5. DASAR-DASAR GEOLOGI TEKNIK
TIU : Peserta mampu menjelaskan
pengertian tentang geologi maupun
geologi teknik; perbedaan dan
keterkaitannya.
TIK : Peserta mampu menjabarkan ruang
lingkup geologi teknik dan
manfaatnya bagi pembangunan fisik
infrastruktur.
MATERI AJAR : Geologi sebagai ilmu
Geologi teknik sebagai ilmu
7. GEOLOGI
Geologi = ilmu kebumian (the science of the
earth) yang mempelajari komposisi, struktur dan
sejarah bumi, termasuk aneka bentuk dan
keberadaan kehidupan masa lalu di planet ini,
juga material asal bulan, meteor, dll.
Note :
komposisi batuan, mineral
struktur deformasi kerak bumi : struktur geologi &
tektonik
sejarah bumi stratigrafi, fosil
Kata kunci : geologi mineral, fosil dan deformasi
8. GEOLOGI TEKNIK
Geologi Teknik = aplikasi geologi untuk
kepentingan keteknikan, yang menjamin
pengaruh faktor-faktor geologi terhadap
lokasi, desain, konstruksi, pelaksanaan
pembangunan (operation) dan pemeliharaan
hasil kerja keteknikan (engineering works)
diketahui dan tersedia (American Geological
Institute dalam Attewell & Farmer, 1976)
Pengaruhnya bisa baik maupun buruk (data)
Kata kunci :
kekuatan dan kelemahan geologi,
lokasi, desain, konstruksi bangunan, pelaksanaan fisik,
pemeliharaan
9. Urutan Penyelidikan
Relevan dengan upaya memenuhi ketersediaan
data atas tuntutan tadi, diperlukan sederetan
kronologi penyelidikan sbb :
RECONNAISSANCE
PRELIMINARY STUDY
FEASIBILITY STUDY
STUDY DURING CONSTRUCTION
STUDY AFTER CONSTRUCTION (MAINTENANCE)
10. MANFAAT
Memperoleh kesimpulan potensi dan
kendala lahan/material
Aspek batuan, struktur geologi
dan morfologi.
Menunjang kebijakan desain fondasi
bangunan termasuk desain galian atau
eskavasi, e.g. terowongan.
Antisipasi bencana geologi dan
dampaknya terhadap infrastruktur.
11. B A T U A N
Batuan sebagai material kerak bumi
Komposisi mineral
Tekstur & Struktur
Rock discontinuities (bidang lapisan, kekar,
sesar,cooling joints, RQD mekanika
batuan.
Pelapukan
Batuan vs Tanah
Kuat-tekan Uniaxial
Penyebaran jenis-jenis batuan; kaitan
dengan genesis.
Hidrogeologi
12. Struktur Geologi
DEFORMASI KERAK BUMI
Lipatan (sinklin, antiklin)
Retakan/kekar/joint
Sesar/patahan/fault
Kejadian dan pola konfigurasinya
Akibat pengaruhnya terhadap karakteristik
massa-batuan
Struktur geologi sbg kendala :
lemah - bocor
Sebagai manfaat/potensi : Akuifer yang baik
13. MORFOLOGI
GEOMORFOLOGI
Bukit, lembah, lereng, dataran
Roman/bangun morfologi
sebagai potensi dan kendala
Penampang morfologi; erosi,
transportasi, dan sedimentasi
Manfaat
14. Mass Properties &
Material Properties
Sifat Massa Batuan :
Terdiri satu atau lebih jenis batuan
Berkomposisi mineralogi
Bertekstur
Berstruktur tertentu
Berkonfigurasi dan berintensitas diskontinuitas tertentu
Membentuk geometri morfologi tertentu
Misalnya, selang-seling lava-breksi, terkekarkan, terlipat kuat membentuk
bukit dinamakan sebagai
Perbukitan lava dan breksi terkekarkan kuat
(Morfologi; M) (Batuan; B) (Struktur Geologi; SG)
M+B+SG Land Genetic Unit (Satuan Genetika Lahan)
15. Material Properties
Sifat bahan, misal sample blok kekar dari
mass properties.
Material properties tidak selalu mewakili mass
properties.
Justifikasi teknik utk :
• Terowongan, Fondasi bendungan, dsb
bocor & ambrol
• Kupasan tebing jalan, lereng tambang
longsor
16. Mass Properties
Batuan (heterogen); pd umumnya blok-blok
batuan rapat dibatasi kekar-kekar berisi
lapukan
Tanah (relatif heterogen)
Material properties dapat mewakili mass
properties utk setiap zona pelapukan yang
sejenis
Diperlukan klasifikasi tanah (a.l. USCS)
17. Mass Properties atau Material Properties
pada Analisis Kestabilan Lereng
• Lereng Tanah material properties
• Lereng Batuan mass properties
Tipe Longsoran
• Gelincir (slides) FS yang bisa dihitung
• Jatuhan (falls)
• Aliran (flows)
Bidang gelincir (failure surface) adalah bidang
batas antara massa lereng yang longsor dengan
massa lereng di bawahnya yang tetap diam.
