SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 9
Gambar di bawah ini merepresentasikan plat logam yang diberi suhu konstan pada setiap pinggirnya,

Dimensi plat ini adalah 10 x 10 cm. Dan pada kondisi steady, distribusi suhu dalam plat ini memenuhi
persamaan,

Tentukan distribusi suhu dalam plat!
Langkah pertama yang harus kita buat adalah dengan membagi plat tersebut kepada
beberapa bagian atau partisi sehingga nantinya kita mendapatkan grid dalam koordinat x dan y.
Nantinya distribusi temperatur akan diukur dan diprediksi persebarannya berdasarkan nilai
temperatur tiap-tiap grid yang kita punya. Misalkan saja kita membagi plat tersebut kedalam bentuk
grid seperti ini,

Persamaan distribusi panas di atas merupakan persamaan turunan parsial orde kedua. Pada
bagian kanan persamaan hanya terdapat angka nol saja dan persamaan jenis ini ini disebut Laplace.
Langkah pertama penyelesaian permasalahan ini adalah ubahlah persamaan Laplace kontinu ini
kedalam bentuk diskrit.

Jika lebar grid yang digunakan homogen dan sama pada baik pada arah x maupun y, maka
persamaan di atas menjadi,
Bagilah domain plat ini kedalam model grid. Jika dipilih lebar grid 2.5 x 2.5 cm. Maka jumlah
grid adalah 4. Titik nodal merupakan perpotongan antar grid. Titik nodal ini ada yang terdapat di
dalam plat dan ada juga yang terletak pada pinggiran plat. Titik nodal pada pinggiran pelat sudah
memiliki nilai suhu yang biasanya merupakan nilai syarat batas. Untuk permasalahan ini nilai syarat
batasnya adalah konstan, sehingga disebut permasalahan Dirichlet. Nilai panas yang akan dihitung
itu adalah nilai panas pada titik-titik nodal yang terletak dalam plat yang jumlahnya ada 9, jika
jumlah grid yang digunakan adalah 4 baik pada arah x maupun y.
Untuk itu didalam script MATLAB kita definisikan kondisi awal yang kita punya terlebih
dahulu,

Kemudian kita buat fungsi untuk menghitung array syarat batas yang kita punya, jika dilihat
dari gambar fisiknya maka syarat batas kasus ini adalah temperatur di setiap 4 sisi pinggiran plat
yang bernilai konstan. Fungsi untuk membuat syarat batas tersebut adalah seperti yang ditunjukan
oleh gambar dibawah ini,

Ingatlah bahwa dalam melihat syarat batas ini, sumbu kartesian yang kita pakai adalah
sumbu kartesian yang ditunjukan oleh gambar pembagian grid plat diatas (sumbu-x positif ke kanan
dan sumbu-y positif ke bawah). Sehingga batas yang kita punya adalah,

Kemudian tugas kita selanjutnya adalah membuat persamaan matriks untuk mengetahui
persebaran temperatur di tiap titik-titik grid yang kita punya. Matriks yang akan kita buat adalah
matriks 9x9 yang merupakan titik-titik nodal persegi tengah. Kode program pada script MATLAB
untuk membuat itu adalah sebagai berikut,
sistem

Jika kesembilan titik nodal ini dibuat persamaan beda hingganya, maka akan didapatkan
persamaan
matriks
sebagai
berikut:

Dalam bentuk keluaran dari script sebelumnya adalah seperti gambar dibawah ini,

Elemen dari matriks stiffness didominasi oleh angka nol sehingga disebut matriks
jarang/sparse. Metode Gauss-Seidel dapat digunakan untuk memecahkan persamaan matriks yang
elemennya sparse. Solusi yang kita dapat nantinya adalah besarnya temperatur dati titik-titik nodal
yang ada. Berikut script untuk Gauss-Seidel tersebut,
Dengan nilai input epsilon yang bernilai 0.00001 maka dari script diatas kita akan
mendapatkan keluaran/output solusi sebagai berikut,

