Teks tersebut membahas tentang pengertian, peran, dan fungsi kurikulum dalam pendidikan. Secara singkat, kurikulum didefinisikan sebagai rencana pembelajaran yang dirancang untuk memandu proses belajar mengajar agar tujuan pendidikan dapat tercapai. Kurikulum berperan untuk mentransmisikan nilai-nilai budaya, mengevaluasi unsur kebudayaan, dan menciptakan hal-hal baru sesuai kebutuhan masyarakat. Fungsiny
1. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 1
PENGERTIAN, PERAN DAN FUNGSI KURIKULUM
Absari Ibrahim*Irni Abdullah**Mayawi
E-mail: Airins@hotmail.com, IrniAbdullah96@gmail.com,
mayawi_karim@ymail.com,
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Khairun Ternate
Tahun 2015
ABSTRAKSI
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum
di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan
kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurkulum. Pada penulisan
ini akan dibahas mengenai dasar-dasar kurikulum yang berkenaan dengan konsep, istilah,
tujuan, peranan dan fungsi kurikulum serta permasalahan yang terkait dalam implementasi
kurikulum khususnya K13.
Kata Kunci: Pengertian, Tujuan, Fungsi, Peranan, Implementasi Kurikulum.
PENDAHULUAN
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di
sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti
pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat dan pihak siswa itu sendiri.
Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi
penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan,
dan fungsi diagnostik.
Adapun pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam
sistem pendidikan nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang krusial dalam
merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun non formal , sehingga gambaran
sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain, sistem
kurikulum pada hakikatnya adalah sistem pendidikan itu sendiri. Untuk itu penguasaan
terhadap konsep dasar kurikulum sangat penting khususnya dalam pengimplementasian guna
mencapai tujuan-tujuan pendidikan itu sendiri.
2. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 2
PEMBAHASAN
Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni curriculum yang mempunyai
pengertian a running course atau sebuah perjalanan mata pelajaran. Berdasarkan hal ini,
istilah kurikulum kemudian diadaptasikan kedalam dunia pendidikan dan diartikan sebagai
sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir
program demi memperoleh ijazah.
Kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran dan program pendidikan yang
bersifat menyeluruh yang disusun dengan berbagai landasan dan rekonstruksi pengetahuan
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman untuk mencapai tujuan-tujuan dalam pendidikan.
Adapun S Nasution, dikutip oleh Asep Jihad (2008: 2) mendefinisikan kurikulum
adalah suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar dibawah
bimbingan dan tanggung jawab sekolah. Selanjutnya Saylon J. Galen dan William N.
Alexander yang dikutip Asep Jihad (2008: 1) mendefinisikan kurikulum adalah keseluruhan
usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung di kelas, dihalaman maupun
luar sekolah. Pendapat ini mengemukakan tafsiran kurikulum dalam arti luas, dimana
kurikulum tidak hanya terdiri atas mata pelajaran (courses), tetapi meliputi semua kegiatan
dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah. Sesuai dengan pendapat ini, berbagai
kegiatan di luar kelas (yang dikenal dengan ekstrakurikulum) sudah tercakup dalam
pengertian kurikulum. Oleh karena itu tidak ada pemisah antara intra dan ektstrakurikulum.
Menurut Ralp Tyler (1949), mendefinisikan kurikulum adalah semua pelajaran-
pelajaran murid yang direncanakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai tujuan-
tujuan pendidikannya (Asep Jihad, 2008: 1). Berdasarkan pengertian tersebut, Inti dari
kurikulum menurut Tyler (1949) adalah suatu jawaban secara menyeluruh terhadap beberapa
pertanyaan berikut ini: 1) Tujuan-tujuan apa dan maksud-maksud apa yang hendak dicapai
oleh sekolah? 2) Kesempatan-kesempatan belajar apa yang dipilih agar terjadi perubahan
tingkah laku sesuai dengan harapan? 3) Bagaimana unsur-unsur belajar disusun? 4)
Bagaimana penilaian untuk mengetahui keberhasilannya? Jika keempat jawaban pertanyaan
itu telah terjawab, itulah yang dimaksud dengan kurikulum (Yuli Kwartolo 2002: 107).
