SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING
BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Ditujukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling
           dengan dosen pengampu Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd




                               Disusun oleh
                       Ricky P. Ramadhan (1005495)




                   JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
        FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
                UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
                                   2012
A. Pendahuluan
Melihat kenyataan bahwa tidak semua anak memiliki kebutuhan yang sama, dalam arti ada
beberapa anak yang memerlukan kebutuhan khusus, sehingga layanan bimbingan dan
konseling yang di berikan pun harus khusus, sesuai dengan kebutuhannya. Layanan
bimbingan konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah agar anak dapat
mencapai penyesuaian dan perkembangan yang optimal sesuai kemampuan, bakat dan nilai-
nilai yang dimilikinya.Tujuan tersebut mengarah kepada selfactualization, self realization,
fully functioning dan self acceptance, sesuai dengan variasi perbedaan individu yang
memiliki keunikan tertentu demi tercapainya tujuan perkembangannya yang meliputi aspek
pribadi-sosial, belajar (akademik) dan karir.



   B. Isu dan Permasalahan ABK

Masih ada yang menganggap kecacatan atau kelainan yang disandang oleh anak
berkebutuhan khusus sebagai kutukan, penyakit menular, gila, dan lain-lain.Akibat dari itu
maka ABK dan keluarga ada yang dikucilkan oleh masyarakatnya.Ada diantara ABK sendiri
yang menarik diri tidak mau berbaur dengan masyarakat karena merasa cemas dan
terancam.Sehingga persoalan yang dihadapi oleh anak berkebutuhan khusus menjadi semakin
bertumpuk- tumpuk. ABK tidak hanya harus mengatasi hambatan yang muncul dari dirinya
sendiri, ia harus menghadapi pula berbagai tantangan atau rintangan yang datangnya dari
lingkungan. Di satu sisi, ABK berupaya memenuhi kebutuhannya, sedangkan lingkungan
sering tidak dapat memberikan peluang bagi ABK untuk dapat tumbuh serta berkembang
sesuai dengan kondisinya itu.
Maka tidak sedikit ABK tidak mencapai perkembangan yang optimal.Thompson dkk.(2004)
menyatakan bahwa pandangan atau penilaian negatif dari lingkungan terhadapABKdan
keluarganya merupakan tantangan terbesar selain kecacatan yang disandang olehABKitu
sendiri dan dampaknya dapat dirasakan langsung oleh yang bersangkutan beserta
keluarganya. Bahkan carapandang masyarakat yang negatif menjadi stigma yang
berkepanjangan (Rahardja, 2006). Dampak yang jelas sering ditemui adalah terhadap konsep
diri, prestasi belajar, perkembangan fisik, dan perilaku menyimpang.Sebagaimana yang
dinyatakan oleh Thompson (2004) bahwa pandangan negatif dari masyarakat terhadap
kecacatan menyebabkan citra diri yang negatif dariABK.


                       RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN          1
Hambatan yang dimiliki ABK tidak saja berdampak bagi dirinya tetapi juga berdampak bagi
orang tua. Hal-hal yang dirasakan orang tua diantaranya adalah merasa kebingungan
menghadapi hambatan anak, merasa takut akan masa depan anak, merasa bersalah, mengasihi
dirinya, membenci dirinya, cemas, marah, dan lain sebagianya. Ketika orang tua memiliki
tanggapan yang berbeda dalam memandang persoalan hambatan yang dimiliki oleh anaknya,
maka ini sangat memungkinkan mereka untuk dapat berpartisipasi dalam proses treatment
bagi anaknya. Dampak dari hambatan yang dimiliki oleh ABK seperti merasa ditolak, merasa
gagal, dan sulit sulit untuk melakukan hubungan sosial menimbulkan kebutuhan mereka
untuk merasa diterima, didengar oleh orang lain, memerlukan nasihat untuk mencapai tujuan
saat ini dan tujuan masa yang akan datang, memerlukan bimbingan untuk meningkatkan
hubungan interpersonal, memerlukan bantuan untuk membangun konsep diri yang kuat dan
merasa percaya diri.
Bimbingan dan konseling diperlukan bagi ABK dan konselor harus bersikap dan memandang
mereka sesuai dengan filosofi bahwa tidak ada individu yang sama semua individu adalah
unik dan mereka memiliki kemampuan untuk tumbuh untuk mengembangkan potensi mereka
(Thomson, 2006). Konseling bagi ABK harus dilakukan dengan memandang mereka dari sisi
positif dalam sebuah hubungan konseling yang menerima mereka, melihat mereka bukan dari
sisi hambatannya melainkan sebagai individu.Perlakuan-perlakuan yang diterima ABK
berpeluang menimbulkan rasa prustrasi pada diri ABK sehingga rentetan frustrasi yang
berkepanjangan tersebut akan menjadi ancaman bagi seluruh perkembangan kepribadian
anak. Artinya ketika salah satu aspek perkembangan anak mengalami hambatan, maka akan
mempengaruhi aspek perkembangan yang lain.



   C. Hambatan yang Dimiliki ABK

Dalam mengikuti pendidikan, anak berkebutuhan khusus banyak yang mengalami kesulitan
dalam menggunakan waktu, memahami kemampuan akademik dasar (membaca, menulis dan
berhitung), perencanaan pendidikan lanjutan, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas,
penggunaan sumber belajar, dan pengembangan kreativitas. Masalah yang sering muncul
dalam diri ABK adalah hubungan dengan sesama teman, penyesuaian diri dengan lingkungan
pendidikan dan masyarakat, penyelesaian konflik, pemahaman sikap dan penerimaan diri
(memahami kelebihan dan kekurangan), penetapan pilihan dan pengambilan keputusan.



                       RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN         2
Masalah yang berkaitan dengan pengembangan karier adalah pemilihan jurusan, pemilihan
pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, motivasi yang rendah, pemahaman
kondisi lingkungan kerja, perencanaan dan pengembangan karier.Sebagai faktor eksternal,
ada banyak permasalahan pada ABK yang disebabkan pola atau bentuk perlakuan yang tidak
sesuai/semestinya dari orang tua.Masalah yang muncul sebagai kurangnya pemahaman dan
penerimaan orangtua terhadap kondisi anak adalah perilaku menolak, membatasi kesempatan
anak, membiarkan atau mengasingkan, terlalu melindungi, dan permisif.
Permasalahan-permasalahan      tersebut   membentuk      dan     mengkondisikan        ABK
memanifestasikannya melalui perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan tuntutan situasi
yang ada (masyarakat normal).Perilaku yang nampak pada ABK diakibatkan sebagai hasil
belajar yang keliru serta pengkondisian lingkungan belajar yang tidak mendukung.Oleh
karena itu memungkinkan konselor untuk berfokus pada tingkah laku yang tampak, ketepatan
dalam menyusun tujuan-tujuan treatment, pengembangan rencana-rencana treatment yang
spesifik, dan evaluasi objektif atas hasil-hasil terapi. Dengan harapan bahwa perilaku ABK
dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar, dengan kata lain
menghapus pola-pola tingkah laku yang tidak semestinya dan membantu klien (ABK) dalam
mempelajari pola-pola tingkah laku yang konstruktif dengan menggunakan prinsip penguatan
(reinforcement) sebagai suatu kreasi dalam upaya memperkuat atau mendukung suatu
perilaku yang dikehendaki.


