SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
2008
DASAR HUKUM
SARANA ANGKUTAN BARANG
a. UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN
b. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1993 ANGKUTAN JALAN.
c. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG
PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN
d. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG
PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN
e. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG
KENDARAAN DAN PENGEMUDI
DIMENSI UTAMA KENDARAAN BERMOTORDIMENSI UTAMA KENDARAAN BERMOTOR
 Lebar max. 2.500 mmLebar max. 2.500 mm
 Tinggi max. 4.200 mm atau tidak melebihi 1,7 xTinggi max. 4.200 mm atau tidak melebihi 1,7 x
lebar kendaraan (Pengangkut Peti Kemas),lebar kendaraan (Pengangkut Peti Kemas),
 Tinggi max. 3.750 mm atau tidak melebihi 1,5 xTinggi max. 3.750 mm atau tidak melebihi 1,5 x
lebar kendaraan (selain pengangkut peti kemas)lebar kendaraan (selain pengangkut peti kemas)
 Panjang max. 12.000 mm (kend. Tunggal)Panjang max. 12.000 mm (kend. Tunggal)
 Panjang max. rangkaian kendaraan bermotor danPanjang max. rangkaian kendaraan bermotor dan
kereta tempelan atau kereta gandengan 18.000kereta tempelan atau kereta gandengan 18.000
mm.mm.
 Rear over hang (ROH) 62,5 % x jarak sumbuRear over hang (ROH) 62,5 % x jarak sumbu
 Front over hang (FOH) 47,5% x jarak sumbuFront over hang (FOH) 47,5% x jarak sumbu
 Sudut pergi (departure angle) bagian belakangSudut pergi (departure angle) bagian belakang
bawah kendaraan min. 8° dari permukaan jalan.bawah kendaraan min. 8° dari permukaan jalan.
LAMPU DAN PERLENGKAPAN TAMBAHAN
KENDARAAN BERMOTOR
Keterangan :
a. Tambahan peralatan (kaca spion, dll) tidak boleh menonjol keluar lebih dari 250 mm
dari body terluar
b. Lampu-lampu dipasangkan setangkup dan sama tinggi dan tidak lebih dari 1,25 m
diatas tanah
c. Lampu dipasang tidak melebihi 400 m dari sisi terluar kendaraan.
d. Untuk kendaraan yang mempunyai lebar lebih dari 2100 mm harus dipasang 2 buah
lampu putih atau kuning di sisi kiri atas dan kanan atas.
REAR OVER HANG DAN DEPARTURE ANGLE
KENDARAAN BERMOTOR
Keterangan :
a. Rear over hang harus lebih kecil atau sama dengan 62,5 % x jarak sumbu (b)
b. Jarak Sumbu
c. Departure Angle diatas 8º diukur dari atas permukaan jalan
KETENTUAN TAMBAHANKETENTUAN TAMBAHAN
 Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.402/8/7/DRJD/08 tgl 31 JanuariSesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.402/8/7/DRJD/08 tgl 31 Januari
2008 tentang Pembuatan Kendaraan Sesuai Peruntukkannya,2008 tentang Pembuatan Kendaraan Sesuai Peruntukkannya,
bahwa landasan kendaraan yang digunakan pada produksibahwa landasan kendaraan yang digunakan pada produksi
karoseri harus sesuai dengan peruntukkannya.karoseri harus sesuai dengan peruntukkannya.
 Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.006/2/2/DRJD/2007 tgl 31 AgtSesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.006/2/2/DRJD/2007 tgl 31 Agt
2007 tentang Pemasangan Pengarah Angin (2007 tentang Pemasangan Pengarah Angin (Cab Roof Deflector),Cab Roof Deflector),
bahwa :bahwa :
- Kendaraan jenis box dan traktor head untuk dipasang pengarah
angin;
- Ketinggian pengarah angin yang dipasang pada bagian atas kabin
diupayakan sejajar atau sama dengan tinggi box atau kontainer
serta tidak melebihi tinggi total kendaraan.
 Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.306/11/17/DRJD/07 tgl 21Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.306/11/17/DRJD/07 tgl 21
November 2007 tentang Penggunaan K.B. Pengangkutan MobilNovember 2007 tentang Penggunaan K.B. Pengangkutan Mobil
(Car Carrier(Car Carrier)),, dan Surat Dirjen No. HK.402/5/6/DRJD/07 tgl 7 Novdan Surat Dirjen No. HK.402/5/6/DRJD/07 tgl 7 Nov
2007 tentang Pelanggaran Dimensi K.B. Pengangkut Sepeda2007 tentang Pelanggaran Dimensi K.B. Pengangkut Sepeda
Motor, bahwa : dimensi K.B. pengangkut mobil/sepeda motorMotor, bahwa : dimensi K.B. pengangkut mobil/sepeda motor
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
o DASAR : Surat Dirjen Hubdat No. AJ.307/2/7/DRJD/2003
tanggal 8 Juli 2003 tentang Ketentuan mengenai Angkutan
Barang Curah
o Tinggi bak maksimum ditentukan berdasarkan konfigurasi sumbu
dan JBI kendaraan yaitu sebagai berikut :
 