Selanjutnya dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi kurikulum adalah seperangkat rencana dan
3. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 3
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dengan kata lain, kurikulum dapat diartikan sebagai program pengajaran suatu jenjang
pendidikan. Dari definisi-definisi diatas dapat dirumuskan bahwa kurikulum merupakan
kegiatan dan pengalaman belajar yang dirumuskan, direncanakan, dan diorganisir untuk
dilakukan dan dialami oleh anak didik baik di dalam maupun di luar sekolah agar dapat
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan isinya kurikulum dipandang sebagai kurikulum tradisional dan
kurikulum modern. Secara tradisional kurikulum diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diajarkan, seperti: silabus dan program pengajaran suatu mata
pelajaran. Sejalan dengan hal ini, Menurut A. Glatthom (1987) yang dikutip oleh Asep Jihad,
mengemukakan kurikulum ialah rencana yang dibuat untuk membimbing dalam belajar
disekolah, yang biasanya meliputi dokumen, level secara umum, dan aktualisasi dari rencana-
rencana itu dikelas, sebagai pengalaman murid, yang telah dicatat dan ditulis oleh seorang
ahli pengalaman tesebut ditempatkan dalam lingkungan belajar yang juga mempengaruhi apa
yang dipelajari (Asep Jihad 2008: 3).
Dalam pandangan modern, kurikulum tidaklah terbatas atau rencana tertulis. Isi dari
dokumen atau rencana tertulis tersebut (kurikulum) adalah pernyataan mengenai kualitas
pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu keterlibatan dan pengalaman
belajar dalam pengimplementasian kurikulum, kualitas output peseta didik, kualitas
bahan/konten pendidikan yang harus diikuti atau dipelajari oleh mahasiswa, kualitas proses
pendidikan yang harus dialami oleh peserta didik. Kurikulum dalam bentuk dokumen ini
merupakan fokus utama dalam setiap proses pengembangan kurikulum karena ia
mengambarkan ide (pemikiran) para pengambil keputusan dan dasar bagi pengembangan dan
penyempurnaan kurikulum selanjutnya.
Realisasi dari kurikulum berbentuk dokumen tertulis ini adalah
pengimplementasiannya pada suatu lembaga pendidikan berupa pengalaman belajar yang
dialami peserta didik seperti yang direncanakan secara tertulis yang dikembangkan oleh
pendidik atau guru itu sendiri didalam kelas maupun diluar kelas. Sehingga, jika pengalaman
belajar ini menyimpang dari rencana tertulis, maka hasil belajar yang diperoleh peserta didik
tidak dapat dikatakan sebagai hasil dari kurikulum.
Adanya rancangan atau kurikulum formal dan tertulis merupakan ciri utama
pendidikan disekolah. Dengan kata lain, kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan
4. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 4
di sekolah. Jika kurikulum merupakan syarat mutlak, hal itu berarti bahwa kurikulum
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Menurut
Mauritz Johnson (Nana Syaodih Sukmadinata, 1988:4), kurikulum “prescribes (or at least
anticipates) the result of instruction”. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas
pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Namun demikian kurikulum bukanlah
segala-galanya, artinya tercapainya tujuan pendidikan bukan sepenuhnya dari kurikulum itu
sendiri, karena kurikulum yang baik jika dipegang oleh guru yang tidak baik maka hasilnya
tidak akan baik, pendidik (guru) juga menentukan berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan disekolah.
Tujuan Kurikulum
Tujuan pendidikan nasional secara eksplisit dapat dijabarkan sebagai upaya
membentuk manusia yang mempunyai sifat; (1) cerdas, (2) iman dan taqwa, (3) berbudi
pekerti luhur, (4) berpengetahuan dan keterampilan, (5) sehat jasmani dan rohani, (6)
berkepribadian mantap dan mandiri, (7) dan bertanggung jawab. Berbagai karakteristik
tersebut masih bersifat universal, dan perlu diterjemahkan kedalam rumusan yang operasional
dan terkait dengan perkembangan masyarakat Indonesia. Wujud nyata dari setiap
karakteristik tersebut akan berbeda dalam suatu tingkat perkembangan masyarakat dan
tingkat pendidikan. Karena itu dalam menterjemahkan karakteristik tersebut kedalam
rumusan wujud kemampuan, nilai, dan sikap yang dapat dijadikan rujukan dalam proses
perencanaan kurikulum perlu dipahami tingkat dan arah perkembangan masyarakat
Indonesia.
