3. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
III
Setelah kegiatan belajar 3 ini, Anda diharapkan
mampu memahami asuhan keperawatan pada
kanker tulang/osteosarkoma
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegia-
tan belajar 3 ini, Anda diharapkan
mampu :
a. Menjelaskan pengertian kank-
er tulang dan anatomi-fisiologi
b. Menjelaskan etiologi dan pa-
tofisiologi
c. Menjelaskan gambaran klinis
dari osteosarkoma
d. Menguraikan tentang pemer-
iksaan penunjang
e. Menjelaskan penatalaksanaan-
secara umum
f. Menjelaskan komplikasi dan
prognosis pada osteosarkoma
g. Menjelaskan tentang asuhan
keperawatan pada osteosar-
koma
Untuk mencapai tujuan da-
lam kegiatan belajar 2 ini, Anda akan
mempelajari tentang asuhan keper-
awatan pada kasus osteosarkoma
yang meliputi: konsep dasar dan asu-
han keperawatan pada osteosarkoma.
Asuhan Keperawatan Kanker Tulang (Osteosarkoma)
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Uraian Materi
a. Definisi
Sarkoma adalah tumor yang berasal dari jaringan penyambung (Danielle,
1999). Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang
menginvasi jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam
tubuh (Wong, 2003).
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor yang muncul dari mes-
enkim pembentuk tulang (Wong, 2003). Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma)
merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh di
bagian metafisis tulang tempat yang paling sering terserang tumor ini adalah ba-
gian ujung tulang panjang, terutama lutut (Price, 1998). Osteosarkoma (sarkoma
osteogenik) merupakan tulang primer maligna yang paling sering dan paling fa-
tal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor ini menyebabkan
mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru ketika pasien
pertama kali berobat (Smeltzer, 2001).
Tempat-tempat yang paling sering terkena adalah femur distal, tibia prok-
simal dan humerus proksimal. Tempat yang paling jarang adalah pelvis, kolumna,
vertebra, mandibula, klavikula, skapula, atau tulang-tulang pada tangan dan kaki.
Lebih dari 50% kasus terjadi pada daerah lutut (Otto, 2003).
b. Anatomi dan Fisiologi
Tulang paha atau femur adalah bagian tubuh terbesar dan tulang terkuat
pada tubuh manusia. Ia menghubungkan tubuh bagian pinggul dan lutut. Femur
pada ujung bagian atasnya memiliki caput, collum, trochanter major dan trochan-
ter minor. Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola dan berartiku-
lasi dengan acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae. Pada pusat
caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan
ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan
sepanjang ligamen ini dan memasuki tulang pada fovea.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Bagian collumna, yang menghubungkan kepala pada batang femur, ber-
jalan ke bawah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang 125 derajat
(pada wanita sedikit lebih kecil) dengan sumbu panjang batang femur. Besarnya
sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit. Trochanter major dan
minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan batang. Bagian yang men-
ghubungkan dua trochanter ini adalah linea intertrochanterica di depan dan cris-
ta intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan padanya terdapat
tuberculum quadratum.
Bagian batang femur umumnya menampakkan kecembungan ke depan.
Ia licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada bagian posteriornya
terdapat rabung, linea aspera. Tepian linea aspera melebar ke atas dan ke bawah.
Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai crista supracondylaris medialis menu-
ju tuberculum adductorum pada condylus medialis.Tepian lateral menyatu ke
bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior batang
femur, di bawah trochanter major terdapat tuberositas glutealis, yang ke bawah
berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal
dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut
fascia poplitea.
Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di ba-
gian posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior con-
dylus dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut
membentuk articulatio genu. Di atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan
medialis. Tuberculum adductorium berhubungan langsung dengan epicondylus
medialis.
c. Etiologi dan Patofifiologi
• Etiologi
Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
Keturunan
Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget
(akibat pajanan radiasi).
Virus onkogenik (Smeltzer, 2001).
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
• Patofisiologi
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer
yang sangat ganas. Tumor ini tumbuh dibagian metafisis tulang tempat
yang paling sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang pan-
jang, terutama lutut.
