Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pengembangan modul pembelajaran dan pembelajaran berbasis web. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian modul, prinsip-prinsip pembelajaran modul, kegunaan dan tujuan modul, serta prosedur penyusunan modul. Selain itu, dibahas pula mengenai konsep, prinsip, dan manfaat pembelajaran berbasis web.
Makalah Kegiatan Instruksional Sebagai Sistem Dilihat Dari Sudut Pandang Tekn...
Modul media pembelajaran
1. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur dengan hati dan pikiran yang tulus kehadirat
Allah SWT, karena berkat nikmat, dan hidayah-Nya penulis dapat
menyusun dan menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik tanpa
ada halangan apapun.
Shalawat dan salam dihaturkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang setia mengorbankan
jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar islam, yang pengaruh
dan manfaatnya hingga kini masih terasa.
Selanjutnya makalah ini disusun dalam rangka untuk
menambah wawasan bagi pembaca. Terlepas dari itu makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah MEDIA
PEMBELAJARAN dengan dosen Dr. Ambar Sri Lestari, M.Pd
Disadari bahwa tulisan ini masih banyak memiliki
kekurangan, baik dari segi isi, bahasa, dan lain sebagainya. Untuk
itu, saran dan kritik pembaca dengan senang hati akan penulis
terima, diiringi ucapan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
PENDAHULUAN ..........................................................................................................
A. PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN
Pengertian dan kreteria/krakteristik modul ........................................................
Prinsip-prinsip pembelajaran modul ..................................................................
Kegunaan dan tujuan modul bagi kegiatan pembelajaran ..................................
Prosedur penyusunan modul...............................................................................
Langkah-langkah penyusunan Modul ................................................................
Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul ..................................................
B. PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
Konsep Pembelajaran Berbasis Web
Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Web
Faktor Pendukung Kelancaran Pembelajaran Berbasis Web
Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
LATIHAN .....................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………
…
3. PENDAHULUAN
Modul adalah bentuk pengajaran yang bersifat individual, dan
masih termaksud pada klarifikasi metode pengajaran yang bersifat
inkonvensional, dimana siswa dapat belajar tanpa kehadiran guru
atau tidak melalui tatap muka secara langsung. Oleh sebab itu modul
dianggap sebagai kebalikan dari pengajaran klasikal dan merupakan
reaksi dari pengajaran klasi-kal tersebut. Modul merupakan salah
satu hasil atau produk dari perkembangan teknologi instruksional
yang menggabungkan keuntungan-keuntungan dari berbagai
pengajaran individual lainnya. Pengajaran modul telah diuji cobakan
kepada sejumlah siswa sekolah proyek perintis pembangunan
(SPPP) dan sebagian IKIP dan juga pada lembaga pendidikan
lainnya. Keefektifan pengajaran modul ini tampak sekali hasilnya
pada SD kecil, SMP terbuka dan universitas terbuka (UT) atau
pendidikan jarak jauh yang telah diterapkan di Indonesia.
Modul dirumuskan sebagai salah satu unit yang lengkap
yang berdiri sendiri, terdiri dari rangkaian kegiatan belajar yang
disusun untuk membantu para siswa dalam menyapai sejumblah
tujuan belajar yang telah dirumuskan secara spesifik dan
operasional.
Perkembangan TI dan penerapannya dalam pendidikan
menjadi wacana yang berkembang saat ini. Integrasi teknologi
informasi kedalam pendidikan salah satunya dalam bentuk
Pembelajaran Berbasis Web (PBW). Terdapat berbagai keunggulan
penerapan PBW disamping beberapa catatan kelemahannya bila
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Arif S. Sadiman
(2000) mengungkapkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi
yang terus berkembang cenderung akan mempengaruhi segenap
kehidupan sosial, ekonomi, politik, budaya, serta pendidikan dan
pelatihan. Perkembangan teknologi informasi tersebut akan
menyebabkan bergesernya sistem pendidikan dan pelatihan dari
berorientasi dosen ke sistem yang berorientasi mahasiswa dan
semakin banyaknya pilihan sumber belajar. Dengan perkembangan
teknologi informasi yang begitu pesat, maka saat ini sudah
dimungkinkan dan banyak diterapkan proses belajar jarak jauh
dengan menggunakan internet untuk menghubungkan mahasiswa
dan dosen, melihat jadwal kuliah, mengirimkan berkas tugas
perkuliahan, melihat nilai, konsultasi, dan bahkan melakukan
diskusi. Terkait dengan masalah tersebut, sudah seharusnya guru
zaman sekarang ini mulai memanfaatkan internet sebagai sumber
belajar.
