farmasetika dasar

Dokter Tekno
Dokter TeknoDirektur en Nacita Komputer
FARMASETIKA DASAR
 Mampu memahami penggolongan obat
 Mampu melakukan skrining resep
 Mampu menyerahkan sediaan farmasi kepada pasien
 Mampu menyiapkan sediaan obat non-steril
 Mampu melakukan pencampuran sediaan steril
STANDAR KOMPETENSI
 Pendahuluan
 Penggolongan Obat
 Resep
 Dosis
 Standar Pelayanan Resep
 Penyiapan Obat Serbuk, Kapsul, Larutan non steril, Suspensi,
Emulsi, Krim, Salep dan Gel
 Pencampuran Obat Steril
POKOK BAHASAN
 Farmakope Indonesia dan Farmakope Lain
 FASTtrack Pharmaceutical Dispensing and Compounding
 Pharmaceutical Clinical and Calculation
 Pharmaceutical Compounding and Dispensing
 ISO, MIMS dan buku informasi obat lain
 Buku pedoman kefarmasian Depkes
PUSTAKA
OBAT ?
PENDAHULUAN
Bahan atau paduan bahan, termasuk
produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan
kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia (UU No 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan)
OBAT
Obat Narkotika
Obat Psikotropika
Obat Bebas
Obat Bebas Terbatas
Obat Keras
PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG
Kriteria Obat yang termasuk dalam daftar Obat Narkotika golongan I, II & III.
Dasar Hukum UU RI No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika berubah jd UU RI No.35 tahun
2009 tentang Narkotika
Catatan Khusus Tidak mungkin keluar golongan I & II, karena golongan tersebut hanya
untuk penelitian.
Aturan
Penandaan
Tempelkan logo obat golongan narkotika beserta aturan logo tersebut.
OBAT NARKOTIKA
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan
sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang.
OBAT NARKOTIKA
Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau
bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan
Narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana
terlampir dalam Undang-Undang
PREKURSOR NARKOTIKA
Kriteria Obat yang termasuk dalam daftar Obat Psikotropika golongan I, II, III & IV.
Dasar Hukum a. UU RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika.
b. SK Menkes RI No. 5248/E/SK/75 tanggal 3 November 1975
Memutuskan: Mencabut sediaan obat sedot yang mengandung
Amphetaminum atau garam-garamnya (P 1) dari daftar OBT sebagai
tercantum dalam diktum pertama No. 6 Daftar OBT No. 2 (Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 2193/Dirjen/SK/67 tanggal 15 Oktober
1967)
Catatan Khusus Tidak mungkin keluar golongan I & II, karena golongan tersebut hanya
untuk penelitian.
Aturan
Penandaan
Tempelkan logo obat keras beserta aturan penandaannya
OBAT PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.
Penggolongan ada 4 :
1. Psikotropika golongan I
2. Psikotropika golongan II
3. Psikotropika golongan III
4. Psikotropika golongan IV
OBAT PSIKOTROPIKA
Kriteria Obat yang boleh beredar dan tidak dinyatakan sebagai narkotika/
psikotropika / OK / OBT.
Dasar Hukum a. SK Menkes RI No. 925/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Perubahan
Golongan Obat No 1.
b. SK Menkes RI No. 8904/A/SK/73: Pencabutan Asetaminofen /
Paracetamol dari OBT menjadi Obat Bebas
c. SK Menkes RI No. 6627/A/SK/73: Mengeluarkan Santonium dari OBT No.
1 (dalam surat Keputusan Menkes RI No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 7
November 1969) menjadi Obat Bebas.
Catatan Khusus Jika suatu zat aktif tidak ada di penggolongan narkotika, psikotropika, Obat
Keras, OBT tapi ada dalam monografi FI maka obat tersebut masuk ke dalam
Obat Bebas.
Aturan Penandaan Tempelkan logo Obat Bebas beserta aturan logo tersebut.
OBAT BEBAS
Kriteria Semua obat yang tercantum dalam OBT No. 1 sampai 9.
Dasar Hukum a. Daftar OBT No 1: SK Menkes RI No 6355/Dirjen/SK/69
b. Daftar OBT No 2: SK Menkes RI No 2193/Dirjen/SK/67
c. Daftar OBT No 3: SK Menkes RI No 1761/A/SK/71
d. Daftar OBT No 4: SK Menkes RI No 639/Dirjen/SK/70
e. Daftar OBT No 5: SK Menkes RI No 9548/A/SK/71
f. Daftar OBT No 6: SK Menkes RI No 6627/A/SK/73
g. Daftar OBT No 7: SK Menkes RI No 6294/A/SK/74
h. Daftar OBT No 8: SK Menkes RI No 679/E/SK/76
i. Daftar OBT No 9: SK Menkes RI No 680/E/SK/76
Catatan Khusus Perubahan golongan obat bebas terbatas
a. SK Menkes RI No 925/Menkes/PER/X/1993 ttg Daftar perubahan
golongan obat No 1 Hasil Rapat Tim Ahli Perubahan Penggolongan
Obat tgl 20 Juli 2005 (Lihat di lampiran perubahan golongan obat
DOWA No 4).
b. SK Menkes RI No 8904/A/SK/73 tgl 29 Agustus 1973 SK Menkes
