Islam adalah agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia, hadirnya di dunia untuk mengarahkan manusia dari jalan yang salah. Termasuk dalam bidang sosial, interaksi pria dan wanita harus diatur dengan syariat Islam demi mencegah malapetaka dunia dan akhirat.
3. ُكَانْقَلَخ اَّنِإ ُاسَّنال اَهُّيَأ اَيىَثنُأ َو ٍرَكَذ نِم م
َلِئاَبَق َو اًبوُعُش ْمُكَانْلَعَج َوَمَرْكَأ َّنِإ واُفَارَعَتِلَدنِع ْمُك
يمِلَع َ ََّّللا َّنِإ ْمُكاَقْتَأ ِ ََّّللايرِبَخ﴿١٣﴾
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal [49:13]
6. Dalil Al-Quran
ِتَانِمْؤُمْال َو َينِنِمْؤُمْال َو ِتاَمِلْسُمْال َو َينِمِلْسُمْال َّنِإَينِقِداَّصال َو ِتاَتِناَقْال َو َينِتِناَقْال َواَّصال َوِتاَقِد
ْال َو ِتاَعِشَاخْال َو َينِعِشَاخْال َو ِتاَرِباَّصال َو َين ِرِباَّصال َوَّصال َو ِتاَقِدَصَتُمْال َو َينِقِدَصَتُماَّصال َو َينِمِئاِتاَمِئ
َك َ ََّّللا َين ِرِكاَّذال َو ِتاَظِفاَحْال َو ْمُهَجوُرُف َينِظِفاَحْال َوِفْغَم ْمُهَل ُ ََّّللا َّدَعَأ ِتاَرِكاَّذال َو اًيرِثَو ًً َراًميِظَع اًرْجَأ
Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan
perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan
perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan
untuk mereka ampunan dan pahala yang besar {33:35}.
7. Dalil As-sunnah
“Bahwa kaum wanita pada masa Rasulullah SAW jika telah mengucapkan
salam dari shalat wajib, mereka berdiri. Rasulullah SAW dan kaum pria diam di
tempat selama waktu yang dikehendaki Allah. Maka jika Rasulullah SAW
berdiri, berdirilah kaum pria” (HR Bukhari).
15. ْضَيْلَو اَهْنِم َرَهَظ اَم الِإ َّنُهَتَني ِز َينِدْبُي الَوَّنِهِبوُيُج ىَلَع َّنِه ِرُمُخِب َنْب ِر
Janganlah mereka menampakkan perhiasan-nya, kecuali yang (biasa) tampak
pada dirinya. Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya
(QS an-Nur [24]: 31).
KHIMAR
16. َو َك ِاجَوْألز ْلُق ُّيِبَّنال اَهُّيَأ اَيِمْؤُمْلا ِاءَسِنَو َكِتاَنَبَينِن
َّنِهِبيِبالَج ْنِم َّنِهْيَلَع َينِنْدُي
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang Mukmin, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke
seluruh tubuh mereka.” (QS al-Ahzab [33]: 59)
Jilbab
17. َجُّرَبَت َنْجَّرَبَت َالَوَلوُ ْاأل ِةَّيِلِهاَجْلاٰى
Dan janganlah kalian (para wanita) bertabarruj (sering keluar rumah
dengan berhias dan bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-
wanita Jahiliyah yang dahulu [al-Ahzâb/33:33]
TABARUJ
18. Dari Khalid bin Duraik: ‘’Aisyah RA, berkata: ‘’Suatu
hari, asma binti abu bakar menemui Rasulullah
SAW dengan menggunakan pakaian tipis, beliau
berpaling darinya dan berkata: ‘’wahai asma’’ jika
perempuan sudah mengalami haid, tidak boleh ada
anggota tubuhnya yang terlihat kecuali ini dan ini,
sambil menunjuk ke wajah dan kedua telapak
tangan.’’ (HR. Abu Daud).
19. ِجْسَم ُِلك َدْنِع ْمُكَتَني ِز واُذُخ َمَدآ يِنَب اَيَالَو واُبَرْشاَو واُلُكَو ٍد
َينِف ِرْسُمْلا ُّب ِحُي َال ُهَّنِإ ۚ واُف ِرْسُت
Wahai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allâh tidak
menyukai orang-orang yang berlebihan. [al-A’râf/7:31]
20. Apa yang ada di antara pusar dan lutut adalah aurat.
(H.R. Al Hakim)
21. َمْال َال َو ِلُجَّالر ًَِر ْوَع ىَلِإ ُلُجَّالر ُرُظْنَي َالًَِأ ْرَمْال ًَِر ْوَع ىَلِإ ًَُأ ْر
“Seorang laki-laki janganlah melihat aurat laki-laki lainnya. Begitu pula
seorang wanita janganlah melihat aurat wanita lainnya.”
(HR. Muslim no. 338)
22. ْنَذْأَت ْمَلَو ٌدَحَأ َكِتْيَب يِف َعَلَّطا ْوَلَفَف ٍةاَصَحِب ُهَتْفَذَخ ُهَلُهَنْيَع َتْأَق
ٍاحَنُج ْنِم َكْيَلَع َانَك اَم
Jika ada orang yang berusaha melihat (aurat keluargamu) di rumahmu dan kamu tidak
mengizinkannya lantas kamu melemparnya dengan kerikil sehingga membutakan matanya
maka tidak ada dosa bagimu. [HR. Al-Bukhâri, no. 688, dan Muslim, no. 2158].
