di dalam rantai persediaan yang terjadi. Rantai persediaan juga dikenal sebagai jaringan logistik, terdiri dari para penyalur, pusat pabrikasi atau manufaktur, gudang, pusat distribusi, dan toko pengecer, seperti halnya bahan baku, persediaan barang setengah jadi (work in process inventory), dan produk jadi. Manajemen rantai pasok mempertimbangkan dengan saksama tiap-tiap fasilitas yang berdampak signifikan dan berperan dalam membuat produk untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Tentu saja, dalam beberapa analisis rantai pasok, meliputi para penyalur dan pelanggan sebab mereka mempunyai suatu dampak dan keterkaitan pada capaian rantai persediaan. Sasaran manajemen rantai persediaan diharapkan untuk
  • 2. 1.2 Manajemen Rantai Pasokan • mengefisienkan biaya seoptimal mungkin dari keseluruhan sistem yang meliputi biaya transportasi dan distribusi ke sentral bahan baku, barang setengah jadi dalam proses pengolahan, dan barang jadi. Arti penekanan biaya tidak semata-mata pada upaya memperkecil ongkos transportasi atau mengurangi persediaan yang ada saja, melainkan upaya pada pengembangan melalui pendekatan sistem secara keseluruhan untuk menyediakan material sampai produk yang ditunjang dengan teknologi informasi yang memadai dalam keseluruhan rantai pasok yang ada. Pada Modul 1 ini akan dibahas mengenai dasar manajemen rantai pasok (supply chain management) dengan faktor-faktor pendukungnya yang secara komprehensif akan difokuskan kepada strategi manajemen rantai pasok yang tepat berdasarkan produk yang dikelola. Secara umum, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan mengenai dasar-dasar manajemen rantai pasok. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. definisi operasional manajemen rantai pasok; 2. unit pelaksana kegiatan rantai pasok yang menjadi faktor penentu dalam operasionalnya; 3. proses bisnis rantai pasok; 4. perancangan alir rantai pasok dalam bisnis; 5. penentuan strategi rantai pasok secara generik. Dengan fokus awal penanganan material dan pelaksanaan bisnis dalam rantai pasok diharapkan terdapat gambaran yang jelas bahwa kompetisi bisnis dapat dimunculkan secara internal dari perusahaan sehingga ujung tombak kompetisi akan lebih kuat untuk menunjang strategi penjualan dan pemasaran, strategi operasional dan strategi finansial yang telah ada sebelumnya.
  • 3. • EKMA4371/MODUL 1 1. 3 Kegiatan Belajar 1 Pengert ian Manaj em en Rant ai Pasok A. PENGERTIAN MANAJEMEN RANTAI PASOK Saudara mahasiswa, Anda tentunya sudah tidak asing lagi dengan istilah manajemen rantai pasok (supply chain management), bukan? Manajemen Rantai Pasok menjadi topik hangat dalam dunia bisnis saat ini mengingat banyak sekali manfaat yang didapat perusahaan mulai dari penekanan biaya sampai pada masalah kepuasan konsumen. Pemahaman Supply Chain Management (Manajemen Rantai Pasok) secara umum dapat dijelaskan sebagai integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, dan mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien. Beberapa definisi dasar tentang Manajemen Rantai Pasok adalah sebagai berikut: 1. Simchi dan Levi (2003): "Is set of approaches utilized to efficiently integrate suppliers, manufacturers, warehouse and stores, so that merchandise is produced and distributed at the right quantities, to the right locations and at the right time, in order to minimize sistem wide cost while satisfying service level requirement." 2. Hanfield (2002): "Is the integration and management of supply chain organization and activities through cooperative organization[ relationship, effective business process, and high levels of information sharing to create high-performing value sistems that provide member organizations a sustainable competitive advantage". Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya. Dengan demikian, untuk rantai pasok kebutuhan akan dukungan teknologi informasi adalah mutlak diperlukan karena penyamaan persepsi kebutuhan akan muncul dari sisi kebutuhan material yang akan diolah dan kebutuhan produk yang diperlukan oleh konsumen. Integrasi dan koordinasi merupakan elemen penting untuk melakukan upaya sinkronisasi sehingga
  • 4. 1.4 Manajemen Rantai Pasokan • bila semuanya dilakukan dengan baik maka efisiensi biaya akan diperoleh untuk sebuah rantai pasok sehingga dapat digunakan sebagai strategi bersaing terhadap kompetitor lain. Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok sebelumnya, terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut. a. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada tempat yang tepat dengan tujuan mencapai biaya dari sistem secara keseluruhan yang minimum dan juga mencapai tingkat pelayanan yang diinginkan. b. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya. c. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan. Manajemen Rantai Pasok melibatkan banyak pihak di dalamnya, baik secara langsung maupun tak langsung dalam usaha untuk memenuhi permintaan konsumen. Di sini rantai pasok tidak hanya melibatkan manufaktur dan suplier, tetapi juga melibatkan banyak pihak, seperti konsumen, retailer, wholesaler, produsen maupun transporter produk. • • •• Gambar 1. 1. Aliran Material, lnformasi, dan Rnansial dalam ~
  • 5. • EKMA4371/MODUL 1 1. 5 Rantai pasok mencakup semua aktivitas yang berkaitan dengan aliran dan transformasi barang dari bentuk bahan baku hingga sampai ke pengguna akhir (end user). Rantai pasok pada dasamya terdiri dari beberapa elemen, antara lain supplier, pusat manufaktur, gudang, pusat distribusi, sistem transportasi, retail outlet, dan konsumen. Salah satu aspek yang penting dalam rantai pasok adalah integrasi dan koordinasi dari semua aktivitas yang terjadi didalam rantai, suatu keputusan yang diambil akan berpengaruh langsung terhadap seluruh rantai pasok. Suatu perusahaan harus mengelola rantai pasok sebagai satu entitas. Dengan tercapainya koordinasi dari rantai pasok perusahaan maka di tiap channel dari rantai pasok perusahaan tidak akan mengalami kekurangan barang juga tidak sampai kelebihan barang terlalu banyak. Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah mencapai biaya yang minimum dan tingkat pelayanan yang maksimum. Manajemen rantai pasok mempertimbangkan semua fasilitas yang berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan dan biaya yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Aktivitas-aktivitas tersebut, meliputi pembelian dan outsourcing activities ditambah dengan fungsi-fungsi lain yang akan meningkatkan hubungan antara pemasok dan distributor. Apabila semua proses dalam manajemen rantai pasok ini dapat dijalankan dengan baik maka dapat diibaratkan kita melihat sebuah permata yang penuh dengan cahaya yang enak untuk dipandang. Namun, segalanya akan berubah menjadi tidak enak dipandang seandainya mekanisme yang diharapkan untuk dijalankan tidak bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana, misalnya saja adanya kekurangan pasokan bahan baku pada saat diperlukan untuk produksi. Oleh karena pucuk pimpinan perusahaan, pada tingkat pemikiran strategis, harus mampu menciptakan suatu visi perusahaan yang mampu segalanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan (Trunick, 2002). Dalam menjalankan manajemen rantai pasok tidak hanya semata-mata menginstal sebuah perangkat lunak yang mendukung proses ini ataupun hanya mengadopsi model yang telah digunakan oleh perusahaan lain. Setiap rantai pasok mempunyai karakteristik yang berbeda, sebagian karena memang beberapa pemainnya berbeda, akan tetapi juga karena setiap organisasi mempunyai parameter yang berbeda dan juga karena setiap fungsi juga mempunyai parameter kesuksesan yang berbeda. Dengan mempunyai visi strategis, manajemen akan dapat mengarahkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
  • 6. 1.6 Manajemen Rantai Pasokan • Oleh Henkoff (1994) disebutkan bahwa manajemen rantai pasok merupakan proses dimana perusahaan memindahkan material, komponen dan produk ke pelanggan. Dalam industri mobil, pakaian, komputer dan bahan- bahan kimia, para eksekutif meletakkannya sebagai agenda utama. Karena tekanan tinggi untuk bersaing dengan para kompetitor baik harga maupun kualitas, perusahaan berusaha memperolehnya dengan kemampuan mereka dalam hal mengirim barang dalam jumlah yang tepat, lokasi tepat dan tepat waktu. Dengan membuat manajemen rantai pasok sebagai salah satu bagian dari perencanaan strategik perusahaan maka seharusnya mulai saat ini kita sudah mulai bisa berpikir bahwa kesuksesan implementasi manajemen rantai pasok tidak akan bisa diukur dalam periode jangka pendek. Menurut Verespej (2003) dalam menjalankan strategi ini perusahaan harus mampu melakukan hubungan secara elektronik (electronically connected) dan perekonomian yang dijalankan pun sudah harus digerakkan dengan teknologi (technology driven economy). Selain itu apabila dua buah perusahaan yang telah bekerja sama dalam menerapkan rantai pasok dan gagal untuk melakukan kolaborasi, sharing of information, dan menyediakan data yang bertujuan untuk mewujudkan suksesnya rantai pasok ini maka bukan tidak mungkin bahwa kedua perusahaan tersebut akan gagal untuk memperoleh nilai tambah maksimal yang diharapkan dapat diperoleh dengan menjalankan manajemen rantai pasok ini. Hal yang paling penting dalam pelaksanaannya, perusahaan harus mampu berpikir jauh ke depan memprioritaskan integrasi dengan konsumen pemasok dan bahkan dengan area-area lain yang saling berhubungan. B. PERSEDIAAN DALAM RANTAI PASOK Saudara mahasiswa, Anda sudah paham bukan, mengenai pengertian manajemen rantai pasok? Manajemen rantai pasok juga memerlukan pengelolaan aliran barang dan jasa yang terdapat di dalamnya. Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-tama yang harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari yang pertama sampai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah sebagai berikut.
