3. JS. FURNIVALL
Masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yang
terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri –
sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain didalam
satu kesatuan politik.
MENURUT CLIFFORD GEERTZ
Masyarakat majemuk merupakan masyarakat yang
terbagi – bagi dalam kedalam sub- sub sistem yang
kurang lebih berdiri sendiri ,di mana masing- masing
subsistem terikatkedalam ikatan –ikatan yang bersifat
kedaerahan.
MENURUT CYRIL S. BELSHAW
Masyarakat majemuk merupakan suatu masyarakat yangg
dimana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial
yang mmenjadi bagian- bagian nya adalah sedemikian rupa
sedhingga para anggota masyarakat kurang memilki loyalitas
terhadap masyarakat sebagai keseluruhan , kurang memiliki
homogenitas kebudayaan atau bahkan kurang memilki dasar –
dasar untuk saling memahami satu sama lain.
4. Masyarakat indonesia disebut
daerah tropis dimana Mereka
yang menguasai dan yang
dikuasai memiliki perbedaan
ras
Adanya pembagian kelas – kelas
sosial.
Tidak adanya kehendak bersama
dalam kehidupan politik (common
will) sebab mereka mempertahankan
atau memelihara pola- pola pikiran
dan cara hidup masing- masing.
Tidak adanya permintaan sosial
yang dihayati bersama oleh
seluruh elemen masyarakat.
5. Terjadinya segmentasi kedalam
bentuk kelom[pok- kelompok
yang sering kali memiliki sub
kebudayaan yang berbeda satu
sama lain
Memiliki struktur sosial yang
terbagi kedalam lembaga –
lembaga yang bersifat non
komplementer.
Kurang mengembangkan
konsensus diantara para
anggotanya .terhadap nilai –
nilai yang bersifat dasar.
Secara relatif seringkali
mengalami konflik – konflik
diantara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain.
Secara relatif integrasi sosial
tumbuh diatas paksaan
(coercion)dan saling
ketergantungan didalam
bidang ekonomi.
Adanya dominasi politik oleh
suatu kelompok atas
kelompok -kelompok yang
lain.
Ciri Masyarakat
Majemuk menurut
Piere L. Barghe
6. Furnivall melihat kemajemukan masyarakat indonesia pada masa kolonial hindia-
belanda ,dimana masyarakat terbagi kedalam tiga kelas yaitu kelas eropa/belanda
sebagai kelas atas/kelas penguasa, orang – orang tionghoa dan timur asing
sebagai kelas menengah dan orang – orang indonesia pribumu sebagai kelas tiga.
Dimana ketiga kelas tersebut dalam hal ekonomi,politik ,kebudayaan,
agama,bahasa tidak ada pembauran karena masing – masing mempertahankan
dan memelihara pola atau cara nya masing –masing tanpa ada kehendak bersama
untuk membentuk sistem nilai masyarakat sebagai keseluruhan.
•ANALISIS J.S FURNIVALL
Pieree L . Van den berghe melihat kemajemukan indonesia sebagai suatu
masyarakat yang terbagi kedalam kelompok –kelompok namun berdasarkan garis
keturunan tunggal. Kelompok – kelompok tersebut mulai berinteraksi dalam
kehidupan politik,ekonomi akan tetapi tanpa didasari konsensus bersama
terhadap nilai – nilai yang bersifat dasar ,sehingga relatif terjadi konflik ,dominasi
suatu kelompok terhadap kelompok lain dan integrasi tumbuh diatas paksaan.
•ANALISIS PIERRE L VAN BERGHE
7. Pluralitas suku bangsa : suku aceh,
batak, melayu, minangkabau,
sunda, betawi, sunda, jawa, bali,
ambon, dayak, sasak, toraja, bugis
, dll
Pluralitas agama :
Islam, kristen
katolik, kristen
protestan, hindu
, budha, konghuchu
Pluralitas Bahasa
Keanekaragaman bahasa
daerah .
Pluralitas adat
Masing – masing memiki adat
istiadat yang berbeda- beda.
Pluralitas regional
Adanya tanah untuk
pertanian sawah dan
pertanian ladang.
