Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Makalah Ilmu Budaya - Beberapa Faktor Yang Menyebabkan Penderitaan Manusia
1. BEBERAPA FAKTOR YANG MENYEBABKAN
PENDERITAAN MANUSIA
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
Disusun oleh:
Nama : Martin R N
2. 2
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I. PENDAHULUAN 4
1.1 LATAR BELAKANG MAKALAH 4
1.2 TUJUAN PENULISAN 5
BAB II. PERMASALAHAN 5
BAB III. PEMBAHASAN 6
BAB IV. PENUTUP 16
4.1 KESIMPULAN 16
4.2 SARAN 16
DAFTAR PUSTAKA 17
3. 3
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Manusia di dunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang
mengembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupa tahapan dan
rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila mampu menyelesaikan
dengan baik akan mendapatkan pahala dan bila mengingkarinya ketentuan yang ada
akan tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak.
Terkadang manusia terbuai pada kegembiraan, padahal kegembiraan juga cobaan.
Manusia seringkali tergelincir akibat keterlenaan dan berlebihan serta melampaui batas
dan berunjung pada penderitaan. Sementara ada pula yang menghadapi cobaan yang
menyusahkan namun tidak kuat menjalani cobaan. Orang tersebut menjadi frustasi dan
melupakan emosi tanpa control. Sikap seperti ini malah semakin menambah
penderitaan. Adapula ketika merasa kesaaran sudah dibatas perjuangan berhenti
melakukan perjuangan padahal keinginan yang diharapkan selangkah lagi mencapai
sehingga tetap pada penderitaan dan menyesal ketika harapan yang diciptakan berlalu
begitu saja dihadapannya. Ada pula yang menjalani hidup dengan sikap noverkonviden (
bermain aman ), tidak mau menghadapi masalah atau lari dari masalah, namun yang
terjadi mendapati pada suatu penderitaan. Ada pula yang mencoba berkelik dari
masalah dan hanya mengincar kebahagiaan dunia namun di akhirat berunjung pada
penderitaan.
Manusia di dunia ini tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah, baik itu
menyusahkan atau yang menggembirakan. Masalah timbul karena adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. Proses dalam menghadapi kesenjangan seringkali
dihadapkan pada lika-liku kehidupan yang sering dianggap sebgai suatu penderitaan.
Susah maupun senang merupakan dua agenda yang silih berganti terjadi dalam
kehidupan manusia. Habis susah ada senang dan habis senang ada susah. Manusia
selalu untuk berusaha menjadi lebih baik. Manusia perlu menjalani proses di dunia ini
untuk mencari bekal untuk akhirat dengan menjalani suka duka yang ada di dunia.
Manusia juga dituntut untuk keimanan terhadap Tuhan, baik suka maupun duka
untuk semakin mendekatkan diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi
penderitaan. Namun harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang bernilai
lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena ada hikmah dibalik
penderitaan.
4. 4
Penderitaan datang tak terduga begitupula kebahagian datang dari celah tak
terduga. Sehingga manusia dituntut untuk siap siaga dalam menghadapi suka maupun
duka di kehidupan ini. Dan sepatutnya kita berani menghadapi dalam menyelesaikan
persoalan hidup ini. Kita perlu belajar dari pengalaman dan cepat bangkit saat terjatuh.
Semangat juga bukansemangat yang melampaui batas , dan berusaha
menenangkan hati, sabar menghadapi penderitaan dengan hati ikhlas. Karena solusi-
solusi saat menghadapi penderitaan akan mudah muncul saat hati tenang dan berfikir
jernis. Berbeda dengan tergesa-gesa menyebabkan solusi di depan mata terlihat jauh.
Dan terkadang hal penunjang terabaikan sehingga menambah masalah baru, kita juga
bukan hanya menunggu desakan solusi tapi perlu menyambut solusi.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Sebagai syarat tugas mandiri mata pelajaran Ilmu Budaya Dasar
Mahasiswa dapat mengetahui penderitaan manusia
Mahasiswa dapat mengetahui beberapa factor yang menyebabkan penderitaan
manusia
BAB II. PERMASALAHAN
Apa yang dimaksud dengan penderitaan?
Apa hubungan manusia dengan penderitaan?
Factor-faktor apa saja yang menyebabkan penderitaan manusia?
Bagaimanakah dampak penderitaan manusia terhadapa kelangsungan hidup
manusia?