4. A. PROSEDUR PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN
1. Pengertian Modul dan kriteria/Karakterisitik Modul
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur
yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat
mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86), dapat
dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan
tertentu guna keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional
dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5),
mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang
disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar
yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri
dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain.
Jadi, dari pengertian di atas dapat di simpulkn bahwa modul
merupakan bahan belajar terprogram yang di susun sedemikian rupa
dan di sajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. dengan
mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu
tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, Karena modul
merupakan paket program untuk keprluan belajar. Satu paket
program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi
tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber
belajar, dan sistem evaluasi.
Untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan
motivasi belajar.pengembangan modul harus memperhatikan
karakteristik yang diperlukan sebagai modul.
a. self instruction
Merupakan karakteristik penting dalam modul, dengan
karakter tersebut memungkinkan seseorang belajar secara mandiri
dan tidak tergantung pada pihak lain.
Untuk memenuhi karakter self instruction, maka modul
harus:
1. Membuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat
mengambarkan pencapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar.
2. Membuat materi pembelajaran yang dikemas dalam unit-unit
kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga memudahkan
dipelajari secara tuntas.
3. Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan
pemaparan materi pembelajaran
4. Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang
memungkinkan untuk mengukur penguasaan peserta didik.
5. 5. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan
suasana, tugas atau konteks kegiatan dan lingkungan peserta
didik
6. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.
7. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
8. Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan peserta
didik melakukan penilaian mandiri (self assessment).
9. Terdapat umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga
peserta didik mengetahui tingkat penguasaan materi
10. Terdapat informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi
yang mendukung materi pembelajaran dimaksud.
b. self contalned
Modul dikatakan self contained bila seluruh materi
pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta didik
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi
belajar dikemas kedalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus
dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu standar
kompetensi/kompetensi dasar, harus dilakukan dengan hati-hati dan
memperhatikan keluasan standar kompetensi/kompetensi dasar yang
harus dikuasai oleh peserta didik.
c. Berdiri sendiri (standar alone)
stand alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul
yang tidak tergantung pada bahan ajar/media lain, atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar/media lain. Dengan
menggunakan modul, peserta didik tidak perlu bahan ajar yang lain
untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugass pada modul
tersebut. Jika peserta didik masih menggunakan dan bergantung
pada bahan ajar lain selain modul yang digunakan, maka bahan ajar
tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.
d. Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika
modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel/luwes digunakan di
berbagai perangkat keras (hardware).
e. Bersahabat/akrab (User Friendly)
modul hendaknya juga memenuhi kaidah user frindly atau
bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan
informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat denagan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan
mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang
6. sederhana, muda dimengerti, serta menggunakan istilah yang umum
digunakan, merupakan salah satu bebtuk user friendly.
Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada
kesaman pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket
kurikulum yang di sediakan untuk belajar sendiri, Karenna modul
adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu
rangkaian kegiatan belajar yang di susun untuk membawa siswa
mencapai sejumlah tujuan yang di rumuskan secara khusus dan
jelas. Dengan demikian, pengajaran modul dapat di sesuaikan
dengan perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar
dan bahan pelajaran.
Batasan modul pada buku pedoman penyusuna modul (Cece
Wijaya 1992-96), yang di maksud modul ialah satu unit program
belajar mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan :
1. Tujuan-tujuan intruksional umum.
2. Tujuan-tujuan intruksional khusus
3. Topik yang akan di jadikan pangkal proses belajar mengajar.
4. Pokok-pokok materi yang akan di pelajari dan di ajarkan.
5. Kedudukan dan pungsi modul dalam kesatuan program yang
lebih luas.
6. Peranan guru dalam proses belajar mengajar.
7. Alat dan sumber yang akan din pakai.
8. Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus di lakukan dan di
hayati murid secara berurutan.
9. Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama
berjalannya proses belajar ini. Hal di atas sejalan dengan apa
yang di kemukakan oleh B. Suryosubroto (1983:17), bahwa
modu adalah sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang
terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan
tujuan-tujuan tertentu.
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Modul
Modul mempunyai beberapa karakteristik pengajaran yang khas
dan agak jauh berbeda dengan pengajaran individual lainnya, yakni;
1. Prinsip fleksibilitas; yakni dapat disesuaikan dengan
perbedaan siswa yang menyangkut dalam kecepatan belajar
mereka, gaya belajar, dan bahan pelajaran.
2. Prinsip balikan (feetback); yakni memberikan balikan segera
sehingga siswa dapat mengetahui kesalahan dan memperbaiki
kesalahannya dengan segera. Di samping siswa juga dapat
mengetahui dengan segera terhadap hasil belajarnya.
