Dokumen tersebut membahas berbagai strategi proses dan transformasi dalam manajemen operasi, termasuk empat strategi proses utama (fokus pada proses, fokus berulang, fokus pada produk, kustomisasi massal) dan bagaimana memilih peralatan serta teknologi yang tepat untuk mendukung strategi tersebut. Dokumen ini juga membahas analisis dan desain proses, peran inspeksi, serta jenis-jenis inspeksi yang dapat dilakukan.
1. MANAJEMEN OPERASI
BAB VI.
STRATEGI PROSES / strategi transformasi
Adalah : sebuah pendekatan organisasi untuk merubah sumber daya menjadi barang
dan jasa.
Tujuan : adalah menemukan suatu cara memproduksi barang dan jasa yg memenuhi
persyaratan dari pelanggan dan spesifikasi produk yg ada dlm batasan biaya dan
batasan manajerial lainnya.
Proses yg dipilih akan berdampak jangka panjang terhadap efisiensi dan produksi serta
fleksibilitas biaya dan kualiatas barang yg doproduksi.
Oki kebanyakan strategi perusahaan ditentukan saat keputusan proses ini.
Ada 4 strategi proses ;
1. Fokus pada proses
Membuat produk volume rendah tapi keragaman tinggi.
Fasilitas yg ada berfokus pada proses (tata letak, peralatan dan pengawasan).
Mereka menyediakan fleksibilitas produk yg tinggi.
Setiap proses dirancang utk melaksanakan beragam aktifitas dan
menghadapi perubahan yg sering muncul, disebut jg dg proses sesaat.
2. Fokus berulang
Proses ini menggunakan modul.
Modul adalah bagian/komponen yg telah dipersiapkan sebelumnya dan
sering berada pada proses yg kontinyu.
Lebih terstruktur sehingga lebih tidak fleksibel.
3. Fokus pada produk
Adalah proses yg memiliki volume tinggi dan keragaman yg rendah.
Disebut jg proses kontinyu karena mempunyai lintasan produksi yg sangat
panjang dan kontinyu.
Fasilitas produksi ditata disekililing produk.
4. Kustomisasi massal
Merupakan pembuatan produk dan jasa yg dapat memenuhi keinginan
pelanggan secara cepat dan murah.
Kustomisasi massal memberikan keragaman produk yg biasanya disediakan
oleh manufaktur bervolume rendah (fokus pada proses), dg biaya seperti
manufaktur bervolume tinggi dan terstandarisasi (fokus pada produk).
Membangun proses yg gesit yg memproduksi produk secara cepat murah
membutuhkan pemanfaatan sumber daya organisasi secara imajinatif dan
agresif, ikatan antara logistic, produksi, penjaualan haruslah erat.
2. Membuat kostumisasi massal berfungsi ;
KM berarti sebuah system dimana produk dibuat sesuai dg pesasan (build-to-
order).Build-to-order berarti memproduksi sesuai pesanan bukan sesuai
ramalan pasar. Namun bto adalah strateginyg sulit, berikut tantangannya ;
1. Desain produk hrs cepat dan imajinatif
2. Desain proses harus cepat
3. Manajemen persediaan memerluakan pengendalian yg ketat
4. Jadwal yg ketat
5. Mitra yg responsif
ANALISI DAN DESAIN PROSES
Saat menganalisis dan merancang proses untuk mengubah bahan baku menjadi barang dan
jasa, terdapat pertanyaan2 sbb :
1. Apakah prosesnya dirancang utk mencapai keunggulan bersaing dr segi
diferensiasi, respon cepat,, biaya rendah.
2. Apakah pprosesnya menghilangkan langkah2 yg tidak menambah nilai.
3. Apakah prosesnya memaksimalkan nilai pelanggan sebagaimana dilihat oleh
pelanggan
4. Apakah prosesnya akan mendatangkan banyak pesanan.
Ada beberapa perangkat untuk membantu memahami kompleksifitas dari desain proses :
a. Diagram alir
Merupakan suatu skema/gambaran dr perpindahan bahan, produk, orang.
b. Pemetaan fungsi waktu/pemetaan proses
Merupakan diagram alir yg ditambahkan waktu pd sumbu horizontalnya,
memungkinkan pengguna utk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan
dalam hal langkah tambahan, pengulangan dan keterlambatan yg tidak perlu.
c. Pemetaan aliran nilai
Memulai dari pelanggan dan memahami proses produksi.
d. Diagram proses
Menggunakan symbol, waktu dan jarak utk mendapatkan cara yg objektif dan
terstruktur utk menganalisis dan mencatat berbagai aktifitas yg membentuk
sebuah proses.
e. Perencanaan pelayanan
Merupakan teknik analisis proses yg memusatkan perhatian kepada pelanggan
dan interaksi penyedia layanan dg pelanggannya.s
DESAIN PROSES PADA SEKTOR JASA
Sebuah jasa pada dasarnya menyiratkan adanya kebutuhan interaksi dan kostumisasi.
Mengenali keinginan unik pelanggan cenderung menjadi malapetaka bagi sebuah
proses.
Namun demikian semakin seorang MO merancang prosesnya utk memenuhi hal tsb.