18. KASUS DI LAPANGAN
Contoh kasus tiga aspek bertemu sebagai fenomena alami, yakni :
Batuan, Struktur geologi & Morfologi
Batuan : sedimen berlapis (di Jawa Barat umumnya berumur
Tersier)
Struktur geologi : lipatan, sesar, kekar
Morfologi : lembah diapit perbukitan, sbg wilayah bercurah
hujan tinggi (iklim basah), dengan ciri :
1. Rock mass berdiskontinuitas-batuan rapat, rapuh, basah, UCS
rendah, RQD kecil, kekar banyak cermin sesarnya skor
rendah bermasalah (RMR kelas rendah, e.g. kelas IV-V)
2. Kondisi wilayah : rawan gerakan tanah + faktor eksternal yang
signifikan : gempa, beban, vegetasi jarang
Kajian satuan genetika lahan
(land genetic unit) scoring system
19. Aneka Metode
Peristiwa longsor hasil penelitian:
FS menurun dari stabil menjadi kritis lalu labil akibat:
- Ketahanan lereng menurun akibat meningkatnya kadar air
massa lereng (τ menurun walaupun S relatiftetap)
- S naik dan τ tetap akibat beban meningkat di puncak
- S naik τ malah turun akibat getaran (gempa dan sumber
getaran lain e.g. truk lari, mesin dll.) atau sudut lereng
dicuramkan akibat eskavasi.
Analisis Kestabilan Lereng Tanah
20. Faktor- Faktor:
internal Eksternal
- massa batuan - hujan
- geometris lereng - gempa
- vegetasi
- beban
- pembangunan
Selaku system
(SDKL, RUT, 1995-1998)
Mekanisme pembentukan kestabilan lereng
Analisis Kestabilan Lereng Tanah
(6)
21. Perhitungan
Faktor Keamanan Lereng
Lereng mempunyai bidang gelincir
Faktor Keamanan (F) dapat dihitung
a. secara manual (metoda sayatan)
b. dengan bantuan komputer :
- Soilcom2.bas
- Stabil23.exe
- dll.
22. Metoda Sayatan (Fellenius)
Penampang lereng dibuat
Tentukan letak bidang gelincir
Buatlah sayatan-sayatan vertikal
sumbu Y
8
6 7
lereng 5
3 4 bidang gelincir
2
1
sumbu X
Data mekanika tanah yang diperlukan :
c (kohesi), φ (sudut geser dalam), γwet(bobot satuan isi tanah)
ω (kadar air tanah) untuk menghitung boobot satuan isi tanah kering
26. Bidang gelincir dari beberapa jenis
keruntuhan lereng
S = bidang permukaan
longsoran bidang gelincir
W = zona lapukan
(a), (b), (c) longsoran di
atas permukaan batuan,
translasional
(d), topling
(e), jatuhan
(f), longsoran rotasional
(g), longsoran aliran
38. Dalam penambangan secara tambang
terbuka, sudut kemiringan adalah faktor
utama yang mempengaruhi bentuk dari
final pit dan lokasi dari dinding-dindingnya
39. Dalam pembuatan pit slope
diusahakan harus dibuat setajam
mungkin dengan tanpa menimbulkan
kerugian ekonomi secara
keseluruhan yang disebabkan
karena ketidak setabilan kemiringan
lereng dan tanpa membahayakan
keamanan pekerja dan alat
41. Bijih
500
Batas Cadangan
t = 15 meter
L = 10
Overall Pit Slope dengan bench
Batas pit Tanpa Bench
Ilustrasi Kemiringan lereng pit dengan bench dan ore
42. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEMANTAPAN LERENG
• 1. PENYEBARAN BATUAN
• 2. RELIEF PERMUKAAN BUMI
• 3. STRUKTUR GEOLOGI
• 4. IKLIM
• 5. GEOMETRI LERENG
• 6. GAYA LUAR
43. Penyebaran batuan
Jenis batuan atau tanah, penyebaran dan
hubungan antar batuan yang terdapat
didaerah penyelidikan harus diketahui.
Sifat fisis dan mekanis suatu batuan akan
berbeda dengan batuan lainnya,
sehingga kekuatan menahan bebannya
juga akan berbeda
44. Relief Permukaan Bumi
berpengaruh terhadap
- laju erosi dan pengendapan,
- juga akan menentukan arah aliran air permukaan dan air
tanah, hal ini disebabkan karena pada daerah yang curam,
kecepatan aliran air permukaan tinggi dan mengakibatkan
pengikisan lebih intensif dibandingkan dengan daerah yang
landai. Karena erosi yang intensif, maka akan banyak
dijumpai singkapan batuan dan ini akan menyebabkan
pelapukan yang lebih cepat. Batuan yang lapuk mempunyai
kekuatan yang rendah sehingga kemantapan lereng menjadi
berkurang.