No. Konf. Sumbu JBI Tinggi Bak Max
1. 1.1 s/d 4.500 kg 550 mm
2. 1.2 s/d 7.500 kg 700 mm
s/d 13.000 kg 850 mm
3. 1.22 s/d 21.000 kg 1000 mm
 
o Tinggi bak dihitung dari lantai bak sampai tinggi dinding
samping paling bawah.
o Apabila tinggi dinding bak paling depan lebih rendah dari
jendela kabin belakang maka harus dipasang terali besi di
jendela kabin tersebut.
ANGKUTAN BARANG CURAHANGKUTAN BARANG CURAH
MST (kapasitas
daya dukung jalan)
Departemen PU
JBI
Dephub
JBB
Dari manufaktur
Jalan
PENETAPAN DAYA
ANGKUT
DAYA ANGKUT (kg)
JBI (kg) - {BERAT KOSONG (kg) + BERAT ORANG (kg)}
VOLUME TANGKI (liter)
DAYA ANGKUT (kg) / BERAT JENIS MUATAN (kg/liter)
PENETAPAN DAYA
ANGKUT
(Lanjutan)
Kelas
Jalan
Konf.
Sumbu
JBI Maks.
(kg)
Contoh
Merek / Tipe
Kekuatan Rancang Sumbu - JBB (kg)
Ukuran Ban
JBI
(kg)I II III IV
Kelas
III
MST
8 TON
1.2 14.000
MITSUBISHI / FE349 2.350 5.150 - - 750-16-10PR 7.500
HINO / AK3HMKA2 5.890 10.500 - - 10.00-20-16PR 13.890
IVECO / MP240E31 9.500 15.000 - - 12.00-24-18PR 14.000
1.22 21.000
NISSAN / CDA 12M 5.000 8.000 8.000 - 9.00-20-14PR 20.000
HINO / FS271KM 6.000 10.000 10.000 - 11.00-20-14PR 21.000
11.2 20.000 HINO / FN2KPB 6.000 6.000 10.500 - 11.00-R20-16PR 20.000
11.22 27.000
SCANIA / P124GB (8x4) 8.500 8.500 15.000 15.000 12 R 22.5 27.000
NISSAN / CGB45ATHN2 6.500 6.500 13.000 13.000 12.00-R20 27.000
Kelas
II
MST
10 TON
1.2 16.000
MITSUBISHI / FE349 2.350 5.150 - - 750-16-10PR 7.500
HINO / AK3HMKA2 5.890 10.500 - - 10.00-20-16PR 15.890
IVECO / MP240E31 9.500 15.000 - - 12.00-24-18PR 16.000
1.22 24.000
NISSAN / CDA 12M 5.000 8.000 8.000 - 9.00-20-14PR 21.000
HINO / FS271KM 6.000 10.000 10.000 - 11.00-20-14PR 24.000
11.2 22.000 HINO / FN2KPB 6.000 6.000 10.500 - 11.00-R20-16PR 22.000
11.22 30.000
SCANIA / P124GB (8x4) 8.500 8.500 15.000 12 R 22.5 30.000
NISSAN / CGB45ATHN2 6.500 6.500 13.000 13.000 12.00-R20 30.000
Keterangan : Besarnya JBI maksimum suatu kendaraan disamping dibatasi oleh kelas jalan yang dilalui juga dibatasi oleh JBB yang ditetapkan manufaktur
JBI MAKSIMUM
KELAS JALANKELAS JALAN
KELAS JALAN MST PANJANG
(mm)
LEBAR (mm)
I (ARTERI) > 10 TON MAX 18.000 MAX 2.500
II (ARTERI) 10 TON MAX 18.000 MAX 2.500
III A (ARTERI atau
KOLEKTOR)
8 TON MAX 18.000 MAX 2.500
III B (KOLEKTOR) 8 TON MAX 12.000 MAX 2.500
III C (JALAN LOKAL) 8 TON MAX 9.000 MAX 2.100
HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASIHUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI
SUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANGSUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANG
DIIZINKAN)DIIZINKAN)
KELAS JALAN KONFIGURASI
SUMBU
GAMBAR JBI
II 1.1
12 TON
10 TON
II
III
1.2
16 TON
13 TON
II
III
1.1.2
22 TON
18 TON
KELAS JALAN KONFIGURASI
SUMBU
GAMBAR JBI
II 1.2.2
24 TON
21 TON
II
III
1.1.2.2
30 TON
25 TON
HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASIHUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI
SUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANGSUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANG
DIIZINKAN)DIIZINKAN)
KELAS JALAN KONFIGURASI
SUMBU
GAMBAR JBKI
II 1.2 - 2
26 TON
21 TON
II
III
1.22 – 22
42 TON
35 TON
II
III
1.22 - 222
45 TON
38 TON
HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,
dan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANGdan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANG
DIIZINKAN)DIIZINKAN)
- Untuk Kereta Tempelan -- Untuk Kereta Tempelan -
KELAS JALAN KONFIGURASI
SUMBU
GAMBAR JBKI
II
III
1.2 + 2.2
36 TON
28 TON
HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,
dan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANGdan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANG
DIIZINKAN)DIIZINKAN)
- Untuk Kereta Gandengan -- Untuk Kereta Gandengan -
SekianSekian
&&
Terima KasihTerima Kasih
website :website : www.hubdat.web.idwww.hubdat.web.id
SABUK KESELAMATANSABUK KESELAMATAN
 Dasar HukumDasar Hukum
- PP No. 44/1993- PP No. 44/1993
- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 37/2002- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 37/2002
- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 85/2003- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 85/2003
 Tempat duduk yang wajib dilengkapi sabukTempat duduk yang wajib dilengkapi sabuk
keselamatankeselamatan
- pengemudi- pengemudi
- penumpang di samping pengemudi- penumpang di samping pengemudi
 Pemberlakuan penggunaan sabuk keselamatanPemberlakuan penggunaan sabuk keselamatan
- paling lambat 5 November 2005 semua- paling lambat 5 November 2005 semua
kendaraan telah dilengkapi dengan sabukkendaraan telah dilengkapi dengan sabuk
keselamatankeselamatan
- efektif berlaku 5 Mei 2004- efektif berlaku 5 Mei 2004
 Denda maksimum Rp. 1.000.000,- bagi pengemudiDenda maksimum Rp. 1.000.000,- bagi pengemudi
dan penumpang di samping pengemudi yang tidakdan penumpang di samping pengemudi yang tidak
menggunakan sabuk keselamatanmenggunakan sabuk keselamatan

