SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
BAB I
Pola pengaliran dasar
1.1 Dasar teori
Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola
pengaliran tertentu di antara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan
pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola
pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk
atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi
bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan
(surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi.
Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan
pengaliran sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan
cabang-cabangnya di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi.
Adanya perbedaan pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya
sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi
batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut :
1. Pola Aliran Dendritik
Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya
menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol
oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki
tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh
sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi
akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang
resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai
didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini
dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh
pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung
akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem
pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan
membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya
pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar.
2. Pola Aliran Radial
Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara
radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir
intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah
(domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan
akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular.
3. Pola Aliran Rectangular
Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap
erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua
arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten
terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui
kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus-
lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang
wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten
dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang-
cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran
sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan)
dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang
mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan.
4. Pola Aliran Trellis
Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar
yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai
yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari
lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya
membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran
trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh
struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh
saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan
tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan
sumbu lipatan.
5. Pola Aliran Annular
Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar
secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali
bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi
loccolith.
6. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar)
Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng
yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran-
aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan
cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada
morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel
kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong
daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk
dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel
7. Pola Aliran Multibasinal
endapan permukaan berupa gumuk hasil longsoran dengan
perbedaanpenggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan
tanah,vulkanisme, pelarutan gamping serta lelehan salju atau permafrost.
8. Pola Aliran Kontorted
terbentuk pada batuan metamorf dengan intrusi dike, vein yang
menunjukkandaerah yang relatif keras batuannya, anak sungai yang lebih panjang
ke arahlengkungan subsekuen, umumnya menunjukkan kemiringan lapisan
batuanmetamorf dan merupakan pembeda antara penunjaman antiklin dan sinklin.
1.3 Tabel kelurusan sungai dan diagram kipas
Tabel Pola pengaliran Dendritik
NO AZIMUTH AZIMUTH JUMLAH PERSENTASE
1. 0° - 10° 180° - 190° 6 2.3%
2. 10° - 20° 190° - 200° 9 3.5%
3. 20° - 30° 200° - 210° 13 5.8%
4. 30° - 40° 210° - 220° 23 8.9%
5. 40° - 50° 220° - 230° 23 8.9%
6. 50° - 60° 230° - 240° 23 8.9%
7. 60° - 70° 240° - 250° 15 5.8%
8. 70° - 80° 250° - 260° 9 3.5%
9. 80° - 90° 260° - 270° 46 17%
10. 90° - 100° 270° - 280° 20 7.7%
11. 100° - 110° 280° - 290° 20 7.7%
12. 110° - 120° 290° - 300° 18 7%