7. 3. Prinsip penguasaan tuntas (mastery learning); yakni siswa
belajar secara tuntas dan mendapat kesempatan memperoleh
nilai setinggi-tingginya tanpa membandingan dengan prestasi
siswa lainya, dengan pengertian pengajaran modul tidak
menggunakan kurva normal dalam penilaianya.
4. Prinsip remedial; artinya siswa diberikan kesempatan untuk
segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan
mereka itu sendiriberdasarkan evaluasi secara kontinu. Siswa
tidak perlu mengulangi seluruh bahan pelajaran tetapi hanya
bagian-bagian yang dianggap/berkenaan dengan kesalahan
saja.
5. Prinsip motivasi dan kerja sama; yakni pengajaran modul
dapat membimbing siswa secara teratur dengan langkah-
langkah tertentu dapat pula menimbulkan motivasi yang kuat
untuk belajar dengan giat. Di samping itu pengajaran modul
dapat mengurangi sedapat mungkin persaingan antara sesama
siswa sebab dalam pengajaran modul tidak menggunakan
kurva normal, di mana antara siswa yang satu dengan lainya
tidak dibandingkan, akan tetapi siswa dapat memperoleh nilai
setinggi-tingginya.
6. Prinsip pengayaan; yakni siswa dapat menyelesaikan dengan
cepat belajarnya akan mendapat kesempatan untuk
mendengarkan ceramah dari guru atau pelajaran tambahan
sebagai pengayaan. Di samping itu, guru dapat member
bantuan individual bagi siswa yang membutuhkannya.
3. Kegunaan dan tujuan modul bagi kegiatan pembelajaran
Menurut prastowo kegunaan modul dalam proses
pembelajaran antara lain: sebagai penyedia informasi dasar karena
dalam modul disajikan berbagai materi pokok yang bisa
dikembangkan lebih lanjut sebagai petunjuk bagi peserta didik.
Dismping itu kegunaan lainnya adalah menjadi petunjuk pengajar
yang efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk berlatih bagi
peserta didik dalam melakukan penilaian sendiri.
Tujuan digunakannya modul di dalam proses belajar mengajar
menurut B. Suryosubroto (1983:18), ialah agar:
a. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan
efektif.
b. Murid dapat mengikuti program pendidikan sesuai
dengan kecepatan dan kemampuannya sendiri.
c. Murid dapat sebanyak mungkin menghayati dan
melakukan kegiatan belajar sendiri, baik di bawah
bimbingan atau tanpa bimbingan guru.
8. d. Murid benar-benar menjadi titik pusat kegiatan
belajar mengajar.
e. Kemajuan siswa dapat diikuti dengan frekuensi yang
lebih tinggi melalui evaluasi yang dilakukan pada
setiap modul berakhir.
f. Modul disusun dengan berdasar kepada konsep
“Mastery Learning” suatu konsep yang menekankan
bawa murid harus secara optimal menguasai bahan
pelajaran yang disajikan dalam modul itu. Prinsip ini,
mengandung konsekwensi bahwa seorang murid
tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya
sebelum ia menguasai paling sedikit 75% dari bahan
tersebut.
4. Prosedur Penyusunan Modul
Modul pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip
pengembangan suatu modul, meliputi analisis kebutuhan,
pengembangan desain modul, implementasi, penilaian, evaluasi, dan
validasi, serta jaminan kualitas. Pengembangan suatu desain modul
dilakukan dengan tahapan yaitu menetapkan strstegi pembelajaran
dan media, memproduksi modul dan mengembangkan perangkat
penilaian.
Dengan demikian, modul disusun berdasarkan desain yang
telah ditetapkan. Dalam konteks ini, desain modul ditetapkan
berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
disusun oleh guru. Adapun kerangka modul pada pedoman ini telah
ditetapkan sehingga sekolah dimungkinkan untuk langsung
menetapkan atau dapat memodifikasi sesuai dengan kebutuhan tanpa
harus mengurangi ketentuan-ketentuan minimal yang harus ada
dalam suatu modul.
Materi atau isi modul yang ditulis harus sesuai dengan RPP
yang disusun. Isi modul mencakup subtansi yang dibutuhkan untuk
menguasai suatu kompetensi sangat diharuskan agar satu
kompetensi dapat dikembangkan menjadi satu modul. Tapi dengan
pengembangan karakteristik khusus, keluasan dan kompleksitas
kompetensi , dimungkinkan satu kompetensi dikembangkan menjadi
lebih dari satu modul. Selanjutnya, satu modul disarankan terdiri
dari 2-4 kegiatan pembelajaran . apabila pada standar kompetensi
yang ada pada kKTSP/silabus/RPP ternyata memiliki lebih dari 4
kompetensi dasar, maka sebaiknya dilakukan reorganisasi standar
kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) terlebih dahulu.