45. Struktur Geologi
Struktur geologi seperti:
-patahan (sesar),
-kekar,
-perlapisan,
-perlipatan,
-ketidak selarasan.
Struktur geologi adalah merupakan hal yang
penting didalam analisis kemantapan lereng,
karena struktur geologi adalah merupakan bidang
lemah didalam suatu masa batuan yang dapat
menurunkan kemantapan lereng..
46. Iklim
Iklim berpengaruh terhadap kemantapan lereng
karena iklim mempengaruhi perubahan temperatur.
Temperatur yang cepat sekali berubah dalam waktu
yang singkat akan mempercepat proses pelapukan
batuan. Untuk daerah tropis pelapukan lebih cepat
dibandingkan dengan daerah dingin, oleh karena itu
singkapan batuan pada lereng di daerah tropis akan
lebih cepat lapuk dan ini akan mengakibatkan
lereng mudah longsor.
47. Geometri Lereng
Geommetri lereng mencakup tinggi lereng dan sudut kemiringan
lereng, lereng yang terlalu tinggi akan mengakibatkan menjadi
tidak mantap dan cenderung untuk lebih mudah longsor
dibanding dengan lereng yang tidak terlalu tinggi dan dengan
jenis batuan penyusun yang sama.. demikian pula dengan sudut
lereng, semakin besar sudut kemiringan lereng, maka akan
semakin tidak mantap.
Muka air tanah yang dangkal menjadikan lereng sebagian besar
basah dan batuannya mempunyai kandungan air yang tinggi,
kondisi ini menjadikan kekuatan batuan menjadi rendah dan
batuan juga akan menerima tambahan beban air yang
dikandung, sehingga menjadikan lereng lebih mudah longsor.
48. Gaya Luar
Gaya luar ini berupa getaran-getaran yang
berasal dari sumber yang berada didekat
lereng tersebut. Getaran ini misalnya
ditimbulkan oleh peledakan, lalu-lintas
kendaraan dan sebagainya. Gaya luar ini
sedikit banyak dapat mempengaruhi
kemantapan suatu lereng.
49. LONGSORAN BIDANG
-Adanya bidang luncur
sejajar/hampir sejajar terhadap
permukaan lerengdengan
perbedaan maksimum 200
-Kemiringan bidang luncur harus
lebih kecil dari bidang permukaan
-Kemiringan bidang luncur lebih
besar dari sudut geser dalam
-Adanya bidang bebas yang
merupakan batas lateral dari
massa batuan yang longsor
Terjadi Karena:
50. -Adanya dua struktur
geologi (dapat sama
jenis atau berbeda dan
dapat single ataupun
set) yang saling
berpotongan
-Sudut garis potong
kedua bidang lebih
besar dari sudut geser
dalam dan lebih kecil
dari sudut lereng.
Terjadi karena:
LONGSORAN BAJI
51. -struktur geologi
yang berkembang
adalah hampir
sama pada
longsoran bidang
tetapi pada
longsoran guling
bidang lemahnya
relatif tegak dan
berbentuk kolom
LONGSORAN GULING (TOPPLING)
52. LONGSORAN BUSUR
Longsoran ini biasanya terjadi pada material tanah atau
batuan lunak dengan struktur yang rapat. Bidang
longsornya berbentuk busur
53. Data sebagai dasar analisis
1. Geometri Lereng
- Orientasi (jurus dan kemiringan)
lereng
- Tinggi dan kemiringan lereng (tiap
jenjang ataupun total).
- Lebar Jenjang (berm)
55. 3. Sifat Fisik dan Mekanik Batuan:
- Bobot isi Batuan
- Porositas batuan
- Kandungan air dalam batuan
- Kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser
batuan
- Sudut geser dalam
56. JURUS (Strike) dan
KEMIRINGAN (Dip)
Jurus (Strike):
Arah suatu garis horizontal yang
ditarik dari suatu bidang.
Kemiringan (dip):
Merupakan sudut yang dibuat dengan
suatu bidang horizontal.
57. Untuk kepentingan geologist, jurus dan kemiringan
mempunyai arti yang sangat penting dalam menentukan
arah kemiringan suatu batuan.
Dari jurus dan kemiringan pula dapat diketahui jenis
longsoran, arah dari suatu patahan dan arah dari suatu
lapisan batuan.
Untuk dapat mengetahui arah dan jenis suatu longsoran
harus diukur kekar-kekar yang berkembang, kemudian
dianalisa dengan merata-ratakan arah dari jurus dan
kemiringan dengan alat bantu yang dikenal dengan nama
“Schmidt Net”
63. PIT TAMBANG SEBELUM
LONGSOR TANPA
GEOTECH ASESSMENT
PIT TAMBANG SETELAH
LONGSOR DENGAN TANPA
GEOTECH ASESSMENT