More Related Content

What's hot

Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataPawanto Atmajaya
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)andribacotid
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANAlBer MEt
 
Struktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarStruktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarMOSES HADUN
 
UKURAN KENDARAAN BERMOTOR.a.pptx
UKURAN KENDARAAN BERMOTOR.a.pptxUKURAN KENDARAAN BERMOTOR.a.pptx
UKURAN KENDARAAN BERMOTOR.a.pptxErliana13
 
1 kuliah-pertama-statika
1 kuliah-pertama-statika1 kuliah-pertama-statika
1 kuliah-pertama-statikasentupz
 
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta apiPm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta apikuntosenoadji
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANMira Pemayun
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
 
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...Debora Elluisa Manurung
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalAngga Nugraha
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasgusriantodanr2161
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxelisabeth357711
 
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)atanoki
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasiWSKT
 
Pertemuan 13 pesawat angkat ok
Pertemuan 13 pesawat angkat ok Pertemuan 13 pesawat angkat ok
Pertemuan 13 pesawat angkat ok Marfizal Marfizal
 
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintas
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintasPengantar manajemen rekayasa lalu lintas
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintasbangkit bayu
 

What's hot (20)

Analisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rataAnalisa lalu lintas harian rata
Analisa lalu lintas harian rata
 
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
Geometrik Jalan Raya (Perencanaan)
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
Struktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantarStruktur statis tak tentu pengantar
Struktur statis tak tentu pengantar
 
UKURAN KENDARAAN BERMOTOR.a.pptx
UKURAN KENDARAAN BERMOTOR.a.pptxUKURAN KENDARAAN BERMOTOR.a.pptx
UKURAN KENDARAAN BERMOTOR.a.pptx
 
1 kuliah-pertama-statika
1 kuliah-pertama-statika1 kuliah-pertama-statika
1 kuliah-pertama-statika
 
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta apiPm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
Pm no. 60 tahun 2012 tentang persyaratan teknis jalur kereta api
 
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALANPERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN TEKNIS JALAN
 
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesia
 
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN PROGRAM KENPAVE DAN STUDI PARAMETE...
 