9. 5. Langkah-langkah penyusunan Modul
Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis
dengan melalui langkah-langkah seperti berikut:
1. Menyusun kerangka modul
a. Menetapkan (menggariskan) tujuan intruksional
umum (TIU) yang akan dicapai dengan mempelajari
modul tersebut.
b. Merumuskan tujuan intruksional khusus (TIK) yang
merupakan perincian atau pengkhususan dari tujuan
intruksional umum tadi.
c. Menyusun soal-soal penilaian untuk mengukur sejauh
mana tujuan intruksional khusus bisa dicapai.
d. Identifikasi pokok materi pelajaran yang sesuai
dengan setiap tujuan intruksional khusus.
e. Mengatur/menyusun pokok-pokok materi tersebut di
dalam urutan yang logis dan fungsional.
f. Menyusun langkah-langkah kegiatan belajar murid
2. Menyusun (menulis) program secara terperinci meliputi
pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar
kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar
penilaian (tes), dan lembar jawaban tes. Secara garis
besarnya, penyusunan modul atau pengembangan modul
menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat mengikuti
langkah- langkah berikut:
a. Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik,
dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan
diukur.
b. Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah
yang diikuti dalam modul itu.
c. Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa,
pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya
sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry
Behaviour atau Entering Behaviour).
d. Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini
bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari
modul ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu
agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh
tenaga.
e. Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk
membantu dan membimbing siswa agar mencapai
kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam
tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan
10. rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam
laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan
sebagainya. Perlu disediakan beberapa alternatif,
beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai dengan
pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti
modul, aspek yang paling penting dalam modul itu,
karena menyangkut proses belajar itu sendiri.
f. Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar
murid, hingga manakah ia menguasai tujuan-tujuan
modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang
pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan
tujuan-tujuan modul.
g. Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan
yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia
memerlukannya.
6. Masalah-Masalah dalam Pembelajaran Modul
Sebagaimana telah diuraikan terdaulu bahwa modul mempunyai
keunggulan-keunggulan tertentu dibanding pengajaran biasa, namun
dalam pengajaran modulpun terdapat masalah-masalah yang dapat
menjadi penghambat bagi siswa, pengajar, dan administrator.
a. Kesulitan bagi siswa
1. Belajar sendiri melalui modul memerlukan disiplin yang
tinggi (self dicipline). Siswa harus sanggup mengatur waktu,
memaksa diri untuk belajar, dan kuat terhadap gangguan-
gangguan lingkungan dan teman-teman bermain.
2. Kebiasaan siswa belajar secara tatap muka dikelas melalui
guru yang cenderung membuat mereka menjadi pasif, akan
tetapi mengalami kesulitan-kesulitan untuk beralihkepada
situasi baru yang sangat berbeda dengan pengajaran dikelas
yang menuntut siswa banyak belajar secara aktif dan
mandiri.
b. Kesulitan bagi guru
1. Guru mendapat kesulitan dalam menyiapkan modul, sebab
tidak semua guru dapat membuat modul yang memenuhi
persyaratan. Modul yang baik memerlukan keahlian dan
keterampilan yang profesional, disamping penyusunannya
memerlukan waktu yang cukup lama.
2. Guru akan dihadapkan pada hal-hal biasa yang terjadi dalam
pengajaran konvesional, sehingga menjadi pertanyaan bagi
11. siswa-siswa, terutama menyangkut fase keseluruhan materi
yang akan disampaikan.
3. Guru sulit mengontrol aktifitas siswa dengan seketika dan
tidak dapat mengendalikannya sebagaimana dalam sistem
klasikal, karena modul menekankan proses belajarnya yang
didasarkan pada kecepatan dan lamanya waktu yang
digunakan oleh masing-masing siswa.
c. Kesulitan bagi administrator
1. Pengajaran modul terlalu banyak memerlukan fasilitas
dan besarnya pembiayaan untuk menggandakan modul
tersebut.
2. Diperlukan tenaga-tenaga untuk menyiapkan hal-hal
yang berkenaan dengan uji coba modul.
Sulit bagi personalia untuk menyusun jadwal pengajaran yang
fleksibel.
B. PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
1. Pengertian Web/Website
Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-
halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain atau
subdomain, yang tempatnya berada di dalam World Wide Web (
WWW ) di dalam Internet. Web merupakan kumpulan-kumpulan
dokumen yang banyak tersebar di beberapa komputer server yang
berada di seluruh penjuru dunia dan terhubung menjadi satu jaringan
melalui jaringan yang disebut internet. Hampir 80% layanan internet
adalah website.
