SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 55
Descargar para leer sin conexión
UNDANG-UNDANG No. 1/1970
  KESELAMATAN KERJA
     Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970
   (Tambahan Lembaran Negara No. 1918)

        Oleh : MARLIAN FAJRI. SE

      Pengawas Ketenagakerjaan
        Disnaker Prov. Sumsel.
UU KESELAMATAN KERJA No. 1
             Tahun 1970


            LATAR BELAKANG

• Yuridis – Veilighedsreglement (VR), 1930
  Stbl. No. 406.
• Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi
• Peningkatan Intensitas Kerja
• Upaya preventif mulai dari perencanaan
DASAR HUKUM

• Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 :

  Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
  penghidupan yang layak

• UU Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

  Pasal 86 huruf (a)

  Setiap pekerja/buruh mempunayai hak untuk
  memperoleh perlindungan atas : Keselamatan dan
  kesehatan kerja
DASAR HUKUM


Pasal 86 ayat (2) UU No. 1 tahun 1970 :
   Untuk melindungi keselamatan pekerja guna
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal
diselenggarakan   upaya    keselamatan   dan
kesehatan kerja
Pasal 87
               UU No.13/2003

•   Setiap Perusahaan wajib menerapkan
    sistem manajemen keselamatan dan
    kesehatan kerja yang terintegrasi sengan
    sistem manajemen perusahaan

•   Ketentuan mengenai penerapan sistem
    manajemen keselamatan dan kesehatan
    kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
    diatur dengan Peraturan Pemerintah
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970
                   KEWAJIBAN PENGURUS
• P a s a l 8 - P e me riks a a n Ke s e ha ta n Ba da n

• Pasal 9 -       Me nje la s ka n da n me nunjuka n kondis i da n
                  ba ha ya di te mpa t ke rja
             -   S e mua pe nga ma n da n a la t pe rlindunga n
                 ya ng diha rus ka n
             -    Me nye dia ka n AP D
             -    Me nje la s ka n ca ra da n s ika p be ke rja a ma n
             -    Me mpe ke rja ka n s e te la h ya kin
             -    P e mbina a n
             -    Wa jib me me nuhi da n me nta a ti s ya ra t K3
UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970


                 KEWAJIBAN PENGURUS

• P a s a l 10 - Me mbe ntuk P 2K3

• P a s a l 11 - La pora n ke ce la ka a n

• P a s a l 14 - Me ne mpa tka n s e ca ra te rtulis
               - Me ma s a ng pos te r
               - Me nye dia ka n AP D s e ca ra cuma -cuma
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


•   Filosofi :
     Pemikiran dan upaya menjamin keutuhan dan kesempurnaan TK &
    manusia pd umumnya, baik jasmani maupun rohani serta hasil
    karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera.

•   Keilmuan :
    Ilmu pengetahuan & penerapannya dlm upaya penanggulangan
    kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan, pencemaran & PAK.

•   Hukum/Praktis :
    Upaya perlindungan yg ditujukan pd TK & orang lain ditempat kerja
    dlm keadaan selamat & sehat serta semua sumber maupun proses
    produksi agar dipergunakan secara aman & efisien.
UU KESELAMATAN KERJA No. 1
          Tahun 1970.

TUJUAN

• Memberikan perlindungan atas keselamatan bagi :
  - Tenaga Kerja dan Orang Lain.

• Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara
  aman dan efisien
• Upaya pembinaan norma perlindungan kerja.
UU NO. 1/1970

    TENTANG

KESELAMATAN KERJA
MENIMBANG

a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
   keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
   dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional;
b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu
   terjamin pula keselamatannya;
c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan
   secara aman dan efisien;
d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya
   untuk membina norma-norma perlindungan kerja;
e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam
   Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang
   keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat,
   industrialisasi, teknik dan teknologi;
MENGINGAT

1. Pasal-pasal 5, 20 dan 27 UUD 1945

2. Pasal-pasal 9 & 10 UU No. 14 Tahun 1969
   ttg Ketentuan-ketentuan pokok mengenai TK
   (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
   1969 Nomor 55, Tambahan Lembaran
   Negara Nomor 2912)

   Dengan persetujuan DPR Gotong Royong
MEMUTUSKAN

•   Mencabut Veilighedsreglement   tahun
    1930 (St bl. No. 406)

•   Menetapkan : Undang-undang tentang
    Keselamatan Kerja
PENGESAHAN :
TERBITAN UNDANG-UNDANG No. 1 TAHUN 1970 tentang
KESELAMATAN KERJA serta TERJEMAHAN dalam BAHASA
INGGRIS ini, DISYAHKAN untuk DIEDARKAN dan DIPAKAI



                   JAKARTA, 3 MEI 1972
                DEPARTEMEN TENAGA KERJA
           DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA
KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAAN dan KESEHATAN KERJA

                       DIREKTUR

                     MOHAMAD ZOER
BAB I
       TENTANG ISTILAH-ISTILAH
                              PASAL 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan :

1. Tempat Kerja ialah :
   Tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau
   tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki kerja
   untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
   sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2;
   termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
   sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan
   dengan tempat kerja tersebut;