Bagaimana cara manusia menanggapi penderitaan manusia?
5. 5
BAB III. PEMBAHASAN
PENGERTIAN PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Sementara itu kata derita merupakan serapan
dari bahasa sansekerta, menyerap kata dhra yang memiliki arti menahan atau
menanggun. Jadi dapat diartikan penderitaan merupakan menanggung sesuatu yang
tidak menyenangkan. Penderitaan dapat muncul secara lahiriah, batiniah atau lahir-
batin. Penderitaan secara lahiriah dapat timbul karena adanya intensitas komposisi yang
mengalami kekurangan atau berlebihan, seperti akibat kekurangan pangan menjadi
kelaparan, atau akibat makan terlalu banyak menjadi kekenyangan, tidak dapat
dipungkiri keduanya dapat menimbulkan penderitaan. Adapula kondisi alam yang
ekstrem, seperti ketika terik matahari membuat kepanasan, atau saat kehujanan
membuat kedinginan.
Ada pula penderitaan yang secara lahiriah seperti sakit hati karena dihina, sedih
karena kerabat meninggal, putus asa karena tidak lulus ujian. Atau penyesalan karena
tidak melakukan yang diharapkan. Sementara yang lahir-batin dapat muncul
dikarenakan penderitaan pada sisi yang satu berdampak pada sisi yang lain atau
dengan kata lain penderitaan lahiriah memicu penderitaan batiniah atau sebaliknya.
Misalnya akibat kehujanan badan menjadi kedinginan namun tidak ada tempat berteduh
akibat mendongkol, risau atau menangis. Ada pula karena putus asa tidak lulus ujian
menjadi tidak mau makan dan menimbulkan perut sakit.
Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat dari yang terberat hingga ringan. Persepsi
pada setiap orang juga berpengaruh menentukan intensitas penderitaan. Suatu kejadian
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu dianggap penderitaan bagi orang lain.
Dalam artian suatu permasalahan sederhana yang dibesar-besarkan akan menjadi
penderitaan mendalam apabila disikapi secara reaksioner oleh individu. Ada pula
maslaah yang sangat urgen disepelekan juga dapat berakibat fatal dan menimbulkan
kekacauan kemudian menjadi penderitaan.
Manusia tidak dapat mengatakan setiap situasi masalahnya sama. Penderitaan
bersifat universal dapat datang kepada siapapun tidak peduli kaya maupun miskin, tua
maupun muda. Penderitaan dapat muncul kapanpun dan dimanapun.
Penderitaan merupakan realita kehidupan manusia di dunia yang tidak dapat
dielakan. Orang yang bahagia juga harus siap menghadapi tantangan hidup bila tidak
yang muncul penderitaan. Dan orang yang menghadapi cobaan yang bertubi-tubi harus
berpengharapan baik akan mendapatkan kebahagiaan. Karena penderitaan dapat
menjadi energi untuk bangkit berjuang mendapatkan kebahagian yang lalu maupun yang
akan datang.
6. 6
Akibat penderitaan yang bermacam-macam manusia dapat mengambil hikmah dari
suatu penderitaan yang alami namun adapula akibat penderitaan menyebabkan
kegelapan dalam kehidupan.
Sehingga penderitaan merupakan hal yang bermanfaat apabila manusia dapat
mengambil hikmah dari penderitaan yang alami. Adapun orang yang berlarut-larut dalam
penderitaan adalah orang yang rugi karena tidak melepaskan diri dari penderitaan dan
tidak mengambil hikmah dan pelajaran yang didapat dari penderitaan yang dialami.
HUBUNGAN MANUSIA DAN PENDERITAAN
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di dalam semesta ini. Dialah yang
Maha Kuasa atas segala yang ada di jagad raya ini. Beliau menciptakan makhluk yang
bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan
penderitaan.
Makhluk bernyawa memiliki sifat ingin terpenuhi segala hasrat dan keinginannya.
Perlu dipahami makhluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti
memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuhkan air dan udara.
Dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan. Apabila tidak terpenuhi
manusia akan mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak dipenuhi manusia telah
melakukan penganiayaan. Namun, bila hasrat menjadi patokan untuk selalu dipenuhi
akan mebawa pada kesesatan yang berunjung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai makhluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan
insting namun juga pemikirannya dan perasaannya. Tidak hanya naluri namun juga
nurani.