Sebuah proses akan semakin efektif dan efisien.
3. PEMILIAHAN PERALATAN DAN TEKNOLOGI
Pemilihan peralatan utk jenis proses tertentu jg dapat memberikan
keunggulan bersaing.
Keunggulan ini dapat menyebabkan fleksibilitas lebih baik dalam memenuhi
keinginan pelanggan, menjadi lebih murah, menaikan kualitas.
Pembaharuan dan modifikasi peralatan memungkinkan proses produksi lebih
stabil, hanya perlu sedikit penyesuaian dan pelatihan dari operator.
Atribut penting yg harus dicari dalam pemilihan peralatan dan proses baru
adalah peralatan yg fleksibel, yg dapat merespon dg sedikit pengorbanan
waktu, biaya dan nilai pelanggan.
TEKNOLOGI PRODUKSI
Ada 9 area tenologi ;
1. Teknologi mesin.
2. System identifikasi automatis
3. Pengendalian proses
4. Sistem penglihatan
5. Robot
6. System penyimpanan dan
7. System pengambilan secara otomatis
8. System manufaktur fleksibel
9. Manufaktur terintegrasi komputer
TEKNOLOGI SEKTOR JASA
Ada beberapa ;
1. Peralatan diagnosis pada bengkel mobil
2. Peralatan pengujian darah dan urine di RS
3. Pembeyaran tagihan hotel dilakukan di kamar melalui saluran khusus di TV kamar
4. dll
PERANAN INSPEKSI
- Pengendalian proses perlu dilakukan untuk memastikan sebuah system
menghasilkan tingkat kualitas yg diharapkan.
- Proses yg terbaik memiliki variable kecil dari standar yang diharapkan.
- Tugas MO - membangun sistem2 dan memastikan dg inspeksi bahwa system tsb
memenuhi standar inspeksi yg meliputi :
a. Pengukuran
b. b.Perasaan
c. Perabaan
d. d. Penimbangan
Atau pemeriksaan produk, dan kadang dengan menghancurkan produk.
Tujuannya : adalah menemukan proses yg buruk sesegera mungkin.
4. - Inspeksi tidak :
a. memperbaiki kekurangan dalam system atau
b. cacat pada produk
c. tdk jg mengubah produk atau nilainya.
- Inspeksi hanya berfungsi : menemukan kekurangan/cacat, dan hal ini mahal.
- Inspeksi harus dipandang sebagai audit, audit tidak menambahkan nilai pada
produk.
Walaupun demikian MO seperti M Keuangan, memerlukan audit, dan ada 2 hal
mendasar yg berkaitan dg inspeksi yaitu ;
a. Kapan inspeksi dilakukan, dan
b. Dimana inspeksi dilakukan.
Kapan dan dimana inspeksi dilakukan
Memutuskan kapan dan dimana inspeksi dilakukan tergantung pada jenis prosesnya
dan nilai tambahnya pd setiap tahap.
Inspeksi (audit) dapat dilakukan pada salah satu titik berikut ;
1. Pada pabrik pemasok saat pemasok sedang memproduksi.
2. Pada tempat anada saat menerima produk dari pemasok.
3. Sebelum dilakukan proses yg mahal dan tdk bisa dibalikan.
4. Selama tahap demi tahap dalam proses produksi.
5. Saat produksi/jasa selesai dibuat.
6. Sebelum pengantaran ke pelanggan.
7. Pada titik kontak dengan pelanggan.
Inspeksi bukan pengganti dr produk tangguh yg diproduksi oleh pekerja yg terlatih dlm
proses yg baik, krn pengawas hanyalah manusia biasa dan peralatan inspeksi jg
mempunyai keragaman.
Oki proses yg baik dan pemberdayaan pekerja yg terlatih merupakan solusi yg baik dari
pada melakukan inspeksi untuk menemukan cacat.
Macam inspeksi :
1. Inspeksi sumber
Inspeksi terbaik dapat dibayangkan sebagai tidak ada inspeksi sama sekali.
Inspeksi sumber/pengendalian sumber selalu dilakukan pada sumbernya…
kerjakan pekerjaan dengan baik, dimana operator yg memastikan hal ini.
Dan konsisten dg konsep pemberdayaan pekerja dimana setiap pekerjalah yg
memeriksa pekerjaan mereka sendiri.
Idenya adalah setiap pemasok, proses, pekerja memperlakukan langkah
berikutnya dlm proses sebagai pelanggan sehingga memastikan produknya tiba
dg sempurna di pelenggan berikutnya.
Inspeksi dpt dibantu dg penggunaan daftar periksa dan pengendalian seperti
perangkat yg aman yg disebut POKA YOKE (alat/teknik bebas kesalahan yg
memastikan produkai produk yg baik setiap saat).
5. 2. Inspeksi atribut/variable
Saat inspeksi dilakukan karakteristik kualitas dapat dihitung sebagai
atribut/variablel.
Inspeksi atribut menggolongkan barang menjadi bagus/cacat.
Dan tidak menghitung derajat kecacatan, tapi melihat apakah suatu barang
dapat masuk ke batas yg dapat diterima.