SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 18
Descargar para leer sin conexión
UNIVERSITAS TADULAKO
2011
LAPORAN UJI KEKERASAN
JURUSAN TEKNIK MESIN
MARDHIANSYAH H. A.
F 331 10 131
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mengingat masih banyak bahan material logam yang
dipergunakan dalam berbagai industri, maka diperlukan penelitian
atau pengujian tingkat kekerasan (Hardness) dari bahan logam.
Sehingga kita dapat meningkatkan kekerasan dari bahan logam
tersebut. Oleh sebab itu, kami selaku mahasiswa yang berkelut
dalam bidang ini diharapkan nantinya dapat mencari solusi guna
meningkatkan kekerasan dari pada bahan logam.
Selain itu, dengan mengetahui tingkat kekerasan suatu
bahan logam kita dapat dengan mudah mengaplikasikan bahan
tersebut lebih sesuai, karena sesuai dengan hasil kekerasan yang di
peroleh.
1.2 TUJUAN
Untuk mengetahui kekerasan suatau logam atau paduannya
dengan cara penekanan setelah mengalami perlakuan panas dan
didinginkan dengan beberapa media pendinginan. Berikut metode
pengujian yang digunakan, yaitu :
 Rockwell
 Vickers
 Brinell
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
BAB II
TEORI DASAR
2.1 METODE PENGUJIAN KEKERASAN
Dalam pengujian kekerasan ( Hardness test ) kita biasa
menggunakan 3 metode pengujian (Rockwell, Vickers, & Brinell). Namun
dalam praktikum yang kami lakukan di Lab. Uji Material, Teknik Mesin
UNTAD hanya menggunakan 2 metode yaitu : Uji Brinell, dan Uji Vickers.
2.1.1 METODE BRINELL
Cara Brinell ini dilakukan dengan penekanan sebuah bola
(Bola Brinell) yang terbuat dari baja chrom yang telah disepuh,
kepermukaan benda uji tanpa sentakan. Tekanan yang digunakan berupa
gaya tekan statis. Permukaan yang diuji harus bersih dan rata. Setelah
gaya tekan ditiadakan dan bola Brinell dikeluarkan dari bekas (lekukan)
yang terjadi, maka diameter paling atas dari lekukan tadi diukur secara
teliti untuk kemudian dipakai sebagai dasar perhitungan kekerasan benda
Uji.
Pengujian kekerasan Brinell dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Pengujian Kekerasan Brinell
Apabila diameter bola penekanan dinyatakan dengan (D),
beban yang digunakan dengan (P) dan diameter bekas penekanan dengan
(d), maka dapat diperoleh angka kekerasan Brinell adalah beban P (kg)
dibagi luas bidang (mm2
) penekanan yang merupakan deformasi tetap
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
sebagai akibat penekanan. Angka tersebut dapat diperoleh dengan rumus
berikut :
2.1.2 METODE VICKERS
Kekerasan ini diukur dengan menggunakan alat uji Hardness
Tester. Dalam pengujian kekerasan Vickers digunakan pyramid intan
dengan sudut bidang 136o
sebagai penekan. Kekerasan Vickers ditentukan
dengan membagi beban dengan luas permukaan bekas penekanan (VHN).
Besarnya beban yang digunakan pada pengujian Vickers berkisar antara
1-120 Kg. Pengujian ini banyak dilakukan pada proses penelitian, karena
metode ini dapat memberikan hasil berupa skala kekerasan yang kontinyu
untuk suatu suatu beban tertentu, dan dapat dapat digunakan pada logam
yang sangat lunak sampai dengan bahan yang sangat keras. Jejak injakan
dari penetrator yang ditimbulkan relative sangat kecil sehingga tidak
menimbulkan kerusakan yang berarti dan dapat digunakan untuk
pengukuran kekerasan bahan-bahan yang tipis. Sedangkan kerugian dari
penggunaan metode ini adalah kurang sesuai untuk bahan–bahan yang
kurang homogen, memerlukan waktu persiapan relative cukup lama dan
diperlukan permukaan benda uji yang benar-benar halus, rata serta
permukaan bagian atas dan bawah harus benar-benar sejajar karena jejak
injakannya kecil.
Pengukuran panjang diagonal jejak injakan telah dilakukan
maka nilai kekerasan Vickers dapat ditentukan dengan persamaan sebagai
berikut :
Atau dapat disederhanakan menjadi :