Seperti yang kita sudah bahas tadi, bahwa G merupakan array yang memuat nilai-nilai
temperatur titik-titik nodal yang kita punya atau temperatur dari titik-titik grid pada distribusi
temperatur di plat. G seperti yang diharapkan dapat dibuat atau dibentuk menjadi matriks 9x9 agar
ia dapat mengisi bentuk persegi dalam dari persegi batas H yang telah kita bentuk pada langkah
sebelumnya.
Kita masukan saja nilai-nilai array yang ada pada array G kedalam matriks H, sesuai dengan
posisi koordinatnya pada x dan y. Berbeda dari sumbu kartesian sebelumnya..sumbu kartesian yang
kita pakai sekarang adalah sumbu kartesian normal yaitu (sumbu-x positif ke kanan dan sumbu-y
positif ke atas). Sehingga kita nantinya akan mendapatkan bentuk matriks H yang baru sebagaimana
yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini,

Kode program untuk membuat atau menyusun matriks seperti pada gambar diatas adalah
sebagai berikut,

Selanjutnya matriks H yang baru ini akan berfungsi sebagai matriks yang memberikan nilai
ketinggian pada plot - D atau pada kasus kita ia memberikan nilai persebaran suhu pada titik-titik
nodal pada plat yang sudah kita bagi kedalam grid-grid tertentu. Pada kode program MATLAB,
matriks H ini akan menjadi variabel Z. Selain mempunyai varibale Z (temperatur) , kita juga harus
mendefinisikan koordinat grid dalam plat, karena nilai Z yang ada kan sangat bergantung pada nilai
koordinat dan pososi pada sumbu x dan y.
Script program untuk mebuat plot kontur degradasi warna pada data koordinat X, Y dan Z
yang kita punya adalah sebagai berikut,
Syarat untuk program mem-plot diatas yang terpenting adalah mengenai interval pada arah
x dan y. Besarnya arah x dan y harus bisa sama dengan ukuran dari matriks kontur H. Beberapa
variasai plot kontur warna kita sediakan untuk lebih memperjelas hasil plot yang kita punya, dan
seperti yang telihat pada script hal-hal yang ditambahkan adalah kolom keterangan warna, batas
nilai dari tiap warna dan jenis degradasi warna yang kita pakai. Sebalum kami menunjjukan hasil plot
kontur ada baiknya untuk lebih memperjelas kode program untuk menyelesaikan kasus distribusi
temperatur pada sebuah plat dengan metoda PDE eliptik, mari kitasimak lagi gabungan script
dibawah ini,

Dari script diatas maka output yang kita dapatkan adalah berupa gambar dibawah ini,
Agar tampilan lebih enak untuk dilihat mari kita coba untuk merubah banyaknya garis kontur
yang ada. Sebelumnya kita memakai garis kontur 10 buah sekarang kita coba memakai garis kontur
30 buah, maka gambarnya menjadi lebih menarik seperti dibawah ini,

Penyelesaian persamaan diatas dilakukan dengan besar grid yang kita tentukan adalah
sebesar h=2.5 dimana memberikan plat dibagi menjadi 16 grid. Mari kita coba melakukan
penyelesaian kasus diatas dengan menggunakan jumlah grid yang lebih banyak lagi atau dapat
dibilang juga menggunakan lebar grid yang lebih kecil lagi.

Parameter yang diubah
Mari kita lihat plot kontur warna dari permasalahan distribusi panas dari sebuah plat yang kita punya
dengan lebar grid, h=1.25 dan h=0.5
h=1.25  64 grid

h=0.5  400 grid

Dapat terlihat jelas bahwa, semakin kecil lebar grid yang kita ggunakan atau semakin
banyak partisi-partisi yang kita gunakan dalam perhitungan persamaan differensial parsial ini maka
hasilnya akan semakin baik dan akurat mendekati kondisi aslinya. Dlam kasus ini semakin kecil lebar
grid yang kita gunakan ditambah dengan tepatnya penggunaan jumlah garis degradasi warna pada
hasil plot kita maka kita akan semakin mudah untuk melihat persebaran/distribusi temperatur dari
sebuah plat yang diketahui batas-batas temperatur di tiap-tiap sisinya.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
RPP RELASI DAN FUNGSI
RPP RELASI DAN FUNGSIRPP RELASI DAN FUNGSI
RPP RELASI DAN FUNGSINety24
 
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuanFungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuanAjengKusmayanti
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangokti agung
 
Makalah kalkulus lanjut
Makalah kalkulus lanjutMakalah kalkulus lanjut
Makalah kalkulus lanjutEnggar Dewa
 