Dalam era globalisasi ini memiliki maknanya adalah berlakunya berbagai ukuran dan
aturan internasional dalam segala bidang kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya,
ilmu pengetahuan dan tehnologi, komunikasi/transportasi bahkan kehidupan keagamaan.
Adapun yang perlu kita wujudkan di Indonesia dapatlah kiranya kita sampai kepada
identifikasi kemampuan, nilai dan sikap yang perlu dikuasai dan dimiliki manusia terdidik
Indonesia yaitu:
1. Memiliki kemampuan, nilai dan sikap yang memungkinkannya berpartisipasi secara aktif
dan cerdas dalam proses politik;
2. Memiliki kemampuan, etos kerja, dan disiplin kerja yang memungkinkannya dapat secara
aktif dan produktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ekonomi;
5. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 5
3. Memiliki kemampuan dan sikap ilmiah untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui kemampuan penelitian dan pengembangan,
4. Memiliki kepribadian yang mantap, berkarakter dan bermoral, serta berakhlak mulia.
(Soejarto 2004: 94)
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sariono (2013: 2) dimana kurikulum
menyiapkan peserta didik dalam menghadapi tantangan-tantangan dimasa depan. Kurikulum
tidak cukup hanya dengan mengarahkan peserta didik pada penguasaan materi pembelajaran
(content oriented) saja, tetapi perlu dikembangkan dengan berorientasi kepada kehidupan
peserta didik dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peranan Kurikulum
Sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis, kurikulum
mengemban peranan yang sangat penting bagi pendidikan siswa. Apabila dianalisis sifat dari
masyarakat dan kebudayaan, dengan sekolah sebagai institusi sosial dalam melaksanakan
operasinya, maka dapat ditentukan paling tidak tiga peranan kurikulum yang sangat penting,
yakni peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif dan peranan kreatif. Ketiga peranan
inni sangat penting dan perlu dilaksanakan secara seimbang.
Peranan konservatif, salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan
dan menafsirkan warisan sosial pada generasi muda. Hal ini menekankan bahwa kurikulum
itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentrasmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu
yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda. Dengan demikian,
sekolah sebagai suatu lembaga sosial dapat memengaruhi dan membina tingkah laku siswa
sesuai dengan berbagai nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan
pendidikan sebagai suatu proses sosial. Dalam mentransmisikan dan menafsirkan warisan
sosial pada generasi muda, disinilah peran seorang guru. Keberhasilan implementasi
kurikulum bergantung pada kemampuan seorang guru, karena guru adalah perencana,
pelaksana, dan pengemban kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun guru tidak mencetuskan
sendiri konsep-konsep kurikulum, gurulah penerjemah dari pusat. Gurulah yang mengolah,
meramu kembali kurikulum sehingga peranan guru sangat penting dalam kemajuan
pendidikan dalam hal ini metransmisikan nilai-nilai warisan social terhadap generasi muda.
Peranan Kritis atau Evaluatif, Kebudayaan senantiasa berubah dan bertambah.
Sekolah tidak hanya mewariskan kebudayaan yang ada, melaikan juga mnilai dan memilih
berbagai unsur kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif
berpartisipasi dalam kontrol sosial dan membri penekanan pada unsur berpikir kritis. Niai-
6. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 6
nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dimasa mendatang dihilangkan, serta
diadaka modifikasi atau perbaikan. Dengan deikian, kurikulum harus merupakan pilihan yang
tepat atas dasar kriteria tertentu.