   D. Kebutuhan Bimbingan dan Konseling Bagi ABK

       Dampak dari hambatan yang dimiliki oleh ABK seperti merasa ditolak, merasa gagal,
dan sulit sulit untuk melakukan hubungan sosial menimbulkan kebutuhan mereka untuk
merasa diterima, didengar oleh orang lain, memerlukan nasihat untuk mencapai tujuan saat
ini dan tujuan masa yang akan datang, memerlukan bimbingan untuk meningkatkan
hubungan interpersonal, memerlukan bantuan untuk membangun konsep diri yang kuat dan
merasa percaya diri. Bimbingan dan konseling diperlukan bagi ABK dan konselor harus
bersikap dan memandang mereka sesuai dengan filosofi bahwa tidak ada individu yang sama
semua individu adalah unik dan mereka memiliki kemampuan untuk tumbuh untuk
mengembangkan potensi mereka (Thomson, 2006).




                     RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN            3
Konseling bagi ABK harus dilakukan dengan memandang mereka dari sisi positif dalam
sebuah hubungan konseling yang menerima mereka, melihat mereka bukan dari sisi
hambatannya melainkan sebagai individu.Konseling dapat diartikan sebagai sebuah
hubungan teurapeutik, sebuah proses pemecahan masalah, sebuah reduksi, dan sebuah
metode untuk merubah perilaku untuk membantu anak dalam menghadapi permasalahan
perkembangan dan sebagai suatu proses preventif. Untuk proses konseling sangat diperlukan
untuk ABK agar mereka mampu menghadapi, memahami, dan menemukan solusi dari
permasahan yang bereka hadapi sehubungan dengan hambatan-hambatan yang mereka miliki.


   E. Bimbingan dan Konseling Bagi ABK

Bimbingan dan konseling sebagai layanan sedikitnya memerlukan 4 pendekatan (pendekatan
krisis, remedial,pencegahan, dan perkembangan).Pendekatan perkembangan dipandang
pendekatan yang komprehensif sehinggadisebut pendekatan komprehensif.Sebagai layanan
yang memiliki pendekatan yang komprehensif maka ada beberapa komponen di dalamnya,
yaitu:asumsi dasar dan kebutuhan dasar, teori bimbingan perkembangan, kurikulum dan
tujuan bimbingan perkembangan,prinsip-prinsip bimbingan perkembangan, program
bimbingan dan konseling, serta kebutuhan acuan yuridis dan modelnasional untuk
memperoleh standar layanan juga untuk melindungi layanan bimbingan dan konseling
sebagai profesi.
Sebagai profesi (konselor) maka dibutuhkan aturan-aturan dan penatalaksanaan layanan agar
tidak tumpang tindihdengan profesi lain terutama dengan profesi guru. Untuk itu perlu
adanya penataan pendidikan profesional konselor danlayanan bimbingan dan konseling
dalam jalur pendidikan formal.Kebutuhan konselor di sekolah luar biasa (SLB) idealnya
adalah ada di setiap SLB.Tapi minimalnya ada satu konselordalam satu gugus SLB.
Keberadaan konselor diharapkan mampu mengatasi permasalahan diluar kemampuan
dankewenangan guru, misalnya melakukan layanan bimbingan dan konseling kepada orang
tua ABK.Pada dasarnya kebutuhan anak berkebutuhan khusus sama dengan anak-anak lain
pada umumnya (kebutuhanjasmani dan rohani).
Tapi ada hal-hal khusus yang membutuhkan penanganan khusus, biasanya berkaitan
dengankelainan atau kecacatan yang disandangnya.Di dalam prosesnya dapat berupa
pendidikan, pembelajaran yangmendidik dan memandirikan, terapi, layanan bimbingan dan
konseling, layanan medis, dll.Penanganan itu tentunya dilakukan oleh profesi yang sesuai
dengan bidangnya. Artinya akan banyak ahli yang terlibatdalam rangka memenuhi kebutuhan

                     RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN           4
ABK itu. Sehingga dikenal dengan pendekatan multidisipliner.Para ahli dariberbagai bidang
berkolaborasi memberikan layanan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan ABK agar
berkembangansecara optimal.Mengenai kebutuhan layanan bimbingan dan konseling ini,
Thompson dkk (2004) menuliskan garis besarnya sebagaiberikut:
 1. Anak harus mengenal dirinya sendiri.
 2. Menemukan kebutuhan ABK yang spesifik sesuai dengan kelainannya. Kebutuhan ini
     muncul menyertaikelainannya.
 3. Menemukan konsep diri.
 4. Memfasilitasi penyeusaian diri terhadap kelainan/kecacatanya.
 5. Berkoordinasi dengan ahli lain.
 6. Melakukan konseling terhadap keluarga ABK.
 7. Membantu perkembangan ABK agar berkembang efektif, memiliki keterampilan hidup
     mandiri.
 8. Membuka peluang kegiatan rekreasi dan mengembangkan hobi.
 9. Mengembangkan keterampilan personal dan social.
 10. Besama-sama merancang perencanaan pendidikan formal, pendidikan tambahan, dan
     peralatan yang dibutuhkan.

Demikian juga dalam proses konseling, tujuan yang ditetapkan konselor bersama klien
(ABK) akan mewarnai proses konseling itu sendiri dengan menata pengalaman belajar untuk
membantu individu mengubah perilakunya agar dapat memecahkan masalah interpersonal,
emosional, dan keputusan tertentu. Artinya konselor berperan membantu dalam proses belajar
dengan menciptakan kondisi yang demikian rupa sehingga klien dapat mengubah perilakunya
serta memecahkan masalahnya. Tentu saja penetapan tujuan konseling diarahkan kepada: (1)
memperbaiki perilaku salah suai, (2) belajar tentang proses pembuatan keputusan, (3)
pencegahan timbulnya masalah-masalah.Tujuan-tujuan tersebut di atas harus dapat
dijabarkan menjadi lebih spesifik, dapat diobservasi dan dapat diukur untuk memudahkan
pelaksanaan evaluasi.
Filosofi yang berkembang pada pendidikan luar biasa memandang anak berkebutuhan khusus
sebagai individu yang berkembang secara utuh sehingga pengoptimalan potensi mereka
diarahkan kepada upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan kepada
kebutuhan, kekuatan, minat dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan anak
dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan.