2. Pengurus
   ialah orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung sesuatu tempat
   kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri;
(3) Pengusaha ialah :

   a. Orang atau Badan Hukum yang menjalankan
   sesuatu usaha milik sendiri dan untuk kepeluan
   itu mempergunakan tempat kerja;
   b. Orang atau Badan Hukum yang secara berdiri
   sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya
   dan untuk keperluan itu          mempergunakan
   tempat kerja;
   c. Orang atau Badan Hukum yang di Indonesia
   mewakili orang atau badan hukum termaksud
   pada (a) dan (b), jika kalau yang diwakili
   berkedudukan diluar indonesia;
(4) Direktur ialah
    pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja
    untuk melaksanakan Undang-undang ini.
(5) Pegawai Pengawas ialah :
    Pegawai      tehnis  berkeahlian   khusus   dari
    Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
    Menteri Tenaga Kerja.
(6) Ahli K3 ialah :
    Tenaga tehnis berkeahlian khusus dari luar
    Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh
    Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya
    Undang-undang ini.
BAB II
         RUANG LINGKUP

                  PASAL 2

(1) Yang diatur oleh undang-undang ini ialah
    keselamatan kerja dlm segala tempat kerja,
    baik didarat, didalam tanah, dipermukaan
    air, didalam air maupun diudara, yang
    berada didalam wilayah kekuasaan hukum
    Republik Indonesia;
(2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam
    tempat kerja dimana :

•   Dibuat, dicoba, dipakai atau dipegunakan mesin, pesawat, alat
    perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat
    menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;

•   Dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, diperdagangkan, diangkut
    atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah
    terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu
    tinggi;

•   Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan
    atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya
    termasuk bangunan pengairan, saluran, atau terowongan
    dibawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan
    pekerjaan persiapan;
d. Dilakukan   usaha      :   pertanian,   perkebunan,
   pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan
   kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan
   dan lapangan kesehatan;

e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan :
   emas, perak atau bijih logam lainnya, batu-batuan,
   gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan
   atau didalam bumi, maupun didasar perairan;

f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau
   manusia, baik didaratan, melalui terowongan,
   dipermukaan air, dalam air maupun diudara;
g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan dikapal,
   perahu, dermaga, dok, stasiun dan gudang;
h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan
   pekerjaan lain didalam air;
i. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas
   permukaan tanah atau perairan;
j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau
   suhu yang tinggi atau rendah;
k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya
   tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan
   benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau
   terpelanting;
l. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau
   lubang;
m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban,
   debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan
   angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau
   getaran;
n. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan
   sampah atau timah;
o. Dilakukan pemancaran, penyiaran atau
   penerimaan radio, radar, televisi, atau
   telepon;
p. Dilakukan pdidikan, pembinaan, percobaan,
   penyelidikan atau riset (penelitian) yang
   menggunakan alat tehnis;
q. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan,
       dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas,
    minyak atau air;
    r. Diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau
    diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai
    peralatan, instalasi listrik atau mekanik;

(3) Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk
    sebagai tempat kerja ruangan-ruangan atau
    lapangan-lapangan     lainnya    yang       dapat
    membahayakan keselamatan atau kesehatan yang
    bekerja dan atau yang berada diruangan atau
    lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut
    dalam ayat (2)
BAB III
       SYARAT-SYARAT KERJA

                  Pasal 3

(1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan
    syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

   a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;
   b. Mencegah, mengurangi dan memadam
      kan kebakaran;
   c. Mencegah dan mengurangi bahaya
   peledakan
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
   pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain
   yang berbahaya;
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para
   pekerja;
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
   luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap,
   uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
   suara dan getaran;
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit
   akibat kerja baik phsyik maupun psychis, peracunan,
   infeksi dan penularan;
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan
   sesuai;
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara
   yang baik;
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang
   cukup;
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan
   ketertiban;
m. Memperoleh keserasian antara tenaga
   kerja, alat kerja, lingkungan cara dan
   proses kerjanya;
n. Mengamankan & memperlancar pengang-
   kutan org, binatang, tanaman atau barang;
o. Mengamankan & memelihara segala jenis
   bangunan;
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan
   bongkar muat, perlakuan & penyimpanan
   barang;
q. Mencegah terkena aliran listrik yang
   berbahaya;
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan peng-
   amanan pada pekerjaan yang bahaya
   kecelakaannya menjadi bertambah tinggi;
(2) Dengan pengaturan perundangan
    dapat dirubah perincian seperti
    tersebut dalam ayat (1) sesuai
    dengan perkembangan ilmu pengeta
    huan, tehnik dan tehnologi serta
    pendapatan-pendapatan baru dikemu
    dian hari.
Pasal 4

•   Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat
    keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
    pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan,
    pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
    bahan, barang, produk tehnis dan aparat produksi yang
    mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

•   Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip tehnis ilmiah
    menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara
    teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi,
    bahan pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat
    perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan atau
    pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas
    bahan, barang, produk tehnis dan aparat produksi guna
    menjamin       keselamatan    barang-barang   itu   sendiri,
    keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan
    keselamatan umum
(3) Dengan peraturan perundangan dapat
    dirubah perincian seperti tersebut
    dalam ayat (1) dan (2); dengan
    peraturan perundangan ditetapkan
    siapa yang berkewajiban memenuhi
    dan      mentaati      syarat-syarat
    keselamatan tersebut.
BAB IV
                 PENGAWASAN
                       Pasal 5

•   Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap
    Undang-undang ini, sedangkan para pegawai
    pengawas dan ahli Keselamatan kerja ditugaskan
    menjalankan   pengawasan    langsung  terhadap
    ditaatinya Undang-undang ini dan membantu
    pelaksanaannya.

