SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
PENGANTAR KEMARITIMAN
ASPEK SOSIAL BUDAYA MARITIM
DOSEN PEMBIMBING : DEDY KURNIAWAN, S.Pi ,M.Si
`
RU
RUZANA
NIM : 140384204007
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
K02
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA MARITIM”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa,
penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan
maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin
menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana.
Penulis menyadari tanpa kerja sama antara dosen serta beberapa kerabat
memberi masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya makalah ini.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut di atas yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi
kelancaran penyusunan makalah.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai
pihak yang bersifat membangun.
Tanjung Pinang , 15 November 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................... i
Kata Pengantar........................................................................................ ii
Daftar Isi.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN …….......................................................... 3
2.1 Peradaban Maritim Di Indonesia................................................ 3
2.2 Sumber Daya Manusia................................................................ 5
2.3 Masyarakat Pesisir...................................................................... 7
BAB III PENUTUP............................................................................... 11
3.1 Kesimpulan............................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah 5,8 juta
km per segi dan panjang garis pantai 95.181 km, sudah sepatutnya Indonesia
memiliki strategi maritim yang baik. Hal tersebut mencakup aspek ekonomi,
sosial, budaya, politik, keamanan dan pertahanan.
Jika dipetakan di belahan bumi lain, luas wilayah Nusantara sama dengan jarak
antara Irak hingga Inggris (Timur-Barat) atau Jerman hingga Aljazair (Utara-
Selatan). Letaknya yang seksi, ditopang potensi sumber daya alam berlimpah,
membuat negara-negara yang berkepentingan tergoda menguasai kekayaan alam
bumi khatulistiwa. Tak heran, ancaman dan gangguan terus menerpa Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam mengatasi tantangan tersebut, seluruh komponen bangsa harus
segera membangkitkan maritime domain awareness, atau kesadaran lingkungan
maritim. Hal itu dibutuhkan karena bangsa Indonesia sekarang tidak lagi memiliki
budaya bahari. Sehingga, perlu dibangun kembali upaya penyadaran. Upaya ini
harus sampai pada penyadaran efektif terhadap segala sesuatu yang menyangkut
lingkungan maritim merupakan hal vital bagi keamanan, keselamatan, ekonomi
dan lingkungan hidup bangsa Indonesia, serta menunjang upaya menegakkan
harga diri bangsa.
Dari aspek kehidupan sosial dan budaya, sejarah menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia pada masa lalu memiliki pengaruh besar di wilayah Asia
Tenggara. Terutama melalui kekuatan maritim di bawah Kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Tak heran, wilayah laut Indonesia dengan luas dua pertiga Nusantara
diwarnai banyak pergumulan kehidupan di laut. Dalam catatan sejarah terekam
bukti-bukti bahwa nenek moyang bangsa Indonesia menguasai lautan besar.
Bahkan, mampu mengarungi samudra luas hingga ke pesisir Madagaskar, Afrika
Selatan.
1.2 Rumusan Masalah
 Bagaimana peradaban maritim di Indonesia?
 Bagaimana sumber daya manusia di Indonesia?
 Bagaimana masyarakat pesisir maritim di Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
 Untuk mengetahui peradaban maritim di Indonesia
 Untuk mengetahui sumber daya maritim di Indonesia
 Untuk mengetahui masyarakat pesisir maritim di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peradaban Maritim di Indonesia
Sejarah mencatat bangsa Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal
bercadik. Dengan alat navigasi seadanya, mereka telah mamapu berlayar ke utara,
lalu ke barat memotong lautan Hindia hingga Madagaskar dan berlanjut ke timur
hingga Pulau Paskah. Dengan kian ramainya arus pengangkutan komoditas
perdagangan melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara
yang bercorak maritim dan memiliki armada laut yang besar.
Memasuki masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara
adalah negara besar yang disegani di kawasan Asia, maupun di seluruh dunia.
Sebagai kerajaan maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M)