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspalTes core drill pada pekerjaan jalan aspal
Tes core drill pada pekerjaan jalan aspal
 
Rekayasa lalu lintas pengantar simpang bersinyal
Rekayasa lalu lintas   pengantar simpang bersinyalRekayasa lalu lintas   pengantar simpang bersinyal
Rekayasa lalu lintas pengantar simpang bersinyal
 
Presentasi alat berat jenis Dump Truck
Presentasi alat berat jenis Dump TruckPresentasi alat berat jenis Dump Truck
Presentasi alat berat jenis Dump Truck
 
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintasIi. karakteristik komponen lalu lintas
Ii. karakteristik komponen lalu lintas
 
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptxDasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
Dasar_Perencanaan_Geometrik_Jalan.pptx
 
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
MAKALAH ALAT BERAT (DUMPTRUCK)
 
243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi243176098 3-superelevasi
243176098 3-superelevasi
 
Pertemuan 13 pesawat angkat ok
Pertemuan 13 pesawat angkat ok Pertemuan 13 pesawat angkat ok
Pertemuan 13 pesawat angkat ok
 
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintas
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintasPengantar manajemen rekayasa lalu lintas
Pengantar manajemen rekayasa lalu lintas
 

Viewers also liked

Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...
Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...
Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...Debora Elluisa Manurung
 
Pp no. 74 tahun 2014 tentang angkutan jalan
Pp no. 74 tahun 2014 tentang angkutan jalanPp no. 74 tahun 2014 tentang angkutan jalan
Pp no. 74 tahun 2014 tentang angkutan jalanPeter Bayu
 
Jasa pengangkutan barang - Teknis Perdagangan Internasional
Jasa pengangkutan barang - Teknis Perdagangan InternasionalJasa pengangkutan barang - Teknis Perdagangan Internasional
Jasa pengangkutan barang - Teknis Perdagangan InternasionalAdit Pomeriggio
 
Kedaulatan Rakyat 16 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 16 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 16 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 16 Maret 2014hastapurnama
 
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDesain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDian Rahmawati
 
Scm multimoda firman Bp3ip trisakti
Scm multimoda firman Bp3ip trisaktiScm multimoda firman Bp3ip trisakti
Scm multimoda firman Bp3ip trisaktiewin_abay
 
Port Partnership Seminar - Jakarta
Port Partnership Seminar - JakartaPort Partnership Seminar - Jakarta
Port Partnership Seminar - JakartaFitri Indra Wardhono
 
Pameran IIBT (Indonesia International Bus, Truck) and Component Exhibition 2015
Pameran IIBT (Indonesia International Bus, Truck) and Component Exhibition  2015Pameran IIBT (Indonesia International Bus, Truck) and Component Exhibition  2015
Pameran IIBT (Indonesia International Bus, Truck) and Component Exhibition 2015Om Gama Ayah Nanda
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teoripooja khan
 
Kepmen PU No 58, Penetapan Kelas Jalan
Kepmen PU No 58, Penetapan Kelas Jalan Kepmen PU No 58, Penetapan Kelas Jalan
Kepmen PU No 58, Penetapan Kelas Jalan M Elfrino Utama
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
 
Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014
Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014
Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014PT Indo Analisis
 
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanUndang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanPenataan Ruang
 
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhananPerdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhananRyev Arviyn
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Trisunan Pamungkas
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Agus Budi Prasetyo
 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenIqlal Suriansyah
 

Viewers also liked (19)

Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...
Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...
Analisis Dampak Beban Overloading Pada Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur ...
 
Pp no. 74 tahun 2014 tentang angkutan jalan
Pp no. 74 tahun 2014 tentang angkutan jalanPp no. 74 tahun 2014 tentang angkutan jalan
Pp no. 74 tahun 2014 tentang angkutan jalan
 
Jasa pengangkutan barang - Teknis Perdagangan Internasional
Jasa pengangkutan barang - Teknis Perdagangan InternasionalJasa pengangkutan barang - Teknis Perdagangan Internasional
Jasa pengangkutan barang - Teknis Perdagangan Internasional
 
Kedaulatan Rakyat 16 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 16 Maret 2014Kedaulatan Rakyat 16 Maret 2014
Kedaulatan Rakyat 16 Maret 2014
 
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkkDesain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
Desain Perkerasan Jalan Kelompok Estu dkk
 
Scm multimoda firman Bp3ip trisakti
Scm multimoda firman Bp3ip trisaktiScm multimoda firman Bp3ip trisakti
Scm multimoda firman Bp3ip trisakti
 
Port Partnership Seminar - Jakarta
Port Partnership Seminar - JakartaPort Partnership Seminar - Jakarta
Port Partnership Seminar - Jakarta
 
Rpjm multimoda pak bona
Rpjm multimoda pak bonaRpjm multimoda pak bona
Rpjm multimoda pak bona
 
Pameran IIBT (Indonesia International Bus, Truck) and Component Exhibition 2015
Pameran IIBT (Indonesia International Bus, Truck) and Component Exhibition  2015Pameran IIBT (Indonesia International Bus, Truck) and Component Exhibition  2015
Pameran IIBT (Indonesia International Bus, Truck) and Component Exhibition 2015
 
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
92237340 perancangan-geometrik-jalan-teori
 