                        RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN         5
Model bimbingan konseling menempatkan anak sebagai target layanan BK tidak hanya
terbatas pada perannya sebagai siswa di dalam organisasi sekolah, tetapi dalam perannya
sebagai anggota berbagai macam organisasi kehidupan.Perubahan perilaku yang diharapkan
dan penyesuaian diri yang adaptif sebagai tujuan dari perkembangan dapat tercapai jadi
terjadi interaksi yang sehat antara individu dan lingkungannya.Karenanya BK seyogyanya
diarahkan pada upaya-upaya untuk membantu individu agar lebih menyadari dirinya dan
caranya merespon lingkungannya untuk mengembangkan makna personal dari perilakunya
bagi kehidupannya pada masa kini dan mendatang.Strategi layanan BK menjadi lebih berupa
upaya untuk mengorganisasikan dan untuk menciptakan lingkungan perkembangan.
Sebagai bagian dari sistem, proses konseling harus memperhatikan transaksi antara individu
dengan lingkungan belajarnya.Sebuah lingkungan belajar pada intinya adalah satu konteks
fisik, sosial dan psikologis, dimana orang belajar perilaku baru (Blocher, 1987). Lingkungan
belajar terutama efektif dan instrumental dalam membentuk pola perilaku penting yang pada
gilirannya menentukan arah bagi perkembangan jangka panjang. Alasannya adalah: (1)
faktor-faktor di dalam sebuah lingkungan belajar memenuhi atau tidak memenuhi kebutuhan
atau motif yang sangat mendasar, (2) lingkungan belajar itu intensif dan berkelanjutan,
artinya individu cenderung menghabiskan banyak waktunya di dalam lingkungan belajar itu
dan melibatkan dirinya dalam berbagai peran di dalamnya, (3) lingkungan belajar
memberikan timing yang tepat untuk interaksi tertentu. Blocher mengidentifikasi bahwa
sebuah lingkungan belajar sekurang-kurangnya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu:
 1. Opportunity structure, ditentukan oleh jumlah dan rentangan situasi di mana partisipan
     dapat mencobakan perilaku barunya yang dapat mengarah pada keberhasilan,
     penguasaan atau kontrol dalam situasi lingkungan yang bersangkutan. Hakekat struktur
     kesempatan sebagian ditentukan oleh tingkat stimulasi yang tersedia di dalam
     lingkungan. Jadi bila lingkungan itu sangat kaku dan statis, dengan sedikit stimulasi
     yang terdapat di dalamnya, maka akan relatif sedikit pula kesempatan yang tersedia bagi
     individu untuk mencapai keberhasilan atau penguasaan.
 2. Support structure, adalah sistem pemberian bantuan kepada individu untuk mengatasi
     stress yang sering mengiringi kesempatan belajar individu. Struktur ini terdiri dari dua
     elemen, yaitu (1) dukungan yang berupa jaringan hubungan antar manusia yang positif,
     yang memberikan kehangatan, dorongan, empati dan perhatian optimal, sehingga
     individu dapat melanjutkan kegiatan belajarnya meskipun dalam situasi stress; (2)
     dukungan untuk memberikan strategi dan kerangka kerja kognitif yang memungkinkan


                      RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN             6
individu belajar cara-cara yang tepat dalam menghadapi tugas-tugas atau masalah yang
     penuh tantangan.
 3. Reward structure, adalah komponen lingkungan yang merangsang individu untuk
     memiliki antusiasme dan komitmen untuk mengatasi tantangan dan menuntaskan tugas-
     tugasnya.
Esensi dari ketiga struktur di atas mengacu kepada asumsi-asumsi berikut, yaitu: (1) Setiap
anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem sosial yang kecil, (2) gangguan tidak
dipandang sebagai penyakit dalam diri anak, melainkan sebagai ketidakserasian sistem, (3)
ketidakserasian dapat dirumuskan sebagai perbedaan antara kemampuan anak dengan
tuntutan atau dengan harapan lingkungan, (4) Tujuan intervensi ialah mengusahakan agar
sistem itu berjalan hingga akhirnya tanpa intervensi, (5) Perbaikan salah satu bagian sistem
dapat berakibat perbaikan seluruh sistem, (6) Secara umum, intervensi dapat dilakukan
terhadap anak, lingkungan, sikap atau harapan.Pemberian layanan BK untuk anak
berkebutuhan khusus akan bergantung pada bentuk atau model bimbingan yang dipilih,
pendekatan yang akan digunakan, dan karakteristik anak yang dihadapi. Secara umum bentuk
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai untuk ABK adalah:

 1. Bimbingan sebagai Konstelasi Layanan. Bimbingan ini mengakui bahwa layanan yang
     diperlukan siswa bukan hanya bimbingan saja, tetapi juga layanan lainnya. Misalnya
     layanan dari guru, psikolog, paramedis dan sebagainya; layanan bimbingan hanyalah
     salah satu dari layanan-layanan tersebut. Menurut Hoyt (Shertzer and Stone, 1984:69),
     bimbingan adalah layanan kesiswaan yang bertujuan mencapai perkembangan yang
     sebaik-baiknya melalui bantuan sekolah yang berkenaan dengan masalah-masalah
     pribadi, pilihan-pilihan dan keputusan yang dijumpai dalam perkembangan menuju
     kedewasaan. Bagi pendidikan luar biasa, sesuai dengan jenis kelainannya, anak
     berkebutuhan khusus memerlukan layanan pengetesan kekuatan otot, sudut penglihatan,
     sisa pendengaran, skala penyesuaian, intervensi dini, pemasangan prostesi, penyesuaian
     ortotik, pengembangan komunikasi total, dan lain-lain. Layanan-layanan tersebut
     sangat (bersifat) teknis sehingga memerlukan latihan yang mendalam.

 2. Bimbingan Perkembangan Menurut Shertzer dan Stone (1984:71). Bimbingan
     perkembangan (developmental guidance) lebih bersifat kumulatif dari model-model
     yang lain, lebih bersifat long term, lebih komprehensip, dan interpretif. Bimbingan ini
     mendampingi siswa dan terfokus padafungsi ego dan konsep diri. Model ini
     dikembangkan berdasarkan kebutuhan atas: penilaian dan pemahaman diri, penyesuaian
                        RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN          7
terhadap diri dan realitas lingkungan, orientasi terhadap kondisi kini dan kondisi yang
    akan datang, dan perkembangan potensi pribadi. Dengan bimbinganperkembangan,
    siswa (1) memperoleh informasi tentang situasi, diri, dan relasi keduanya,(2) dibantu
    untuk berfikir secara developmental, (3) mengerahkan kapasitas dandisposisi-
    disposisinya. Dalam model ini siswa disertakan melihat ke dalam diri sendiri,belajar
    mengatur motivasi sendiri.Model ini diperlukan anak berkebutuhan khusus, karena
    mereka seringmengarahkan perhatian kepada dirinya sendiri, terutama terhadap
    kekurangannya. Tetapimereka tidak menemukan jalan keluar untuk mengimbangi
    kekurangannya. Mereka perluorang yang mendampingi sebagaimana yang dilakukan
    konselor yang menggunakanmodel bimbingan perkembangan. Anak tunagrahita sedang
    dan berat tidak banyakmemikirkan kekurangan diri, walaupun demikian, mereka
    jugamemerlukan ”pendamping” tempat menyampaikan kesulitan-kesulitannya.
 3. Bimbingan sebagai Pengembangan Pribadi.Model ini menuntut adanya pembagian tugas
    sebagai upaya saling melengkapidiantara berbagai tenaga ahli yang ada di lingkungan
    sekolah, tanpa ketergantungankepada tugas guru semata. Menurut Kehas (Yusup dan
    Nurihsan, 2005), sekolah terlalubanyak didominasi oleh guru, kurang banyak
    menampilkan tenaga-tenaga lainnya, sepertikonselor, psikolog, psikometris. Kehas
    menginginkan agar tenaga-tenaga lainmenyesuaikan diri terhadap fungsi yang selama
    ini diperankan guru. Pendidikan bukansekedar mengajar sebagaimana yang terjadi
    selama ini, melainkan keterlibatan denganbelajar (involvement learning), termasuk
    didalamnya bimbingan.
Bimbingan bagi Orang Tua.Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan
kepada para individusebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu
menciptakan kehidupanatau pola perilaku (interaksi) yang tepat, memberdayakan diri secara
produktif,memahami tugas dan tanggungjawab.Bimbingan ini dapat dilakukan melalui
konselingkeluarga   dan   konseling   kelompok,     dengan    melibatkan    anaknya    jika
memungkinkan.Pemberian bantuan kepada anak berkebutuhan khusus akan efektif
jikamelibatkan orangtua baik secara langsung (orang tua yang diberi layanan bimbingan
dankonseling) maupun tidak langsung (sebagai sumber data utama dan data pendukung).