RI No. 679/E/SK/76 tgl 22 Juni 1976 tentang Daftar OBT No. 8
c. SK Menkes RI No. 5248/E/SK/75 tanggal 3 November 1975
Aturan
Penandaan
Tempelkan logo OBT beserta aturan logo tersebut.
OBAT BEBAS TERBATAS
Kriteria a. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras, kecuali dinyatakan lain.
b. Semua obat yang digunakan secara parenteral baik dengan cara suntikan maupun
pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan.
c. Obat baru kecuali dinyatakan secara tertulis tidak membahayakan kesehatan oleh Depkes.
Definisi obat baru adalah obat yang belum terdaftar di FI / daftar obat keras / obat yang
hingga saat dikeluarkannya surat keputusan ini belum pernah diimpor atau digunakan di
Indonesia (Kep Menkes No. 633/Ph/62/b tanggal 25 Juni 1962).
d. Bila termasuk DOWA, maka umumnya termasuk Obat Keras, tapi cek ke daftar golongan
obat lain untuk memastikan.
Dasar
Hukum
a. Ordonansi Obat Keras (St No. 419 tanggal 22 Desember 1949).
b. Daftar Obat Keras No. 1: SK Menkes RI No. 633/Ph/62/b tanggal 25 Juni 1962.
c. Daftar Obat Keras No. 2: SK Dirjen Farmasi Depkes RI No. 2669/Dirjen/SK/68.
d. Daftar Obat Keras No. 3: SK Menkes RI No. 6171/A/SK/73.
e. DOWA No. 1: Kep Menkes RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990 tanggal 16 Juli 1990.
f. DOWA No. 2: Kep Menkes RI No. 924/Menkes/PER/X/1993 tanggal 23 Oktober 1993.
g. DOWA No. 3 & daftar obat yang dikeluarkan dari DOWA: Kep Menkes RI No.
1176/Menkes/SK/X/1999 tanggal 7 Oktober 1999.
h. DOWA No. 4: Hasil Rapat Tim Ahli Perubahan Penggolongan Obat tanggal 20 Juli 2005.
Aturan
Penandaan
Tempelkan logo obat keras beserta aturan logo tersebut.
OBAT KERAS
 Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan
norma yang berlaku di masyarakat
 Obat Alam Indonesia digolongkan dalam :
1. Jamu
2. Obat Herbal Terstandar
3. Fitofarmaka
OBAT TRADISIONAL
LAMBANG OBAT APA INI ?
LAMBANG OBAT APA INI ?
LAMBANG OBAT APA INI ?
LAMBANG OBAT APA INI ?
farmasetika dasar
farmasetika dasar
farmasetika dasar
Berdasarkan SK Menkes No….. tentang …(judul SK)... maka
sediaan … (judul soal)… digolongkan ke dalam
obat….(keras/bebas/bebas terbatas/psikotopika/narkotika)
sehingga kepadanya diberlakukan peraturan tentang
obat….(keras/bebas/bebas terbatas/psikotopika/narkotika) dan
juga ketentuan penandaan pada kemasan serta nomor
registrasi.
 PENANDAANPADAWADAH, LEAFLET ATAU BROSUR
Pada sediaan … (judul soal)… berlaku aturan penandaan
sebagai berikut:
…….
DASAR PERTIMBANGANDAN LANDASAN
HUKUM PENGGOLONGAN OBAT
FM 16 A  e6idvx
FM 16 B  opnweu
FM 16 C  u5m220a
TUGAS G-CLASSROOM
Liquid
Solid
Semisolid
BENTUK SEDIAAN FARMASI
(DOSAGE FORM)
KOMPONEN LABEL DAN BROSUR OBAT
• Nama Obat
• Kekuatan Sediaan
• Indikasi
• Kontraindikasi
• Dosis
• Aturan Pakai
• Peringatan dan Perhatian
• Efek Smping
• Nomor Registrasi
• Nama Perusahaan Obat dan Alamat
Farmakope Indonesia
Farmakope Amerika (USP), Farmakope
Jepang (JP), Farmakope Inggis (BP) dll
Drug Information Handbook (DIH)
AHFS
A to Z Drug Facts
dll
PUSTAKA INFORMASI OBAT
 Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter,
dokter gigi atau dokter hewan yang diberi ijin
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada apoteker pengelola apotik untuk
menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi
penderita.
 Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya
recipe (ambilah).
 Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera
nama dan jumlah obat.
RESEP
 Nama, alamat dokter, tanggal dan tempat ditulisnya
resep (inscriptio )
 Aturan pakai dari obat yang tertulis (signatura)
 Paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep
(subcriptio)
 Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio)
 Nama obat, jumlah, bentuk yang akan dibuat dan
cara membuatnya (praescriptio atau ordinatio )
 Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan
pasien
KELENGKAPAN RESEP
Inscriptio
Invocatio
Signatura
Praescriptio
Nama,
alamat, umur
pasien
ETIKET
Pada etiket harus tercantum:
- Nama, alamat dan no.telp, nama dan no SIPA Apoteker
Pengelola Apotek
- Nama, tempat, tanggal ditulisnya etiket
- Nama pasien dan aturan pakai yang jelas dan dimengerti
- Paraf pembuat obat.
Selain etiket, kalau dianggap perlu ditempelkan juga kertas
peringatan lainnya, misalnya “ Kocok Dahulu”, “Tidak Boleh
Diulang Tanpa Resep Dokter”, dan lain-lainnya. Sesuaikanlah