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabarRpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabarAZLAN ANDARU
 
Handout kd 2.3 (tugas mid)
Handout kd 2.3 (tugas mid)Handout kd 2.3 (tugas mid)
Handout kd 2.3 (tugas mid)Novita Tiannata
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiaansyahrial
 
Persamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsialPersamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsialMoch Harahap
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Bogor
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektorTri Wahyuni
 
Soal perkalian bilangan berpangkat pilihan ganda
Soal perkalian bilangan berpangkat pilihan gandaSoal perkalian bilangan berpangkat pilihan ganda
Soal perkalian bilangan berpangkat pilihan gandaDedih Supriadi
 

La actualidad más candente (20)

Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
RPP RELASI DAN FUNGSI
RPP RELASI DAN FUNGSIRPP RELASI DAN FUNGSI
RPP RELASI DAN FUNGSI
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuanFungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
Fungsi trigonometri berdasarkan lingkaran satuan
 
Fungsi grafik di matlab
Fungsi grafik di matlabFungsi grafik di matlab
Fungsi grafik di matlab
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
Makalah kalkulus lanjut
Makalah kalkulus lanjutMakalah kalkulus lanjut
Makalah kalkulus lanjut
 
Babiv Graf
Babiv GrafBabiv Graf
Babiv Graf
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabarRpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
Rpp kd 3.3 konsep matriks dan operasi aljabar
 
Contoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iiiContoh-soal-kalkulus-iii
Contoh-soal-kalkulus-iii
 
Modul Kalkulus Lanjut
Modul Kalkulus LanjutModul Kalkulus Lanjut
Modul Kalkulus Lanjut
 
Handout kd 2.3 (tugas mid)
Handout kd 2.3 (tugas mid)Handout kd 2.3 (tugas mid)
Handout kd 2.3 (tugas mid)
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Persamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsialPersamaan differensial parsial
Persamaan differensial parsial
 
Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]Persamaan Diferensial [orde-2]
Persamaan Diferensial [orde-2]
 
09 a analis_vektor
09 a analis_vektor09 a analis_vektor
09 a analis_vektor
 
Medan vektor
Medan vektorMedan vektor
Medan vektor
 
Soal perkalian bilangan berpangkat pilihan ganda
Soal perkalian bilangan berpangkat pilihan gandaSoal perkalian bilangan berpangkat pilihan ganda
Soal perkalian bilangan berpangkat pilihan ganda
 

Destacado

Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Fajar Perdana
 
forward & inverse modelling
forward & inverse modellingforward & inverse modelling
forward & inverse modellingEh Ujank
 
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid SearchInversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid SearchFajar Perdana
 
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingPenyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingFajar Perdana
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Fajar Perdana
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Fajar Perdana
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamFajar Perdana
 
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012Fajar Perdana
 
6 mm protect_yourself_protect_others
6 mm protect_yourself_protect_others6 mm protect_yourself_protect_others
6 mm protect_yourself_protect_otherslisamholden
 
Tutorial game-maker-bagi-pemula
Tutorial game-maker-bagi-pemulaTutorial game-maker-bagi-pemula
Tutorial game-maker-bagi-pemulaKira R. Yamato
 
Jurnal rekayasa metode_geolistrik
Jurnal rekayasa metode_geolistrikJurnal rekayasa metode_geolistrik
Jurnal rekayasa metode_geolistrikEddy Ibrahim
 
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...Satriyani Satriyani
 
Tugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi Matlab
Tugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi MatlabTugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi Matlab
Tugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi MatlabKhoirul Ummah
 
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)Fajar Perdana
 
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan MinistingModul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan MinistingFajar Perdana
 
Tomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time SederhanaTomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time SederhanaFajar Perdana
 

Destacado (20)

Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Permodelan Gravity...
 
forward & inverse modelling
forward & inverse modellingforward & inverse modelling
forward & inverse modelling
 
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid SearchInversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
Inversi Non-Linier Dengan Pendekatan Global: Systematic And Random Grid Search
 
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated AnnealingPenyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
Penyelesaian Raytracing dengan Bantuan Inversi Simulated Annealing
 
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
Pendekatan Inversi Linier dengan Matriks Jacobi pada Kasus Perhitungan Hipose...
 