telah mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur
perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan sebagai
pangkalan kekuatan lautnya.
Tidak hanya itu, Ketangguhan maritim kita juga ditunjukkan oleh
Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan kekuatan
armada laut yang tidak ada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara
mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin
persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol
ke Asia Tenggara. Tahun 1284, ia menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke
timur.
Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit
(1293-1478). Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada,
Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan nusantara. Pengaruhnya
bahkan sampai ke negara-negara asing seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa
(Kamboja), Anam, India, Filipina, China.
Kilasan sejarah itu tentunya memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di
Nusantara dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain
karena, paradigma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim sebagai
bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik dan sosial.
Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat
diungkapkan ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya,
sejarah kekuatan maritim di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan
sentralnya berada di wilayah pesisir dan laut. Namun, banyak juga kerajaan yang
bediri dan hidup di wilayah pedalaman. Misalnya, Banten yang bisa berjaya selain
karena di dalamnya kuat, juga tidak terlepas dari kekuatan maritim.
Menurut Ali Akbar yang menjabat sebagai Ketua Kajian Pendirian
Museum Maritim, dahulu sistem religi yang dianut sebagian kerajaan tidak lepas
dengan gunung dan dewa. Bahkan, dewa tertinggi mereka percaya ada di
ketinggian, yaitu gunung-gunung. Kehidupan religi zaman dahulu sangat kuat.
Tapi, kemudian beberapa mausia menyadari, kehidupan itu bukan hanya religi,
harus ada interaksi dengan dunia luar.
Terdapat banyak bukti-bukti prasejarah di mana bangsa Indonesia adalah
bangsa yang hebat di dunia maritim. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
lukisan perahu di dalam gua di Sulawesi. Kehebatan pelaut-pelaut Indonesia
dibuktikan dengan adanya perubahan kebudayaan yang tadinya berorientasi pada
daratan kemudian memiliki kemampuan berlayar.
Menurut Ali, di saat pelaut Yunani dan China Selatan datang ke Indoneia
pada periode 3000 sebelum masehi atau 5000 tahun yang lalu dan pelaut Blanda
yang jago mengelola budaya maritim baru datang 400 tahun sesudah masehi,
bangsa Indonesia sudah lebih dahulu berlayar ke luar.
Kekuatan maritim bangsa Indonesia sejak dahulu sudah tidak diragukan lagi. Itu
dibuktikan dengan adanya pelabuhan dan syahbandar. Bisa dikatakan bahwa
karakter maritim bangsa Indonesia sudah kuat sejak dahulu sebelum kebudayaan
Eropa. Namun, nenek moyang bangsa Indonesia malas mencatat sejarah.
2.2 Sumber Daya Manusia
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam
berlimpah, bangsa Indonesia belum mapu memanfaatkan potensi yang
dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga
pelaut.
Krisis tenaga pelaut di Tanah Air hingga kini masih menjadi masalah
serius. Jumlah lulusan pendidikan tersebut belum seimbang dengan kebutuhan di
bidang pelayaran. Di sektor angkatan laut minim tenaga pelaut. Para lulusan
pelaut tingkat perwira hampir 75 persen memilih bekerja di kapal asing atau
berbendera asing ketimbang mengabdikan diri untuk perusahaan pelayaran
nasional dengan alasan yang masuk akal yakni penghasilan yang lebih besar.
Kondisi seperti ini, membuat miris dan menjadi perhatina penuh Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementrian Perhubungan.
Lima tahun kedepan, kebutuhan pelaut nasional mencapai 43.806 orang atau
8.600 orang setiap tahunnya, yang terdiri dari 18.774 pelaut kelas perwira dan
25.032 pelaut kelas dasar. Namus, suplai pelaut saat ini di Tanah Air baru
mencapai 3.000 orang per tahun karena kapasitasnya yang belum mencukupi.
Namun begitu, jumlah tersebut bisa segera bertambah dengan peningkatan jumlah
sekolah yang akan direalisasikan dua tahun mendatang.
Rendahnya SDM bangsa ini terjadi karena fokus pmbangunan pemerintah
masih berkiblat pada sektor darat atau agraris. Pemerintah tidak berupaya
mengubah arah pembangunan sesuai dengan kondisi geografis yang dimiliki
bangsa ini.
Berpijak pada sejarah bangsa Indonesia yang pernah berjaya di masa
kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menggambarkan bahwa masyarakat ini maju
