2. DASAR HUKUM
SARANA ANGKUTAN BARANG
a. UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN
ANGKUTAN JALAN
b. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 41 TAHUN 1993 ANGKUTAN JALAN.
c. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG
PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN
d. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 1993 TENTANG
PRASARANA DAN LALU LINTAS JALAN
e. PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG
KENDARAAN DAN PENGEMUDI
3. DIMENSI UTAMA KENDARAAN BERMOTORDIMENSI UTAMA KENDARAAN BERMOTOR
Lebar max. 2.500 mmLebar max. 2.500 mm
Tinggi max. 4.200 mm atau tidak melebihi 1,7 xTinggi max. 4.200 mm atau tidak melebihi 1,7 x
lebar kendaraan (Pengangkut Peti Kemas),lebar kendaraan (Pengangkut Peti Kemas),
Tinggi max. 3.750 mm atau tidak melebihi 1,5 xTinggi max. 3.750 mm atau tidak melebihi 1,5 x
lebar kendaraan (selain pengangkut peti kemas)lebar kendaraan (selain pengangkut peti kemas)
Panjang max. 12.000 mm (kend. Tunggal)Panjang max. 12.000 mm (kend. Tunggal)
Panjang max. rangkaian kendaraan bermotor danPanjang max. rangkaian kendaraan bermotor dan
kereta tempelan atau kereta gandengan 18.000kereta tempelan atau kereta gandengan 18.000
mm.mm.
Rear over hang (ROH) 62,5 % x jarak sumbuRear over hang (ROH) 62,5 % x jarak sumbu
Front over hang (FOH) 47,5% x jarak sumbuFront over hang (FOH) 47,5% x jarak sumbu
Sudut pergi (departure angle) bagian belakangSudut pergi (departure angle) bagian belakang
bawah kendaraan min. 8° dari permukaan jalan.bawah kendaraan min. 8° dari permukaan jalan.
4. LAMPU DAN PERLENGKAPAN TAMBAHAN
KENDARAAN BERMOTOR
Keterangan :
a. Tambahan peralatan (kaca spion, dll) tidak boleh menonjol keluar lebih dari 250 mm
dari body terluar
b. Lampu-lampu dipasangkan setangkup dan sama tinggi dan tidak lebih dari 1,25 m
diatas tanah
c. Lampu dipasang tidak melebihi 400 m dari sisi terluar kendaraan.
d. Untuk kendaraan yang mempunyai lebar lebih dari 2100 mm harus dipasang 2 buah
lampu putih atau kuning di sisi kiri atas dan kanan atas.
5. REAR OVER HANG DAN DEPARTURE ANGLE
KENDARAAN BERMOTOR
Keterangan :
a. Rear over hang harus lebih kecil atau sama dengan 62,5 % x jarak sumbu (b)
b. Jarak Sumbu
c. Departure Angle diatas 8º diukur dari atas permukaan jalan
6. KETENTUAN TAMBAHANKETENTUAN TAMBAHAN
Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.402/8/7/DRJD/08 tgl 31 JanuariSesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.402/8/7/DRJD/08 tgl 31 Januari
2008 tentang Pembuatan Kendaraan Sesuai Peruntukkannya,2008 tentang Pembuatan Kendaraan Sesuai Peruntukkannya,
bahwa landasan kendaraan yang digunakan pada produksibahwa landasan kendaraan yang digunakan pada produksi
karoseri harus sesuai dengan peruntukkannya.karoseri harus sesuai dengan peruntukkannya.
Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.006/2/2/DRJD/2007 tgl 31 AgtSesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.006/2/2/DRJD/2007 tgl 31 Agt
2007 tentang Pemasangan Pengarah Angin (2007 tentang Pemasangan Pengarah Angin (Cab Roof Deflector),Cab Roof Deflector),
bahwa :bahwa :
- Kendaraan jenis box dan traktor head untuk dipasang pengarah
angin;
- Ketinggian pengarah angin yang dipasang pada bagian atas kabin
diupayakan sejajar atau sama dengan tinggi box atau kontainer
serta tidak melebihi tinggi total kendaraan.
Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.306/11/17/DRJD/07 tgl 21Sesuai dengan Surat Dirjen No. AJ.306/11/17/DRJD/07 tgl 21
November 2007 tentang Penggunaan K.B. Pengangkutan MobilNovember 2007 tentang Penggunaan K.B. Pengangkutan Mobil
(Car Carrier(Car Carrier)),, dan Surat Dirjen No. HK.402/5/6/DRJD/07 tgl 7 Novdan Surat Dirjen No. HK.402/5/6/DRJD/07 tgl 7 Nov
2007 tentang Pelanggaran Dimensi K.B. Pengangkut Sepeda2007 tentang Pelanggaran Dimensi K.B. Pengangkut Sepeda
Motor, bahwa : dimensi K.B. pengangkut mobil/sepeda motorMotor, bahwa : dimensi K.B. pengangkut mobil/sepeda motor
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7. o DASAR : Surat Dirjen Hubdat No. AJ.307/2/7/DRJD/2003
tanggal 8 Juli 2003 tentang Ketentuan mengenai Angkutan
Barang Curah
o Tinggi bak maksimum ditentukan berdasarkan konfigurasi sumbu
dan JBI kendaraan yaitu sebagai berikut :
No. Konf. Sumbu JBI Tinggi Bak Max
1. 1.1 s/d 4.500 kg 550 mm
2. 1.2 s/d 7.500 kg 700 mm
s/d 13.000 kg 850 mm
3. 1.22 s/d 21.000 kg 1000 mm
o Tinggi bak dihitung dari lantai bak sampai tinggi dinding
samping paling bawah.
o Apabila tinggi dinding bak paling depan lebih rendah dari
jendela kabin belakang maka harus dipasang terali besi di
jendela kabin tersebut.
ANGKUTAN BARANG CURAHANGKUTAN BARANG CURAH
8. MST (kapasitas
daya dukung jalan)
Departemen PU
JBI
Dephub
JBB
Dari manufaktur
Jalan
PENETAPAN DAYA
ANGKUT
9. DAYA ANGKUT (kg)
JBI (kg) - {BERAT KOSONG (kg) + BERAT ORANG (kg)}
VOLUME TANGKI (liter)
DAYA ANGKUT (kg) / BERAT JENIS MUATAN (kg/liter)
PENETAPAN DAYA
ANGKUT
(Lanjutan)
10. Kelas
Jalan
Konf.
Sumbu
JBI Maks.
(kg)
Contoh
Merek / Tipe
Kekuatan Rancang Sumbu - JBB (kg)
Ukuran Ban
JBI
(kg)I II III IV
Kelas
III
MST
8 TON
1.2 14.000
MITSUBISHI / FE349 2.350 5.150 - - 750-16-10PR 7.500
HINO / AK3HMKA2 5.890 10.500 - - 10.00-20-16PR 13.890
IVECO / MP240E31 9.500 15.000 - - 12.00-24-18PR 14.000
1.22 21.000
NISSAN / CDA 12M 5.000 8.000 8.000 - 9.00-20-14PR 20.000
HINO / FS271KM 6.000 10.000 10.000 - 11.00-20-14PR 21.000
11.2 20.000 HINO / FN2KPB 6.000 6.000 10.500 - 11.00-R20-16PR 20.000
11.22 27.000
SCANIA / P124GB (8x4) 8.500 8.500 15.000 15.000 12 R 22.5 27.000
NISSAN / CGB45ATHN2 6.500 6.500 13.000 13.000 12.00-R20 27.000
Kelas
II
MST
10 TON
1.2 16.000
MITSUBISHI / FE349 2.350 5.150 - - 750-16-10PR 7.500
HINO / AK3HMKA2 5.890 10.500 - - 10.00-20-16PR 15.890
IVECO / MP240E31 9.500 15.000 - - 12.00-24-18PR 16.000
1.22 24.000
NISSAN / CDA 12M 5.000 8.000 8.000 - 9.00-20-14PR 21.000
HINO / FS271KM 6.000 10.000 10.000 - 11.00-20-14PR 24.000
11.2 22.000 HINO / FN2KPB 6.000 6.000 10.500 - 11.00-R20-16PR 22.000
11.22 30.000
SCANIA / P124GB (8x4) 8.500 8.500 15.000 12 R 22.5 30.000
NISSAN / CGB45ATHN2 6.500 6.500 13.000 13.000 12.00-R20 30.000
Keterangan : Besarnya JBI maksimum suatu kendaraan disamping dibatasi oleh kelas jalan yang dilalui juga dibatasi oleh JBB yang ditetapkan manufaktur
