1. FRASA
Materi-materi Ujian Nasional
Tahun 2009/2010
BIDAL/
PERIBAHASA
MAJAS
EXIT
2. MAIN
BIDAL MENU
Peribahasa ialah bahasa berkias berupa kalmat atau kelompok
kata yang tetap susunannya.
Berdasarkan isinya, peribahasa mencakup
Pepatah Tamsil
Ungkapan
Perumpamaan Pameo
3. MAIN
Pepatah MENU
Ialah kiasan yang dinyatakan dengan
kalimat. Yang dikiaskan ialah sesuatu
tentang keadaan atau kelakuan
seseorang.
Cotoh:
Rajin pangkal pandai
Hemat pangkal kaya
KEMBALI
4. MAIN
Tamsil MENU
Tamsil/ibarat ialah perumpamaan juga.
Namun diiringi dengan bagian-bagian
kalimat yang menjelaskan.
Contoh:
Bagai kerakap di atas batu, hidup segan mati
tak hendak
Bagai burung dalam sangkar, mata terlepas
badan terkurung
KEMBALI
5. MAIN
Ungkapan MENU
Ialah kiasan tentang keadaan atau
kelakuan seseorang dinyatakan dengan
sepatah kata yang merupakan bagian
kalimat.
Contoh:
Anak itu panjang tangan (suka mencuri)
Orang itu bertangan besi (kejam)
KEMBALI
6. Perumpamaan MAIN
MENU
Ialah kalimat yang mengungkapkan
keadaan atau kelakuan seseorang dengan
mengambil perbandingan dari alam
sekitarnya.
Contoh:
Seperti air di atas daunt alas
Bagai pungguk merindukan bulan
KEMBALI
7. Pameo MAIN
MENU
Ialah kata-kata atau slogan yang menjadi
populer karena sering diucapkan kembali,
yang sifatnya mengandung dorongan
semangat atau ejekan.
Contoh:
Memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat
Merdeka atau mati
Sekali merdeka tetap merdeka
KEMBALI
8. MAIN
MAJAS MENU
Majas adalah bahasa yang mengandung makna kias yang dapat
menghidupkan dan membangkitkan daya tarik
Majas di Bedakan Menjadi
Perbandingan Pertentangan
Penegasan Sindiran
9. MAIN
Perbandingan MENU
Tropen Alegori
Pras Pro Toto Litotes
Totem Pro Parte Metonimia
Perifrasis Simbolik
Antonomasia Eufimisme
Metafora Hiperbola
Personifikasi Alusio
Asosiasi
KEMBALI
10. MAIN
MENU
Pertentangan
Kontradiksi Intermisis
Paradoks
Anakhronisme
Antitesis
KEMBALI
11. KEMBALI MAIN
Penegasan MENU
Pleonasme
Repetisi Koreksio
Paralelisme Interupsi
Klimaks Preiterito
Antiklimaks Enumerasio
Retorik Ekslamasio
Inversi Asindenton
Elipsi Polisindenton
14. MAIN
FRASA MENU
Frasa adalah satuan konstruksi yang terdiri dari dua kata atau
lebih yang membentuk satu kesatuan (Keraf, 1984:138).
frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas satu kata atau lebih
dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan (Ramlan,
2001:139)
Artinya sebanyak apapun kata tersebut asal tidak
melebihi jabatannya sebagai Subjek, predikat, objek,
pelengkap, atau pun keterangan, maka masih bisa
disebut frasa.
CONTOH FRASA JENIS FRASA
15. KEMBALI
CONTOH FRASA MAIN
MENU
1. gedung sekolah itu
2. yang akan pergi
3. sedang membaca
4. sakitnya bukan main
Jika contoh itu ditaruh dalam kalimat, kedudukannya tetap
pada satu jabatan saja.
1. Gedung sekolah itu(S) luas(P).
2. Dia(S) yang akan pergi(P) besok(Ket).
3. Bapak(S) sedang membaca(P) koran sore(O).
4. Pukulan Budi(S) sakitnya bukan main(P).
Jadi, walau terdiri dari dua kata atau lebih tetap tidak
melebihi batas fungsi. Pendapat lain mengatakan bahwa
frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan
pemadu kalimat.
Contoh:
1. Mereka(S) sering terlambat(P).
2. Mereka(S) terlambat(P).
16. KEMBALI
JENIS FRASA MAIN
MENU
Jenis frasa dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan persamaan
distribusi dengan unsurnya (pemadunya) dan berdasarkan
kategori kata yang menjadi unsur pusatnya.
17. Berdasarkan Persamaan Distribusi dengan KEMBALI
Unsurnya (Pemadunya). MAIN
MENU
Berdasarkan persamaan distribusi dengan unsurnya (pemadunya, frasa
dibagi menjadi dua, yaitu Frasa Endosentris dan Frasa Eksosentris.
1. Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi
tertentu, dpat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat
menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur
pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang
memiliki unsur pusat.
Contoh:
Sejumlah mahasiswa(S) diteras(P).
Frasa endosentris sendiri masih dibagi menjadi tiga.
Frasa Endosentris Frasa Endosentris Frasa Endosentris
Koordinatif Atributif Apositif
18. Frasa Endosentris KEMBALI
Koordinatif MAIN
MENU
1. Frasa Endosentris Koordinatif, yaitu frasa endosentris yang
semua unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang
berbeda diantara unsurnya terdapat (dapat diberi) dan atau atau.