Kepmen PU No 58, Penetapan Kelas Jalan
Kepmen PU No 58, Penetapan Kelas Jalan Kepmen PU No 58, Penetapan Kelas Jalan
Kepmen PU No 58, Penetapan Kelas Jalan
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalan
 
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)
 
Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014
Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014
Laporan Statistik: Kinerja Industri Indonesia 2014
 
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan JalanUndang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
 
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhananPerdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
Perdagangan internasional, pelayaran dan kepelabuhanan
 
Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5Desain perkerasan jalan kelompok 5
Desain perkerasan jalan kelompok 5
 
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
Manual desain-perkerasan-jalan-nomor-02-m-bm-2013
 
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuenAnalisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
Analisis kapasitas dan perencanaan perkuatan jembatan rangka baja tumpuen
 

Similar to Dasar Hukum Sabuk Keselamatan

Tugas perkerasan lentur dan kaku kelompok 1
Tugas perkerasan lentur dan kaku kelompok 1Tugas perkerasan lentur dan kaku kelompok 1
Tugas perkerasan lentur dan kaku kelompok 1markusengineer
 
Paparan revisi pergub DKI soal Tarif Parkir
Paparan revisi pergub DKI soal Tarif ParkirPaparan revisi pergub DKI soal Tarif Parkir
Paparan revisi pergub DKI soal Tarif ParkirCIkumparan
 
2. ARTI PENULISAN BAN [Compatibility Mode].pdf
2. ARTI PENULISAN BAN [Compatibility Mode].pdf2. ARTI PENULISAN BAN [Compatibility Mode].pdf
2. ARTI PENULISAN BAN [Compatibility Mode].pdfJajangAbdulloh
 
Paper analisis kerusakan ban dump truck
Paper analisis kerusakan ban dump truckPaper analisis kerusakan ban dump truck
Paper analisis kerusakan ban dump truckheny novi
 
Konstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositKonstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositBudi Suryanto
 
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesitedy2629
 
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambutnefertitieanggen
 
Konstruksi jalan komposit
Konstruksi jalan kompositKonstruksi jalan komposit
Konstruksi jalan kompositvitalistekege
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesrakesword
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA Ayuismoyosofiana
 
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)Fathoni Kudo
 
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Avivatun Niswah
 
PEMBINAN DAN PENYULUHAN LALU LINTAS
PEMBINAN DAN PENYULUHAN LALU LINTASPEMBINAN DAN PENYULUHAN LALU LINTAS
PEMBINAN DAN PENYULUHAN LALU LINTASsudiantosihite
 
03 daftar kuantitas dan harga dll
03 daftar kuantitas dan harga dll03 daftar kuantitas dan harga dll
03 daftar kuantitas dan harga dllsamiyati
 
Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik-Surabaya.pptx
Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik-Surabaya.pptxProyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik-Surabaya.pptx
Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik-Surabaya.pptxirfanpranoto2
 
Memo Ijin Taksi
Memo Ijin TaksiMemo Ijin Taksi
Memo Ijin TaksiSindikat
 
Journey Management Plan_Telaga Said to Duri and Patuha.pdf
Journey Management Plan_Telaga Said to Duri and Patuha.pdfJourney Management Plan_Telaga Said to Duri and Patuha.pdf
Journey Management Plan_Telaga Said to Duri and Patuha.pdfHendartonoNugroho
 

Similar to Dasar Hukum Sabuk Keselamatan (20)

Modul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdfModul 7 PPJ.pdf
Modul 7 PPJ.pdf
 
Tugas perkerasan lentur dan kaku kelompok 1
Tugas perkerasan lentur dan kaku kelompok 1Tugas perkerasan lentur dan kaku kelompok 1
Tugas perkerasan lentur dan kaku kelompok 1
 
Paparan revisi pergub DKI soal Tarif Parkir
Paparan revisi pergub DKI soal Tarif ParkirPaparan revisi pergub DKI soal Tarif Parkir
Paparan revisi pergub DKI soal Tarif Parkir
 
2. ARTI PENULISAN BAN [Compatibility Mode].pdf
2. ARTI PENULISAN BAN [Compatibility Mode].pdf2. ARTI PENULISAN BAN [Compatibility Mode].pdf
2. ARTI PENULISAN BAN [Compatibility Mode].pdf
 
13. Lap. Ming. PMI 191223..pptx
13. Lap. Ming. PMI 191223..pptx13. Lap. Ming. PMI 191223..pptx
13. Lap. Ming. PMI 191223..pptx
 
Paper analisis kerusakan ban dump truck
Paper analisis kerusakan ban dump truckPaper analisis kerusakan ban dump truck
Paper analisis kerusakan ban dump truck
 
Konstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan KompositKonstruksi Jalan Komposit
Konstruksi Jalan Komposit
 