•   Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas
    dan ahli Keselamatan kerja dalam melaksanakan
    Undang-undang   ini  diatur    dengan     peraturan
    perundang-undangan.
Pasal 6

(1) Barang siapa tidak dapat menerima keputusan
    direktur dapat mengajukan permohonan banding
    kepada Panitia Banding.

(2) Tata cara permohonan banding menerima,
    susunan Panitia Banding, tugas Panitia Banding
    dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga
    Kerja.

(3) Keputusan Panitia Banding Tdk dpt Dibanding lagi.
Pasal 7

Untuk pengawasan berdasarkan undang-
undang ini pengusaha harus membayar
retribusi menurut ketentuan-ketentuan
yang akan diatur dengan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 8

(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan
    badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari
    tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
    dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan
    yang diberikan padanya.

(2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga
    kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara
    berkala pada dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha
    dan dibenarkan oleh Direktur.

(3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan
    ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
BAB V
                PEMBINAAN

                      Pasal 9

(1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan
    pada tiap tenaga kerja baru tentang :

   a. Kondisi-kondisi dan bahaya serta yang dapat
      timbul dalam tempat kerjanya.

   b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan
      yang diharuskan dalam tempat kerjanya
c. Alat-alat pelindungan diri bagi tenaga
      kerja yang bersangkutan.
   d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam
   melaksanakan pekerjaannya.

(2) Pengurus hanya dapat memperkerjakan
    tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia
    yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah
    memahami syarat-syarat tersebut diatas.
(3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan
    pembinaan bagi semua tenaga kerja yang
    berada dibawah pimpinannya, dalam
    pencegahan kecelakaan & pemberantasan
    kebakaran serta peningkatan keselamatan
    dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian
    pertolongan pertama pada kecelakaan.

(4) Pengurus diwajibkan memenuhi & mentaati
    semua    syarat-syarat    dan ketentuan-
    ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
    tempat kerja yang dijalankan
BAB VI
 PANITIA PEMBINAAN KESELAMATAN DAN
           KESEHATAN KERJA
                    Pasal 10

(1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk
    P2K3 guna memperkembangkan kerja sama,
    saling pengertian dan partisipasi efektif dari
    pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja
    dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan
    tugas dan kewajiban bersama dibidang
    keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka
    melancarkan usaha produksi.

(2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan
    Kesehatan Kerja, tugas dan lain-lainnya
    ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
BAB VII
                 KECELAKAAN

                       Pasal 11

(1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang
    terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada
    pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

(2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh
    pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur dengan
    peraturan perundangan.
BAB VIII
         KEWAJIBAN DAN HAK
           TENAGA KERJA

                       Pasal 12

Dengan peraturan prundangan diatur kewajiban
dan atau hak tenaga kerja untuk :

a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh
   pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi & mentaati semua syarat-syarat
   K3 yang diwajibkan.
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan
   semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan
   dimana syarat K3 serta alat perlindungan diri
   yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali
   dalam hal-hal khusus ditentuan lain oleh
   pegawai pengawas dalam batas-batas yang
   masih dapat dipertanggungjawabkan.
BAB IX
   KEWAJIBAN BILA MEMASUKI
       TEMPAT KERJA

               Pasal 13

Barang siapa akan memasuki sesuatu
tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai
alat-alat   perlindungan    diri    yang
diwajibkan.
BAB X
       KEWAJIBAN PENGURUS
                        Pasal 14

Pengurus diwajibkan :

a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja
   yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja
   yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan
   semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi
   tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat-
   tempat yang mudah diihat dan terbaca dan menurut
   petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan
   kerja;
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
   gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua
   bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang
   mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
   pengawas atau ahli keselamatan kerja

c. Menyediakan      secara  Cuma-Cuma,     semua     alat
   perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja
   yang dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi
   setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
   disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan
   menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli
   keselamatan kerja.
BAB XI
 KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP

                     Pasal 15

(1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal
    diatas diatur lebih lanjut dengan peraturan
    perundangan.
(2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1)
    dapat memberikan ancaman pidana atas
    pelanggaran peraturannya dengan hukuman
    kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau
    denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus
    ribu rupiah).
(3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
Pasal 16

Pengusaha yang mempergunakan tempat-
tempat kerja yang sudah ada pada waktu
undang-undang ini mulai berlaku wajib
melaksanakan didalam satu tahun sesudah
undang-undang ini mulai berlaku, untuk
memenuhi ketentuan-ketentuan menurut atau
berdasarkan undang-undang ini.
Pasal 17