Contoh:
1. rumah pekarangan
2. suami istri dua tiga (hari)
3. ayah ibu
4. pembinaan dan pembangunan
5. pembangunan dan pembaharuan
6. belajar atau bekerja.
19. Frasa Endosentris KEMBALI
Atributif MAIN
MENU
2. Frasa Endosentris Atributif, yaitu frasa endosentris yang
disamping mempunyai unsur pusat juga mempunyai unsur yang
termasuk atribut. Atribut adalah bagian frasa yang bukan unsur pusat,
tapi menerangkan unsur pusat untuk membentuk frasa yang
bersangkutan.
Contoh:
1. pembangunan lima tahun
2. sekolah Inpres
3. buku baru
4. orang itu
5. malam ini
7. sedang belajar
8. sangat bahagia.
Kata-kata yang dicetak miring dalam frasa-frasa di atasseperti
adalah unsur pusat, sedangkan kata-kata yang tidak dicetak
miring adalah atributnya.
20. Frasa Endosentris KEMBALI
Apositif MAIN
MENU
3. Frasa Endosentris Apositif, yaitu frasa endosentris yang semua
unsurnya adalah unsur pusat dan mengacu pada hal yang sama. Unsur
pusat yang satu sebagai aposisi bagi unsur pusat yang lain.
Contoh:
Ahmad, anak Pak Sastro, sedang belajar.
Unsur Ahmad merupakan unsur pusat,
sedangkan unsur anak Pak Sastro
merupakan aposisi.
21. KEMBALI
MAIN
Berdasarkan Kategori Kata yang Menjadi Unsur MENU
Pusatnya.
Berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur
pusatnya, frasa dibagi menjadi enam
Frasa nomina Frasa Numeralia
Frasa Verba Frasa Preposisi
Frasa Ajektifa Frasa Konjungsi
22. KEMBALI
Frasa nomina MAIN
MENU
1. Frasa nomina, frasa yang UP-nya berupa kata yang
termasuk kategori nomina. UP frasa nomina itu berupa:
1.nomina sebenarnya
contoh:
pasir ini digunakan utnuk mengaspal jalan
2. pronomina
contoh:
dia itu musuh saya
3. nama
contoh:
Dian itu manis
4. kata-kata selain nomina, tetapi
strukturnya berubah menjadi nomina
contoh:
dia rajin rajin itu menguntungkan
kata rajin awalnya adalah frasa ajektiva
23. KEMBALI
Frasa Verba MAIN
MENU
2. Frasa Verba, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk
kategori verba. Secara morfologis, UP frasa verba biasanya ditandai
adanya afiks verba. Secara sintaktis, frasa verba terdapat (dapat diberi)
kata sedang untuk verba aktif, dan kata sudah untuk verba keadaan. Frasa
verba tidak dapat diberi kata sangat,dan biasanya menduduki fungsi
predikat.
Contoh:
Dia berlari.
Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara
sintaktis dapat diberi kata sedang yang menunjukkan verba
aktif.
24. Frasa Ajektifa KEMBALI
MAIN
MENU
3. Frasa Ajektifa, frasa yang UP-nya berupa kata yang
termasuk kategori ajektifa. UP-nya dapat diberi afiks ter- (paling),
sangat, paling agak, alangkah-nya, se-nya. Frasa ajektiva biasanya
menduduki fungsi predikat.
Contoh:
Rumahnya besar.
Ada pertindian kelas antara verba dan ajektifa untuk
beberapa kata tertentu yang mempunyai ciri verba
sekaligus memiliki ciri ajektifa. Jika hal ini yang
terjadi, maka yang digunakan sebagai dasar
pengelolaan adalah ciri dominan.
Contoh:
menakutkan (memiliki afiks verba, tidak
bisa diberi kata sedang atau sudah. Tetapi
bisa diberi kata sangat).
25. KEMBALI
Frasa Numeralia MAIN
MENU
4.Frasa Numeralia, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk
kategori numeralia. Yaitu kata-kata yang secara semantis mengatakan
bilangan atau jumlah tertentu. Dalam frasa numeralia terdapat
(dapat diberi) kata bantu bilangan: ekor, buah, dan lain-lain
Contoh:
dua buah
tiga ekor
lima biji
Dua puluh lima orang.
26. KEMBALI
Frasa Preposisi MAIN
MENU
5. Frasa Preposisi, frasa yang ditandai adanya preposisi atau
kata depan sebagai penanda dan diikuti kata atau kelompok kata
(bukan klausa) sebagai petanda.
Contoh:
Penanda (preposisi) + Petanda (kata atau kelompok kata) di teras
ke rumah teman
dari sekolah
untuk saya
27. KEMBALI
Frasa Konjungsi MAIN
MENU
6. Frasa Konjungsi, frasa yang ditandai adanya konjungsi atau
kata sambung sebagai penanda dan diikuti klausa sebagai petanda.
Karena penanda klausa adalah predikat, maka petanda dalam frasa
konjungsi selalu mempunyai predikat.
Contoh:
Penanda (konjungsi) + Petanda (klausa,
mempunyai P)
Sejak kemarin dia terus diam(P) di situ.
Dalam buku Ilmu Bahasa Insonesia, Sintaksis, ramlan menyebut frasa
tersebut sebagai frasa keterangan, karena keterangan menggunakan
kata yang termasuk dalam kategori konjungsi.