Dengan VHN = Harga kekerasan vickers (kg/mm2
)
P = beban penekanan (Kg)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
L = Diagonal injakan penetrator (mm)
Ø = sudut permukaan piramida yang berhadapan (136o
)
Gambar 2. Uji kekerasan Vickers
2.1.3 METODE ROCKWELL
Prinsip pengujian pada metode ini adalah dengan menekan
penetrator kedalam benda kerja dengan pembebanan dan kedalaman
indentasi memberikan harga kekerasan yaitu perbedaan kedalaman
indentasi yang didapatkan dari beban mayor dan minor. Pengujian dengan
Rockwell C memakai penetrator Speroconical Diamond (permata
berbentuk kerucut) dengan sudut puncak kerucut 120o
dengan beban
minor 10 Kg dan beban mayor 150 Kg atau beban awal Fo = 10Kg dengan
1360
d2
½ d.21/2
d1
680
1/4d
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
beban tambahan F1 = 140Kg. beban total F = 150Kg. Kekerasan Rockwell
dapat di tulis :
HR = E – e
Dengan E = jarak antara indentor saat diberi minor load dan
zero reference line yang untuk tiap jenis indentor
berbeda-beda.
e = jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi
dengan 0,002 mm
HR = besarnya nilai kekerasan dengan metode
hardness Rockwell
Mesin uji kekerasan dengan metode Rockwell dipakai karena :
 Digunakan untuk mengatur benda kerja yang dikeraskan
(ditreatment)
 Mesin uji kekerasan Rockwell dapat memberikan harga kekerasan
secara langsung dari benda kerja yang ditest pada penunjuk
(indicator) sehingga membuat waktu pengujian relatif lebih cepat.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
BAB III
PROSEDUR PENGUJIAN
 Siapkan spesimen yang akan di uji berupa silinder baja dengan
diameter 10 mm yang telah mendapatkan perlakuan panas dan di
dinginkan dengan media pendinginan solar dan minyak tanah serta
spesimen standar.
 Permukaan spesimen yang kasar terlebih dahulu di haluskan
dengan amplas menggunakan alat paper disc.
 Ratakan permukaan spesimen uji secara sempurna dengan bantuan
paper disc.
 Spesimen diletakkan diatas landasan alat dan permukaan spesimen
diberi penekanan dengan alat Universal Hardness Tester.
 Melalui screen fokusnya, ukurlah diameter dan diagonal indentasi
dari uji Brinell dan Vickers yang terjadi selama 30 detik penekanan.
 Catatlah semua hasil pengukuran dan pengamatan.
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
BAB IV
ALAT DAN BAHAN
4.1 Alat yang digunakan
Gambar 1. Universal Hardness Tester Gambar 2. Kunci L
Gambar 3. Mistar ukur (perbesaran 70x)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
Gambar 4. Paper Disc
4.2 Bahan yang digunakan
Gambar 5. Penekan Bola Baja Gambar 6. Penekan Intan
(Brinell) (Vickers)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
Gambar 7. Spesimen Uji
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
BAB V
TABEL HASIL PENGUJIAN
Alat Uji Kekerasan = Universal Hardness Tester
Indentor =
Beban Penekanan
(Kg)
= 187.5
diameter (d) mm = 5
Bahan Pengujian
Diameter
Indentasi (mm)
Harga Kekerasan
Brinell (Kg/mm2
)
Rata - rata
(Kg/mm2
)
Solar
1 1.38 115.002
116.600
2 1.34 122.660
3 1.35 120.683
4 1.33 124.682
5 1.47 99.971
Minyak
Tanah
1 1.4 111.414
106.808
2 1.41 109.676
3 1.45 103.074
4 1.4 111.414
5 1.48 98.465
Standar
1 1.5 95.541
96.416
2 1.5 95.541
3 1.48 98.465
4 1.49 96.989
5 1.5 95.541
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
Alat Uji Kekerasan Dan
Sistem Uji
= Vickers Test
Indentor =
Beban Penekanan (Kg) = 60
Bahan
Uji
ke
Diagonal
Indentasi
(mm)
Diagonal
Indentasi
Rata-rata
(mm)
Harga
Kekerasan
Vickers
(Kg/mm2
)
Harga
Kekerasan
Vickers
Rata-rata
(Kg/mm2
)
d1 d2
Solar
1 1.35 1.35 1.350 61.037
59.785
2 1.32 1.34 1.330 62.887
3 1.4 1.5 1.450 52.908
4 1.35 1.37 1.360 60.143
5 1.38 1.3 1.340 61.951
Minyak
Tanah
1 1.43 1.44 1.435 54.020
54.786
2 1.35 1.35 1.350 61.037
3 1.5 1.45 1.475 51.130
4 1.39 1.44 1.415 55.558
5 1.42 1.5 1.460 52.186