Peranan Kreatif, Kurikulum berperan dalam melakukan berbagai kegiatan kreatif
dan konstruktif, dalam artian menciptakan dan menyusun suatu hal yang baru sesuai dengan
kebutuhan masyarakat di masa sekarang dan masa mndatang. Untuk membantu setiap
individu dalam mengembangkan semua poteni yang ada padanya, maka kurikulum
menciptakan pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan, dan keterampilan yang baru,
yang memberikan manfaat bagi mayarakat.
Ketiga peran kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau dengan kata
lain terdapat keharmonisan iantara ketinganya. Dengan demikian, kurikulum dapat memenuhi
tuntutan waktu dan keadaan dalam mebawa siswa menuju kebudayaan masa depan.
Fungsi Kurikulum
Disamping memiliki peranan, kurikulum juga mengemban sebagai fungsi tertentu.
Alexander Inglis (Asep Jihad 2008: 24) mengatakan bahwa kurikulum terdiri dari fungsi
penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan,
dan fungsi diagnostik.
Fungsi Penyesuaian (The Adjstive of Adaptive Function), disini fungsi kurikulum
harus mampu menata keadaan masyaakat agar dapat dibawa ke lingkungan sekolah untuk
dijadikan objek pelajaran para siswa.
Fungsi Integrasi (The Integrating Function), disini kurikulum berfungsi mendidik
pribadi-pribadi yang terintegrasi. Oleh karena individu sendiri merupakan bagian dari
masyarakat, maka pribadi yang terintegrasi itu akan memberikan sumbangan dalam
pembentukan atau pengintegrasian masyarakat.
Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function), kurikulum perlu memberikan
pelayanan tehadap perbedaan diantara setiap orang dalam masyarakat. Pada dasarnya,
diferensiasi akan mendorong orag berikir kritis dan kreatif, sehingga akan mendorong
kemajuan sosial dalam masyarakat. Akan tetapi, adnya diferensiasi tidak berarti mengabaikan
solidarita sosial dan integrai, karena diferensiasi juga dapat menghindarkan terjadinya
stagnasi sosial.
Fungsi Persiapan (The Propadeutic Function), biasanya individu yang belajar pada
suatu jenjang pendidikan mempunyai keinginan untuk melanjutkan ke jejang yang lebih
tinggi, maka dalam hal ini kurikulum harus mampu mempersiapkan anak didik agar dapat
7. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 7
melanjutkan studi meraih ilmu pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih mendalam dengan
jangkauan yang luas.
Fungsi Pemilihan (The Selective Function), perbedaan (diferensiasi) dan pemilihan
(seleksi) adalah dua hal yang saling berkaitan. Pengakuan atas perbedaan berarti memberikan
kesempatan bagi seseorang untuk memilih apa yang diinginkan dan menarik minatnya.
Kedua hal tersebut merupakan kebutuhan kebutuhan bagi masyarakat yang menganut sistem
demokratis, untuk mengembangkan berbagai kemampuan ersebut, maka kurikulum perlu
disusun secara luas dan bersifat fleksibel.
Fungsi Dagnostik (The Diagnistic Function), fungsi ini merupkan fungsi kurikulum
yang pada gilirannya akan mengetahui keberhasilan. Penerapan program-program
pengalaman belajar yang diikuti oleh anak didik yang sejalan dengan upaya memahami bakat
dan minat anak.
Catatan Implementasi Kurikulum 2013
Peran dan fungsi kurikulum sangatlah penting dalam dunia pendidikan yang mana
kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah yang berarti bahwa
kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.
Setelah satu tahun lebih berjalan secara bertahap, kurikulum yang baru dilaksanakan
secara serentak di semua satuan pendidikan mulai tahun ajaran baru 2014/2015. Sejumlah
kendala yang dapat ditemui dalam pelaksanaannya, antara lain terkait dengan anggaran,
kesiapan pemerintah dalam menyiapkan perangkat kurikulum, kesiapan guru, sosialisasi, dan
distribusi buku. Di antara semua daftar di atas, masalah utama yang sangat menghambat
adalah kesiapan guru sebagai kunci keberhasilan implementasi kurikulum ini. Dengan
berbagai kendala tersebut, kurikulum 2013 ini harus dipending untuk sementara waktu untuk
melakukan berbagai revisi dan kesiapan-kesiapan dalam implementasi kurikulum.