Penyebab osteosarkoma belum jelas diketahui, adanya hubungan kekel-
uargaan menjadi suatu predisposisi. Begitu pula adanya hereditery. Dika-
takan beberapa virus onkogenik dapat menimbulkan osteosarkoma pada
hewan percobaan. Radiasi ion dikatakan menjadi 3% penyebab langsung
osteosarkoma. Akhir-akhir ini dikatakan ada 2 tumor suppressor gene
yang berperan secara signifikan terhadap tumorigenesis pada osteosarko-
ma yaitu protein P53 ( kromosom 17) dan Rb (kromosom 13).
Lokasi tumor dan usia penderita pada pertumbuhan pesat dari tulang me-
munculkan perkiraan adanya pengaruh dalam patogenesis osteosarkoma.
Mulai tumbuh bisa didalam tulang atau pada permukaan tulang dan ber-
lanjut sampai pada jaringan lunak sekitar tulang epifisis dan tulang rawan
sendi bertindak sebagai barier pertumbuhan tumor kedalam sendi. Osteo-
sarkoma mengadakan metastase secara hematogen paling sering keparu
atau pada tulang lainnya dan didapatkan sekitar 15%-20% telah mengala-
mi metastase pada saat diagnosis ditegakkan (Salter dan Robert, 2006).
Adanya tumor di tulang menyebabkan reaksi tulang normal dengan re-
spons osteolitik (destruksi tulang) atau respons osteoblastik (pembentu-
kan tulang). Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang panjang dan bia-
sa ditemukan pada ujung bawah femur, ujung atas humerus dan ujung atas
tibia. Secara histolgik, tumor terdiri dari massa sel-sel kumparan atau bulat
yang berdifferensiasi jelek dan sring dengan elemen jaringan lunak sep-
erti jaringan fibrosa atau miksomatosa atau kartilaginosa yang berselang
seling dengan ruangan darah sinusoid. Sementara tumor ini memecah
melalui dinding periosteum dan menyebar ke jaringan lunak sekitarnya;
garis epifisis membentuk terhadap gambarannya di dalam tulang.
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel
tumor. Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu
proses destruksi atau penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
proses pembentukan tulang. Terjadi destruksi tulang lokal. Pada proses os-
teoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi penimbunan periosteum
tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi pertumbuhan
tulang yang abortif.
d. Gambaran klinis
Rasa sakit (nyeri), Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena
(biasanya menjadi semakin parah pada malam hari dan meningkat sesuai
dengan progresivitas penyakit).
Pembengkakan, Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian
serta pergerakan yang terbatas (Gale. 1999: 245).
Keterbatasan gerak
Fraktur patologik.
Menurunnya berat badan
Teraba massa; lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di atas massa
serta distensi pembuluh darah maupun pelebaran vena.
Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat
badan menurun dan malaise (Smeltzer, 2001).
e. Pemeriksaan Penunjang
Studi radiografikal, scan MRI dan CT pada tulang yang terkena penyakit,
mielogram, artetiografi, dan essai biokimia darah dan urine akan memberikan in-
formasi diagnostic. Pada radiografi, terdapat tanda kerusakan tulang di dalam di-
afisis dengan erosi korteks tulang, terangkatnya periosteum terlihat pada tepi lesi
di tempat terbentuknya tulang baru di bawah (segitiga codman). Terbentuknya
tulang baru terlihat di dalam medula atau korteks tulang, tergantung dari tumor
tersebut apakah osteolitik atau osteoblastik.
Pemeriksaan lain yang biasa dilakukan:
Pemeriksaan radiologis menyatakan adanya segitiga codman dan destruksi
tulang.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
CT scan dada untuk melihat adanya penyebaran ke paru-paru.
Biopsi terbuka menentukan jenis malignansi tumor tulang, meliputi tindakan
insisi, eksisi, biopsi jarum, dan lesi- lesi yang dicurigai.
Skening tulang untuk melihat penyebaran tumor.
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan adanya peningkatan alkalin fos-
fatase.
MRI digunakan untuk menentukan distribusi tumor pada tulang dan penye-
baran pada jaringan lunak sekitarnya.
Scintigrafi untuk dapat dilakukan mendeteksi adanya “skip lesion”, ( Rasjad.
2003).
f. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat di-
diagnosis. Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor,
pencegahan amputasi jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara mak-
simal dari anggota tubuh atau ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan meliputi
pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau terapi kombinasi. Osteosarkoma bi-
asanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan kemoterapi. Pro-
tokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin (doksorubisin)
cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX) dengan
leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi.
Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian
cairan normal intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat, mit-
ramisin, kalsitonin atau kortikosteroid (Gale, 1999).
Tindakan keperawatan
Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, vi-
sualisasi, dan bimbingan imajinasi) dan farmakologi (pemberian analgetika).
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
7
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan
berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi
ke ahli psikologi atau rohaniawan.
Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping
kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Anti-
emetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pem-
berian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
Pendidikan kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan
terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah
(Smeltzer. 2001: 2350).
Jika diperlukan traksi, dengan prinsip Perawatan Traksi
Berikan tindakan kenyamanan ( contoh: sering ubah posisi, pijatan
punggung ) dan aktivitas terapeutik.
Berikan obat sesuai indikasi contoh analgesik relaksan otot.
Berikan pemanasan lokal sesuai indikasi.
Beri penguatan pada balutan awal / pengganti sesuai dengan indikasi,
gunakan teknik aseptic dengan tepat.
Pertahankan linen klien tetap kering, bebas keriput.
Anjurkan klien menggunakan pakaian katun longgar.
Dorong klien untuk menggunakan manajemen stress, contoh: bimbin-
gan imajinasi, nafas dalam.
Kaji derajat imobilisasi yang dihasilkan
Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan evaluasi medik, con-
toh: edema, eritema.
Tujuan dari penatalaksanaan adalah untuk menghancurkan atau mengankat jar-
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
ingan maligna dengan menggunakan metode yang seefektif mungkin.
Secara umum penatalaksanaan osteosarkoma ada dua, yaitu:
o Pada pengangkatan tumor dengan pembedahan biasanya diperlukan
tindakan amputasi pada ekstrimitas yang terkena, dengan garis am-
putasi yang memanjang melalui tulang atau sendi di atas tumor un-
tuk kontrol lokal terhadap lesi primer. Beberapa pusat perawatan kini
memperkenalkan reseksi lokal tulang tanpa amputasi dengan meng-
gunakan prosthetik metal atau allograft untuk mendukung kembali
penempatan tulang-tulang.
o Kemoterapi
Obat yang digunakan termasuk dosis tinggi metotreksat yang dilawan
dengan factor citrovorum, adriamisin, siklifosfamid, dan vinkristin.
g. Komplikasi dan prognosis
Komplikasi yang sering muncu pada osteosarkoma adalah:
Akibat langsung : Patah tulang
Akibat tidak langsung : Penurunan berat badan, anemia, penurunan keke-
balan tubuh
Akibat pengobatan : Gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, ke-
botakan pada kemoterapi.
Berdasarkan komplikasi, maka prognosisnya pada umumnya jelek, hanya ki-
ra-kira seperlima atau kurang dari 10 persen yang kasus yang mempunyai
harapan hidup / bertahan sampai / lebih dari 5 tahun.
h. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian keperawatan diawali dengan menanyakan riwayat kesehatan yang
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
meliputi:
o Pasien mengeluh nyeri pada daerah tulang yang terkena.
o Klien mengatakan susah untuk beraktifitas/keterbatasan gerak
o Mengungkapkan akan kecemasan akan keadaannya
Selanjutnya pengkajian diarahkan pada pemeriksaan fisik untuk mendapatkan
perubahan yang terjadi secara fisik, meliputi:
o Pada palpasi teraba massa pada derah yang terkena.
o Pembengkakan jaringan lunak yang diakibatkan oleh tumor.
o Pengkajian status neurovaskuler; nyeri tekan
o Keterbatasan rentang gerak
Pemeriksaan laboratorium/radiologi sangat penting untuk menegakan diagnosa,
seperti:
o Terdapat gambaran adanya kerusakan tulang dan pembentukan tulang
baru.
o Adanya gambaran sun ray spicules atau benang-benang tulang dari kortek
tulang.
o Terjadi peningkatan kadar alkali posfatase.
Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan
(amputasi).
Data subyektif : Klien mengatakan nyeri sebelum dan setelah pembeda-
han
Data obyektif :
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Fokus diri klien tampak menyempit
Perilaku klien tampak melindung diri / berhati-hati.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam mas-
alah nyeri akut teratasi seluruhnya.
Kriteria Hasil :
Klien mengatakan nyeri hilang dan terkontrol,
Klien tampak rileks, tidak meringgis, dan mampu istirahat/tidur den-
gan tepat,
Tampak memahami nyeri akut dan metode untuk menghilangkann-
ya, dan
Skala nyeri 0-2.