  • 7. • EKMA4371/MODUL 1 1. 7 1. Awal rantai pasok dari pabrik kertas adalah hutan kayu yang menghasilkan bahan untuk kertas atau gudang bahan yang didaur ulang yang mengawali proses pembuatan kertas tersebut. 2. Bahan baku kertas perlu dilengkapi dengan bahan penolong agar bahan baku dapat diproses menjadi kertas. Bahan penolong banyak sekali, misalnya air yang berlimpah, bahan kimia yang banyak jenisnya, plastik dan alat pengikat untuk mengepak. 3. Di samping itu, pabrik kertas banyak menggunakan berbagai jenis peralatan dan puluhan ribu jenis material serta suku cadang, yang awal rantai pasoknya adalah pabrik pembuat peralatan, material, dan suku cadang tersebut. 4. Pada dasarnya terdapat puluhan dan mungkin ratusan pemasok dan suppliers' supplier (sub-suppliers) yang terlibat. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang-pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan bahan baku maupun metode inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya. Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut. a. Bahan baku (raw materials): mata rantai pertama ada di pabrik pembuat bahan baku ini, dan mata rantai terakhir ada di pabrik pembuat produk akhir (bukan di konsumen akhir). Bahan baku ini di pabrik pembuat produk akhir digabung dengan bahan penolong, dan dengan teknologi tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi dan bahan jadi. b. Barang setengah jadi (work in process product): permulaan mata rantai ada di pabrik pembuat bahan jadi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahan setengah jadi adalah basil dari proses bahan baku. Bahan setengah jadi dapat langsung diproses di pabrik yang sama menjadi bahan jadi, tetapi dapat juga dijual kepada konsumen sebagai komoditas. Jadi, akhir dari mata rantai akan sangat tergantung dari hal di atas, bisa pendek dan bisa panjang. Akhir mata rantai ada di konsumen akhir pengguna atau pembeli basil produksi tersebut. Persediaan jenis ini adalah persediaan yang digunakan untuk menunjang pabrik pembuat barang jadi tersebut, yaitu untuk pemeliharaan, perbaikan, dan operasi peralatan pabriknya. Mata rantainya bermula dari pabrik pembuat material MRO tadi dan
  • 8. 1.8 Manajemen Rantai Pasokan • berakhir di perusahaan pembuat barang jadi tersebut, sebagai the final user (manufacturer). c. Barang komoditas (commodity): persediaan jenis ini adalah barang yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan, dalam arti dijual kembali kepada konsumen. Di perusahaan tersebut, barang ini dapat diproses lagi, misalnya diganti bungkusnya atau diperkecil kemasannya, tetapi dapat juga dijual lagi langsung dalam bentuk asli seperti saat dibeli. Mata rantai persediaan jenis ini bermula dari pabrik pembuat komoditas tersebut dan berakhir pada konsumen akhir pengguna barang tersebut. Barang komoditas kadang-kadang juga disebut resales commodities karena memang barang tersebut dibeli untuk dijuallagi dengan keuntungan tertentu. d. Barang proyek: Persediaan jenis ini adalah material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu, misalnya membuat pabrik baru. Mata rantai panjangnya hampir sama dengan MRO materials, jadi bermula dari pabrik pembuat barang-barang tersebut dan berakhir di perusahaan pembuat barang jadi yang dimaksud. C. PROSES BISNIS RANTAI PASOK Seperti telah Anda pelajari sebelumnya bahwa manajemen rantai pasok akan melibatkan perusahaan-perusahaan lain, baik pemasok bahan baku, bahan penolong maupun distributor produk. Bila dua perusahaan membina hubungan, aktivitas-aktivitas internal mereka akan terhubung dan tersusun bersama di antara keduanya. Sebagai contoh, aktivitas internal perusahaan dihubungkan dan mempengaruhi aktivitas internal distributor, sebaliknya juga dapat berhubungan dengan aktivitas retail. Akhirnya, aktivitas internal retail berhubungan dan mempengaruhi pelanggan akhir. Dengan demikian, keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan fungsi individual untuk menyatukan aktivitas-aktivitas pada proses bisnis inti rantai pasok dan mengoordinasikannya. Sebelum menguraikan proses bisnis inti rantai pasok yang terdiri dari 8 proses, perlu ditambahkan keberhasilan manajemen rantai pasok juga memerlukan: 1. dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan, dan komitmen untuk berubah; 2. memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan; 3. menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok; 4. komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • 9. • EKMA4371/MODUL 1 1. 9 Berikut ini akan diuraikan proses-proses bisnis inti manajemen rantai pasok. a. Customer Relationship Management (CRM): langkah pertama manajemen ratai pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis dengan misi dagang perusahaan. Rencana bisnis adalah titik awal identifikasi. Tim pelayanan pelanggan (customer service) membuat dan melaksanakan program-program bersama, persetujuan produk dan jasa ditetapkan pada tingkat kinerja tertentu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Untuk pelanggan baru, dikembangkan komunikasi dan prediksi yang lebih baik atas permintaan pelanggan. Lalu tim customer service bekerja sama dengan pelanggan mengidentifikasi dan menghilangkan sumber-sumber variabilitas demand. Terakhir, para manajer mempelajari evaluasi-evaluasi tersebut untuk menganalisis pelayanan seperti apa yang akan diberikan pada pelanggan tersebut juga keuntungan yang diperoleh. b. Customer Service Management (CSM): sumber tunggal informasi pelanggan yang mengurus persetujuan produk dan jasa. Customer Service memberitahukan pelanggan informasi mengenai tanggal pengiriman dan ketersediaan produk berdasarkan informasi dari bagian produksi dan distribusi. Pelayanan setelah penjualan juga perlu, intinya harus secara efisien membantu pelanggan mengenai aplikasi dan rekomendasi produk. c. Demand Management: proses ini harus menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan supply perusahaan, menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan kapan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-sale (yang telah diuraikan di manajemen logistik) dan data pelanggan "inti" untuk mengurangi ketidakpastian dan aliran yang efisien melalui rantai pasok. d. Customer Demand Fulfillment: proses penyelesaian pesanan ini secara efektif memerlukan integrasi reneana kerja antara produk, distribusi, dan transportasi. Hubungan dengan rekan kerja, yakni anggota primer rantai pasok dan anggota sekunder diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan mengurangi total biaya kirim ke pelanggan. e. Manufacturing Flow Management: biasanya perusahaan memproduksi barang lalu dibawa ke bagian distribusi berdasarkan ramalan historik. Produk dihasilkan untuk memenuhi jadwal produksi. Sering kali produk
  • 10. 1. 10 Manajemen Rantai Pasokan • yang salah mengakibatkan persediaan yang tidak perlu, meningkatkan biaya penanganan/penyimpanan dan pengiriman produk terhambat. Dengan manajemen rantai pasok, produk dihasilkan berdasarkan kebutuhan pelanggan. Jadi, barang produksi harus fleksibel dengan perubahan pasar. Untuk itu, diperlukan kemampuan berubah secara cepat untuk menyesuaikan dengan variasi kebutuhan massal. Untuk mencapai proses produksi tepat waktu dengan ukuran lot minimum, manajer harus berfokus pada biaya-biaya setup/perubahan yang rendah termasuk merekayasa ulang proses, perubahan dalam desain produk, dan perhatian pada rangkaian produk. f. Procurement: membina hubungan jangka panjang dengan sekelompok pemasok dalam arti hubungan win-win relationship akan mengubah sistem beli tradisional. Hubungan ini adalah melibatkan pemasok sejak tahap desain produk sehingga dapat mengurangi siklus pengembangan produk serta meningkatkan koordinasi antara engineering, purchasing dan supplier pada tahap akhir desain. Untuk mempercepat transfer data dan komunikasi, pembelian dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas EDI. g. Pengembangan Produk dan Komersialisasi: untuk mengurangi waktu masuknya produk ke pangsa pasar, pelanggan, dan supplier seharusnya dimasukkan ke dalam proses pengembangan produk. Bila siklus produk termasuk singkat maka produk yang tepat harus dikembangkan dan di- launching pada waktu singkat dan tepat agar perusahaan kuat bersaing. Manajer pengembangan produk dan komersialisasi seharusnya: 1) mengoordinasikannya dengan CRM untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan pelanggan yang telah tertampung maupun yang belum ditampung; 2) memilih material dan pemasok yang sesuai yang berhubungan dengan bagian procurement; 3) mengembangkan teknologi produksi dan aliran produksi untuk mengakses kemampuan produksi dan integrasi ke dalam aliran rantai pasok yang terbaik untuk penggabungan produk/pasar. h. Retur: proses manajemen retur yang efektif memungkinkan kita mengidentifikasi produktivitas kesempatan memperbaiki dan menerobos proyek-proyek agar dapat bersaing. Retur di Xerox berupa peralatan, komponen, supplier, dan competitive trade-ins. Ketersediaan retur (return to available) adalah pengukuran waktu siklus yang di perlukan
  • 11. • EKMA4371/MODUL 1 1. 11 untuk mencapai pengembalian aset (return on asset) pada status yang digunakan. Pengukuran ini penting bagi pelanggan yang memerlukan produk pengganti dalam waktu singkat bila terjadi produk gagal. Selain itu, perlengkapan yang digunakan untuk scrap dan waste dari bagian produksi diukur pada waktu organisasi menerima uang cas. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan pengertian manajemen rantai pasok! 2) Jelaskan tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam rantai pasok! 3) Jelaskan mengapa setiap rantai pasok memiliki karakteristik yang berbeda! 4) Jelaskan beberapa jenis persediaan yang berpengaruh dalam aliran rantai pasok! 5) Jelaskan proses bisnis inti dalam manajemen rantai pasok! Petunjuk Jawaban Latihan 1) Pengertian manajemen rantai pasok adalah integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggan dengan cara yang efisien. 2) Tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam rantai pasok meliputi: a) SCM adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. b) SCM mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya. c) SCM mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan. 3) Setiap rantai pasok mempunyai karakteristik yang berbeda karena: adanya perbedaan beberapa pemain dalam bidang rantai pasok, setiap organisasi mempunyai parameter yang berbeda dan juga karena setiap fungsi juga mempunyai parameter kesuksesan yang berbeda. Dengan
  • 12. 1. 12 Manajemen Rantai Pasokan • mempunyai visi strategis, manajemen akan dapat mengarahkan perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 4) Jenis persediaan yang berpengaruh terhadap aliran rantai pasok adalah: a) Barang baku (raw materials). b) Barang setengah jadi (work in process product). c) Barang komoditas (commodity). d) Barang proyek. 5) Proses bisnis inti SCM meliputi: a) Customer Relationship Management (CRM). b) Customer Service Management (CSM). c) Demand Management. d) Customer Demand Fulfillment. e) Manufacturing Flow Management. f) g) h) Procurement. Pengembangan Produk dan Komersialisasi. Retur. RANGKUMAN Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien. Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya. Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu berikut ini. 1. Manajemen Rantai Pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. 2. Manajemen Rantai Pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya. 3. Manajemen Rantai Pasok mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan.
  • 13. • EKMA4371/MODUL 1 1. 13 Untuk rnengelola aliran barang dan jasa dalarn rantai pasok, pertarna-tarna yang harus diketahui adalah garnbaran sesungguhnya dan lengkap rnengenai seluruh rnata rantai yang ada, rnulai dari yang pertarna sarnpai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah dirnulai dari hutan kayu sebagai penghasil bahan baku, bahan penolong, peralatan, dan pernasok lain yang terlibat. Di sarnping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa jenis barang yang disirnpan di gudang yang rnernpunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sarna lain sehingga panjang- pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari rnetode pernenuhan bahan baku rnaupun rnetode inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya. Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut. 1. Bahan baku (raw materials). 2. Barang setengah jadi (work in process product). 3. Barang kornoditas (commodity). 4. Barang proyek. Keberhasilan rnanajernen rantai pasok rnernerlukan: 1. dukungan surnber daya rnanusia, kepernirnpinan dan kornitrnen untuk berubah~ 2. rnernaharni sejauh mana perubahan yang diperlukan~ 3. rnenyetujui visi dan proses inti rnanajernen rantai pasok~ 4. kornitrnen pada perlunya surnber daya dan kekuasaan atau wewenang untuk rnencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses-proses bisnis inti rnanajernen rantai pasok rneliputi berikut • • Inl. 1. Customer Relationship Management (CRM). 2. Customer Service Management (CSM). 3. Demand Management. 4. Customer Demand Fulfillment. 5. Manufacturing Flow Management. 6. Procurement. 7. Pengernbangan Produk dan Kornersialisasi. 8. Retur.
