SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 120
Descargar para leer sin conexión
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
ASUHAN KEBIDANAN BAYI
BARU LAHIR
MODUL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Seni Rahayu Sunarya
Farhati
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 7
Praktik Kebidanan III
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
	 Puji dan syukur penulis panjatkan
kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga dapat menyelesaikan Modul
Asuhan Bayi baru lahir sebagai Pedoman
Praktik Kebidanan III bagi mahasiswa
semester V Program Pendidikan Jarak Jauh
DIII Kebidanan .
	 Penyusunan pedoman Praktik
Kebidanan ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa dalam melaksanakan Praktek
Kebidanan III sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran dan kompetensi asuhan
Bayi baru lahir secara efektif dan efisien.
	 Setelah mempelajari modul
Praktek Kebidanan III ini diharapkan
mahasiswa mampu mengintegrasikan
seluruh kompetensi yang telah diperoleh
sebelumnya dan juga mampu menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan serta
melakukan pendokumentasian dalam
setiap penatalaksanaan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir baik yang fisiologis,
bermasalah dan kegawatdaruratan serta
dapat mengadakan pengembangan dalam
pelayanan kebidanan terutama terkait
asuhan pada bayi baru lahir secara mandiri
sebagai seorang Ahli Madya Kebidanan
sesuai dengan perkembangan IPTEK.
	 Melalui proses pembelajaran praktek
kebidanan III ini diharapkan juga dapat
Kata
Pengantar
Tim Penyusun
Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan
melatih mahasiswa menjadi bidan yang
handal, siap pakai serta inovatif dengan
bekal pengetahuan dan kemampuan, yang
akhirnya mampu mengaplikasikan serta
mengembangkan kemampuan di dunia
kerja.
Penyusun menyadari bahwa pedoman
Praktik Kebidanan III bagi mahasiswa
program jarak jauh DIII kebidanan ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari semua pihak,
sehingga bisa memberikan manfaat bagi
mahasiswa dalam proses belajar di klinik.
ii
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
Daftar Isi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar Isi										i
Daftar Istilah									ii
Kegiatan Belajar 1
Asuhan bayi baru lahir normal						6
Kegiatan Belajar 2
Asuhan kebidanan bayi baru lahir yangbermasalah			 36
Kegiatan Belajar 3
Asuhan kegawatdarutan pada bayi baru lahir				 63
Kegiatan Belajar 4
Sistem Rujukan Bayi Baru Lahir						87
Evaluasi Akhir									102
Lampiran										104
Daftar Gambar									116
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
	 Rekan mahasiswa… Selamat berjumpa pada
mata kuliah Praktik Kebidanan III.. Modul ini
merupakan modul 5 dari 16 modul yang harus
anda selesaikan. Modul yang anda baca saat ini
membahas tentang praktek kebidanan terkait
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik
yang normal maupun dengan komplikasi.
	 Setelah mempelajari modul Praktek
Kebidanan III (PK III) ini diharapkan anda
mampu mengintegrasikan seluruh kompetensi
yang telah anda peroleh sebelumnya dan juga
mampu menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan serta melakukan pendokumentasian
dalam setiap penatalaksanaan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir baik yang
fisiologis, bermasalah dan kegawatdaruratan
serta dapat mengadakan pengembangan dalam
pelayanan kebidanan terutama terkait asuhan
pada bayi baru lahir secara mandiri sebagai
seorang Ahli Madya Kebidanan sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
	 Melalui proses pembelajaran praktek
kebidanan III ini diharapkan dapat melatih
anda menjadi bidan yang handal, siap pakai
serta inovatif dengan bekal pengetahuan
dan kemampuan, yang akhirnya mampu
mengaplikasikan serta mengembangkan
kemampuan di dunia kerja. Untuk dapat
mencapainya, anda harus dibekali ilmu serta
kemampuan yang dapat menjembatani antara
teori yang anda peroleh dengan kenyataan
dilapangan. Salah satu upaya melengkapi
kemampuan ini dilakukan melalui kegiatan
praktek klinik.
	 Praktek klinik pada dasarnya merupakan
kegiatan belajar dilapangan yang melibatkan
mahasiswa secara aktif di dalam prosesnya.
Kegiatan itu dirancang untuk memberikan
pengalaman praktis kepada anda dalam
menggunakan metodologi yang relevan untuk
menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah,
menetapkan alternatif pemecahan masalah,
merencanakanprogramintervensi,menerapkan
kegiatan intervensi, melakukan pemantauan
terhadap kegiatan intervensi serta menilai
keberhasilan intervensi dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan.
	 Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan
kebidananpadabayibarulahirbaikyang normal
Pendahuluan
Dengan menguasai materi ini
anda akan dapat melakukan
praktik Kebidanan III terutama
terkait asuhan pada bayi baru
lahir dengan benar.
“
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
maupun dengan komplikasi yang akan anda aplikasikan dalam praktek kebidanan III.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat melakukan asuhan pada bayi baru lahir
secara mandiri.
	 Untuk mencapai tujuan tersebut secara khusus anda diharapkan dapat: (1) melakukan asuhan
bayi lahir normal, (2) melakukan asuhan pada bayi baru lahir bermasalah, (3) melakukan asuhan
pada bayi baru lahir dengan kegawatdaruratan dan (4) mampu melakukan rujukan neonatus
dengan cepat dan tepat.
	 Memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir di tempat kerja anda merupakan kegiatan
rutin anda sehari hari bukan? Sudahkan anda memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir
sesuai standar yang ditentukan? Dengan menguasai materi ini anda akan dapat melakukan
praktik Kebidanan III terutama terkait asuhan pada bayi baru lahir dengan benar. Oleh karena
itu materi ini penting untuk anda kuasai, karena dapat membantu anda melakukan asuhan bayi
baru lahir baik di Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Bidan Praktik Mandiri (BPM), Puskesmas, dan
masyarakat secara benar, efektif dan sesuai dengan evidence based.
Modul ini dibagi menjadi 3 kegiatan belajar (KB), yaitu:
KB 1. Asuhan bayi baru lahir normal
KB 2. Asuhan bayi baru lahir bermasalah
KB 3. Asuhan kegawatdaruratan bayi baru lahir
KB 4. Sistem rujukan bayi baru lahir
	