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
Pengolahan Data Gaya Berat KARSAM 2012
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi Karsam
 
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
Pengolahan Data Magnetik KARSAM 2012
 
Fisika komputasi
Fisika komputasiFisika komputasi
Fisika komputasi
 
6 mm protect_yourself_protect_others
6 mm protect_yourself_protect_others6 mm protect_yourself_protect_others
6 mm protect_yourself_protect_others
 
Tutorial game-maker-bagi-pemula
Tutorial game-maker-bagi-pemulaTutorial game-maker-bagi-pemula
Tutorial game-maker-bagi-pemula
 
Jurnal rekayasa metode_geolistrik
Jurnal rekayasa metode_geolistrikJurnal rekayasa metode_geolistrik
Jurnal rekayasa metode_geolistrik
 
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
Jurnal pemodelan anomali gravitasi menggunakan metode inversi 2 d (dua dimens...
 
Tugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi Matlab
Tugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi MatlabTugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi Matlab
Tugas Pemrograman Komputer dengan Aplikasi Matlab
 
308 571-1-sm
308 571-1-sm308 571-1-sm
308 571-1-sm
 
Metodegeolistrik 2015
Metodegeolistrik 2015Metodegeolistrik 2015
Metodegeolistrik 2015
 
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
Band Limited Impedance Inversion (BLIMP)
 
1960 parasnis-1-28
1960 parasnis-1-281960 parasnis-1-28
1960 parasnis-1-28
 
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan MinistingModul Karsam  2013: Instruksi Penggunaan Ministing
Modul Karsam 2013: Instruksi Penggunaan Ministing
 
Tomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time SederhanaTomografi Delay Time Sederhana
Tomografi Delay Time Sederhana
 

Similar a Distribusi Panas Plat

Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianSMKN 9 Bandung
 
Modul nilai mutlak
Modul nilai mutlakModul nilai mutlak
Modul nilai mutlakHafidz Gress
 
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1Braga Rezpect
 
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009primagraphology consulting
 
E-book matematika kls XII BAHASA
E-book matematika kls XII BAHASAE-book matematika kls XII BAHASA
E-book matematika kls XII BAHASAarvinefriani
 
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptxKelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptxILdaPratama
 
RAbu Bab 1 sma xii peminatan (nengsih)
RAbu Bab 1   sma xii peminatan (nengsih)RAbu Bab 1   sma xii peminatan (nengsih)
RAbu Bab 1 sma xii peminatan (nengsih)RiyanAdita
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Muhammad Gazali
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)iimpunya3
 
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.pptBab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.pptssuserb7d229
 
76110863 matlab
76110863 matlab76110863 matlab
76110863 matlabJose Costa
 

Similar a Distribusi Panas Plat (20)

Aplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaianAplikasi matriks dalam penyelesaian
Aplikasi matriks dalam penyelesaian
 
Eliminasi gauss
Eliminasi gaussEliminasi gauss
Eliminasi gauss
 
Modul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsdModul 9 s1_pgsd
Modul 9 s1_pgsd
 
Modul nilai mutlak
Modul nilai mutlakModul nilai mutlak
Modul nilai mutlak
 
Modul prolin 1
Modul prolin 1Modul prolin 1
Modul prolin 1
 
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
Materi Kuliah : Dasar pemrograman 1
 
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009
Matematika inovatif konsep dan aplikasinya sma kelas xii (bahasa) siswanto-2009
 
E-book matematika kls XII BAHASA
E-book matematika kls XII BAHASAE-book matematika kls XII BAHASA
E-book matematika kls XII BAHASA
 
5-4.docx
5-4.docx5-4.docx
5-4.docx
 
Program linear
Program linearProgram linear
Program linear
 
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptxKelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
Kelompok 3 Kapita selekta 4.pptx
 
3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier3. sistem persamaan linier
3. sistem persamaan linier
 
RAbu Bab 1 sma xii peminatan (nengsih)
RAbu Bab 1   sma xii peminatan (nengsih)RAbu Bab 1   sma xii peminatan (nengsih)
RAbu Bab 1 sma xii peminatan (nengsih)
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)Aljabar linier-matriks (1)
Aljabar linier-matriks (1)
 