13. 120° - 130° 300° - 310° 4 1.5%
14. 130° - 140° 310° - 320° 13 5.8%
15. 140° - 150° 320° - 330° 7 2.7%
16. 150° - 160° 330° - 340° 1 0.3%
17. 160° - 170° 340° - 350° 2 0.7%
18. 170° - 180° 350° - 360° 5 1.9%
JUMLAH TOTAL 257 100%
Diagram kipas 1
Pembahasan
Peta yang dilampirkan merupakan gambaran dari pola pengaliran dasar di
Tanjung. Di lihat dari bentuk pola pengalirannya, itu merupakan pola
pengaliran dendritik memiliki bentuk menyerupai cabang pohon.
. Pada peta tersebut pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan
yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai
yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir
diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk
tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten
(seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai
didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses
pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan
lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran
sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola
jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan
yang resisten akan membentuk tekstur kasar
BAB II
POLA PENGALIRAN UBAHAN
2.1 Dasar teori
Pola pengaliran ubahan adalah pola pengaliran dengan perubahan yang
masih memperlihatkan ciri pola pengaliran dasar.Hubungan pola dasar dan pola
perubahan (modifikasi) dengan jenis batuan dan struktur geologi sangat erat,
tetapi tidak menutup kemungkinan dapat ditambah atau dikurangi. Roy Syaffer
membuat klasifikasi pola pengaliran menjadi pola erosional, pola pengendapan
dan polakhusus. Pola dendritik (sub dendritik), radial, angular (sub angular), tralis
dan rektangular termasukpola erosional, sedangkan pola - pola lurus (elongate),
menganyam (braided), berkelok(meandering), yazoo, rektikular dan pola
dikhotomik termasuk pola pengendapan. Klasifikasi polakhusus dibagi menjadi
pola pe-ngaliran internal seperti pola "sinkhole" pada bentuklahan karst(gamping)
dan pola "palimpset" atau "berbed" untuk daerah yang dianggap khusus.
1. Ubahan pola pengaliran dendritik
a. Subdendritik
- modifikasi dari pola dendritik , karena pengaruh dari topografi dan struktur
- topografi sudah miring , struktur geologi sudah berperan tetapi kecil
b. Anastomatik
jaringan saluran saling mengikat, terdapat di daerah banjir, delta dan rawa pasang
surut
c. Pinnate
- tekstur rapat pada daerah yang sudah tererosi lanjut
- tidak ada kontrol struktur pada daerah landai dengan litologi bertekstur
halus ( batu lanau , batu lempung ,dll )
d. Distributary
bentuknya menyerupai kipas, terdapat pada kipas aluvial dan delta.
2. Ubahan pola pengaliran paralel
a. Coliniar
dicirikan oleh kelurusan sungai da aliran yang selang seling antara muncul dan
tidak, memanjang diantara pegunungan bukit pasir pada daerah loess dan gunung
pasir landai.
b. Subparallel
kemiringan lereng sedang, dikontrol oleh subparallel, lereng litologi dan struktur. b
3. Ubahan pola pengaliran trellis
a. fault trellis
kelurusan sungai-sungai besar adalah sebagai kelurusan sesar. menunjukan
graben dan horst secara bergantian.
b. Joint trellis
kontrol strukturnya adalah kekar.ditandai oleh aliran sungai yang pendek-pendek
lurus dan sejajar.
joint trellis
c. Directional trellis
anak sungai yang menuju sungai utama lebih panjang di satu sisi, umumnya di
daerah homoklin atau lereng pada beting pantai yang paralel.
4. Ubahan pola pengaliran rectangular
a. angulate
- pola menyudut ditandai kelokan bersudut tajam , anak sungai berkelit-kelit
seperti kawat berduri.
- makna geologinya, cabang-cabang kecil sejajar diken- dalikan oleh kekar
pada batuan berbutir dengan kedudukan hampir horisontal.
angulate
5. Ubahan pola pengaliran radial
a. centripetal
Arah aliran menuju pusat depresi, biasanya berhubung- an dengan kaldera.
sentripetal
BAB III
SUNGAI BERDASARKAN TEMPAT MENGALIR
Berdasarkan titik ketinggian pada peta pola aliran sungai yang di lampirkan
terlihat bahwa wiayah tersebut dilambangkan dengan kontur yang rengang yang
artinya wilayah tanjung memiliki wilayah yang landai. Pola aliran sungai pada
wilayah tersebut merupakan pola aliran dendritik yang memiliki jaringan saluran
suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang resisten akan
membentuk pola jaringan sungai yang renggang.
BAB IV
KESIMPULAN
Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang
homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang
dikontrol oleh jenis batuannya pada wilayah peta tersebut merupakan wilayah
dengan pola aliran D, yang memiliki jaringan saluran saling mengikat, umumnya
terdapat pada daerah dekat pantai, dan pasang surut. Pola aliran dipengaruhi oleh
lereng, kekerasan batuan, struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dan
geomerfologi dari daerah aliran sungai.
DAFTAR PUSTAKA
1. Modul praktikum geomorfologi
2. http://www.genborneo.com/2011/01/pola-aliran-air-penyaliran.html
3. http://syaffer-ilmuitusegalanya.blogspot.com/2012/04/pola-aliran-sungai-di-
indonesia.html
4. http://budaksipil.blogspot.com/2011/04/sungai-dan-pegalirannya.html
5. ml.scribd.com/doc/40430003/Pola-Pengaliran