  • 14. 1. 14 Manajemen Rantai Pasokan • TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Pengertian manajemen rantai pasok adalah .... A. integrasi aktivitas-aktivitas pengubahan bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi serta mengantarkannya kepada pelanggan dengan cara yang efisien B. pengubahan bahan baku dan bahan penolong menjadi barang jadi dan mendistribusikannya dengan biaya yang paling murah C. pengelolaan aliran bahan baku dan bahan penolong menjadi barang jadi sampai pada gudang-gudang pusat pendistribusian terdekat dengan konsumen akhir D. proses pengubahan bahan baku menjadi barang jadi melalui suatu proses produksi tertentu yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akhir 2) Dukungan teknologi informasi mutlak diperlukan dalam rantai pasok karena .... A. teknologi informasi membantu produsen mengenali siapa saja konsumen akhirnya B. dapat digunakan untuk menentukan daerah-daerah mana saja yang dapat dipakai sebagai sumber material dan daerah pemasaran produk jadi C. harus ada kesamaan persepsi kebutuhan dari sisi material yang akan diolah dan produk yang diperlukan oleh konsumen D. dapat mencegah terjadinya informasi ganda dari konsumen 3) Berikut ini merupakan pihak-pihak yang terkait dalam rantai pasok, kecuali .... A. pemasok B. pusat manufaktur C. lembaga keuangan D. konsumen 4) Awal rantai pasok dari pabrik ban adalah .... A. pemasok karet mentah B. pedagang besar C. pemasok bahan baku dan bahan penolong D. hutan karet
  • 15. • EKMA4371/MODUL 1 1. 15 5) Persediaan yang dibeli oleh perusahaan tertentu sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan kembali disebut barang .... A. baku B. komoditas C. setengah jadi D. jadi 6) Hasil proses bahan baku untuk kemudian diproses lebih lanjut menjadi barang jadi disebut barang .... A. setengah jadi B. penolong C. komoditas D. proyek 7) Hubungan antara dua perusahaan dalam rantai pasok dapat berjalan dengan baik apabila terdapat keterkaitan dan sharing informasi di antara keduanya mengenai .... A. aktivitas internal B. kondisi keuangan C. penyedia bahan baku D. identitas pelanggan 8) Berikut ini merupakan penentu keberhasilan manajemen rantai pasok, kecuali .... A. dukungan sumber daya manusia B. kepemimpinan C. komitmen untuk berubah D. perjanjian kerja sama 9) Langkah pertama dalam manajemen ratai pasok adalah mengidentifikasi pelanggan utama atau pelanggan yang kritis dengan misi dagang perusahaan yang disebut dengan .... A. demand management B. customer service management C. customer relationship management D. supply management
  • 16. 1. 16 Manajemen Rantai Pasokan • 10) Proses dalam rantai pasok yang menyeimbangkan kebutuhan pelanggan dengan kemampuan supply perusahaan serta menentukan apa yang akan dibeli pelanggan dan kapan disebut .... A. demand management B. customer service management C. customer relationship management D. supply management Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = - - - - - - - - - - x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% =baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 17. • EKMA4371/MODUL 1 1. 17 Kegiatan Belajar 2 Ki nerj a Manaj em en Rant ai Pasok audara mahasiswa, ulasan mengenai kinerja manajemen rantai pasok akan dimulai dengan pengelolaan aliran rantai pasok dan karakteristik produk. Pengukuran kinerja rantai pasok sering kali dikaitkan dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan, yaitu bahwa pengukuran kinerja rantai pasok dapat dinilai berdasarkan perubahan nilai-nilai pada beberapa ukuran keuangan perusahaan yang berkaitan dengan rantai pasok. A. MENGELOLA ALIRAN RANTAI PASOK Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama- tama yang harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari mata rantai pertama sampai yang terakhir. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk persediaan. Seperti diketahui, yang dimaksud dengan persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang pendeknya rantai pasok juga berbeda. Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut. 1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives) Untuk membuat sasaran lingkup pasar, manajemen harus mempertimbangkan perilaku pembelian pelanggan, tipe distribusi yang digunakan, struktur rantai pasok, dan tingkat pengendalian yang dibutuhkan untuk keberhasilan rantai pasok. 2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior) Motif pembelian dari segmen potensial pelanggan harus ditentukan untuk mendesain rantai pasok secara efisien dan efektif. Analisis ini memungkinkan desainer untuk menentukan segmen retail yang paling mampu mencapai target pasar. Bagian marketing industri juga harus mengidentifikasikan pengguna yang berpotensial dan menentukan bagaimana para pelanggan ini akan membuat keputusan pembelian. Proses pembuatan
  • 18. 1. 18 Manajemen Rantai Pasokan • keputusan para pembeli dalam industri bergantung pada perusahaan pengguna, perusahaan perlengkapan orisinal atau distributor. 3. Tipe Distribusi Terdapat tiga tipe dasar distribusi yang dapat digunakan untuk menyediakan produk bagi para konsumen, yaitu sebagai berikut. a. Distribusi intensif Distribusi intensif memiliki arti bahwa produk-produk yang didistribusikan dijual sebanyak mungkin ke retail atau pedagang grosir. Distribusi intensif cocok untuk produk-produk, seperti permen karet, minuman ringan, roti, film dan rokok, ketika faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah convenience (kesenangan). Produk-produk industri lain yang membutuhkan distribusi intensif, misalnya industri dalam penyediaan alat tulis, seperti pensil, penjepit kertas, tipe transparan, map file, kertas ketik, master transparansi. Distribusi intensif lebih melibatkan saluran-saluran tidak langsung dengan dua atau lebih perantara. b. Distribusi selektif Distribusi selektif cocok untuk toko yang dapat menjual produk terbatas, tetapi tidak untuk tingkat yang eksklusif. Dengan cara berhati-hati memilih pedagang grosir dan retail, pengusaha dapat berkonsentrasi pada rekening yang lebih menguntungkan dan mengembangkan hubungan kerja yang solid untuk meyakinkan bahwa produk dijual selayaknya. Hal ini dapat juga dilakukan dengan membatasi sejumlah toko retail jika produk dijual dengan pelayanan yang spesial atau dukungan penjualan yang optimal. Distribusi selektif dapat digunakan untuk produk yang dikategorikan, seperti sandang, peralatan, televisi, perlengkapan stereo, perabotan rumah, dan perlengkapan olahraga. c. Distribusi eksklusif Distribusi eksklusif apabila sebuah toko tunggal diberikan hak eksklusif untuk menjual produk pada daerah tertentu. Produk-produk, seperti otomobil, beberapa peralatan utama, beberapa jenis perabotan, beberapa macam pakaian tertentu yang memiliki tingkat loyalitas merek pelanggan yang tinggi dapat disalurkan secara eksklusif. Umumnya, distribusi eksklusif dilakukan
  • 19. • EKMA4371/MODUL 1 1. 19 bila saluran pengendalian dianggap penting. Distribusi eksklusif dapat meningkatkan image produk dan memungkinkan perusahaan memberikan harga retail yang tinggi. Kadangkala pengusaha menggunakan multiple brand untuk menawarkan distribusi eksklusif bagi lebih dari satu retail atau distributor. Distribusi eksklusif lebih sering terjadi pada tingkat perdagangan grosir dibandingkan tingkat retail. Pada umumnya, distribusi eksklusif dimanfaatkan untuk saluran-saluran langsung (pengusaha menuju retail). B. KARAKTERISTIK PRODUK Dalam perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku masing-masing tahap mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor mempunyai subdistributor untuk daerah tertentu maupun untuk tujuan efektivitas pemasaran. Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, dalam analisis rantai pasok tidak selalu mendasarkan pada keseluruhan tahapan aliran rantai pasok melainkan bahwa rantai pasok dapat dipandang sebagai kumpulan tahapan proses yang masing-masing tahapan tersebut dapat dianalisis lebih dalam. Terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang yaitu sebagai berikut. 1. Nilai Produk (The Product's Value) Produk-produk dengan biaya per-unit yang tinggi membutuhkan investasi persediaan yang cukup besar. Sebagai konsekuensinya, produk- produk yang bernilai tinggi membutuhkan rantai pasok yang lebih pendek (lebih sedikit anggota) untuk meminimalkan total investasi persediaan. Akan tetapi, rantai pasok cenderung lebih panjang bila nilai per unit rendah jika volume penjualan tidak tinggi. Pada umumnya, distribusi intensif digunakan untuk produk bernilai rendah. Nilai produk juga mempengaruhi biaya pengangkutan persediaan dan premi transportasi. Produk bahan makanan low margin, low-value dapat dikirimkan melalui kereta dan disimpan dalam gudang. Komponen-komponen dan produk high-value seperti barang dagangan high fashion akan dikirim melalui pengangkutan udara untuk
  • 20. 1.20 Manajemen Rantai Pasokan • meminimalkan persediaan dalam perjalanan (in-transit) dan mengurangi biaya pengangkutan persediaan dan markdown. 2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Technicality ofthe Product) Produk teknis yang tinggi biasanya membutuhkan peragaan oleh tenaga- tenaga penjualan selain penyediaan pelayanan pra-pembelian dan pasca- pembelian. Selain itu juga dibutuhkan komponen-komponen perbaikan untuk dijadikan stok. Produk-produk teknis misalnya komputer rumah, komponen stereo mewah, perlengkapan kamera dan video yang mahal, mobil-mobil sport mewah dan beberapa produk industri lainnya. Pada umumnya, kebijakan saluran langsung dan selektif atau distribusi eksklusif digunakan untuk jenis-jenis produk tersebut. 3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree ofMarket Acceptance) Tingkat dukungan pasar menentukan usaha penjualan yang dibutuhkan. Jika seorang pengusaha terkenal menawarkan produk baru dan merencanakan periklanan serta promosi yang tinggi maka pelanggan juga akan memberi dukungan yang tinggi. Selain itu, para perantara juga pasti dengan mudah ingin menawarkan produk tersebut. Akan tetapi, produk-produk baru dengan sedikit dukungan pasar dan identifikasi merek yang rendah membutuhkan penjualan yang lebih agresif. 4. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree ofSubstitutability) Kemampuan substitusi produk sangat dekat hubungannya dengan loyalitas merek. Bila loyalitas merek rendah, substitusi produk dan distribusi intensif mungkin dibutuhkan karena konsumen akan dengan mudah beralih ke merek yang lain. Misalnya, banyak perusahaan-perusahaan yang memberikan diskon pada pameran pembelian di area-area yang ramai. Untuk memperoleh dukungan dari pedagang grosir atau retail, produsen dapat menawarkan harga yang menarik. Jika loyalitas merek tinggi maka lebih diperlukan distribusi selektif atau distribusi efektif karena konsumen tidak mudah berpindah ke merek lain. 5. Bulk Produk (The Product's bulk) Pada umumnya, produk-produk berat dan low-value dibatasi pada pasar- pasar yang berdekatan dengan letak produksi. Produk-produk ini sering membutuhkan kemampuan penanganan material yang khusus. Dengan
  • 21. • EKMA4371/MODUL 1 1.21 menggunakan kubus-kubus kecil yang ringan serta penempatan yang tepat, akan lebih banyak unit yang dapat dikirimkan dalam truk, kereta atau container, dengan demikian akan mengurangi biaya per-unit transportasi. 6. Kemampuan Jangka Panjang produk (The Product's Perishability) Kemampuan produk untuk bertahan lama berhubungan dengan kemerosotan fisik atau keusangan produk yang disebabkan oleh perubahan pola pembelian pelanggan ataupun perubahan teknologi. Produk-produk tahan lama umumnya dijual pada basis langsung untuk memindahkan produk melalui rantai pasok yang lebih cepat dan mengurangi kerugian potensial persediaan. 7. Tingkat Konsentrasi Pasar (The Degree ofMarket Concentration) Bila pasar dipusatkan pada area geografis tertentu, rantai pasok yang pendek dapat menjadi metode yang paling efektif dan efisien. Apabila diedarkan secara luas dibutuhkan perantara khusus. Banyaknya perusahaan food-processing menggunakan pedagang perantara untuk memasarkan produk-produk mereka adalah salah satu contoh. Faktor ini juga menjelaskan keberadaan agen pooling, seperti pengangkutan forwarder dan perusahaan local cartage, yang melakukan pengumpulan dan pengiriman kecil ke dalam unit untuk muatan truk atau carload agar dapat dipindahkan ke tempat tujuan. 8. Mosiman (Seasonality) Untuk beberapa produk tertentu, volume penjualan ramai pada masa- masa tertentu dalam setahun, misalnya produk seragam sekolah hanya ramai pada saat tahun ajaran baru dimulai. Pada kasus lainnya, bahan mentah seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, hanya dapat tersedia pada masa-masa tertentu. Kedua kasus tersebut membutuhkan penyimpanan out-of-season. Pengusaha harus menginvestasikan ke gudang-gudang, menggunakan pihak ketiga atau menyediakan insentif pada perantara yang mengurus fungsi penyimpanan. Sebagai contoh, pengusaha dapat menawarkan diskon musiman ataupun pengiriman persediaan ke para pedagang grosir atau retail yang setuju untuk menerima pengiriman awal.