Gambar : Memeriksa tensi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya secara mandiri, kami yakin
Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh karena itu
lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1.	 Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari modul
ini.
2.	 Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena
materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan
dibahas pada kegiatan berikutnya.
3.	 Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang tertuang
dalam modul ini.
4.	 Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Jika ada
materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya.
5.	 Buatlah kontrak belajar dengan persetujuan pembimbing klinik
6.	 Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain, koran,
majalah maupun artikel lain yang membahas tentang Asuhan Bayi baru lahir.
7.	 Setelah selesai mempelajari satu kegiatan belajar, Anda diminta untuk mengerjakan tugas
maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80%
jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya.
8.	 Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban
Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi
bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda
selesai mengerjakan tugas
9.	 Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga mengalami
kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini.
10.	Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan
pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembimbing Anda untuk meminta
tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar.
Petunjuk Belajar
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempelajari modul berikutnya.
Tempat Praktik : Rumah Bersalin, Puskesmas dengan rawat inap dan Rumah Sakit
	 Pada praktik klinik ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 8 SKS, dimana 1 SKS setara dengan
64 jam, jadi 8 SKS menjadi 512 jam. Jika saudara praktik di lapangan 7 jam per hari, maka waktu
yang dibutuhkan untuk praktik PK III adalah : 74 hari (2,5 bulan).
	 Jadwal pelaksanaan praktik klinik ini dilakukan bersamaan dengan pencapaian target PKK
III yang lain, diantaranya asuhan antenatal, Asuhan intranatal, asuhan nifas, asuhan neonatus,
asuhan kebidanan Keluarga berencana, dan kegawatdaruratan maternal neonatal.
Pembimbing Praktik:
	 Saudara selama di lahan praktik akan dibimbing oleh pembimbing klinik(Clinical Instructur)
dan pembimbing institusi saudara.
	 Pembimbing klinik ditunjuk dan ditetapkan oleh atasan tempat saudara melakukan praktik,
dengan latar belakang pendidikan minimal DIII Kebidanan dan berpengalaman di klinik minimal
2 tahun sedangkan pembimbing institusi adalah pembimbing yang mendapatkan tugas dari
pimpinan institusi tersebut.
Teknis Bimbingan:
	 Pada awal praktik yang saudara akan melakukan pertemuan dengan pembimbing klinik
(preconference) pada pertemuan tersebut akan membahas kontrak belajar, persamaan persepsi
mengenai kontrak belajar. Dan selanjutnya saudara akan mendapatkan bimbingan klinik.
Setelah saudara melakukan praktik akan dilakukan pertemuan kembali (postconference) yang
akan membahas mengenai praktik yang telah saudara lakukan, pemberian umpan balik untuk
perbaikan praktik klinik berikutnya.
	 Pada praktik Kebidanan III ini saudara diharapkan sudah mampu melakukan asuhan antenatal
dengan penyulit dan komplikasi secara mandiri, bila Saudara menemukan kesulitan saat
memberikan asuhan kepada klien saudara dapat berkonsultasi dengan Pembimbing praktik.
	 Pembimbing institusi akan memantau pencapaian kompetensi saudara, melalui supervisi
secara berkala ataupun saudara mengirimkan laporan portofolio dalam bentuk laporan asuhan
kebidanan melalui media elektronik maupun dikirim melalui post surat, sehingga pembimbing
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
institusi dapat memonitor pencapaian target kompetensi praktik klinik yang saudara buat.
Penilaian:
Penilaian mata kuliah Praktek Kebidanan III meliputi:
1.	 Ujian Praktik			 : 50%
2.	 Nilai praktik Harian 		 : 30%
3.	 Laporan/Dokumentasi 	 : 20%
	 Jumlah kompetensi yang harus dicapai pada saat PK III adalah 40% dari keseluruhan praktik
(PK I,II dan III) jumlah ini dapat bertambah apabila jumlah target PKK II belum tercapai.
Tata Tertib.
Selama saudara menjalankan praktik klinik kebidanan ini, wajib mentaati tata tertib yang ada,
antara lain:
1.	 Saudara wajib mentaati peraturan yang berlaku di lahan praktik.
2.	 Kehadiran saudara harus sesuai jadwal yang ditetapkan pembimbing klinik
3.	 Kehadiran praktik 100%, bila tidak hadir wajib mengganti praktik pada kesempatan lain
selama periode praktik di tempat yang sama dengan persetujuan pembimbing prodi
dan lahan praktik. Penggantian praktik dibuktikan dengan Surat Pernyataan
4.	 Setiap saudara datang ke tempat praktik wajib menandatangani daftar hadir.
5.	 Bila saudara ada halangan tidak bisa hadir pada praktik klinik ini, maka saudara harus
meminta ijin kepada pembimbing klinik saudara. Bila sakit harus ada surat keterangan
dokter, bila ijin kepentingan lain harus melapor terlebih dulu pada penanggung jawab
praktik.
6.	 Saudara wajib mengganti waktu praktik sepanjang yang ditinggalkan, apabila meninggalkan
praktik tanpa keterangan maka harus mengganti dua kali lipat dari waktu yang ditinggalkan
7.	 Bila saudara, ditengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin, maka dianggap
tidak hadir.
Baiklah rekan mahasiswa, selamat belajar, semoga Saudara sukses memahami dan mempraktikkan
modul ini sebagai bekal bertugas sebagai bidan di daerah.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
Kegiatan
Belajar 1 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
NORMAL
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Khusus
Pokok Materi
Pada akhir Kegiatan Belajar 1 ini, diharapkan anda mampu untuk melakukan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir normal secara mandiri.
Secara khusus anda diharapkan dapat :
1.	 memahami tentang konsep asuhan bayi baru lahir,
2.	 memahami tentang komponen asuhan bayi baru lahir, dan
3.	 mempraktekkan asuhan bayi baru lahir normal secara mandiri.
1.	 Konsep asuhan neonatal
2.	 Komponen asuhan neonatal
3.	 Penuntun belajar pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
4.	 Penuntun belajar memandikan bayi setelah 6 jam kelahiran
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan bayi baru lahir mari kita tinjau kembali
konsep dasar asuhan bayi baru lahir, hal ini akan mengingatkan anda apa saja yang harus
dipahami bidan saat memberikan asuhan pada bayi baru lahir.
A.	 Konsep asuhan bayi baru lahir
Anda tentu sering mendengar dan bahkan menyaksikan bayi baru lahir. Apa yang Anda
ketahui tentang asuhan untuk bayi yang baru lahir? Sekarang tuliskan jawaban Anda pada
kotak berikut ini:
Bagaimana apakah Anda sudah selesai menuliskan jawabannya? Jika sudah sekarang cocokkan
jawaban Anda dengan uraian berikut ini.
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam pertama setelah
kelahiran walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses
tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan suatu
persalinan baru dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga dalam
kondisi yang optimal.
Bayi baru lahir atau BBL adalah masa bayi selama 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia
0-28 hari) yang merupakan individu yang sedang tumbuh dan baru saja mengalami kelahiran
serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan
ekstra uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 mg s/d 42 mg, dengan berat
badan 2500-4000, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan.
Penelitian telah menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode bayi
baru lahir yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru
lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat
seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat
terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan
mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok beberapa
bagian tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh-kembang.
Pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi.
Gambar : 28 Hari masa awal kehidupan bayi menyesuaikan diri
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada usia 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi
lahir sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan BBL:
-	 Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam)
1.	 Pada usia 1 – 3 hari (kunjungan bayi baru lahir 1)
2.	 Pada usia 4 - 7 hari (kunjungan bayi baru lahir 2)
3.	 Pada usia 8 -28 hari (kunjungan bayi baru lahir 3)
B.	 Komponen Asuhan Bayi baru lahir
Dari modul sebelumnya barangkali anda tahu tentang komponen asuhan bayi baru lahir.
Tuliskan apa yang anda ketahui tersebut pada kotak berikut ini:
Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan
materi yang akan dibahas berikut ini.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
Komponen asuhan bayi baru lahir yaitu :
•	 Pencegahan infeksi
•	 Penilaian segera setelah lahir
•	 Pencegahan kehilangan panas
•	 Perawatan tali pusat
•	 Inisiasi menyusu dini
•	 Manajemen laktasi
•	 Pencegahan infeksi mata
•	 Pemberian vitamin K1
•	 Pemberian imunisasi
•	 Pemeriksaan fisik BBL
Setelah anda mengetahui komponen apa saja dalam asuhan bayi baru lahir, berikut akan
dijelaskan tentang bagaimana penatalaksanaan bayi baru lahir. Silahkan dipelajari baik-baik.
C.	 Penatalaksanaan awal bayi baru lahir
1.	 Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan bayi baru lahir :
a.	 Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi.
b.	 Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan.
c.	 Pastikan semua peralatan telah didesinfeksi tingkat tinggi/steril. Jika menggunakan
bola karet untuk menghisap lendir, gunakan yang bersih dan baru.
d.	 Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
bersih.
2.	 Penilaian Awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat dengan
menjawab 4 pertanyaan yaitu :
a.	Apakah bayi cukup bulan
b.	Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
c.	 Apakah bayi bernafas atau menangis
d.	Apakah tonus otot baik
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
3.	 Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna.
oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh
maka bayi baru lahir dapat mengalamai hipotermi. hipotermi mudah terjadi pada bayi yang
tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun
berada di dalam ruangan yang relatif hangat.
BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut :
a. Evaporasi
Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera
dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga
terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan
dan diselimuti.
b. Konduksi
Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih
rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi
apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Contoh :
•	 Menimbang bayi tanpa alas timbangan
•	 Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL
•	 Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL
c. Konveksi
Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat
mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran
udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan.
Contoh :
•	 Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela
•	 Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
d. Radiasi
Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan
panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh
bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL,
keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek
yang mempunyai suhu berbeda)
Contoh :
•	 BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC
•	 BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
Berikut akan dijelaskan cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada BBL
a.	Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
b.	Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
c.	 Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi
d.	Jangan segera memandikan bayi baru lahir
e.	Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
4.	 Perawatan tali pusat
a.	 Memotong dan mengikat tali pusat
•	 Jangan membungkus, mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali
pusat dan nasihati keluarga agar tidak memberikan apapun pada pusat bayi.
Gambar : Mencegah BBL kedinginan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
13
•	 Pemakaian alkohol ataupun beladin masih diperkenankan sepanjang tidak
menyebabkan tali pusat basah/ lembab.
b.	 Beri nasihat kepada ibu/ keluarga sebelum penolong meninggalkan bayi :
•	 Lipat popok di bawah putung tali pusat.
•	 Jika putung tali pusat kotor, cuci dengan lembut menggunakan air matang, dan
sabun keringkan dengan kain bersih.
•	 Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencapai bantuan perawatan jika pusat menjadi
merah atau mengeluarkan nanah/darah dan segera rujuk bayi kefasilitas yang lebih
memadai.
5. Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI
Langkah inisiasi menyusu dini (IMD)
•	 Kontak kulit antara ibu dan bayinya segera setelah lahir paling sedikit 1 jam
•	 Bayi menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD
•	 Menunda semua prosedur lainnya hingga proses IMD selesai
6. Pencegahan Infeksi Mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD dan
bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung tentrasiklin 1%
atau antibiotika lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan >1 jam
setelah kelahiran.
7. Pemberian Vitamin K1
Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg Intramuskuler setelah 1 jam
kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat
defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL
8. Pemberian Imunisasi Bayi baru lahir
Imunisasi Hepatitis B bermamfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi,
terutama jalur penularan ibu – bayi. Imunisasi Hepatitis B1 diberikan 1 jam setelah
pemberian Vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam.
9. Pemeriksaan Fisik BBL
Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin. Perlu
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat
persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan dibawah lampu
yang terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat.
	 Apakah anda mengetahui tujuan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir? Adapun tujuan
pemeriksaan ini adalah :
1.	 Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar uterus
yang memerlukan resusitasi.
2.	 Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera.
3.	 Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau
tempat perawatan khusus.
Prinsip yg harus diperhatikan :
1.	 Ruangan hangat, terang, dan bersih
2.	 Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
3.	 Gunakan APD: celemek & sarung tanagan
4.	 Yakinkan alat pemeriksaan bersih
5.	 Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe : inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi
6.	 Jika ada kelainan lakukan tindakan,kolaborasi atau rujuk.
7.	 Lakukan pendokumentasian
	 Pembahasan diatas adalah komponen-komponen dalam asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir. Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir. Dibawah ini adalah prosedur asuhan bayi baru lahir, coba anda pelajari kembali,
kemudian lakukan asuhan bayi baru lahir sesuai dengan panduan penuntun belajar berikut
ini, selamat belajar..Semoga lancar…
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN FISIK
PADA BAYI BARU LAHIR
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
1 : Bila asuhan dilakukan
0 : Bila asuhan tidak dilakukan
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
A. PERSIAPAN
1 Menyiapkan alat :
a.	Stetoskop
b.	Thermometer
c.	 Mistar
d.	Pita pengukur
e.	Kapas cebok
f.	 Tempat tidur bayi dengan pengalasnya
g.	Bengkok
h.	Buku catatan
2 Menyiapkan Lingkungan :
a.	Ruangan hangat
b.	Pintu, jendela dan tirai ditutup
3 Persiapan Penolong :
a.	Melepaskan perhiasan
b.	Memakai celemek
c.	 Memakai masker
d.	Mencuci tangan
e.	Memakai sarung tangan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
16
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
4 Menyiapkan bayi :
a.	Melakukan pendekatan kepada ibu / keluarga
b.	Menginformasikan tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan
c.	 Bayi diselimuti dengan pakaian khusus atau handuk
B. PELAKSANAAN
1 Menidurkan bayi terlentang di atas tempat tidur
yang hangat
2 Menilai penampilan umum
a.	Kesan umum bayi
b.	Kesadaran
c.	 Tangis bayi
d.	Warna kulit atau bibir
e.	Tingkat aktivitas
Memeriksa tanda vital
a. Frekwensi nafas ( 40 – 60 x / mnt)
•	 Menjagakehangatantubuhbayiselamapemeriksaan
•	 Melihat dada dan perut bayi(menghitung nafas
bayi)
•	 Menghitung pernafasan selama satu menit
•	 Merapikan bayi
•	 Mencatat hasil pemeriksaan
b. Frekwensi denyut jantung ( > 100 x / mnt)
•	 Menjaga kehangatan tubuh bayi selama
pemeriksaan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
17
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
•	 Memastikan stetoskop berfungsi dengan baik
•	 Menempelkan stetoskop pada dada kiri bayi
(pada afek jantung) atau meraba arteri pada
ubun – ubun besar / arteri femoralis pada pangkal
paha / arteri karotis pada leher.
•	 Mendengarkan atau meraba denyutan sambil
menghitung denyutnya selama satu menit
•	 Merapikan bayi
•	 Membereskan alat
•	 Mencatat hasil pemeriksaan
c.	 Suhu tubuh ( 36.5oC – 37.5 oC )
•	 Menjaga kehangatan tubuh bayi
•	 Membersihkan ketiak bayi dengan menggunakan
tissue
•	 Memastikan thermometer pada skala terendah
•	 Memasukkan thermometer pada lipatan ketiak
bayi dan memastikan thermometer berada pada
posisi yang tepat serta membantu memposisikan
lengan bayi sehingga menjepit thermometer
sambil ditunggu selama 5 menit.
•	 Mengambil thermometer dan membaca hasil
•	 Merapikan bayi
•	 Membersihkan thermometer
•	 Menyimpam thermometer pada tempatnya
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
18
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
4 Memeriksa kepala
a.	Bersih atau tidak
b.	Meraba ubun – ubun besar dan kecil
c.	 Meraba sutura atau molase
d.	Memeriksa adanya caput suksedaneum, cephal
haematoom, luka pada kepala, hidrosephalus
e.	Kelainan kepala : anensepali, mikrosephali
f.	 Mengukur lingkar kepala ( 32 – 37 cm )
•	 Menjaga kehangatan tubuh bayi
•	 Melingkarkan pita pengukur pada kepala bayi
dari tulang dahi ke tonjolan kepala terjauh
•	 Membaca hasil
•	 Merapikan bayi
•	 Merapikan alat
•	 Mencatat hasil pemeriksaan
5 Memeriksa muka
a.	Bersih atau tidak
b.	Simetris atau tidak
c.	 Edema atau tidak
d.	Menilai reflek mencari ( rooting reflex )
•	 Bersihkan putting susu ibu
•	 Sentuh sudut mulut bayi dengan puting susu
6 Memeriksa mata
a.	Bersih atau tidak
b.	Bengkak atau tidak Pengeluaran pada mata
c.	 Perdarahan pada mata
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
19
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
d.	Reflek pupil ada atau tidak
e.	Kelainan pada mata : juling
7 Memeriksa hidung
a.	Bersih atau tidak, pengeluaran
b.	Lubang hidung ada atau tidak
c.	 Nafas cuping hidung ada atau tidak
8 Memeriksa mulut
a.	Mukosa mulut lembab atau tidak
b.	Keadaan bibir dan langit – langit
c.	 Menilai reflek isap ( sucking reflek )
•	 Bersihkan payudara ibu terutama putting susu
sampai areolla mammae atau bersihkan jari
pemeriksa jika dilakukan oleh pemeriksa
•	 Masukkan puting susu atau jari pemeriksa ke
dalam mulut bayi.
9 Memeriksa telinga
a.	Bersih atau tidak
b.	Pengeluaran
c.	 Garis hayal yang menghubungkan telinga kiri mata
- telinga kanan
10 Pemeriksaan leher
a.	Benjolan ada atau tidak
b.	Pembesaran kelenjar limfe ada atau tidak
c.	 Pembesarankelenjar tyroid ada atau tidak
d.	Bendungan pada vena jugularis ada atau tidak
e.	Menilai tonic neck reflek, dengan cara putar kepala
bayi yang sedang tidur ke satu arah
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
20
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
11 Memeriksa bahu, lengan dan tangan
a.	Gerakan normal atau tidak
b.	Jumlah jari – jari
c.	 Mengukur lingkar lengan atas ( 9 – 13 cm )
•	 Tentukan bagian tengah dari lengan dengan
cara
•	 mengukur jarak dari tulang pangkal lengan ke
siku, hasilnya dibagi dua
•	 Lingkarkan pita pengukur pada pertengahan
lengan atas
•	 Membaca dan mencatat hasil pemeriksaan
•	 Merapikan bayi
•	 Merapikan alat
d.	Menilai reflek moro
•	 Gendong bayi dengan sudut 30 – 45 o
lalu
biarkan kepala turun 1 – 2 cm
•	 Memukul meja pemeriksaan di dekat kepala
bayi
•	 Menggetarkan meja secara tiba – tiba
•	 Membuat suara yang keras atau bertepuk
tangan
e.	Menilai grasp reflek ( reflex menggenggam ) dengan
cara tempelkan tangan pemeriksa pada telapak
tangan bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
21
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
12 Memeriksa dada
a.	Bentuknya simetris atau tidak
b.	Tarikan otot dada ada atau tidak
c.	 Bunyi nafas dan jantung
d.	Mengukur lingkar dada ( 31 – 35 cm )
•	 Menjaga kehangatan tubuh bayi
•	 Melingkarkan pita pengukur pada dada melalui
puting susu bayi
•	 Membaca hasil pemeriksaan merapikan bayi
•	 Membereskan alat-alat
•	 Mencatat hasil pemeriksaan
13 Memeriksa perut
a.	Bentuk simetris atau tidak
b.	Perdarahan tali pusat ada atau tidak
c.	 Warna tali pusat
d.	Penonjolan pada daerah tali pusat saat menangis
ada atau tidak
e.	Distensi ada atau tidak
f.	 Adakah kelainan : omfalokel, gastroskisis
14 Memeriksa kelamin bayi
a.	Laki-laki
•	 Testis dalam skrotum atau tidak
•	 Penis berlubang pada ujung ada atau tidak
•	 Menilai adanya kelainan : femosis, hipospadia,
hernia scrotalis
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
22
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
b.	Perempuan
•	 Labia mayor menutupi labia minor atau tidak
•	 Uretra berlubang atau tidak
•	 Vagina berlubang atau tidak
•	 Pengeluaran pervaginam ada atau tidak
15 Memeriksa anus (bila mekoneum belum keluar) anus
berlubang atau tidak
16 Memeriksa tungkai kaki
a.	Pergerakan tungkai normal atau tidak, simetris atau
tidak
b.	Jumlah jari
c.	 Menilai grasp reflek dengan cara tempelkan jari
tangan pemeriksa pada bagian bawah jari kaki
17 Memeriksa punggung
a.	Pembengkakan atau cekungan ada atau tidak
b.	Tumor ada atau tidak
c.	 Kelainan : spina bifida
18 Memeriksa kulit
a.	Verniks caseosa
b.	Warna kulit
c.	 Pembengkakan atau bercak – bercak hitam
d.	Tanda lahir
19 Mengukur panjang badan
a.	Miringkan bayi ke salah satu sisi
b.	Memastikan batas atas mistar sejajar puncak kepala
bayi
c.	 Meluruskan kaki bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
23
NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN
KASUS
1 2 3 4
d.	Memastikan tulang belakang, kepala, bahu, bokong,
dan tumit bayi menempel
e.	pada mistar
f.	 merapikan bayi
g.	membereskan alat
6 Merapikan pakaian bayi
7 Menyerahkan kembali bayi kepada ibunya
8 Membereskan alat – alat
9 Merapikan ruangan
10 Mencatat hasil pemeriksan
11 Menginformasikanhasilpemeriksaankepadakeluarga
Nilai sub total :
Nilai rata – rata :
	 Sekarang kita melangkah ke pembahasan berikutnya yaitu asuhan perawatan bayi sehari
hari diantaranya memandikan bayi, perawatan tali pusat, menjaga kehangatan tubuh bayi, dan
perawatan mata. Pelajari dengan seksama penuntun belajar berikut ini!
Ingat !
Ketika memeriksa Bayi Baru Lahir
1.	 Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan
2.	 Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tagan dan
bertindak lembut pada saat menangani bayi
3.	 Lihat, dengarkan dan rasakan masing-masing daerah, dimulai dari kepala dan
berlanjut secara sistematik menuju jari kaki
4.	 Jika ditemukan faktor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut jika
memang diperlukan
5.	 Rekam hasil pengamatan (dan setiap tindakan yang jika diperlukan bantuan
lebih lanjut)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
24
PENUNTUN BELAJAR
MEMANDIKAN BAYI SETELAH 6 JAM KELAHIRAN
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
1 : Bila asuhan dilakukan
0 : Bila asuhan tidak dilakukan
LANGKAH/TUGAS KASUS
Persiapan
1.	Perhatikan suhu bayi dalam keadaan normal
2.	Cuci tangan anda dengan sabun dan air
3.	Siapkan keperluan mandi seperti :
•	 pakaian bersih
•	 popok
•	 alat perekat
•	 sabun
•	 handuk
•	 selimut
4.	Pastikan ruangan dalam keadaan hangat
5.	Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak mandi
6.	Lepaskan pakaian bayi
7.	Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum memandikan agar
air mandi tetap segar
Memandikan
1.	Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka , tali
pusat dan tubuh bayi
2.	Letakkan bayi pada selembar handuk
3.	Sabun di sebelah bak mandi. (jangan memberi sabun pada
muka dan cuci mukanya dahulu sampai bersih)
4.	Jika bayi laki-laki, tarik kulup (preputium) ke belakang dan
cucilah lipatan-lipatan pada penis
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
25
LANGKAH/TUGAS KASUS
5.	Bilaslahsabundengancepat,sambilmenyanggakepala,terutama
punggung bayi. Tidak perlu menghilangkan verniks, yaitu
zat berwarna putih dan lengket pada kulit bayi, terutama
pada lipatan-lipatan kulit. Verniks ini berfungsi memberikan
perlindungan dan akan diserap oleh tubuh dalam waktu singkat
6.	Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang hangat
dan kering
7.	Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan kering
(singkirkan handuk basah ke pinggir)
Mengenakan popok
1.	Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu ketat
2.	Jika menggunakan peniti, tusuklah jauh dari perut untuk
menghindari terbuka sendiri
3.	Yakinkan bahwa ujung atas popok berada di bawah sisa tali
pusat
4.	Kenakan celana plastik jika terdapat ruam atau gangguan kulit
5.	Kenakan pakaian yang bersih dan kering
6.	Bungkuslah dalam selimut yang bersih dan kering
PERAWATAN TALI PUSAT
1.	Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
2.	Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan
betul-betul
3.	Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena
udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar
4.	Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat
5.	Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
26
LANGKAH/TUGAS KASUS
6.	Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat
PERAWATAN MATA
1.	Persiapan
Menyiapkan alat dan bahan :
a.	 Mangkok yang berisi kapas yang dilembabkan dengan
air hangat
b.	 Zalf mata
c.	 Bengkok
d.	 Pinset steril pada tempatnya
Persiapan lingkungan
a.	 Meja bayi bersih
b.	 Ruangan bersih cukup cahaya
Persiapan penolong :
a.	 Memastikan tidak menggunakan perhiasan
b.	 Memakai celemek dan sarung tangan
c.	 Mencuci tangan dengan air mengalir dan dikeringkan
2.	Pelaksanaan
a.	 Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bayi tentang
maksud dan tujuan kegiatan
b.	 Membaringkan bayi diatas meja bayi dengan posisi
bayi membujur
c.	 Mengambil kapas dengan pinset steril
d.	 Dengan ujung jari, kapas diperas di atas bengkok
e.	 Membersihkan mata dari pangkal hidung kearah luar
dengan satu kapas satu kali penggunaan (kalau perlu
diulang gunakan kapas baru )
f.	 Memasukkan kapas kotor ke dalam bengkok
g.	 Mengoleskan zalf mata dari dalam ke luar ( untuk
perawatan satu jam pertama )
h.	 Membersihkan alat
i.	 Mencuci tangan
MENJAGA KEHANGATAN TUBUH BAYI
1.	Segera mengeringkan tubuh bayi serta mengganti kain yang
basah
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
27
LANGKAH/TUGAS KASUS
2.	Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, beri tutup
kepala
3.	Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan metode
kangguru atau menggunakan cahaya lampu 60 watt dengan
jarak minimal 60 cm
4.	Letakkan bayi pada tempat yang hangat dan jauhkan dari
jendela atau pintu
5.	Menunda memandikan bayi sampai suhu stabil
Metoda Kangguru
1.	Bayi (hanya memakai popok, topi dan kaus kaki)
2.	Bayi diletakkan telungkup di dada ibu/dipeluk dalam posisi
berdiri atau diagonal, diantara kedua payudara ibu, sehingga
terjadi kontak lansung antara kulit ibu dan kulit bayi
3.	Kepala menoleh ke sisi di bawah dagu ibu (ekstensi ringan),
kepala, leher, serta tubuhnya di tempatkan dengan baik untuk
menghindari terhalangnya jalan nafas
4.	Siku dan pinggul bayi dalam keadaan fleksi seperti posisi
‘katak’; ibu dan bayi berada dalam satu pakaian
5.	Kemudian difiksasi dengan menggunakan selendang
6.	Metoda ini dapat dilakukan oleh anggota keluarga lainnya atau
petugas kesehatan
7.	Metoda ini wajib dilakukan untuk bayi BBLR selama 24 jam
sehari sampai berat badan bayi lebih dari 2500 gram
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
28
LANGKAH/TUGAS KASUS
8.	Setelah syarat rujukan tercapai, ajari ibu untuk menghangatkan
bayi selama perjalanan ke rumah sakit :
•	 Keringkan bayi segera setiap bayi basah terkena air
atau air kencing dan tinja bayi
•	 Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup
kepala
•	 Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh
dengan Metoda Kangguru