More Related Content

What's hot

59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
rramdan383
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009
Aulia Nofrianti
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
'Oke Aflatun'
 
Resume Kristalografi
Resume KristalografiResume Kristalografi
Resume Kristalografi
'Oke Aflatun'
 

What's hot (20)

59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
59103938 bab-4-klasifikasi-endapan-mineral
 
Pembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detilPembuatan statigrafi detil
Pembuatan statigrafi detil
 
Resume kristal dan kristalografi ii
Resume kristal dan kristalografi iiResume kristal dan kristalografi ii
Resume kristal dan kristalografi ii
 
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesarMateri Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
Materi Kuliah Geologi Struktur 9.diskripsi sesar
 
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogicontoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
contoh laporan praktikum kristalografi dan mineralogi
 
Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009Modul Peta Geologi UPI 2009
Modul Peta Geologi UPI 2009
 
Resume Kristal dan Kristalografi I
Resume Kristal dan Kristalografi IResume Kristal dan Kristalografi I
Resume Kristal dan Kristalografi I
 
partikel dan tekstur batuan sedimen
 partikel dan tekstur batuan sedimen partikel dan tekstur batuan sedimen
partikel dan tekstur batuan sedimen
 
Kristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonalKristalografi : sistem tetragonal
Kristalografi : sistem tetragonal
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
 
Piroksen
PiroksenPiroksen
Piroksen
 
Kekar
KekarKekar
Kekar
 
Pert 10 sistem kristal
Pert 10 sistem kristalPert 10 sistem kristal
Pert 10 sistem kristal
 
Resume Kristalografi
Resume KristalografiResume Kristalografi
Resume Kristalografi
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan beku
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
 
Resume paleontologi
Resume paleontologiResume paleontologi
Resume paleontologi
 
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf228829546 deskripsi-batuan-metamorf
228829546 deskripsi-batuan-metamorf
 
Bab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekunganBab 10 analisa cekungan
Bab 10 analisa cekungan
 
Komposisi magma
Komposisi magmaKomposisi magma
Komposisi magma
 

Viewers also liked

Hidrologi teknik
Hidrologi teknikHidrologi teknik
Hidrologi teknik
annarosytha
 
Acara 2 pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
Acara 2   pengenalan peta geologi dan peta geomorfologiAcara 2   pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
Acara 2 pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
aryadipayana
 
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : SungaiMata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
Reni Aryanti
 
Bab ix perencanaan-bangunan-air
Bab ix perencanaan-bangunan-airBab ix perencanaan-bangunan-air
Bab ix perencanaan-bangunan-air
Razali Effendi
 
Konsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologiKonsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologi
Qunk
 
Irigasi dan bangunan ai rqq
Irigasi dan bangunan ai rqqIrigasi dan bangunan ai rqq
Irigasi dan bangunan ai rqq
Iin Rohliani
 

Viewers also liked (20)

Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
Praktikum 2 anhid (MORFOMETRI DAERAH ALIRAN SUNGAI)
 
Hidrologi teknik
Hidrologi teknikHidrologi teknik
Hidrologi teknik
 
Acara 2 pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
Acara 2   pengenalan peta geologi dan peta geomorfologiAcara 2   pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
Acara 2 pengenalan peta geologi dan peta geomorfologi
 
Praktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + softwarePraktikum Geomorfologi + software
Praktikum Geomorfologi + software
 