  • 22. 1.22 Manajemen Rantai Pasokan • 9. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth of The Product Line) Jenis kelebaran dan kedalaman sebuah produk dapat mempengaruhi rancangan rantai pasok. Seorang pengusaha dengan nilai per unit produk yang rendah dapat menggunakan distribusi intensif dengan penjualan langsung jika produk mampu untuk menghasilkan volume penjualan yang relatif besar. Contohnya pengusaha bahan makanan seperti Kellog's dan General Foods menggunakan distribusi intensif. Umumnya, seorang pengusaha dari lini produk yang terbatas akan menggunakan pedagang- pedagang grosir untuk mencapai pasar yang memadai dengan harga yang pantas. C. KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOK Setelah Anda mempelajari tentang pengelolaan aliran rantai pasok serta karakteristik produk maka bahasan kita selanjutnya adalah mengenai kinerja manajemen rantai pasok. Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhimya adalah angka atau prosentase dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan. Tujuan dari pengukuran kinerja adalah sebagai berikut. a. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi). b. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap channel). c. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok. Untuk pengukuran akan ditujukan pada proses-proses yang terjadi di dalam perusahaan sehari-hari, dan kemudian dengan didasarkan atas kinerja yang telah didapat dari berbagai referensi akan dilakukan penilaian atas proses yang terjadi yang menggambarkan kinerja yang diukur tersebut. Rantai pasok menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari pemasok sampai pelanggan, di mana adanya keterlibatan entitas atau disebut pemain dalam konteks ini dalam jaringan rantai pasok yang sangat kompleks tersebut. Berikut ini merupakan pemain utama yang terlibat dalam rantai pasok (lndrajit dan Djokopranoto, 2002):
  • 23. • EKMA4371/MODUL 1 1.23 1. Supplier (chain 1) Rantai pada rantai pasok dimulai dari chain 1, yang merupakan sumber penyedia bahan pertama. Di sini adalah tempat di mana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama di sini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang dagang. 2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2) Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, penghematan inventory carrying cost dengan mengembangkan konsep supplier partnering. 3. Supplier-Manufacturer-Distributor (chain 1-2-3) Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan, di mana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar. 4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4) Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang basil produksinya kepada pelanggan (customer), namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas. 5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1- 2-3-4-5) Pelanggan merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam rantai pasok, dalam konteks ini sebagai end-user. Pada rantai ini, terjadi transaksi antara retailer dan pelanggan yang meliputi seluruh proses yang secara langsung meliputi penerimaan barang sekaligus memenuhi permintaan pelanggan. Dari penjelasan mengenai pelaku-pelaku rantai pasok tersebut dapat dikembangkan suatu model rantai pasok, yaitu suatu gambaran plastis mengenai hubungan mata rantai dari pelaku-pelaku tersebut yang dapat berbentuk seperti mata rantai yang terhubung satu dengan yang lain seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.2.
  • 24. 1.24 Manajemen Rantai Pasokan • Customer Retailer Distributor Manufacturer Supplier Gambar 1.2. Mata Rantai SJpply Chain Saudara mahasiswa, seperti yang telah Anda pelajari, manajemen rantai pasok meliputi pengelolaan aliran material yang membentuk adanya persediaan di dalam rantai pasok. Untuk keperluan ini, para manajer selalu mengawasi agar persediaan selalu berada pada level yang dapat diterima. Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Semua metode pengukuran persediaan dimulai dengan penghitungan unit secara fisik, volume atau berat. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran persediaan. Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan dalam persediaan. Hal ini berarti nilai seluruh persediaan diukur berdasar biaya pada saat proses dan pada saat barang jadi. Nilai penjualan akhir mempunyai arti hanya untuk produk akhir atau jasa saja dan tidak dapat digunakan untuk semua item persediaan. Nilai ini diambil rata-rata karena menggambarkan investasi persediaan pada satu periode waktu. Misalnya, item A adalah bahan baku yang diubah menjadi barang jadi yang disebut item B. Satu unit item A mungkin hanya bemilai beberapa Rupiah saja, sedangkan satu unit item B dapat bernilai beberapa ratus Rupiah karena adanya campur
  • 25. • EKMA4371/MODUL 1 1.25 tangan tenaga kerja, teknologi, serta nilai-nilai lain yang ditambahkan selama proses produksi. Pengukuran persediaan dalam hal ini adalah: Nilai rata-rata = (Jumlah unit item A yang ada) (Nilai tiap-tiap item A) persediaan agregat + (Jumlah unit item B yang ada) (Nilai tiap-tiap item B) Dengan menjumlahkan seluruh item dalam persediaan, nilai total ini berarti seberapa banyak aset perusahaan ada pada persediaan. Perusahaan manufaktur biasanya memiliki sekitar 25 persen total aset mereka dalam persediaan, sedangkan untuk pedagang besar dan pengecer rata-rata berkisar 75 persen. Untuk beberapa hal, manajer dapat menentukan apakah nilai agregat persediaan terlalu tinggi atau terlalu rendah berdasarkan data historis, perbandingan dalam industri maupun pertimbangan manajer sendiri. Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost). Pada beberapa operasi perusahaan yang memiliki persediaan rendah, penilaian secara harian ataupun jam dapat dilakukan dan akan memberikan akurasi yang lebih baik. Perusahaan- perusahaan yang bergerak dalam industri automobil menggunakan dasar penilaian produk akhir per dua bulan. Nilainya bervariasi antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Pengukuran secara mingguan adalah: Nilai agregat rata-rata persediaan Minggu pasokan = Penjualan mingguan Penghitungan ini hanya untuk produk akhir yang terjual (berdasarkan biaya), bukan berdasar harga jual setelah markups ataupun diskon. Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan selama satu tahun atau dapat ditulis dalam rumus: . Penjualan tahunan Perputaran persed1aan = - - - - - - - - - - - - - Nilai agregat rata-rata persediaan
  • 26. 1.26 Manajemen Rantai Pasokan • Tingkat persediaan yang terbaik walaupun digambarkan sebagai perputaran, tidak dapat ditentukan dengan mudah. Walaupun rata-rata perusahaan memiliki 6 atau 7 perputaran per tahun, namun untuk perusahaan dengan teknologi tinggi memerlukan 3 kali perputaran. Di sisi lain, perusahaan automobil dapat memiliki 40 kali perputaran per tahun untuk produk-produk tertentu. Contoh: Suatu perusahaan rata-rata memiliki nilai persediaan Rp20.000.000,00 tahun lalu, dan penjualan produk adalah Rp100.000.000,00. Jika perusahaan memiliki 52 minggu kerja per tahun, berapa minggu pasokan dalam persediaan? Bagaimana perputaran persediaannya? Jawab: Nilai agregat rata-rata persediaan untuk Rp20.000.000,00 disamakan dengan 10,4 minggu pasokan dan 5 perputaran per tahun yang dihitung sebagai berikut: 20.000.000 10 4 . Minggu pasokan = (100.000.000) I (52 minggu) = , nunggu . 100.000.000 Perputaran persed1aan = =5 perputaran/tahun 20.000.000 Pengawasan terhadap kinerja rantai pasok dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap biaya, pengiriman, kecepatan, dan kualitas. Pengukuran operasi ini dikaitkan dengan pengukuran kinerja keuangan. Tabel 1.1. menunjukkan pengukuran ini. Anak panah menunjukkan indikasi arah perubahan atas pengukuran keuangan jika pengukuran operasional rantai pasok berubah. Tabel 1. 1. Kait an Pengukuran Ki nerj a Rant ai Pasok dengan Pengukuran Keuangan Pengukuran O:>erasional Pengukuran Keuan an Nilai agregat persediaan t Current assets t Minggu pasokan t Modal kerja t Perputaran persediaan i Modal kerja t Biaya produksi dan material t Contribution rna~ 7in i
  • 27. • EKMA4371/MODUL 1 1.27 Pengukuran Operasional Pen ukuran Keuan an Persentase kerusakan t Contribution rna~ 1in , Persentase ketepatan pen1 iriman ; Pendapatan ; Waktu pen emban an produk baru ' Pendapatan Supplier lead times t Modal kerja t Persediaan diperlakukan sebagai investasi bagi perusahaan karena digunakan di masa yang akan datang. Namun, persediaan ini berkaitan dengan dana yang mungkin akan lebih bermanfaat jika digunakan untuk kegiatan operasional lainnya. Pengelolaan rantai pasok untuk mengurangi persediaan dapat tercermin pada porsi current assets dalam neraca perusahaan. Tujuannya adalah memiliki jumlah persediaan yang tepat, bukan jumlah persediaan yang terkecil. Minggu pasokan dan perputaran persediaan dicerminkan dalam pengukuran keuangan lainnya, yaitu modal kerja yang berarti banyaknya uang yang digunakan untuk membiayai operasi yang sedang berjalan. Peningkatan persediaan memerlukan peningkatan pembayaran kepada pemasok. Penurunan minggu pasokan atau peningkatan perputaran persediaan akan mengurangi tekanan dalam modal kerja karena dapat mengurangi persediaan. Manajer juga dapat mengurangi biaya produksi dan biaya material melalui manajemen rantai pasok yang efektif. Biaya material ditentukan melalui pengaturan perjanjian keuangan dengan pemasok dan biaya produksi merupakan basil dari desain rantai pasok internal. Di lain pihak, persentase kerusakan juga memiliki dampak terhadap margin kontribusi, yaitu adanya perbedaan antara harga dan biaya variabel. Pengurangan produksi, material, dan biaya kerusakan akan meningkatkan margin kontribusi yang berarti akan meningkatkan keuntungan. Kinerja rantai pasok berkaitan dengan waktu dan juga keadaan keuangan perusahaan. Banyak perusahaan manufaktur dan jasa menyediakan pengukuran persentase ketepatan pengiriman produk atau jasa mereka. Pengukuran ini dipengaruhi oleh kinerja rantai pasok internal dan eksternal. Peningkatan persentase ketepatan pengiriman akan meningkatkan pendapatan karena konsumen yang puas dengan barang atau jasa yang dibeli akan membeli lebih banyak lagi barang atau jasa tersebut. Hampir sama dengan hal itu, pengurangan waktu pengembangan produk baru akibat rantai pasok yang lebih efektif juga akan mempercepat perolehan pendapatan bagi perusahaan serta akan memperoleh posisi yang baik di pasar. Akhirnya, pengurangan supplier lead times juga berpengaruh terhadap pengurangan
  • 28. 1.28 Manajemen Rantai Pasokan • persediaan yang berarti akan mengurangi tekanan modal kerja. Menyesuaikan aliran input dan output material menjadi lebih mudah karena waktu yang diperlukan lebih pendek serta dapat digunakan peramalan yang lebih reliabel. LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok! 2) Jelaskan tipe-tipe distribusi produk! 3) Jelaskan macam-macam karakteristik produk! 4) Jelaskan pengertian kinerja manajemen rantai pasok! 5) Jelaskan tujuan dari pengukuran kinerja manajemen rantai pasok! Petunjuk Jawaban Latihan 1) Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok. a) Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives). b) Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior). c) Tipe Distribusi. 2) Tipe-tipe distribusi produk. a) Distribusi intensif. b) Distribusi selektif. c) Distribusi eksklusif. 3) Macam-macam karakteristik produk. a) Nilai Produk (The Product's Value). b) Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality ofthe Product). c) Tingkat Dukungan Pasar (The Degree ofMarket Acceptance). d) Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree ofSubstitutability). e) Bulk Produk (The Product's Bulk). f) Kemampuan jangka panjang produk (The Product's Perishability). g) Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree ofMarket Concentration). h) Musiman (Seasonality).