                     RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN            8
Penerapan teori konseling untuk anak berkebutuhan khusus dapat dilakukanmelalui beberapa
fase atau tingkatan. Fase-fase tersebut adalah:
 1. Fase perencanaan. Fase ini terdiri atas pengisian format-format, pengisian profile
     sistem, asesment,dan ecomapping. Format-format ini terdiri atas 8 kolom, yaitu:
     kebutuhan siswa,kebutuhan atas layanan, orang yang bertanggungjawab tentang
     pelaksanaan layanan,pelaksana layanan, tanggal layanan, biaya layanan dan cara
     pembayaran, kriteriakeberhasilan, rencana tindak lanjut. Profil sistem terdiri atas 9
     langkah (step). Assesmentdilakukan dengan memperhatikan: (1) informasi mengenai
     anak dikumpulkan dari semualingkungan hidup anak, (2) informasi digunakan untuk
     memperoleh gambaran mengenaiseluruh sistem tempat hidup anak, (3) diupayakan
     supaya jelas letak ketidakseimbangandan keseimbangan.
 2. Fase Intervensi. Konselor dan guru menggunakan dua kelompok intervensi, yaitu yang
     langsungdan yang tidak langsung. Intervensi yang langsung dilakukan dengan
     memberikanketerampilan kepada anak dan dengan memodifikasi tingkah laku yang
     tidak dikehendaki.Langkah-langkah pemberian keterampilan dan modifikasi tingkah
     laku dilaksanakandengan melalui intervensi terhadap tingkah laku, melalui dinamika
     kelompok, pengaturankurikulum (berupa lingkungan yang terencana) atau melalui
     latihan. Intervensi yang tidak langsung terhadap sistem tempat hidup anak. Kegiatan
     intervensi ini mencakup koordinasi antar petugas, konsultasi, kerjasama dengan orang
     tua, dan upaya pencegahan munculnya kelainan.




                       RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN          9
DAFTAR PUSTAKA




ABKIN. (2007). Naskah Akademik: Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan
Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas.


Imandala, Iim. 2012. Kebutuhan Bimbingan dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan
Khusus.[Online].Tersedia :http://br4khm4t.blogspot.com/2010/12/bimbingan-konseling-bagi-
anak.html


Syamsu Yusuf L.N. (2005). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah.
Bandung : CV Bani Quresy.


Yusuf, S. dan Nurihsan, J., (2005).Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja
Rosdakarya.


.




                     RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN          10

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Nota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunselingNota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunselingHazel Bug
 
Latar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahLatar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahmustazie
 
Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan
Teori pelatihan - PSikologi PendidikanTeori pelatihan - PSikologi Pendidikan
Teori pelatihan - PSikologi Pendidikancutiegadget
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)Subekti Bano
 
Tugas makalah penyesuaian diri
Tugas makalah penyesuaian diriTugas makalah penyesuaian diri
Tugas makalah penyesuaian diriPoetra Chebhungsu
 
Materi bimbingan-dan-konseling-di-smk
Materi bimbingan-dan-konseling-di-smkMateri bimbingan-dan-konseling-di-smk
Materi bimbingan-dan-konseling-di-smkvica hasan
 

La actualidad más candente (11)

Nota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunselingNota ringkas bimbingan dan kaunseling
Nota ringkas bimbingan dan kaunseling
 
Teknik menangani masalah pribadi sosial
Teknik menangani masalah pribadi sosialTeknik menangani masalah pribadi sosial
Teknik menangani masalah pribadi sosial
 
Latar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolahLatar belakang perlunya bk di sekolah
Latar belakang perlunya bk di sekolah
 
Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan
Teori pelatihan - PSikologi PendidikanTeori pelatihan - PSikologi Pendidikan
Teori pelatihan - PSikologi Pendidikan
 
Powerpoint bk
Powerpoint bkPowerpoint bk
Powerpoint bk
 
BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)BK (SMA 28 novembro)
BK (SMA 28 novembro)
 
Asesmen afektif
Asesmen afektifAsesmen afektif
Asesmen afektif
 
Tugas makalah penyesuaian diri
Tugas makalah penyesuaian diriTugas makalah penyesuaian diri
Tugas makalah penyesuaian diri
 
Materi bimbingan-dan-konseling-di-smk
Materi bimbingan-dan-konseling-di-smkMateri bimbingan-dan-konseling-di-smk
Materi bimbingan-dan-konseling-di-smk
 
BIMBINGAN KAUNSELING
BIMBINGAN KAUNSELINGBIMBINGAN KAUNSELING
BIMBINGAN KAUNSELING
 
Nola ppd
Nola ppdNola ppd
Nola ppd
 

Similar a Resume bimbingan dan konseling 5

Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling (1).pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling (1).pdfKapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling (1).pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling (1).pdfLidyaArdiyan1
 
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdfKapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdfLidyaArdiyan1
 
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdfKapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdfLidyaArdiyan1
 
Resume bimbingan dan konseling 6
Resume bimbingan dan konseling 6Resume bimbingan dan konseling 6
Resume bimbingan dan konseling 6Ricky Ramadhan
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupaidadwiinizuka.blogspot.com
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingDede Kurnia
 
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Ratna Widiastuti
 
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingsreedewi
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konselingBoyolali
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingdirta07
 
Bimbingan dan Konseling dalam Profesi pendidikan.pptx
Bimbingan dan Konseling dalam Profesi pendidikan.pptxBimbingan dan Konseling dalam Profesi pendidikan.pptx
Bimbingan dan Konseling dalam Profesi pendidikan.pptxMutiahWinarno1
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073Amer Al-Rudy
 
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah DasarPentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah DasarIntan Irawati
 
Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4Ricky Ramadhan
 
Jelaskan teknik modifikasi tingkah laku yang melibatkan intervensi
Jelaskan teknik modifikasi tingkah laku yang melibatkan intervensiJelaskan teknik modifikasi tingkah laku yang melibatkan intervensi
Jelaskan teknik modifikasi tingkah laku yang melibatkan intervensiPensil Dan Pemadam
 
Bimbingan Konseling ABK tm 2.pptx
Bimbingan Konseling ABK tm 2.pptxBimbingan Konseling ABK tm 2.pptx
Bimbingan Konseling ABK tm 2.pptxAllyaSuarnihatiW
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANRatnaWulandari54
 
Resume bimbingan dan konseling 2
Resume bimbingan dan konseling 2Resume bimbingan dan konseling 2
Resume bimbingan dan konseling 2Ricky Ramadhan
 

Similar a Resume bimbingan dan konseling 5 (20)

Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling (1).pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling (1).pdfKapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling (1).pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling (1).pdf
 
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdfKapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
 
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdfKapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
Kapita Selekta Pelayanan Konseling- Pendekatan Konseling.pdf
 
Resume bimbingan dan konseling 6
Resume bimbingan dan konseling 6Resume bimbingan dan konseling 6
Resume bimbingan dan konseling 6
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
 
Bimbingan & konseling
Bimbingan & konselingBimbingan & konseling
Bimbingan & konseling
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah
 
tujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptxtujuan fungsi bki.pptx
tujuan fungsi bki.pptx
 
Guru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbingGuru sebagai-pembimbing
Guru sebagai-pembimbing
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konseling
 
Bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konselingBimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling
 