aturan pakai dan nama pasien yang tertera di resep dengan di
etiket.
ETIKET
ETIKET
SALINAN RESEP /
COPY RESEP
Salinan resep (Copy Resep) --) salinan yang dibuat oleh apotik,
selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli
juga harus memuat :
1. Nama dan alamat apotik
2. Nama dan nomer izin apoteker pengelola apotik.
3. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotik
4. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan
tanda nedet (nedetur) untuk obat yang belum diserahkan dan
pada resep dengan tanda ITER …X diberi tanda detur orig /
detur …..X
5. Nomor resep dan tanggal pembuatan.
farmasetika dasar
farmasetika dasar
DOSIS
Banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau
diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai
sebagai obat dalam maupun obat luar.
Ketentuan Umum FI edisi III mencantumkan 2 dosis yakni :
1. Dosis Maksimal ( maximum) berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari.
Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis maksimum dapat
dilakukan dengan membubuhi tanda seru dan paraf dokter penulisan
resep, diberi garis dibawah nama obat tersebut atau banyaknya obat
hendaknya ditulis dengan huruf lengkap.
2. Dosis Lazim (Usual Doses) merupakan petunjuk yang tidak mengikat
tetapi digunakan sebagai pedoman umum (dosis yang biasa / umum
digunakan).
MACAM-MACAM DOSIS
DITINJAU DARI TAKARAN
 Dosis terapi/Dosis medicinalis
 Dosis maksimum
 Dosis toxica
 L.D.50
 L.D.100
 Dosis inisiasi/Dosis awal
 Dosis pemeliharaan
DOSIS MAKSIMUM
Daftar dosis maksimal menurut FI digunakan untuk orang dewasa
berumur 20 - 60 tahun, dengan berat badan 58 – 60 kg. Untuk
orang yang sudah berusia lanjut dan pertumbuhan fisiknya sudah
mulai menurun, maka pemberian dosis lebih kecil dari pada dosis
dewasa.
Perbandingan dosis orang usia lanjut terhadap dosis dewasa :
Umur Dosis
60-70 tahun 4/5 x dosis dewasa
70-80 tahun ¾ x dosis dewasa
80-90 tahun 2/3 x dosis dewasa
90 tahun keatas ½ x dosis dewasa
DOSIS UNTUK WANITA HAMIL
Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan sebaiknya diberi
dalam jumlah yang lebih kecil, bahkan untuk beberapa obat yang dapat
mengakibatkan abortus dilarang, juga wanita menyusui, karena obat dapat
diserap oleh bayi melalui ASI.
Kategori FDA tentang Keamanan Terhadap Ibu Hamil
DOSIS UNTUK ANAK DAN BAYI
farmasetika dasar
DOSIS DENGAN PEMAKAIAN BERDASAR JAM,
CONTOHNYA S.O.T.H. (SETIAP TIGA JAM)
HITUNGLAH DOSIS
MAKSIMAL DALAM RESEP INI
R/ Amoksisilin 200 mg
Luminal 10 mg
CTM 2 mg
mf. pulv. dtd. No X
s tdd pulv ac
Pro: Yanti (10 th)
HITUNGLAH DOSIS
MAKSIMAL DALAM RESEP INI
R/ Amoksisilin 200 mg
Luminal 10 mg
CTM 2 mg
mf. pulv. dtd. No X
(misce fac pulvenes da tales doses nomero 10)
s tdd pulv ac
(signa ter de die pulveren ante coenam)
Pro: Yanti (10 th)
Dosis Maksimal Dewasa (FI 3)
Luminal : 300 / 600 mg
CTM : -/ 40 mg
Perhitungan
Nama Obat DM Dewasa Penyesuaian
Dosis
Dosis
Pemakaian
% Dosis
Pemakaian
Dosis Maksimal Dewasa (FI 3)
Luminal : 300 / 600 mg
CTM : -/ 40 mg
Perhitungan
Nama Obat DM Dewasa Penyesuaian
Dosis
Dosis
Pemakaian
% Dosis
Pemakaian
Luminal 1x = 300 mg
1 h = 600 mg
1 x = 10/20
*300mg= 150
mg
1 h= 10/20
*600mg= 300
mg
1x = 10 mg
1 h= 3*10mg
= 30 mg
1x= 10/150
*100%=
6,67%
1h= 30/300
*100%= 30%
CTM 1x = -
1h = 40 mg
1x = -
1h = 10/20
*40 mg= 20
mg
1x= 2 mg
1h = 3*2mg =
6 mg
1x = -
1h = 6/20
*100%= 30%
Kesimpulan : Luminal dan CTM tidak melebihi dosis maksimal
STANDAR PELAYANAN RESEP
1. Skrining Resep
• Persyaratan Administrasi
- Nama,SIP dan alamat dokter.
- Tanggal penulisan resep.
- Tanda tangan/paraf dokter penulis resep.
- Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien.
- Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang minta.
- Cara pemakaian yang jelas.
- Informasi lainnya.
• Kesesuaian Farmasetik
bentuk sediaan, dosis,potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama
pemberian.
• Pertimbangan Klinis
adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah
obat dan lain-lain).
2. Penyiapan Obat
• Peracikan
• Etiket
• Kemasan Obat yang diserahkan
• Penyerahan Obat
• Informasi Obat
Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara
pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu
pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus
dihindari selama terapi.
• Konseling
• Monitoring Penggunaan Obat
Sumber :
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004
1 de 50