JBI MAKSIMUM
11. KELAS JALANKELAS JALAN
KELAS JALAN MST PANJANG
(mm)
LEBAR (mm)
I (ARTERI) > 10 TON MAX 18.000 MAX 2.500
II (ARTERI) 10 TON MAX 18.000 MAX 2.500
III A (ARTERI atau
KOLEKTOR)
8 TON MAX 18.000 MAX 2.500
III B (KOLEKTOR) 8 TON MAX 12.000 MAX 2.500
III C (JALAN LOKAL) 8 TON MAX 9.000 MAX 2.100
12. HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASIHUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI
SUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANGSUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANG
DIIZINKAN)DIIZINKAN)
KELAS JALAN KONFIGURASI
SUMBU
GAMBAR JBI
II 1.1
12 TON
10 TON
II
III
1.2
16 TON
13 TON
II
III
1.1.2
22 TON
18 TON
13. KELAS JALAN KONFIGURASI
SUMBU
GAMBAR JBI
II 1.2.2
24 TON
21 TON
II
III
1.1.2.2
30 TON
25 TON
HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASIHUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI
SUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANGSUMBU, dan JBI (JUMLAH BERAT YANG
DIIZINKAN)DIIZINKAN)
14. KELAS JALAN KONFIGURASI
SUMBU
GAMBAR JBKI
II 1.2 - 2
26 TON
21 TON
II
III
1.22 – 22
42 TON
35 TON
II
III
1.22 - 222
45 TON
38 TON
HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,
dan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANGdan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANG
DIIZINKAN)DIIZINKAN)
- Untuk Kereta Tempelan -- Untuk Kereta Tempelan -
15. KELAS JALAN KONFIGURASI
SUMBU
GAMBAR JBKI
II
III
1.2 + 2.2
36 TON
28 TON
HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,HUBUNGAN KELAS JALAN, KONFIGURASI SUMBU,
dan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANGdan JBKI (JUMLAH BERAT KOMBINASI YANG
DIIZINKAN)DIIZINKAN)
- Untuk Kereta Gandengan -- Untuk Kereta Gandengan -
18. SABUK KESELAMATANSABUK KESELAMATAN
Dasar HukumDasar Hukum
- PP No. 44/1993- PP No. 44/1993
- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 37/2002- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 37/2002
- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 85/2003- Keputusan Menteri Perhubungan No. KM. 85/2003
Tempat duduk yang wajib dilengkapi sabukTempat duduk yang wajib dilengkapi sabuk
keselamatankeselamatan
- pengemudi- pengemudi
- penumpang di samping pengemudi- penumpang di samping pengemudi
Pemberlakuan penggunaan sabuk keselamatanPemberlakuan penggunaan sabuk keselamatan
- paling lambat 5 November 2005 semua- paling lambat 5 November 2005 semua
kendaraan telah dilengkapi dengan sabukkendaraan telah dilengkapi dengan sabuk
keselamatankeselamatan
- efektif berlaku 5 Mei 2004- efektif berlaku 5 Mei 2004
Denda maksimum Rp. 1.000.000,- bagi pengemudiDenda maksimum Rp. 1.000.000,- bagi pengemudi
dan penumpang di samping pengemudi yang tidakdan penumpang di samping pengemudi yang tidak
menggunakan sabuk keselamatanmenggunakan sabuk keselamatan