Intervensi:
o Catat dan kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10). Selidiki
perubahan karakteristik nyeri.
R / : Untuk mengetahui respon dan sejauh mana tingkat nyeri
pasien.
o Berikan tindakan kenyamanan (contoh ubah posisi sering, pi-
jatan lembut).
R / : Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaringan
yang luka.
o Berikan sokongan (support) pada ektremitas yang luka.
R / : Peningkatan vena return, menurunkan edema, dan mengu-
rangi nyeri.
o Berikan lingkungan yang tenang.
R / : Agar pasien dapat beristirahat dan mencegah timbulnya
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
stress.
o Kolaborasi dengan dokter tentang pemberian analgetik, kaji
efektifitas dari tindakan penurunan rasa nyeri.
R / : Untuk mengurangi rasa sakit / nyeri.
2. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan musku-
luskletal, nyeri, dan amputasi.
Data subyektif : klien mengatakan sulit untuk bergerak
Data obyektif : klien tampak mengalami Gangguan koordinasi; penurunan
kekuatan otot, kontrol dan massa.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
kerusakan mobillitas fisik teratasi seluruhnya.
Kriteria Hasil :
Pasien menyatakan pemahaman situasi individual, program
pengobatan, dan tindakan keamanan,
Pasien tampak ikut serta dalam program latihan / menunjukan
keinginan berpartisipasi dalam aktivitas,
Pasien menunjukan teknik / perilaku yang memampukan tinda-
kan beraktivitas, dan
Pasien tampak mempertahankan koordinasi dan mobilitas ses-
uai tingkat optimal.
Intervensi :
o Kaji tingkat immobilisasi yang disebabkan oleh edema dan
persepsi pasien tentang immobilisasi tersebut.
R /: Pasien akan membatasi gerak karena salah persepsi (persepsi
tidak proporsional).
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
o Dorong partisipasi dalam aktivitas rekreasi (menonton TV, mem-
baca koran dll).
R / : Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan energi,
memusatkan perhatian, meningkatkan perasaan mengontrol diri
pasien dan membantu dalam mengurangi isolasi sosial.
o Anjurkan pasien untuk melakukan latihan pasif dan aktif pada
yang cedera maupun yang tidak.
R / : Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk mening-
katkan tonus otot, mempertahankan mobilitas sendi, mencegah
kontraktur / atropi dan reapsorbsi Ca yang tidak digunakan.
o Bantu pasien dalam perawatan diri.
R / : Meningkatkan kekuatan dan sirkulasi otot, meningkatkan
pasien dalam mengontrol situasi, meningkatkan kemauan pasien
untuk sembuh.
o Berikan diit Tinggi protein Tinggi kalori , vitamin , dan mineral.
R / : Mempercepat proses penyembuhan, mencegah penurunan
BB, karena pada immobilisasi biasanya terjadi penurunan BB.
o Kolaborasi dengan bagian fisioterapi.
R / : Untuk menentukan program latihan.
3. Kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan penekanan
pada daerah tertentu dalam waktu yang lama.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
kerusakan integritas kulit / jaringan taratasi seluruhnya.
Kriteria Hasil : Klien Menunjukkan prilaku / tehnik untuk mencegah kerusakan
kulit tidak berlanjut.
Intervensi :
o Kaji adanya perubahan warna kulit.
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
R / : Memberikan informasi tentang sirkulasi kulit.
o Pertahankan tempat tidur kering dan bebas kerutan.
R / : Untuk menurunkan tekanan pada area yang peka resiko
kerusakan kulit lebih lanjut.
o Ubah posisi dengan sesering mungkin.
R / : Untuk mengurangi tekanan konstan pada area yang sama
dan meminimalkan resiko kerusakan kulit.
o Beri posisi yang nyaman kepada pasien.
R / : Posisi yang tidak tepat dapat menyebabkan cedera kulit /
kerusakan kulit.
o Kolaborasi dengan tim kesehatan dan pemberian zalf / antibi-
otic.
R / : Untuk mengurangi terjadinya kerusakan integritas kulit.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan fraktur terbuka kerusakan jaringan
lunak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah
resiko infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
Tidak ada tanda-tanda Infeksi,
Leukosit dalam batas normal, dan
Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi :
• Kaji keadaan luka (kontinuitas dari kulit) terhadap adanya: ede-
ma, rubor, kalor, dolor, fungsi laesa.