Recomendados

Evaluasi Tablet por
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Evaluasi TabletIndra Gunawan
107.8K vistas18 diapositivas
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol por
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
52.2K vistas22 diapositivas
Ppt bu anggun por
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggunDokter Tekno
26.6K vistas13 diapositivas
Sediaan semi solid por
Sediaan semi solidSediaan semi solid
Sediaan semi solidDokter Tekno
209.9K vistas62 diapositivas
Sediaan liquid 1 por
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Dokter Tekno
89.1K vistas47 diapositivas
Laporan resmi elixir paracetamol por
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolKezia Hani Novita
64.8K vistas16 diapositivas

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Uji Disolusi por
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji DisolusiIlma Nurhidayati
96.8K vistas83 diapositivas
Sediaan obat Kapsul por
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat KapsulSapan Nada
57.3K vistas47 diapositivas
Kromatografi lapis tipis por
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisDwi Andriani
54.2K vistas37 diapositivas
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso... por
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
86.7K vistas25 diapositivas
Metode soap por
Metode soapMetode soap
Metode soapAyiik Wlndari
44.2K vistas21 diapositivas
Bab iii laporan granul paracetamol por
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamolYudia Susilowati
22.4K vistas13 diapositivas

La actualidad más candente(20)

Sediaan obat Kapsul por Sapan Nada
Sediaan obat KapsulSediaan obat Kapsul
Sediaan obat Kapsul
Sapan Nada57.3K vistas
Kromatografi lapis tipis por Dwi Andriani
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
Dwi Andriani54.2K vistas
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso... por Surya Amal
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal86.7K vistas
Bab iii laporan granul paracetamol por Yudia Susilowati
Bab iii  laporan granul paracetamolBab iii  laporan granul paracetamol
Bab iii laporan granul paracetamol
Yudia Susilowati22.4K vistas
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN por srinova uli
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUANlaporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
laporan praktikum farmakologi I PENDAHULUAN
srinova uli103.3K vistas
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT por Surya Amal
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
Surya Amal189.5K vistas
Komunikasi dalam praktek farmasi por Nur Fadillah
Komunikasi dalam praktek farmasiKomunikasi dalam praktek farmasi
Komunikasi dalam praktek farmasi
Nur Fadillah48.1K vistas
Laporan sirup por sisabihi
Laporan sirupLaporan sirup
Laporan sirup
sisabihi66.4K vistas
Laporan resmi gel natrium diklofenak por Kezia Hani Novita
Laporan resmi gel natrium diklofenakLaporan resmi gel natrium diklofenak
Laporan resmi gel natrium diklofenak
Kezia Hani Novita35.8K vistas
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair por Mina Audina
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cairLaporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Laporan farmasi fisika kerapatan bobot jenis zat cair
Mina Audina31.5K vistas
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum por Surya Amal
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Surya Amal49.7K vistas
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig por Nesha Mutiara
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det origFARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
FARMASETIKA – PEMBAHASAN SOAL RESEP det, iter, did, det orig
Nesha Mutiara14.8K vistas
Pasta asam salisilat BY citra por Citra pharmacist
Pasta asam salisilat BY citraPasta asam salisilat BY citra
Pasta asam salisilat BY citra
Citra pharmacist22.4K vistas

Similar a farmasetika dasar

Regulasi obat BPOM por
Regulasi obat BPOMRegulasi obat BPOM
Regulasi obat BPOMRuz Vi
172 vistas21 diapositivas
UU Farmasi 3 por
UU Farmasi 3UU Farmasi 3
UU Farmasi 3SMKF Plus Bani Saleh
25.6K vistas34 diapositivas
penggolongan obat menurut pemerintah por
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintahGdiss Yogaswara
110.5K vistas30 diapositivas
UU-stikes pertemuan 1-2.pptx por
UU-stikes pertemuan 1-2.pptxUU-stikes pertemuan 1-2.pptx
UU-stikes pertemuan 1-2.pptxAkhwat83
4 vistas43 diapositivas
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar por
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarUlfah Hanum
14K vistas50 diapositivas
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx por
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxFitriAyuWahyuni1
3 vistas64 diapositivas

Similar a farmasetika dasar(20)