Bila mengacu pada Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
setiap guru harus memiliki empat kemampuan dasar yang sangat dibutuhkan dalam
mendukung implementasi kurikulum, yaitu kompetensi pedagogik, pribadi, profesional, dan
sosial. Keempat kompetensi ini harus diasah dan dikembangkan dalam berbagai bentuk
pelatihan guru. Namun demikian, dengan melihat banyaknya keluhan guru dalam
mempersiapkan implementasi Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa pendidikan guru yang
selama ini dijalankan belum mampu melahirkan guru dengan kompetensi dasar sebagaimana
disebutkan di atas. Bukan persoalan yang mudah untuk mempersiapkan guru yang ideal
8. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 8
seperti harapan kurikulum 2013 dalam waktu singkat, terutama untuk merubah mindset guru
dari yang asalnya hanya bertugas untuk mengajar sementara dalam kurikulum 2013 guru
harus mampu mengarahkan siswa untuk aktif, produktif, kreatif dan berfikir kritis (Faridah
Awaliyah, 2014: 10).
Kurikulum 2013 ini dinilai sangat baik, karena aspek penilaian sudah tidak lagi hanya
terbatas pada kognitif, namun aspek afektif dan psikomotor juga dinilai pada K13 ini.
Namun, sebaik-baiknya kurikulum itu tak lepas pula pada pelaksananya. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sariono (2013: 3) dimana, kurikulum bukanlah segala-galanya, artinya
tercapainya tujuan pendidikan bukan sepenuhnya dari kurikulum itu sendiri, karena
kurikulum yang baik jika dipegang oleh guru yang tidak baik maka hasilnya tidak akan baik,
pendidik (guru) juga menentukan berhasil dan tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
disekolah. Kunci keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan kurikulum pada
hakekatnya ada ditangan para guru dimana guru adalah perencana, pelaksana dan
pengembang kurikulum bagi kelasnya.
Kurikulum 2013 mengharuskan guru berperan optimal dalam pembelajaran. Untuk
menyiapkan guru ideal dalam kurikulum 2013 diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus.
Pada tahun 2014 Pemerintah menargetkan untuk dapat melatih 1,3 juta guru secara bertahap
dan bertingkat. Pada kenyataannya baru 283.000 guru yang sudah dilatih menjelang tahun
ajaran baru. Selain masalah tersebut, guru yang telah diberikan pelatihan belum memahami
dalam meimplementasikan kurikulum ini. Hal ini dikarenakan beberapa kekurangan dalam
proses pelatihan antara lain dari sisi waktu pelatihan yang terlalu singkat, metode
pelatihannya yang lebih banyak difokuskan pada ceramah, teori, dan kompetensi instruktur
itu sendiri. Sementara itu, Hal yang harus terus ditingkatkan adalah perbaikan kualitas guru
sehingga pelatihan bukan hanya sekedar formalitas kegiatan saja.
Selanjutnya, tidak hanya berhenti di pelatihan, usai pelatihan, guru tetap harus
didampingi, diberi pembinaan, dan tetap dalam pengawasan ketika mereka kembali ke satuan
pendidikan masing-masing agar pemahaman mereka terhadap kurikulum terus berlanjut
bahkan berbagi terhadap guru lain (Faridah Awaliyah, 2014: 10). Dengan demikian,
diharapkan ketika kurikulum 2013 diterapkan kembali dapat berjalan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
9. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 9
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah seperangkat
rencana pembelajaran dan program pendidikan yang bersifat menyeluruh yang disusun
dengan berbagai landasan dan rekonstruksi pengetahuan dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan-
tujuan dalam pendidikan. Kurikulum tidaklah terbatas atau rencana tertulis. Realisasi dari
kurikulum berbentuk dokumen tertulis ini adalah pengimplementasiannya pada suatu
lembaga pendidikan berupa pengalaman belajar yang dialami peserta didik seperti yang
direncanakan secara tertulis.