•	 Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat karena
bayi mempunyai kesulitan untuk mempertahankan
suhu tubuhnya.
	 Bagaimana, hasil penilaian yang anda peroleh? Bila hasil penilaian anda diperoleh nilai 3
seluruhnya, anda sudah melakukan asuhan bayi baru lahir dengan baik. Namun, bila masih
terdapat asuhan yang belum dilakukan. coba latihan kembali bersama teman anda.
Untuk lebih memperdalam materi mengenai asuhan bayi baru lahir, saat Praktek Kebidanan III
ini anda juga harus membaca kembali modul tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir yang
sudah anda peroleh di semester 3
	 Setelah melakukan asuhan, segeralah buat dokumentasinya. dan jangan di tunda – tunda.
Hal ini agar proses Praktik Kebidanan III berjalan lancar, lakukan hingga semua asuhan sudah
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
29
dapat dilakukan dengan baik.
1.	 Asuhan BBL (bayi usia 0-28 hari) adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam pertama
setelah kelahiran
2. Komponen asuhan bayi baru lahir yaitu :
•	 Pencegahan infeksi
•	 Penilaian segera setelah lahir
•	 Pencegahan kehilangan panas
•	 Perawatan tali pusat
•	 Inisiasi menyusu dini
•	 Manajemen laktasi 
•	 Pencegahan infeksi mata
•	 Pemberian vitamin K1
•	 Pemberian imunisasi 
•	 Pemeriksaan fisik BBL
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
30
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu pilihan
jawaban yang anda anggap benar.
1.	 Seorang bayi baru lahir cukup bulan berjenis kelamin laki-laki, air ketuban jernih tidak
	 bercampur mekonium, bayi langsung menangis dan tonus otot baik. Tindakan apa yang
	 harus diberikan pada bayi tersebut?
a.	 Resusitasi BBL
b.	 Melakukan ventilasi
c.	 Manajemen BBL normal
d.	 Manajemen BBL asfiksia
e.	 Asuhan pasca resusitasi
2.	 Bayi laki-laki usia 36 jam dilakukan pemeriksaan fisik, hasilnya bayi bergerak aktif, frekwensi
	 nafas 54 kali/menit, denyut jantung 132 kali/menit, bayi belum buang air besar, pada tali
	 pusat tidak ada perdarahan dan pembengkakan, BB : 3000 gram, PB : 50 cm, LK : 34 cm.
	 Keadaan tidak normal apa dari hasil pemeriksaan fisik diatas yang perlu ditindaklanjuti?
a.	 Tonus otot
b.	 Pernafasan
c.	 Berat badan
d.	 Lubang anus
e.	 Denyut jantung
3. 	Bayi baru lahir usia 6 jam, Lhir di BPM jam 02.00 WIB langsung menangis. Bunyi janjung
	 142 kali/menit, suhu 36,8 oC, bayi sudah mampu menghisap payudara ibu dengan baik. Apa
	 kebutuhan bayi saat ini?
a.	 Rawat gabung dengan ibu
b.	 Membantu ibu menyusui bayinya
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
31
c.	 Membentuk ikatan batin ibu bayi
d.	 Menjelaskan tanda bahaya
e.	 Memandikan bayi
4.	 Banyak hal yang harus diperhatikan seorang bidan dalam memberikan asuhan pada bayi
	 baru lahir karena bayi baru lahir sedang mengalami proses adaptasi dari kehidupan intra
	 uterin ke ekstra uterin, salah satunya adalah perubahan suhu.Kehilangan panas pada bayi
	 baru lahir sangat mudah terjadi. Salah satu diantaranya karena udara disekitar bayi yang
	 dingin. Disebut apa proses ini?
a.	Konduksi
b.	Konveksi
c.	Evaporasi
d.	Radiasi
e.	Termoregulasi
5.	 Tubuh bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, khususnya tali pusat karena merupakan
	 bagian yang terbuka. Apa yang harus dilakukan bidan untuk mencegah terjadinya infeksi i
	ni?
a.	 Menjelaskan perawatan bersih, kering dan ditutup dengan kassa steril
b.	 Menjelaskan perawatan bersih, kompres dengan kassa betadin dan alcohol
c.	 Menjelaskan membersihkan dengan alcohol
d.	 Menjelaskan perawatan bersih, kering dan terbuka
e.	 Menjelaskan supaya dibiarkan saja
6.	 Seorang bayi perempuan lahir di Puskesmas secara spontan normal pada usia kehamilan
	 38 minggu. Setelah satu jam didapatkan hasil pemeriksaan BB 2600 gram, frekwensi jantung
	 140 x/menit, suhu 36,7 0
C. Apakah kebutuhan bayi saat ini?
a.	 Membersihkan saluran nafas dengan deelee dan pemberian vit K
b.	 Diseka untuk membersihkan kotoran yang menempel dan pemberian imunisasi Hepatitis B
c.	 Pemberian imunisasi Hepatitis B dan dihangatkan
d.	 Dihangatkan dan pemberian Vit K
e.	 Pemberian Vit K dan salep mata profilaksis
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
32
7.	 Seorang bayi perempuan lahir di bidan praktik secara spontan normal pada usia kehamilan
	 38 minggu. Asuhan segera apakah yang diberikan oleh bidan tersebut?
a.	 Menghisap lendir dengan deelee
b.	 Mengusap mulutnya
c.	 Mengeringkan
d.	 Memotong tali pusat
e.	 Melakukan IMD
8.	 Bayi baru lahir sangat rentan terjadi hipotermi dengan hilangnya panas tubuh melalui proses
	 konduksi, radiasi, konveksi dan evaporasi. Tindakan apa yang harus dilakukan bidan untuk
	 mencegah kehilangan panas tubuh karena proses evaporasi?
a.	 Menyelimuti bayi dan menutup kepalanya pada saat pemeriksaan
b.	 Menutup jendela sebelum melakukan pemeriksaan
c.	 Melapisi tempat tidur bayi dengan kain hangat dan menjauhkan dari benda dingin secara
langsung
d.	 Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir
e.	 Menempelkan pada kulit ibu segera setelah lahir
9.	 Seorang bayi perempuan lahir secara normal di Puskesmas dengan BB 3000 gram, suhu
	370
C. Bidan memberikan asuhan sesuai kebutuhan bayi yaitu memberikan suntikan vitamin
	 K. Kapan seharusnya vit K diberikan?
a.	 Segera setelah lahir
b.	 30 menit setelah lahir
c.	 1 jam setelah lahir
d.	 2 jam setelah lahir
e.	 6 jam setelah lahir
10.	Seorang bayi perempuan lahir secara normal di Puskesmas dengan BB 3000 gram, suhu
	370
C. Bidan memberikan asuhan sesuai kebutuhan bayi yaitu memberikan suntikan vitamin
	 K. Apa mamfaat pemberian vit K tersebut?
a.	 Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
33
b.	 Tindakan untuk mencegah perdarahan
c.	 Sebagai asuhan rutin pada bayi baru lahir
d.	 Suplemen untuk merangsang pertumbuhan bayi
e.	 Untuk mencegah terjadinya penyakit kuning pada bayi
Instruksi
Anda harus melengkapi lembar kerja berikut ini berdasarkan skenario kasus yang diberikan
berikut ini. Anda boleh merujuk pada bahan bacaan.
Ibu Fifi telah melahirkan seorang bayi perempuan cukup bulan, pada saat lahir bayinya segera
menangis, tampak kemerahan dengan pergerakan aktif.
1. 	Jelaskan asuhan apa yang seharusnya dilakukan terhadap bayi ibu Fifi selama jam pertama
	 setelah kelahiran?
2.	Jelaskan apa yang akan anda lakukan selanjutnya pada bayi tersebut?
	 Silahkan anda tulis jawaban pertanyaan diatas kemudian hasilnya dapat anda cocokkan
dengan jawaban yang terdapat pada lampiran 1.
Studi
Kasus
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
34
1.	 Lakukan asuhan bayi baru lahir secara mandiri 10 kasus normal dan bayi baru lahir bermasalah
2.	 Buatlah reflective practice sesuai dengan kasus yang anda temukan saat melakukan asuhan
bayi baru lahir
3.	 Buatlah dokumentasi asuhan kebidanan sesuai kasus yang anda temukan
Tugas
Mandiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
35
Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Bayi baru lahir Jakarta: Segung Seto; 2006.
Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005.
Bobak dan L. Jensen.2005. Buku Ajar Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Bayi baru lahir bayi dan anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika
Prawirohardjo,Sarwono.2009.IlmuKebidanan.Jakarta:P.TBinaPustakaSarwonoPrawirohardjo
Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA:
JHPIEGO
Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Bayi baru lahir Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya
9. Kemenkes RI, 2010, Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak,
GLOSSARIUM
Konduksi :
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara
tubuh bayi dengan permukaan yang dingin
Konveksi :
Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar
udara sekitar yang lebih dingin.
Evaporasi :
Kehilangan panas yang terjadi karena penguapan cairan
pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
Radiasi :
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan
di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih
rendah dan suhu tubuh bayi
Metoda
Kangguru
:
Melakukan kontak dari kulit ke kulit secara langsung antara
ibu dan bayi (perawatan bayi lekat)
IMD :
Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi
dibiarkan mencari puting susu ibunya
Daftar
Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
36
	 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat melakukan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir yang bermasalah secara mandiri
‘
Secara khusus Anda diharapkan dapat :
1.	 Menjelaskani tentang masalah-masalah yang biasa terjadi pada bayi baru lahir, dan
2.	 Memberikan asuhan yang efektif dan efisien dan sesuai dengan evidence base pada bayi
baru lahir bermasalah secara mandiri.
1.	 Pengertian bayi baru lahir bermasalah
2.	 Masalah – masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir
3.	 Penuntun belajar gangguan pemberian ASI pada bayi
4.	 Penuntun belajar cara mengobati luka atau bercak putih (thrush) di mulut
5.	 Penuntun belajar cara mengobati infeksi mata
6.	 Penuntun belajar mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi
7.	 Penuntun belajar mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah
Kegiatan
Belajar 2 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Bermasalah
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
37
Apa yang Anda ketahui tentang BBL bermasalah dan masalah-masalah yang biasa terjadi pada
BBL?, tuliskan jawaban Anda pada kotak berikut ini:
Bagaimana apakah Anda sudah selesai menuliskan jawabannya? Jika sudah sekarang cocokkan
jawaban Anda dengan uraian berikut ini.
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
38
A.	 Pengertian bayi baru lahir bermasalah
Bayi baru lahir dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan
gangguan pada bayi baru lahir, apabila tidak diberikan asuhan yang tepat dan benar. Oleh
sebab itu, asuhan pada bayi baru lahir dengan masalah penting untuk dipelajari. Masalah-
masalah tersebut diantaranya adalah muntah, gumoh, obstipasi, diare, diaper rash, miliariasis,
hemangioma, furunkel, kondisosis, sebhorrea, dan bayi meninggal mendadak.
B.	 Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir
Berikut ini akan dibahas tentang masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir.
Apakah anda masih ingat masalah-masalah apa yang lazim terjadi pada bayi baru lahir?
Silahkan anda tuliskan kembali pada titik-titik berikut ini
..…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………….………………………………………………………………………………………….........................
………………………………….………………………………………………………………………………………….........................
Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan
uraian berikut ini:
Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
1.	 MUNTAH
a.	 Definisi
Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif
Gambar : Bayi mengalami miliariasis
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
39
atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak
lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan
terlihat sebagai kontraksi otot perut. Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering
kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama
setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah.
	Pada masa bayi, terutama masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena itu, bila
terjadi muntah maka harus segera dilakukan observasi terhadap kemungkinan adanya
gangguan. Muntah harus dibedakan dengan regurgitasi. Pada regurgitasi, pengeluaran
susu terjadi setelah minum susu. Hal ini dapat disebabkan karena kebanyakan minum atau
kegagalan untuk mengeluarkan udara yang tertelan. Muntah merupakan aksi refleks yang
dikoodinasi medulla oblongata. Sehingga isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui
mulut
b. Penyebab
•	 Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esofagus, atresia/
stenosis, Hirschsprung, tekanan intrakranial yang tinggi, cara memberi makan atau
minum yang salah, dan lain – lain.
•	 Pada masa neonatus semakin banyak misalnya faktor infeksi (infeksi traktus urinarius,
hepatitis, peritonitis)
•	 Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas terutama pada anak yang
lebih besar.
c. Tanda dan Gejala
•	 Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai dengan
sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah bahan yang
tertelan selama proses kelahiran. Muntah ini kadang menetap setelah pemberian
makanan pertama kali.
•	 Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak
secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi
sebagai akibat dari obstruksi usus halus.
•	 Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan merupakan tanda
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
40
adanya stenosis pylorus.
•	 Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu
•	 Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian makanan
yang salah atau pada faktor psikososial.
d. Penatalaksanaan
•	 Beri susu sedikit dengan frekuensi sering.
•	 Sendawakan bayi setelah pemberian susu.
•	 Jangan didekap atau diayun-ayun sedikitnya setengah jam setelah menyusu.
•	 Jika diberi susu botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau terlalu besar.
•	 Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan pada saat menyusui.
•	 Hindari menyusui sambil berbaring atau tergesa – gesa
•	 Segera miringkan tubuh bayi pada saat muntah untuk mencegah aspirasi ke paru-paru
•	 Segera rujuk apabila muntah disertai dengan gangguan fisiologis, seperti warna muntah
yang kehijauan, muntah secara proyektil, atau gangguan lainnya
2. GUMOH/REGURGITASI
Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah
minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit. Regurgitasi yang
tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan
a.	 Penyebab
•	 Bayi yang sudah kenyang
•	 Posisi bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam lambung
•	 Posisi botol yang tidak pas
•	 Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap
•	 Akibat kebanyakan makan
•	 Kegagalan mengeluarkan udara
b.	 Diagnosis
Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan
udara yang ditelan. Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan menghindari konflik
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
41
emosional serta dengan menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi lebih tinggi
dari badannya biasanya dapat menghindari terjadinya gumoh.
c.	 Penatalaksanaan
•	 Kaji penyebab gumoh
•	 Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi yang
umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu.
•	 Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan
•	 Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap
•	 Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat puting
susu ibu
•	 Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI
•	 Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluas
lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung yang luas
•	 Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan
3.	 KONSTIPASI/OBSTIPASI
Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana bayi jarang sekali buang air besar dan kalau
buang air besar keras. Obstipasi : obstruksi intestinal (konstipasi yang berat)
a.	 Penyebab
1).	Faktor non organik
•	 Kurang cairan
•	 Obat/zat kimiawi
•	 Kelainan hormonal/metabolik
•	 Kelainan psikososial
•	 Perubahan mikroflora usus
•	 Perubahan/kurang exercise
2).	Faktor organik
•	 Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor)
•	 Kelainan otot dasar panggul
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
42
•	 Kelainan persyarafan : Hirsprung
•	 Kelainan dalam rongga panggul
•	 Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus
b.	 Tanda dan gejala
•	 Frekuensi BAB kurang dari normal
•	 Gelisah, cengeng, rewel
•	 Menyusu/makan/minum kurang
•	 Feses keras
c.	 Penatalaksanaan
•	 Sering disusui
•	 Latihan misalnya dengan pijat bayi
•	 Hindari makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi
•	 ASI lebih baik dari susu formula
•	 Enema peranal
•	 Kolaborasi dengan dokter
4.	 DIARE
Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan
tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi yang
sebelumnya tampak sehat
a.	 Penyebab
•	 Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan
•	 Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene
dan sanitasi yang buruk
•	 Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan
•	 Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi)
•	 Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani
•	 Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus
•	 Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
43
•	 Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA)
•	 Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik)
b.	 Tanda dan gejala
•	 Gejala sering dimulai dengan bayi yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti
muntah dan diare
•	 Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau,
berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering
•	 Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia
•	 Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun),
ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.
•	 Pucat anus dan sekitarnya lecet
•	 Pengeluaran urin berkurang/tidak ada
•	 Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk
dan terdapat butiran lemak
•	 Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa
•	 Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah
c.	 Penatalaksanaan
•	 Tetap teruskan pemberian ASI
•	 Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit
•	 Terapi rehidrasi
•	 Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya
•	 Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan
•	 Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses
5.	 DIAPER RASH (RUAM POPOK)
Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada
alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak-
bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
44
Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri
dari maternal fecal
a.	 Penyebab
•	 Tidak sering mengganti diapers
•	 Kebersihan kulit yang tidak terjaga
•	 Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab
•	 Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi
•	 Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease
dan lipase)
•	 Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula
kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat)
•	 Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan
perubahan sistem imun
•	 Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras
•	 Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit
b.	 Tanda dan gejala
•	 Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai erithema
•	 Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut bawah,
paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit
•	 Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik
•	 Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan ulcerasi
•	 Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri
c.	 Penatalaksanaan
•	 Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat
kelamin, bokong, lipatan selangkangan
•	 Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap
kering)
•	 Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan
•	 Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
45
•	 Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang
dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air hangat
•	 Popok dicuci dengan detergen yang lembut
•	 Mengangin-anginkan kulit sebelum memasang diapers baru dan menggunakan
diapers dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya
•	 Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki
sirkulasi udara.
•	 Posisi tidur bayi diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi
•	 Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang
meradang
•	 Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1%
•	 Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin)
6.	 MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT
Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung
kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar
keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang
mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala.
a.	 Faktor penyebab
•	 Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang
•	 Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat
•	 Aktivitas yang berlebihan
•	 Setelah menderita demam atau panas
•	 Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema
akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum
b.	 Penatalaksanaan
•	 Perawatan kulit yang benar
•	 Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak
kocok setelah mandi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
46
•	 Bilamembasah,janganberikanbedak,karenagumpalanyangterbentukmemperparah
sumbatan kelenjar
•	 Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik
•	 Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak
menggores kulit bayi saat merawat bayi)
7.	 BERCAK MONGOL
Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang
bawah dan bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan
menghilang secara perlaan-lahan selama tahun pertama.Bercak mongol biasanya akan
menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan
cukup dilakukan tindakan konservatif. Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi
kekhawatiran/kecemasan. Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika
8.	 HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT)
Hemangioma adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau
hemangima yang sering ditemukan pada kelopak mata atas bayi baru lahir. Kelainan yang
terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh
darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran.
Terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20% bayi premature dengan berat badan
kurang dari 1000 gr
a.	 Penyebab
•	 Masih belum jelas
•	 Timbulnyahemangiomadikarenakanpembuluhdarahyangmelebardanberhubungan
dengan proliferasi endotel dan verukosa.
b.	 Diagnosis
Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran
klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah
lahir. Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya
merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
47
sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap.
c.	 Penatalaksanaan
Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya. Tetapi bila terdapat
prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan
prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma menipis/menghilang
dosis diturunkan secara bertahap
9.	 FURUNKEL ATAU BISUL
Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk
nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat,
leher, ketiak dan lain-lain. Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari
akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah. Berbentuk Furunkel (boil) dan Karbunkel
(furunkel multipel)
Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila
dan telinga
Penatalaksanaan
•	 Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah
•	 Pemberian antibiotika sistemik
10.	KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH
Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum.
Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih
yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu.
Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat dalam.
Kandidosis oral, infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan
makin jarang sejalan dengan pertambahan usia.
a.	 Penyebab
•	 Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida
albicans)
•	 Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
48
•	 Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor predisposisi
•	 Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI
•	 Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi
b.	 Gejala
•	 Terdapat bercak putih pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan
dengan sisa susu
•	 Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan
dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah
•	 Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dan
tampak miselium dan spora yang khas
c.	 Pencegahan
•	 Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi
•	 Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas
sisa susu dalam mulut bayi
•	 Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara
d.	 Penatalaksanaan
•	 Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat
•	 Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik diobati
•	 Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir
•	 Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam mulut bayi,
pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari.
•	 Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai menyusui
selama bayi diobati
11.	SEBHORREA
Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang memiliki banyak
kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala.
a.	 Penyebab
Masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
49
faktor penyebab sebhorrea, yaitu sebagai berikut:
•	 Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan dari orang
tua
•	 Intake makanan yang tinggi lemak dan kalori
•	 Asupan minuman beralkohol
•	 Adanya gangguan emosi
a.	 Penatalaksanaan
Dengan memberi obat-obatan topikal, seperti sampo yang tidak berbusa (keramasi
bayi 2-3 kali per minggu) dan memberi krim Selenium Sulfida
12.	BAYI MENINGGAL MENDADAK
Sindrom kematian mati mendadak (sudden infant death syndrom-SIDS) terjadi pada bayi
yang sehat, saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. SIDS
terjadi kurang lebih 4 dari 1000 kelahiran hidup, insiden puncak dari SIDS pada bayi usia
2 minggu dan 1 tahun.
a.	 Penyebab
•	 Ibu yang masih remaja
•	 Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat
•	 Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal
•	 Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner
•	 Bayi prematur
•	 Gemelli (bayi kembar)
•	 Bayi dengan sibling
•	 Bayi dari ibu degan ketergantungan narkotika
•	 Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup
•	 Bayi dengan virus pernapasan
•	 Bayi dengan infeksi botulium
•	 Bayi dengan apnea yang berkepanjangan
•	 Bayi dengan gangguan pola napas herediter
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
50
•	 Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli
b.	 Penatalaksanaan
•	 Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling
•	 Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, ajak orang tua untuk
mengungkapkan rasa dukanya
•	 Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua untuk
mengajukan pertanyaan
•	 Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah hal
yang wajar
•	 Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian
bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan kematian dari
bayi tersebut
•	 Jika kemungkinan ibu melahirkan kembali, beri dukungan pada orang tua selama
beberapa bulan pertama, paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal
sebelumnya.
	 Pembahasan diatas adalah terkait masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru
lahir. Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir bermasalah. Dibawah ini adalah beberapa prosedur asuhan pada bayi baru lahir
bermasalah, coba anda pelajari kembali, kemudian lakukan asuhan bayi baru lahir sesuai
dengan panduan penuntun belajar berikut ini, selamat belajar..jangan lupa berdoa …
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
51
ASUHAN BAYI BARU LAHIR YANG BERMASALAH
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
1 : Bila asuhan dilakukan
0 : Bila asuhan tidak dilakukan
LANGKAH/TUGAS KASUS
1.	Banyak bayi menangis atau rewel
•	 Jelaskan bahwa ini tidak selalu terkait dengan gangguan
pemberian ASI
•	 Periksalah popok bayi, mungkin basah
•	 Susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak
minum daripada yang lainnya.
2.	Bayi tidak tidur sepanjang malam
•	 Merupakan proses yang alamiah, karena pada bayi muda
perlu meneteki lebih sering
•	 Tidurkan bayi di samping ibu dan lebih sering diteteki
pada malam hari
•	 Jangan berikan makanan lain
3.	Bayi menolak untuk menyusu
•	 Mungkin bayi bingung puting, karena sudah diberikan
susu botol
•	 Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai bayi betul-betul
lapar)
•	 Berikan perhatian dan kasih sayang
•	 Pastikan bayi menyusu sampai air susu habis
•	 Lihat tatalaksana dalam algoritma MTBM, kalau perlu
dirujuk
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
52
LANGKAH/TUGAS KASUS
4.	Bayi bingung putting
•	 Untuk menghindari bayi bingung puting :
•	 Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa
indikasi (medis) yang kuat
•	 Kalau terpaksa harus memberikan susu formula,
berikan dengan sendok, pipet, cangkir, jangan sekali-kali
menggunakan botol atau dot
•	 Jangan diberikan kempeng