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
2001, km 13 tahun 2001 ttg penetapan kelas jalan di p.sulawesi
 
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
6 pelaksanaan-pondasi-cerucuk-kayu-diatas-tanah-lembek-dan-tanah-gambut
 
Konstruksi jalan komposit
Konstruksi jalan kompositKonstruksi jalan komposit
Konstruksi jalan komposit
 
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
 
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
TUGAS PERKERASAN JALAN RAYA
 
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
Desain perkerasan jalan (kelompok 1)
 
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
 
PEMBINAN DAN PENYULUHAN LALU LINTAS
PEMBINAN DAN PENYULUHAN LALU LINTASPEMBINAN DAN PENYULUHAN LALU LINTAS
PEMBINAN DAN PENYULUHAN LALU LINTAS
 
03 daftar kuantitas dan harga dll
03 daftar kuantitas dan harga dll03 daftar kuantitas dan harga dll
03 daftar kuantitas dan harga dll
 
Desain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalanDesain perkerasan jalan
Desain perkerasan jalan
 
Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik-Surabaya.pptx
Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik-Surabaya.pptxProyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik-Surabaya.pptx
Proyek Pembangunan Jalan Widang-Gresik-Surabaya.pptx
 
Memo Ijin Taksi
Memo Ijin TaksiMemo Ijin Taksi
Memo Ijin Taksi
 
Journey Management Plan_Telaga Said to Duri and Patuha.pdf
Journey Management Plan_Telaga Said to Duri and Patuha.pdfJourney Management Plan_Telaga Said to Duri and Patuha.pdf
Journey Management Plan_Telaga Said to Duri and Patuha.pdf
 

More from Om Gama Ayah Nanda

More from Om Gama Ayah Nanda (7)

Kendaraan Public addres
Kendaraan Public addres  Kendaraan Public addres
Kendaraan Public addres
 
Mobil Penerangan (MUPEN)
Mobil Penerangan (MUPEN)Mobil Penerangan (MUPEN)
Mobil Penerangan (MUPEN)
 
Lampiran Pengajuan Srut ambulance
Lampiran Pengajuan Srut ambulance Lampiran Pengajuan Srut ambulance
Lampiran Pengajuan Srut ambulance
 
Run Way Sweeper
Run Way SweeperRun Way Sweeper
Run Way Sweeper
 
Belajar dari kupu-kupu
Belajar dari kupu-kupuBelajar dari kupu-kupu
Belajar dari kupu-kupu
 
Manhouler scania p380
Manhouler scania p380Manhouler scania p380
Manhouler scania p380
 
Paparan karoseri kadis untuk kpk
Paparan karoseri kadis untuk kpkPaparan karoseri kadis untuk kpk
Paparan karoseri kadis untuk kpk
 