Regulasi obat BPOM por Ruz Vi
Regulasi obat BPOMRegulasi obat BPOM
Regulasi obat BPOM
Ruz Vi172 vistas
penggolongan obat menurut pemerintah por Gdiss Yogaswara
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
Gdiss Yogaswara110.5K vistas
UU-stikes pertemuan 1-2.pptx por Akhwat83
UU-stikes pertemuan 1-2.pptxUU-stikes pertemuan 1-2.pptx
UU-stikes pertemuan 1-2.pptx
Akhwat834 vistas
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar por Ulfah Hanum
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfarPer BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Per BPOM No. 4 tahun 2018 tentang fasyanfar
Ulfah Hanum14K vistas
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx por andrint12345
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptxKONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
KONSEP_FARMAKOLOGI.pptx
andrint1234518 vistas
8. PELAYANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA.pptx por Zurya12
8. PELAYANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA.pptx8. PELAYANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA.pptx
8. PELAYANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA.pptx
Zurya1238 vistas
Buku coklat reg obat 2011 por kurniabanta
Buku coklat reg obat 2011Buku coklat reg obat 2011
Buku coklat reg obat 2011
kurniabanta2.3K vistas
Pesawat por farmasi46
PesawatPesawat
Pesawat
farmasi46526 vistas
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional por Dewi Zebua
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasionalKmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional
Dewi Zebua164 vistas
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten... por BPJS Kesehatan RI
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 159/MENKES/SK/V/2014 ten...
BPJS Kesehatan RI1.8K vistas
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional por Siti Djawijah
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasionalKmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional
Kmk no. 159 ttg perubahan kmk no. 328 th 2013 ttg formularium nasional
Siti Djawijah321 vistas
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx por FitriAyuWahyuni1
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptxPenggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
Penggolongan Obat (Fitri Ayu Wahyuni_Farmasetika).pptx
FitriAyuWahyuni17 vistas
Kepmenkes 159 2014 perubahan atas keputusan menteri kesehatan nomor 328-menk... por Ulfah Hanum
Kepmenkes 159 2014  perubahan atas keputusan menteri kesehatan nomor 328-menk...Kepmenkes 159 2014  perubahan atas keputusan menteri kesehatan nomor 328-menk...
Kepmenkes 159 2014 perubahan atas keputusan menteri kesehatan nomor 328-menk...
Ulfah Hanum65.5K vistas
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx por Zakiah dr
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptxKEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
KEPERAWATAN 2023_PENGGOLONGAN OBAT.pptx
Zakiah dr577 vistas

Más de Dokter Tekno

Buku Saku Pasien por
Buku Saku PasienBuku Saku Pasien
Buku Saku PasienDokter Tekno
14.3K vistas24 diapositivas
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK por
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKDokter Tekno
8.7K vistas61 diapositivas
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat por
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Dokter Tekno
5.3K vistas45 diapositivas
User manual simrs gos versi 2 por
User manual simrs gos versi 2User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2Dokter Tekno
8.5K vistas48 diapositivas
Petunjuk teknis siranap v.2.1 por
Petunjuk teknis siranap v.2.1Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1Dokter Tekno
2.3K vistas15 diapositivas
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018 por
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018Dokter Tekno
7.1K vistas65 diapositivas

Más de Dokter Tekno(20)

Buku Saku Pasien por Dokter Tekno
Buku Saku PasienBuku Saku Pasien
Buku Saku Pasien
Dokter Tekno14.3K vistas
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK por Dokter Tekno
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PKStrategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Strategi Peningkatan IKS Program Indonesia Sehat Dengan PIS PK
Dokter Tekno8.7K vistas
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat por Dokter Tekno
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Presentasi Sosialisasi Kantin Sehat
Dokter Tekno5.3K vistas
User manual simrs gos versi 2 por Dokter Tekno
User manual simrs gos versi 2User manual simrs gos versi 2
User manual simrs gos versi 2
Dokter Tekno8.5K vistas
Petunjuk teknis siranap v.2.1 por Dokter Tekno
Petunjuk teknis siranap v.2.1Petunjuk teknis siranap v.2.1
Petunjuk teknis siranap v.2.1
Dokter Tekno2.3K vistas
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018 por Dokter Tekno
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
Dokter Tekno7.1K vistas
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12 por Dokter Tekno
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-127. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
7. dr nico sirsak-asuhan medis 2018-12
Dokter Tekno4K vistas
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid por Dokter Tekno
6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid6. november  2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws   dr khalid
6. november 2018 penerapan sisrute, siranap dan sirajal di rsws dr khalid
Dokter Tekno2.3K vistas
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018 por Dokter Tekno
5. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 20185. dr rr tutik   pengelolaan askep sirsak desember 2018
5. dr rr tutik pengelolaan askep sirsak desember 2018
Dokter Tekno2.6K vistas
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018 por Dokter Tekno
4. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 20184. dr  diyurman gea   materi ws sirsak - des 2018
4. dr diyurman gea materi ws sirsak - des 2018
Dokter Tekno2.5K vistas
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev por Dokter Tekno
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
3. pengelolaan data asuhan kefarmasian ws sirsak 19 des 2018rev
Dokter Tekno13.6K vistas
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak por Dokter Tekno
2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak2. dr agus hadian rahim  integrasi simrs gos - sirsak
2. dr agus hadian rahim integrasi simrs gos - sirsak
Dokter Tekno1.1K vistas
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi por Dokter Tekno
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
1.asuhan 4.0 serta peran dan manfaat sirsak bagi rs dan akreditasi
Dokter Tekno2.3K vistas
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya por Dokter Tekno
Konsep dan Implementasi Vedika dan KelengkapannyaKonsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Konsep dan Implementasi Vedika dan Kelengkapannya
Dokter Tekno2.3K vistas
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5 por Dokter Tekno
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Implementasi Aplikasi E-Klaim V5
Dokter Tekno2.2K vistas
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim por Dokter Tekno
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaimPenatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Penatalaksanaan penyelesaian dispute klaim
Dokter Tekno5.6K vistas