5.	Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR)
•	 Berikan ASI sesering mungkin walau waktu menyusuinya
pendek-pendek
•	 Bila belum bisa menyusui, ASI dikeluarkan dengan tangan
atau pompa.
•	 Berikan ASI dengan sendok atau cangkir
•	 Untuk merangsang menghisap, sentuh langit-langit bayi
dengan jari ibu yang bersih
6.	Bayi kuning (ikterik)
•	 Mulai menyusui segera setelah bayi lahir
•	 Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi
7.	Bayi sakit
•	 Teruskan menyusui. Lihat tatalaksana dalam alogaritma
MTBM, kalau perlu dirujuk
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
53
LANGKAH/TUGAS KASUS
8.	Bayi sumbing
•	 Posisi bayi duduk
•	 Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat
membantu bayi mendapatkan ASI cukup
•	 Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat selah pada
bibir bayi
•	 Bila bayi mempunyai sumbing pada bibir dan langit-langit,
ASI dikeluarkan dengan cara manual atau pompa, kemudian
diberikan sengan sendok/ pipet atau botol dengan dot
panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna.
Dengan cara ini bayi akan belajar menghisap dan menelan
ASI, menyesuaikan dengan irama pernafasannya
9.	Bayi kembar
•	 Posisi yang mudah adalah posisi memegang bola (football
position)
•	 Posisi bayi secara bergantian
•	 Susui lebih sering selama waktu yang diinginkan masing-
masing bayi, umumnya 20 menit
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
54
PENUNTUN BELAJAR
CARA MENGOBATI LUKA ATAU BERCAK PUTIH (THRUSH)
DI MULUT
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
1 : Bila asuhan dilakukan
0 : Bila asuhan tidak dilakukan
LANGKAH KERJA
KASUS
1 2 3 4
1.	Obati luka di mulut 2 kali sehari
2.	Mencuci tangan terlebih dahulu
3.	Membasuh mulut anak dengan jari dibungkus kain bersih yang
dibasahi dengan larutan garam
4.	Olesi mulut dengan Gentian Violet 0,25% atau diberikan
Suspensi Nistatin
5.	Mencuci tangan kembali
Cara membuat Suspensi Nistatin
•	 Dua tablet nistatin disuspensi dalam 10 cc gliserin
•	 Jika tidak terdapat gliserin, dapat digantikan dengan
minyak goring
PENUNTUN BELAJAR
CARA MENGOBATI INFEKSI MATA
Langkah Kerja
KASUS
1 2 3 4
1.	Bersihkan kedua mata 3 kali sehari :
a.	Cuci tangan
b.	Bersihkan kotoran/nanah pada mata dengan kapas/kain dengan
air hangat
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
55
2.	Beri salep/tetes mata Tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5% pada
kedua mata
a.	Oleskan sejumlah kecil salep pada bagian dalam kelopak
mata bawah
b.	Cuci tangan kembali
3.	Obati sampai kemerahan hilang
PENUNTUN BELAJAR
MENGAJARI IBU CARA MENYINARI BAYI
DENGAN CAHAYA MATAHARI PAGI
Langkah Kerja
KASUS
1 2 3 4
1.	 Menyinari dengan cahaya matahari pagi dilakukan bagi bayi
yang kuning (ikterus)
2.	 Penyinaran bayi dengan cahaya matahari dilakukan dengan
cara :
•	 Menyinari bayi dengan matahari pagi dalam waktu ½ jam
(antara 7-8 pagi) selama 2-4 hari
•	 Wajah bayi tidak menghadap matahari lengsung
•	 Lakukan selama setengah jam; ¼ jam terlentang dan ¼
jam tengkurap
•	 Saat penyinaran kontak sinar dengan kulit seluas mungkin
atau bayi tidak memakai pakaian (telanjang)
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
56
PENUNTUN BELAJAR
MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH
Langkah Kerja
KASUS
1 2 3 4
Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang harus
diberikan di rumah
Ikuti juga petunjuk yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat
1.	Tentukan obat dan dosis yang sesuai dengan umur atau berat
badan bayi
2.	Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut
3.	Peragakan cara mengukur/membuat satu dosis
4.	Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1 dosis
5.	Mintalah ibu memberi dosis pertama pada bayi
6.	Terangkan dengan jelas cara memberikan obat, kemudian beri
label dan bungkus obat
7.	Jelaskan bahwa semua obat-obatan tablet/sirup harus diberikan
sesuai waktu yang dianjurkan, walaupun bayi telah menunjukkan
perbaikan
8.	Cek pemahaman ibu
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
57
Memberikan Antibiotika oral
Untuk INFEKSI BAKTERI LOKAL, antibiotika per oral yang dapat diberikan adalah
•	 Pilihan pertama 	 : Amoksisilin
•	 Pilihan kedua	 : Ampisilin
Umur
atau
Berat Badan
AMOKSISILIN/AMPISILIN
Dosis 50 mg/kg BB/hari
Beri tiap 8 jam selama 5 hari
Sirup 125 mg
Setiap 5 ml
(1 sendok obat=5ml)
Kaplet 250 mg
1 kaplet
dijadikan 5
bungkus
Kaplet 500 mg
1 kaplet
dijadikan 10
bungkus
Lahir s/d 4 minggu
(< 3 kg )
½ sendok/kali 1 bungkus/kali 1 bungkus/kali
4 minggu s/d 2
bulan
( 3 – 4 kg )
¾ sendok/kali 2 bungkus/kali 2 bungkus/kali
	 Nah setelah anda mempelajari beberapa penuntun belajar praktek diatas, Cobalah untuk
menilai asuhan yang anda lakukan berdasarkan penuntun belajar diatas ! Identifikasi aspek
mana saja yang kira – kira mendapatkan nilai tidak memuaskan bagi Anda dan perbaikilah,
kalau perlu mintalah pembimbing untuk memberi masukan ! Cobalah latihan kembali bersama
teman Anda agar lebih baik lagi dan kompeten. Jika ada hal-hal yang kurang jelas jangan ragu
untk berkonsultasi dengan pembimbing anda.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
58
Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir adalah
a.	 Muntah
b.	 Gumoh
c.	 Obstipasi
d.	 Diare
e.	 Diaper rash
f.	 Miliariasis
g.	 Bercak mongol
h.	 Hemangioma
i.	 Furunkel
j.	 Kondisosis
k.	 Sebhorrea
l.	 Bayi meninggal mendadak
GLOSSARIUM
Stenosis ani Suatu keadaan dimana lumen anus menyempit karena
kurangnya kontraktilitas
SIDS Sudden Infant Death Syndrom (Sindrom kematin bayi
mendadak)
Hirsprung Keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai
persarafan (aganglionik).
MTBM Manajemen Terpadu Bayi Muda
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas
OMA Otitis Media Akut
Malnutrisi kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan,
perkembangan, dan kebutuhan energi tubuh.
BBLR Berat Badan Lahir Rendah
Immunosupresi Melemahnya sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan
penurunan kemampuan untuk melawan infeksi dan
penyakit.
Rangkuman
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
59
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar!
1.	 Bayi Ny ''Y" lahir cukup bulan di bidan dengan berat badan lahir 2400 gram dengan suhu
36,2 0C. Asuhan apa yang seharusnya dilakukan oleh bidan?
a.	 Menjaga kehangatan dengan metode kanguru dan pemberian ASI segera
b.	 Segera diberikan infus glukosa 5 %
c.	 Bayi disimpan dalam incubator dan diberi ASI
d.	 Melakukan pemeriksaan glukosa darah
e.	 Melakukan pemeriksaan fisik head to toe
2.	 Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran urin
baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Diagnosa apa yang tepat
untuk kasus diatas?
a.	 Hepatitis A
b.	 Hepatitis B
c.	 Ikterus Fisiologis
d.	 Ikterus patologis
e.	 Dehidrasi
3.	 Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran
urin baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Asuhan apa yang tepat
untuk kasus diatas?
a.	 Letakkan bayi dibawah sinar biru/blue light (fototerapi)
b.	 Jemur bayi dengan sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 - 4 hari.
c.	 Pemberian Infus
d.	 Pemberian oksigen
e.	 Berikan antibiotik
4.	 Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah kepala, keras dan berminyak terutama
Evaluasi
Formatif
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
60
disekitar fontanel anterior
Apakah kemungkinan diagnosa pada bayi tersebut?
a.	 Furunkel
b.	 Dermatitis.
c.	 Sebhorea
d.	 Folikulitis
e.	 Furunkulisis
5.	 Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah kepala, keras dan berminyak terutama
disekitar fontanel anterior. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan bidan pada bayi
tersebut?
a.	 Pemberian antibiotik
b.	 Insisi pada bagian kulit yang infeksi
c.	 Pemberian analgetik/antipiretik
d.	 Kompres hangat dan pengobatan topikal
e.	 Pengeluaran pus dan perawatan luka
6.	 Penatalaksanaan yang paling penting dalam mengatasi diare pada bayi adalah?
1.	 Pemberian obat diare
2.	 Pemberian ASI dan cairan
3.	 Pemberian antibiotic
4.	 Pemberian obat anti disentri
5.	 Pemasangan infus
7.	 Bayi baru lahir usia 7 hari, malas menetek, tanda vital dalam batas normal, pada mulut terdapat
bercak putih yang sulit dihilangkan. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan oleh bidan?
a.	 Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tidak perlu diobati
b.	 Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir
c.	 Pemberian antibiotic
d.	 Memberikan air matang dan menghentikan sementara pemberian ASI atau PASI sampai
bercak dimulut hilang
e.	 Menganjurkan ibunya untuk minum obat anti jamur
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
61
8.	 Seorang bayi berusia 1 bulan dibawa oleh orang tuanya ke klinik bidan karena ada bercak
kemerahan yang membesar di pantat bayinya. Hasil pemeriksaan bidan menunjukan adanya
bercak berwarna merah muda di pantat, tidak menonjol dari permukaan kulit, pemeriksaan
fisik lainnya normal. Apakah masalah pada bayi diatas?
a.	Miliariasis
b.	Hemangioma
c.	Diaper rush
d.	Mongolian spot
e.	Oral thrush
9.	 Seorang bayi berusia 1 bulan dengan bercak berwarna putih pada mulutnya, ibunya mengatakan
sudah berusaha membersihkan tetapi tidak dapat hilang. Saat ini bayi jadi malas menyusui.
	 Pengkajian apa yang peting dilakukan bidan untuk mengatasi masalah bayi tersebut?
a.	 Riwayat cara bersalin
b.	 Pola pemberian ASI
c.	 Pola eliminasi
d.	 Personal hygiene ibu
e.	 Pola kebersihan bayi
10.	Bayi baru lahir berusia 1 bulan, selama 2 hari ini BAB lebih dari 5 kali hanya berisi cairan,
menetek masih kuat, bayi hanya diberi ASI saja selama ini, hasil pemeriksaan fisik lainnya
normal. Bagaimana asuhan yang tepat pada kasus diatas?
a.	 Bayi diberikan ASI saja on demand dan mejelaskan kapan ibu harus periksa kembali
b.	 Bayi diberi pedialit 3 kali sehari dan menjelaskan kapan harus periksa kembali
c.	 Pemberian antibiotik
d.	 Merujuk bayi ke dokter spesialis anak
e.	 Merujuk bayi ke RS terdekat
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
62
Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Bayi baru lahir Jakarta: Segung Seto; 2006.
Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005.
Depkes RI, 2005, Manajemen Masalah Bayi Baru lahir Untuk Dokter, Bidan dan Perawat di RS.
Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Bayi baru lahir bayi dan anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika
Depkes RI, 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga
Depkes RI. Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda Sakit). Metode Tepat Guna
untuk Paramedis, Bidan dan Dokter. Depkes RI, 2001.
Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA:
JHPIEGO
Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak, 2010, Kemenkes RI
Daftar
Pustaka
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
63
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan mampu untuk melakukan asuhan
kegawatdaruratan pada bayi baru lahir secara mandiri
Secara khusus Anda diharapkan dapat:
1.	 Menjelaskan tentang kondisi atau kasus-kasus bayi baru lahir yang beresiko tinggi
2.	 Memberikan asuhan yang efektif dan efisien pada bayi baru lahir beresiko tinggi secara
mandiri, dan
3.	 Melakukan deteksi dini bayi baru lahir beresiko tinggi dan mampu melakukan penanganan
yang tepat termasuk secara mandiri.
1.	 Asuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum
2.	 Asuhan pada bayi baru lahir dengan sindrom gawat nafas bayi baru lahir (SGNN)
3.	 Asuhan pada bayi baru lahir dengan ikterus
4.	 Asuhan pada bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat
5.	 Asuhan pada bayi baru lahir dengan kejang
6.	 Asuhan pada bayi baru lahir dengan hipotermi
7.	 Asuhan pada bayi baru lahir dengan tetanus neonatorum
8.	 Asuhan pada bayi baru lahir dengan infeksi
Kegiatan
Belajar 3 Asuhan Kegawatdaruratan Pada Bayi
Baru Lahir
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
64
	 Sebelumnya, anda tentu telah mempelajari tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dan mempraktikannya dalam praktik PK I dan PK II.
	 Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir
beresiko tinggi, mari kita ulas sedikit tentang bayi baru lahir yang beresiko tinggi yang memerlukan
penanganan tindakan kegawatdaruratan dan proses rujukan, hal ini akan mengingatkan apa
saja yang harus anda pahami saat memberikan asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir.
	 Sekarang tuliskan apa yang Anda ketahui tentang pemberian asuhan kegawatdaruratan
pada bayi baru lahir pada kotak berikut ini:
Bagaimana apakah Anda sudah selesai menuliskan jawabannya? Jika sudah sekarang cocokkan
jawaban Anda dengan uraian berikut ini.
Uraian
Materi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
65
Adabeberapakondisipadabayiyangmemerlukantindakansegeraatautindakankegawatdaruratan
seperti:
A.	 ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir (BBL) yang mengalami
gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
1.	 Penatalaksanaan
Tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia neonatorum adalah sebagai berikut.
a.	 Bersihkan jalan napas dengan penghisap lendir dan kasa steril.
b.	 Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
c.	 Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering yang bersih dan hangat.
d.	 Nilai status pernapasan. Hal-hal yang dapat dilakukan jika ditemukan tanda-tanda
asfiksia adalah:
•	 Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri disisi
kepala bayi dan segera bersihkan BBL dari sisa air ketuban.
•	 Miringkan kepala bayi.
•	 Bersihkan mulut dengan kasa yang dibalut pada jari telunjuk.
•	 Isap cairan pada saluran pernapasan. Dimulai dari penghisapan mulut lalu hidung.
Dimaksudkan agar tidak terjadi aspirasi.
•	 Lanjutkan menilai status pernapasan.
Gambar : Bayi mengalami asfiksia neonatorum
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
66
a.	 Nilai status pernapasan apabila masih ada tanda asfiksia, caranya dengan menggosok
punggung bayi atau menyentil kaki BBL (melakukan rangsangan taktil). Bila tidak ada
perubahan segera beri nafas buatan.
b.	 Segera lakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap
B.	 SINDROM GAWAT NAFAS BAYI BARU LAHIR ( SGNN )
Sindrom gawat nafas bayi baru lahir, adalah sindrom gawat bayi baru lahir yang merupakan
sekumpulan gejala gangguan nafas bayi baru lahir, karena berbagai sebab. Sindrom ini terdiri
atas dispnea, merintih/grunting, tachipneu, retraksi dinding dada, serta sianosis. Gejala ini
timbul biasanya dalam 24 jam pertama setelah lahir dengan degradasi yang berbeda-beda,
namun yang selalu ada adalah dispnea yang merupakan tanda kesulitan ventilasi paru.
1.	 Penatalaksanaan
Segera lakukan resusitasi pada bayi baru lahir, apabila bayi:
•	 Tidak bernafas sama sekali, walaupun dirangsang,atau
•	 Megap-megap, atau
•	 Bernafas kurang dari 20 kali/menit
2.	 Masalah
•	 Frekwensi nafas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau lebih tanda
tambahan gangguan nafas
•	 Frekwensi nafas bayi kurang 30 kali/menit
•	 Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir)
•	 Bayi apnea (nafas berhenti lebih 20 detik)
3.	 Manajemen Umum
•	 Beri oksigen dengan kecepatan sedang
•	 Jika bayi mengalami apnea :
»» Bayi dirangsang dengan mengusap dada atau punggung bayi
»» Bila bayi tidak mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral, nafas megap-megap,
atau denyut jantung menetap kurang dari 100 kali/menit, lakukan resusitasi dengan
memakai balon dan sungkup
•	 Segera lakukan rujukan ke fasilitas lebih lengkap
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
67
C.	 IKTERUS
Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru
lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang
sering terjadi pada bayi baru lahir, sebanyak 25-50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada
bayi berat lahir rendah. Gambaran klinis paling nyata terlihat ada pada perubahan warna
kulit dan sklera yang menjadi kuning.
1.	 Penatalaksanaan
a.	 Ikterus fisiologis
1).	Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya.
2).	Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti:
•	 Memandikan bayi;
•	 Melakukan perawatan tali pusat;
•	 Membersihkan jalan nafas;
•	 Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit;
3).	Ajarkan ibu cara:
•	 Memandikaan bayi;
•	 Melakukan perawatan tali pusat;
•	 Menjaga agar bayi tidak hipotermi
•	 Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit;
4).	Jelaskan pentingnya hal-hal seperti:
•	 Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin;
•	 Menjemur bayi di bawah sinar matahari dangan kondisi telanjang selama 30 menit,
15 menit dalam posisi telentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap;
•	 Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu;
•	 Menganjurkan ibu dan pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin;
•	 Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu.
5).	Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu-
abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas.
6).	Anjurkan ibu untuk kontrol stelah 2 hari.
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
68
b.	 Hiperbirubinemia sedang
1).	Berikan ASI secara adekuat.
2).	Lakukan pencegahan hipotermi.
3).	Letakan bayi di tempat yang cukup sinar matahari kurang lebih 30 menit, selama
3-4 hari.
4).	Lakukan pemerikasaan ulang 2 hari kemudian.
5).	Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah
parah serta mengeluarkan feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul.
3.	 Hiperbilirubinemia berat
1).	Berikan informed consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya.
2).	Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat.
3).	Lakukan pencegahan hipotermi.
4).	Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml.
D.	 PERDARAHAN TALI PUSAT
Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan
tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu,
perdarahan pada tali pusat juga bisa menjadi indikasi adanya penyakit pada bayi.
1.	 Penatalaksanaan
a.	 Penanganan disesuaikan dengan penyebab perdarahan tali pusat yang terjadi.
b.	 Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat.
c.	 Segera lakukan informed consent dan informed choise pada keluarga pasien untuk
dilakukan rujukan.
E.	 KEJANG
1.	 Definisi
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari
sesudah lahir. Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi
motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak. Kejang
pada bayi baru lahir bukan merupakan penyakit, namun merupakan suatu gejala penting
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
69
akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau adanya kelainan susunan saraf
pusat. Penyebab utama kejang adalah kelainan bawaan di otak, sedangkan penyebab
sekundernya adalah gangguan metabolik atau penyakit lain seperti infeksi.
Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang,
tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan
kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata
mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu
manifestasi klinik yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru
lahir tidak di kenali oleh yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang
tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus
dipikirkan kemungkinan manifestasi kejang.
2.	 Etiologi
a.	 Metabolik
•	 Hipoglikemia,
•	 Hipokalsemia
•	 Hipomagnesemia
•	 Hiponatremia
•	 Hipernatremia,
•	 Defisiensi piridoksin
b.	 Asfiksia
c.	 Perdarahan intrakranial
d.	 Infeksi
e.	 Genetik/kelainan bawaan
f.	 Penyebab lain
•	 Polisikemia (Biasanya terdapat pada bayi BBLR, insufisiensi placenta)
•	 Kejang idiopatik
•	 Toksin estrogen (Misalnya : hexachlorophene)
3.	 Penatalaksanan
Penanganan kejang pada bayi baru lahir
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
70
a.	 Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat pastikan bahwa bayi tidak kedinginan.
Suhu dipertahankan 36,5o
C - 37o
C
b.	 Jalan nafas bayi dibersihkan dengan tindakan penghisap lendir di seputar mulut,
hidung sampai nasofaring
c.	 Bila bayi apnea dilakukan pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan alat bantu
balon dan sungkup, diberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter/menit
d.	 Dilakukan pemasangan infus intravena di pembuluh darah perifer di tangan, kaki, atau
kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes miletus dilakukan
pemasangan infus melalui vena umbilikostis
e.	 Bila infus sudah terpasang di beri obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg supositoria
IM setiap 2 menit sampai kejang teratasi, kemudian di tambah luminal (fenobarbital
30 mg IM/IV)
f.	 Nilai kondisi bayi selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada
g.	 Bila kejang sudah teratasi, diberi cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg
BB/hari
h.	 Dilakukan anamnesis mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor penyebab kejang
•	 Apakah kemungkinan bayi dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit DM
•	 Apakah kemungkinan bayi prematur
•	 Apakah kemungkinan bayi mengalami asfiksia
•	 Apakah kemungkinan ibu bayi mengidap/menggunakan narkotika
i.	 Bila sudah teratasi di ambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk mencari
faktor penyebab kejang
F.	 HIPOTERMIA
Hipotermia dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat kecil atau bayi yang diresusitasi atau
dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus ini, suhu dapat cepat turun kurang dari 35° celcius.
Hangatkan segera :
1.	 Jika bayi sakit berat atau hipotermia berat ( suhu aksila < 35° C ) :
•	 Gunakan alat yang tersedia ( inkubator, radiant heater, kamar hangat, tempat tidur
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
71
hangat ).
•	 Rujuk segera ke tempat pelayanan kesehatan yang mempunyai NICU,
•	 Jika bayi sianosis atau sukar bernafas ( frekuensi < 30 atau > 60 kali per menit, tarikan
dinding dada ke dalam atau merintih ), beri oksigen lewat kateter hidung atau nasal
prong.
2.	 Jika bayi tidak begitu tampak sakit dan suhu aksiler 35° C atau lebih :
•	 Pastikan bayi dijaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimuti
dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas.
•	 Dorong ibu untuk segera menyusui, setelah bayi siap.
•	 Pantau suhu aksiler setiap jam sampai normal.
G.	 TETANUS NEONATORUM
1.	 Definisi
Tetanus neonatorum adalah kejang yang sering di jumpai pada BBL, yang bukan karena
trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa bayi baru lahir,
yang antara lain terjadi sebagai akibat pemotongan tali pusat atau perawatannya yang
tidak bersih.
2.	 Tanda dan gejala
•	 Malas minum, mudah terangsang dan anak menangis terus menerus.
•	 Tidak sanggup mengisap dan belakangan bayi berhenti menangis karena rahang sukar
dibuka disebabkan terjadinya kekakuan.
•	 Kemudian diikuti kekakuan pada seluruh tubuh disertai kejang yang tersentak.
3.	 Penanganan
•	 Membersihkan jalan nafas agar bayi dapat menghirup udara dengan bebas
•	 Pemasangan spatel lidah yang dibungkus dengan kain untuk mencegah lidah tergigit
•	 Melakukan perawatan yang adekuat, dengan pemberian oksigen, nutrisi serta menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit
•	 Ditempatkan di ruang tenang dengan sedikit sinar
•	 Segera dirujuk
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
72
H.	 INFEKSI
1.	 Definisi
Infeksi perinatal adalah infeksi pada bayi baru lahir yang terjadi pada masa antenatal,
intranatal, dan postnatal.
2.	 Tanda dan Gejala
Gejala infeksi yang umumnya terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal adalah
sebagai berikut.
a.	 Bayi malas minum
b.	 Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi
c.	 Frekuensi pernafasan meningkat
d.	 Berat badan menurun
e.	 Pergerakan kurang
f.	 Muntah
g.	 Diare
h.	 Sklerema dan udema
i.	 Perdarahan, ikterus, dan kejang
j.	 Suhu tubuh dapat normal, hipertermi, atau hipotermi
3.	 Penatalaksanaan
a.	 Berikan posisi semifowler agar sesak berkurang
b.	 Apabila suhu tinggi, lakukan kompres dingin
c.	 Berikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit
d.	 Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur miring ke kiri atau
kanan
e.	 Apabila ada diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan
f.	 Rujuk segera ke rumah sakit. Lakukan informed consent pada keluarga
Setelah anda menelaah kembali tentang kondisi-kondisi bayi baru lahir beresiko tinggi, untuk
lebih jelasnya berikut akan dijelaskan prosedur asuhan kebidanan bayi baru lahir yang dapat
anda praktekkan dalam penuntun belajar dibawah ini. Selamat Mengikuti..
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
73
ENUNTUN BELAJAR
RESUSITASI BBL
Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb :
1 : Bila asuhan dilakukan
0 : Bila asuhan tidak dilakukan
LANGKAH/TUGAS KASUS
PERSIAPAN
1.	 Siapkan peralatan dan bahan habis pakai yang diperlukan
•	 Ruang hangat, terlindung dari tiupan angin, dan
penghangat tubuh (kain hangat/kain kering dan hangat
atau lampu sorot)
•	 Tiga helai kain bersih dan kering (untuk mengeringkan
bayi, untuk membungkus bayi dan pengganjal bahu)
•	 Jam dengan jarum detik atau penunjuk waktu
•	 Penghisap lendir DeLee
•	 Balon dan sungkup (atau pipa dan sungkup)
•	 Sarung tangan
•	 Oksigen (atau udara ruangan)
PENILAIAN BBL DAN KEBUTUHAN TINDAKAN RESUSITASI
2.	 Menilai bayi baru lahir
•	 Adanya mekonium kental pada bagian tubuh bayi atau
cairan mekonium (bila ada, penghisapan lendir dilakukan
setelah kepala lahir dan tubuh bayi masih di jalan lahir)
•	 Apakah bayi baru lahir tidak menangis atau bernafas
spontan
3.	 Segera tentukan apakah bayi memerlukan tindakan
resusitasi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
74
LANGKAH/TUGAS KASUS
Penilaian kebutuhan resusitasi :
•	 Tidak bernapas
•	 Megap-megap
•	 Frekuensi pernapasan di bawah 30x/menit
Penilaian kebugaran BBL :
•	 Apakah bayi bernapas atau menangis ?
•	 Apakah tonus otot baik ?
•	 Apakah warna kulit kemerahan ?
•	 Apakah denyut jantung normal ?
•	 Apakah bayi bereaksi terhadapa rangsangan
MELAKUKAN LANGKAH AWAL RESUSITASI (dalam waktu kurang 30 detik)
4.	 Menjaga bayi tetap hangat.
•	 Keringkan tubuh bayi dan selimuti dengan kain bersih,
kering dan hangat
•	 Tempatkan pada ruangan hangat dan terhindar dari
tiupan angina
•	 Dekatkan bayi dekat pemanas tubuh
•	 Letakkan pada tempat yang kering dan hangat
•	 Beri alas kering, bersih dan hangat pada permukaan
datar tempat meletakkan bayi
5.	 Posisikan kepala dan leher bayi menjadi sedikit tengadah
(setengah ekstensi) untuk membuka lana napas dengan
jalan mengganjal bahu bayi dengan lipatan kain .
6.	 Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir dari mulut
kemudian hidung.
•	 Gunakan penghisap lendir DeLee
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
75
LANGKAH/TUGAS KASUS
•	 Mulai bersihkan lendir di mulut baru kemudian hisap
lendir di hidung
•	 Penghisapan dilakukan bersamaan dengan penarikan
selang penghisap
•	 Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam karena
dapat menimbulkan reaksi vaso-vagal dan menyebabkan
henti napas
•	 (lihat langkah no 2 untuk penghisapan lendir pada
kasus adanya mekonium kental pada cairan ketuban
dan bagian tubuh bayi)
7.	 Keringkan tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil
•	 Dengan sedikit penekanan, gosok tubuh bayi dengan
melalui kain pembungkus tubuh bayi
•	 Dengan telapak tangan, lakukan rangsangan taktil pada
telapak kaki atau punggung bayi atau menyentil telapak
kaki bayi
•	 Ganti kain yang basah dengan kain baru yang bersih,
kering dan hangat. Bagian muka dan dada bayi dibiarkan
terbuka untuk keperluan resusitasi dan evaluasi
keberhasilan tindakan
8.	 Atur kembali posisi dan jaga kehangatan tubuh dengan
membungkus badan bayi
•	 Bila kain pembungkus menjadi basah, ganti dengan kain
pembungkus yang baru untuk menjaga kehangatan
tubuh bayi
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
76
LANGKAH/TUGAS KASUS
•	 Bagian muka dan dada dibiarkan terbuka untuk memberi
keleluasaan bernapas dan memantau gerakan dinding
dada
•	 Atur kembali ganjal bahu untuk memberikan posisi
terbaik bagi jalan napas
9.	 Penilaian ulang
•	 Nilai apakah bayi bernapas spontan dan normal atau
masih mengalami kesulitan bernapas
•	 Bila bayi bernapas spontan dan baik, lakukan asuhan
bayi baru lahir yang normal dan berikan pada ibunya
»» Menjaga suhu tubuh (metode Kangguru atau diselimuti
dengan baik)
»» Mendapat ASI
»» Kontak batin dan sayang
•	 Bila bayi masih megap-megap atau belum bernapas
spontan
VENTILASI POSITIF PADA BAYI ASFIKSIA
10.	Jelaskan pada ibu dan keluarganya bahwa bayi memerlukan
bantuan untuk memperbaiki fungís pernapasannya
11.	Pastikan posisi kepala sudah benar kemudian pasang
sungkup dengan benar sehingga melingkupi hidung dan
mulut
12.	Lakukan ventilasi percobaan (dua kali)
•	 Bila menggunakan balon dan sungkup, lakukan ventilasi
dengan tekanan yang cukup sebanyak dua kali
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan Bayi Baru Lahir