Selama peraturan perundangan untuk
melaksanakan ketentuan undang-undang
ini belum dikeluarkan, maka peraturan
dalam bidang keselamatan kerja yang
ada pada waktu undang-undang ini mulai
berlaku, tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Undang-undang ini.
Pasal 18

Undang-undang ini disebut “Undang-
Undang keselamatan Kerja: dan mulai
berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya
setiap   orang     dapat   mengetahuinya,
memerintahkan pengundangan undang-
undang ini dengan penempatannya dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia
(Tahun 1970 Nomor 1)
PERATURAN PELAKSANAAN
        UU No. 1 Tahun 1970
A. Mekanik dan Konstruksi Bangunan

• Permen No. 04/1985 tentang PT & P
• Permen No. 05/1985 tentang PA & A
• Permen No. 01/1989 ttg. Klasifikasi Syarat
• Operator PAA.
• Permen No. 01/1979 ttg K3 dlm Penebangan dan
  Pengangkutan
• Permen No. 01/1980 ttg K3 pd Konstruksi Bangunan
• SKB Menaker & Men. PU No. 174/Men/1986 dan
    No. 104/Kpts/1986 ttg K3 pd Tempat Kegiatan Konstruksi
PERATURAN PELAKSANAAN
       UU No. 1 Tahun 1970
B. Listrik dan Penanggulangan Kebakaran

• Permen No. 75/2000 tentang PUIL 2000
• Permen No. 02/1989 ttg Pengawasan Instalasi Penyalur Petir
• Permen No. 03/1989 ttg K3 Pesawat Lift
• Permen No. 04/1979 ttg Syarat2 Pemasgan & Pemelih. APAR
• Permen No. 02/1983 ttg Instalasi Alarm Kebakaran Automatik
• Kepmen No. Kep.186/1999 ttg Unit Penanggulangan Kebakaran
  di Tempat Kerja
• Keputusan Dirjen Binawas No. Kep. 407/BW/1999 ttg
  Persyaratan Penunjukkan Hak dan Kewajiban Teknisi Lift.
PERATURAN PELAKSANAAN
    UU No. 1 Tahun 1970

C. Uap dan Bejana Tekan

• UU Uap 1930 dan Peraturan Uap 1930
• Permen No. 02/1973 ttg Klasifikasi Juru Las.
• Permen No. 01 / 1988 ttg Klasifikasi &
  Syarat2 Operator Pesawat Uap
• Permen No. 01/1982 ttg Bejana Tekan.
PERATURAN PELAKSANAAN
       UU No. 1 Tahun 1970
D. Kesehatan dan Lingkungan Kerja

•   PP No. 7 / 1973 tentang Pengawasan dan Peredaran, Penyimpangan
    dan Penggunaan Pestisida
•   Permen No. 01 / 1976 tentang wajib Latihan Hyperkes bagi dokter
    Perusahaan
•   Permen No. 01 / 1979 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi
    Paramedis Perusahaan
•   Permen No. 02 / 1980 tentang Pemeriksaan Tenaga Kerja dalam
    Penyelenggaraan Keselamatan Kerja
•   Permen No. 01 / 1981 tentang Kewajiban Melaporkan PAK
•   Permen No. 03 / 1982 tentang Pelayanan Keselamatan Tenaga Kerja
•   Kepmen No. Kep. 51 / 1999 tentang NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja
•   Kepmen No. Kep. 187 / 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
    Berbahaya di Tempat Kerja
PERATURAN PELAKSANAAN
      UU No. 1 Tahun 1970

E. Umum

• Permen No. 03/1978 ttg Persyaratan Penunjukkan dan Wewenang
  serta Kewajiban Pegawai Pengawas atau Ahli K3
• Permen No. 04/1987 ttg Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban dan
  Wewenang Ahli K3 dan P2K3
• Permen No. 02/1992 ttg Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban dan
  Wewenang Ahli K3
• Permen No. 04/1995 ttg Perusahaan Jasa K3
• Permen No. 05/1996 ttg SMK3
• Permen No. 03/1998 ttg Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja
PERATURAN PELAKSANAAN
    UU No. 1 Tahun 1970

F. Sektor Pertambangan
• PP No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan
  dan Pengawasan Keselamatan Kerja
  di Bidang Pertambangan

• PP No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan
  dan pengelolaan Minyak dan Gas Bumi
&

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Fenti Anita Sari
 
2. Aspek Hukum K3.pdf
2. Aspek Hukum K3.pdf2. Aspek Hukum K3.pdf
2. Aspek Hukum K3.pdfalexpramuja
 
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...Winarso Arso
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaAl Marson
 
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak bum
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak  bumPp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak  bum
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak bumWinarso Arso
 
Peningkatan Efektifitas Kolaborasi Pengawasan Pemerintah Bersama Masyarakat S...
Peningkatan Efektifitas Kolaborasi Pengawasan Pemerintah Bersama Masyarakat S...Peningkatan Efektifitas Kolaborasi Pengawasan Pemerintah Bersama Masyarakat S...
Peningkatan Efektifitas Kolaborasi Pengawasan Pemerintah Bersama Masyarakat S...Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 
02 peraturan ketenaganukliran
02 peraturan ketenaganukliran02 peraturan ketenaganukliran
02 peraturan ketenaganukliranZaenal Abidin
 