sebagai negara maritim, bukan negara agraris. Selama ini kebudayaan Indonesia
di konsep dengan format kebudayaan agraris, yang cenderung terpaku pada alam,
kekuatan adikodrati, feodalistik, yang membagi masyarakat pada sastra-sastra
kekuasaan.
2.3 Masyarakat Pesisir
2.3.1 Pengertian Masyarakat
 Menurut PETER L. BERGER, masyarakat adalah suatu keseluruhan
kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang
kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian
yang membentuk suatu kesatuan.
 Menurut HAROLD J. LASKI Masyarakat adalah suatu kelompok manusia
yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-
keinginan mereka bersama.
Jadi dapat di simpulkan bahwa Masyarakat adalah sekelompok manusia yang
saling berinteraksi dan berhubungan serta memiliki nilai-nilai dan kepercayaan
yang kuat untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.
2.3.2 Pengertian Pesisir
 Menurut (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001), Pesisir merupakan daerah
pertemuan antara darat dan laut. ke arah darat meliputi bagian daratan,
baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut
seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke
arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses
alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar,
maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti
penggundulan hutan dan pencemaran.
Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-
sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas
yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir.
Secara teoritis, masyarakat pesisir didefinisikan sebagai masyarakat yang
tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumberdaya
wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir
memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi
sumberdaya pesisir dan lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir
dapat pula didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah
pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial
ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan.
2.3.3 Karakteristik Masyarakat Pesisir
 Penduduk dan Mata Pencaharian
 Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian di sektor pemanfaatan sumberdaya kelautan (marine resource
based). Tetapi, penduduk di Desa Margacinta Kecamatan Cijulang pada
tahun 2013 berpenduduk ± 3.168 jiwa, sekitar 50 % merupakan nelayan
sedangkan sisanya terdiri dari pedagang dan petani.
 Pola pemukiman dan kehidupan Sehari-hari
 Berdasarkan kondisi fisiknya, rumah di pesisir dibagi dalam tiga kategori.
 Rumah permanen (memenuhi syarat kesehatan)
 Rumah semi permanen (cukup memenuhi syarat kesehatan)
 Rumah non permanen (kurang atau tidak memenuhi syarat kesehatan)
 Sistem Kekerabatan
 Hubungan-hubungan sosial antar kerabat dalam masyarakat pesisir masih
cukup kuat. Perbedaan status sosial ekonomi yang mencolok antar kerabat
tidak dapat menjadi penghalang terciptanya hubungan sosial yang akrab di
antara mereka.
 Ekonomi Lokal
Sumber daya laut adalah potensi utama yang mengerakan kegiatan perekonomian
desa. Secara umum kegiatan perekonomian tinggi-rendahnya produktivitas
perikanan. Jika produktivitas tinggi, tingkat penghasilan nelayan akan meningkat
sehingga daya beli masyarakat yang semakin besar nelayan juga akan meningkat.
Sebaliknya, jika produktivitas rendah, tingkat penghasilannya nelayan akan
menurun sehingga tingkat daya beli masyarakat rendah. Kondisi demikian sangat
mempengaruhi kuat lemahnya kegiatan perekonomian desa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat
diungkapkan ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya,
sejarah kekuatan maritim di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan
sentralnya berada di wilayah pesisir dan laut. Namun, banyak juga kerajaan yang
bediri dan hidup di wilayah pedalaman.
2. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam
berlimpah, bangsa Indonesia belum mapu memanfaatkan potensi yang
dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) di bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga
pelaut.
3. Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-
sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas
yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir.
DAFTAR PUSTAKA
Burger, D.H. 1980. Sejarah sosiologis-ekonomis Indonesia. Jakarta:
Prajnyaparamita.
Koentjaraningrat. 1969. Rintangan-rintangan mental dalam pembangunan
ekonomi di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Wertheim, W.F. 1959. Indonesian society in transition. 2nd rev., ed.,The Hague
and Bandung.