Pluralitas masyarakat
Indonesia secara
Horizontal
8. •Ekonomi tradisional (keuntungan
minimal,di desa, miskin tidak
berpendidikan)
•Ekonomi moderen(keuntungan
maksimal, di kota,kaya
,berpendidikan)
Segi
Ekonomi
•Orang jawa diberi kesempatan
sebagai birokrat
•Luar jawa tidak diberi
kesempatan.
Segi
Politik
Pluralitas Masyarakat
secara vertikal
9. Keadaan Geografis
Nenek moyang bangsa indonesia dikenal berasal dari
daerah tionghoa kira – kira 2000 SM secara
bergelombang ke
Indonesia yang memiliki lebih 3000 pulaua yang tersebar
sepanjang 3000 mil dari timur ke barat dan 1000 mil
dari utara ke selatan , mereka terisolasi dan menetap
sehingga menjadi suku – suku bangsa.
Sehingga terjadi pluralitas suku bangsa di indonesia
Letak indonesia diantara samudera fasifik dan samudera
indonesia
Hal ini mendukung indonesia sebagai titik tengah lalu
lintas perdagangan internasional dari pedagang asing
sehingga terjadi pengaruh kebudayaan asing terhadap
indonesia sperti agama.
Hindhu dan budha : india 400 sesudah masehi
Islam : arab , persia abad 13 M
Katolik : portugis abad ke 16
Protestan :belanda
Perbedaan iklim , struktur tanah yang
berbeda(lingkungan ekologis)
- Pertanian sawah : pulau jawa, bali
- Pertanian ladang : luar pulau jawa
Mempengaruhi kuantitas kependudukan
,ekonomi dan sosial budaya.
Faktor keterbukaan indonesia dalam
menghadapi budaya yang datang dari
luar, menambah kemajemukan
indonesia.
FAKTOR PENYEBAB INDONESIA
MENJADI MASYARAKAT MAJEMUK
10. KEUNTUNGAN
MASYARAKAT
MAJEMUK
Secara horizontal
, indonesia memiliki
keanekaragaman
sehingga memiliki
daya tarik tersendiri
sebagai suatu bangsa
muncul cara –
cara mewujudkan
dan
menyelenggaraka
n kehidupan
berbangsa dan
bernegara yang
sesuai dengan
kondisi majemuk
bangsa indonesia
Adanya saling
ketergantungan
dalam bidang
ekonomi ,memiliki
sdm yang potensial
Adanya loyalitas
ganda yaitu
ikatan bersifat
primordial dan
ikatan sebagai
suatu masyarakat
secara
keseluruhan.
11. KERUGIAN MASYARAKAT
MAJEMUK
Potensi Konflik akan
senantiasa ada dalam
kehidupan masyarakat
indonesia
Adanya dominasi suatu
kelompok terhadap
kelompok – kelompok lain
dalam politik ,ekonomi
Integrasi dan toleransi yang
harus terus dipaksakan dan
diperjuangkan. Namun
diatas konsensus nilai – nilai
yang bersifat dasar.
Adanya
etonosentrisme,etnofobia
dan stereotif daerah
Akan ada tindakan
separatisme
12. MEMPERTAHANKAN PANCASILA DAN
BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI
KONSENSUS NASIONAL DAN
LANDASAN FILOSOFIS, YURIDIS DAN
SOSIOLOGIS
MEMELIHARA DAN
MEMPERTAHANKAN RASA
NASIONALISME
MEMBERIKAN KEPUTUSAN
– KEPUTUSAN POLITIK
YANG ADIL DAN MERATA
BAGI SELURUH
MASYARAKAT.
MEMPERTAHANKAN NKRI
DAN IKUT UPAYA BELA
NEGARA.