Dasar keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan kerja
Dasar keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan kerjaDasar keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan kerja
Dasar keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan kerjaYoga Firmansyah
 

La actualidad más candente (10)

Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Aturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
 
2. Aspek Hukum K3.pdf
2. Aspek Hukum K3.pdf2. Aspek Hukum K3.pdf
2. Aspek Hukum K3.pdf
 
UU no. 1 tahun 1970
UU no. 1 tahun 1970UU no. 1 tahun 1970
UU no. 1 tahun 1970
 
Uu k3 ind
Uu k3 indUu k3 ind
Uu k3 ind
 
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
Pp no 17 tahun 1974 pengawasan pelaksanaan eksplorasi eksploitasimigaslepaspa...
 
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerjaUU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
UU no.1 th1970 tentang keselamatan kerja
 
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak bum
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak  bumPp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak  bum
Pp no 11 thn 1979 keselamatan kerja pemurnian gas minyak bum
 
Peningkatan Efektifitas Kolaborasi Pengawasan Pemerintah Bersama Masyarakat S...
Peningkatan Efektifitas Kolaborasi Pengawasan Pemerintah Bersama Masyarakat S...Peningkatan Efektifitas Kolaborasi Pengawasan Pemerintah Bersama Masyarakat S...
Peningkatan Efektifitas Kolaborasi Pengawasan Pemerintah Bersama Masyarakat S...
 
02 peraturan ketenaganukliran
02 peraturan ketenaganukliran02 peraturan ketenaganukliran
02 peraturan ketenaganukliran
 
Dasar keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan kerja
Dasar keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan kerjaDasar keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan kerja
Dasar keselamatan kerja & pencegahan kecelakaan kerja
 

Similar a KESELAMATAN KERJA

1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerjaIndra Findra
 
UU No.1 tahun 1970 materi pak riyan.ppt
UU No.1 tahun 1970 materi pak riyan.pptUU No.1 tahun 1970 materi pak riyan.ppt
UU No.1 tahun 1970 materi pak riyan.pptEkoVanhelko
 
Undang - Undang Keselamatan Kerja, lembar kerja no. 1 tahun 1970
Undang - Undang  Keselamatan Kerja, lembar kerja no. 1 tahun 1970Undang - Undang  Keselamatan Kerja, lembar kerja no. 1 tahun 1970
Undang - Undang Keselamatan Kerja, lembar kerja no. 1 tahun 1970ssuser02411f
 
permenaker082010.doc
permenaker082010.docpermenaker082010.doc
permenaker082010.docarga63
 
AK3U - UU No.1 Tahun 1970 - [Bapak Amri].pptx
AK3U - UU No.1 Tahun 1970 - [Bapak Amri].pptxAK3U - UU No.1 Tahun 1970 - [Bapak Amri].pptx
AK3U - UU No.1 Tahun 1970 - [Bapak Amri].pptxFitriNurkhasanah9
 
Per no. 8 th 2010 alat pelindung diri
Per no. 8 th 2010 alat pelindung diriPer no. 8 th 2010 alat pelindung diri
Per no. 8 th 2010 alat pelindung diriPurwani Handayani
 
2. UU NO 1 TAHUN 1970.pptx
2. UU NO 1 TAHUN 1970.pptx2. UU NO 1 TAHUN 1970.pptx
2. UU NO 1 TAHUN 1970.pptxMurtiansah1
 
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdfAhmadFadhli38
 
Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
Poster-uu-no-1-thn-1970.pdfPoster-uu-no-1-thn-1970.pdf
Poster-uu-no-1-thn-1970.pdfbayudwiwk
 
Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970Rifki Fadli
 
Uu no 1 th. 1970 keselamatan kerja
Uu no 1 th. 1970 keselamatan kerjaUu no 1 th. 1970 keselamatan kerja
Uu no 1 th. 1970 keselamatan kerjaWinarso Arso
 
2. Peraturan Perundangan.ppt
2. Peraturan Perundangan.ppt2. Peraturan Perundangan.ppt
2. Peraturan Perundangan.pptDimasAnanda18
 
UU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.pptUU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.pptRafli217885
 
UU-No.-1-Tahun-1970.ppt
UU-No.-1-Tahun-1970.pptUU-No.-1-Tahun-1970.ppt
UU-No.-1-Tahun-1970.pptMairodiBujang
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundanganWinarso Arso
 
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptUU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptLutfi419753
 
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptUU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptLutfi419753
 

Similar a KESELAMATAN KERJA (20)

Undang
UndangUndang
Undang
 
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
1. uu no.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
 
UU No.1 tahun 1970 materi pak riyan.ppt
UU No.1 tahun 1970 materi pak riyan.pptUU No.1 tahun 1970 materi pak riyan.ppt
UU No.1 tahun 1970 materi pak riyan.ppt
 