More Related Content

What's hot

Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Kemaritiman Indonesia
Kemaritiman IndonesiaKemaritiman Indonesia
Kemaritiman Indonesiaadinsaputra1
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautSiti Sahati
 
Sejarah maritim-indonesia
Sejarah maritim-indonesiaSejarah maritim-indonesia
Sejarah maritim-indonesiareskydc
 
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13MuhammadAmarRahman
 
Wawasan kemaritiman - Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Wawasan kemaritiman - Ilmu Pengetahuan dan TeknologiWawasan kemaritiman - Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Wawasan kemaritiman - Ilmu Pengetahuan dan TeknologiIda Bagus Anom Sanjaya
 
Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim Amrah Amrah
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangYasinta Surya
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiCici Cweety
 
Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004dikiiiey
 
Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan NusantaraAspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantarabulan purnama
 
Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruMarliena An
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...idasilfia
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Syaiful Ahdan
 
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMImplementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMKartic Muna
 

What's hot (20)

Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Kemaritiman Indonesia
Kemaritiman IndonesiaKemaritiman Indonesia
Kemaritiman Indonesia
 
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
 
Sejarah maritim-indonesia
Sejarah maritim-indonesiaSejarah maritim-indonesia
Sejarah maritim-indonesia
 
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1  Kurikulum K13
Buku Siswa Kelas 11 Seni Budaya Semester 1 Kurikulum K13
 
Wawasan kemaritiman - Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Wawasan kemaritiman - Ilmu Pengetahuan dan TeknologiWawasan kemaritiman - Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Wawasan kemaritiman - Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
 
Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim Wawasan sosial budaya maritim
Wawasan sosial budaya maritim
 
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentangLaporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
Laporan praktikum peristiwa osmosis pada kentang
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap Globalisasi
 
Contoh jurnal
Contoh jurnalContoh jurnal
Contoh jurnal
 
DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...
DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...
DRAF PROPOSAL MAKRAB HIMPUNAN MAHASISWA HOSPITALITY SEKOLAH TINGGI PARIWISATA...
 
Contoh proposal bazar
Contoh proposal bazarContoh proposal bazar
Contoh proposal bazar
 
Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004Makalah tsunami aceh 2004
Makalah tsunami aceh 2004
 
Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan NusantaraAspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
Aspek Trigatra dan Pancagatra dalam Wawasan Nusantara
 
Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baru
 
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...Dinamika historis konstitusional, sosial   politik, kultural, serta konteks k...
Dinamika historis konstitusional, sosial politik, kultural, serta konteks k...
 
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
Bab ii esensi dan urgensi identitas nasional sebagai salah satu determinan pe...
 
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAMImplementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
Implementasi pancasila dalam bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM
 
Laporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologiLaporan praktikum ikhtiologi
Laporan praktikum ikhtiologi
 
Batas wilayah
Batas wilayahBatas wilayah
Batas wilayah
 

Viewers also liked

Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOPpt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOhapsah farmasi
 
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesiaFakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesiaSofhy Haizyahdrii
 
Paradigma Pembangunan SDM
Paradigma Pembangunan SDM Paradigma Pembangunan SDM
Paradigma Pembangunan SDM Dadang Solihin
 
Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3Dewianty Madu
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamRohman Efendi
 
Efek dan Sistem Komunikasi Massa
Efek dan Sistem Komunikasi MassaEfek dan Sistem Komunikasi Massa
Efek dan Sistem Komunikasi MassaIrwan Dujour
 
wawasan kemaritiman Transportasi laut
wawasan kemaritiman Transportasi  lautwawasan kemaritiman Transportasi  laut
wawasan kemaritiman Transportasi lautIsfan Isfan
 
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Ruslin Ully
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhdvolcart
 
Membangun Indonesia Sebagai Negara Maritim - Rokhmin Dahuri
Membangun Indonesia Sebagai Negara Maritim - Rokhmin DahuriMembangun Indonesia Sebagai Negara Maritim - Rokhmin Dahuri
Membangun Indonesia Sebagai Negara Maritim - Rokhmin DahuriMudrikan Nacong
 
Negara maritim dan kelembagaan kelautan
Negara maritim dan kelembagaan kelautanNegara maritim dan kelembagaan kelautan
Negara maritim dan kelembagaan kelautanSunoto Mes
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANcindyanggrainy
 
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITASKEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITASSekar Lukinanti
 
Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2iin nafisa
 

Viewers also liked (20)

Wawasan Kemaritiman
Wawasan KemaritimanWawasan Kemaritiman
Wawasan Kemaritiman
 
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHOPpt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
Ppt wawasan kemaritiman kelompok 1B Kelas farmasi A 2015 UHO
 
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesiaFakta dan sejarah kemaritiman indonesia
Fakta dan sejarah kemaritiman indonesia
 
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan MaritimPoros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
 
Paradigma Pembangunan SDM
Paradigma Pembangunan SDM Paradigma Pembangunan SDM
Paradigma Pembangunan SDM
 
Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3Wawasan kemaritiman kelompok 3
Wawasan kemaritiman kelompok 3
 
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islamMateri soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
Materi soal dan jawaban mata kuliah sejarah peradaban islam
 
4 BAB II ekonomi maritim
4 BAB II ekonomi maritim4 BAB II ekonomi maritim
4 BAB II ekonomi maritim
 
3 BAB I sosial budaya
3 BAB  I sosial budaya3 BAB  I sosial budaya
3 BAB I sosial budaya
 
Efek dan Sistem Komunikasi Massa
Efek dan Sistem Komunikasi MassaEfek dan Sistem Komunikasi Massa
Efek dan Sistem Komunikasi Massa
 
wawasan kemaritiman Transportasi laut
wawasan kemaritiman Transportasi  lautwawasan kemaritiman Transportasi  laut
wawasan kemaritiman Transportasi laut
 
