2. Untuk menjamin keamanan pangan produk sayuran, kita dapat menanam sendiri
sayuran yang kita kehendaki yang sebaiknya juga jenisnya beragam. Salah satu sayuran yang
cukup mudah di budidayakan adalah sayuran jenis sawi-sawian yaitu Sawi Asin (ada juga
menyebut Sawi Pahit). Sayuran ini tidak membutuhkan perawatan ekstra dan keahlian khusus,
tetapi yang paling penting adalah perlunya pengamatan terhadap adanya gejala serangan ulat
grayak.
Di Kabupaten Pakpak Bharat sebagian besar wilayahnya dapat ditanami sayuran Sawi
Asin ini, karena dapat beradaptasi pada jenis tanah dan ketinggian tempat namun untuk
produksi optimal disarankan ditanam diatas 700 m dpl. Untuk konsumsi keluarga dapat di
tanam pada pot-pot, pekarangan dan ladang, dan untuk tujuan komersial dapat dibudidayakan
pada lahan yang lebih luas.
Adapun beberapa langkah yang perlu diperhatikan menurut pengalaman penulis dan
persyaratan teknis yang menjadi pertimbangan antara lain:
Bibit perlu disiapkan sebelum atau pun pada saat pengolahan lahan pertanaman
mengingat bibit siap pindah tanam pada pada umur 15-25 hari. Adapun tahapan pembibitan
adalah:
1. Tanah diolah, digemburkan dan diratakan,
2. Tabur dan aduk dengan pupuk kandang/pupuk organik +2 Kg/m2
, dan ratakan,
3. Tebar benih Sawi Asin secara merata (5-10 gr benih/m2
),
4. Tutup tipis benih yang di tebar dengan tanah halus ataupun abu dapur,
5. Siram dengan gembor media semai dan diikuti setiap 1-2 hari sekali.
6. Setelah benih berkecambah amati, bila ada serangan jangkrik dan semut dapat
dikendalikan dengan bahan pestisida organik misalnya abu dapur dan sebagainya dan
ataupun dengan insektisida berbahan aktif Kardamil ataupun Sipermetrin (minta
petunjuk petugas pertanian).
7. Bibit siap dipindah tanam pada umur 15-25 hari setelah semai
PERSIAPAN BIBIT
3. 1. Tanah diolah I,
2. Tabur dengan kapur dolomit (CaCo3) + 30 gr/m2
(sebaiknya diukur dengan pH meter)
dan lahan dibiarkan hingga 14 hari.
3. Setelah 14 hari lahan di ratakan dan dibersihkan dari gulma,
4. Buat lubang tanam dengan kedalaman + 5 cm dengan jarak 25 cm antar tanaman dan
70-80 cm antar barisan. Atau dapat juga berupa dibuat bedengan pertanaman.
5. Beri pupuk Kandang/pupuk organik + 100gr/lubang tanam dan biarkan 5-7 hari (terkena
hujan 2-3 kali)
1. Bibit dapat ditanami apabila pupuk kandang tidak terasa panas bila dipegang,
2. Pada saat menanam batang/perakaran ditekan didalam tanah hingga agak padat,
3. Waktu penanaman paling baik adalah sore hari.
1. PEMUPUKAN
- Pemupukan I, pada saat tanaman berumur 7-10 hari setelah tanam (HST) dengan NPK
, 5 gr/btg
- Pemupukan II, pada saat tanaman berumur 17-25 hari setelah tanam (HST) dengan
NPK , 10-15 gr/btg,
- Pemupukan tergantung kondisi pertumbuhan tanaman dan kualitas pupuk organik,
- Sedapat mungkin pemupukan jangan mengenai batang, dan di upayakan ditutup tipis
dengan tanah.
2. PENGENDALIAN GULMA
- Penyiangan dilakukan apabila gulma dirasa mengganggu,
- Penyiangan gulma dapat dilakukan bersamaan dengan pemupukan
- Gulma yang dicabut jangan diletakkan di dekat batang tanaman karena dapat memicu
jamur.
3. PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT
- Pengendalian hama harus melalui hasil pengamatan,
PERSIAPAN LAHAN
PENANAMAN
PEMELIHARAAN
4. - Karena untuk konsumsi, sebaiknya gunakan pestisida organik dan bahan ramah
lingkungan,
- Jika menggunakan pestisida kimia, beberapa hama penyakit yang menyerang dapat
dikendalikan dengan:
1. Hama
- Keong
Menyerang terutama pada tanaman muda, dikendalikan dengan moluskisida,
misalnya Ciputox
- Ulat Daun (Plutella Xylostella) dan Ulat Grayak (Spodoptera Litura)
Menyerang terutama pada tanaman muda hingga tanaman dewasa, dikendalikan
dengan insektisida berbahan aktif Sipermetrin, Abamektin, Spinosad, Klorantraniliprol,
misalnya Agrimec, Tracer, Prevathon dan lain-lain sesuai yang direkomendasikan
petugas.
- Ulat Krop (Crocidolomia binotalis)
Menyerang terutama pada krop kubis, dikendalikan dengan insektisida berbahan aktif
Sipermetrin, Abamektin, Spinosad, Klorantraniliprol, misalnya Agrimec, Tracer, dan
lain-lain sesuai yang direkomendasikan petugas.
2. Penyakit
- Rebah kecambah
Menyerang terutama pada tanaman muda di persemaian, pengendalian dengan
fungisida misalnya Antracol, Sultricop, Kocide dll sesuai yang direkomendasikan
petugas
- Busuk krop
Menyerang terutama pada krop maupun daun, dikendalikan dengan Fungisida,
bakterisida misalnya Agrept, dll sesuai yang direkomendasikan petugas
Catatan: Jenis hama dan Penyakit diatas berupa contoh dan masih jarang/sedikit di
temukan untuk pertanaman di Kabupaten Pakpak Bharat, untuk itu perlu
pengamatan.
Pemanenan disesuaikan dengan kebutuhan dan varietas yang ditanam, secara umum
untuk menghasilkan 0,5 Kg/btg Sawi Asin ini dapat dipanen mulai umur 35-45 hari setelah
tanan.
NB:Tehnik dalam materi ini merupakan bahan perbandingan, pelaksanaan tergantung
spesifik lokalita, mintalah petunjuk Petugas yang berwenang setempat.
PANEN
5. LAMPIRAN
No VOL SATUAN HARGA (Rp)JUMLAH (Rp)
2 bks 25.000 50.000
200 kg 1.000 200.000
40 kg 8.500 340.000
60 kg 500 30.000
2 btl 80.000 160.000
1 kg 150.000 150.000
1 ltr 60.000 60.000
990.000
2 HK 55.000 110.000
2 HK 55.000 110.000
1 HK 55.000 55.000
2 HK 55.000 110.000
2 HK 55.000 110.000
2 HK 55.000 110.000
495.000
Total Biaya (Bahan + Tenaga Kerja) ..................................................................... 1.485.000
950 kg 2.000 1.900.000
4 415.000
5 1,28
Keuntungan Bersih (Hasil Panen-Total Biaya)
B/C Rasio
ANALISIS PERTANAMAN SAWI ASIN
Penanaman
Perawatan
Pemanenan
Sub Total 2 Tenaga Kerja
3 Panen
Hasil Panen
Insektisida bahan aktif Klorantraniliprol
Fungisida
Herbisida
Sub Total a Bahan
2 Tenaga Kerja
Pengolahan Lahan I
Pengolahan Lahan II
Pembuatan lubang + Pemberian Pupuk Dasar
LUAS : 400 m² (+ 2.000 btg)
URAIAN
1. Sarana Produksi
Bahan
Benih
Pupuk Kandang
Pupuk NPK
Kapur Dolomit