  • 29. • EKMA4371/MODUL 1 1.29 i) Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth ofThe Product Line). 4) Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan. 5) Tujuan dari pengukuran kinerja manajemen rantai pasok. a) Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi). b) Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap channel). c) Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok. RANGKUMAN Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus diketahui pertama-tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada. Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut. 1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives). 2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior). 3. Tipe Distribusi. a. Distribusi intensif. b. Distribusi selektif. c. Distribusi eksklusif. Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku masing-masing tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor mempunyai sub distributor untuk daerah tertentu. Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang: 1. Nilai Produk (The Product's Value). 2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality ofthe product). 3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree ofMarket Acceptance).
  • 30. 1.30 Manajemen Rantai Pasokan • 4. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree ofSubstitutability). 5. Bulk Produk (The Product's Bulk). 6. Kemampuan jangka panjang produk (The Product's Perishability). 7. Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree ofMarket Concentration). 8. Musiman (Seasonality). 9. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth ofThe Product Line). Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhimya adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan. Tujuan dari pengukuran kinerja adalah: 1. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi). 2. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap channel). 3. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok. Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran persediaan. Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan dalam persediaan. Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost). Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan selama satu tahun. Pengawasan terhadap kinerja rantai pasok dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kaitan antara kinerja rantai pasok dengan pengukuran keuangan perusahaan adalah sebagai berikut. Pen ukuran Operasional Pen ukuran Keuan an Nilai a re at persediaan lr Current assets ' Min u pasokan 'lr Modal ker·a ' Perputaran persediaan i Modal kerja ~ Biaya produksi dan material ~ Contribution mar 1in i Persentase kerusakan ~ Contribution margin i Persentase ketepatan pengiriman i Pendapatan i Waktu pengembangan produk baru ~ Pendapatan i Supplier lead times ~ Modal kerja ~
  • 31. • EKMA4371/MODUL 1 1.31 TES FORMATIF 2 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Maksud dari persediaan adalah .... A. produk akhir yang dimiliki perusahaan dan siap untuk dijual B. beberapa jenis barang yang disimpan di gudang dengan tujuan tertentu C. bahan baku yang diterima dari pemasok dan akan digunakan dalam proses produksi D. barang yang ada di gudang yang akan digunakan untuk produksi 2) Tipe distribusi yang dilakukan dengan menjual produk sebanyak mungkin ke retail atau pedagang grosir disebut tipe distribusi .... A. selektif B. eksklusif C. intensif D. inklusif 3) Tipe distribusi yang memberikan hak khusus kepada sebuah toko tunggal untuk menjual produk pada daerah tertentu disebut distribusi .... A. selektif B. eksklusif C. intensif D. inklusif 4) Produk-produk dengan biaya per-unit yang tinggi membutuhkan rantai pasok yang lebih pendek (lebih sedikit anggota) dengan tujuan agar .... A. mempermurah harga jual B. menekan biaya distribusi C. menyederhanakan aliran rantai pasok D. meminimalkan total investasi persediaan 5) Tingkat dukungan pasar juga dapat mempengaruhi usaha penjualan suatu produk. Untuk produk baru dengan identifikasi merek yang rendah memerlukan jenis penjualan yang .... A. agresif B. selektif C. eksklusif D. intensif
  • 32. 1.32 Manajemen Rantai Pasokan • 6) Semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif disebut dengan .... A. pengukuran rantai pasok B. kinerja rantai pasok C. aliran rantai pasok D. kuantitatif rantai pasok 7) Penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost) disebut .... A. persediaan tahunan B. nilai rata-rata persediaan C. persediaan bulanan D. minggu pasokan 8) Semakin tinggi perputaran persediaan berarti akan menurunkan .... A. modal kerja B. margin kontribusi C. pendapatan D. aset tetap Kasus berikut digunakan untuk menjawab pertanyaan No. 9) dan 10). Sebuah perusahaan mencatat bahwa penjualan produk tahun sebelumnya adalah sebesar Rp3.410.000.000,00 dan perusahaan beroperasi selama 52 minggu per tahun. Perusahaan menggunakan tujuh item dalam persediaannya, yaitu tiga item bahan baku, dua item barang setengah jadi, dan dua item barang akhir. Tabel berikut menggambarkan tingkat persediaan rata-rata tahun lalu. Kategori Item Tingkat Rata-rata Nilai per Unit Bahan baku 1 15.000 Rp3.000,00 2 2.500 Rp5.000,00 3 3.000 Rp1.000,00 Barang setengah jadi 4 5.000 Rp14.000,00 5 4.000 Rp18.000,00 Barang akhir 6 2.000 Rp48.000,00 7 1.000 Rp62.000,00
  • 33. • EKMA4371/MODUL 1 1.33 9) Berapakah rata-rata penjualan bulanannya? A. Rp62.375.500 B. Rp63.756.840 C. Rp65.576.923 D. Rp67.771.432 10) Berapakah minggu pasokannya? A. 3,5 minggu B. 4,5 minggu C. 5,5 minggu D. 6,5 minggu Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan =---------- x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% =cukup < 70% =kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80o/o, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 34. 1.34 Manajemen Rantai Pasokan • Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif1 Tes Formatif2 1) A 1) B 2) c 2) c 3) c 3) B 4) D 4) D 5) B 5) A 6) A 6) B 7) A 7) D 8) D 8) A 9) c 9) c 10) A 10) c Penghitunganjawaban Tes Formatif 2 No.9) dan 10). 9) Item No. Tingkat Rata-rata Nilai per Unit Nilai Total 1. 15.000 X 3.000 Rp 45.000.000,00 2. 2.500 X 5.000 Rp 12.500.000,00 3. 3.000 X 1.000 Rp 3.000.000,00 4. 5.000 X 14.000 Rp 70.000.000,00 5. 4.000 X 18.000 Rp 72.000.000,00 6. 2.000 X 48.000 Rp 96.000.000,00 7. 1.000 X 62.000 Rp 62.000.000,00 Nilai agregat rata-rata persediaan = Rp360.500.000,00 Rata-rata penjualan bulanan (at cost) adalah Rp3.410.000.000 : 52 minggu = Rp65.576.923.08/minggu 10) Minggu pasokan adalah Rp360.500.000,00 : Rp65.576. 923 = 5,5 • rmnggu
  • 35. • EKMA4371/MODUL 1 1.35 Daftar Pustaka Chase, R.B., Jacobs, P.R., & Aquilano, N.J. (2006). Operations Management for Competitive Advantage with Global Cases. McGraw-Hill. Chopra, S., & Meindl, P. (2004). Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations. Second Edition. Pearson Education International. Heizer, J., & Render, B. (2005). Operations Management. 7th edition. Pearson Education International. Krajewski, L.J., & Ritzman, L.P. (1999). Operations Management: Strategy and Analysis. Addison-Wesley Publishing Company, Inc. Russel, R.R., & Taylor, B.W. (2003). Operations Management. 4th edition. Pearson Education International. Stevenson, W.J. (2005). Operations Management. gth edition. McGraw-Hill.
  • 36. Modul 2 Di st ri busi dan Transport asi lr. Adi Dj oko Gurit no, rvlSE, Ph. D. Nlei rani Harsasi, S E, M.S. PENDAHULUAN istribusi produk berkaitan dengan proses penyampaian produk yang telah dipesan oleh konsumen dari perusahaan, pengiriman bahan baku ke lokasi produksi, pemindahan bahan baku ke departemen lain untuk diproses menjadi barang setengah jadi untuk kemudian dipindahkan lagi ke departemen selanjutnya supaya bisa diproses lebih lanjut menjadi barang jadi. Pelaksanaan distribusi produk membutuhkan strategi yang efisien supaya menghindari kerugian-kerugian yang sebenamya bisa dihindari. Strategi distribusi adalah strategi penyediaan barang-barang bagi para langganan potensial. Strategi ini meliputi pemilihan jalan atau saluran liku-liku para perantara pemasaran yang membentuk struktur distribusi. Dalam tahap awal strategi distribusi ini, produsen berusaha mengenali saluran-saluran distribusi yang paling efektif untuk mencapai pasar yang hendak dilayani. Pada Modul 2 ini, akan dibahas mengenai distribusi dan transportasi dalam rantai pasok. Secara umum, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat menjelaskan mengenai dasar-dasar distribusi dalam manajemen rantai pasok serta mampu menjelaskan pemilihan jalur distribusi yang efisien. Secara khusus, setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. terjadinya proses dasar distribusi produk dari produsen sampai konsumen dengan memperhatikan faktor distribusi dan penyerahan produknya untuk penilaian kinerja rantai pasok yang ada; 2. model penjadwalan produksi yang dikaitkan dengan penyerahan produk ke konsumen; 3. model pasar dan rantai persediaan (inventory); 4. jenis-jenis distribusi generik; 5. 6. manajemen logistik; pengendalian biaya logistik.