Standar
1 1.5 1.48 1.490 50.106
51.224
2 1.5 1.45 1.475 51.130
3 1.48 1.5 1.490 50.106
4 1.46 1.42 1.440 53.646
5 1.47 1.48 1.475 51.130
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
BAB VI
PERHITUNGAN UJI KEKERASAN
6.1 PERHITUNGAN UJI BRINELL
6.1.1 SPESIMEN SOLAR
Diketahui : P = 187,5 Kg
D = 2,5 mm
d = 1,35 mm
6.1.2 SPESIMEN MINYAK TANAH
Diketahui : P = 187,5 Kg
D = 2,5 mm
d = 1,45 mm
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
6.1.3 SPESIMEN STANDAR
Diketahui : P = 187,5 Kg
D = 2,5 mm
d = 1,45 mm
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
6.2 PERHITUNGAN UJI VICKERS
6.2.1 SPESIMEN SOLAR
Diketahui :
P = 60 kg
d = 1,45 mm (d1=1,4; d2=1,5)
6.2.2 SPESIMEN MINYAK TANAH
Diketahui :
P = 60 kg
d = 1,475 mm (d1=1,45; d2=1,5)
6.2.3 SPESIMEN STANDAR
Diketahui :
P = 60 kg
d = 1,49 mm (d1=1,48; d2=1,5)
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
GRAFIK HASIL PENGUJIAN BRINELL DAN VICKERS
0.000
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
140.000
0 1 2 3 4 5 6
NilaiBrinell
Jumlah Pengujian
Grafik Perbandingan Hardness Pengujian Brinell
Spesimen Uji
Solar
Minyak Tanah
Standar
0.000
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
0 1 2 3 4 5 6
NilaiVickers
Jumlah Pengujian
Grafik Perbandingan Hardness Pengujian Vickers
Spesimen Uji
Solar
Minyak Tanah
Standar
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
BAB VII
PEMBAHASAN PERHITUNGAN
Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum
kami melakukan perhitungan berdasarkan persamaan yang diberikan
dalam hal ini pengujian kekerasan Brinell dan Vickers, bahan yang
mempunyai tingkat kekerasan tertinggi adalah material yang mengalami
perlakuan khusus (diberi media pendingin solar dan minyak tanah).
Hal ini terjadi karena material tersebut dibuat melebur pada suhu
920o
C kemudian didinginkan secara medium (medium cooling) sehingga
lebih banyak unsur carbon (C) yang terperangkap didalam spesimen uji.
Berikut ini data hasil pengujian Brinell dan Vickers :
 Pengujian Brinell
o Solar = 120,026 kg/mm2
o Minyak Tanah = 102,954 kg/mm2
o Standar = 98,293 kg/mm2
 Pengujian Vickers
o Solar = 52,908 kg/mm2
o Minyak Tanah = 51,130 kg/mm2
o Standar = 50,106 kg/mm2
TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO
PALU, SULAWESI TENGAH
BAB VIII
PENUTUP
8.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian Brinell dan Vickers kami dapat
menyimpulkan bahwa material yang mempunyai kekerasan tertinggi
adalah material dengan perlakuan panas. Hal ini terjadi karena pada
proses pendinginan dengan media pendinginan solar dan minyak tanah,
banyak terdapat unsur carbon yang terperangkap dalam spesimen uji.
Sebaliknya hal ini tidak terjadi pada spesimen uji uji standar. Atau dengan
kata lain kekerasan berbanding terbalik terhadap keuletannya (ductility).
8.2 SARAN
Jika hal ini memungkinkan alangkah baiknya diameter spesimen uji
lebih diperbesar agar pada pengujian Brinell dan Vickers jarak antara
diameter dan diagonal indentasi tidak saling berhimpit, karena hal ini
dapat mempengaruhi konsentrasi struktur Kristal didaerah sekitar bekas
penekanan.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGuniversitas negri yogyakarta
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingDewi Izza
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )Andika Wahyu Al Amin
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Abrianto Akuan
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)universitas negri yogyakarta
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cBayu Fajri
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaMuhamad Awal
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Mukhamad Suwardo
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINDwi Ratna
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)p4n71
 