Undang - Undang Keselamatan Kerja, lembar kerja no. 1 tahun 1970
Undang - Undang  Keselamatan Kerja, lembar kerja no. 1 tahun 1970Undang - Undang  Keselamatan Kerja, lembar kerja no. 1 tahun 1970
Undang - Undang Keselamatan Kerja, lembar kerja no. 1 tahun 1970
 
permenaker082010.doc
permenaker082010.docpermenaker082010.doc
permenaker082010.doc
 
AK3U - UU No.1 Tahun 1970 - [Bapak Amri].pptx
AK3U - UU No.1 Tahun 1970 - [Bapak Amri].pptxAK3U - UU No.1 Tahun 1970 - [Bapak Amri].pptx
AK3U - UU No.1 Tahun 1970 - [Bapak Amri].pptx
 
Per no. 8 th 2010 alat pelindung diri
Per no. 8 th 2010 alat pelindung diriPer no. 8 th 2010 alat pelindung diri
Per no. 8 th 2010 alat pelindung diri
 
2. UU NO 1 TAHUN 1970.pptx
2. UU NO 1 TAHUN 1970.pptx2. UU NO 1 TAHUN 1970.pptx
2. UU NO 1 TAHUN 1970.pptx
 
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
380372702-Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
 
Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
Poster-uu-no-1-thn-1970.pdfPoster-uu-no-1-thn-1970.pdf
Poster-uu-no-1-thn-1970.pdf
 
Materi 1
Materi 1Materi 1
Materi 1
 
Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970Safety meeting uu no 1 tahun 1970
Safety meeting uu no 1 tahun 1970
 
Uu no 1 th. 1970 keselamatan kerja
Uu no 1 th. 1970 keselamatan kerjaUu no 1 th. 1970 keselamatan kerja
Uu no 1 th. 1970 keselamatan kerja
 
UU_1-1970.ppt
UU_1-1970.pptUU_1-1970.ppt
UU_1-1970.ppt
 
2. Peraturan Perundangan.ppt
2. Peraturan Perundangan.ppt2. Peraturan Perundangan.ppt
2. Peraturan Perundangan.ppt
 
UU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.pptUU No. 1 Tahun 1970.ppt
UU No. 1 Tahun 1970.ppt
 
UU-No.-1-Tahun-1970.ppt
UU-No.-1-Tahun-1970.pptUU-No.-1-Tahun-1970.ppt
UU-No.-1-Tahun-1970.ppt
 
2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan2. peraturan perundangan
2. peraturan perundangan
 
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptUU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
 
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.pptUU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
UU_No_1_Tahun_1970_2_ppt.ppt
 

Último

Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal FaizinKanaidi ken
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxdonny761155
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 

Último (20)

Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
 
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptxAksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
Aksi Nyata PERENCANAAN BERBASIS DATA.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 