Manusia diciptakan sebagai makhluk yang paling mulia namun manusia tidak
dapat berdiri-sendiri secara mutlak. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu
mengharapkan perlindungan kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami
kesusahan dalam penghidupannya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat
memenuhi penghidupannya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila
tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selalu
berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk
mencapai hasrat, walau tidak menderita di dunia, namun sikap memenuhi kehendak
hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan di
dalam neraka.
Manusia di dunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada
penderitaan dan rasa sakti. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari
penyakit rohani. Manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah
dan menyadari kesalahannya. Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin
menjauhkan diri maka akan mebawa pada penderitaan di akhirat.
7. 7
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganggap
sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat
penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa
sakit, yang terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apabila manusia
tidak mampu melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akhirat kelak dapat
menggiring manusia pada penyiksaan pada pedih yang dalam neraka. Adapun akan
lebih jelas akan dibahas sebagai berikut.
1. Siksaan
Siksaan atau penyiksaan ( bahasa inggris: torture) digunakan untuk merunjuk pada
penciptaan rasa sakti untuk menghancurkan kekerasa hati korban. Siksaan juga dapat
diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau
rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Apabila berbicara
tentang siksaan, terbayang di benak kita sesuatu yang sangat mengerikan, bahkan
mendirikan bulu kudu kita.
Siksaan pada manusia juga dapat menimbulkan kreatifitas bagi yang pernah
mengalami siksaan atau orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan langsung atau
tidak langsung. Hal itu terlihat dari banyak cerpen, novel, berita, atau film yang
mengisahkan tentang siksaan. Dengan menyimak hasil seni atau berita kita dapat
mengambil arti manusia, harga diri, kejujuran, kesabaran, dan ketakwaan, tetapi juga
hati yang telah dikuasai hawa nafsu, godaan setan, tidak mengenal perikemanusiaan
dan sebagainya.
Segala tindakan yang menyebabkan penderitaan, baik secara fisik maupun
psikologis, yang dengan sengaja dilakukan terhadap seseorang dengan tujuan
intimidasi, balas dendam, hukuman, sadism, pemaksaan informasi, atau mendapatkan
pengakuan palsu untuk propaganda atau tujuan politik dapat disebut sebagai
penyiksaan. Siksaan dapat digunakan sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan
pengakuan. Siksaan juga dapat digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai
alat untuk mengendalukan kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu
pemerintah. Sepanjang sejarah, siksaan telah juga digunakan sebagai cara untuk
memaksakan pindah agama atau cuci otak politik.
Siksaan yang sifatnya psikis tersebut dapat menimbulkan gejala dapat penderita
bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan berlebih-lebihan yang tidak
pada tempatnya disebut phobia. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa
ketakutan antara lain: claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu
problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan
sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah laku percaya
bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya
supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa
tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan
ketakutan terus-menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
8. 8
Di dalam kitab suci diterangkan jenis dan ancaman siksaan yang dialami manusia
di akhirat nanti, yakni siksaa bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah,
mencuri, makan harta anak yatim dan sebagainya. Antara lain ayat 40 surat Al Ankahut
menyatakan:
“masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya.
Ada diantara kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang
dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami
benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti
kaum Nuh. Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka. Namun,
mereka jugalah yang menganiaya diri- sendiri , karena dosa-dosanya.”
Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan
banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman
pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.
Adapaun siksaan bersifat psikis dapat diklasifi seperti:
- Kebimbangan, siksaan ini terjadi ketika manusia sulit untuk menentukan pilihan yang
mana akan mereka ambil dan mereka tidak ambil. Situasi ini sangat membuat psikis
manusia tidak stabil dan butuh pertimbangan yang amat sangat sulit.
- Kesepian, merupakan perasaan sepi yang amat sangat tidak diinginkan oleh setiap
manusia. Pada hakikatnya manusia itu adalah makhluk yang bersosial, hidup
bersama dan tidak hidup seorang diri. Factor ini dapat mengakibatkan depresi
kejiwaan yang berat dan merupakan siksaan paling mendalam yang menimpa rohani
manusia.
- Ketakutan, adalah suatu reaksi psikis emosional terhadap sesuatu yang ditakuti oleh
manusia.
- Rasa takut ini dapat menimbulkan traumatic yang amat mendalam. Dampaknya
manusia bisa kehilangan akal pikirannya dan membuat manusia berkejatuhan
mental.