R/ : Untuk mengetahui tanda-tanda infeksi.
• Anjurkan pasien untuk tidak memegang bagian yang luka.
16. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
14
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
R/ : Meminimalkan terjadinya kontaminasi.
• Rawat luka dengan menggunakan tehnik aseptik
R/ : Mencegah kontaminasi dan kemungkinan infeksi silang.
• Mewaspadai adanya keluhan nyeri mendadak, keterbatasan ger-
ak, edema lokal, eritema pada daerah luka.
R/ : Merupakan indikasi adanya osteomilitis.
• Kolaborasi pemeriksaan darah : Leukosit
R/ : Leukosit yang meningkat artinya sudah terjadi proses infeksi.
17. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
15
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Rangkuman
Saudara telah menyelesaikan modul 3 tentang asuhan keperawatan pada
kasus kenker tulang atau osteosarkoma. Dengan memahami modul ini,
saudara telah menambah pemahaman dan penguasaan terhadap hal
penting seperti :
Konsep dasar osteosarkoma
Gambaran klinis dan penatalaksanaan secara medis.
Hal ini sangat penting untuk menguasai kompetensi saudara sehingga
berdampak terhadap mutu pelayanan yang saudara berikan khususnya mengenai
asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami osteosarkoma.
18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
16
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Setelah saudara mempelajari konsep dasar dan asuhan keperawatan ten-
tang kenker tulang, selanjutnya untuk memperdalam pemahaman saudara, maka
jawablah beberapa pertanyaan berikut!
1. Manakah hal berikut yang tidak terkait dengan penyebab timbulnya kank-
er tulang:
a. Fraktur akibat kecelakaan
b. Paparan radiasi yang sering
c. Penyakit paget
d. Virus
e. Faktor keturunan
2. Kanker tulang memberikan gejala dan tanda hampir mirip dengan gang-
guan tulang yang lain. Berikut ini yang tidak sesuai dengan gambaran klin-
is dari kanker tulang adalah:
a. Nyeri
b. Odema/pembengkakan
c. Kesemutan
d. Keterbatasan gerak
e. Fraktur patologik
3. Penatalaksanaan pada kanker tulang sangat kompleks. Manakah hal beri-
kut yang tidak menjadi focus tindakan keperawatan pada kasus kanker
tulang:
a. Manajemen nyeri
Tes Formatif
19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
17
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
b. Manajemen koping
c. Kolaborasi untuk operasi
d. Support nutrisi
e. Pendidikan kesehatan
4. Tujuan utama penatalaksanaan kanker tulang adalah:
a. Menghilangkan nyeri
b. Menyingkirkan jaringan kanker
c. Memperbaiki nutrisi
d. Mengubah koping pasien
e. Meningkatkan pemahaman pasien terhadap penyakitnya
5. Pengkajian fisik pada pasien dengan kanker tulang diarahkan untuk men-
gidentifikasi hal berikut, kecuali:
a. Adanya massa
b. Pembengkakan
c. Mengidentifikasi tingkat kecemasan
d. Adanya nyeri tekan
e. Keterbatasan gerak
20. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
18
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tes Terstuktur
Sekarang siap-siap untuk merenung dan berpikir lebih kritis untuk menger-
jakan tugas berikut.
a. Uraikan data pengkajian focus pada kanker tulang (25%)
b. Tuliskan diagnose keperawatan yang terkait data focus pada kanker tulang
(25%)
c. Tuliskan intervensi tindakan mandiri sesuai denga diagnose keperawatan
(25%)
d. Uraikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan pada kasus kanker tulang
(25%)
Jawaban:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………...............................
1.
21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
19
Kembali ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tugas Mandiri
Anda telah mempelajari asuhan keperawatan pada kasus kanker tulang den-
gan tuntas. Untuk menambah pengalaman belajar anda, selesaikan tugas
berikut dengan baik
a. Amati dan pelajari salah satu pasien yang diarwat dengan kanker tulang (10%)
b. Bandingkan tanda dan gejala yang tampak pada pasien dengan teori yang
telah anda pelajari (30%)
a. Buatlah prinsip penatalaksanaan pada pasien tersebut (30%)
b. Buat catat perkembangan sampai pulang pada pasien tersebut (30%)
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………….....................................................................................