Faktor utama yang yang membuat website begitu cepat
berkembang adalah karena penyebaran informasi melalui website
sangat cepat dan mencakup area yang luas (mendunia), tidak
dibatasi oleh jarak dan waktu, Disamping itu, saat ini juga lagi tren
pembuatan website pribadi atau blog.
Perkembangan yang sangat pesat telah membuat dunia baru
yang kita sering sebut dengan dunia maya. Melalui dunia maya kita
dapat melakukan aktifitas apa saja layaknya seperti dunia nyata yang
kita hadapi sehari-hari. Misalnya jika kita hendak membeli sesuatu,
kita bisa mengakses website ecommerce kemudian melakukan
transaksi jual beli secara online dan barang yang kita beli akan
sampai di rumah kita.
Begitu juga halnya, kalau ingin kuliah, kita tinggal mendaftar
pada website-website yang menyediakan jasa e-learning. Proses
perkuliahannya dapat dilakukan secara online walaupun dibatasi
oleh jarak. Bahkan dengan adanya website kita bisa memesan tiket
pesawat, pesan makanan, transaksi perbankan dan lain sebagainya.
12. Semua bisa dilayani oleh internet melalui media yang disebut
website.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu
cepat, website juga mengalami perkembangan yang sangat berarti.1
Dalam pengelompokan jenis website lebih diarahkan pada fungsi,
sifat dan bahasa pemograman yang digunakan.
Adapun website menurut sifatnya adalah:
a. Website dinamis merupakan website yang menyediakan
content atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saaat.
Misalnya website berita, seperti detik.com, kompas.com, dan
lain sebagainya.
b. Website statis, merupakan website yang kontennya sangat
jarang diubah. Misalnya, website profil organisasi.
Adapun kalau ditinjau dari segi tujuan, maka bisa dibagi
menjadi beberapa website atas:
a. Personal web, website yang berisi informasi pribadi
seseorang.
b. Corporate web, website yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan
1
Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis TIK, (Jakarata: Referensi,
2012),
h.18
c. Purtal web, website yang mempunyai banyak layanan. Mulai
dari layanan berita, email, dan jasa-jasa yang lainnya.
d. Forum web, sebuah web yang bertujuan sebagai media
diskusi.
Selain disebut diatas, ada juga website e-Government, e-
Banking, e-Payment, dan lain sebagainya.
2. Konsep Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web merupakan suatu pembelajaran
yang bisa diakses melalui jaringan internet. Pembelajaran berbasis
web yang popular dengan sebutan web-based traning (WBT) atau
kadang juga disebut web based education (WBE) dapat
didefinisikan sebagai aplikasi teknologi web dalam dunia
pembelajaran untuk sebuah proses pendidikan.2
Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa semua pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi internet dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh
yang mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sabagai
pemeblajaran berbasis web. Yang ditawarkan dalam pembelajaran
berbasis web adalah kecepatan dan tidak terbatasnya pada ruang dan
waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan
mudah dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan dimana. Selama
2
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), h.335
13. komputer saling terhubung dengan jaringan internet akan
memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk mendapatkan
informasi.
Cara belajar melalui web syarat utama yang harus dipenuhi
yaitu adanya akses dengan sumber informasi melalui internet.
Selanjutnya adanya informasi tentang dimana letak sumber
informasi yang ingin kita dapatkan. Ada beberapa sumber data yang
dapat diakses dengan bebas dan gratis, tanpa proses administrasi
pengaksesan yang rumit. Ada beberapa sumber informasi yang
hanya diakses oleh pihak yang memang telah diberi otorisasi
pemilik sumber informasi.
Mewujudkan pembelajaran berbasis web bukan sekedar
meletakkan materi belajar pada web kemudian diakses melalui
komputer, web digunakan bukan hanya sebagai media alternative
pengganti kertas untuk menyimpan berbagai dokumen atau
informasi. Web digunakan untuk mendapatkan sisi unggul yang
tidak dimiliki kertas maupun yang lain. Pembelajaran berbasis web
itu unik tapi serius. Yang dimaksud serius disini adalah merancang
sampai dengan mengimplementasikan pembelajarn berbasis web
tidak semudah yang dibayangkan. Selain infrastruktur internet,
Pembelajaran berbasis web memerlukan sebuah model instruktur
yang memang dirancang khusus untuk keperluan pembelajaran.
Model intruksional merupakan komponen vital yang menentukan
keefektifan proses belajar. Adapun model intruksional yang
dirancang, interaktivitas antara peserta didik, guru, pihak pendukung
dan materi belajar harus mendapatkan perhatian khusus.3
Monitoring proses pembelajaran berbasis web lebih sulit dari pada
diruang kelas. Menyediakan bahan ajar online tidak cukup.