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisirMakalah pemberdayaan masyarakat pesisir
Makalah pemberdayaan masyarakat pesisir
 
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
Makalah kemaritiman nelayan sulawesi tenggara ruslin_b1_c1 13 143
 
makalah teori akuntansi
makalah teori akuntansimakalah teori akuntansi
makalah teori akuntansi
 
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
1.presentasi wawasan kemaritimangdhd
 
Membangun Indonesia Sebagai Negara Maritim - Rokhmin Dahuri
Membangun Indonesia Sebagai Negara Maritim - Rokhmin DahuriMembangun Indonesia Sebagai Negara Maritim - Rokhmin Dahuri
Membangun Indonesia Sebagai Negara Maritim - Rokhmin Dahuri
 
Negara maritim dan kelembagaan kelautan
Negara maritim dan kelembagaan kelautanNegara maritim dan kelembagaan kelautan
Negara maritim dan kelembagaan kelautan
 
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYANKEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT MELAYU PESISIR DAN NELAYAN
 
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITASKEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
KEARIFAN LOKAL DAN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
 
Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2Ppt geo kearifan 2
Ppt geo kearifan 2
 

Similar to Aspek sosial dan budaya maritim

Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayahildaayu5
 
wawasan sosial budaya
 wawasan sosial budaya wawasan sosial budaya
wawasan sosial budayaSandhyAjaa
 
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoMudrikan Nacong
 
Pidato-LXIOTKP2.doc
Pidato-LXIOTKP2.docPidato-LXIOTKP2.doc
Pidato-LXIOTKP2.docMrsYura
 
Benua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.pptBenua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.pptAzh'rulk Amard
 
Posisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxPosisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxritazahara21
 
Posisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxPosisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxDadangsaputra
 
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptxBAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptxMatthewAnggara
 
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim DuniaPosisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim DuniaQobusAbid
 
Gambaran umum kemaritiman
Gambaran umum kemaritimanGambaran umum kemaritiman
Gambaran umum kemaritimanjoeibaehaki
 
WAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANWAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANharjunode
 
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air IndonesiaStrategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesiaviperantodwi
 
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docxTHONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docxrigoibnhamzah
 
'islam dan proses integrasi'
'islam dan proses integrasi''islam dan proses integrasi'
'islam dan proses integrasi'Diennisa Thahira
 
2 sekapur sirih & daftar isi
2 sekapur sirih & daftar isi2 sekapur sirih & daftar isi
2 sekapur sirih & daftar isiAzlan Abdurrahman
 

Similar to Aspek sosial dan budaya maritim (20)

Makalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budayaMakalah wawasan sosial budaya
Makalah wawasan sosial budaya
 
wawasan sosial budaya
 wawasan sosial budaya wawasan sosial budaya
wawasan sosial budaya
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri SulistiyonoBantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
Bantaeng Paradigma Maritim - Singgih Tri Sulistiyono
 
Pidato-LXIOTKP2.doc
Pidato-LXIOTKP2.docPidato-LXIOTKP2.doc
Pidato-LXIOTKP2.doc
 
Meyka makalh
Meyka makalhMeyka makalh
Meyka makalh
 
Benua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.pptBenua maritim indonesia.ppt
Benua maritim indonesia.ppt
 
11 SMA - Maritim.pptx
11 SMA - Maritim.pptx11 SMA - Maritim.pptx
11 SMA - Maritim.pptx
 
Posisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxPosisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptx
 
PPT GEOGRAFI FINAL.pptx
PPT GEOGRAFI FINAL.pptxPPT GEOGRAFI FINAL.pptx
PPT GEOGRAFI FINAL.pptx
 
Posisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxPosisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptx
 
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptxBAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
BAB 1 INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA.pptx
 
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim DuniaPosisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
Posisi Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia
 
Gambaran umum kemaritiman
Gambaran umum kemaritimanGambaran umum kemaritiman
Gambaran umum kemaritiman
 
WAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMANWAWASAN KEMARITIMAN
WAWASAN KEMARITIMAN
 
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air IndonesiaStrategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
Strategi Jitu Penggalakan Kelautan dan Perikanan Tanah Air Indonesia
 
11 bab ix strategi maritim
11 bab ix strategi maritim11 bab ix strategi maritim
11 bab ix strategi maritim
 
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docxTHONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
THONGIN FANGIN THJITJHONG UNGKAPAN PEMERSATU TIONGHOA DAN MELAYU BANGKA.docx
 