Paling tidak tiga peranan kurikulum yang sangat penting yaitu peranan konservatif,
peranan kritis atau evaluatif dan peranan kreatif. Sedangkan fungsi kurikulum terdiri dari
fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi
pemilihan, dan fungsi diagnostik.
Dalam pelaksanaannya, kesiapan guru dalam hal ini sangat penting. Kunci
keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan kurikulum pada hakekatnya ada ditangan
para guru dimana guru adalah perencana, pelaksana dan pengembang kurikulum bagi
kelasnya.
2. Saran
Adapun saran dari penulis berdasarkan pembahasan diatas, yakni:
1. Setiap guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum, maka ia harus
pula memahami seluk beluk kurikulum.
2. Dalam pelaksanaan kurikulum, kesiapan guru merupakan hal yang paling penting.
Untuk itu pelatihan, pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap kesiapan dan
kompetensi guru perlu dilakukan secara terus-menerus sehingga mampu
membawa perubahan yang diamanatkan dalam kurikulum tersebut.
10. Pengertian, Peran dan Fungsi Kurikulum 10
DAFTAR PUSTAKA
Aripin, Sofjan dan Muhammad Daud. 2014. Peran Administrator Publik dalam
Formulasi dan Implementasi Kebijakan (Analisis Kurikulum 2013). [Online].
Tersedia: http://digilib.uin-suka.ac.id/7808/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR
%20PUSTAKA.pdf. Volume 06. No. 1. [ 5 Maret 2015]
Awaliyah, Faridah. (2014). Kesiapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013.
[Online]. Tersedia: http://berkas.dpr.go.id/pengkajian/files/info_singkat/Info
%20Singkat-VI-15-I-P3DI-Agustus-2014-56.pdf . Volume IV. No 15. [ 5
Maret 2015]
Dimyanti & Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fitriya, Hidayatul. (2014). Sejarah Kurikulum Di Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://hidayatulfitriya.blogspot.com/2014/02/sejarah-kurikulum-di-indonesia-
1945-2013.html [25 Februari 2015]
Hamalik, Oemar. 2011. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Jihad, Asep. (2008). Pengembangan Kurikulum Matemaika (Tinjauan Teoritis dan
Historis). Bandung: Muli Pressindo
Kwartolo, Yuli. (2002). Catatan Kritis Tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi.
[Online]. Tersedia: http://bpkpenabur.or.id/files/Hal.106116%20Catatan
%20Kritis%20tentang%20Kurikulum%20Berbasis%20Kompetensi.pdf.
Jakarta No. 1 [ 5 Maret 2015]
Nur, Isman Muhammad. 2014. Berpikir dan Keterampilan Berpikir Matematis Serta
Penerapan Model Pembelajaran. Ternate:_____
Sariono. (2013). Kurikulum 2013: Kurikulum Generasi Emas. [Online]. Tersedia:
http://dispendik.surabaya.go.id/surabayabelajar/jurnal/199/3.3.pdf . Volume
3. Surabaya. [ 5 Maret 2015]
Simanjuntak, Juliper. (2015). Pengertian Peranan dan Fungsi Kurikulum. [Online].
Tersedia: http://lpmp-sumut.or.id/1/wp-content/uploads/2013/04/juliper-
simanjuntak-.KURIKULUM..pdf [25 Februari 2015]
_____. (2015) . Pengertian, Fungsi, dan Peran. [Online]. Tersedia:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dra.%20Sumarsih,%20M.P
d./Materi%20Kakubuteks%20Akuntansi.pdf [25 februari 2015]
Soedijarto. (2004). Kurikulum, Sistem Evaluasi, dan tenaga Kependidikan sebagai
Unsur Strategis dalam Penyelenggaraan Sistem Pengajaran Nasional. [Online]
Tersedia:http://www.bpkpenabur.or.id/files/hal%20089107%20Kurikulum,%2
0Sistem%20Evaluasi%20dan%20Tenaga%20Pendidikan%20sebagai%20Uns
ur%20Strategis%20dalam%20Penyelenggaraan%20Sistem%20Pengajaran%2
0Nasional.pdf . Jakarta. No 3. [ 5 Maret 2015]