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.pptBab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
Bab 2 Penyelesaian Sistem Persamaan Linier.ppt
 
Pertemuan3&4
Pertemuan3&4Pertemuan3&4
Pertemuan3&4
 
76110863 matlab
76110863 matlab76110863 matlab
76110863 matlab
 
Uts kalkulus
Uts kalkulusUts kalkulus
Uts kalkulus
 
Persamaan linear
Persamaan linear Persamaan linear
Persamaan linear
 

Distribusi Panas Plat

  • 1. Gambar di bawah ini merepresentasikan plat logam yang diberi suhu konstan pada setiap pinggirnya, Dimensi plat ini adalah 10 x 10 cm. Dan pada kondisi steady, distribusi suhu dalam plat ini memenuhi persamaan, Tentukan distribusi suhu dalam plat! Langkah pertama yang harus kita buat adalah dengan membagi plat tersebut kepada beberapa bagian atau partisi sehingga nantinya kita mendapatkan grid dalam koordinat x dan y. Nantinya distribusi temperatur akan diukur dan diprediksi persebarannya berdasarkan nilai temperatur tiap-tiap grid yang kita punya. Misalkan saja kita membagi plat tersebut kedalam bentuk grid seperti ini, Persamaan distribusi panas di atas merupakan persamaan turunan parsial orde kedua. Pada bagian kanan persamaan hanya terdapat angka nol saja dan persamaan jenis ini ini disebut Laplace. Langkah pertama penyelesaian permasalahan ini adalah ubahlah persamaan Laplace kontinu ini kedalam bentuk diskrit. Jika lebar grid yang digunakan homogen dan sama pada baik pada arah x maupun y, maka persamaan di atas menjadi, Bagilah domain plat ini kedalam model grid. Jika dipilih lebar grid 2.5 x 2.5 cm. Maka jumlah grid adalah 4. Titik nodal merupakan perpotongan antar grid. Titik nodal ini ada yang terdapat di dalam plat dan ada juga yang terletak pada pinggiran plat. Titik nodal pada pinggiran pelat sudah memiliki nilai suhu yang biasanya merupakan nilai syarat batas. Untuk permasalahan ini nilai syarat batasnya adalah konstan, sehingga disebut permasalahan Dirichlet. Nilai panas yang akan dihitung itu adalah nilai panas pada titik-titik nodal yang terletak dalam plat yang jumlahnya ada 9, jika jumlah grid yang digunakan adalah 4 baik pada arah x maupun y.
  • 2. Untuk itu didalam script MATLAB kita definisikan kondisi awal yang kita punya terlebih dahulu, Kemudian kita buat fungsi untuk menghitung array syarat batas yang kita punya, jika dilihat dari gambar fisiknya maka syarat batas kasus ini adalah temperatur di setiap 4 sisi pinggiran plat yang bernilai konstan. Fungsi untuk membuat syarat batas tersebut adalah seperti yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini, Ingatlah bahwa dalam melihat syarat batas ini, sumbu kartesian yang kita pakai adalah sumbu kartesian yang ditunjukan oleh gambar pembagian grid plat diatas (sumbu-x positif ke kanan dan sumbu-y positif ke bawah). Sehingga batas yang kita punya adalah, Kemudian tugas kita selanjutnya adalah membuat persamaan matriks untuk mengetahui persebaran temperatur di tiap titik-titik grid yang kita punya. Matriks yang akan kita buat adalah matriks 9x9 yang merupakan titik-titik nodal persegi tengah. Kode program pada script MATLAB untuk membuat itu adalah sebagai berikut,
  • 3.
  • 4. sistem Jika kesembilan titik nodal ini dibuat persamaan beda hingganya, maka akan didapatkan persamaan matriks sebagai berikut: Dalam bentuk keluaran dari script sebelumnya adalah seperti gambar dibawah ini, Elemen dari matriks stiffness didominasi oleh angka nol sehingga disebut matriks jarang/sparse. Metode Gauss-Seidel dapat digunakan untuk memecahkan persamaan matriks yang elemennya sparse. Solusi yang kita dapat nantinya adalah besarnya temperatur dati titik-titik nodal yang ada. Berikut script untuk Gauss-Seidel tersebut,