PERTEMUAN SUNGAI
PERTEMUAN SUNGAI PERTEMUAN SUNGAI
PERTEMUAN SUNGAI
 
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : SungaiMata Kuliah Hidrologi : Sungai
Mata Kuliah Hidrologi : Sungai
 
Bab ix perencanaan-bangunan-air
Bab ix perencanaan-bangunan-airBab ix perencanaan-bangunan-air
Bab ix perencanaan-bangunan-air
 
Bendung Karet
Bendung KaretBendung Karet
Bendung Karet
 
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
Praktikum 6 anhid (METODE PEMISAHAN ALIRAN PERMUKAAN (RUNOFF) 2)
 
Laporan hidrologi-2003
Laporan hidrologi-2003Laporan hidrologi-2003
Laporan hidrologi-2003
 
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah HidrologiMateri Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
Materi Jaringan Hidrologi Mata Kuliah Hidrologi
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air Tanah
 
bendungan
bendunganbendungan
bendungan
 
Hidrograf unit tunggal
Hidrograf unit tunggalHidrograf unit tunggal
Hidrograf unit tunggal
 
Metode nakayasu
Metode nakayasuMetode nakayasu
Metode nakayasu
 
Konsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologiKonsep dasar hidrologi
Konsep dasar hidrologi
 
Pola aliran sungai
Pola aliran sungaiPola aliran sungai
Pola aliran sungai
 
Irigasi dan bangunan ai rqq
Irigasi dan bangunan ai rqqIrigasi dan bangunan ai rqq
Irigasi dan bangunan ai rqq
 
Pola aliran sungai
Pola aliran sungaiPola aliran sungai
Pola aliran sungai
 
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan WadukPerhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk
 

Similar to Laporan praktikum pola pengaliran

2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
mcnoob1
 
geo fizikal bab 9
geo fizikal bab 9geo fizikal bab 9
geo fizikal bab 9
Ne Qiela
 

Similar to Laporan praktikum pola pengaliran (20)

Bentang Alam Fluvial by AGUSTININGTYAS.ppt
Bentang Alam Fluvial by AGUSTININGTYAS.pptBentang Alam Fluvial by AGUSTININGTYAS.ppt
Bentang Alam Fluvial by AGUSTININGTYAS.ppt
 
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey HidrologiGeomorfologi dalam Survey Hidrologi
Geomorfologi dalam Survey Hidrologi
 
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
Daerah aliran sungai (SMA kelas X)
 
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.pptPertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
Pertemuan Kuliah ke 2 - Karakteristik Sungai.ppt
 
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
2. perairan darat perairan laut subgai dan rawa
 
Sungai
SungaiSungai
Sungai
 
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdfPertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf
 
Hidrologi
Hidrologi Hidrologi
Hidrologi
 
Makalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapanMakalah lingkungan pengendapan
Makalah lingkungan pengendapan
 
Bahan ajar-hisrosfer
Bahan ajar-hisrosferBahan ajar-hisrosfer
Bahan ajar-hisrosfer
 
Morfometri
MorfometriMorfometri
Morfometri
 
Morfometri
MorfometriMorfometri
Morfometri
 
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGIALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
 
geo fizikal bab 9
geo fizikal bab 9geo fizikal bab 9
geo fizikal bab 9
 
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungai
 
Muara Sungai
Muara SungaiMuara Sungai
Muara Sungai
 
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptxDinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
 
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptxDinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
Dinamika Hidrosfer , Oke !!!.pptx
 
Bentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvialBentuk asal fluvial
Bentuk asal fluvial
 
Hidrosfer
Hidrosfer Hidrosfer
Hidrosfer
 

More from 'Oke Aflatun'

Model bab5 profil dikonversi
Model bab5 profil dikonversiModel bab5 profil dikonversi
Model bab5 profil dikonversi
'Oke Aflatun'
 
Surat lamaran-kerja-pt-pertamina
Surat lamaran-kerja-pt-pertaminaSurat lamaran-kerja-pt-pertamina
Surat lamaran-kerja-pt-pertamina
'Oke Aflatun'
 

More from 'Oke Aflatun' (20)

KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...
KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...
KARAKTERISTIK MINERALOGI MATRIKS BREKSI VULKANIK PADA ENDAPAN FASIES PROKSIMA...
 