2. Rasa sakit
Rasa sakit adalah rasa yang dialami manusia akibat menderita suatu penyakit. Rasa
sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tua-muda, orang
bodoh-pintar, bahkan dokter sekalipun kesemuanya tidak dapat menghindarkan dari
rasa sakit.
Penderitaan, rasa sakti, dan siksaan merupakan rangkaian sebab akibat, karena
siksaan, orang merasa sakit, dank arena merasa sakit orang menderita. Atau karena
penyakitnya tak sembuh-sembuh , ia merasa tersiksa hidupnya, dan mengalami
penderitaan.
3. Kekalutan Mental
Penderitaan batin dan ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih
sederhana kekalutan mental adalah ngangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan
seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan
9. 9
bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami
kekalutan mental adalah:
Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam,
nyeri pada lambung.
Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,
cemburu, mudah marah.
a. Tahap-tahap Gangguan Kejiwaan
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah:
Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik
jasmani maupun rohaninya.
Usaha mempertahankan diri dengan cara negative, yaitu mundur atau lari,
sehingga cara bertahan dirinya salah ; pada orang yang tidak menderita
gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan
problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri
dan persoalan tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
Kekalutan merupakan titik patah ( mental breakdown ) dan yang
bersangkutan mengalami gangguan.
b. Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental dapat banyak disebutkan antara lain
sebagai berikut:
Kepribadian yang lemah akibat kondiri jasmani atau mental yang kurang
sempurna ; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa
rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya
dan menghancurkan mentalnya.
Terjadinya konflik social budaya ; terjadinya konflik social budaya diakibatkan
norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam
masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi. Misalnya orang
pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota.
Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang
berlebihan terhadap kehidupan social ; over acting sebagai overcompensatie.
10. 10
c. Proses-proses kekalutan mental
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan
negative.
Positif : trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap
survey dalam hidup, misalnya rajin beribadah ataupun melakukan kegiatan yang positif
setelah kejatuhan dalam hidupnya.
Negative: trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain:
Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali
dan secara fisik berakibat mudah terjadi Hypertensi atau tindakan sadis yang
dapat membahayakan orang sekitanya.
Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan.
Fiksasi adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama ( tetap )
misalnya dengan membisu.
Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan
sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam
imaginasinya.
Narsisme adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa
dirinya lebih superior daripada orang lain.
Autisme ialah menutup diri secara total dari dunia rill, tidak mau berkomunikasi
dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke
sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti:
1. Kota-kota besar.
2. Anak-anak muda usia.
3. Wanita.
4. Orang yang tidak beragama.
5. Orang yang terlalu mengejar materi.
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:
Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif
ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap
kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negative ini dapat timbul
sikap anti, misalnya anti kawan atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup dan
11. 11
sebagainya. Sikap positive yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positive biasanya kreatif, tidak
mudah menyerah bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti
kawin paksa, ia berjuang menetang kawin paksa dan lain-lain.
4. Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat dosa dan terbayang dalam ingatan,
siksaan yang luar biasa dan penderitaan hebat. Jelas bahwa antara neraka, siksaan, rasa
sakit, dan penderitaan memiliki suatu rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbiacara
tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa berarti berbicara
kesalahan.
PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Penderitaan dapat muncul dari berbagai sebab. Penyebab tersebut kadang datang tidak
terduga. Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya
penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut.
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat
terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki manusia
supaya menjadi baik. Dengan kata lain, manusialah yang dapat memperbaiki nasibnya.
Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalah takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib
buruk itu manusia penyebabnya.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan.
Namun kesabaran, tawakal dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan itu.
PENGARUH PENDERITAAN
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh
bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif
ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “ sesal dahulu
pendapatan, sesal kemudian tidak berguna “,” nasi sudah menjadi bubur “. Kelanjutan dari
sikap negative ini dapat timbul sikap anti.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan
rangkaian penderitaan melainkan perjuangan membebaskan diri dan penderitaan dan
12. 12
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak
mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti.
