1. Cara budidaya timun suri
organik
Titis Priyowidodo
Timun suri tidak termasuk kedalam timun-timunan, namun justru lebih dekat
pada labu-labuan seperti melon, semangka dan blewah. Timun suri mengalami
puncak permintaannya menjelang dan saat bulan puasa.
Timun suri, dari sisi nama dan bentuknya, orang banyak mengasosiasikan tanaman ini dengan
sebagai jenis-jenis mentimun. Namun tahukah anda, timun suri sesungguhnya lebih mendekati
tanaman melon, semangka dan blewah dibanding mentimun?
Riset yang dilakukan Laboratorium Biologi Genetika UGM mengatakan timun suri
memiliki kromosom inti selnya 2n=24, sementara mentimun 2n=14. Bentuk daun timun
2. suri lebih membulat seperti melon, sedangkan mentimun meruncing. Bijinya juga demikian,
lebih pendek seperti melon. Untuk referensi lebih lanjut silahkan baca bukti ilmiah timun suri.
Petani mengenal timun suri sebagai tanaman yang memiliki hama seperti mentimun. Upaya
pengendaliannya pun biasanya diperlakukan sama. Hanya saja timun suri lebih bandel dalam
menghadapi hama-hama tersebut. Hal ini salah satunya disebabkan oleh keserampakan dalam
pertumbuhan cabang dan tunas batangnya yang cukup banyak dan kokoh.
Timun suri kaya akan provitamin A, berfungsi sebagai antioksidan alami pencegah rusaknya sel
tubuh. Selain itu, kandungan Vitamin C dalam timun suri juga tinggi, mampu meningkatkan
kekebalan tubuh. Selain vitamin buah ini kaya dengan mineral esensial seperti kalsium, fosfor
dan zat besi.
Pengolahan lahan
Cangkul halus tanah yang akan dipakai untuk budidaya timun suri lebih baik ditanam pada tanah
datar dan tidak dibuat bedengan. Lalu lakukan pembuatan lubang tanam berukuran 1 x 1 meter,
masukkan pupuk kompos atau pupuk kandang kadalam tiap lubang masing-masing sekita 1 kg,
lalu diamkan selama 2 hari.
Penanaman timun suri
Penanaman dilakukan setelah tanah yang diberi pupuk dibiarkan selama 2 hari. Masukkan benih
sebanyak 2 biji kedalam setiap lubang tanam lalu kemudian tutup dan siram secara teratur
sampai tanaman tumbuh. Biasanya tanaman tumbuh secara serempak pada 7 hari setelah tanam.
Jika ada yang belum tumbuh sampai umur tersebut maka lakukan penyulaman.
Benih biasanya dipakai minimal 1 tahun setelah diproduksi, kekuatannya tergantung pada
perawatan dan penyimpanan benih. Biasanya benih bisa digunakan hingga 1,5 tahun.
Perawatan budidaya timun suri
Pada umur 7 hari setelah tanam lakukan penyiangan. Selanjutnya jika tanaman sudah tua dan
berbuah, timun suri mampu bersaing dengan gulma. Bahkan jika sudah berbuah, gulma ini
menguntungkan karena menjadi alas antara buah dengan tanah. Sehingga buah
tidak berhubungan langsung dengan tanah dan terhindar dari serangan cacing dan hewan-hewan
yang berasal dari dalam tanah.
Timun suri merupakan tanaman yang bandel dan tahan kekeringan. Untuk itu penanganannya
tidak terlalu sulit dan tidak perlu disiram secara rutin.
3. Pemanenan
Umur tanaman timun suri dari mulai tanam hingga panen pertama berkisar 60-75 hari,
tergantung dari varietas benih. Panen dilakukan secara bertahap hingga 10 kali pengambilan.
Buah yang sudah layak panen bisa dilihat dengan cara mengecek buah yang sudah lepas dari
tangkainya. Setelah buah dipetik, lakukan pencucian, sortasi dan pengkelasan lalu packing untuk
dijual ke pasar ataupun kerumah-rumah. Timun suri mengalami puncak permintaannya setiap
bulan puasa sebagai sajian untuk berbuka.