Dasar Hukum Sabuk Keselamatan

  • 1. DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN 2008
  • 2. DASAR HUKUM SARANA ANGKUTAN BARANG a. UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN b. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1993 ANGKUTAN JALAN. c. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN d. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN e. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI
  • 3. DIMENSI UTAMA KENDARAAN BERMOTORDIMENSI UTAMA KENDARAAN BERMOTOR  Lebar max. 2.500 mmLebar max. 2.500 mm  Tinggi max. 4.200 mm atau tidak melebihi 1,7 xTinggi max. 4.200 mm atau tidak melebihi 1,7 x lebar kendaraan (Pengangkut Peti Kemas),lebar kendaraan (Pengangkut Peti Kemas),  Tinggi max. 3.750 mm atau tidak melebihi 1,5 xTinggi max. 3.750 mm atau tidak melebihi 1,5 x lebar kendaraan (selain pengangkut peti kemas)lebar kendaraan (selain pengangkut peti kemas)  Panjang max. 12.000 mm (kend. Tunggal)Panjang max. 12.000 mm (kend. Tunggal)  Panjang max. rangkaian kendaraan bermotor danPanjang max. rangkaian kendaraan bermotor dan kereta tempelan atau kereta gandengan 18.000kereta tempelan atau kereta gandengan 18.000 mm.mm.  Rear over hang (ROH) 62,5 % x jarak sumbuRear over hang (ROH) 62,5 % x jarak sumbu  Front over hang (FOH) 47,5% x jarak sumbuFront over hang (FOH) 47,5% x jarak sumbu  Sudut pergi (departure angle) bagian belakangSudut pergi (departure angle) bagian belakang bawah kendaraan min. 8° dari permukaan jalan.bawah kendaraan min. 8° dari permukaan jalan.
  • 4. LAMPU DAN PERLENGKAPAN TAMBAHAN KENDARAAN BERMOTOR Keterangan : a. Tambahan peralatan (kaca spion, dll) tidak boleh menonjol keluar lebih dari 250 mm dari body terluar b. Lampu-lampu dipasangkan setangkup dan sama tinggi dan tidak lebih dari 1,25 m diatas tanah c. Lampu dipasang tidak melebihi 400 m dari sisi terluar kendaraan. d. Untuk kendaraan yang mempunyai lebar lebih dari 2100 mm harus dipasang 2 buah lampu putih atau kuning di sisi kiri atas dan kanan atas.
  • 5. REAR OVER HANG DAN DEPARTURE ANGLE KENDARAAN BERMOTOR Keterangan : a. Rear over hang harus lebih kecil atau sama dengan 62,5 % x jarak sumbu (b) b. Jarak Sumbu c. Departure Angle diatas 8º diukur dari atas permukaan jalan
  • 6. KETENTUAN TAMBAHANKETENTUAN TAMBAHAN  Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.402/8/7/DRJD/08 tgl 31 JanuariSesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.402/8/7/DRJD/08 tgl 31 Januari 2008 tentang Pembuatan Kendaraan Sesuai Peruntukkannya,2008 tentang Pembuatan Kendaraan Sesuai Peruntukkannya, bahwa landasan kendaraan yang digunakan pada produksibahwa landasan kendaraan yang digunakan pada produksi karoseri harus sesuai dengan peruntukkannya.karoseri harus sesuai dengan peruntukkannya.  Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.006/2/2/DRJD/2007 tgl 31 AgtSesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.006/2/2/DRJD/2007 tgl 31 Agt 2007 tentang Pemasangan Pengarah Angin (2007 tentang Pemasangan Pengarah Angin (Cab Roof Deflector),Cab Roof Deflector), bahwa :bahwa : - Kendaraan jenis box dan traktor head untuk dipasang pengarah angin; - Ketinggian pengarah angin yang dipasang pada bagian atas kabin diupayakan sejajar atau sama dengan tinggi box atau kontainer serta tidak melebihi tinggi total kendaraan.  Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.306/11/17/DRJD/07 tgl 21Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.306/11/17/DRJD/07 tgl 21 November 2007 tentang Penggunaan K.B. Pengangkutan MobilNovember 2007 tentang Penggunaan K.B. Pengangkutan Mobil (Car Carrier(Car Carrier)),, dan Surat Dirjen No. HK.402/5/6/DRJD/07 tgl 7 Novdan Surat Dirjen No. HK.402/5/6/DRJD/07 tgl 7 Nov 2007 tentang Pelanggaran Dimensi K.B. Pengangkut Sepeda2007 tentang Pelanggaran Dimensi K.B. Pengangkut Sepeda Motor, bahwa : dimensi K.B. pengangkut mobil/sepeda motorMotor, bahwa : dimensi K.B. pengangkut mobil/sepeda motor harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
  • 7. o DASAR : Surat Dirjen Hubdat No. AJ.307/2/7/DRJD/2003 tanggal 8 Juli 2003 tentang Ketentuan mengenai Angkutan Barang Curah o Tinggi bak maksimum ditentukan berdasarkan konfigurasi sumbu dan JBI kendaraan yaitu sebagai berikut :   No. Konf. Sumbu JBI Tinggi Bak Max 1. 1.1 s/d 4.500 kg 550 mm 2. 1.2 s/d 7.500 kg 700 mm s/d 13.000 kg 850 mm 3. 1.22 s/d 21.000 kg 1000 mm   o Tinggi bak dihitung dari lantai bak sampai tinggi dinding samping paling bawah. o Apabila tinggi dinding bak paling depan lebih rendah dari jendela kabin belakang maka harus dipasang terali besi di jendela kabin tersebut. ANGKUTAN BARANG CURAHANGKUTAN BARANG CURAH