'islam dan proses integrasi'
'islam dan proses integrasi''islam dan proses integrasi'
'islam dan proses integrasi'
 
2 sekapur sirih & daftar isi
2 sekapur sirih & daftar isi2 sekapur sirih & daftar isi
2 sekapur sirih & daftar isi
 

Aspek sosial dan budaya maritim

  • 1. PENGANTAR KEMARITIMAN ASPEK SOSIAL BUDAYA MARITIM DOSEN PEMBIMBING : DEDY KURNIAWAN, S.Pi ,M.Si ` RU RUZANA NIM : 140384204007 PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI K02 2014
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ASPEK SOSIAL DAN BUDAYA MARITIM”.
  • 3. Dalam penyusunan makalah ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi tekhnik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah meskipun tersusun sangat sederhana. Penulis menyadari tanpa kerja sama antara dosen serta beberapa kerabat memberi masukan yang bermanfaat bagi penulis demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut di atas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran penyusunan makalah. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat membangun. Tanjung Pinang , 15 November 2014 Penyusun DAFTAR ISI Halaman Judul.......................................................................................... i Kata Pengantar........................................................................................ ii
  • 4. Daftar Isi.................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1 1.1 Latar Belakang........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2 1.3 Tujuan Penulisan......................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN …….......................................................... 3 2.1 Peradaban Maritim Di Indonesia................................................ 3 2.2 Sumber Daya Manusia................................................................ 5 2.3 Masyarakat Pesisir...................................................................... 7 BAB III PENUTUP............................................................................... 11 3.1 Kesimpulan............................................................................... 11 DAFTAR PUSTAKA............................................................................ iv BAB I PENDAHULUAN
  • 5. 1.1 Latar Belakang Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, dengan luas wilayah 5,8 juta km per segi dan panjang garis pantai 95.181 km, sudah sepatutnya Indonesia memiliki strategi maritim yang baik. Hal tersebut mencakup aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, keamanan dan pertahanan. Jika dipetakan di belahan bumi lain, luas wilayah Nusantara sama dengan jarak antara Irak hingga Inggris (Timur-Barat) atau Jerman hingga Aljazair (Utara- Selatan). Letaknya yang seksi, ditopang potensi sumber daya alam berlimpah, membuat negara-negara yang berkepentingan tergoda menguasai kekayaan alam bumi khatulistiwa. Tak heran, ancaman dan gangguan terus menerpa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam mengatasi tantangan tersebut, seluruh komponen bangsa harus segera membangkitkan maritime domain awareness, atau kesadaran lingkungan maritim. Hal itu dibutuhkan karena bangsa Indonesia sekarang tidak lagi memiliki budaya bahari. Sehingga, perlu dibangun kembali upaya penyadaran. Upaya ini harus sampai pada penyadaran efektif terhadap segala sesuatu yang menyangkut lingkungan maritim merupakan hal vital bagi keamanan, keselamatan, ekonomi dan lingkungan hidup bangsa Indonesia, serta menunjang upaya menegakkan harga diri bangsa. Dari aspek kehidupan sosial dan budaya, sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia pada masa lalu memiliki pengaruh besar di wilayah Asia Tenggara. Terutama melalui kekuatan maritim di bawah Kerajaan Sriwijaya dan
  • 6. Majapahit. Tak heran, wilayah laut Indonesia dengan luas dua pertiga Nusantara diwarnai banyak pergumulan kehidupan di laut. Dalam catatan sejarah terekam bukti-bukti bahwa nenek moyang bangsa Indonesia menguasai lautan besar. Bahkan, mampu mengarungi samudra luas hingga ke pesisir Madagaskar, Afrika Selatan. 1.2 Rumusan Masalah  Bagaimana peradaban maritim di Indonesia?  Bagaimana sumber daya manusia di Indonesia?  Bagaimana masyarakat pesisir maritim di Indonesia? 1.3 Tujuan Penulisan  Untuk mengetahui peradaban maritim di Indonesia  Untuk mengetahui sumber daya maritim di Indonesia  Untuk mengetahui masyarakat pesisir maritim di Indonesia BAB II PEMBAHASAN 2.1 Peradaban Maritim di Indonesia