Diperlukan sebuah desain instruksional sebagai model belajar yang
mengundang sejumlah (sama banyaknya dengan kegiatan di ruang
kelas) peserta didik untuk terlibat dalam berbagai kegiatan belajar.
Satu hal yang perlu diingat bagaimana teknologi web ini dapat
membantu proses belajar. Untuk kepentingan ini materi belajar perlu
dikemas berbeda dengan penyampaian yang berbeda pula.
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web dibangun melalui beberapa prinsip
yang berperan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran
ini pada tahap implementasi. Hal ini membuat pembelajaran
berbasis web ini efektif pada dasarnya bergantung pada pandangan
dari pemegang kepentingan. Oleh karena itu sulit menentukan
3
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung : Alfabeta,
2012), h.
295
14. prinsip utama yang setidaknya harus ada dalam pembelajaran
berbasis web diantaranya:
a. Interaksi
Interaksi berarti kapasitas komunikasi dengan orang lain
yang tertarik pada topik yang sama atau menggunakan pembelajaran
berbasis web yang sama. Dalam lingkungan belajar, interaksi berarti
kapasistas berbicara baik antar peserta, maupun antara peserta
dengan instruktur. Interaksi membedakan antara pembelajaran
berbasis web dengan pembelajaran berbasis komputer (Computer-
Based Instruction). Hal ini berarti bahwa mereka yang terlibat dalam
pembelajaran berbasis web tidak berkomunikasi dengan mesin,
melainkan dengan orang lain (baik peserta maupun tutor) yang
kemungkinan tidak berada pada lokasi bahkan waktu yang sama.
Interaksi tidak hanya menyediakan hubungan antar manusia, tetapi
menyediakan keterhubungan isi, dimana setiap orang dapat
membantu antara satu dengan yang lainnya untuk memahami isi
materi dengan berkomunikasi. Hal tersebut menciptakan lapisan
belajar terdalam yang tidak bisa diciptakan oleh pengembangan
media.
b. Ketergunaan
Ketergantungan yang dimaksud disini adalah bagaimana
siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua element penting
dalam prinsip ketergunaan ini, yaitu konsistensi dan keserhanaan.
Intinya adalah bagaimana perkembangan pembelajaran berbasis web
ini menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan sederhana,
sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik dalam proses
pembelajaran maupun navigasi konten (materi dan aktivitas belajar
lain).
c. Relevansi
Relevansi diperoleh melalui ketepatan dan kemudahan. Setiap
informasi dalam web hendaknya dibuat sangat spesifik untuk
meningkatkan pemahaman pebelajar dan menghindari bias.
Menempatkan konten yang relevan dalam konteks yang tepat pada
waktu yang tepat adalah bentuk seni tersendiri dan sedikit
mengembangkan e-learning yang berhasil melalukan kombinasi ini.
Hal ini melibatkan aspek keefektifan desain konten serta
kedinamisan pencarian dan penempatan konten(materi). Jadi prinsip
utama dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis web adalah harus
adanya interaksi atau komunikasi antar peserta, maupun instruktur
dalam lingkungan belajar yang menggunakan pembelajaran berbasis
web yang sama. Kemudian harus ada ketergunaan yaitu bagaimana
perkembangan pembelajaran berbasis web ini menciptakan
lingkungan belajar yang konsisten dan sederhana, sehingga siswa
tidak mengalami kesulitan baik dalam proses pembelajaran. Dan
15. juga harus ada relevansi setiap informasi yang spesifik untuk
meningkatkan pemahaman pebelajar dan menghindari bias. Selain
prinsip di atas, pembelajaran berbasis web memerlukan kerja sama
banyak orang dalam merefleksikan banyak kemungkinan skenario
desain. Dalam pengajaran ini merupakan bagian penting dari tim
pengembangan. Beberapa langkah yang harus diperhatiakn oleh
pengajar dalam hal ini, diantaranya:
1. Pengajar harus secara aktif terlibat dengan proses pendidikan
dan harus memahami kebutuhan dan harapan peserta didik.
2. Pengajaran harus berkolaborasi dengan peserta didik untuk
mengumpulkan ide-ide mereka tentang apa yang seharusnya
tercakup dalam pelajaran atau kurikulum online
3. Pengajar harus sangat akrab dengan bidang-bidang utama
persoalan yang diajarkan agar relevan.
4. Pengajaran harus mempunyai ide yang baik yang menjadi
keunggulan setiap pelajaran dalam keseluruhan perencanaan
kurukulum, informasi dan aktivitas keterampilan yang
tercakup dalam struktur tertentu.