Bimbingan dan Konseling dalam Profesi pendidikan.pptx
Bimbingan dan Konseling dalam Profesi pendidikan.pptxBimbingan dan Konseling dalam Profesi pendidikan.pptx
Bimbingan dan Konseling dalam Profesi pendidikan.pptx
 
Assignment edu3073
Assignment edu3073Assignment edu3073
Assignment edu3073
 
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah DasarPentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
Pentingnya Bimbingan Konseling Untuk Anak Sekolah Dasar
 
Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4Resume bimbingan dan konseling 4
Resume bimbingan dan konseling 4
 
Jelaskan teknik modifikasi tingkah laku yang melibatkan intervensi
Jelaskan teknik modifikasi tingkah laku yang melibatkan intervensiJelaskan teknik modifikasi tingkah laku yang melibatkan intervensi
Jelaskan teknik modifikasi tingkah laku yang melibatkan intervensi
 
Bimbingan Konseling ABK tm 2.pptx
Bimbingan Konseling ABK tm 2.pptxBimbingan Konseling ABK tm 2.pptx
Bimbingan Konseling ABK tm 2.pptx
 
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGANKONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
KONSEP BIMBINGAN DAN KONSELING PENGERTIAN PENGEMBANGAN
 
Resume bimbingan dan konseling 2
Resume bimbingan dan konseling 2Resume bimbingan dan konseling 2
Resume bimbingan dan konseling 2
 

Más de Ricky Ramadhan

PPT Geografi Politik Kanada
PPT Geografi Politik KanadaPPT Geografi Politik Kanada
PPT Geografi Politik KanadaRicky Ramadhan
 
Geografi politik negara kanada
Geografi politik negara kanadaGeografi politik negara kanada
Geografi politik negara kanadaRicky Ramadhan
 
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPGFisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPGRicky Ramadhan
 
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)Ricky Ramadhan
 
Makalah Seminar Pendidikan Agama Islam
Makalah Seminar Pendidikan Agama IslamMakalah Seminar Pendidikan Agama Islam
Makalah Seminar Pendidikan Agama IslamRicky Ramadhan
 
Serba-Serbi OLGENAS UPI
Serba-Serbi OLGENAS UPISerba-Serbi OLGENAS UPI
Serba-Serbi OLGENAS UPIRicky Ramadhan
 
Rundown Putaran Final OLGENAS
Rundown Putaran Final OLGENASRundown Putaran Final OLGENAS
Rundown Putaran Final OLGENASRicky Ramadhan
 
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalPengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalRicky Ramadhan
 
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalPengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalRicky Ramadhan
 
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpointKelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpointRicky Ramadhan
 
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnalKelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnalRicky Ramadhan
 
Kelompok 1 spai pend. geografi makalah
Kelompok 1 spai pend. geografi makalahKelompok 1 spai pend. geografi makalah
Kelompok 1 spai pend. geografi makalahRicky Ramadhan
 
Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3Ricky Ramadhan
 
Resume bimbingan dan konseling 1
Resume bimbingan dan konseling 1Resume bimbingan dan konseling 1
Resume bimbingan dan konseling 1Ricky Ramadhan
 
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey HidrologiGeomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey HidrologiRicky Ramadhan
 
STORYBOARD Media Pembelajaran Geografi
STORYBOARD Media Pembelajaran GeografiSTORYBOARD Media Pembelajaran Geografi
STORYBOARD Media Pembelajaran GeografiRicky Ramadhan
 

Más de Ricky Ramadhan (20)

LPJ DPM Geografi 2014
LPJ DPM Geografi 2014LPJ DPM Geografi 2014
LPJ DPM Geografi 2014
 
Eksplorasi himpunan
Eksplorasi himpunanEksplorasi himpunan
Eksplorasi himpunan
 
PPT Geografi Politik Kanada
PPT Geografi Politik KanadaPPT Geografi Politik Kanada
PPT Geografi Politik Kanada
 
Geografi politik negara kanada
Geografi politik negara kanadaGeografi politik negara kanada
Geografi politik negara kanada
 
Curriculum Vitae
Curriculum VitaeCurriculum Vitae
Curriculum Vitae
 
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPGFisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
Fisis Determinis v Posibilisme - PPT MPG
 
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
Laporan Geomorfologi Terapan (TRANSLATE)
 
Makalah Seminar Pendidikan Agama Islam
Makalah Seminar Pendidikan Agama IslamMakalah Seminar Pendidikan Agama Islam
Makalah Seminar Pendidikan Agama Islam
 
Surat undangan
Surat undanganSurat undangan
Surat undangan
 
Serba-Serbi OLGENAS UPI
Serba-Serbi OLGENAS UPISerba-Serbi OLGENAS UPI
Serba-Serbi OLGENAS UPI
 
Rundown Putaran Final OLGENAS
Rundown Putaran Final OLGENASRundown Putaran Final OLGENAS
Rundown Putaran Final OLGENAS
 
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalPengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
 
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasionalPengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
Pengumuman karya tulis peserta olimpiade geografi nasional
 
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpointKelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
Kelompok 1 spai pend. geografi powerpoint
 
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnalKelompok 1 spai pend. geografi jurnal
Kelompok 1 spai pend. geografi jurnal
 
Kelompok 1 spai pend. geografi makalah
Kelompok 1 spai pend. geografi makalahKelompok 1 spai pend. geografi makalah
Kelompok 1 spai pend. geografi makalah
 
Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3Resume bimbingan dan konseling 3
Resume bimbingan dan konseling 3
 
Resume bimbingan dan konseling 1
Resume bimbingan dan konseling 1Resume bimbingan dan konseling 1
Resume bimbingan dan konseling 1
 
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey HidrologiGeomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
 
STORYBOARD Media Pembelajaran Geografi
STORYBOARD Media Pembelajaran GeografiSTORYBOARD Media Pembelajaran Geografi
STORYBOARD Media Pembelajaran Geografi
 