  • 37. 2.2 Manajemen Rantai Pasokan • Kegiatan Belajar 1 Dasar-dasar Di st ribusi Prod uk A. PROSES DASAR DISTRIBUSI PRODUK Saudara mahasiswa, pada Kegiatan Belajar 1 ini, Anda akan mempelajari mengenai pengertian-pengertian dasar distribusi dalam manajemen rantai pasokan. Tentunya Anda sudah pernah mendengar istilah distribusi, bukan? Distribusi dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada tahap konsumen di dalam rantai pasok. Distribusi selalu muncul diantara setiap pergantian tahap dalam rantai pasok. Setiap perusahaan memiliki kebijakan mengenai distribusi produknya masing-masing walaupun perusahaan tersebut bergerak dalam bidang yang sama. Misalnya, Dell mendistribusikan produk komputernya langsung kepada pembeli akhir, sedangkan Hawlett Packard (HP) lebih memilih untuk mendistribusikan produknya melalui reseller. Konsumen Dell harus menunggu beberapa hari agar bisa mendapatkan produk yang dipesannya, sedangkan konsumen HP dapat langsung memperoleh produk yang diinginkannya. Namun, Dell memiliki keunggulan dibandingkan dengan HP, yaitu bahwa konsumen Dell dapat dengan leluasa memilih spesifikasi komputer yang diinginkannya, sehingga setiap konsumen merasa bahwa kebutuhannya dapat dipenuhi dengan sempuma sesuai keinginannya. Distribusi dipengaruhi oleh beberapa faktor struktur penyusun jaringan distribusi yang dapat mengakibatkan tercapainya pelayanan yang baik untuk konsumen. Faktor tersebut antara lain berikut ini. (Chopra dan Meindl, 2007) a. Response time: berkaitan dengan waktu yang diperlukan untuk sampai pada konsumen. Ini sangat berpengaruh pada produk karena hila ada produk pengganti maka apabila terjadi keterlambatan pada proses pengiriman maka konsumen akan beralih ke produk lain. Dengan demikian, jaringan distribusi harus cepat merespon keadaan pasar yang bisa berubah-ubah setiap saat. b. Product variety: banyaknya jenis produk yang ditawarkan oleh saluran distribusi tersebut, ketika jenis produk yang ditawarkan banyak maka
  • 38. • EKMA4371/MODUL 2 2.3 saluran distribusi akan lebih rumit dan membutuhkan alat kontrol lain untuk mendapatkan biaya yang efisien. c. Product availability: ketersediaan akan produk tersebut ketika permintaan pasar lebih tinggi dari permintaan yang telah diperkirakan. Hal ini biasanya terjadi pada waktu-waktu tertentu, contoh untuk produk yang fast moving consumer goods pada saat hari besar agama ataupun tahun baru. Peramalan tentang peningkatan penjualan sangat penting untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan waktu yang terbatas. d. Costumer experience: kemudahan konsumen mendapatkan produk dan menggunakan produk tersebut. Sebagai contoh, jika produk dikategorikan sebagai produk konsumsi maka permintaan pasar akan produk tersebut dalam kapasitas atau volume yang banyak. e. Time to market: waktu yang dibutuhkan pasar untuk bisa menerima dan merespon produk tersebut, ketika ada produk baru. Saluran atau jaringan distribusi harus memperhitungkan masalah ini karena jika peramalan akan terserapnya produk baru meleset jauh maka produk tersebut biasanya akan disebut produk gagal oleh pasar. Salah satu strategi distribusi adalah menentukan jumlah perantara yang hendak dipakai pada masing-masing level dalam saluran yang optimal. Produsen harus mempertimbangkan manfaat yang dapat diperoleh dengan menggunakan banyak perantara dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dengan menggunakan sedikit perantara. Pada akhirnya harus diambil keputusan mengenai bagaimana produk itu akan didistribusikan secara fisik setelah dipilih saluran distribusi yang akan dipakai. Tingkat pelayanan terhadap konsumen harus ditentukan sesuai dengan strategi pemasaran secara menyeluruh dari perusahaan tersebut (Heizer dan Render, 2007). Berbagai sistem distribusi dapat dianalisis untuk mendapatkan sistem yang memenuhi tingkat pelayanan yang efisien. B. KEGIATAN OPERASIONAL MANAJEMEN RANTAI PASOK: PRODUKSI DAN DISTRIBUSI Implementasi dari banyak perusahaan dalam rantai persediaan adalah kemampuan reaksi dan efisiensi yang diperlukan dalam hal pembuatan dan pengiriman suatu produk, baik berupa barang maupun jasa.
  • 39. 2. 4 Manajemen Rantai Pasokan • 1. Desain Produk Pemilihan dan desain menyangkut komponen yang diperlukan untuk membangun produk berdasar pada teknologi yang tersedia dan kebutuhan capaian produk. Seringkali sedikit perhatian diberikan kepada bagaimana perancangan suatu produk dan pemilihan komponennya yang berpengaruh terhadap rantai persediaan untuk membuat produk tersebut. Ketika mempertimbangkan desain produk dari suatu perspektif rantai persediaan maka tujuan mendesain produk adalah agar komponen menjadi lebih sedikit, desain sederhana dengan konstruksi modular. Melalui penentuan desain produk yang tepat, komponen yang diperlukan dapat diperoleh melalui para penyalur yang tepat pula. Selain itu, persediaan dapat dijaga dalam penempatan yang sesuai pada rantai persediaan. Rantai persediaan memerlukan desain produk yang tepat untuk mendukung suatu produk yang fleksibel sehingga memungkinkan produk akan berhasil di pasar. Perakitan produk sangat terkait dengan komponen yang kompleks. Keterlambatan penyerahan komponen dari para penyalur dapat menurunkan nilai produksi. Untuk itu, diperlukan persediaan cadangan barang jadi untuk mengganti kerugian. Sering kali pula diperlukan beberapa penyalur baru untuk menyediakan komponen produk. Desain produk akan menggambarkan bentuk rantai persediaan dan mempunyai dampak besar pada ketersediaan biaya. Kerja sama yang baik antara bagian pengadaan desain produk dan orang-orang pabrikasi dalam perancangan suatu produk dapat menciptakan produk yang akan menguntungkan dan sukses. Pengembangan produk ini harus dikaitkan dengan kebutuhan pelanggan sehingga harus mengusahakan harga yang terbaik. Dampaknya, harga dari para penyalur juga harus diusahakan untuk mendapatkan harga yang terbaik. Dalam mendesain suatu produk yang baik, dikoordinasikan tiga perspektif, yaitu desain, pengadaan, dan pabrikasi, sehingga dapat dibentuk suatu rantai persediaan yang efisien. Hal ini akan mempercepat waktu penyampaian produk ke pasar sekaligus mampu menciptakan produk yang bersaing. 2. Penjadwalan Produksi Penjadwalan produksi berarti mengalokasikan ketersediaan kapasitas (peralatan, tenaga kerja dan fasilitas) dengan pekerjaan yang diperlukan
  • 40. • EKMA4371/MODUL 2 2.5 untuk dilaksanakan dengan cara yang paling menguntungkan dan efisien. Penjadwalan produksi dan operasi meliputi suatu proses menemukan keseimbangan antara beberapa sasaran yang kompetitif, yaitu sebagai berikut. 1. Pemanfaatan tarip tingkat tinggi; ini berarti produksi dipusatkan pada distribusi dan pabrikasi. Tujuannya adalah menghasilkan produk yang memberi manfaat dari sisi skala ekonomi. 2. Tingkat persediaan rendah; ini pada umumnya berarti produksi pendek/singkat dan tepat waktunya, penyerahan bahan baku harus tepat waktu dan sering dilakukan. 3. Layanan tingkat tinggi bagi pelanggan; sering memerlukan banyak produksi yang pendek/singkat. Tujuannya adalah menyediakan produk bagi pelanggan dengan waktu yang cepat dan tidak diperbolehkan adanya kehabisan stock. Perusahaan yang memproduksi produk tunggal akan memfokuskan pada penjadwalan fasilitas secara efisien untuk memenuhi permintaan produk tersebut. Namun, ketika beberapa produk dibuat dengan menggunakan fasilitas tunggal maka penjadwalan menjadi lebih kompleks. Adanya multi produk akan mengakibatkan perusahaan perlu untuk menentukan ukuran lot untuk produksi dari tiap produk. Perhitungan ini dilakukan berkaitan dengan proses pengendalian persediaan. Perhitungan ukuran lot tiap kelompok produk berkaitan dengan keseimbangan produksi sehingga dapat menyeimbangkan biaya untuk suatu produk dengan biaya persediaan. Setelah jumlah produksi ditentukan, langkah berikutnya adalah menetapkan urutan produksi untuk masing-masing produk. Salah satu teknik umum dalam menjadwalkan produksi adalah konsep produk yang berdasar pada banyaknya minggu atau hari dalam penentuan persediaan produk berdasarkan permintaan. Perhitungan waktu untuk suatu produk dinyatakan seperti: R=PID Di mana R =waktu untuk suatu produk P = jumlah unit produk dalam persediaan D =permintaan produksi dalam unit untuk satu minggu atau hari
  • 41. 2. 6 Manajemen Rantai Pasokan • 3. Manajemen Pemesanan Manajemen pesanan merupakan proses tentang informasi pesanan dari pelanggan ke pengecer kemudian ke distributor melalui rantai persediaan. Proses ini juga meliputi informasi tentang penyerahan pesanan, penggantian produk, dan pemesanan kembali sampai ke pelanggan dalam rantai persediaan. Pesanan pembelian ke suatu perusahaan berdampak pada adanya pesanan ke persediaan perusahaan itu sendiri dan pesanan ke penyalur lainnya. Jika pesanan hanya diperoleh dari persediaan maka aktivitas dalam pemesanan adalah memasukkan pesanan pembelian pelanggan ke dalam suatu daftar pengepakan dan faktur. Tetapi jika pemesanan memerlukan produk dari para penyalur lainnya maka pesanan pembelian dari pelanggan yang asli diubah menjadi pesanan pembelian dari penyalur awal ke penyalur berikutnya. Seperti telah Anda pelajari sebelumnya bahwa dalam memenuhi permintaan konsumen memerlukan aktivitas yang kompleks. Perusahaan akan berhadapan dengan berbagai strata penyalur, penyedia jasa, dan saluran distribusi. Kompleksitas ini mempunyai dampak atas perubahan cara penjualan produk, peningkatan layanan, pemenuhan harapan pelanggan, dan kemampuan merespons dengan cepat permintaan pasar. Proses manajemen pesanan harus dilakukan agar dapat memenuhi permintaan konsumen dengan selalu memberikan informasi kepada pekerja sehingga dapat diambil tindakan korektif. Salah satu pengelolaan yang dapat dilakukan adalah pengotomatisasian pesanan rutin serta ditangani secara khusus. Oleh karena itu, kompleksitas rantai persediaan dan permintaan pasar dalam manajemen pesanan merupakan suatu proses yang harus dikembangkan dengan cepat. 4. Penjadwalan Penyerahan Penjadwalan penyerahan produk secara operasional akan berpengaruh pada keputusan mengenai gaya transportasi yang akan digunakan. Berkaitan dengan penjadwalan penyerahan yang berkaitan dengan transportasi maka ada dua jenis metode penyerahan yaitu penyerahan langsung dan penyerahan milk run.