  • 7. Sejarah mencatat bangsa Indonesia telah berlayar jauh dengan kapal bercadik. Dengan alat navigasi seadanya, mereka telah mamapu berlayar ke utara, lalu ke barat memotong lautan Hindia hingga Madagaskar dan berlanjut ke timur hingga Pulau Paskah. Dengan kian ramainya arus pengangkutan komoditas perdagangan melalui laut, mendorong munculnya kerajaan-kerajaan di Nusantara yang bercorak maritim dan memiliki armada laut yang besar. Memasuki masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara adalah negara besar yang disegani di kawasan Asia, maupun di seluruh dunia. Sebagai kerajaan maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M) telah mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan sebagai pangkalan kekuatan lautnya. Tidak hanya itu, Ketangguhan maritim kita juga ditunjukkan oleh Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan kekuatan armada laut yang tidak ada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara. Tahun 1284, ia menaklukkan Bali dalam ekspedisi laut ke timur. Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit (1293-1478). Di bawah Raden Wijaya, Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada, Majapahit berhasil menguasai dan mempersatukan nusantara. Pengaruhnya
  • 8. bahkan sampai ke negara-negara asing seperti Siam, Ayuthia, Lagor, Campa (Kamboja), Anam, India, Filipina, China. Kilasan sejarah itu tentunya memberi gambaran, betapa kerajaan-kerajaan di Nusantara dulu mampu menyatukan wilayah nusantara dan disegani bangsa lain karena, paradigma masyarakatnya yang mampu menciptakan visi Maritim sebagai bagian utama dari kemajuan budaya, ekonomi, politik dan sosial. Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat diungkapkan ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya, sejarah kekuatan maritim di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan sentralnya berada di wilayah pesisir dan laut. Namun, banyak juga kerajaan yang bediri dan hidup di wilayah pedalaman. Misalnya, Banten yang bisa berjaya selain karena di dalamnya kuat, juga tidak terlepas dari kekuatan maritim. Menurut Ali Akbar yang menjabat sebagai Ketua Kajian Pendirian Museum Maritim, dahulu sistem religi yang dianut sebagian kerajaan tidak lepas dengan gunung dan dewa. Bahkan, dewa tertinggi mereka percaya ada di ketinggian, yaitu gunung-gunung. Kehidupan religi zaman dahulu sangat kuat. Tapi, kemudian beberapa mausia menyadari, kehidupan itu bukan hanya religi, harus ada interaksi dengan dunia luar. Terdapat banyak bukti-bukti prasejarah di mana bangsa Indonesia adalah bangsa yang hebat di dunia maritim. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya lukisan perahu di dalam gua di Sulawesi. Kehebatan pelaut-pelaut Indonesia
  • 9. dibuktikan dengan adanya perubahan kebudayaan yang tadinya berorientasi pada daratan kemudian memiliki kemampuan berlayar. Menurut Ali, di saat pelaut Yunani dan China Selatan datang ke Indoneia pada periode 3000 sebelum masehi atau 5000 tahun yang lalu dan pelaut Blanda yang jago mengelola budaya maritim baru datang 400 tahun sesudah masehi, bangsa Indonesia sudah lebih dahulu berlayar ke luar. Kekuatan maritim bangsa Indonesia sejak dahulu sudah tidak diragukan lagi. Itu dibuktikan dengan adanya pelabuhan dan syahbandar. Bisa dikatakan bahwa karakter maritim bangsa Indonesia sudah kuat sejak dahulu sebelum kebudayaan Eropa. Namun, nenek moyang bangsa Indonesia malas mencatat sejarah. 2.2 Sumber Daya Manusia Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam berlimpah, bangsa Indonesia belum mapu memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga pelaut. Krisis tenaga pelaut di Tanah Air hingga kini masih menjadi masalah serius. Jumlah lulusan pendidikan tersebut belum seimbang dengan kebutuhan di bidang pelayaran. Di sektor angkatan laut minim tenaga pelaut. Para lulusan pelaut tingkat perwira hampir 75 persen memilih bekerja di kapal asing atau berbendera asing ketimbang mengabdikan diri untuk perusahaan pelayaran nasional dengan alasan yang masuk akal yakni penghasilan yang lebih besar.