  • 8. MST (kapasitas daya dukung jalan) Departemen PU JBI Dephub JBB Dari manufaktur Jalan PENETAPAN DAYA ANGKUT
  • 9. DAYA ANGKUT (kg) JBI (kg) - {BERAT KOSONG (kg) + BERAT ORANG (kg)} VOLUME TANGKI (liter) DAYA ANGKUT (kg) / BERAT JENIS MUATAN (kg/liter) PENETAPAN DAYA ANGKUT (Lanjutan)
  • 10. Kelas Jalan Konf. Sumbu JBI Maks. (kg) Contoh Merek / Tipe Kekuatan Rancang Sumbu - JBB (kg) Ukuran Ban JBI (kg)I II III IV Kelas III MST 8 TON 1.2 14.000 MITSUBISHI / FE349 2.350 5.150 - - 750-16-10PR 7.500 HINO / AK3HMKA2 5.890 10.500 - - 10.00-20-16PR 13.890 IVECO / MP240E31 9.500 15.000 - - 12.00-24-18PR 14.000 1.22 21.000 NISSAN / CDA 12M 5.000 8.000 8.000 - 9.00-20-14PR 20.000 HINO / FS271KM 6.000 10.000 10.000 - 11.00-20-14PR 21.000 11.2 20.000 HINO / FN2KPB 6.000 6.000 10.500 - 11.00-R20-16PR 20.000 11.22 27.000 SCANIA / P124GB (8x4) 8.500 8.500 15.000 15.000 12 R 22.5 27.000 NISSAN / CGB45ATHN2 6.500 6.500 13.000 13.000 12.00-R20 27.000 Kelas II MST 10 TON 1.2 16.000 MITSUBISHI / FE349 2.350 5.150 - - 750-16-10PR 7.500 HINO / AK3HMKA2 5.890 10.500 - - 10.00-20-16PR 15.890 IVECO / MP240E31 9.500 15.000 - - 12.00-24-18PR 16.000 1.22 24.000 NISSAN / CDA 12M 5.000 8.000 8.000 - 9.00-20-14PR 21.000 HINO / FS271KM 6.000 10.000 10.000 - 11.00-20-14PR 24.000 11.2 22.000 HINO / FN2KPB 6.000 6.000 10.500 - 11.00-R20-16PR 22.000 11.22 30.000 SCANIA / P124GB (8x4) 8.500 8.500 15.000 12 R 22.5 30.000 NISSAN / CGB45ATHN2 6.500 6.500 13.000 13.000 12.00-R20 30.000 Keterangan : Besarnya JBI maksimum suatu kendaraan disamping dibatasi oleh kelas jalan yang dilalui juga dibatasi oleh JBB yang ditetapkan manufaktur JBI MAKSIMUM
  • 11. KELAS JALANKELAS JALAN KELAS JALAN MST PANJANG (mm) LEBAR (mm) I (ARTERI) > 10 TON MAX 18.000 MAX 2.500 II (ARTERI) 10 TON MAX 18.000 MAX 2.500 III A (ARTERI atau KOLEKTOR) 8 TON MAX 18.000 MAX 2.500 III B (KOLEKTOR) 8 TON MAX 12.000 MAX 2.500 III C (JALAN LOKAL) 8 TON MAX 9.000 MAX 2.100
  • 12. HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASIHUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANGSUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANG DIIZINKAN)DIIZINKAN) KELAS JALAN KONFIGURASI SUMBU GAMBAR JBI II 1.1 12 TON 10 TON II III 1.2 16 TON 13 TON II III 1.1.2 22 TON 18 TON
  • 13. KELAS JALAN KONFIGURASI SUMBU GAMBAR JBI II 1.2.2 24 TON 21 TON II III 1.1.2.2 30 TON 25 TON HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASIHUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANGSUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANG DIIZINKAN)DIIZINKAN)
  • 14. KELAS JALAN KONFIGURASI SUMBU GAMBAR JBKI II 1.2 - 2 26 TON 21 TON II III 1.22 – 22 42 TON 35 TON II III 1.22 - 222 45 TON 38 TON HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU, dan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANGdan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANG DIIZINKAN)DIIZINKAN) - Untuk Kereta Tempelan -- Untuk Kereta Tempelan -
  • 15. KELAS JALAN KONFIGURASI SUMBU GAMBAR JBKI II III 1.2 + 2.2 36 TON 28 TON HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU, dan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANGdan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANG DIIZINKAN)DIIZINKAN) - Untuk Kereta Gandengan -- Untuk Kereta Gandengan -
  • 16. SekianSekian && Terima KasihTerima Kasih website :website : www.hubdat.web.idwww.hubdat.web.id
  • 17.
  • 18. SABUK KESELAMATANSABUK KESELAMATAN  Dasar HukumDasar Hukum - PP No. 44/1993- PP No. 44/1993 - Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 37/2002- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 37/2002 - Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 85/2003- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 85/2003  Tempat duduk yang wajib dilengkapi sabukTempat duduk yang wajib dilengkapi sabuk keselamatankeselamatan - pengemudi- pengemudi - penumpang di samping pengemudi- penumpang di samping pengemudi  Pemberlakuan penggunaan sabuk keselamatanPemberlakuan penggunaan sabuk keselamatan - paling lambat 5 November 2005 semua- paling lambat 5 November 2005 semua kendaraan telah dilengkapi dengan sabukkendaraan telah dilengkapi dengan sabuk keselamatankeselamatan - efektif berlaku 5 Mei 2004- efektif berlaku 5 Mei 2004  Denda maksimum Rp. 1.000.000,- bagi pengemudiDenda maksimum Rp. 1.000.000,- bagi pengemudi dan penumpang di samping pengemudi yang tidakdan penumpang di samping pengemudi yang tidak menggunakan sabuk keselamatanmenggunakan sabuk keselamatan