Profil batuan Geologi Bengkulu Tengah .pdf
Profil batuan Geologi  Bengkulu Tengah .pdfProfil batuan Geologi  Bengkulu Tengah .pdf
Profil batuan Geologi Bengkulu Tengah .pdf
 
Analis Petrografi batuan sedimen, batuan beku, dan batuan Piroklastik "Geolog...
Analis Petrografi batuan sedimen, batuan beku, dan batuan Piroklastik "Geolog...Analis Petrografi batuan sedimen, batuan beku, dan batuan Piroklastik "Geolog...
Analis Petrografi batuan sedimen, batuan beku, dan batuan Piroklastik "Geolog...
 
Tabulasi Data Lapangan geologi Cekungan bengkulu , Oke_Aflatun-TG2013.pdf
Tabulasi Data Lapangan geologi  Cekungan bengkulu , Oke_Aflatun-TG2013.pdfTabulasi Data Lapangan geologi  Cekungan bengkulu , Oke_Aflatun-TG2013.pdf
Tabulasi Data Lapangan geologi Cekungan bengkulu , Oke_Aflatun-TG2013.pdf
 
Model bab5 profil dikonversi
Model bab5 profil dikonversiModel bab5 profil dikonversi
Model bab5 profil dikonversi
 
Surat lamaran-kerja-pt-pertamina
Surat lamaran-kerja-pt-pertaminaSurat lamaran-kerja-pt-pertamina
Surat lamaran-kerja-pt-pertamina
 
Melupakan teman
Melupakan temanMelupakan teman
Melupakan teman
 
16 arah mata angin dan kompas
16 arah mata angin dan kompas16 arah mata angin dan kompas
16 arah mata angin dan kompas
 
Identifikasi 200 mineral
Identifikasi 200 mineralIdentifikasi 200 mineral
Identifikasi 200 mineral
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Magma
MagmaMagma
Magma
 
Manajemen basis data
Manajemen basis data Manajemen basis data
Manajemen basis data
 
Laporan Rudaceos Rock, Air Batu, Banyu Asin, Sumatera Selatan
Laporan Rudaceos Rock, Air Batu, Banyu Asin, Sumatera SelatanLaporan Rudaceos Rock, Air Batu, Banyu Asin, Sumatera Selatan
Laporan Rudaceos Rock, Air Batu, Banyu Asin, Sumatera Selatan
 
Rudaceous rock
Rudaceous rockRudaceous rock
Rudaceous rock
 
cover Kemingan Lereng dengan corel Draw
cover Kemingan Lereng dengan corel Drawcover Kemingan Lereng dengan corel Draw
cover Kemingan Lereng dengan corel Draw
 
Gambar Kemingan Lereng dengan corel Draw
Gambar Kemingan Lereng dengan corel DrawGambar Kemingan Lereng dengan corel Draw
Gambar Kemingan Lereng dengan corel Draw
 
coper Morfologi dengan Corel
coper Morfologi dengan Corelcoper Morfologi dengan Corel
coper Morfologi dengan Corel
 
Gambar Morfologi dengan corel
Gambar Morfologi dengan corelGambar Morfologi dengan corel
Gambar Morfologi dengan corel
 
Laporan srtm oke
Laporan srtm okeLaporan srtm oke
Laporan srtm oke
 
Laporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel drawLaporan praktikum corel draw
Laporan praktikum corel draw
 

Recently uploaded

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
NurindahSetyawati1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 