23.
24. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang
belum pernah aku lihat: (yang pertama adalah)
Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi
untuk memukul manusia dan (yang kedua adalah)
para wanita yang berpakaian tapi telanjang,
berpaling dari ketaatan dan mengajak lainnya untuk
mengikuti mereka, kepala mereka seperti punuk
unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan
masuk surga dan tidak akan mencium baunya,
walaupun baunya tercium selama perjalanan
sekian dan sekian.” [HR. Muslim, no. 2128]
27. Wajibnya Menundukkan Pandangan
(ghadhdh al-bashar)
َو ْمِهَِارصْبَأ ْنِم واُّضَُغي َينِنِمْؤُمْلِل ْلُقَكِلَذ ْمَُهجوُرُف واُظَفَْحي
وُعَنْصَي َامِب ٌريِبَخ َ ََّّللا َّنِإ ْمُهَل ىَكْزَأَن*ِتَانِمْؤُمْلِل ْلَُقو
ُرُف َنْظَفَْحيَو َّنِهَِارصْبَأ ْنِم َنْضُضَْغيَّنَُهجو
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah
lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara
kemaluannya” [QS. An-Nuur : 30-31].
28. adalah panah beracun di antara panah-panah iblis.
Barangsiapa meninggalkannya karena takut kepada-Ku
maka Aku ganti dengan keimanan yang dirasakan
manis dalam hatinya.” (HR. Hakim).
32. Ikhtilat adalah bertemunya laki-laki dan perempuan (yang
bukan mahramnya) di suatu tempat secara campur baur
dan terjadi interaksi di antara laki-laki dan wanita itu
(missal bicara, bersentuhan, berdesak-desakan, dll) (Said Al
Qahthani, Al Ikhtilat, hlm 7)
33. َف اًعاَتَم َّنُهوُمُتْلَأَس اَذِإَوَرَو ْنِم َّنُهوُلَأْساِاء
ِبوُلُقِل ُرَهْطَأ ْمُكِلَذ ٍباَج ِحَّنِهِبوُلُقَو ْمُك
“Apabila kalian meminta sesuatu (keperluan) kepada
mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir.
Cara yang demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati
mereka.” [QS Al Ahzab: 53]
34. ُلوُقَي َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ ََّّللا ىَّلَص ِ ََّّللا َلوُسَر َعِمَس ُهَّنَأَج ِالر َطَلَتْاخَف ِد ِجْسَمْال َنِم ج َِارخ َوُه َوُلاَعَم
ْيَلَع ُ ََّّللا ىَّلَص ِ ََّّللا ُلوُسَر َلاَقَف ِقي ِرَّالط يِف ِاءَسِالنَل ُهَّنِإَف َن ْر ِخْأَتْسا ِاءَسِلنِل َمَّلَس َو ِهَل َْسيْنَأ َّنُك
ا ِتَناَكَف ِقي ِرَّالط ِتاَّفاَحِب َّنُكْيَلَع َيق ِرَّالط َنْقُقْحَتَث َّنِإ ىَّتَح ِارَد ِجْالِب ُق ِصَتْلَت ًَُأ ْرَمْلَل اَهَب ْوُقَّلَعَتَي
ِهِب اَهِقوُصُل ْنِم ِارَد ِجْالِب
“Bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda di saat beliau keluar dari
masjid, sedangkan orang-orang laki-laki ikhthilath (bercampur-baur) dengan para wanita di
jalan, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada para wanita: “Minggirlah
kamu, karena sesungguhnya kamu tidak berhak berjalan di tengah jalan, kamu wajib berjalan
di pinggir jalan.” Maka para wanita merapat di tembok/dinding sampai bajunya terkait di
tembok/dinding karena rapatnya” (Hadits riwayat Abu Dawud di dalam Sunan, dan Bukhari di
dalam Al-Kuna, dengan sanad keduanya dari Hamzah bin Abi Usaid Al-Anshari).
36. ِب ُلُجَّالر َالَخ َوِهِب ِاحَص
ًءَالَخ َو ا ًّوُلُخ ُهَعَم َو ِهْيَلِإ َو
ًً َوَْلخ َو:َرَفْناِهِب َد
ِف ُهَعَم َعَمَتْاج َوًٍ َوْل ِخ ي
Khalâ ar rajulu bi shâhibihi wa ilaihi
wa ma’ahu khuluwwan wa khalâan
wa khalwatan: Sendirian
bersamanya dan berkumpul
dengannya di tempat yg sunyi.
37. َأَرِْماَب لُجَر َّن َوُلْخَي َالَرْحَم ْيَذ َعَم َّالِإ ًٍٍم
Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang
wanita, kecuali wanita itu disertai dengan mahram-nya (HR al-
Bukhari dan Muslim).
38. َانَك ُهَّنِإ اَن ِالز واُبَرْقَت َالَويِبَس َءاَسَو ًَةش ِاحَفًال
“Dan janganlah kalian mendekati zina; Sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”
(Al-Israa’: 32)