KESELAMATAN KERJA

  • 1. UNDANG-UNDANG No. 1/1970 KESELAMATAN KERJA Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970 (Tambahan Lembaran Negara No. 1918) Oleh : MARLIAN FAJRI. SE Pengawas Ketenagakerjaan Disnaker Prov. Sumsel.
  • 2. UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 LATAR BELAKANG • Yuridis – Veilighedsreglement (VR), 1930 Stbl. No. 406. • Industrialisasi, elektrifikasi, modernisasi • Peningkatan Intensitas Kerja • Upaya preventif mulai dari perencanaan
  • 3. DASAR HUKUM • Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak • UU Nomor. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 86 huruf (a) Setiap pekerja/buruh mempunayai hak untuk memperoleh perlindungan atas : Keselamatan dan kesehatan kerja
  • 4. DASAR HUKUM Pasal 86 ayat (2) UU No. 1 tahun 1970 : Untuk melindungi keselamatan pekerja guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
  • 5. Pasal 87 UU No.13/2003 • Setiap Perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi sengan sistem manajemen perusahaan • Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
  • 6. UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 KEWAJIBAN PENGURUS • P a s a l 8 - P e me riks a a n Ke s e ha ta n Ba da n • Pasal 9 - Me nje la s ka n da n me nunjuka n kondis i da n ba ha ya di te mpa t ke rja - S e mua pe nga ma n da n a la t pe rlindunga n ya ng diha rus ka n - Me nye dia ka n AP D - Me nje la s ka n ca ra da n s ika p be ke rja a ma n - Me mpe ke rja ka n s e te la h ya kin - P e mbina a n - Wa jib me me nuhi da n me nta a ti s ya ra t K3
  • 7. UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970 KEWAJIBAN PENGURUS • P a s a l 10 - Me mbe ntuk P 2K3 • P a s a l 11 - La pora n ke ce la ka a n • P a s a l 14 - Me ne mpa tka n s e ca ra te rtulis - Me ma s a ng pos te r - Me nye dia ka n AP D s e ca ra cuma -cuma
  • 8. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA • Filosofi : Pemikiran dan upaya menjamin keutuhan dan kesempurnaan TK & manusia pd umumnya, baik jasmani maupun rohani serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dan sejahtera. • Keilmuan : Ilmu pengetahuan & penerapannya dlm upaya penanggulangan kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan, pencemaran & PAK. • Hukum/Praktis : Upaya perlindungan yg ditujukan pd TK & orang lain ditempat kerja dlm keadaan selamat & sehat serta semua sumber maupun proses produksi agar dipergunakan secara aman & efisien.
  • 9. UU KESELAMATAN KERJA No. 1 Tahun 1970. TUJUAN • Memberikan perlindungan atas keselamatan bagi : - Tenaga Kerja dan Orang Lain. • Sumber-sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien • Upaya pembinaan norma perlindungan kerja.
  • 10. UU NO. 1/1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA
  • 11. MENIMBANG a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional; b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya; c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien; d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja; e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan teknologi;
  • 12. MENGINGAT 1. Pasal-pasal 5, 20 dan 27 UUD 1945 2. Pasal-pasal 9 & 10 UU No. 14 Tahun 1969 ttg Ketentuan-ketentuan pokok mengenai TK (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2912) Dengan persetujuan DPR Gotong Royong
  • 13. MEMUTUSKAN • Mencabut Veilighedsreglement tahun 1930 (St bl. No. 406) • Menetapkan : Undang-undang tentang Keselamatan Kerja
  • 14. PENGESAHAN : TERBITAN UNDANG-UNDANG No. 1 TAHUN 1970 tentang KESELAMATAN KERJA serta TERJEMAHAN dalam BAHASA INGGRIS ini, DISYAHKAN untuk DIEDARKAN dan DIPAKAI JAKARTA, 3 MEI 1972 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAAN dan KESEHATAN KERJA DIREKTUR MOHAMAD ZOER
  • 15. BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH PASAL 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan : 1. Tempat Kerja ialah : Tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut; 2. Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas pemimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri;
  • 16. (3) Pengusaha ialah : a. Orang atau Badan Hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan untuk kepeluan itu mempergunakan tempat kerja; b. Orang atau Badan Hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja; c. Orang atau Badan Hukum yang di Indonesia mewakili orang atau badan hukum termaksud pada (a) dan (b), jika kalau yang diwakili berkedudukan diluar indonesia;
  • 17. (4) Direktur ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan Undang-undang ini. (5) Pegawai Pengawas ialah : Pegawai tehnis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. (6) Ahli K3 ialah : Tenaga tehnis berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.
  • 18. BAB II RUANG LINGKUP PASAL 2 (1) Yang diatur oleh undang-undang ini ialah keselamatan kerja dlm segala tempat kerja, baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air, didalam air maupun diudara, yang berada didalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia;
  • 19. (2) Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja dimana : • Dibuat, dicoba, dipakai atau dipegunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan; • Dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi; • Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan pengairan, saluran, atau terowongan dibawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan;
  • 20. d. Dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan; e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik dipermukaan atau didalam bumi, maupun didasar perairan; f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik didaratan, melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun diudara;
  • 21. g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan dikapal, perahu, dermaga, dok, stasiun dan gudang; h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain didalam air; i. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan; j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah; k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting; l. Dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lubang;
  • 22. m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran; n. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau timah; o. Dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau telepon; p. Dilakukan pdidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang menggunakan alat tehnis;
  • 23. q. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak atau air; r. Diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik; (3) Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang bekerja dan atau yang berada diruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (2)
  • 24. BAB III SYARAT-SYARAT KERJA Pasal 3 (1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk : a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan; b. Mencegah, mengurangi dan memadam kan kebakaran; c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
  • 25. d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya; e. Memberi pertolongan pada kecelakaan f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran; h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik phsyik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan;
  • 26. i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai; j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik; k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup; l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban; m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan cara dan proses kerjanya;
  • 27. n. Mengamankan & memperlancar pengang- kutan org, binatang, tanaman atau barang; o. Mengamankan & memelihara segala jenis bangunan; p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan & penyimpanan barang; q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya; r. Menyesuaikan dan menyempurnakan peng- amanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi;