  • 42. • EKMA4371/MODUL 2 2.7 a. Penyerahan langsung Metode penyerahan ini dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu memilih jalur yang paling pendek. Penjadwalan penyerahan jenis ini melibatkan keputusan tentang kuantitas pengiriman dan frekuensi penyerahan ke tujuan. Keuntungan metode penyerahan ini adalah adanya kesederhanaan koordinasi penyerahan dan operasi karena metode ini memindahkan secara langsung produk dari lokasi pembuatan atau penyimpanan. Penyerahan jenis ini efisien jika dilakukan berdasarkan kuantitas pesanan ekonomis serta pemilihan jenis transportasi yang tepat. b. Penyerahan milk run Penyerahan milk run adalah penyerahan yang menyalurkan produk dari penempatan awal tunggal ke berbagai penempatan yang menerima produk sampai akhimya ke penempatan penerima tunggal. Penjadwalan penyerahan milk run jauh lebih kompleks dibanding penjadwalan penyerahan langsung. Keputusan yang harus dibuat meliputi pengiriman produk dalam jumlah yang berbeda, frekuensi penyerahan, serta runtutan penyerahan. C. MODEL PASAR DAN RANTAI PERSEDIAAN Saudara mahasiswa, Anda telah mempelajari bahwa rantai persediaan dibentuk untuk mendukung pasar dalam kaitannya dengan pelayanan pada konsumen. Untuk mengidentifikasi pencapaian suatu rantai persediaan, kita harus selalu mengevaluasi pasar yang sedang dilayani. Untuk mendukung analisis ini, perlu menggolongkan pada suatu pasar dan mengidentifikasi peluang serta kebutuhan masing-masing pasar ke rantai persediaannya. Namun, akan lebih rumit apabila evaluasi yang dilakukan menyangkut pasar produk jasa. Penjelasan mengenai pasar dapat dimulai dengan menggunakan dua komponen paling dasar, yaitu permintaan dan penawaran. Suatu pasar ditandai oleh kombinasi permintaan dan penawarannya. Model ini menggambarkan empat macam kuadran dasar pasar, yaitu kuadran yang pertama adalah suatu pasar di mana baik permintaan dan penawaran produknya rendah dan tidak dapat diramalkan. Kuadran yang kedua adalah suatu pasar di mana persediaan rendah dan permintaan lebih tinggi dan disebut dengan pasar maju. Kuadran yang ketiga berisi suatu pasar di mana
  • 43. 2.8 Manajemen Rantai Pasokan • baik permintaan dan penawarannya tinggi. Ada banyak kemungkinan meramalkan di pasar ini, oleh karena itu disebut pula sebagai pasar mantap. Kuadran yang keempat merupakan suatu pasar di mana persediaan lebih tinggi dibanding permintaan. Pasar macam ini disebut dengan pasar matang (mature) karena terdapat kompetisi antarproduknya. 1. Kuadran Pertama Dalam suatu pasar yang berkembang, permintaan dan penawaran rendah dan tidak pasti. Pasar ini pada umumnya adalah pasar yang baru muncul. Pasar ini diciptakan oleh teknologi baru yang tersedia atau oleh kecenderungan sosial dan ekonomi yang menyebabkan suatu kelompok pelanggan merasakan adanya kebutuhan. Peluang dalam suatu pasar yang berkembang adalah adanya persekutuan antarpemain dalam pasar dan dalam rantai persediaan. 2. Kuadran Kedua Pasar maju adalah suatu pasar jika permintaan lebih tinggi dibanding persediaan sehingga persediaan menjadi sering tidak pasti. Peluang dalam suatu pasar maju adalah menyediakan layanan kepada pelanggan yang lebih tinggi dan terukur oleh pesanan dan penyerahan tepat waktu. Pelanggan di dalam suatu pasar seperti ini adalah pelanggan yang dapat dipercaya dan bersedia membayar harga premi untuk keandalan. 3. Kuadran Ketiga Di suatu pasar mantap/mapan, permintaan dan penawaran tinggi dan begitu dapat diramalkan. Ini adalah suatu pasar yang terbentuk jika permintaan dan penawaran seimbang. Perusahaan perlu memusatkan atas pengecilan biaya penjualan dan persediaan dalam pemeliharaan untuk layanan pada pelanggan. 4. Kuadran Keempat Pada pasar dewasa, persediaan lebih tinggi dibanding permintaan yang ada. Permintaan stabil atau pelan-pelan jatuh karena adanya kompetisi oversupply, permintaan nampak tidak pasti dari sisi penyalur di pasar ini. Pelanggan dapat memperoleh kenyamanan karena mereka dapat membeli suatu produk yang murah.
  • 44. • EKMA4371/MODUL 2 2.9 a. Pencapaian kategori pasar Pada setiap kuadran mempunyai kombinasi peluang pasar tersendiri untuk rantai persediaan. Dalam rangka pertumbuhan, perusahaan di dalam suatu rantai persediaan harus mampu bekerja sama untuk memanfaatkan peluang yang tersedia di pasar mereka. Kategori pengukuran yang digunakan adalah sebagai berikut. 1) Layanan pelanggan. Layanan pelanggan mengukur kemampuan dari rantai persediaan untuk memenuhi harapan pelanggannya. Pada jenis pasar yang sedang dilayani, pelanggan di dalam pasar itu akan mempunyai harapan berbeda untuk layanan pelanggan. Pelanggan dalam beberapa pasar diharapkan akan membayar lebih tinggi untuk ketersediaan produk dan penyerahan yang lebih cepat. 2) Efisiensi Internal. Efisiensi internal mengacu pada kemampuan suatu perusahaan atau suatu rantai persediaan untuk beroperasi agar menghasilkan suatu tingkatan profitabilitas yang sesuai. Pada suatu pasar berkembang akan memperoleh margin keuntungan lebih tinggi dalam rangka investasi uang dan waktu. Pada suatu pasar dewasa terdapat ketidakpastian dan risiko sehingga margin keuntungan lebih rendah. Pasar ini menawarkan kesempatan memperbesar volume bisnis untuk menyusun dan menyerahkan produk dalam jumlah besar. Beberapa ukuran tentang efisiensi internal adalah sebagai berikut. a) Nilai persediaan. Dalam rantai persediaan, perusahaan selalu mencari jalan untuk mengurangi persediaan sekaligus berusaha untuk menghindari kelebihan persediaan. b) Perputaran persediaan (inventory turnover). Ini adalah suatu cara untuk mengukur profitabilitas persediaan sepanjang tahun. c) Persediaan untuk dijual kembali. Adalah suatu ukuran mengenai seberapa baik suatu operasi dengan cara mengukur seberapa baik penetapan biaya-biaya variabel dan juga laba bruto. d) Cash-To-Cash. Merupakan waktu suatu perusahaan membayar para penyalumya untuk material yang dibeli. 3) Fleksibilitas Permintaan. Kategori ini mengukur kemampuan untuk bereaksi terhadap ketidakpastian dalam tingkatan permintaan produksi. Hal ini menunjukkan bagaimana suatu peningkatan permintaan dapat ditangani oleh suatu perusahaan atau suatu rantai persediaan yang berarti
  • 45. 2.10 Manajemen Rantai Pasokan • juga meliputi kemampuan untuk bereaksi terhadap ketidakpastian di pasar. Kemampuan ini sering diperlukan di dalam pasar dewasa. 4) Pengembangan produk. Ini meliputi kemampuan perusahaan dan kemampuan rantai persediaan untuk bersama-sama meningkatkan pelayanan pasar. Hal tersebut diperlukan untuk mengukur kemampuan produksi baru dengan tepat waktu. Kemampuan ini perlu untuk pasar berkembang. b. Model generik distribusi produk Dalam praktik distribusi sering kali didapat beberapa produk yang jenisnya sama, tetapi memiliki karakteristik distribusi yang berbeda. Produk dengan tipe yang sama tersebut tetap sukses di pasar. Hal sebaliknya juga terjadi di mana produk yang berbeda jenisnya, tetapi menggunakan cara distribusi yang sama, yang akhimya juga memperoleh kesuksesan yang sama. Sebagai contoh, note book produk Dell hanya diperoleh di pasaran dengan model yang sangat terbatas karena Dell menggunakan cara Make To Order (MTO) melalui penjualan dengan fasilitas internet (web based transaction) sehingga model distribusinya akan mengikuti cara drop shipping (langsung diberikan ke pelanggan setelah produsen menerima order). Bahkan dalam kasus Dell, seorang pembeli dapat memilih sendiri perusahaan pengiriman dengan konsekuensi biaya yang berbeda-beda. Hal sebaliknya dilakukan oleh Toshiba, yaitu konsumen dapat memperoleh produk note book Toshiba dengan berbagai macam jenis yang varian produknya cukup banyak. Hal ini menunjukkan jenis distribusi Toshiba lebih pada pemenuhan stok di pasar untuk mengantisipasi permintaan konsumen. Beberapa contoh model generik distribusi produk dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Pengiriman langsung (drop shipping) Pada metode distribusi produk ini, konsumen awalnya akan melakukan proses pemesanan melalui retailer atau agen yang ditunjuk oleh manufaktur pembuatnya, kemudian agen tersebut meneruskan pesanan dari konsumen ke manufaktur. Pihak manufaktur telah mempunyai stok untuk kemudian dikirimkan secara langsung ke konsumen tanpa melalui retailer yang menjadi agen pemesanan sebelumnya. Pada jenis yang lain, peran retailer atau agen tersebut dapat digantikan oleh sarana virtual seperti internet untuk dilakukan transaksi melalui internet. Selanjutnya, apabila perusahaan pembuat telah dapat memenuhi produk yang
  • 46. • EKMA4371/MODUL 2 2. 11 diinginkan oleh konsumen akan mengirimkannya secara langsung. Metode ini sering kali disebut dengan manufacturer storage with direct shipping. Ditinjau dari aspek kompleksitas pengadaan dan distribusinya, cara drop shipping ini cukup sederhana dan murah sehingga banyak produsen menggunakan cara ini untuk menekan biaya distribusi mereka dengan menjalin kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan dengan pihak pengirim barang. Keuntungan lain yang diperoleh adalah perusahaan tidak perlu menempatkan stok barang mereka di pasar sehingga akan mengurangi biaya persediaan (inventory cost) maupun kompleksitas permintaan yang diakibatkan oleh variasi produk yang akan disimpan oleh retailer untuk merespon keinginan konsumen. Manufacturer ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ...... Retailer ... ...... "'... ... "'... "'... "'... "'...... "' Customers -------~ Aliran informasi Aliran produk Gambar 2.1. Distribusi dengan arect 91ipping (Drop 91ipping) 2) Pengiriman langsung melalui produk transit (direct shipping and in transit merge) Distribusi dengan cara direct shipping berkembang lebih luas dengan melibatkan adanya fasilitas transit yang dikelola oleh distributor atau retail. Hal ini merupakan respon terhadap keinginan konsumen, khususnya untuk produk yang terdiri dari beberapa komponen pendukung, misalnya unit personal computer (PC). Konsumen pada awalnya melakukan pemesanan beberapa jenis produk ke retail atau
  • 47. 2.12 Manajemen Rantai Pasokan • distributor untuk kemudian diteruskan ke masing-masing manufaktur pembuatnya. Setelah pesanan dipenuhi, pihak produsen tidak mengirimkan secara langsung ke konsumen melainkan mengirim kembali ke gudang transit milik retailer atau distributor yang ditujukan untuk memilah dan mengelompokkan produk sesuai dengan pesanan konsumen. Oleh karena itu, fungsi utama gudang transit ini adalah menyesuaikan produk pesanan konsumen. Hal ini mudah dimengerti bahwa set personal komputer dapat terdiri dari beberapa produsen ternama, mulai dari unit monitor, unit CPU, unit printer. Gambaran tersebut memperjelas arti distribusi, di mana produsen dapat saja memilih kedua jenis model distribusi, bila produsen menerima order tunggal atau sejenis dapat megirimkannya melalui cara drop shipping langsung ke konsumen. Akan tetapi, bila menerima order dengan keharusan adanya kombinasi dengan produk dari produsen lain maka cara direct shipping and in-transit merge ini dapat menjadi alternatif distribusinya. '' '' Retailer -------~ Aliran informasi Factories In-Transit Merge by Carrier Customers Aliran produk Gambar 2.2. Distribusi dengan Pengiriman Lagsung melalui Produk Transit (f1rect Ehipping and In-transit Merge)
  • 48. • EKMA4371/MODUL 2 2.13 3) Distribusi produk melalui keagenan distributor (distributor storage with package carrier delivery) Model distribusi produk ini lebih bersifat top-down di mana para produsen/manufaktur telah menunjuk keagenan pada principal atau distributor tertentu untuk memasarkan produknya untuk daerah atau negara tertentu. Pola permintaan dari konsumen diteruskan ke distributor yang dilanjutkan ke produsen. Setelah produk tersedia, produsen akan memberikan produknya ke distributor untuk diberikan ke konsumen. Hal ini nampaknya banyak terjadi, di mana sistem keagenan tunggal (sebagai pemegang merek atau principal) akan melakuan semua kegiatan komersialnya atas dasar hak yang diperoleh dari produsen. Dalam hal ini, biasanya distributor akan melakukan fungsi penyimpanan (storage) bilamana produk mempunyai nilai yang tidak terlalu signifikan baik ditinjau dari harga produk itu sendiri maupun biaya simpannya. Tetapi untuk produk yang cukup mahal dan biaya simpan juga memerlukan perlakuan khusus maka fungsi penyimpanan dilakukan oleh produsen (misalnya mobil impor). Bilamana efisiensi menjadi tujuan dari model distribusi ini maka distributor akan berusaha menarik fasilitas produksi ke daerah yang accessible (mudah diakses) sehingga fungsi pengiriman produk ke konsumen menjadi lebih reliabel. Cara lain yang dilakukan adalah melakukan transfers knowledge sehingga produk impor dapat diproduksi di dalam negeri melalui mekanisme alih teknologi. "" """ ' Factories Warehouse storage by distributor/retailer ' ''' ' Gambar 2.3. Customers --------· Aliran informasi Aliran produk
  • 49. 2.14 Manajemen Rantai Pasokan • Dist ribusi dengan rvbdel Keagenan Dist ri butor (Distributor Elorage with Package Carrier Delivery) 4) Distribusi melalui pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan distributor (distributor storage with last mile delivery) Dalam model distribusi ini secara umum bersifat terdesentralisasi, sehingga fungsi sub distributor atau gudang distributor yang terpisah- pisah pada setiap daerah distribusi menjadi ciri utamanya. Tujuan digunakan model distribusi ini adalah mendekatkan produk ke konsumen semaksimal mungkin sehingga keinginan konsumen atas produk diupayakan secepatnya dapat dipenuhi atau tingkat layanan (service level) yang harus maksimal. Model distribusi ini cocok untuk produk yang telah banyak pesaingnya (mature stage) sehingga produsen akan sangat menghindari adanya stock-out product yang sering kali bila benar terjadi akan diisi oleh produk substitusi atau dengan kata lain mengundang kompetitor masuk pada area bisnis yang sama. Pada awalnya pola disribusi ini dimunculkan dengan melihat pelanggan potensial untuk suatu daerah dan bilamana dirasa mencukupi maka distributor akan membuat gudang penyimpanan di daerah tersebut untuk memberikan layanan secepatnya apabila terdapat pesanan dari pembeli. Bilamana distributor menggunakan cara ini maka akan terjadi trade-off (pertukaran) yang menjadi dasar keputusan, apakah biaya penyimpanan dan distribusi yang meningkat atau tingkat layanan ke konsumen menjadi lebih baik. Produk jasa sering kali menggunakan cara ini melalui pembukaan cabang perusahaan mendekati konsumen untuk memperoleh tingkat pelayanan yang tinggi. Konsekuensi dari model distribusi ini adalah setiap daerah potensial akan mempunyai gudang distribusi sehingga perlu dilakukan penyeragaman proses pelayanan ke konsumen. Sebagai contoh, dealer otomotif daerah satu dan lainnya tidak akan dijumpai perbedaan yang mencolok pada harga produknya. Perbedaan kecil terjadi karena adanya perbedaan biaya transportasi produk dari produsen ke gudang distributor atau adanya pemesanan ekonomis atas suatu produk sehingga dimungkinkan terjadinya pemotongan harga yang diberikan ke konsumen. Sebagai catatan, dalam model distribusi ini tidak selalu hanya digunakan untuk produk tunggal tetapi sangat dimungkinkan distributor mempunyai fungsi keagenan untuk beberapa produk sekaligus.
