Más contenido relacionado

Ppt chrysantemum cinerariaefolium sebagai insektisida

  1. Chrysantemum cinerariaefolium sebagai Insektisida DI SUSUN OLEH KELOMPOK : 1. Andini Novia Ningrum (24030112140090) 2. Nur Amaliyah (24030112130065) 3. Resti Yuyun Septembe Ria (24030112120016) 4. Arif Nurdiansyah (24030110141024)
  2. Sumber Bahan Alam bunga Krisan (Chrysanthenum cinerariaetolium) piretrum piretrin Bahan piretrum dan piretrin bersumber dari bunga Krisan (Chrysanthenum cinerariaetolium) yang telah dikeringkan. Bahan mentah dari bunga Krisan kering disebut piretrum, sedangkan piretrin merupakan istilah untuk enam senyawa yang bersifat insektisida yang dikandung oleh piretrum (Djisbar, dkk ,1999) .
  3. Klasifikasi Pyrethrum cinerariaefolium Trev. (Rukmana dan Mulyana, 1997) Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledanae Bangsa : Asterales Suku : Compositae Marga : Pyterhrum Jenis : Pyrethrum cinerariaefolium Trev. Penyebaran : Piretrum merupakan tanaman introduksi dengan daearah asal bagian Timur Pesisir Laut Adristik. Habitat : Tanaman/tumbuhan ini tumbuh di daerah beriklim dingin atau pegunungan yaitu di ketinggian 600-3000 m dpl dengan curah hujan sekitar 1200 mm, dengan kemarau yang cukup singkat 2-3 bulan.
  4. Organisme Sasaran Piretrin dipakai untuk mengendalikan berbagai jenis hama (spektrum luas). Produk komersial yang mengandung piretrin dan bahan sinergis dapat dipakai pada hewan ternak untuk mengendalikan kutu ternak, lalat, dan nyamuk, tetapi kurang efektif untuk mengendalikan kecoa dan semut (Kardinan, 2005).
  5. Cara Pembuatan Proses pembuatan insektisida dari piretrum diawali dengan mengumpulkan bunga dan mengeringkan selama 1-2 hari (Kardinan, 2005). Bunga dikeringkan, dihasil maserasi dengan air dengan perbandngan 20g piretrum dalam 10L air, atau dibuat tepung, dicampur dengan bahan pembawa misalnya bedak atau kapur. Alkohol atau aceton atau kerosen dapat digunakan sebagai pelarut. Aplikasi dilakukan dengan penyemprotan atau penghembusan (Deptan, 1994).
  6. Cara Aplikasi “MORTAIN” merupakan pembasmi serangga yang mengandung bahan Pyrethrin dalam bentuk kabut (Sprays). Pyrethrum kadang-kadang digunakan dalam bentuk debu (dust) atau powder insektisida. Semprotkan keseluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari (Adiwisastra, 1985).
  7. Pembuktian “Khasiat” Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pemberian beberapa konsentrasi hasil maserasi Bunga Krisan terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti dewasa dengan menggunakan lima macam konsentrasi, yaitu 0% sebagai kontrol, 0,1%, 0,2%, 0,3%, 0,4% dan empat kali ulangan, selama 30 menit pengamatan diperoleh jumlah nyamuk Aedes aegypti dewasa yang mati berbeda-beda tiap masing-masing konsentrasi dan ulangan (Simanjuntak, 2006).
  8. Efek Samping dan Cara Mengatasinya Kontak yang sering dengan piretrin juga dapat menyebabkan iritasi dan alergi kulit (Novizan, 2005). Apabila terjadi iritasi atau alergi kulit dapat diatasi dengan pengobatan terhadap kulit. Jika termakan, daya racun piretrin sangat rendah, karena tidak segera terserap oleh saluran pencernaan dan cepat dinetralisir oleh asam lambung (Novizan, 2005).
  9. Kandungan Kimia Bahan kimia yang terkandung dalam piretrum adalah piretrin, Cinerin dan Jasmolin. Bagian tanaman yang digunakan adalah bunga, tangkai bunga, daun dan akar.
  10. Rentang, Kemampuan, dan Mekanisme Kerja Cara Kerja : 1. Racun kontak yang mempengaruhi system syaraf serangga, masuk ke dalam tubuh serangga melalui spirakel. Piretrin bersifat reversibel yaitu apabila serangga yang teracuni tidak mati karena dosis racunnya kurang,maka serangga tersebut dapat pulih kembali 2. Menghambat perkembangan serangga, penolak (repellent) dan penetasan telur 3. Berfungsi sebagai insektisida, fungisida dan nematisida
  11. Mekanisme Kerja Senyawa piretrin bekerja dengan cara mengganggu jaringan saraf serangga. Piretrin bekerja dengan cepat dan dapat langsung membuat pingsan serangga. Namun, sebagian besar serangga bangun kembali setelah sempoyongan beberapa saat. Hal ini disebabkan banyak jenis serangga yang mampu menguraikan dan menetralisir piretrin dengan cepat melalui proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuhnya. Karena itu, dalam produk komersial yang mengandung piretrin ditambahkan bahan sinergis seperti PBO ( piperonyl butoxide) yang berfungsi memperpanjang daya racun dengan cara menghambat proses metabolisme yang menguraikan piretrin di dalam tubuh serangga.
  12. Daftar Pustaka  Adiwisastra A. 1987. Keracunan, Suber Bahaya serta Penanggulangannya. Angkasa. Bandung.  Departemen Pertanian RI. 1994. Pedoman Pengenalan Pestisida Botani. Ditjen Perkebunan, Dirbin PTP. Jakarta.  Kardinan Agus. 205. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.  Novizan. 2005. Membuat & Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan. Agro Media Pustaka. Jakarta.  Rukmana, Rahmat dan Mulyana Asep Eka. 2005. Krisan. Kanisius. Yogyakarta.  Simanjuntak R. 2006. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Hasil Maserasi Bungaa Krisan (Chrysantemum cinerariaefolium) Terhadap Kematian Nyamuk Aedes aegypti. USU Repository. Medan