  • 5. Dengan nilai input epsilon yang bernilai 0.00001 maka dari script diatas kita akan mendapatkan keluaran/output solusi sebagai berikut, Seperti yang kita sudah bahas tadi, bahwa G merupakan array yang memuat nilai-nilai temperatur titik-titik nodal yang kita punya atau temperatur dari titik-titik grid pada distribusi temperatur di plat. G seperti yang diharapkan dapat dibuat atau dibentuk menjadi matriks 9x9 agar ia dapat mengisi bentuk persegi dalam dari persegi batas H yang telah kita bentuk pada langkah sebelumnya. Kita masukan saja nilai-nilai array yang ada pada array G kedalam matriks H, sesuai dengan posisi koordinatnya pada x dan y. Berbeda dari sumbu kartesian sebelumnya..sumbu kartesian yang kita pakai sekarang adalah sumbu kartesian normal yaitu (sumbu-x positif ke kanan dan sumbu-y
  • 6. positif ke atas). Sehingga kita nantinya akan mendapatkan bentuk matriks H yang baru sebagaimana yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini, Kode program untuk membuat atau menyusun matriks seperti pada gambar diatas adalah sebagai berikut, Selanjutnya matriks H yang baru ini akan berfungsi sebagai matriks yang memberikan nilai ketinggian pada plot - D atau pada kasus kita ia memberikan nilai persebaran suhu pada titik-titik nodal pada plat yang sudah kita bagi kedalam grid-grid tertentu. Pada kode program MATLAB, matriks H ini akan menjadi variabel Z. Selain mempunyai varibale Z (temperatur) , kita juga harus mendefinisikan koordinat grid dalam plat, karena nilai Z yang ada kan sangat bergantung pada nilai koordinat dan pososi pada sumbu x dan y. Script program untuk mebuat plot kontur degradasi warna pada data koordinat X, Y dan Z yang kita punya adalah sebagai berikut,
  • 7. Syarat untuk program mem-plot diatas yang terpenting adalah mengenai interval pada arah x dan y. Besarnya arah x dan y harus bisa sama dengan ukuran dari matriks kontur H. Beberapa variasai plot kontur warna kita sediakan untuk lebih memperjelas hasil plot yang kita punya, dan seperti yang telihat pada script hal-hal yang ditambahkan adalah kolom keterangan warna, batas nilai dari tiap warna dan jenis degradasi warna yang kita pakai. Sebalum kami menunjjukan hasil plot kontur ada baiknya untuk lebih memperjelas kode program untuk menyelesaikan kasus distribusi temperatur pada sebuah plat dengan metoda PDE eliptik, mari kitasimak lagi gabungan script dibawah ini, Dari script diatas maka output yang kita dapatkan adalah berupa gambar dibawah ini,
  • 8. Agar tampilan lebih enak untuk dilihat mari kita coba untuk merubah banyaknya garis kontur yang ada. Sebelumnya kita memakai garis kontur 10 buah sekarang kita coba memakai garis kontur 30 buah, maka gambarnya menjadi lebih menarik seperti dibawah ini, Penyelesaian persamaan diatas dilakukan dengan besar grid yang kita tentukan adalah sebesar h=2.5 dimana memberikan plat dibagi menjadi 16 grid. Mari kita coba melakukan penyelesaian kasus diatas dengan menggunakan jumlah grid yang lebih banyak lagi atau dapat dibilang juga menggunakan lebar grid yang lebih kecil lagi. Parameter yang diubah
  • 9. Mari kita lihat plot kontur warna dari permasalahan distribusi panas dari sebuah plat yang kita punya dengan lebar grid, h=1.25 dan h=0.5 h=1.25  64 grid h=0.5  400 grid Dapat terlihat jelas bahwa, semakin kecil lebar grid yang kita ggunakan atau semakin banyak partisi-partisi yang kita gunakan dalam perhitungan persamaan differensial parsial ini maka hasilnya akan semakin baik dan akurat mendekati kondisi aslinya. Dlam kasus ini semakin kecil lebar grid yang kita gunakan ditambah dengan tepatnya penggunaan jumlah garis degradasi warna pada hasil plot kita maka kita akan semakin mudah untuk melihat persebaran/distribusi temperatur dari sebuah plat yang diketahui batas-batas temperatur di tiap-tiap sisinya.