farmasetika dasar

  • 2.  Mampu memahami penggolongan obat  Mampu melakukan skrining resep  Mampu menyerahkan sediaan farmasi kepada pasien  Mampu menyiapkan sediaan obat non-steril  Mampu melakukan pencampuran sediaan steril STANDAR KOMPETENSI
  • 3.  Pendahuluan  Penggolongan Obat  Resep  Dosis  Standar Pelayanan Resep  Penyiapan Obat Serbuk, Kapsul, Larutan non steril, Suspensi, Emulsi, Krim, Salep dan Gel  Pencampuran Obat Steril POKOK BAHASAN
  • 4.  Farmakope Indonesia dan Farmakope Lain  FASTtrack Pharmaceutical Dispensing and Compounding  Pharmaceutical Clinical and Calculation  Pharmaceutical Compounding and Dispensing  ISO, MIMS dan buku informasi obat lain  Buku pedoman kefarmasian Depkes PUSTAKA
  • 6. Bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan) OBAT
  • 7. Obat Narkotika Obat Psikotropika Obat Bebas Obat Bebas Terbatas Obat Keras PENGGOLONGAN OBAT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
  • 8. Kriteria Obat yang termasuk dalam daftar Obat Narkotika golongan I, II & III. Dasar Hukum UU RI No. 22 tahun 1997 tentang Narkotika berubah jd UU RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika Catatan Khusus Tidak mungkin keluar golongan I & II, karena golongan tersebut hanya untuk penelitian. Aturan Penandaan Tempelkan logo obat golongan narkotika beserta aturan logo tersebut. OBAT NARKOTIKA
  • 9. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang. OBAT NARKOTIKA
  • 10. Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang PREKURSOR NARKOTIKA
  • 11. Kriteria Obat yang termasuk dalam daftar Obat Psikotropika golongan I, II, III & IV. Dasar Hukum a. UU RI No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. b. SK Menkes RI No. 5248/E/SK/75 tanggal 3 November 1975 Memutuskan: Mencabut sediaan obat sedot yang mengandung Amphetaminum atau garam-garamnya (P 1) dari daftar OBT sebagai tercantum dalam diktum pertama No. 6 Daftar OBT No. 2 (Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 2193/Dirjen/SK/67 tanggal 15 Oktober 1967) Catatan Khusus Tidak mungkin keluar golongan I & II, karena golongan tersebut hanya untuk penelitian. Aturan Penandaan Tempelkan logo obat keras beserta aturan penandaannya OBAT PSIKOTROPIKA
  • 12. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku. Penggolongan ada 4 : 1. Psikotropika golongan I 2. Psikotropika golongan II 3. Psikotropika golongan III 4. Psikotropika golongan IV OBAT PSIKOTROPIKA
  • 13. Kriteria Obat yang boleh beredar dan tidak dinyatakan sebagai narkotika/ psikotropika / OK / OBT. Dasar Hukum a. SK Menkes RI No. 925/Menkes/Per/X/1993 tentang Daftar Perubahan Golongan Obat No 1. b. SK Menkes RI No. 8904/A/SK/73: Pencabutan Asetaminofen / Paracetamol dari OBT menjadi Obat Bebas c. SK Menkes RI No. 6627/A/SK/73: Mengeluarkan Santonium dari OBT No. 1 (dalam surat Keputusan Menkes RI No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 7 November 1969) menjadi Obat Bebas. Catatan Khusus Jika suatu zat aktif tidak ada di penggolongan narkotika, psikotropika, Obat Keras, OBT tapi ada dalam monografi FI maka obat tersebut masuk ke dalam Obat Bebas. Aturan Penandaan Tempelkan logo Obat Bebas beserta aturan logo tersebut. OBAT BEBAS
  • 14. Kriteria Semua obat yang tercantum dalam OBT No. 1 sampai 9. Dasar Hukum a. Daftar OBT No 1: SK Menkes RI No 6355/Dirjen/SK/69 b. Daftar OBT No 2: SK Menkes RI No 2193/Dirjen/SK/67 c. Daftar OBT No 3: SK Menkes RI No 1761/A/SK/71 d. Daftar OBT No 4: SK Menkes RI No 639/Dirjen/SK/70 e. Daftar OBT No 5: SK Menkes RI No 9548/A/SK/71 f. Daftar OBT No 6: SK Menkes RI No 6627/A/SK/73 g. Daftar OBT No 7: SK Menkes RI No 6294/A/SK/74 h. Daftar OBT No 8: SK Menkes RI No 679/E/SK/76 i. Daftar OBT No 9: SK Menkes RI No 680/E/SK/76 Catatan Khusus Perubahan golongan obat bebas terbatas a. SK Menkes RI No 925/Menkes/PER/X/1993 ttg Daftar perubahan golongan obat No 1 Hasil Rapat Tim Ahli Perubahan Penggolongan Obat tgl 20 Juli 2005 (Lihat di lampiran perubahan golongan obat DOWA No 4). b. SK Menkes RI No 8904/A/SK/73 tgl 29 Agustus 1973 SK Menkes RI No. 679/E/SK/76 tgl 22 Juni 1976 tentang Daftar OBT No. 8 c. SK Menkes RI No. 5248/E/SK/75 tanggal 3 November 1975 Aturan Penandaan Tempelkan logo OBT beserta aturan logo tersebut. OBAT BEBAS TERBATAS