  • 28. (2) Dengan pengaturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengeta huan, tehnik dan tehnologi serta pendapatan-pendapatan baru dikemu dian hari.
  • 29. Pasal 4 • Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan, barang, produk tehnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. • Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip tehnis ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan, barang, produk tehnis dan aparat produksi guna menjamin keselamatan barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan keselamatan umum
  • 30. (3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut dalam ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.
  • 31. BAB IV PENGAWASAN Pasal 5 • Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini, sedangkan para pegawai pengawas dan ahli Keselamatan kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya. • Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli Keselamatan kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini diatur dengan peraturan perundang-undangan.
  • 32. Pasal 6 (1) Barang siapa tidak dapat menerima keputusan direktur dapat mengajukan permohonan banding kepada Panitia Banding. (2) Tata cara permohonan banding menerima, susunan Panitia Banding, tugas Panitia Banding dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja. (3) Keputusan Panitia Banding Tdk dpt Dibanding lagi.
  • 33. Pasal 7 Untuk pengawasan berdasarkan undang- undang ini pengusaha harus membayar retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan peraturan perundang-undangan.
  • 34. Pasal 8 (1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya. (2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur. (3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
  • 35. BAB V PEMBINAAN Pasal 9 (1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang : a. Kondisi-kondisi dan bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat kerjanya. b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya
  • 36. c. Alat-alat pelindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan. d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya. (2) Pengurus hanya dapat memperkerjakan tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat tersebut diatas.
  • 37. (3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan & pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan. (4) Pengurus diwajibkan memenuhi & mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan- ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang dijalankan
  • 38. BAB VI PANITIA PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Pasal 10 (1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk P2K3 guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dibidang keselamatan dan kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan usaha produksi. (2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
  • 39. BAB VII KECELAKAAN Pasal 11 (1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja. (2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan.
  • 40. BAB VIII KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA Pasal 12 Dengan peraturan prundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk : a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja; b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
  • 41. c. Memenuhi & mentaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan. d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat K3 serta alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentuan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.
  • 42. BAB IX KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA Pasal 13 Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
  • 43. BAB X KEWAJIBAN PENGURUS Pasal 14 Pengurus diwajibkan : a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai undang-undang ini dan semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang bersangkutan, pada tempat- tempat yang mudah diihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli kesehatan kerja;
  • 44. b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja c. Menyediakan secara Cuma-Cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang dibawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja.
  • 45. BAB XI KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 (1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal diatas diatur lebih lanjut dengan peraturan perundangan. (2) Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah). (3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
  • 46. Pasal 16 Pengusaha yang mempergunakan tempat- tempat kerja yang sudah ada pada waktu undang-undang ini mulai berlaku wajib melaksanakan didalam satu tahun sesudah undang-undang ini mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan menurut atau berdasarkan undang-undang ini.
  • 47. Pasal 17 Selama peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan undang-undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang keselamatan kerja yang ada pada waktu undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.
  • 48. Pasal 18 Undang-undang ini disebut “Undang- Undang keselamatan Kerja: dan mulai berlaku pada hari diundangkan. Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang- undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia (Tahun 1970 Nomor 1)
  • 49. PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970 A. Mekanik dan Konstruksi Bangunan • Permen No. 04/1985 tentang PT & P • Permen No. 05/1985 tentang PA & A • Permen No. 01/1989 ttg. Klasifikasi Syarat • Operator PAA. • Permen No. 01/1979 ttg K3 dlm Penebangan dan Pengangkutan • Permen No. 01/1980 ttg K3 pd Konstruksi Bangunan • SKB Menaker & Men. PU No. 174/Men/1986 dan No. 104/Kpts/1986 ttg K3 pd Tempat Kegiatan Konstruksi
  • 50. PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970 B. Listrik dan Penanggulangan Kebakaran • Permen No. 75/2000 tentang PUIL 2000 • Permen No. 02/1989 ttg Pengawasan Instalasi Penyalur Petir • Permen No. 03/1989 ttg K3 Pesawat Lift • Permen No. 04/1979 ttg Syarat2 Pemasgan & Pemelih. APAR • Permen No. 02/1983 ttg Instalasi Alarm Kebakaran Automatik • Kepmen No. Kep.186/1999 ttg Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja • Keputusan Dirjen Binawas No. Kep. 407/BW/1999 ttg Persyaratan Penunjukkan Hak dan Kewajiban Teknisi Lift.
  • 51. PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970 C. Uap dan Bejana Tekan • UU Uap 1930 dan Peraturan Uap 1930 • Permen No. 02/1973 ttg Klasifikasi Juru Las. • Permen No. 01 / 1988 ttg Klasifikasi & Syarat2 Operator Pesawat Uap • Permen No. 01/1982 ttg Bejana Tekan.
  • 52. PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970 D. Kesehatan dan Lingkungan Kerja • PP No. 7 / 1973 tentang Pengawasan dan Peredaran, Penyimpangan dan Penggunaan Pestisida • Permen No. 01 / 1976 tentang wajib Latihan Hyperkes bagi dokter Perusahaan • Permen No. 01 / 1979 tentang Kewajiban Latihan Hyperkes Bagi Paramedis Perusahaan • Permen No. 02 / 1980 tentang Pemeriksaan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja • Permen No. 01 / 1981 tentang Kewajiban Melaporkan PAK • Permen No. 03 / 1982 tentang Pelayanan Keselamatan Tenaga Kerja • Kepmen No. Kep. 51 / 1999 tentang NAB Faktor Fisika di Tempat Kerja • Kepmen No. Kep. 187 / 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
  • 53. PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970 E. Umum • Permen No. 03/1978 ttg Persyaratan Penunjukkan dan Wewenang serta Kewajiban Pegawai Pengawas atau Ahli K3 • Permen No. 04/1987 ttg Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli K3 dan P2K3 • Permen No. 02/1992 ttg Tata Cara Penunjukkan, Kewajiban dan Wewenang Ahli K3 • Permen No. 04/1995 ttg Perusahaan Jasa K3 • Permen No. 05/1996 ttg SMK3 • Permen No. 03/1998 ttg Tata Cara Pelaporan Kecelakaan Kerja
  • 54. PERATURAN PELAKSANAAN UU No. 1 Tahun 1970 F. Sektor Pertambangan • PP No. 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan • PP No. 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan dan pengelolaan Minyak dan Gas Bumi
  • 55. &