MENUMBUHKAN RASA
TOLERANSI DAN SOLIDARITAS
LINTAS RAS,SUKU,AGAMA
MENYELESAIKAN KONFIK –
KONFLK DENGAN CARA
MEDIASI,KONSILIASI DAN
HUKUM
MENJUNJUNG SUPREMASI
HUKUM DAN HAM
Cara
mengintegrasikan
masyarakat Majemuk
13. Integrasi memiliki 2 pengertian, yaitu :
Pengendalian terhadap konflik dan penyimpangan
sosial dalam suatu sistem sosial tertentu
Membuat suatu keseluruhan dan menyatukan unsur-
unsur tertentu
Sedangkan yang disebut integrasi sosial adalah jika
yang dikendalikan, disatukan, atau dikaitkan satu
sama lain itu adalah unsur-unsur sosial atau
kemasyarakatan.
Suatu integrasi sosial di perlukan agar masyarakat
tidak bubar meskipun menghadapi berbagai
tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun
konflik yang terjadi secara sosial budaya.
14. 1. Suatu masyarakat senantiasa terintegrasi di atas tumbuhnya
konsensus (kesepakatan) di antara sebagian besar anggota
masyarakat tentang nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat
fundamental (mendasar)
2. Masyarakat terintegrasi karena berbagai anggota masyarakat
sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial
(cross-cutting affiliation). Setiap konflik yang terjadi di
antara kesatuan sosial dengan kesatuan sosial lainnya akan
segera dinetralkan oleh adanya loyalitas ganda (cross-
cutting loyalities) dari anggota masyarakat terhadap
berbagai kesatuan sosial.
15. masyarakat terintegrasi atas paksaan dan
karena adanya saling ketergantungan di
antara berbagai kelompok.
Integrasi sosial akan terbentuk apabila
sebagian besar masyarakat memiliki
kesepakatan tentang batas-batas
teritorial, nilai-nilai, norma-norma, dan
pranata-pranata sosial.
16. Asimilasi, yaitu pembauran kebudayaan yang
disertai dengan hilangnya ciri khas
kebudayaan asli.
Akulturasi, yaitu penerimaan sebagian unsur-
unsur asing tanpa menghilangkan
kebudayaan asli.
17. Dalam pandangan Coleman dan Rosberg
(1964), integrasi mengandung dimensi vertikal
dan horizontal.
1. Integrasi vertikal bertujuan menjembatani celah
perbedaan antara elite dan massa dalam rangka
pengembangan suatu proses politik terpadu dan
masyarakat politik yang berpartisipasi. Dimensi
vertical dalam integrasi nasional bertujuan
mengintegrasikan persepsi dan prilaku elite dan
masa dengan cara menghilangkan, mengurangi
perbedaan kesenjangan antara kelompok yang
berpengaruh dengan yang dipengaruhi.
18. 2. Integrasi horizontal berguna untuk mengurangi
diskontinuitas dan ketegangan antarkelompok
masyarakat dalam rangka penciptaan suatu
masyarakat politik yang memiliki persepsi sama
(mendekati homogen).
Dimensi horizontal mengintegrasikan antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat, dengan
cara menjembatani perbedaan –perbedaan yang
ditimbulkan oleh factor-faktor teritorial/ kultur
dengan mengurangi kesenjangan yang
ditimbulkan oleh factor-faktor tersebut.
19. William F. Ogburn dan Mayer Nimkoff
mengemukakan tentang syarat berhasilnya
suatu integrasi sosial yaitu kemampuan untuk
mengisi kebutuhan anggota masyarakat satu
dengan lainnya, sehingga terjalin hubungan
yang baik dan saling menjaga keterikatan satu
dengan yang lain.
1. Keberhasilan menciptakan kesepakatan
(consensus) mengenai norma dan nilai-nilai
sosial sebagai pedoman dalam menjalin
interaksi satu dengan yang lain.
2. Nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut
berlaku dalam waktu yang cukup lama dan telah
dilaksanakan secara konsisten.
20. 1. Terciptanya kesepakatan dari sebagian besar
anggotanya terhadap nilai-nilai social tertentu
yang bersifat fundamental dan krusial
2. Sebagian besar anggotanya terhimpun dalam
berbagai unit social yang saling mengawasi
dalam aspek-aspek sosia yang potensial.
3. Terjadinya saling ketergantungan diantara
kelompok-kelompok social yang terhimpun
didalam pemenuhan kebutuhan ekonomi
secara menyeluruh.