  • 15. Kriteria a. Semua obat yang tercantum dalam daftar obat keras, kecuali dinyatakan lain. b. Semua obat yang digunakan secara parenteral baik dengan cara suntikan maupun pemakaian lain dengan jalan merobek rangkaian asli dari jaringan. c. Obat baru kecuali dinyatakan secara tertulis tidak membahayakan kesehatan oleh Depkes. Definisi obat baru adalah obat yang belum terdaftar di FI / daftar obat keras / obat yang hingga saat dikeluarkannya surat keputusan ini belum pernah diimpor atau digunakan di Indonesia (Kep Menkes No. 633/Ph/62/b tanggal 25 Juni 1962). d. Bila termasuk DOWA, maka umumnya termasuk Obat Keras, tapi cek ke daftar golongan obat lain untuk memastikan. Dasar Hukum a. Ordonansi Obat Keras (St No. 419 tanggal 22 Desember 1949). b. Daftar Obat Keras No. 1: SK Menkes RI No. 633/Ph/62/b tanggal 25 Juni 1962. c. Daftar Obat Keras No. 2: SK Dirjen Farmasi Depkes RI No. 2669/Dirjen/SK/68. d. Daftar Obat Keras No. 3: SK Menkes RI No. 6171/A/SK/73. e. DOWA No. 1: Kep Menkes RI No. 347/Menkes/SK/VII/1990 tanggal 16 Juli 1990. f. DOWA No. 2: Kep Menkes RI No. 924/Menkes/PER/X/1993 tanggal 23 Oktober 1993. g. DOWA No. 3 & daftar obat yang dikeluarkan dari DOWA: Kep Menkes RI No. 1176/Menkes/SK/X/1999 tanggal 7 Oktober 1999. h. DOWA No. 4: Hasil Rapat Tim Ahli Perubahan Penggolongan Obat tanggal 20 Juli 2005. Aturan Penandaan Tempelkan logo obat keras beserta aturan logo tersebut. OBAT KERAS
  • 16.  Bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat  Obat Alam Indonesia digolongkan dalam : 1. Jamu 2. Obat Herbal Terstandar 3. Fitofarmaka OBAT TRADISIONAL
  • 24. Berdasarkan SK Menkes No….. tentang …(judul SK)... maka sediaan … (judul soal)… digolongkan ke dalam obat….(keras/bebas/bebas terbatas/psikotopika/narkotika) sehingga kepadanya diberlakukan peraturan tentang obat….(keras/bebas/bebas terbatas/psikotopika/narkotika) dan juga ketentuan penandaan pada kemasan serta nomor registrasi.  PENANDAANPADAWADAH, LEAFLET ATAU BROSUR Pada sediaan … (judul soal)… berlaku aturan penandaan sebagai berikut: ……. DASAR PERTIMBANGANDAN LANDASAN HUKUM PENGGOLONGAN OBAT
  • 25. FM 16 A  e6idvx FM 16 B  opnweu FM 16 C  u5m220a TUGAS G-CLASSROOM
  • 27. KOMPONEN LABEL DAN BROSUR OBAT • Nama Obat • Kekuatan Sediaan • Indikasi • Kontraindikasi • Dosis • Aturan Pakai • Peringatan dan Perhatian • Efek Smping • Nomor Registrasi • Nama Perusahaan Obat dan Alamat
  • 28. Farmakope Indonesia Farmakope Amerika (USP), Farmakope Jepang (JP), Farmakope Inggis (BP) dll Drug Information Handbook (DIH) AHFS A to Z Drug Facts dll PUSTAKA INFORMASI OBAT
  • 29.  Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi atau dokter hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada apoteker pengelola apotik untuk menyediakan dan menyerahkan obat-obatan bagi penderita.  Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambilah).  Dibelakang tanda ini (R/) biasanya baru tertera nama dan jumlah obat. RESEP
  • 30.  Nama, alamat dokter, tanggal dan tempat ditulisnya resep (inscriptio )  Aturan pakai dari obat yang tertulis (signatura)  Paraf/tanda tangan dokter yang menulis resep (subcriptio)  Tanda buka penulisan resep dengan R/ (invocatio)  Nama obat, jumlah, bentuk yang akan dibuat dan cara membuatnya (praescriptio atau ordinatio )  Nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien KELENGKAPAN RESEP
  • 32. ETIKET Pada etiket harus tercantum: - Nama, alamat dan no.telp, nama dan no SIPA Apoteker Pengelola Apotek - Nama, tempat, tanggal ditulisnya etiket - Nama pasien dan aturan pakai yang jelas dan dimengerti - Paraf pembuat obat. Selain etiket, kalau dianggap perlu ditempelkan juga kertas peringatan lainnya, misalnya “ Kocok Dahulu”, “Tidak Boleh Diulang Tanpa Resep Dokter”, dan lain-lainnya. Sesuaikanlah aturan pakai dan nama pasien yang tertera di resep dengan di etiket.