Laporan praktikum pola pengaliran

  • 1. BAB I Pola pengaliran dasar 1.1 Dasar teori Dengan berjalannya waktu, suatu sistem jaringan sungai akan membentuk pola pengaliran tertentu di antara saluran utama dengan cabang-cabangnya dan pembentukan pola pengaliran ini sangat ditentukan oleh faktor geologinya. Pola pengaliran sungai dapat diklasifikasikan atas dasar bentuk dan teksturnya. Bentuk atau pola berkembang dalam merespon terhadap topografi dan struktur geologi bawah permukaannya. Saluran-saluran sungai berkembang ketika air permukaan (surface runoff) meningkat dan batuan dasarnya kurang resisten terhadap erosi. Sistem fluviatil dapat menggambarkan perbedaan pola geometri dari jaringan pengaliran sungai. Jenis pola pengaliran sungai antara alur sungai utama dengan cabang-cabangnya di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat bervariasi. Adanya perbedaan pola pengaliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat ditentukan oleh perbedaan kemiringan topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya. Pola pengaliran yang umum dikenal adalah sebagai berikut : 1. Pola Aliran Dendritik Pola aliran dendritik adalah pola aliran yang cabang-cabang sungainya menyerupai struktur pohon. Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Mengapa demikian ? Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan
  • 2. membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar. 2. Pola Aliran Radial Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunungapi atau bukir intrusi. Pola aliran radial juga dijumpai pada bentuk-bentuk bentangalam kubah (domes) dan laccolith. Pada bentang alam ini pola aliran sungainya kemungkinan akan merupakan kombinasi dari pola radial dan annular. 3. Pola Aliran Rectangular Pola rectangular umumnya berkembang pada batuan yang resistensi terhadap erosinya mendekati seragam, namun dikontrol oleh kekar yang mempunyai dua arah dengan sudut saling tegak lurus. Kekar pada umumnya kurang resisten terhadap erosi sehingga memungkinkan air mengalir dan berkembang melalui kekar-kekar membentuk suatu pola pengaliran dengan saluran salurannya lurus- lurus mengikuti sistem kekar. Pola aliran rectangular dijumpai di daerah yang wilayahnya terpatahkan. Sungai-sungainya mengikuti jalur yang kurang resisten dan terkonsentrasi di tempat tempat dimana singkapan batuannya lunak. Cabang- cabang sungainya membentuk sudut tumpul dengan sungai utamanya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar dan patahan. 4. Pola Aliran Trellis Geometri dari pola aliran trellis adalah pola aliran yang menyerupai bentuk pagar yang umum dijumpai di perkebunan anggur. Pola aliran trellis dicirikan oleh sungai yang mengalir lurus di sepanjang lembah dengan cabang-cabangnya berasal dari lereng yang curam dari kedua sisinya. Sungai utama dengan cabang-cabangnya
  • 3. membentuk sudut tegak lurus sehingga menyerupai bentuk pagar. Pola aliran trellis adalah pola aliran sungai yang berbentuk pagar (trellis) dan dikontrol oleh struktur geologi berupa perlipatan sinklin dan antilin. Sungai trellis dicirikan oleh saluran-saluran air yang berpola sejajar, mengalir searah kemiringan lereng dan tegak lurus dengan saluran utamanya. Saluran utama berarah searah dengan sumbu lipatan. 5. Pola Aliran Annular Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali bersatu. Pola aliran annular biasanya dijumpai pada morfologi kubah atau intrusi loccolith.