La actualidad más candente (20)

Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
 
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHINGMENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
MENGENAL PROSES PENGERJAAN PLAT PADA METODE PIERCING ATAU PUNCHING
 
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan KoplingElemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
Elemen Mesin 3 - Perencanaan Kopling
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
Laporan Resmi NDT ( Non Destructive Test )
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
mengenal proses blanking (pemotongan plat pada praktikum pembentukan bahan)
 
Materi Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar TeknikMateri Dasar Gambar Teknik
Materi Dasar Gambar Teknik
 
PENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIERPENGUKURAN LINIER
PENGUKURAN LINIER
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
DRAWING PROSES
DRAWING PROSESDRAWING PROSES
DRAWING PROSES
 
Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing)
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nya
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
 
Laporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum PengelasanLaporan Praktikum Pengelasan
Laporan Praktikum Pengelasan
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
Laporan pratikum NDT, ultraonic testing (ut)
 

Similar a LAPORAN UJI KEKERASAN

Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Feby Aulia
 
Bab 1 kekerasan edisi 2009
Bab 1 kekerasan edisi 2009Bab 1 kekerasan edisi 2009
Bab 1 kekerasan edisi 2009Must Angin
 
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxPENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxMuh. Aksal
 
Alat ukur kekerasan logam
Alat ukur kekerasan logamAlat ukur kekerasan logam
Alat ukur kekerasan logamkenshin prabowo
 
Alat ukur kekerasan logam
Alat ukur kekerasan logamAlat ukur kekerasan logam
Alat ukur kekerasan logamkenshin prabowo
 
Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)andrinofa
 
Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Mochamad Nurcholis
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanEdwin Harsiga
 
Testing
TestingTesting
TestingK .
 
Training Kalibrasi Gaya tension dan compress
Training Kalibrasi Gaya tension dan compressTraining Kalibrasi Gaya tension dan compress
Training Kalibrasi Gaya tension dan compressjokopurwanto714274
 
Hardness korosi.pptx
Hardness korosi.pptxHardness korosi.pptx
Hardness korosi.pptxmarcellina5
 

Similar a LAPORAN UJI KEKERASAN (20)

Hardness 4
Hardness 4Hardness 4
Hardness 4
 
Alat uji kekerasaan indentasi
Alat uji kekerasaan indentasiAlat uji kekerasaan indentasi
Alat uji kekerasaan indentasi
 
Modul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji KekerasanModul 4_Uji Kekerasan
Modul 4_Uji Kekerasan
 
Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012Modul metalurgi-2011-2012
Modul metalurgi-2011-2012
 
Bab 1 kekerasan edisi 2009
Bab 1 kekerasan edisi 2009Bab 1 kekerasan edisi 2009
Bab 1 kekerasan edisi 2009
 
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docxPENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
PENGUJIAN KUAT TEKAN BEBAS.docx
 
Alat ukur kekerasan logam
Alat ukur kekerasan logamAlat ukur kekerasan logam
Alat ukur kekerasan logam
 
Alat ukur kekerasan logam
Alat ukur kekerasan logamAlat ukur kekerasan logam
Alat ukur kekerasan logam
 
Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)Material teknik (uji kekerasan)
Material teknik (uji kekerasan)
 
Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)Material+teknik+(uji+kekerasan)
Material+teknik+(uji+kekerasan)
 
3938 8451-1-sm
3938 8451-1-sm3938 8451-1-sm
3938 8451-1-sm
 
Laporan Uji Bahan
Laporan Uji BahanLaporan Uji Bahan
Laporan Uji Bahan
 
Bab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuanBab iii mekanika batuan
Bab iii mekanika batuan
 
Testing
TestingTesting
Testing
 
Training Kalibrasi Gaya tension dan compress
Training Kalibrasi Gaya tension dan compressTraining Kalibrasi Gaya tension dan compress
Training Kalibrasi Gaya tension dan compress
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
Hardness korosi.pptx
Hardness korosi.pptxHardness korosi.pptx
Hardness korosi.pptx
 
Pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancangPondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang
 
Rumus hardness test
Rumus hardness testRumus hardness test
Rumus hardness test
 
Hammer test
Hammer testHammer test
Hammer test
 

LAPORAN UJI KEKERASAN

  • 1. UNIVERSITAS TADULAKO 2011 LAPORAN UJI KEKERASAN JURUSAN TEKNIK MESIN MARDHIANSYAH H. A. F 331 10 131
  • 2. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mengingat masih banyak bahan material logam yang dipergunakan dalam berbagai industri, maka diperlukan penelitian atau pengujian tingkat kekerasan (Hardness) dari bahan logam. Sehingga kita dapat meningkatkan kekerasan dari bahan logam tersebut. Oleh sebab itu, kami selaku mahasiswa yang berkelut dalam bidang ini diharapkan nantinya dapat mencari solusi guna meningkatkan kekerasan dari pada bahan logam. Selain itu, dengan mengetahui tingkat kekerasan suatu bahan logam kita dapat dengan mudah mengaplikasikan bahan tersebut lebih sesuai, karena sesuai dengan hasil kekerasan yang di peroleh. 1.2 TUJUAN Untuk mengetahui kekerasan suatau logam atau paduannya dengan cara penekanan setelah mengalami perlakuan panas dan didinginkan dengan beberapa media pendinginan. Berikut metode pengujian yang digunakan, yaitu :  Rockwell  Vickers  Brinell
  • 3. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH BAB II TEORI DASAR 2.1 METODE PENGUJIAN KEKERASAN Dalam pengujian kekerasan ( Hardness test ) kita biasa menggunakan 3 metode pengujian (Rockwell, Vickers, & Brinell). Namun dalam praktikum yang kami lakukan di Lab. Uji Material, Teknik Mesin UNTAD hanya menggunakan 2 metode yaitu : Uji Brinell, dan Uji Vickers. 2.1.1 METODE BRINELL Cara Brinell ini dilakukan dengan penekanan sebuah bola (Bola Brinell) yang terbuat dari baja chrom yang telah disepuh, kepermukaan benda uji tanpa sentakan. Tekanan yang digunakan berupa gaya tekan statis. Permukaan yang diuji harus bersih dan rata. Setelah gaya tekan ditiadakan dan bola Brinell dikeluarkan dari bekas (lekukan) yang terjadi, maka diameter paling atas dari lekukan tadi diukur secara teliti untuk kemudian dipakai sebagai dasar perhitungan kekerasan benda Uji. Pengujian kekerasan Brinell dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 1. Pengujian Kekerasan Brinell Apabila diameter bola penekanan dinyatakan dengan (D), beban yang digunakan dengan (P) dan diameter bekas penekanan dengan (d), maka dapat diperoleh angka kekerasan Brinell adalah beban P (kg) dibagi luas bidang (mm2 ) penekanan yang merupakan deformasi tetap
  • 4. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH sebagai akibat penekanan. Angka tersebut dapat diperoleh dengan rumus berikut : 2.1.2 METODE VICKERS Kekerasan ini diukur dengan menggunakan alat uji Hardness Tester. Dalam pengujian kekerasan Vickers digunakan pyramid intan dengan sudut bidang 136o sebagai penekan. Kekerasan Vickers ditentukan dengan membagi beban dengan luas permukaan bekas penekanan (VHN). Besarnya beban yang digunakan pada pengujian Vickers berkisar antara 1-120 Kg. Pengujian ini banyak dilakukan pada proses penelitian, karena metode ini dapat memberikan hasil berupa skala kekerasan yang kontinyu untuk suatu suatu beban tertentu, dan dapat dapat digunakan pada logam yang sangat lunak sampai dengan bahan yang sangat keras. Jejak injakan dari penetrator yang ditimbulkan relative sangat kecil sehingga tidak menimbulkan kerusakan yang berarti dan dapat digunakan untuk pengukuran kekerasan bahan-bahan yang tipis. Sedangkan kerugian dari penggunaan metode ini adalah kurang sesuai untuk bahan–bahan yang kurang homogen, memerlukan waktu persiapan relative cukup lama dan diperlukan permukaan benda uji yang benar-benar halus, rata serta permukaan bagian atas dan bawah harus benar-benar sejajar karena jejak injakannya kecil. Pengukuran panjang diagonal jejak injakan telah dilakukan maka nilai kekerasan Vickers dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut : Atau dapat disederhanakan menjadi : Dengan VHN = Harga kekerasan vickers (kg/mm2 ) P = beban penekanan (Kg)