Resume bimbingan dan konseling 5

  • 1. RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Ditujukan untuk memenuhi salahsatu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling dengan dosen pengampu Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd Disusun oleh Ricky P. Ramadhan (1005495) JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012
  • 2. A. Pendahuluan Melihat kenyataan bahwa tidak semua anak memiliki kebutuhan yang sama, dalam arti ada beberapa anak yang memerlukan kebutuhan khusus, sehingga layanan bimbingan dan konseling yang di berikan pun harus khusus, sesuai dengan kebutuhannya. Layanan bimbingan konseling bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) adalah agar anak dapat mencapai penyesuaian dan perkembangan yang optimal sesuai kemampuan, bakat dan nilai- nilai yang dimilikinya.Tujuan tersebut mengarah kepada selfactualization, self realization, fully functioning dan self acceptance, sesuai dengan variasi perbedaan individu yang memiliki keunikan tertentu demi tercapainya tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik) dan karir. B. Isu dan Permasalahan ABK Masih ada yang menganggap kecacatan atau kelainan yang disandang oleh anak berkebutuhan khusus sebagai kutukan, penyakit menular, gila, dan lain-lain.Akibat dari itu maka ABK dan keluarga ada yang dikucilkan oleh masyarakatnya.Ada diantara ABK sendiri yang menarik diri tidak mau berbaur dengan masyarakat karena merasa cemas dan terancam.Sehingga persoalan yang dihadapi oleh anak berkebutuhan khusus menjadi semakin bertumpuk- tumpuk. ABK tidak hanya harus mengatasi hambatan yang muncul dari dirinya sendiri, ia harus menghadapi pula berbagai tantangan atau rintangan yang datangnya dari lingkungan. Di satu sisi, ABK berupaya memenuhi kebutuhannya, sedangkan lingkungan sering tidak dapat memberikan peluang bagi ABK untuk dapat tumbuh serta berkembang sesuai dengan kondisinya itu. Maka tidak sedikit ABK tidak mencapai perkembangan yang optimal.Thompson dkk.(2004) menyatakan bahwa pandangan atau penilaian negatif dari lingkungan terhadapABKdan keluarganya merupakan tantangan terbesar selain kecacatan yang disandang olehABKitu sendiri dan dampaknya dapat dirasakan langsung oleh yang bersangkutan beserta keluarganya. Bahkan carapandang masyarakat yang negatif menjadi stigma yang berkepanjangan (Rahardja, 2006). Dampak yang jelas sering ditemui adalah terhadap konsep diri, prestasi belajar, perkembangan fisik, dan perilaku menyimpang.Sebagaimana yang dinyatakan oleh Thompson (2004) bahwa pandangan negatif dari masyarakat terhadap kecacatan menyebabkan citra diri yang negatif dariABK. RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 1
  • 3. Hambatan yang dimiliki ABK tidak saja berdampak bagi dirinya tetapi juga berdampak bagi orang tua. Hal-hal yang dirasakan orang tua diantaranya adalah merasa kebingungan menghadapi hambatan anak, merasa takut akan masa depan anak, merasa bersalah, mengasihi dirinya, membenci dirinya, cemas, marah, dan lain sebagianya. Ketika orang tua memiliki tanggapan yang berbeda dalam memandang persoalan hambatan yang dimiliki oleh anaknya, maka ini sangat memungkinkan mereka untuk dapat berpartisipasi dalam proses treatment bagi anaknya. Dampak dari hambatan yang dimiliki oleh ABK seperti merasa ditolak, merasa gagal, dan sulit sulit untuk melakukan hubungan sosial menimbulkan kebutuhan mereka untuk merasa diterima, didengar oleh orang lain, memerlukan nasihat untuk mencapai tujuan saat ini dan tujuan masa yang akan datang, memerlukan bimbingan untuk meningkatkan hubungan interpersonal, memerlukan bantuan untuk membangun konsep diri yang kuat dan merasa percaya diri. Bimbingan dan konseling diperlukan bagi ABK dan konselor harus bersikap dan memandang mereka sesuai dengan filosofi bahwa tidak ada individu yang sama semua individu adalah unik dan mereka memiliki kemampuan untuk tumbuh untuk mengembangkan potensi mereka (Thomson, 2006). Konseling bagi ABK harus dilakukan dengan memandang mereka dari sisi positif dalam sebuah hubungan konseling yang menerima mereka, melihat mereka bukan dari sisi hambatannya melainkan sebagai individu.Perlakuan-perlakuan yang diterima ABK berpeluang menimbulkan rasa prustrasi pada diri ABK sehingga rentetan frustrasi yang berkepanjangan tersebut akan menjadi ancaman bagi seluruh perkembangan kepribadian anak. Artinya ketika salah satu aspek perkembangan anak mengalami hambatan, maka akan mempengaruhi aspek perkembangan yang lain. C. Hambatan yang Dimiliki ABK Dalam mengikuti pendidikan, anak berkebutuhan khusus banyak yang mengalami kesulitan dalam menggunakan waktu, memahami kemampuan akademik dasar (membaca, menulis dan berhitung), perencanaan pendidikan lanjutan, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas, penggunaan sumber belajar, dan pengembangan kreativitas. Masalah yang sering muncul dalam diri ABK adalah hubungan dengan sesama teman, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan masyarakat, penyelesaian konflik, pemahaman sikap dan penerimaan diri (memahami kelebihan dan kekurangan), penetapan pilihan dan pengambilan keputusan. RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 2
  • 4. Masalah yang berkaitan dengan pengembangan karier adalah pemilihan jurusan, pemilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, motivasi yang rendah, pemahaman kondisi lingkungan kerja, perencanaan dan pengembangan karier.Sebagai faktor eksternal, ada banyak permasalahan pada ABK yang disebabkan pola atau bentuk perlakuan yang tidak sesuai/semestinya dari orang tua.Masalah yang muncul sebagai kurangnya pemahaman dan penerimaan orangtua terhadap kondisi anak adalah perilaku menolak, membatasi kesempatan anak, membiarkan atau mengasingkan, terlalu melindungi, dan permisif. Permasalahan-permasalahan tersebut membentuk dan mengkondisikan ABK memanifestasikannya melalui perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan tuntutan situasi yang ada (masyarakat normal).Perilaku yang nampak pada ABK diakibatkan sebagai hasil belajar yang keliru serta pengkondisian lingkungan belajar yang tidak mendukung.Oleh karena itu memungkinkan konselor untuk berfokus pada tingkah laku yang tampak, ketepatan dalam menyusun tujuan-tujuan treatment, pengembangan rencana-rencana treatment yang spesifik, dan evaluasi objektif atas hasil-hasil terapi. Dengan harapan bahwa perilaku ABK dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi belajar, dengan kata lain menghapus pola-pola tingkah laku yang tidak semestinya dan membantu klien (ABK) dalam mempelajari pola-pola tingkah laku yang konstruktif dengan menggunakan prinsip penguatan (reinforcement) sebagai suatu kreasi dalam upaya memperkuat atau mendukung suatu perilaku yang dikehendaki. D. Kebutuhan Bimbingan dan Konseling Bagi ABK Dampak dari hambatan yang dimiliki oleh ABK seperti merasa ditolak, merasa gagal, dan sulit sulit untuk melakukan hubungan sosial menimbulkan kebutuhan mereka untuk merasa diterima, didengar oleh orang lain, memerlukan nasihat untuk mencapai tujuan saat ini dan tujuan masa yang akan datang, memerlukan bimbingan untuk meningkatkan hubungan interpersonal, memerlukan bantuan untuk membangun konsep diri yang kuat dan merasa percaya diri. Bimbingan dan konseling diperlukan bagi ABK dan konselor harus bersikap dan memandang mereka sesuai dengan filosofi bahwa tidak ada individu yang sama semua individu adalah unik dan mereka memiliki kemampuan untuk tumbuh untuk mengembangkan potensi mereka (Thomson, 2006). RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 3