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanannessimeilan
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanpjj_kemenkes
 
M2 praktikum kehamilan 2
M2 praktikum kehamilan 2M2 praktikum kehamilan 2
M2 praktikum kehamilan 2pjj_kemenkes
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iipjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2pjj_kemenkes
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologispjj_kemenkes
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahunKb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahunpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiipjj_kemenkes
 

La actualidad más candente (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Kepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidananKepemimpinan konsep kebidanan
Kepemimpinan konsep kebidanan
 
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratanPanduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
Panduan praktik klinik keperawatan kegawat daruratan
 
M2 praktikum kehamilan 2
M2 praktikum kehamilan 2M2 praktikum kehamilan 2
M2 praktikum kehamilan 2
 
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk iiM6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
M6 panduan 2 pembelajaran praktik klinik kdk ii
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
Modul 1 cetak
Modul 1 cetakModul 1 cetak
Modul 1 cetak
 
Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2Pedoman Praktikum 2
Pedoman Praktikum 2
 
Modul 4
Modul 4Modul 4
Modul 4
 
Modul 6 cetak
Modul 6 cetakModul 6 cetak
Modul 6 cetak
 
Kb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembangKb1 konsep tumbuh kembang
Kb1 konsep tumbuh kembang
 
Modul 4 kb 2
Modul 4   kb 2Modul 4   kb 2
Modul 4 kb 2
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
4. asuhan kebidanan neonatal fisiologis dan patologis
 
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahunKb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 1 mtbs 2 bulan sampai 5 tahun
 
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahunKb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5  tahun
Kb 2 penilaian dan klasifikasi penyakit pada anak usia 2 bulan sampai 5 tahun
 
Keperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iiiKeperawatan kegawat daruratan iii
Keperawatan kegawat daruratan iii
 

Similar a Asuhan Bayi Baru Lahir

M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1pjj_kemenkes
 
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanKb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normalpjj_kemenkes
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanKb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2pjj_kemenkes
 
Kb3 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb3 dokumentasi asuhan kehamilanKb3 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb3 dokumentasi asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syokpjj_kemenkes
 
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilanKb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilanpjj_kemenkes
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3pjj_kemenkes
 

Similar a Asuhan Bayi Baru Lahir (20)

Pedoman praktikum
Pedoman praktikumPedoman praktikum
Pedoman praktikum
 
M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1M1 praktikum kehamilan 1
M1 praktikum kehamilan 1
 
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilanKb2 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb2 dokumentasi asuhan kehamilan
 
7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal7. askeb persalinan normal
7. askeb persalinan normal
 
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilanKb1 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb1 dokumentasi asuhan kehamilan
 
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilanKb2 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb2 konsep dasar asuhan kehamilan
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb2
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb2
 
Modul 7 kb 2
Modul 7   kb 2Modul 7   kb 2
Modul 7 kb 2
 
Modul 8 kb 1
Modul 8   kb 1Modul 8   kb 1
Modul 8 kb 1
 
Kb3 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb3 dokumentasi asuhan kehamilanKb3 dokumentasi asuhan kehamilan
Kb3 dokumentasi asuhan kehamilan
 
Modul 8 kb 3
Modul 8   kb 3Modul 8   kb 3
Modul 8 kb 3
 
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi SyokKB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
KB 4 Kedaruratan Obstetri pada Kondisi Syok
 
Modul 8 kb 2
Modul 8   kb 2Modul 8   kb 2
Modul 8 kb 2
 
Modul 7 kb 4
Modul 7   kb 4Modul 7   kb 4
Modul 7 kb 4
 
Modul 7 kb 1
Modul 7   kb 1Modul 7   kb 1
Modul 7 kb 1
 
Modul 10 kb 1
Modul 10   kb 1Modul 10   kb 1
Modul 10 kb 1
 
Praktikum 4 MTBS
Praktikum 4 MTBSPraktikum 4 MTBS
Praktikum 4 MTBS
 
Modul 7 kb 3
Modul 7   kb 3Modul 7   kb 3
Modul 7 kb 3
 
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilanKb3 konsep dasar asuhan kehamilan
Kb3 konsep dasar asuhan kehamilan
 
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3M4 konsep dasar asuhan kehamilan   kb3
M4 konsep dasar asuhan kehamilan kb3
 

Más de pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakpjj_kemenkes
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iipjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivpjj_kemenkes
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan ipjj_kemenkes
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iipjj_kemenkes
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha ipjj_kemenkes
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanpjj_kemenkes
 

Más de pjj_kemenkes (19)

Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetakModul 2 dokumen keperawatan cetak
Modul 2 dokumen keperawatan cetak
 
Modul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatanModul 1 dokumen keperawatan
Modul 1 dokumen keperawatan
 
Keperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan iiKeperawatan kegawat daruratan ii
Keperawatan kegawat daruratan ii
 
Keperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan ivKeperawatan kegawat daruratan iv
Keperawatan kegawat daruratan iv
 
Keperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan iKeperawatan kegawat daruratan i
Keperawatan kegawat daruratan i
 
Modul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha iiModul 3 pengelolaan usaha ii
Modul 3 pengelolaan usaha ii
 
Modul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha iModul 2 pengelolaan usaha i
Modul 2 pengelolaan usaha i
 
Modul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahanModul 1 konsep kewirausahan
Modul 1 konsep kewirausahan
 
Modul 4 kdk ii
Modul 4 kdk iiModul 4 kdk ii
Modul 4 kdk ii
 

Último

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppticha582186
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptTriUmiana1
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptAyuMustika17
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxghinaalmiranurdiani
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFRisaFatmasari
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptRaniNarti
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxrobert531746
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiAviyudaPrabowo1
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfnuralieza
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxMelianaFatmawati
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxUswaTulFajri
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanFATIM77
 

Último (14)

Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare pptMateri Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
Materi Layanan Kesehatan Berbasis Homecare ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.pptPPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Medikal-Bedah-I-Pertemuan-7.ppt
 
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.pptGizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
Gizi-dalam-Daur-Kehidupan-Pertemuan-3.ppt
 
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
VARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptxVARICELLA_ppt.pptx
 
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIFPENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN TENTANG KANKER LEHER RAHIM PADA USIA PRODUKTIF
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.pptALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
ALAT KONTRASEPSI DAN MACAM-MACAM IMPLANT.ppt
 
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptxRENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
RENCANA PEMASARAN untuk bidang rumah sakit.pptx
 
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologiBIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
BIOLOGI RADIAsi, biologi radiasi, biologi
 
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdfJenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
Jenis ubat batuk kahak dan batuk kering di Farmasi.pdf
 
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptxALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
ALUR Vaksinasi calon jemaah Haji tahun 2024 .pptx
 
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptxB-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
B-01 Cushing's Syndrome Cushing's Syndrome..pptx
 
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatanReferat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
Referat kanker kolorektal farmakologi kesehatan
 