  • 5. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH L = Diagonal injakan penetrator (mm) Ø = sudut permukaan piramida yang berhadapan (136o ) Gambar 2. Uji kekerasan Vickers 2.1.3 METODE ROCKWELL Prinsip pengujian pada metode ini adalah dengan menekan penetrator kedalam benda kerja dengan pembebanan dan kedalaman indentasi memberikan harga kekerasan yaitu perbedaan kedalaman indentasi yang didapatkan dari beban mayor dan minor. Pengujian dengan Rockwell C memakai penetrator Speroconical Diamond (permata berbentuk kerucut) dengan sudut puncak kerucut 120o dengan beban minor 10 Kg dan beban mayor 150 Kg atau beban awal Fo = 10Kg dengan 1360 d2 ½ d.21/2 d1 680 1/4d
  • 6. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH beban tambahan F1 = 140Kg. beban total F = 150Kg. Kekerasan Rockwell dapat di tulis : HR = E – e Dengan E = jarak antara indentor saat diberi minor load dan zero reference line yang untuk tiap jenis indentor berbeda-beda. e = jarak antara kondisi 1 dan kondisi 3 yang dibagi dengan 0,002 mm HR = besarnya nilai kekerasan dengan metode hardness Rockwell Mesin uji kekerasan dengan metode Rockwell dipakai karena :  Digunakan untuk mengatur benda kerja yang dikeraskan (ditreatment)  Mesin uji kekerasan Rockwell dapat memberikan harga kekerasan secara langsung dari benda kerja yang ditest pada penunjuk (indicator) sehingga membuat waktu pengujian relatif lebih cepat.
  • 7. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH BAB III PROSEDUR PENGUJIAN  Siapkan spesimen yang akan di uji berupa silinder baja dengan diameter 10 mm yang telah mendapatkan perlakuan panas dan di dinginkan dengan media pendinginan solar dan minyak tanah serta spesimen standar.  Permukaan spesimen yang kasar terlebih dahulu di haluskan dengan amplas menggunakan alat paper disc.  Ratakan permukaan spesimen uji secara sempurna dengan bantuan paper disc.  Spesimen diletakkan diatas landasan alat dan permukaan spesimen diberi penekanan dengan alat Universal Hardness Tester.  Melalui screen fokusnya, ukurlah diameter dan diagonal indentasi dari uji Brinell dan Vickers yang terjadi selama 30 detik penekanan.  Catatlah semua hasil pengukuran dan pengamatan.
  • 8. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH BAB IV ALAT DAN BAHAN 4.1 Alat yang digunakan Gambar 1. Universal Hardness Tester Gambar 2. Kunci L Gambar 3. Mistar ukur (perbesaran 70x)
  • 9. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH Gambar 4. Paper Disc 4.2 Bahan yang digunakan Gambar 5. Penekan Bola Baja Gambar 6. Penekan Intan (Brinell) (Vickers)
  • 10. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH Gambar 7. Spesimen Uji
  • 11. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH BAB V TABEL HASIL PENGUJIAN Alat Uji Kekerasan = Universal Hardness Tester Indentor = Beban Penekanan (Kg) = 187.5 diameter (d) mm = 5 Bahan Pengujian Diameter Indentasi (mm) Harga Kekerasan Brinell (Kg/mm2 ) Rata - rata (Kg/mm2 ) Solar 1 1.38 115.002 116.600 2 1.34 122.660 3 1.35 120.683 4 1.33 124.682 5 1.47 99.971 Minyak Tanah 1 1.4 111.414 106.808 2 1.41 109.676 3 1.45 103.074 4 1.4 111.414 5 1.48 98.465 Standar 1 1.5 95.541 96.416 2 1.5 95.541 3 1.48 98.465 4 1.49 96.989 5 1.5 95.541