  • 5. Konseling bagi ABK harus dilakukan dengan memandang mereka dari sisi positif dalam sebuah hubungan konseling yang menerima mereka, melihat mereka bukan dari sisi hambatannya melainkan sebagai individu.Konseling dapat diartikan sebagai sebuah hubungan teurapeutik, sebuah proses pemecahan masalah, sebuah reduksi, dan sebuah metode untuk merubah perilaku untuk membantu anak dalam menghadapi permasalahan perkembangan dan sebagai suatu proses preventif. Untuk proses konseling sangat diperlukan untuk ABK agar mereka mampu menghadapi, memahami, dan menemukan solusi dari permasahan yang bereka hadapi sehubungan dengan hambatan-hambatan yang mereka miliki. E. Bimbingan dan Konseling Bagi ABK Bimbingan dan konseling sebagai layanan sedikitnya memerlukan 4 pendekatan (pendekatan krisis, remedial,pencegahan, dan perkembangan).Pendekatan perkembangan dipandang pendekatan yang komprehensif sehinggadisebut pendekatan komprehensif.Sebagai layanan yang memiliki pendekatan yang komprehensif maka ada beberapa komponen di dalamnya, yaitu:asumsi dasar dan kebutuhan dasar, teori bimbingan perkembangan, kurikulum dan tujuan bimbingan perkembangan,prinsip-prinsip bimbingan perkembangan, program bimbingan dan konseling, serta kebutuhan acuan yuridis dan modelnasional untuk memperoleh standar layanan juga untuk melindungi layanan bimbingan dan konseling sebagai profesi. Sebagai profesi (konselor) maka dibutuhkan aturan-aturan dan penatalaksanaan layanan agar tidak tumpang tindihdengan profesi lain terutama dengan profesi guru. Untuk itu perlu adanya penataan pendidikan profesional konselor danlayanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal.Kebutuhan konselor di sekolah luar biasa (SLB) idealnya adalah ada di setiap SLB.Tapi minimalnya ada satu konselordalam satu gugus SLB. Keberadaan konselor diharapkan mampu mengatasi permasalahan diluar kemampuan dankewenangan guru, misalnya melakukan layanan bimbingan dan konseling kepada orang tua ABK.Pada dasarnya kebutuhan anak berkebutuhan khusus sama dengan anak-anak lain pada umumnya (kebutuhanjasmani dan rohani). Tapi ada hal-hal khusus yang membutuhkan penanganan khusus, biasanya berkaitan dengankelainan atau kecacatan yang disandangnya.Di dalam prosesnya dapat berupa pendidikan, pembelajaran yangmendidik dan memandirikan, terapi, layanan bimbingan dan konseling, layanan medis, dll.Penanganan itu tentunya dilakukan oleh profesi yang sesuai dengan bidangnya. Artinya akan banyak ahli yang terlibatdalam rangka memenuhi kebutuhan RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 4
  • 6. ABK itu. Sehingga dikenal dengan pendekatan multidisipliner.Para ahli dariberbagai bidang berkolaborasi memberikan layanan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan ABK agar berkembangansecara optimal.Mengenai kebutuhan layanan bimbingan dan konseling ini, Thompson dkk (2004) menuliskan garis besarnya sebagaiberikut: 1. Anak harus mengenal dirinya sendiri. 2. Menemukan kebutuhan ABK yang spesifik sesuai dengan kelainannya. Kebutuhan ini muncul menyertaikelainannya. 3. Menemukan konsep diri. 4. Memfasilitasi penyeusaian diri terhadap kelainan/kecacatanya. 5. Berkoordinasi dengan ahli lain. 6. Melakukan konseling terhadap keluarga ABK. 7. Membantu perkembangan ABK agar berkembang efektif, memiliki keterampilan hidup mandiri. 8. Membuka peluang kegiatan rekreasi dan mengembangkan hobi. 9. Mengembangkan keterampilan personal dan social. 10. Besama-sama merancang perencanaan pendidikan formal, pendidikan tambahan, dan peralatan yang dibutuhkan. Demikian juga dalam proses konseling, tujuan yang ditetapkan konselor bersama klien (ABK) akan mewarnai proses konseling itu sendiri dengan menata pengalaman belajar untuk membantu individu mengubah perilakunya agar dapat memecahkan masalah interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu. Artinya konselor berperan membantu dalam proses belajar dengan menciptakan kondisi yang demikian rupa sehingga klien dapat mengubah perilakunya serta memecahkan masalahnya. Tentu saja penetapan tujuan konseling diarahkan kepada: (1) memperbaiki perilaku salah suai, (2) belajar tentang proses pembuatan keputusan, (3) pencegahan timbulnya masalah-masalah.Tujuan-tujuan tersebut di atas harus dapat dijabarkan menjadi lebih spesifik, dapat diobservasi dan dapat diukur untuk memudahkan pelaksanaan evaluasi. Filosofi yang berkembang pada pendidikan luar biasa memandang anak berkebutuhan khusus sebagai individu yang berkembang secara utuh sehingga pengoptimalan potensi mereka diarahkan kepada upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan kepada kebutuhan, kekuatan, minat dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan anak dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program pendidikan. RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 5
  • 7. Model bimbingan konseling menempatkan anak sebagai target layanan BK tidak hanya terbatas pada perannya sebagai siswa di dalam organisasi sekolah, tetapi dalam perannya sebagai anggota berbagai macam organisasi kehidupan.Perubahan perilaku yang diharapkan dan penyesuaian diri yang adaptif sebagai tujuan dari perkembangan dapat tercapai jadi terjadi interaksi yang sehat antara individu dan lingkungannya.Karenanya BK seyogyanya diarahkan pada upaya-upaya untuk membantu individu agar lebih menyadari dirinya dan caranya merespon lingkungannya untuk mengembangkan makna personal dari perilakunya bagi kehidupannya pada masa kini dan mendatang.Strategi layanan BK menjadi lebih berupa upaya untuk mengorganisasikan dan untuk menciptakan lingkungan perkembangan. Sebagai bagian dari sistem, proses konseling harus memperhatikan transaksi antara individu dengan lingkungan belajarnya.Sebuah lingkungan belajar pada intinya adalah satu konteks fisik, sosial dan psikologis, dimana orang belajar perilaku baru (Blocher, 1987). Lingkungan belajar terutama efektif dan instrumental dalam membentuk pola perilaku penting yang pada gilirannya menentukan arah bagi perkembangan jangka panjang. Alasannya adalah: (1) faktor-faktor di dalam sebuah lingkungan belajar memenuhi atau tidak memenuhi kebutuhan atau motif yang sangat mendasar, (2) lingkungan belajar itu intensif dan berkelanjutan, artinya individu cenderung menghabiskan banyak waktunya di dalam lingkungan belajar itu dan melibatkan dirinya dalam berbagai peran di dalamnya, (3) lingkungan belajar memberikan timing yang tepat untuk interaksi tertentu. Blocher mengidentifikasi bahwa sebuah lingkungan belajar sekurang-kurangnya terdiri dari tiga komponen penting, yaitu: 1. Opportunity structure, ditentukan oleh jumlah dan rentangan situasi di mana partisipan dapat mencobakan perilaku barunya yang dapat mengarah pada keberhasilan, penguasaan atau kontrol dalam situasi lingkungan yang bersangkutan. Hakekat struktur kesempatan sebagian ditentukan oleh tingkat stimulasi yang tersedia di dalam lingkungan. Jadi bila lingkungan itu sangat kaku dan statis, dengan sedikit stimulasi yang terdapat di dalamnya, maka akan relatif sedikit pula kesempatan yang tersedia bagi individu untuk mencapai keberhasilan atau penguasaan. 2. Support structure, adalah sistem pemberian bantuan kepada individu untuk mengatasi stress yang sering mengiringi kesempatan belajar individu. Struktur ini terdiri dari dua elemen, yaitu (1) dukungan yang berupa jaringan hubungan antar manusia yang positif, yang memberikan kehangatan, dorongan, empati dan perhatian optimal, sehingga individu dapat melanjutkan kegiatan belajarnya meskipun dalam situasi stress; (2) dukungan untuk memberikan strategi dan kerangka kerja kognitif yang memungkinkan RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 6