5. Pengajaran juga akan memehami bagaimana pembelajaran
yang layak secara individual. Kapan suatu pelajaran itu perlu
dikembangkan sebagai perubahan keseluruhan kurikulum
terhadap arah baru atau perluasan yang mempertemukan
tuntutan baru. Pengajar punya perasaan yang baik tentang
pengajaran individual yang mana perlu dikembangkan, dan
dimana yang perlu dimodivikasi dari seluruh kurikulum.4
Peserta didik dalam lingkungan akademik online harus dapat
berfikir secara kritis, tidak semata-mata mengingat informasi,
melainkan juga dapat menerapkan pengetahuan mereka pada situasi
baru. Cara mendesain kurikulum dan mata pelajaran yang harus
merefleksikan kemajuan peserta didik melaui serangkaian kegiatan
yang cermat untuk menciptakan dan mengawasi pengalaman belajar.
Untuk mendidik yang berhasil, peserta didik harus disiapkan
pada kegiatan online. Membantu peserta didik menggunakan
teknologi penemuan dalam mata pelajaran online dan sosialisasi
peserta didik pada pekerjaan yang lainnya melaui internet dan
komponen penting bagi keberhasilan. Pembelajaran berbasis web
yang efektif meliputi kelas-kelas atau paling tidak modul-modul
yang membantu peserta didik yang menyesuaikan diri pada
pendidikan yang memnafaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang elektronik Mata pelajaran online dapat
meningkatkan partisipasi semua peserta didik. Selama proses
pembelajaran, misalnya semua peserta didik didorong untuk
4
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung :
Alfabeta, 2010), h. 44
16. berpartisipasi. Setiap orang mempunyai kesempatan menjadi
pendengar. Kegiatan ini akan dirasakan sulit jika belajar di kelas
saja. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran tergantung pada
keefektifan peralatan teknis yang digunakannya dalam menampilkan
materi pembelajaran. Para peserta didik sering menilai proses
pembelajaran berhubungan dengan kesenangan dirinya dengan
peralatan yang digunakannya dan kemampuan pengajar membantu
mereka untuk belajar lebih mudah.
4. Faktor Pendukung Kelancaran Pembelajaran Berbasis
Web
Faktor pendukung kelancaran pembelajaran berbasis web,
meliputi:
1. Menikmati penggunaan dengan internet
Pengajar harus menikmati penggunaan internet. Peserta didik
sering menggunakan internet, maka pengajar harus mengikuti trend
dalam desain dan informasinya. Pengajar harus merasa nyaman
melakukan brosing web untuk mendapatkan informasi yang
tersimpan dalam jutaan situs secara potensial dan database. Pengajar
perlu akrab dengan bermacam-macam search mesines. Pengajar
harus harus menjadi peneliti online yang efisien sesuai yang dicita-
citakan, yaitu menjadi seorang desainer informasi yang kompeten
yang mengikuti pemakaian inter-tatap muka dan teknologi
pendidikan. Jika pengajar sedang bekerja seperti itu atau melakukan
kegiatan secara online, maka harus menikmati lingkungan kerja
tersebut dan dapat mendiskusikan berita-berita dari internet dengan
peserta didik.
2. Pertimbangan-pertimbangan penting dalam perencanaan
Menekankan pentingnya perencanaan yang strategis. Apakah
pengajar seorang diri atau kelopok yang bertanggungjawab untuk
perencanaan ini. Pengajar perlu memerlukan pemetaan yang jelas
dan visi efektif yang dijunjung. Downey menyerahkan bahwa
penyerahan yang strategis suatu tim terdiri dari teknologi,
administrator, ahli-ahli penyampaian materi, tujuan pemakaian.
3. Mengimplementasikan kurikulum
Setelah kurikulum dan desain website dibuat perencanaannya
tahap selanjutnya adalah mengimplementasikannya. Pengajar harus
memahami bagaimana mengoprasikan pembelajaran online dan
membuat alasan mengapa pengajar merancang dengan cara tertentu.
Jika pengajar akan mengajar dengan pembelajaran online, pengajar
perlu mempersiapkan dengan baik. Sebelum kelas dimulai, pengajar
harus belajar secara khusus masalah website dan peralatan yang
akan pengajar gunakan. Memahami pengetahuan dalam membuat
pembelajaran online yang efektif dapat membantu pengajar, tidak
17. hanya ketika pengajar mengajar di elas tetapi juga dapat
pembelajaran dan bahan-bahan kurikulum berikutnya atau perlunya
perbaikan terhadap website yang dibuat.
5. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web
Kruse menyatakan dalam salah satu tulisannya yang berjudul
“using the web for learning” yang dimuat dalam situs www.
elearningguru.com mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis
web sering kali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta
didiknya. Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran
berbasis web bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan,
memiliki unsur interaktivitas yang tinggi menyebabkan peserta didik
mengingat lebih banyak materi pelajaran serta mengurangibiaya-
biaya operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik
untuk mengikuti pembelajaran (contohnya uang jajan/ biaya
transportasi sekolah).
Dikarenakan sifatnya yang maya/virtual, pembelajaran
dianggap telah memberikan flexibilitas terhadap kegiatan
pengaksesan materi pembelajaran. Pengantar materi pembelajaran
tidak lagi tergantung pada medium fisik seperti buku pembelajaran
cetak atau CD-ROM. Materi pembelajaran kini terbentuk data
digital yang bisa di decode (diuraikan) melaui perangkat elektronik
seperti komputer, smartphone, telepon seluler atau piranti elektronik
lainnya.
6. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
Sebagai media pembelajaran pada umunya, pembelajaran
berbasis web pun memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan:
1. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web
a. Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun, untuk
mempelajari apapun.
b. Pebelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan
langkahnya dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis
web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual.
c. Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga
pebelajar dapat mengakses informasi dari berbagai
sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan belajar.
d. Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pebelajar
yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.
e. Dapat mendorong pebelajar untuk lebih aktif dan mandiri
di dalam belajar
f. Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat
digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran
18. g. Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat
digunakan untuk mencari informasi yang mereka
butuhkan
h. Isi dan materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.
2. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
a. Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada
kemndirian dan motivasi pembelajar.
b. Akses untuk mengikuti pembelajaran untuk dengan
menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi
pembelajar.
c. Pebelajar dapat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak
bisa mengakses informasi, dikarenakan tidak terdapatnya
peralatan yang memadai dan bandwidth yang cukup.
d. Dibutuhkan panduan bagi pebelajar untuk mencari
informasi yang elevan, karena informasi yang terdapat di
dalam web sangat beragam. Dengan menggunkan
pembelajaran berbasis web, pebelajar terkadang merasa
terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dala fasilitas
komunikasi.
LATIHAN
1. Yang termaksud prinsip-prinsip pembelajaran modul adalah?
a. Prinsip dibilitas
b. Prinsip kredibilitas
c. Prinsip konkrikbilitas
d. Prinsip flrksibilitas
2. Yang dimaksud prinsip feetback adalah?
a. Siswa belajar tuntas
b. Siswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki
kesalahan
c. Memberikan balikan segera agar siswa dapat
mengetahui kesalahan dan memperbaikinya
d. Dapat disesuaikan dengan perbedaan siswa yang
menyangkut kecempatan belajar
3. Apa yang menjadi manfaat media pembelajaran ?
a. Agar siswa mengantuk
b. Agar siswa jenuh
c. Agar siswa tidak semangat
d. Efisiensi waktu dan tenaga
4. WWW adalah singkatan dari ?
19. a. World wide web
b. Wide web world
c. Web wide world
d. Web wide web
5. Kelebihan pembelajaran berbasis web
a. Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada
kemndirian dan motivasi pembelajar.
b. Akses untuk mengikuti pembelajaran untuk dengan
menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi
pembelajar.
c. Pebelajar dapat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak
bisa mengakses informasi, dikarenakan tidak terdapatnya
peralatan yang memadai dan bandwidth yang cukup.
d. Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun,
untuk mempelajari apapun.
DAFTAR PUSTAKA
Usman, Basyiruddin, metodologi pembelajaran Agama Islam,
jakarta: ciputat press, 2005.
http://belajartpsekarang.blogspot.co.id/2013/12/pengembangan-
bahan-ajar-modul-herlina.html diakses 02 oktober 2015
http://materikulpai.blogspot.co.id/2011/12/tata-cara-pengembangan-
modul-sebagai.html diakses 02 oktober 2015
http://gurupembaharu.com/home/pengembangan-modul-sebagai-
bahan-ajar/ diakses 02 oktober 2015
Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis TIK,
(Jakarata: Referensi, 2012)
Rusman, Model-Model Pembelajaran (Jakarta : Rajawali Pers,
2011)
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
(Bandung :Alfabeta, 2010)
Horton. Pembelajaran Web sebagai Metoda Klomplemen Kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan Jakarta: Unitas, 2000. Jollie, Judi
Mckimm Carol. ABC of Learning and Teaching Web Based
Learning. Bmj, Volume 326.
Rusman. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan
komunikasi. Jakarta: Rajawali Press,2011.