1. Penderitaan dan kenikmatan
Tujuan manusia yang paling popular adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan
adalah sesuatu yang selalu dihindari oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus
dibedakan dengan kenikmatan, dengan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan
ada yang sementara. Hal ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam
penderitaan menurut penyebabnya antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti
bencana alam, penyakit, dan kematian ; penderitaan karena alasan moral, seperti
kekecewaan dalam hidup, meninggalnya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan
seterusnya. Semua ini menyangkut kehidupan diniawi dan tidak mungkin disingkarkan dari
dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul karena alasan “ saya suka itu “ atau “ sesuatu
itu menyakitkan “. Kenikmatan dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat dan
penderitaan dirasakan apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang
ingin secara mutlah menghindari penderitaan adalah hedonism, yaitu suatu pandangan
bahwa kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci
menuju hidup baik. Penafsiran hedonism ada dua macam, yaitu:
Hedonism psikologis yang berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan
untuk mencapai kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Hedonism etis yang berpandangan bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan
kepada kenikmatan dan menghindari penderitaan.
Kritik terhadap hedonism ialah bahwa tidak semua tindakan manusia hedonistis,
bahkan banyak orang yang tampaknya merasa bersalah atau kenikmatan-kenikmatan
mereka. Dan hal ini menyebabkan mereka mengalami penderitaan. Pandangan Hedonis
psikologis ialah bahwa semua manusia dimotivasi oleh pengejaran kenikmatan dan
penghindaran penderitaan. Mengejar kenikmatan sebenarnya tidak jelas, sebab ada
kalanya orang menderita dalam rangka latihan-latihan atau menyertai apa yang ingin
dicapai atau dikejarnya.
Kritik Aristoteles ialah bahwa puncak etika bukan pada kenikmatan, melainkan
pada kebahagiaan. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa kenikmatan bukan tujuan akhir,
melainkan hanya “pelengkap” tindakan. Berbeda dengan John Stuart Mill yang membela
Hedonisme melalui jalan terhormat utilitarisme yaitu membela kenikmatan sebagai
kebaikan tertinggi. Suatu tindakan itu baik sejauh ia lebih “berguna” dalam pengertian ini,
yaitu sejauh tindakan memaksimalkan kenikmatan dan meminimalkan penderitaan.
13. 13
2. Penderitaan dan kasihan
Kembali kepada masalah penderitaan, muncul Nietzsche yang memberontak
terhadap pernyataan yang berbunyi: “ Dalam menghadapi penderitaan itu, manusia merasa
kasihan”. Menurut Nietzsche, pernyataan ini tidak benar, penderitaan itu adalah suatu
kekurangan vitalitas. Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak menderita,
oleh karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan semesta alam.
Orang kasihan adalah yang hilang vitalitasnya rapuh dan runtuh. Kasihan itu merugikan
perkembangan hidup “. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan adalah pengutusan
penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan latar belakang kehidupannya
yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak terhadap penderitaan sebagai realitas
dunia, ia tidak menerima kenyataan. Seolah-oleh ia berkata, penderitaan jangan masuk ke
dalam hidup dunia. Oleh karena itu, kasihan yang tertuju kepada manusia harus ditolak,
katanya.
Pandangan Nietzsche tidak dapat disetujui karena: pertama, dimana letak
humanisnya dan aliran existensialisme. Kedua bahwa penderitaan itu ada dalam hidup
manusia dan dapat diatasi dengan sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang yang
membantu penderita, menyingkir dan senang bila melihat orang yang menderita. Bila
demikian, maka itu yang disebut sikap sadism. Sikap yang wajar adalh menaruh kasihan
terhadap sesama manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha sekuat
tenaga untuk meringankan penderitaan dan bila mungkin menghilangkannya.
3. Penderitaan dan noda dosa pada hati manusia
Penderitaan juga dapat timbul akibat noda dosa pada hati manusia ( Al-Ghazali,
abad ke-11). Menurut Al-Ghazali dalam kitabnya Ihyaa ‘ Ulumudin, orang yang suka iri hati,
hasad, dengki akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak
kenal berterima-kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala
zaman. Allah SWT telah member ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu
penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang yang
mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir kelak.
Untuk mengobati hati yang menderita ini, sebelumnya perlu diketahui tanda-tanda
hati yang sedang gelisah ( hati yang sakit ). Perlu diketahui bahwa setiap anggota badan
diciptakan untuk melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati sakit maka ia tidak
dapat melakukan pekerjaan dengna sempurna ia kacau dan gelisah. Cirri hati yang tidak
dapat melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah, bermakrifat,
mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat mengingat-Nya.