  • 4. 6. Pola Aliran Paralel (Pola Aliran Sejajar) Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh lereng yang curam/terjal. Dikarenakan morfologi lereng yang terjal maka bentuk aliran- aliran sungainya akan berbentuk lurus-lurus mengikuti arah lereng dengan cabang-cabang sungainya yang sangat sedikit. Pola aliran paralel terbentuk pada morfologi lereng dengan kemiringan lereng yang seragam. Pola aliran paralel kadangkala mengindikasikan adanya suatu patahan besar yang memotong daerah yang batuan dasarnya terlipat dan kemiringan yang curam. Semua bentuk dari transisi dapat terjadi antara pola aliran trellis, dendritik, dan paralel 7. Pola Aliran Multibasinal endapan permukaan berupa gumuk hasil longsoran dengan perbedaanpenggerusan atau perataan batuan dasar, merupakan daerah gerakan tanah,vulkanisme, pelarutan gamping serta lelehan salju atau permafrost.
  • 5. 8. Pola Aliran Kontorted terbentuk pada batuan metamorf dengan intrusi dike, vein yang menunjukkandaerah yang relatif keras batuannya, anak sungai yang lebih panjang ke arahlengkungan subsekuen, umumnya menunjukkan kemiringan lapisan batuanmetamorf dan merupakan pembeda antara penunjaman antiklin dan sinklin.
  • 6. 1.3 Tabel kelurusan sungai dan diagram kipas Tabel Pola pengaliran Dendritik NO AZIMUTH AZIMUTH JUMLAH PERSENTASE 1. 0° - 10° 180° - 190° 6 2.3% 2. 10° - 20° 190° - 200° 9 3.5% 3. 20° - 30° 200° - 210° 13 5.8% 4. 30° - 40° 210° - 220° 23 8.9% 5. 40° - 50° 220° - 230° 23 8.9% 6. 50° - 60° 230° - 240° 23 8.9% 7. 60° - 70° 240° - 250° 15 5.8% 8. 70° - 80° 250° - 260° 9 3.5% 9. 80° - 90° 260° - 270° 46 17% 10. 90° - 100° 270° - 280° 20 7.7% 11. 100° - 110° 280° - 290° 20 7.7% 12. 110° - 120° 290° - 300° 18 7% 13. 120° - 130° 300° - 310° 4 1.5% 14. 130° - 140° 310° - 320° 13 5.8% 15. 140° - 150° 320° - 330° 7 2.7% 16. 150° - 160° 330° - 340° 1 0.3% 17. 160° - 170° 340° - 350° 2 0.7% 18. 170° - 180° 350° - 360° 5 1.9% JUMLAH TOTAL 257 100% Diagram kipas 1
  • 7. Pembahasan Peta yang dilampirkan merupakan gambaran dari pola pengaliran dasar di Tanjung. Di lihat dari bentuk pola pengalirannya, itu merupakan pola pengaliran dendritik memiliki bentuk menyerupai cabang pohon. . Pada peta tersebut pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya. Sebagai contoh sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak/kurang resisten terhadap erosi akan membentuk tekstur sungai yang halus (rapat) sedangkan pada batuan yang resisten (seperti granit) akan membentuk tekstur kasar (renggang). Tekstur sungai didefinisikan sebagai panjang sungai per satuan luas. Hal ini dapat dijelaskan bahwa resistensi batuan terhadap erosi sangat berpengaruh pada proses pembentukan alur-alur sungai, batuan yang tidak resisten cenderung akan lebih mudah dierosi membentuk alur-alur sungai. Jadi suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang tidak resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang rapat (tekstur halus), sedangkan sebaliknya pada batuan yang resisten akan membentuk tekstur kasar
  • 8. BAB II POLA PENGALIRAN UBAHAN 2.1 Dasar teori Pola pengaliran ubahan adalah pola pengaliran dengan perubahan yang masih memperlihatkan ciri pola pengaliran dasar.Hubungan pola dasar dan pola perubahan (modifikasi) dengan jenis batuan dan struktur geologi sangat erat, tetapi tidak menutup kemungkinan dapat ditambah atau dikurangi. Roy Syaffer membuat klasifikasi pola pengaliran menjadi pola erosional, pola pengendapan dan polakhusus. Pola dendritik (sub dendritik), radial, angular (sub angular), tralis dan rektangular termasukpola erosional, sedangkan pola - pola lurus (elongate), menganyam (braided), berkelok(meandering), yazoo, rektikular dan pola dikhotomik termasuk pola pengendapan. Klasifikasi polakhusus dibagi menjadi pola pe-ngaliran internal seperti pola "sinkhole" pada bentuklahan karst(gamping) dan pola "palimpset" atau "berbed" untuk daerah yang dianggap khusus. 