  • 35. SALINAN RESEP / COPY RESEP Salinan resep (Copy Resep) --) salinan yang dibuat oleh apotik, selain memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep asli juga harus memuat : 1. Nama dan alamat apotik 2. Nama dan nomer izin apoteker pengelola apotik. 3. Tanda tangan atau paraf apoteker pengelola apotik 4. Tanda det (detur) untuk obat yang sudah diserahkan dan tanda nedet (nedetur) untuk obat yang belum diserahkan dan pada resep dengan tanda ITER …X diberi tanda detur orig / detur …..X 5. Nomor resep dan tanggal pembuatan.
  • 38. DOSIS Banyaknya suatu obat yang dapat dipergunakan atau diberikan kepada seorang penderita baik untuk dipakai sebagai obat dalam maupun obat luar. Ketentuan Umum FI edisi III mencantumkan 2 dosis yakni : 1. Dosis Maksimal ( maximum) berlaku untuk pemakaian sekali dan sehari. Penyerahan obat dengan dosis melebihi dosis maksimum dapat dilakukan dengan membubuhi tanda seru dan paraf dokter penulisan resep, diberi garis dibawah nama obat tersebut atau banyaknya obat hendaknya ditulis dengan huruf lengkap. 2. Dosis Lazim (Usual Doses) merupakan petunjuk yang tidak mengikat tetapi digunakan sebagai pedoman umum (dosis yang biasa / umum digunakan).
  • 39. MACAM-MACAM DOSIS DITINJAU DARI TAKARAN  Dosis terapi/Dosis medicinalis  Dosis maksimum  Dosis toxica  L.D.50  L.D.100  Dosis inisiasi/Dosis awal  Dosis pemeliharaan
  • 40. DOSIS MAKSIMUM Daftar dosis maksimal menurut FI digunakan untuk orang dewasa berumur 20 - 60 tahun, dengan berat badan 58 – 60 kg. Untuk orang yang sudah berusia lanjut dan pertumbuhan fisiknya sudah mulai menurun, maka pemberian dosis lebih kecil dari pada dosis dewasa. Perbandingan dosis orang usia lanjut terhadap dosis dewasa : Umur Dosis 60-70 tahun 4/5 x dosis dewasa 70-80 tahun ¾ x dosis dewasa 80-90 tahun 2/3 x dosis dewasa 90 tahun keatas ½ x dosis dewasa
  • 41. DOSIS UNTUK WANITA HAMIL Untuk wanita hamil yang peka terhadap obat-obatan sebaiknya diberi dalam jumlah yang lebih kecil, bahkan untuk beberapa obat yang dapat mengakibatkan abortus dilarang, juga wanita menyusui, karena obat dapat diserap oleh bayi melalui ASI. Kategori FDA tentang Keamanan Terhadap Ibu Hamil
  • 42. DOSIS UNTUK ANAK DAN BAYI
  • 44. DOSIS DENGAN PEMAKAIAN BERDASAR JAM, CONTOHNYA S.O.T.H. (SETIAP TIGA JAM)
  • 45. HITUNGLAH DOSIS MAKSIMAL DALAM RESEP INI R/ Amoksisilin 200 mg Luminal 10 mg CTM 2 mg mf. pulv. dtd. No X s tdd pulv ac Pro: Yanti (10 th)
  • 46. HITUNGLAH DOSIS MAKSIMAL DALAM RESEP INI R/ Amoksisilin 200 mg Luminal 10 mg CTM 2 mg mf. pulv. dtd. No X (misce fac pulvenes da tales doses nomero 10) s tdd pulv ac (signa ter de die pulveren ante coenam) Pro: Yanti (10 th)
  • 47. Dosis Maksimal Dewasa (FI 3) Luminal : 300 / 600 mg CTM : -/ 40 mg Perhitungan Nama Obat DM Dewasa Penyesuaian Dosis Dosis Pemakaian % Dosis Pemakaian
  • 48. Dosis Maksimal Dewasa (FI 3) Luminal : 300 / 600 mg CTM : -/ 40 mg Perhitungan Nama Obat DM Dewasa Penyesuaian Dosis Dosis Pemakaian % Dosis Pemakaian Luminal 1x = 300 mg 1 h = 600 mg 1 x = 10/20 *300mg= 150 mg 1 h= 10/20 *600mg= 300 mg 1x = 10 mg 1 h= 3*10mg = 30 mg 1x= 10/150 *100%= 6,67% 1h= 30/300 *100%= 30% CTM 1x = - 1h = 40 mg 1x = - 1h = 10/20 *40 mg= 20 mg 1x= 2 mg 1h = 3*2mg = 6 mg 1x = - 1h = 6/20 *100%= 30% Kesimpulan : Luminal dan CTM tidak melebihi dosis maksimal
  • 49. STANDAR PELAYANAN RESEP 1. Skrining Resep • Persyaratan Administrasi - Nama,SIP dan alamat dokter. - Tanggal penulisan resep. - Tanda tangan/paraf dokter penulis resep. - Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien. - Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang minta. - Cara pemakaian yang jelas. - Informasi lainnya. • Kesesuaian Farmasetik bentuk sediaan, dosis,potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian. • Pertimbangan Klinis adanya alergi, efek samping, interaksi, kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain).
  • 50. 2. Penyiapan Obat • Peracikan • Etiket • Kemasan Obat yang diserahkan • Penyerahan Obat • Informasi Obat Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi. • Konseling • Monitoring Penggunaan Obat Sumber : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004