Hal lain yang menimbulkan derita terhadap seseorang adalah merasakan suatu
keinginan atau dorongan yang tidak dapat diterima atau menimbulkan keresahan, gelisan,
atau derita. Maka ia pun berusaha menjauhkan diri dari lingkup kesadaran atau
perasaannya. Akhirnya keinginan atau dorongan itu tertahan dalam alam bawah sadar.
Namun, sering orang itu mengekspresikan keinginan atau dorongan itu secara tidak sadar
atau dengan ucapan yang keliru. Atau, apakah orang-orang yang ada penyakit dalam
hatinya mengira bahwa Allah tidak akan menampakkan kedengkian mereka
14. 14
CARA MANUSIA MENGHADAPI PENDERITAAN
Manusia memiliki berbagai cara menghadapi penderitaan mulai dari berekspresi
dengan seni, meminta bantuan orang lain. Hingga manusia merasa mampu melewati
penderitaan tersebut. Selagi nyawa ada manusia tak akan pernah berhenti berjuang
mengatasi masalah.
1. Penderitaan dan perjuangan
Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan.
Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah
kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi
konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia,
melainkan juga menderita.karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap
hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi
kesulitan hidup.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup.
Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat
sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dan bahaya
dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian
manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan
yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh
orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain
atau masyarakat menderita.
2. Penderitaan, media masa dan seniman.
Beberapa sebab lain yang menimbulakn penderitaan manusia ialah kecelakaan,
bencana alam, bencana perang, dan lain-lain. Berita mengenai penderitaan manusia silih
berganti mengisi lembaran Koran, layar TV, pesawat, radio, dengan maksud supaya semua
orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian
dapat menggungah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Nyatanya tidak sedikit bantuan
dari para dermawan dan sukarelawan berupa material atau tenaga untuk meringankan
penderitaan dan penyelamatan mereka dari musibah ini. Bantuan-bantuan ini dilakukan
secara perserorangan ataupun melalui organisasi-organisasi social, kemudian dikirimkan
atau diantarkan langsung ke tempat-tempat kejadian dan tempat-tempat pengungsian.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-
peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat.
Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menetukan sikap antara
sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya
komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni sehingga para pembaca,
penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
15. 15
BAB IV. PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Dalam materi ini kita dapat mengetahui tentang apa itu penderitaan, kehidupan
manusia tidak akan datar pasti bergelombang maksudnya pasti ada yang
menyenangkan dan menyusahkan. Penderitaan juga memiliki hubungan yang sangat
erat dengan manusia, rasa sakit, siksaan menuntut manusia untuk bangkit menjadi
lebih baik. Namun, ada yang tidak kuat sehingga terjadi kekalutan mental. Apabila
manusia tidak mampu melewati sesuati dengan khaidah agama manusia akan
mendapat penderitaan di akhirat berupa penyiksaan di dalam neraka.
Dalam menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal yang berbeda
untuk menahan atau menyikapinya, ada yang menyikapinya dengan tindakan positif
dan negative, misalnya yang positif ia akan lebih berusaha agar tidak mendapatkan
penderitaan yang ia sudah alami bahkan bisa menjadikannya sebagai sebuah
peluang dalam melakukan sebuah inovasi baru, sedangkan yang negative ia akan
trauma dan membuat kondisi ia menjadi labil karena terlalu berlebihan menyikapi
penderitannya dan bahkan sampai ingin bunuh diri. Untuk itu kesehatan rohani
setiap orang harus dijaga agar terhindar dari kekalutan mental yang bisa merusak
psikis kita.
4.2 SARAN
Dalam menghadapi penderitaan sebaiknya tidak dihadapi dengan tergesa-gesa,
berpikirlah dulu baru bertindak, karena segala sesuatu perbuatan yang tergesa-gesa
biasanya mendatangkan hasil yang tidak diharapkan, bahkan seringkali bisa
menciptakan penderitaan yang baru.
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Sinaulan Jeffry H., Ilmu Budaya Dasar, Diktat Kuliah, Universitas Tama
Jagakarsa, Jakarta, 2011.
Manusia dan Penderitaan. WordPress. Available at :
http://exalute.wordpress.com/2009/03/29/manusia-dan-penderitaan/ ( accessed
November 25, 2012 ).
Pradopo D,dkk. Wajah Indonesia Dalam Sastra Indonesia : Puisi 1960-1980,
Yogyakarta : PPBSID; 1992.
Singgih Riyanto T.P. Proyeksi Astral Praktis, Yogyakarta : Media Pressindo;
2003.