Asuhan Bayi Baru Lahir

  • 1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR MODUL Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Jakarta 2015 Seni Rahayu Sunarya Farhati Australia Indonesia Partnership for Health System Strengthening (AIPHSS) SEMESTER 7 Praktik Kebidanan III
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan i Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia- Nya sehingga dapat menyelesaikan Modul Asuhan Bayi baru lahir sebagai Pedoman Praktik Kebidanan III bagi mahasiswa semester V Program Pendidikan Jarak Jauh DIII Kebidanan . Penyusunan pedoman Praktik Kebidanan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melaksanakan Praktek Kebidanan III sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dan kompetensi asuhan Bayi baru lahir secara efektif dan efisien. Setelah mempelajari modul Praktek Kebidanan III ini diharapkan mahasiswa mampu mengintegrasikan seluruh kompetensi yang telah diperoleh sebelumnya dan juga mampu menggunakan pendekatan manajemen kebidanan serta melakukan pendokumentasian dalam setiap penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik yang fisiologis, bermasalah dan kegawatdaruratan serta dapat mengadakan pengembangan dalam pelayanan kebidanan terutama terkait asuhan pada bayi baru lahir secara mandiri sebagai seorang Ahli Madya Kebidanan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Melalui proses pembelajaran praktek kebidanan III ini diharapkan juga dapat Kata Pengantar Tim Penyusun Gambar : Praktek Keperawatan Kejiwaan melatih mahasiswa menjadi bidan yang handal, siap pakai serta inovatif dengan bekal pengetahuan dan kemampuan, yang akhirnya mampu mengaplikasikan serta mengembangkan kemampuan di dunia kerja. Penyusun menyadari bahwa pedoman Praktik Kebidanan III bagi mahasiswa program jarak jauh DIII kebidanan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, sehingga bisa memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam proses belajar di klinik.
  • 3. ii Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Daftar Isi i Daftar Istilah ii Kegiatan Belajar 1 Asuhan bayi baru lahir normal 6 Kegiatan Belajar 2 Asuhan kebidanan bayi baru lahir yangbermasalah 36 Kegiatan Belajar 3 Asuhan kegawatdarutan pada bayi baru lahir 63 Kegiatan Belajar 4 Sistem Rujukan Bayi Baru Lahir 87 Evaluasi Akhir 102 Lampiran 104 Daftar Gambar 116
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 1 Rekan mahasiswa… Selamat berjumpa pada mata kuliah Praktik Kebidanan III.. Modul ini merupakan modul 5 dari 16 modul yang harus anda selesaikan. Modul yang anda baca saat ini membahas tentang praktek kebidanan terkait asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik yang normal maupun dengan komplikasi. Setelah mempelajari modul Praktek Kebidanan III (PK III) ini diharapkan anda mampu mengintegrasikan seluruh kompetensi yang telah anda peroleh sebelumnya dan juga mampu menggunakan pendekatan manajemen kebidanan serta melakukan pendokumentasian dalam setiap penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir baik yang fisiologis, bermasalah dan kegawatdaruratan serta dapat mengadakan pengembangan dalam pelayanan kebidanan terutama terkait asuhan pada bayi baru lahir secara mandiri sebagai seorang Ahli Madya Kebidanan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Melalui proses pembelajaran praktek kebidanan III ini diharapkan dapat melatih anda menjadi bidan yang handal, siap pakai serta inovatif dengan bekal pengetahuan dan kemampuan, yang akhirnya mampu mengaplikasikan serta mengembangkan kemampuan di dunia kerja. Untuk dapat mencapainya, anda harus dibekali ilmu serta kemampuan yang dapat menjembatani antara teori yang anda peroleh dengan kenyataan dilapangan. Salah satu upaya melengkapi kemampuan ini dilakukan melalui kegiatan praktek klinik. Praktek klinik pada dasarnya merupakan kegiatan belajar dilapangan yang melibatkan mahasiswa secara aktif di dalam prosesnya. Kegiatan itu dirancang untuk memberikan pengalaman praktis kepada anda dalam menggunakan metodologi yang relevan untuk menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, menetapkan alternatif pemecahan masalah, merencanakanprogramintervensi,menerapkan kegiatan intervensi, melakukan pemantauan terhadap kegiatan intervensi serta menilai keberhasilan intervensi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan. Pada modul ini akan dibahas tentang asuhan kebidananpadabayibarulahirbaikyang normal Pendahuluan Dengan menguasai materi ini anda akan dapat melakukan praktik Kebidanan III terutama terkait asuhan pada bayi baru lahir dengan benar. “
  • 5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 2 maupun dengan komplikasi yang akan anda aplikasikan dalam praktek kebidanan III. Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat melakukan asuhan pada bayi baru lahir secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut secara khusus anda diharapkan dapat: (1) melakukan asuhan bayi lahir normal, (2) melakukan asuhan pada bayi baru lahir bermasalah, (3) melakukan asuhan pada bayi baru lahir dengan kegawatdaruratan dan (4) mampu melakukan rujukan neonatus dengan cepat dan tepat. Memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir di tempat kerja anda merupakan kegiatan rutin anda sehari hari bukan? Sudahkan anda memberikan asuhan terhadap bayi baru lahir sesuai standar yang ditentukan? Dengan menguasai materi ini anda akan dapat melakukan praktik Kebidanan III terutama terkait asuhan pada bayi baru lahir dengan benar. Oleh karena itu materi ini penting untuk anda kuasai, karena dapat membantu anda melakukan asuhan bayi baru lahir baik di Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Bidan Praktik Mandiri (BPM), Puskesmas, dan masyarakat secara benar, efektif dan sesuai dengan evidence based. Modul ini dibagi menjadi 3 kegiatan belajar (KB), yaitu: KB 1. Asuhan bayi baru lahir normal KB 2. Asuhan bayi baru lahir bermasalah KB 3. Asuhan kegawatdaruratan bayi baru lahir KB 4. Sistem rujukan bayi baru lahir Gambar : Memeriksa tensi
  • 6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 3 Modul ini disusun sedemikian rupa agar anda dapat mempelajarinya secara mandiri, kami yakin Anda akan berhasil jika anda mau mempelajarinya secara serius dan benar. Oleh karena itu lakukan langkah-langkah belajar sebagai berikut: 1. Baca baik-baik dan pahami tujuan/kompetensi yang ingin dicapai dalam mempelajari modul ini. 2. Pelajari materi secara berurutan mulai dari kegiatan belajar (KB)1 dan seterusnya, karena materi yang dibahas dalam kegiatan sebelumnya berkaitan erat dengan materi yang akan dibahas pada kegiatan berikutnya. 3. Anda harus punya keyakinan yang kuat untuk belajar dan mempraktikan materi yang tertuang dalam modul ini. 4. Pelajari baik-baik dan pahami uraian materi yang ada pada setiap kegiatan belajar. Jika ada materi yang harus dipraktikkan, maka Anda diminta untuk mempraktikkannya. 5. Buatlah kontrak belajar dengan persetujuan pembimbing klinik 6. Disamping mempelajari modul ini, Anda dianjurkan untuk mempelajari buku-buku lain, koran, majalah maupun artikel lain yang membahas tentang Asuhan Bayi baru lahir. 7. Setelah selesai mempelajari satu kegiatan belajar, Anda diminta untuk mengerjakan tugas maupun soal-soal yang ada di dalamnya. Anda dinyatakan berhasil kalau sedikitnya 80% jawaban Anda benar. Selanjutnya Anda dipersilahkan untuk mempelajari KB berikutnya. 8. Kunci jawaban untuk setiap KB ada di bagian akhir modul ini. Silahkan cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban tersebut. Jika Anda belum berhasil silahkan pelajari sekali lagi bagian-bagian yang belum Anda kuasai. Ingat! Jangan melihat kunci jawaban sebelum Anda selesai mengerjakan tugas 9. Bila Anda mengalami kesulitan, diskusikan dengan teman-temanmu, jika masih juga mengalami kesulitan, silahkan hubungi dosen /fasilitator dari Mata Kuliah ini. 10. Setelah semua KB dipelajari, dan semua tugas sudah Anda kerjakan dengan benar, tanyakan pada diri Anda sendiri apakah Anda telah menguasai seluruh materi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Bila jawabannya “Ya”, maka hubungi dosen Pembimbing Anda untuk meminta tes akhir modul (TAM). Anda dinyatakan berhasil bila sedikitnya jawaban Anda 80% benar. Petunjuk Belajar
  • 7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 4 Dengan demikian Anda diperbolehkan untuk mempelajari modul berikutnya. Tempat Praktik : Rumah Bersalin, Puskesmas dengan rawat inap dan Rumah Sakit Pada praktik klinik ini jumlah SKS yang ditempuh adalah 8 SKS, dimana 1 SKS setara dengan 64 jam, jadi 8 SKS menjadi 512 jam. Jika saudara praktik di lapangan 7 jam per hari, maka waktu yang dibutuhkan untuk praktik PK III adalah : 74 hari (2,5 bulan). Jadwal pelaksanaan praktik klinik ini dilakukan bersamaan dengan pencapaian target PKK III yang lain, diantaranya asuhan antenatal, Asuhan intranatal, asuhan nifas, asuhan neonatus, asuhan kebidanan Keluarga berencana, dan kegawatdaruratan maternal neonatal. Pembimbing Praktik: Saudara selama di lahan praktik akan dibimbing oleh pembimbing klinik(Clinical Instructur) dan pembimbing institusi saudara. Pembimbing klinik ditunjuk dan ditetapkan oleh atasan tempat saudara melakukan praktik, dengan latar belakang pendidikan minimal DIII Kebidanan dan berpengalaman di klinik minimal 2 tahun sedangkan pembimbing institusi adalah pembimbing yang mendapatkan tugas dari pimpinan institusi tersebut. Teknis Bimbingan: Pada awal praktik yang saudara akan melakukan pertemuan dengan pembimbing klinik (preconference) pada pertemuan tersebut akan membahas kontrak belajar, persamaan persepsi mengenai kontrak belajar. Dan selanjutnya saudara akan mendapatkan bimbingan klinik. Setelah saudara melakukan praktik akan dilakukan pertemuan kembali (postconference) yang akan membahas mengenai praktik yang telah saudara lakukan, pemberian umpan balik untuk perbaikan praktik klinik berikutnya. Pada praktik Kebidanan III ini saudara diharapkan sudah mampu melakukan asuhan antenatal dengan penyulit dan komplikasi secara mandiri, bila Saudara menemukan kesulitan saat memberikan asuhan kepada klien saudara dapat berkonsultasi dengan Pembimbing praktik. Pembimbing institusi akan memantau pencapaian kompetensi saudara, melalui supervisi secara berkala ataupun saudara mengirimkan laporan portofolio dalam bentuk laporan asuhan kebidanan melalui media elektronik maupun dikirim melalui post surat, sehingga pembimbing
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 5 institusi dapat memonitor pencapaian target kompetensi praktik klinik yang saudara buat. Penilaian: Penilaian mata kuliah Praktek Kebidanan III meliputi: 1. Ujian Praktik : 50% 2. Nilai praktik Harian : 30% 3. Laporan/Dokumentasi : 20% Jumlah kompetensi yang harus dicapai pada saat PK III adalah 40% dari keseluruhan praktik (PK I,II dan III) jumlah ini dapat bertambah apabila jumlah target PKK II belum tercapai. Tata Tertib. Selama saudara menjalankan praktik klinik kebidanan ini, wajib mentaati tata tertib yang ada, antara lain: 1. Saudara wajib mentaati peraturan yang berlaku di lahan praktik. 2. Kehadiran saudara harus sesuai jadwal yang ditetapkan pembimbing klinik 3. Kehadiran praktik 100%, bila tidak hadir wajib mengganti praktik pada kesempatan lain selama periode praktik di tempat yang sama dengan persetujuan pembimbing prodi dan lahan praktik. Penggantian praktik dibuktikan dengan Surat Pernyataan 4. Setiap saudara datang ke tempat praktik wajib menandatangani daftar hadir. 5. Bila saudara ada halangan tidak bisa hadir pada praktik klinik ini, maka saudara harus meminta ijin kepada pembimbing klinik saudara. Bila sakit harus ada surat keterangan dokter, bila ijin kepentingan lain harus melapor terlebih dulu pada penanggung jawab praktik. 6. Saudara wajib mengganti waktu praktik sepanjang yang ditinggalkan, apabila meninggalkan praktik tanpa keterangan maka harus mengganti dua kali lipat dari waktu yang ditinggalkan 7. Bila saudara, ditengah-tengah praktik meninggalkan tempat tanpa ijin, maka dianggap tidak hadir. Baiklah rekan mahasiswa, selamat belajar, semoga Saudara sukses memahami dan mempraktikkan modul ini sebagai bekal bertugas sebagai bidan di daerah.
  • 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 6 Kegiatan Belajar 1 ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL Tujuan Pembelajaran Tujuan Khusus Pokok Materi Pada akhir Kegiatan Belajar 1 ini, diharapkan anda mampu untuk melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal secara mandiri. Secara khusus anda diharapkan dapat : 1. memahami tentang konsep asuhan bayi baru lahir, 2. memahami tentang komponen asuhan bayi baru lahir, dan 3. mempraktekkan asuhan bayi baru lahir normal secara mandiri. 1. Konsep asuhan neonatal 2. Komponen asuhan neonatal 3. Penuntun belajar pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir 4. Penuntun belajar memandikan bayi setelah 6 jam kelahiran
  • 10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 7 Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan bayi baru lahir mari kita tinjau kembali konsep dasar asuhan bayi baru lahir, hal ini akan mengingatkan anda apa saja yang harus dipahami bidan saat memberikan asuhan pada bayi baru lahir. A. Konsep asuhan bayi baru lahir Anda tentu sering mendengar dan bahkan menyaksikan bayi baru lahir. Apa yang Anda ketahui tentang asuhan untuk bayi yang baru lahir? Sekarang tuliskan jawaban Anda pada kotak berikut ini: Bagaimana apakah Anda sudah selesai menuliskan jawabannya? Jika sudah sekarang cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini. Uraian Materi
  • 11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 8 Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam pertama setelah kelahiran walaupun sebagian besar proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi) maka penatalaksanaan suatu persalinan baru dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi yang dilahirkan juga dalam kondisi yang optimal. Bayi baru lahir atau BBL adalah masa bayi selama 28 hari pertama setelah bayi lahir (usia 0-28 hari) yang merupakan individu yang sedang tumbuh dan baru saja mengalami kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstra uterin. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 mg s/d 42 mg, dengan berat badan 2500-4000, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan. Penelitian telah menunjukan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode bayi baru lahir yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok beberapa bagian tubuh mengeras, dan keterlambatan tumbuh-kembang. Pemeriksaan bayi baru lahir bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Gambar : 28 Hari masa awal kehidupan bayi menyesuaikan diri
  • 12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 9 Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada usia 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. Waktu pemeriksaan BBL: - Saat bayi berada di klinik (dalam 24 jam) 1. Pada usia 1 – 3 hari (kunjungan bayi baru lahir 1) 2. Pada usia 4 - 7 hari (kunjungan bayi baru lahir 2) 3. Pada usia 8 -28 hari (kunjungan bayi baru lahir 3) B. Komponen Asuhan Bayi baru lahir Dari modul sebelumnya barangkali anda tahu tentang komponen asuhan bayi baru lahir. Tuliskan apa yang anda ketahui tersebut pada kotak berikut ini: Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan materi yang akan dibahas berikut ini.
  • 13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 10 Komponen asuhan bayi baru lahir yaitu : • Pencegahan infeksi • Penilaian segera setelah lahir • Pencegahan kehilangan panas • Perawatan tali pusat • Inisiasi menyusu dini • Manajemen laktasi • Pencegahan infeksi mata • Pemberian vitamin K1 • Pemberian imunisasi • Pemeriksaan fisik BBL Setelah anda mengetahui komponen apa saja dalam asuhan bayi baru lahir, berikut akan dijelaskan tentang bagaimana penatalaksanaan bayi baru lahir. Silahkan dipelajari baik-baik. C. Penatalaksanaan awal bayi baru lahir 1. Pencegahan infeksi Tindakan pencegahan infeksi saat melakukan penanganan bayi baru lahir : a. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi. b. Pakai sarung tangan bersih saat menangani bayi yang belum dimandikan. c. Pastikan semua peralatan telah didesinfeksi tingkat tinggi/steril. Jika menggunakan bola karet untuk menghisap lendir, gunakan yang bersih dan baru. d. Pastikan bahwa benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih. 2. Penilaian Awal Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat dengan menjawab 4 pertanyaan yaitu : a. Apakah bayi cukup bulan b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium c. Apakah bayi bernafas atau menangis d. Apakah tonus otot baik
  • 14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 11 3. Pencegahan Kehilangan Panas Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir, belum berfungsi sempurna. oleh karena itu, jika tidak segera dilakukan upaya pencegahan kehilangan panas tubuh maka bayi baru lahir dapat mengalamai hipotermi. hipotermi mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera dikeringkan dan diselimuti walaupun berada di dalam ruangan yang relatif hangat. BBL dapat kehilangan panas tubuh melalui cara-cara berikut : a. Evaporasi Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti. b. Konduksi Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur, atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut. Contoh : • Menimbang bayi tanpa alas timbangan • Tangan penolong yang dingin saat memegang BBL • Menggunakan stetoskop dingin untuk memeriksa BBL c. Konveksi Adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika terjadi konveksi aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi atau pendingin ruangan. Contoh : • Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela • Membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin
  • 15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 12 d. Radiasi Adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung). Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda) Contoh : • BBL dibiarkan dalam ruangan ber AC • BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang Berikut akan dijelaskan cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada BBL a. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks b. Letakkan bayi di dada ibu agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi c. Selimuti ibu dan pasang topi di kepala bayi d. Jangan segera memandikan bayi baru lahir e. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat 4. Perawatan tali pusat a. Memotong dan mengikat tali pusat • Jangan membungkus, mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat dan nasihati keluarga agar tidak memberikan apapun pada pusat bayi. Gambar : Mencegah BBL kedinginan
  • 16. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 13 • Pemakaian alkohol ataupun beladin masih diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah/ lembab. b. Beri nasihat kepada ibu/ keluarga sebelum penolong meninggalkan bayi : • Lipat popok di bawah putung tali pusat. • Jika putung tali pusat kotor, cuci dengan lembut menggunakan air matang, dan sabun keringkan dengan kain bersih. • Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencapai bantuan perawatan jika pusat menjadi merah atau mengeluarkan nanah/darah dan segera rujuk bayi kefasilitas yang lebih memadai. 5. Inisiasi Menyusu Dini dan Pemberian ASI Langkah inisiasi menyusu dini (IMD) • Kontak kulit antara ibu dan bayinya segera setelah lahir paling sedikit 1 jam • Bayi menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan IMD • Menunda semua prosedur lainnya hingga proses IMD selesai 6. Pencegahan Infeksi Mata Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Pencegahan infeksi mata tersebut mengandung tentrasiklin 1% atau antibiotika lain. Upaya pencegahan infeksi mata kurang efektif jika diberikan >1 jam setelah kelahiran. 7. Pemberian Vitamin K1 Semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K1 injeksi 1 mg Intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL 8. Pemberian Imunisasi Bayi baru lahir Imunisasi Hepatitis B bermamfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan ibu – bayi. Imunisasi Hepatitis B1 diberikan 1 jam setelah pemberian Vitamin K1, pada saat bayi berumur 2 jam. 9. Pemeriksaan Fisik BBL Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin. Perlu
  • 17. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 14 mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan dibawah lampu yang terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat. Apakah anda mengetahui tujuan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir? Adapun tujuan pemeriksaan ini adalah : 1. Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar uterus yang memerlukan resusitasi. 2. Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera. 3. Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung) atau tempat perawatan khusus. Prinsip yg harus diperhatikan : 1. Ruangan hangat, terang, dan bersih 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan 3. Gunakan APD: celemek & sarung tanagan 4. Yakinkan alat pemeriksaan bersih 5. Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe : inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi 6. Jika ada kelainan lakukan tindakan,kolaborasi atau rujuk. 7. Lakukan pendokumentasian Pembahasan diatas adalah komponen-komponen dalam asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dibawah ini adalah prosedur asuhan bayi baru lahir, coba anda pelajari kembali, kemudian lakukan asuhan bayi baru lahir sesuai dengan panduan penuntun belajar berikut ini, selamat belajar..Semoga lancar…
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 15 PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI BARU LAHIR Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 1 : Bila asuhan dilakukan 0 : Bila asuhan tidak dilakukan NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 A. PERSIAPAN 1 Menyiapkan alat : a. Stetoskop b. Thermometer c. Mistar d. Pita pengukur e. Kapas cebok f. Tempat tidur bayi dengan pengalasnya g. Bengkok h. Buku catatan 2 Menyiapkan Lingkungan : a. Ruangan hangat b. Pintu, jendela dan tirai ditutup 3 Persiapan Penolong : a. Melepaskan perhiasan b. Memakai celemek c. Memakai masker d. Mencuci tangan e. Memakai sarung tangan
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 16 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 4 Menyiapkan bayi : a. Melakukan pendekatan kepada ibu / keluarga b. Menginformasikan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan c. Bayi diselimuti dengan pakaian khusus atau handuk B. PELAKSANAAN 1 Menidurkan bayi terlentang di atas tempat tidur yang hangat 2 Menilai penampilan umum a. Kesan umum bayi b. Kesadaran c. Tangis bayi d. Warna kulit atau bibir e. Tingkat aktivitas Memeriksa tanda vital a. Frekwensi nafas ( 40 – 60 x / mnt) • Menjagakehangatantubuhbayiselamapemeriksaan • Melihat dada dan perut bayi(menghitung nafas bayi) • Menghitung pernafasan selama satu menit • Merapikan bayi • Mencatat hasil pemeriksaan b. Frekwensi denyut jantung ( > 100 x / mnt) • Menjaga kehangatan tubuh bayi selama pemeriksaan