  • 12. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH Alat Uji Kekerasan Dan Sistem Uji = Vickers Test Indentor = Beban Penekanan (Kg) = 60 Bahan Uji ke Diagonal Indentasi (mm) Diagonal Indentasi Rata-rata (mm) Harga Kekerasan Vickers (Kg/mm2 ) Harga Kekerasan Vickers Rata-rata (Kg/mm2 ) d1 d2 Solar 1 1.35 1.35 1.350 61.037 59.785 2 1.32 1.34 1.330 62.887 3 1.4 1.5 1.450 52.908 4 1.35 1.37 1.360 60.143 5 1.38 1.3 1.340 61.951 Minyak Tanah 1 1.43 1.44 1.435 54.020 54.786 2 1.35 1.35 1.350 61.037 3 1.5 1.45 1.475 51.130 4 1.39 1.44 1.415 55.558 5 1.42 1.5 1.460 52.186 Standar 1 1.5 1.48 1.490 50.106 51.224 2 1.5 1.45 1.475 51.130 3 1.48 1.5 1.490 50.106 4 1.46 1.42 1.440 53.646 5 1.47 1.48 1.475 51.130
  • 13. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH BAB VI PERHITUNGAN UJI KEKERASAN 6.1 PERHITUNGAN UJI BRINELL 6.1.1 SPESIMEN SOLAR Diketahui : P = 187,5 Kg D = 2,5 mm d = 1,35 mm 6.1.2 SPESIMEN MINYAK TANAH Diketahui : P = 187,5 Kg D = 2,5 mm d = 1,45 mm
  • 14. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH 6.1.3 SPESIMEN STANDAR Diketahui : P = 187,5 Kg D = 2,5 mm d = 1,45 mm
  • 15. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH 6.2 PERHITUNGAN UJI VICKERS 6.2.1 SPESIMEN SOLAR Diketahui : P = 60 kg d = 1,45 mm (d1=1,4; d2=1,5) 6.2.2 SPESIMEN MINYAK TANAH Diketahui : P = 60 kg d = 1,475 mm (d1=1,45; d2=1,5) 6.2.3 SPESIMEN STANDAR Diketahui : P = 60 kg d = 1,49 mm (d1=1,48; d2=1,5)
  • 16. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH GRAFIK HASIL PENGUJIAN BRINELL DAN VICKERS 0.000 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 0 1 2 3 4 5 6 NilaiBrinell Jumlah Pengujian Grafik Perbandingan Hardness Pengujian Brinell Spesimen Uji Solar Minyak Tanah Standar 0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 0 1 2 3 4 5 6 NilaiVickers Jumlah Pengujian Grafik Perbandingan Hardness Pengujian Vickers Spesimen Uji Solar Minyak Tanah Standar
  • 17. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH BAB VII PEMBAHASAN PERHITUNGAN Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum kami melakukan perhitungan berdasarkan persamaan yang diberikan dalam hal ini pengujian kekerasan Brinell dan Vickers, bahan yang mempunyai tingkat kekerasan tertinggi adalah material yang mengalami perlakuan khusus (diberi media pendingin solar dan minyak tanah). Hal ini terjadi karena material tersebut dibuat melebur pada suhu 920o C kemudian didinginkan secara medium (medium cooling) sehingga lebih banyak unsur carbon (C) yang terperangkap didalam spesimen uji. Berikut ini data hasil pengujian Brinell dan Vickers :  Pengujian Brinell o Solar = 120,026 kg/mm2 o Minyak Tanah = 102,954 kg/mm2 o Standar = 98,293 kg/mm2  Pengujian Vickers o Solar = 52,908 kg/mm2 o Minyak Tanah = 51,130 kg/mm2 o Standar = 50,106 kg/mm2
  • 18. TEKNIK MESIN UNIVERSITAS TADULAKO PALU, SULAWESI TENGAH BAB VIII PENUTUP 8.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengujian Brinell dan Vickers kami dapat menyimpulkan bahwa material yang mempunyai kekerasan tertinggi adalah material dengan perlakuan panas. Hal ini terjadi karena pada proses pendinginan dengan media pendinginan solar dan minyak tanah, banyak terdapat unsur carbon yang terperangkap dalam spesimen uji. Sebaliknya hal ini tidak terjadi pada spesimen uji uji standar. Atau dengan kata lain kekerasan berbanding terbalik terhadap keuletannya (ductility). 8.2 SARAN Jika hal ini memungkinkan alangkah baiknya diameter spesimen uji lebih diperbesar agar pada pengujian Brinell dan Vickers jarak antara diameter dan diagonal indentasi tidak saling berhimpit, karena hal ini dapat mempengaruhi konsentrasi struktur Kristal didaerah sekitar bekas penekanan.