1. Ubahan pola pengaliran dendritik a. Subdendritik - modifikasi dari pola dendritik , karena pengaruh dari topografi dan struktur - topografi sudah miring , struktur geologi sudah berperan tetapi kecil b. Anastomatik jaringan saluran saling mengikat, terdapat di daerah banjir, delta dan rawa pasang surut c. Pinnate - tekstur rapat pada daerah yang sudah tererosi lanjut - tidak ada kontrol struktur pada daerah landai dengan litologi bertekstur halus ( batu lanau , batu lempung ,dll )
  • 9. d. Distributary bentuknya menyerupai kipas, terdapat pada kipas aluvial dan delta. 2. Ubahan pola pengaliran paralel a. Coliniar dicirikan oleh kelurusan sungai da aliran yang selang seling antara muncul dan tidak, memanjang diantara pegunungan bukit pasir pada daerah loess dan gunung pasir landai. b. Subparallel kemiringan lereng sedang, dikontrol oleh subparallel, lereng litologi dan struktur. b 3. Ubahan pola pengaliran trellis a. fault trellis kelurusan sungai-sungai besar adalah sebagai kelurusan sesar. menunjukan graben dan horst secara bergantian. b. Joint trellis kontrol strukturnya adalah kekar.ditandai oleh aliran sungai yang pendek-pendek lurus dan sejajar. joint trellis
  • 10. c. Directional trellis anak sungai yang menuju sungai utama lebih panjang di satu sisi, umumnya di daerah homoklin atau lereng pada beting pantai yang paralel. 4. Ubahan pola pengaliran rectangular a. angulate - pola menyudut ditandai kelokan bersudut tajam , anak sungai berkelit-kelit seperti kawat berduri. - makna geologinya, cabang-cabang kecil sejajar diken- dalikan oleh kekar pada batuan berbutir dengan kedudukan hampir horisontal. angulate 5. Ubahan pola pengaliran radial a. centripetal Arah aliran menuju pusat depresi, biasanya berhubung- an dengan kaldera. sentripetal
  • 11.
  • 12. BAB III SUNGAI BERDASARKAN TEMPAT MENGALIR Berdasarkan titik ketinggian pada peta pola aliran sungai yang di lampirkan terlihat bahwa wiayah tersebut dilambangkan dengan kontur yang rengang yang artinya wilayah tanjung memiliki wilayah yang landai. Pola aliran sungai pada wilayah tersebut merupakan pola aliran dendritik yang memiliki jaringan saluran suatu sistem pengaliran sungai yang mengalir pada batuan yang resisten akan membentuk pola jaringan sungai yang renggang.
  • 13. BAB IV KESIMPULAN Pada umumnya pola aliran sungai dendritik dikontrol oleh litologi batuan yang homogen. Pola aliran dendritik dapat memiliki tekstur/kerapatan sungai yang dikontrol oleh jenis batuannya pada wilayah peta tersebut merupakan wilayah dengan pola aliran D, yang memiliki jaringan saluran saling mengikat, umumnya terdapat pada daerah dekat pantai, dan pasang surut. Pola aliran dipengaruhi oleh lereng, kekerasan batuan, struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dan geomerfologi dari daerah aliran sungai.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA 1. Modul praktikum geomorfologi 2. http://www.genborneo.com/2011/01/pola-aliran-air-penyaliran.html 3. http://syaffer-ilmuitusegalanya.blogspot.com/2012/04/pola-aliran-sungai-di- indonesia.html 4. http://budaksipil.blogspot.com/2011/04/sungai-dan-pegalirannya.html 5. ml.scribd.com/doc/40430003/Pola-Pengaliran