  • 20. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 17 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 • Memastikan stetoskop berfungsi dengan baik • Menempelkan stetoskop pada dada kiri bayi (pada afek jantung) atau meraba arteri pada ubun – ubun besar / arteri femoralis pada pangkal paha / arteri karotis pada leher. • Mendengarkan atau meraba denyutan sambil menghitung denyutnya selama satu menit • Merapikan bayi • Membereskan alat • Mencatat hasil pemeriksaan c. Suhu tubuh ( 36.5oC – 37.5 oC ) • Menjaga kehangatan tubuh bayi • Membersihkan ketiak bayi dengan menggunakan tissue • Memastikan thermometer pada skala terendah • Memasukkan thermometer pada lipatan ketiak bayi dan memastikan thermometer berada pada posisi yang tepat serta membantu memposisikan lengan bayi sehingga menjepit thermometer sambil ditunggu selama 5 menit. • Mengambil thermometer dan membaca hasil • Merapikan bayi • Membersihkan thermometer • Menyimpam thermometer pada tempatnya
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 18 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 4 Memeriksa kepala a. Bersih atau tidak b. Meraba ubun – ubun besar dan kecil c. Meraba sutura atau molase d. Memeriksa adanya caput suksedaneum, cephal haematoom, luka pada kepala, hidrosephalus e. Kelainan kepala : anensepali, mikrosephali f. Mengukur lingkar kepala ( 32 – 37 cm ) • Menjaga kehangatan tubuh bayi • Melingkarkan pita pengukur pada kepala bayi dari tulang dahi ke tonjolan kepala terjauh • Membaca hasil • Merapikan bayi • Merapikan alat • Mencatat hasil pemeriksaan 5 Memeriksa muka a. Bersih atau tidak b. Simetris atau tidak c. Edema atau tidak d. Menilai reflek mencari ( rooting reflex ) • Bersihkan putting susu ibu • Sentuh sudut mulut bayi dengan puting susu 6 Memeriksa mata a. Bersih atau tidak b. Bengkak atau tidak Pengeluaran pada mata c. Perdarahan pada mata
  • 22. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 19 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 d. Reflek pupil ada atau tidak e. Kelainan pada mata : juling 7 Memeriksa hidung a. Bersih atau tidak, pengeluaran b. Lubang hidung ada atau tidak c. Nafas cuping hidung ada atau tidak 8 Memeriksa mulut a. Mukosa mulut lembab atau tidak b. Keadaan bibir dan langit – langit c. Menilai reflek isap ( sucking reflek ) • Bersihkan payudara ibu terutama putting susu sampai areolla mammae atau bersihkan jari pemeriksa jika dilakukan oleh pemeriksa • Masukkan puting susu atau jari pemeriksa ke dalam mulut bayi. 9 Memeriksa telinga a. Bersih atau tidak b. Pengeluaran c. Garis hayal yang menghubungkan telinga kiri mata - telinga kanan 10 Pemeriksaan leher a. Benjolan ada atau tidak b. Pembesaran kelenjar limfe ada atau tidak c. Pembesarankelenjar tyroid ada atau tidak d. Bendungan pada vena jugularis ada atau tidak e. Menilai tonic neck reflek, dengan cara putar kepala bayi yang sedang tidur ke satu arah
  • 23. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 20 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 11 Memeriksa bahu, lengan dan tangan a. Gerakan normal atau tidak b. Jumlah jari – jari c. Mengukur lingkar lengan atas ( 9 – 13 cm ) • Tentukan bagian tengah dari lengan dengan cara • mengukur jarak dari tulang pangkal lengan ke siku, hasilnya dibagi dua • Lingkarkan pita pengukur pada pertengahan lengan atas • Membaca dan mencatat hasil pemeriksaan • Merapikan bayi • Merapikan alat d. Menilai reflek moro • Gendong bayi dengan sudut 30 – 45 o lalu biarkan kepala turun 1 – 2 cm • Memukul meja pemeriksaan di dekat kepala bayi • Menggetarkan meja secara tiba – tiba • Membuat suara yang keras atau bertepuk tangan e. Menilai grasp reflek ( reflex menggenggam ) dengan cara tempelkan tangan pemeriksa pada telapak tangan bayi
  • 24. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 21 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 12 Memeriksa dada a. Bentuknya simetris atau tidak b. Tarikan otot dada ada atau tidak c. Bunyi nafas dan jantung d. Mengukur lingkar dada ( 31 – 35 cm ) • Menjaga kehangatan tubuh bayi • Melingkarkan pita pengukur pada dada melalui puting susu bayi • Membaca hasil pemeriksaan merapikan bayi • Membereskan alat-alat • Mencatat hasil pemeriksaan 13 Memeriksa perut a. Bentuk simetris atau tidak b. Perdarahan tali pusat ada atau tidak c. Warna tali pusat d. Penonjolan pada daerah tali pusat saat menangis ada atau tidak e. Distensi ada atau tidak f. Adakah kelainan : omfalokel, gastroskisis 14 Memeriksa kelamin bayi a. Laki-laki • Testis dalam skrotum atau tidak • Penis berlubang pada ujung ada atau tidak • Menilai adanya kelainan : femosis, hipospadia, hernia scrotalis
  • 25. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 22 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 b. Perempuan • Labia mayor menutupi labia minor atau tidak • Uretra berlubang atau tidak • Vagina berlubang atau tidak • Pengeluaran pervaginam ada atau tidak 15 Memeriksa anus (bila mekoneum belum keluar) anus berlubang atau tidak 16 Memeriksa tungkai kaki a. Pergerakan tungkai normal atau tidak, simetris atau tidak b. Jumlah jari c. Menilai grasp reflek dengan cara tempelkan jari tangan pemeriksa pada bagian bawah jari kaki 17 Memeriksa punggung a. Pembengkakan atau cekungan ada atau tidak b. Tumor ada atau tidak c. Kelainan : spina bifida 18 Memeriksa kulit a. Verniks caseosa b. Warna kulit c. Pembengkakan atau bercak – bercak hitam d. Tanda lahir 19 Mengukur panjang badan a. Miringkan bayi ke salah satu sisi b. Memastikan batas atas mistar sejajar puncak kepala bayi c. Meluruskan kaki bayi
  • 26. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 23 NO LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN KASUS 1 2 3 4 d. Memastikan tulang belakang, kepala, bahu, bokong, dan tumit bayi menempel e. pada mistar f. merapikan bayi g. membereskan alat 6 Merapikan pakaian bayi 7 Menyerahkan kembali bayi kepada ibunya 8 Membereskan alat – alat 9 Merapikan ruangan 10 Mencatat hasil pemeriksan 11 Menginformasikanhasilpemeriksaankepadakeluarga Nilai sub total : Nilai rata – rata : Sekarang kita melangkah ke pembahasan berikutnya yaitu asuhan perawatan bayi sehari hari diantaranya memandikan bayi, perawatan tali pusat, menjaga kehangatan tubuh bayi, dan perawatan mata. Pelajari dengan seksama penuntun belajar berikut ini! Ingat ! Ketika memeriksa Bayi Baru Lahir 1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tagan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi 3. Lihat, dengarkan dan rasakan masing-masing daerah, dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistematik menuju jari kaki 4. Jika ditemukan faktor risiko atau masalah, carilah bantuan lebih lanjut jika memang diperlukan 5. Rekam hasil pengamatan (dan setiap tindakan yang jika diperlukan bantuan lebih lanjut)
  • 27. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 24 PENUNTUN BELAJAR MEMANDIKAN BAYI SETELAH 6 JAM KELAHIRAN Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 1 : Bila asuhan dilakukan 0 : Bila asuhan tidak dilakukan LANGKAH/TUGAS KASUS Persiapan 1. Perhatikan suhu bayi dalam keadaan normal 2. Cuci tangan anda dengan sabun dan air 3. Siapkan keperluan mandi seperti : • pakaian bersih • popok • alat perekat • sabun • handuk • selimut 4. Pastikan ruangan dalam keadaan hangat 5. Siapkan air hangat, tapi tidak terlalu panas dalam bak mandi 6. Lepaskan pakaian bayi 7. Bersihkan tinja dari daerah pantat sebelum memandikan agar air mandi tetap segar Memandikan 1. Sanggalah kepala bayi sambil mengusapkan air ke muka , tali pusat dan tubuh bayi 2. Letakkan bayi pada selembar handuk 3. Sabun di sebelah bak mandi. (jangan memberi sabun pada muka dan cuci mukanya dahulu sampai bersih) 4. Jika bayi laki-laki, tarik kulup (preputium) ke belakang dan cucilah lipatan-lipatan pada penis
  • 28. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 25 LANGKAH/TUGAS KASUS 5. Bilaslahsabundengancepat,sambilmenyanggakepala,terutama punggung bayi. Tidak perlu menghilangkan verniks, yaitu zat berwarna putih dan lengket pada kulit bayi, terutama pada lipatan-lipatan kulit. Verniks ini berfungsi memberikan perlindungan dan akan diserap oleh tubuh dalam waktu singkat 6. Keringkan betul-betul bayi dengan sebuah handuk yang hangat dan kering 7. Tempatkan bayi pada alas dan popok yang hangat dan kering (singkirkan handuk basah ke pinggir) Mengenakan popok 1. Kenakan popok dengan pas, tidak terlalu ketat 2. Jika menggunakan peniti, tusuklah jauh dari perut untuk menghindari terbuka sendiri 3. Yakinkan bahwa ujung atas popok berada di bawah sisa tali pusat 4. Kenakan celana plastik jika terdapat ruam atau gangguan kulit 5. Kenakan pakaian yang bersih dan kering 6. Bungkuslah dalam selimut yang bersih dan kering PERAWATAN TALI PUSAT 1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun 2. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan keringkan betul-betul 3. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar 4. Lipatlah popok di bawah sisa tali pusat 5. Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci tangan dengan sabun dan air bersih, dan keringkan betul-betul
  • 29. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 26 LANGKAH/TUGAS KASUS 6. Cuci tangan kembali setelah membersihkan tali pusat PERAWATAN MATA 1. Persiapan Menyiapkan alat dan bahan : a. Mangkok yang berisi kapas yang dilembabkan dengan air hangat b. Zalf mata c. Bengkok d. Pinset steril pada tempatnya Persiapan lingkungan a. Meja bayi bersih b. Ruangan bersih cukup cahaya Persiapan penolong : a. Memastikan tidak menggunakan perhiasan b. Memakai celemek dan sarung tangan c. Mencuci tangan dengan air mengalir dan dikeringkan 2. Pelaksanaan a. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bayi tentang maksud dan tujuan kegiatan b. Membaringkan bayi diatas meja bayi dengan posisi bayi membujur c. Mengambil kapas dengan pinset steril d. Dengan ujung jari, kapas diperas di atas bengkok e. Membersihkan mata dari pangkal hidung kearah luar dengan satu kapas satu kali penggunaan (kalau perlu diulang gunakan kapas baru ) f. Memasukkan kapas kotor ke dalam bengkok g. Mengoleskan zalf mata dari dalam ke luar ( untuk perawatan satu jam pertama ) h. Membersihkan alat i. Mencuci tangan MENJAGA KEHANGATAN TUBUH BAYI 1. Segera mengeringkan tubuh bayi serta mengganti kain yang basah
  • 30. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 27 LANGKAH/TUGAS KASUS 2. Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, beri tutup kepala 3. Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan metode kangguru atau menggunakan cahaya lampu 60 watt dengan jarak minimal 60 cm 4. Letakkan bayi pada tempat yang hangat dan jauhkan dari jendela atau pintu 5. Menunda memandikan bayi sampai suhu stabil Metoda Kangguru 1. Bayi (hanya memakai popok, topi dan kaus kaki) 2. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu/dipeluk dalam posisi berdiri atau diagonal, diantara kedua payudara ibu, sehingga terjadi kontak lansung antara kulit ibu dan kulit bayi 3. Kepala menoleh ke sisi di bawah dagu ibu (ekstensi ringan), kepala, leher, serta tubuhnya di tempatkan dengan baik untuk menghindari terhalangnya jalan nafas 4. Siku dan pinggul bayi dalam keadaan fleksi seperti posisi ‘katak’; ibu dan bayi berada dalam satu pakaian 5. Kemudian difiksasi dengan menggunakan selendang 6. Metoda ini dapat dilakukan oleh anggota keluarga lainnya atau petugas kesehatan 7. Metoda ini wajib dilakukan untuk bayi BBLR selama 24 jam sehari sampai berat badan bayi lebih dari 2500 gram
  • 31. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 28 LANGKAH/TUGAS KASUS 8. Setelah syarat rujukan tercapai, ajari ibu untuk menghangatkan bayi selama perjalanan ke rumah sakit : • Keringkan bayi segera setiap bayi basah terkena air atau air kencing dan tinja bayi • Bungkus bayi dengan kain kering dan hangat, beri tutup kepala • Lakukan tindakan mempertahankan suhu tubuh dengan Metoda Kangguru • Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat karena bayi mempunyai kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Bagaimana, hasil penilaian yang anda peroleh? Bila hasil penilaian anda diperoleh nilai 3 seluruhnya, anda sudah melakukan asuhan bayi baru lahir dengan baik. Namun, bila masih terdapat asuhan yang belum dilakukan. coba latihan kembali bersama teman anda. Untuk lebih memperdalam materi mengenai asuhan bayi baru lahir, saat Praktek Kebidanan III ini anda juga harus membaca kembali modul tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir yang sudah anda peroleh di semester 3 Setelah melakukan asuhan, segeralah buat dokumentasinya. dan jangan di tunda – tunda. Hal ini agar proses Praktik Kebidanan III berjalan lancar, lakukan hingga semua asuhan sudah
  • 32. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 29 dapat dilakukan dengan baik. 1. Asuhan BBL (bayi usia 0-28 hari) adalah asuhan yang diberikan pada bayi sejak jam pertama setelah kelahiran 2. Komponen asuhan bayi baru lahir yaitu : • Pencegahan infeksi • Penilaian segera setelah lahir • Pencegahan kehilangan panas • Perawatan tali pusat • Inisiasi menyusu dini • Manajemen laktasi  • Pencegahan infeksi mata • Pemberian vitamin K1 • Pemberian imunisasi  • Pemeriksaan fisik BBL Rangkuman
  • 33. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 30 Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memilih salah satu pilihan jawaban yang anda anggap benar. 1. Seorang bayi baru lahir cukup bulan berjenis kelamin laki-laki, air ketuban jernih tidak bercampur mekonium, bayi langsung menangis dan tonus otot baik. Tindakan apa yang harus diberikan pada bayi tersebut? a. Resusitasi BBL b. Melakukan ventilasi c. Manajemen BBL normal d. Manajemen BBL asfiksia e. Asuhan pasca resusitasi 2. Bayi laki-laki usia 36 jam dilakukan pemeriksaan fisik, hasilnya bayi bergerak aktif, frekwensi nafas 54 kali/menit, denyut jantung 132 kali/menit, bayi belum buang air besar, pada tali pusat tidak ada perdarahan dan pembengkakan, BB : 3000 gram, PB : 50 cm, LK : 34 cm. Keadaan tidak normal apa dari hasil pemeriksaan fisik diatas yang perlu ditindaklanjuti? a. Tonus otot b. Pernafasan c. Berat badan d. Lubang anus e. Denyut jantung 3. Bayi baru lahir usia 6 jam, Lhir di BPM jam 02.00 WIB langsung menangis. Bunyi janjung 142 kali/menit, suhu 36,8 oC, bayi sudah mampu menghisap payudara ibu dengan baik. Apa kebutuhan bayi saat ini? a. Rawat gabung dengan ibu b. Membantu ibu menyusui bayinya Evaluasi Formatif
  • 34. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 31 c. Membentuk ikatan batin ibu bayi d. Menjelaskan tanda bahaya e. Memandikan bayi 4. Banyak hal yang harus diperhatikan seorang bidan dalam memberikan asuhan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sedang mengalami proses adaptasi dari kehidupan intra uterin ke ekstra uterin, salah satunya adalah perubahan suhu.Kehilangan panas pada bayi baru lahir sangat mudah terjadi. Salah satu diantaranya karena udara disekitar bayi yang dingin. Disebut apa proses ini? a. Konduksi b. Konveksi c. Evaporasi d. Radiasi e. Termoregulasi 5. Tubuh bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, khususnya tali pusat karena merupakan bagian yang terbuka. Apa yang harus dilakukan bidan untuk mencegah terjadinya infeksi i ni? a. Menjelaskan perawatan bersih, kering dan ditutup dengan kassa steril b. Menjelaskan perawatan bersih, kompres dengan kassa betadin dan alcohol c. Menjelaskan membersihkan dengan alcohol d. Menjelaskan perawatan bersih, kering dan terbuka e. Menjelaskan supaya dibiarkan saja 6. Seorang bayi perempuan lahir di Puskesmas secara spontan normal pada usia kehamilan 38 minggu. Setelah satu jam didapatkan hasil pemeriksaan BB 2600 gram, frekwensi jantung 140 x/menit, suhu 36,7 0 C. Apakah kebutuhan bayi saat ini? a. Membersihkan saluran nafas dengan deelee dan pemberian vit K b. Diseka untuk membersihkan kotoran yang menempel dan pemberian imunisasi Hepatitis B c. Pemberian imunisasi Hepatitis B dan dihangatkan d. Dihangatkan dan pemberian Vit K e. Pemberian Vit K dan salep mata profilaksis
  • 35. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 32 7. Seorang bayi perempuan lahir di bidan praktik secara spontan normal pada usia kehamilan 38 minggu. Asuhan segera apakah yang diberikan oleh bidan tersebut? a. Menghisap lendir dengan deelee b. Mengusap mulutnya c. Mengeringkan d. Memotong tali pusat e. Melakukan IMD 8. Bayi baru lahir sangat rentan terjadi hipotermi dengan hilangnya panas tubuh melalui proses konduksi, radiasi, konveksi dan evaporasi. Tindakan apa yang harus dilakukan bidan untuk mencegah kehilangan panas tubuh karena proses evaporasi? a. Menyelimuti bayi dan menutup kepalanya pada saat pemeriksaan b. Menutup jendela sebelum melakukan pemeriksaan c. Melapisi tempat tidur bayi dengan kain hangat dan menjauhkan dari benda dingin secara langsung d. Mengeringkan tubuh bayi segera setelah lahir e. Menempelkan pada kulit ibu segera setelah lahir 9. Seorang bayi perempuan lahir secara normal di Puskesmas dengan BB 3000 gram, suhu 370 C. Bidan memberikan asuhan sesuai kebutuhan bayi yaitu memberikan suntikan vitamin K. Kapan seharusnya vit K diberikan? a. Segera setelah lahir b. 30 menit setelah lahir c. 1 jam setelah lahir d. 2 jam setelah lahir e. 6 jam setelah lahir 10. Seorang bayi perempuan lahir secara normal di Puskesmas dengan BB 3000 gram, suhu 370 C. Bidan memberikan asuhan sesuai kebutuhan bayi yaitu memberikan suntikan vitamin K. Apa mamfaat pemberian vit K tersebut? a. Tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
  • 36. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 33 b. Tindakan untuk mencegah perdarahan c. Sebagai asuhan rutin pada bayi baru lahir d. Suplemen untuk merangsang pertumbuhan bayi e. Untuk mencegah terjadinya penyakit kuning pada bayi Instruksi Anda harus melengkapi lembar kerja berikut ini berdasarkan skenario kasus yang diberikan berikut ini. Anda boleh merujuk pada bahan bacaan. Ibu Fifi telah melahirkan seorang bayi perempuan cukup bulan, pada saat lahir bayinya segera menangis, tampak kemerahan dengan pergerakan aktif. 1. Jelaskan asuhan apa yang seharusnya dilakukan terhadap bayi ibu Fifi selama jam pertama setelah kelahiran? 2. Jelaskan apa yang akan anda lakukan selanjutnya pada bayi tersebut? Silahkan anda tulis jawaban pertanyaan diatas kemudian hasilnya dapat anda cocokkan dengan jawaban yang terdapat pada lampiran 1. Studi Kasus
  • 37. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 34 1. Lakukan asuhan bayi baru lahir secara mandiri 10 kasus normal dan bayi baru lahir bermasalah 2. Buatlah reflective practice sesuai dengan kasus yang anda temukan saat melakukan asuhan bayi baru lahir 3. Buatlah dokumentasi asuhan kebidanan sesuai kasus yang anda temukan Tugas Mandiri
  • 38. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 35 Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Bayi baru lahir Jakarta: Segung Seto; 2006. Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005. Bobak dan L. Jensen.2005. Buku Ajar Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Bayi baru lahir bayi dan anak Balita. Jakarta : Salemba Medika Prawirohardjo,Sarwono.2009.IlmuKebidanan.Jakarta:P.TBinaPustakaSarwonoPrawirohardjo Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA: JHPIEGO Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Bayi baru lahir Bayi dan Balita. Yogyakarta : Fitramaya 9. Kemenkes RI, 2010, Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak, GLOSSARIUM Konduksi : Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin Konveksi : Kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Evaporasi : Kehilangan panas yang terjadi karena penguapan cairan pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Radiasi : Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dan suhu tubuh bayi Metoda Kangguru : Melakukan kontak dari kulit ke kulit secara langsung antara ibu dan bayi (perawatan bayi lekat) IMD : Proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya Daftar Pustaka
  • 39. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 36 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang bermasalah secara mandiri ‘ Secara khusus Anda diharapkan dapat : 1. Menjelaskani tentang masalah-masalah yang biasa terjadi pada bayi baru lahir, dan 2. Memberikan asuhan yang efektif dan efisien dan sesuai dengan evidence base pada bayi baru lahir bermasalah secara mandiri. 1. Pengertian bayi baru lahir bermasalah 2. Masalah – masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir 3. Penuntun belajar gangguan pemberian ASI pada bayi 4. Penuntun belajar cara mengobati luka atau bercak putih (thrush) di mulut 5. Penuntun belajar cara mengobati infeksi mata 6. Penuntun belajar mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi 7. Penuntun belajar mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah Kegiatan Belajar 2 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Bermasalah Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi
  • 40. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 37 Apa yang Anda ketahui tentang BBL bermasalah dan masalah-masalah yang biasa terjadi pada BBL?, tuliskan jawaban Anda pada kotak berikut ini: Bagaimana apakah Anda sudah selesai menuliskan jawabannya? Jika sudah sekarang cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini. Uraian Materi
  • 41. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 38 A. Pengertian bayi baru lahir bermasalah Bayi baru lahir dengan masalah adalah suatu penyimpangan yang dapat menyebabkan gangguan pada bayi baru lahir, apabila tidak diberikan asuhan yang tepat dan benar. Oleh sebab itu, asuhan pada bayi baru lahir dengan masalah penting untuk dipelajari. Masalah- masalah tersebut diantaranya adalah muntah, gumoh, obstipasi, diare, diaper rash, miliariasis, hemangioma, furunkel, kondisosis, sebhorrea, dan bayi meninggal mendadak. B. Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir Berikut ini akan dibahas tentang masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir. Apakah anda masih ingat masalah-masalah apa yang lazim terjadi pada bayi baru lahir? Silahkan anda tuliskan kembali pada titik-titik berikut ini ..………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………….…………………………………………………………………………………………......................... ………………………………….…………………………………………………………………………………………......................... Bagaimana, apakah anda sudah selesai menulisnya?, jika sudah sekarang cocokkan dengan uraian berikut ini: Masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut : 1. MUNTAH a. Definisi Muntah atau emesis adalah keadaan dimana dikeluarkannya isi lambung secara ekspulsif Gambar : Bayi mengalami miliariasis
  • 42. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 39 atau keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk kedalam lambung. Usaha untuk mengeluarkan isi lambung akan terlihat sebagai kontraksi otot perut. Muntah pada bayi merupakan gejala yang sering kali dijumpai dan dapat terjadi pada berbagai gangguan. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin muntah lendir, bahkan kadang-kadang disertai sedikit darah. Pada masa bayi, terutama masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena itu, bila terjadi muntah maka harus segera dilakukan observasi terhadap kemungkinan adanya gangguan. Muntah harus dibedakan dengan regurgitasi. Pada regurgitasi, pengeluaran susu terjadi setelah minum susu. Hal ini dapat disebabkan karena kebanyakan minum atau kegagalan untuk mengeluarkan udara yang tertelan. Muntah merupakan aksi refleks yang dikoodinasi medulla oblongata. Sehingga isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut b. Penyebab • Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esofagus, atresia/ stenosis, Hirschsprung, tekanan intrakranial yang tinggi, cara memberi makan atau minum yang salah, dan lain – lain. • Pada masa neonatus semakin banyak misalnya faktor infeksi (infeksi traktus urinarius, hepatitis, peritonitis) • Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas terutama pada anak yang lebih besar. c. Tanda dan Gejala • Muntah terjadi beberapa jam setelah keluarnya lendir yang kadang disertai dengan sedikit darah. Kemungkinan ini terjadi karena iritasi akibat sejumlah bahan yang tertelan selama proses kelahiran. Muntah ini kadang menetap setelah pemberian makanan pertama kali. • Muntah yang terjadi pada hari-hari pertama kelahiran, dalam jumlah banyak, tidak secara proyektif, tidak berwarna hijau, dan cenderung menetap biasanya terjadi sebagai akibat dari obstruksi usus halus. • Muntah yang terjadi secara proyektil dan tidak berwarna kehijauan merupakan tanda