  • 50. • EKMA4371/MODUL 2 Factories Distributor/retailer warehouse 1I I I I I I Customers -------· Aliran informasi Aliran produk Gambar 2.4. Distri busi dengan Pendekatan Produk ke Konsumen (Ostributor Sorage with Last Mile Delivery) 2.15 5) Distribusi Dengan Pengambilan Langsung Oleh Konsumen (manufacturer/distributor storage with customer pickup) Model disribusi ini mengkombinasikan cara distribusi cross docking yang diperkenalkan oleh jaringan convenience store Wall Mart. Pola distribusi dengan cara ini menuntut konsumen untuk ikut aktif dalam memperoleh produknya melalui upaya pengambilan pesanan pada suatu titik yang telah ditentukan sebelumya. Konsumen dalam hal ini dapat berupa retail maupun outlet produk yang melakukan order ke produsen. Pada awalnya konsumen menempatkan ordemya ke distributor secara langsung. Order ini umumnya berupa beberapa jenis produk untuk kemudian dari distributor pesanan tersebut diolah untuk dipesankan ke produsen yang terkait. Model pemesanan ini sedikit berbeda karena semua pesanan didasarkan atas entitas pemesan, di mana setelah produk tersedia akan dilakukan pengiriman ke konsumen melalui cara cross docking, di mana dalam proses pemindahan/pembongkaran dengan cara ini tidak didasarkan atas jenis barang tetapi oleh entitas pemesan
  • 51. 2.16 Manajemen Rantai Pasokan • sehingga dalam proses pembongkarannya tidak akan memerlukan waktu yang lama karena telah terpisah antara pemesan satu dan lainnya. Selanjutnya, produk akan dibawa ke tempat yang telah disepakati di mana masing-masing konsumen (dalam hal ini biasanya retail) akan mengambil produknya yang telah sesuai karena telah dipilah sejak awal distribusi dilakukan. Keuntungan yang diperoleh dengan model distribusi ini adalah cepatnya pengiriman walaupun harus dikombinasi- kan dengan beberapa macam jenis produk. Banyak model distribusi menggunakan cara ini karena efisiensi distribusi terutama dari sisi biaya dan waktu pemilahan produk ke masing-masing konsumennya. Factories ' , "'• ,, " " , ,, .)." I I ' , ' " I I ,, ' ' < " I I " '""' " ' I , " ' ' I , , ' , , I ,." ' ' _____...,_ Aliran informasi ..... Retailer Cross Dock DC I I I Pick Up Sites Customers Gambar 2.5. Aliran produk Aliran konsumen Distribusi dengan Pengambilan Langsung oleh Konsumen (Manufacturer/ Distributor Elorage with Customer Pickup) LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Jelaskan pengertian distribusi! 2) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan distribusi!
  • 52. • EKMA4371 /MODUL 2 2. 17 3) Jelaskan macam-macam metode penyerahan produk! 4) Jelaskan bermacam-macam model pasar (kuadran I sampai dengan kuadran IV)! 5) Jelaskan model generik distribusi produk! Petunjuk Jawaban Latihan 1) Distribusi adalah langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada tahap konsumen di dalam rantai pasok (Pelajari pengertian distribusi pada bagian A). 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan distribusi: a) Response time b) Product variety c) Product availability d) Costumer experience e) Time to market 3) Metode penyerahan produk: penyerahan langsung dan penyerahan Milk Run. 4) Macam-macam model pasar (pelajari bagian C) a) Kuadran pertama = pasar berkembang b) Kuadran kedua =pasar maju c) Kuadran ketiga = pasar mantap/mapan d) Kuadran keempat = pasar dewasa 5) Model generik distribusi produk: a) Pengiriman langsung (drop shipping). b) Pengiriman langsung melalui produk transit (direct shipping and in transit merge). c) Distribusi produk melalui keagenan distributor (distributor storage with package carrier delivery). d) Distribusi melalui pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan distributor (distributor storage with last mile delivery). e) Distribusi dengan pengambilan langsung oleh konsumen (manufacturer/distributor storage with customer pickup).
  • 53. 2.18 Manajemen Rantai Pasokan • RANGKUMAN Distribusi dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada tahap konsumen di dalam rantai pasok. Distribusi selalu muncul di antara setiap pergantian tahap dalam rantai pasok. Setiap perusahaan memiliki kebijakan mengenai distribusi produknya masing- masing walaupun perusahaan tersebut bergerak dalam bidang yang sama. Faktor yang mempengaruhi distribusi: a. Response time b. Product variety c. Product availability d. Costumer experience e. Time to market Desain produk berkaitan dengan rantai persediaan. Desain produk dibuat sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan efisiensi komponen serta desain yang sederhana agar dapat ditentukan penyalur yang tepat. Penjadwalan produksi berarti mengalokasikan ketersediaan kapasitas (peralatan, tenaga kerja, dan fasilitas) dengan pekerjaan yang diperlukan untuk dilaksanakan dengan cara yang paling menguntungkan dan efisien. Penjadwalan penyerahan produk secara operasional akan berpengaruh pada keputusan mengenai gaya transportasi yang akan digunakan. Ada dua jenis metode penyerahan, yaitu metode penyerahan langsung dan metode milk run. Keberhasilan rantai persediaan juga dipengaruhi oleh jenis pasar yang terdiri dari empat jenis pasar, yaitu pasar berkembang, pasar maju, pasar mantap/mapan, dan pasar dewasa. Model generik distribusi produk terdiri dari pengiriman langsung (drop shipping), pengiriman langsung melalui produk transit (direct shipping and in transit merge), distribusi produk melalui keagenan distributor (distributor storage with package carrier delivery), distribusi melalui pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan distributor (distributor storage with last mile delivery), distribusi dengan pengambilan langsung oleh konsumen (manufacturer/distributor storage with customer pickup).
  • 54. • EKMA4371/MODUL 2 2.19 TES FORMATIF 1 Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Langkah-langkah yang diambil untuk memindahkan dan menyimpan suatu produk dari tahapan pemasok sampai pada tahap konsumen dalam suatu rantai pasok disebut dengan .... A. produksi B. inventory C. distribusi D. pergudangan 2) Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi, kecuali .... A. Response time B. Product accessibility C. Product availability D. Costumer experience 3) Jenis penyerahan produk yang dilakukan dengan menyalurkan produk dari penempatan awal berupa permulaan tunggal ke berbagai penempatan yang menerima produk sampai akhimya ke penempatan penerima tunggal disebut penyerahan .... A. milk run B. langsung C. transit D. keagenan 4) Jenis pasar ketika permintaan dan penawaran rendah dan tidak pasti merupakan jenis pasar .... A. mapan B. dewasa C. maju D. berkembang 5) Jenis pasar yang berada pada kondisi permintaan lebih tinggi dibanding persediaan sehingga persediaan menjadi sering tidak pasti disebut pasar .... A. mapan B. dewasa
  • 55. 2.20 Manajemen Rantai Pasokan • C. maju D. berkembang 6) Kategori pengukuran pasar yang mengacu pada kemampuan suatu perusahaan atau suatu rantai persediaan untuk beroperasi agar menghasilkan suatu tingkatan profitabilitas yang sesuai disebut .... A. layanan pelanggan B. efisiensi internal C. pengembangan produk D. efisiensi ekstemal 7) Salah satu model generik distribusi produk yang melalui proses pemesanan oleh konsumen ke retail atau distributor kemudian produsen mengirimkan ke gudang transit milik retailer/distributor kemudian dikirim ke konsumen disebut .... A. pengiriman langsung melalui transit B. pengiriman langsung C. distribusi produk melalui keagenan distributor D. distribusi melalui penyimpanan distributor 8) Salah satu model distribusi ketika konsumen menempatkan ordernya ke distributor secara langsung kemudian oleh distributor pesanan tersebut diolah untuk dipesankan ke produsen yang terkait disebut distribusi .... A. produk melalui keagenan distributor B. melalui penyimpanan distributor C. pengambilan langsung oleh konsumen D. melalui transit distributor 9) Salah satu jenis distribusi yang dilakukan diawali dengan melihat potential customer untuk suatu daerah, dan bilamana dirasa mencukupi maka distributor akan membuat gudang penyimpanan di daerah tersebut untuk memberikan layanan secepatnya disebut distribusi .... A. produk melalui keagenan distributor B. pengambilan langsung oleh konsumen C. melalui transit distributor D. pendekatan produk ke konsumen melalui penyimpanan distributor 10) Model distribusi produk yang lebih bersifat top-down di mana para produsen/manufaktur telah menunjuk keagenan ke principal atau distributor tertentu untuk memasarkan produknya untuk daerah atau negara tertentu disebut distribusi .... A. langsung B. langsung melalui transit distributor
  • 56. • EKMA4371/MODUL 2 2.21 C. penyimpanan distributor D. produk melalui keagenan distributor Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan =----------- x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% =baik 70 - 79% =cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.