  • 10. Kondisi seperti ini, membuat miris dan menjadi perhatina penuh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementrian Perhubungan. Lima tahun kedepan, kebutuhan pelaut nasional mencapai 43.806 orang atau 8.600 orang setiap tahunnya, yang terdiri dari 18.774 pelaut kelas perwira dan 25.032 pelaut kelas dasar. Namus, suplai pelaut saat ini di Tanah Air baru mencapai 3.000 orang per tahun karena kapasitasnya yang belum mencukupi. Namun begitu, jumlah tersebut bisa segera bertambah dengan peningkatan jumlah sekolah yang akan direalisasikan dua tahun mendatang. Rendahnya SDM bangsa ini terjadi karena fokus pmbangunan pemerintah masih berkiblat pada sektor darat atau agraris. Pemerintah tidak berupaya mengubah arah pembangunan sesuai dengan kondisi geografis yang dimiliki bangsa ini. Berpijak pada sejarah bangsa Indonesia yang pernah berjaya di masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit menggambarkan bahwa masyarakat ini maju sebagai negara maritim, bukan negara agraris. Selama ini kebudayaan Indonesia di konsep dengan format kebudayaan agraris, yang cenderung terpaku pada alam, kekuatan adikodrati, feodalistik, yang membagi masyarakat pada sastra-sastra kekuasaan. 2.3 Masyarakat Pesisir 2.3.1 Pengertian Masyarakat
  • 11.  Menurut PETER L. BERGER, masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu kesatuan.  Menurut HAROLD J. LASKI Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan- keinginan mereka bersama. Jadi dapat di simpulkan bahwa Masyarakat adalah sekelompok manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan serta memiliki nilai-nilai dan kepercayaan yang kuat untuk mencapai tujuan dalam hidupnya. 2.3.2 Pengertian Pesisir  Menurut (Soegiarto, 1976; Dahuri et al, 2001), Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut. ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
  • 12. Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama- sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir. Secara teoritis, masyarakat pesisir didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal dan melakukan aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan. Dengan demikian, secara sempit masyarakat pesisir memiliki ketergantungan yang cukup tinggi dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan. Namun demikian, secara luas masyarakat pesisir dapat pula didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara spasial di wilayah pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas sosial ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumberdaya pesisir dan lautan. 2.3.3 Karakteristik Masyarakat Pesisir  Penduduk dan Mata Pencaharian  Masyarakat pesisir pada umumnya sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pemanfaatan sumberdaya kelautan (marine resource based). Tetapi, penduduk di Desa Margacinta Kecamatan Cijulang pada tahun 2013 berpenduduk ± 3.168 jiwa, sekitar 50 % merupakan nelayan sedangkan sisanya terdiri dari pedagang dan petani.  Pola pemukiman dan kehidupan Sehari-hari  Berdasarkan kondisi fisiknya, rumah di pesisir dibagi dalam tiga kategori.  Rumah permanen (memenuhi syarat kesehatan)
  • 13.  Rumah semi permanen (cukup memenuhi syarat kesehatan)  Rumah non permanen (kurang atau tidak memenuhi syarat kesehatan)  Sistem Kekerabatan  Hubungan-hubungan sosial antar kerabat dalam masyarakat pesisir masih cukup kuat. Perbedaan status sosial ekonomi yang mencolok antar kerabat tidak dapat menjadi penghalang terciptanya hubungan sosial yang akrab di antara mereka.  Ekonomi Lokal Sumber daya laut adalah potensi utama yang mengerakan kegiatan perekonomian desa. Secara umum kegiatan perekonomian tinggi-rendahnya produktivitas perikanan. Jika produktivitas tinggi, tingkat penghasilan nelayan akan meningkat sehingga daya beli masyarakat yang semakin besar nelayan juga akan meningkat. Sebaliknya, jika produktivitas rendah, tingkat penghasilannya nelayan akan menurun sehingga tingkat daya beli masyarakat rendah. Kondisi demikian sangat mempengaruhi kuat lemahnya kegiatan perekonomian desa. BAB III PENUTUP
  • 14. 3.1 Kesimpulan 1. Bukti kebesaran bangsa Indonesia sebagai negara maritim yang kuat diungkapkan ahli sejarah dari Universitas Indonesia, Ali Akbar. Menurutnya, sejarah kekuatan maritim di Tanah Air sudah ada sejak zaman dahulu, dan sentralnya berada di wilayah pesisir dan laut. Namun, banyak juga kerajaan yang bediri dan hidup di wilayah pedalaman. 2. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam berlimpah, bangsa Indonesia belum mapu memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Kondisi ini terjadi karena rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang maritim. Salah satunya, Indonesia masih kekurangan tenaga pelaut. 3. Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama- sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber daya pesisir. DAFTAR PUSTAKA
  • 15. Burger, D.H. 1980. Sejarah sosiologis-ekonomis Indonesia. Jakarta: Prajnyaparamita. Koentjaraningrat. 1969. Rintangan-rintangan mental dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia. Wertheim, W.F. 1959. Indonesian society in transition. 2nd rev., ed.,The Hague and Bandung.