  • 8. individu belajar cara-cara yang tepat dalam menghadapi tugas-tugas atau masalah yang penuh tantangan. 3. Reward structure, adalah komponen lingkungan yang merangsang individu untuk memiliki antusiasme dan komitmen untuk mengatasi tantangan dan menuntaskan tugas- tugasnya. Esensi dari ketiga struktur di atas mengacu kepada asumsi-asumsi berikut, yaitu: (1) Setiap anak adalah bagian yang tak terpisahkan dari sistem sosial yang kecil, (2) gangguan tidak dipandang sebagai penyakit dalam diri anak, melainkan sebagai ketidakserasian sistem, (3) ketidakserasian dapat dirumuskan sebagai perbedaan antara kemampuan anak dengan tuntutan atau dengan harapan lingkungan, (4) Tujuan intervensi ialah mengusahakan agar sistem itu berjalan hingga akhirnya tanpa intervensi, (5) Perbaikan salah satu bagian sistem dapat berakibat perbaikan seluruh sistem, (6) Secara umum, intervensi dapat dilakukan terhadap anak, lingkungan, sikap atau harapan.Pemberian layanan BK untuk anak berkebutuhan khusus akan bergantung pada bentuk atau model bimbingan yang dipilih, pendekatan yang akan digunakan, dan karakteristik anak yang dihadapi. Secara umum bentuk layanan bimbingan dan konseling yang sesuai untuk ABK adalah: 1. Bimbingan sebagai Konstelasi Layanan. Bimbingan ini mengakui bahwa layanan yang diperlukan siswa bukan hanya bimbingan saja, tetapi juga layanan lainnya. Misalnya layanan dari guru, psikolog, paramedis dan sebagainya; layanan bimbingan hanyalah salah satu dari layanan-layanan tersebut. Menurut Hoyt (Shertzer and Stone, 1984:69), bimbingan adalah layanan kesiswaan yang bertujuan mencapai perkembangan yang sebaik-baiknya melalui bantuan sekolah yang berkenaan dengan masalah-masalah pribadi, pilihan-pilihan dan keputusan yang dijumpai dalam perkembangan menuju kedewasaan. Bagi pendidikan luar biasa, sesuai dengan jenis kelainannya, anak berkebutuhan khusus memerlukan layanan pengetesan kekuatan otot, sudut penglihatan, sisa pendengaran, skala penyesuaian, intervensi dini, pemasangan prostesi, penyesuaian ortotik, pengembangan komunikasi total, dan lain-lain. Layanan-layanan tersebut sangat (bersifat) teknis sehingga memerlukan latihan yang mendalam. 2. Bimbingan Perkembangan Menurut Shertzer dan Stone (1984:71). Bimbingan perkembangan (developmental guidance) lebih bersifat kumulatif dari model-model yang lain, lebih bersifat long term, lebih komprehensip, dan interpretif. Bimbingan ini mendampingi siswa dan terfokus padafungsi ego dan konsep diri. Model ini dikembangkan berdasarkan kebutuhan atas: penilaian dan pemahaman diri, penyesuaian RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 7
  • 9. terhadap diri dan realitas lingkungan, orientasi terhadap kondisi kini dan kondisi yang akan datang, dan perkembangan potensi pribadi. Dengan bimbinganperkembangan, siswa (1) memperoleh informasi tentang situasi, diri, dan relasi keduanya,(2) dibantu untuk berfikir secara developmental, (3) mengerahkan kapasitas dandisposisi- disposisinya. Dalam model ini siswa disertakan melihat ke dalam diri sendiri,belajar mengatur motivasi sendiri.Model ini diperlukan anak berkebutuhan khusus, karena mereka seringmengarahkan perhatian kepada dirinya sendiri, terutama terhadap kekurangannya. Tetapimereka tidak menemukan jalan keluar untuk mengimbangi kekurangannya. Mereka perluorang yang mendampingi sebagaimana yang dilakukan konselor yang menggunakanmodel bimbingan perkembangan. Anak tunagrahita sedang dan berat tidak banyakmemikirkan kekurangan diri, walaupun demikian, mereka jugamemerlukan ”pendamping” tempat menyampaikan kesulitan-kesulitannya. 3. Bimbingan sebagai Pengembangan Pribadi.Model ini menuntut adanya pembagian tugas sebagai upaya saling melengkapidiantara berbagai tenaga ahli yang ada di lingkungan sekolah, tanpa ketergantungankepada tugas guru semata. Menurut Kehas (Yusup dan Nurihsan, 2005), sekolah terlalubanyak didominasi oleh guru, kurang banyak menampilkan tenaga-tenaga lainnya, sepertikonselor, psikolog, psikometris. Kehas menginginkan agar tenaga-tenaga lainmenyesuaikan diri terhadap fungsi yang selama ini diperankan guru. Pendidikan bukansekedar mengajar sebagaimana yang terjadi selama ini, melainkan keterlibatan denganbelajar (involvement learning), termasuk didalamnya bimbingan. Bimbingan bagi Orang Tua.Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individusebagai pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan kehidupanatau pola perilaku (interaksi) yang tepat, memberdayakan diri secara produktif,memahami tugas dan tanggungjawab.Bimbingan ini dapat dilakukan melalui konselingkeluarga dan konseling kelompok, dengan melibatkan anaknya jika memungkinkan.Pemberian bantuan kepada anak berkebutuhan khusus akan efektif jikamelibatkan orangtua baik secara langsung (orang tua yang diberi layanan bimbingan dankonseling) maupun tidak langsung (sebagai sumber data utama dan data pendukung). RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 8
  • 10. Penerapan teori konseling untuk anak berkebutuhan khusus dapat dilakukanmelalui beberapa fase atau tingkatan. Fase-fase tersebut adalah: 1. Fase perencanaan. Fase ini terdiri atas pengisian format-format, pengisian profile sistem, asesment,dan ecomapping. Format-format ini terdiri atas 8 kolom, yaitu: kebutuhan siswa,kebutuhan atas layanan, orang yang bertanggungjawab tentang pelaksanaan layanan,pelaksana layanan, tanggal layanan, biaya layanan dan cara pembayaran, kriteriakeberhasilan, rencana tindak lanjut. Profil sistem terdiri atas 9 langkah (step). Assesmentdilakukan dengan memperhatikan: (1) informasi mengenai anak dikumpulkan dari semualingkungan hidup anak, (2) informasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenaiseluruh sistem tempat hidup anak, (3) diupayakan supaya jelas letak ketidakseimbangandan keseimbangan. 2. Fase Intervensi. Konselor dan guru menggunakan dua kelompok intervensi, yaitu yang langsungdan yang tidak langsung. Intervensi yang langsung dilakukan dengan memberikanketerampilan kepada anak dan dengan memodifikasi tingkah laku yang tidak dikehendaki.Langkah-langkah pemberian keterampilan dan modifikasi tingkah laku dilaksanakandengan melalui intervensi terhadap tingkah laku, melalui dinamika kelompok, pengaturankurikulum (berupa lingkungan yang terencana) atau melalui latihan. Intervensi yang tidak langsung terhadap sistem tempat hidup anak. Kegiatan intervensi ini mencakup koordinasi antar petugas, konsultasi, kerjasama dengan orang tua, dan upaya pencegahan munculnya kelainan. RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 9
  • 11. DAFTAR PUSTAKA ABKIN. (2007). Naskah Akademik: Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Imandala, Iim. 2012. Kebutuhan Bimbingan dan Konseling Bagi Anak Berkebutuhan Khusus.[Online].Tersedia :http://br4khm4t.blogspot.com/2010/12/bimbingan-konseling-bagi- anak.html Syamsu Yusuf L.N. (2005). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung : CV Bani Quresy. Yusuf, S. dan Nurihsan, J., (2005).Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya. . RESUME BIMBINGAN DAN KONSELING | RICKY P. RAMADHAN 10