  • 43. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 40 adanya stenosis pylorus. • Peningkatan tekanan intrakranial dan alergi susu • Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian makanan yang salah atau pada faktor psikososial. d. Penatalaksanaan • Beri susu sedikit dengan frekuensi sering. • Sendawakan bayi setelah pemberian susu. • Jangan didekap atau diayun-ayun sedikitnya setengah jam setelah menyusu. • Jika diberi susu botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau terlalu besar. • Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan pada saat menyusui. • Hindari menyusui sambil berbaring atau tergesa – gesa • Segera miringkan tubuh bayi pada saat muntah untuk mencegah aspirasi ke paru-paru • Segera rujuk apabila muntah disertai dengan gangguan fisiologis, seperti warna muntah yang kehijauan, muntah secara proyektil, atau gangguan lainnya 2. GUMOH/REGURGITASI Gumoh adalah keluarnya kembali susu yang telah ditelan ketika atau beberapa saat setelah minum susu botol atau menyusui pada ibu dan jumlahnya hanya sedikit. Regurgitasi yang tidak berlebihan merupakan keadaan normal terutama pada bayi dibawah usia 6 bulan a. Penyebab • Bayi yang sudah kenyang • Posisi bayi yang salah saat menyusui akibatnya udara masuk kedalam lambung • Posisi botol yang tidak pas • Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam menghisap • Akibat kebanyakan makan • Kegagalan mengeluarkan udara b. Diagnosis Sebagian besar gumoh terjadi akibat kebanyakan makan atau kegagalan mengeluarkan udara yang ditelan. Dengan menangani bayi secara hati-hati dengan menghindari konflik
  • 44. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 41 emosional serta dengan menempatkan bayi pada sisi kanan, letak kepala bayi lebih tinggi dari badannya biasanya dapat menghindari terjadinya gumoh. c. Penatalaksanaan • Kaji penyebab gumoh • Gumoh yang tidak berlebihan merupakan keadaan yang normal pada bayi yang umurnya dibawah 6 bulan, dengan memperbaiki teknik menyusui/memberikan susu. • Saat memberikan ASI/PASI kepala bayi ditinggikan • Botol tegak lurus/miring jangan ada udara yang terisap • Bayi/anak yang menyusui pada ibu harus dengan bibir yang mencakup rapat puting susu ibu • Sendawakan bayi setelah minum ASI/PASI • Bila bayi sudah sendawa bayi dimiringkan kesebelah kanan, karena bagian terluas lambung ada dibawah sehingga makanan turun kedasar lambung yang luas • Bila bayi tidur dengan posisi tengkurap, kepala dimiringkan ke kanan 3. KONSTIPASI/OBSTIPASI Konstipasi/sembelit adalah keadaan dimana bayi jarang sekali buang air besar dan kalau buang air besar keras. Obstipasi : obstruksi intestinal (konstipasi yang berat) a. Penyebab 1). Faktor non organik • Kurang cairan • Obat/zat kimiawi • Kelainan hormonal/metabolik • Kelainan psikososial • Perubahan mikroflora usus • Perubahan/kurang exercise 2). Faktor organik • Kelainan organ (mikrocolon, prolaps rectum, struktur anus, tumor) • Kelainan otot dasar panggul
  • 45. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 42 • Kelainan persyarafan : Hirsprung • Kelainan dalam rongga panggul • Obstruksi mekanik : atresia ani, stenosis ani, obstruksi usus b. Tanda dan gejala • Frekuensi BAB kurang dari normal • Gelisah, cengeng, rewel • Menyusu/makan/minum kurang • Feses keras c. Penatalaksanaan • Sering disusui • Latihan misalnya dengan pijat bayi • Hindari makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi • ASI lebih baik dari susu formula • Enema peranal • Kolaborasi dengan dokter 4. DIARE Diare adalah buang air besar dengan frekuensi 3x atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi yang sebelumnya tampak sehat a. Penyebab • Bayi terkontaminasi feses ibu yang mengandung kuman patogen saat dilahirkan • Infeksi silang oleh petugas kesehatan dari bayi lain yang mengalami diare, hygiene dan sanitasi yang buruk • Dot yang tidak disterilkan sebelum digunakan • Makanan yang tercemar mikroorganisme (basi, beracun, alergi) • Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani • Infeksi kuman E. Coli, Salmonella, Echovirus, Rotavirus dan Adenovirus • Sindroma malabsorbsi (karbohidrat, lemak, protein)
  • 46. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 43 • Penyakit infeksi (campak, ISPA, OMA) • Menurunnya daya tahan tubuh (malnutrisis, BBLR, immunosupresi, terapi antibiotik) b. Tanda dan gejala • Gejala sering dimulai dengan bayi yang tampak malas minum, kurang sehat diikuti muntah dan diare • Feses mula-mula berwarna kuning dan encer, kemudian berubah menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensinya bertambah sering • Cengeng, gelisah, lemah, mual, muntah, anoreksia • Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. • Pucat anus dan sekitarnya lecet • Pengeluaran urin berkurang/tidak ada • Pada malabsorbsi lemak biasanya feses berwarna pucat, banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak • Pada intoleransi disakarida feses berbau asam, eksplosif dan berbusa • Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir, dan kadang-kadang berdarah c. Penatalaksanaan • Tetap teruskan pemberian ASI • Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan elektrolit • Terapi rehidrasi • Kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik sesuai dengan kuman penyebabnya • Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah penularan • Tidak dianjurkan untuk memberikan anti diare dan obat-obatan pengental feses 5. DIAPER RASH (RUAM POPOK) Diaper rash adalah ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok, yaitu pada alat kelamin, sekitar dubur, bokong, lipatan paha dan perut bagian bawah. Berupa bercak- bercak iritasi kemerahan, kadang menebal dan bernanah. Iritasi terjadi karena kontak terus menerus dengan keadaan lingkungan yang tidak baik.
  • 47. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 44 Diaper rash juga merupakan reaksi kulit dengan amonia dari urin kontaminasi bakteri dari maternal fecal a. Penyebab • Tidak sering mengganti diapers • Kebersihan kulit yang tidak terjaga • Udara atau suhu lingkungan yang terlalu panas atau lembab • Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi • Popok yang basah karena urin dan feses yang tidak segera diganti (enzim protease dan lipase) • Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula (pada susu formula kandungan protein lebih tinggi sehingga kadar amonia/urea lebih pekat) • Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri Staphylococcus menyebabkan perubahan sistem imun • Popok yang mengiritasi akibat sabun, karet, plastik dan detergen yang keras • Diare sehingga menyebabkan iritasi kulit b. Tanda dan gejala • Iritasi pada kulit yang terkena muncul sebagai erithema • Erupsi pada daerah kontak yang menonjol seperti pantat, alat kelamin, perut bawah, paha bagian atas dan lipatan-lipatan kulit • Erupsi dapat berupa bercak kering, merah dan bersisik • Keadaan lebih parah terdapat pada papila erythemetosa, vesicula dan ulcerasi • Bayi menjadi rewel karena rasa nyeri c. Penatalaksanaan • Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi, terutama didaerah alat kelamin, bokong, lipatan selangkangan • Daerah yang terkena iritasi tidak boleh dalam keadaan basah (terbuka dan tetap kering) • Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan • Setiap BAB dan BAK bayi segera dibersihkan
  • 48. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 45 • Untuk membersihkan kulit yang iritasi dengan menggunakan kapas halus yang dioleskan dengan minyak atau sabun mild dan air hangat • Popok dicuci dengan detergen yang lembut • Mengangin-anginkan kulit sebelum memasang diapers baru dan menggunakan diapers dengan daya serap yang tinggi dan pas pemakaiannya • Menggunakan popok yang tidak terlalu ketat (terbuka atau longgar) untuk memperbaiki sirkulasi udara. • Posisi tidur bayi diatur supaya tidak menekan kulit yang teriritasi • Mengoleskan krim dan lotion yang mengandung zinc pada daerah yang sedang meradang • Memberikan salep/krim yang mengandung kortikosteroid 1% • Salep anti jamur dan bakteri (miconazole, ketokonazole, nystatin) 6. MILIARIASIS/SUDAMINA/LIKEN TROPIKUS/BIANG KERINGAT Miliariasis adalah kelainan kulit yang ditandai dengan kemerahan, disertai dengan gelembung kecil berair yang timbul akibat keringat berlebihan disertai sumbatan saluran kelenjar keringat yaitu di dahi, leher, bagian yang tertutup pakaian (dada, punggung), tempat yang mengalami tekanan atau gesekan pakaian dan juga kepala. a. Faktor penyebab • Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang kurang • Pakaian yang terlalu ketat, bahan tidak menyerap keringat • Aktivitas yang berlebihan • Setelah menderita demam atau panas • Penyumbatan dapat ditimbulkan oleh bakteri yang menimbulkan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak dapat keluar dan di absorbsi oleh stratum korneum b. Penatalaksanaan • Perawatan kulit yang benar • Biang keringat yang tidak kemerahan dan kering diberi bedak salycil atau bedak kocok setelah mandi
  • 49. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 46 • Bilamembasah,janganberikanbedak,karenagumpalanyangterbentukmemperparah sumbatan kelenjar • Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat diberikan antibiotik • Menjaga kebersihan kuku dan tangan (kuku pendek dan bersih, sehingga tidak menggores kulit bayi saat merawat bayi) 7. BERCAK MONGOL Bercak mongol adalah pigmentasi yang datar dan berwarna gelap didaerah pinggang bawah dan bokong yang ditemukan pada saat lahir pada beberapa bayi yang akan menghilang secara perlaan-lahan selama tahun pertama.Bercak mongol biasanya akan menghilang setelah beberapa pekan sampai 1 tahun, sehingga tidak perlu pengobatan dan cukup dilakukan tindakan konservatif. Informasikan kepada keluarga untuk mengurangi kekhawatiran/kecemasan. Pengobatan dapat diberikan dengan alasan estetika 8. HEMANGIOMA (TUMOR JINAK DI KULIT) Hemangioma adalah malformasi vascular local yang disebut juga nevi vascular atau hemangima yang sering ditemukan pada kelopak mata atas bayi baru lahir. Kelainan yang terjadi pada kulit akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan pembuluh darah yang terletak di superficial (kutan), subkutan atau campuran. Terjadi pada 10% anak kulit putih dan sampai 20% bayi premature dengan berat badan kurang dari 1000 gr a. Penyebab • Masih belum jelas • Timbulnyahemangiomadikarenakanpembuluhdarahyangmelebardanberhubungan dengan proliferasi endotel dan verukosa. b. Diagnosis Secara klinis diagnosis hemangioma tidak sukar, terutama pada lesi yang khas. Gambaran klinis umum ialah adanya bercak merah yang timbul sejak lahir atau beberapa saat setelah lahir. Pertumbuhannya relatif cepat dalam beberapa minggu atau beberapa bulan, warnanya merah terang bila jenis strawberry atau biru bila jenis kavernosa. Bila besar maksimum
  • 50. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 47 sudah tercapai, biasanya pada umur 9-12 bulan, warnanya menjadi merah gelap. c. Penatalaksanaan Umumnya hemangioma akan menghilang dengan sendirinya. Tetapi bila terdapat prognosis yang berat lakukan rujukan dan kolaborasi dengan tenaga medis dan berikan prednison 2-3 mg/kgBB/hari selama 10-14 hari, jika hemangioma menipis/menghilang dosis diturunkan secara bertahap 9. FURUNKEL ATAU BISUL Furunkel adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh staphylococcus profunda yang berbentuk nodul-nodul lemak eritematosa dan letaknya didalam, biasanya daerah muka, pantat, leher, ketiak dan lain-lain. Nodul ini mengandung cairan yang dalam waktu beberapa hari akan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah. Berbentuk Furunkel (boil) dan Karbunkel (furunkel multipel) Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan terletak didaerah nasal, aksila dan telinga Penatalaksanaan • Furunkel diobati dengan drainase pembedahan, dengan kompres basah • Pemberian antibiotika sistemik 10. KANDISOSIS/MONILIASIS/ORAL TRUSH Oral trush adalah infeksi Candida yang didapat bayi melalui jalan lahir atau perkontinuitatum. Biasanya infeksi terjadi didaerah mukokutan, mulut dan bibir. Lesi berupa bercak putih yang lekat pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu. Infeksi ini dapat meluas ke saluran terutama di lipatan kulit, bahkan ke berbagai alat dalam. Kandidosis oral, infeksi candida pada daerah mulut, sering terjadi pada bayi normal dan makin jarang sejalan dengan pertambahan usia. a. Penyebab • Infeksi melalui jalan lahir pada ibu yang menderita kandidosis vagina (Candida albicans) • Infeksi silang dari penderita kandidiasis lain
  • 51. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 48 • Candida albicans dapat menyebabkan infeksi apabila ada faktor predisposisi • Peralatan minum terutama yang menggunakan PASI • Bayi yang mendapatkan terapi antibiotika atau immunosupresi b. Gejala • Terdapat bercak putih pada lidah, bibir dan mukosa mulut yang dapat dibedakan dengan sisa susu • Jika sisa susu mudah diangkat, namun jika moniliasis sulit diangkat dan jika dilepaskan dari dasarnya akan menyebabkan basah, merah dan berdarah • Diagnosa dapat diketahui dengan sediaan hapusan yang berwarna biru metilen dan tampak miselium dan spora yang khas c. Pencegahan • Menghindari/menghilangkan faktor predisposisi • Setiap bayi selesai minum susu berikan 1-2 sendok teh air matang untuk membilas sisa susu dalam mulut bayi • Pemeliharaan kebersihan mulut dan perawatan payudara d. Penatalaksanaan • Membersihkan mulut dan lidah yang dibasahi air matang hangat • Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tapi lebih baik diobati • Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir • Nistatin 100.000 U dioleskan 3x sehari atau dalam bentuk tetes kedalam mulut bayi, pemberian nistatin tidak boleh lebih dari 7 hari. • Mengolesi puting susu dengan cream nistatin/gentian violet setiap selesai menyusui selama bayi diobati 11. SEBHORREA Adalah radang berupa sisik yang berlemak dan eritema pada daerah yang memiliki banyak kelenjar sebaseanya, biasanya di daerah kepala. a. Penyebab Masih belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa ahli yang menyatakan beberapa
  • 52. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 49 faktor penyebab sebhorrea, yaitu sebagai berikut: • Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena adanya faktor keturunan dari orang tua • Intake makanan yang tinggi lemak dan kalori • Asupan minuman beralkohol • Adanya gangguan emosi a. Penatalaksanaan Dengan memberi obat-obatan topikal, seperti sampo yang tidak berbusa (keramasi bayi 2-3 kali per minggu) dan memberi krim Selenium Sulfida 12. BAYI MENINGGAL MENDADAK Sindrom kematian mati mendadak (sudden infant death syndrom-SIDS) terjadi pada bayi yang sehat, saat ditidurkan tiba-tiba ditemukan meninggal beberapa jam kemudian. SIDS terjadi kurang lebih 4 dari 1000 kelahiran hidup, insiden puncak dari SIDS pada bayi usia 2 minggu dan 1 tahun. a. Penyebab • Ibu yang masih remaja • Bayi dengan jarak kehamilan yang dekat • Bayi laki-laki dengan berat badan di bawah normal • Bayi yang mengalami displasia bronkopulmoner • Bayi prematur • Gemelli (bayi kembar) • Bayi dengan sibling • Bayi dari ibu degan ketergantungan narkotika • Prevalensi pada bayi dengan posisi tidur telungkup • Bayi dengan virus pernapasan • Bayi dengan infeksi botulium • Bayi dengan apnea yang berkepanjangan • Bayi dengan gangguan pola napas herediter
  • 53. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 50 • Bayi dengan kekurangan surfaktan pada alveoli b. Penatalaksanaan • Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling • Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua, ajak orang tua untuk mengungkapkan rasa dukanya • Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua untuk mengajukan pertanyaan • Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan adalah hal yang wajar • Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah terhadap kematian bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga mengharapkan kematian dari bayi tersebut • Jika kemungkinan ibu melahirkan kembali, beri dukungan pada orang tua selama beberapa bulan pertama, paling tidak sampai melewati usia bayi yang meninggal sebelumnya. Pembahasan diatas adalah terkait masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir. Baiklah, sekarang anda akan mempelajari praktik asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bermasalah. Dibawah ini adalah beberapa prosedur asuhan pada bayi baru lahir bermasalah, coba anda pelajari kembali, kemudian lakukan asuhan bayi baru lahir sesuai dengan panduan penuntun belajar berikut ini, selamat belajar..jangan lupa berdoa …
  • 54. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 51 ASUHAN BAYI BARU LAHIR YANG BERMASALAH Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 1 : Bila asuhan dilakukan 0 : Bila asuhan tidak dilakukan LANGKAH/TUGAS KASUS 1. Banyak bayi menangis atau rewel • Jelaskan bahwa ini tidak selalu terkait dengan gangguan pemberian ASI • Periksalah popok bayi, mungkin basah • Susui bayi. Beberapa bayi membutuhkan lebih banyak minum daripada yang lainnya. 2. Bayi tidak tidur sepanjang malam • Merupakan proses yang alamiah, karena pada bayi muda perlu meneteki lebih sering • Tidurkan bayi di samping ibu dan lebih sering diteteki pada malam hari • Jangan berikan makanan lain 3. Bayi menolak untuk menyusu • Mungkin bayi bingung puting, karena sudah diberikan susu botol • Tetap berikan hanya ASI (tunggu sampai bayi betul-betul lapar) • Berikan perhatian dan kasih sayang • Pastikan bayi menyusu sampai air susu habis • Lihat tatalaksana dalam algoritma MTBM, kalau perlu dirujuk
  • 55. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 52 LANGKAH/TUGAS KASUS 4. Bayi bingung putting • Untuk menghindari bayi bingung puting : • Jangan mudah mengganti ASI dengan susu formula tanpa indikasi (medis) yang kuat • Kalau terpaksa harus memberikan susu formula, berikan dengan sendok, pipet, cangkir, jangan sekali-kali menggunakan botol atau dot • Jangan diberikan kempeng 5. Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR) • Berikan ASI sesering mungkin walau waktu menyusuinya pendek-pendek • Bila belum bisa menyusui, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa. • Berikan ASI dengan sendok atau cangkir • Untuk merangsang menghisap, sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih 6. Bayi kuning (ikterik) • Mulai menyusui segera setelah bayi lahir • Susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi 7. Bayi sakit • Teruskan menyusui. Lihat tatalaksana dalam alogaritma MTBM, kalau perlu dirujuk
  • 56. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 53 LANGKAH/TUGAS KASUS 8. Bayi sumbing • Posisi bayi duduk • Puting dan areola dipegang selagi menyusui, hal ini sangat membantu bayi mendapatkan ASI cukup • Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat selah pada bibir bayi • Bila bayi mempunyai sumbing pada bibir dan langit-langit, ASI dikeluarkan dengan cara manual atau pompa, kemudian diberikan sengan sendok/ pipet atau botol dengan dot panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara ini bayi akan belajar menghisap dan menelan ASI, menyesuaikan dengan irama pernafasannya 9. Bayi kembar • Posisi yang mudah adalah posisi memegang bola (football position) • Posisi bayi secara bergantian • Susui lebih sering selama waktu yang diinginkan masing- masing bayi, umumnya 20 menit
  • 57. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 54 PENUNTUN BELAJAR CARA MENGOBATI LUKA ATAU BERCAK PUTIH (THRUSH) DI MULUT Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 1 : Bila asuhan dilakukan 0 : Bila asuhan tidak dilakukan LANGKAH KERJA KASUS 1 2 3 4 1. Obati luka di mulut 2 kali sehari 2. Mencuci tangan terlebih dahulu 3. Membasuh mulut anak dengan jari dibungkus kain bersih yang dibasahi dengan larutan garam 4. Olesi mulut dengan Gentian Violet 0,25% atau diberikan Suspensi Nistatin 5. Mencuci tangan kembali Cara membuat Suspensi Nistatin • Dua tablet nistatin disuspensi dalam 10 cc gliserin • Jika tidak terdapat gliserin, dapat digantikan dengan minyak goring PENUNTUN BELAJAR CARA MENGOBATI INFEKSI MATA Langkah Kerja KASUS 1 2 3 4 1. Bersihkan kedua mata 3 kali sehari : a. Cuci tangan b. Bersihkan kotoran/nanah pada mata dengan kapas/kain dengan air hangat
  • 58. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 55 2. Beri salep/tetes mata Tetrasiklin 1% atau eritromisin 0,5% pada kedua mata a. Oleskan sejumlah kecil salep pada bagian dalam kelopak mata bawah b. Cuci tangan kembali 3. Obati sampai kemerahan hilang PENUNTUN BELAJAR MENGAJARI IBU CARA MENYINARI BAYI DENGAN CAHAYA MATAHARI PAGI Langkah Kerja KASUS 1 2 3 4 1. Menyinari dengan cahaya matahari pagi dilakukan bagi bayi yang kuning (ikterus) 2. Penyinaran bayi dengan cahaya matahari dilakukan dengan cara : • Menyinari bayi dengan matahari pagi dalam waktu ½ jam (antara 7-8 pagi) selama 2-4 hari • Wajah bayi tidak menghadap matahari lengsung • Lakukan selama setengah jam; ¼ jam terlentang dan ¼ jam tengkurap • Saat penyinaran kontak sinar dengan kulit seluas mungkin atau bayi tidak memakai pakaian (telanjang)
  • 59. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 56 PENUNTUN BELAJAR MENGAJARI IBU CARA PEMBERIAN OBAT ORAL DI RUMAH Langkah Kerja KASUS 1 2 3 4 Ikuti petunjuk di bawah ini untuk setiap obat oral yang harus diberikan di rumah Ikuti juga petunjuk yang tercantum dalam tiap tabel dosis obat 1. Tentukan obat dan dosis yang sesuai dengan umur atau berat badan bayi 2. Jelaskan kepada ibu alasan pemberian obat tersebut 3. Peragakan cara mengukur/membuat satu dosis 4. Perhatikan cara ibu menyiapkan sendiri 1 dosis 5. Mintalah ibu memberi dosis pertama pada bayi 6. Terangkan dengan jelas cara memberikan obat, kemudian beri label dan bungkus obat 7. Jelaskan bahwa semua obat-obatan tablet/sirup harus diberikan sesuai waktu yang dianjurkan, walaupun bayi telah menunjukkan perbaikan 8. Cek pemahaman ibu
  • 60. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 57 Memberikan Antibiotika oral Untuk INFEKSI BAKTERI LOKAL, antibiotika per oral yang dapat diberikan adalah • Pilihan pertama : Amoksisilin • Pilihan kedua : Ampisilin Umur atau Berat Badan AMOKSISILIN/AMPISILIN Dosis 50 mg/kg BB/hari Beri tiap 8 jam selama 5 hari Sirup 125 mg Setiap 5 ml (1 sendok obat=5ml) Kaplet 250 mg 1 kaplet dijadikan 5 bungkus Kaplet 500 mg 1 kaplet dijadikan 10 bungkus Lahir s/d 4 minggu (< 3 kg ) ½ sendok/kali 1 bungkus/kali 1 bungkus/kali 4 minggu s/d 2 bulan ( 3 – 4 kg ) ¾ sendok/kali 2 bungkus/kali 2 bungkus/kali Nah setelah anda mempelajari beberapa penuntun belajar praktek diatas, Cobalah untuk menilai asuhan yang anda lakukan berdasarkan penuntun belajar diatas ! Identifikasi aspek mana saja yang kira – kira mendapatkan nilai tidak memuaskan bagi Anda dan perbaikilah, kalau perlu mintalah pembimbing untuk memberi masukan ! Cobalah latihan kembali bersama teman Anda agar lebih baik lagi dan kompeten. Jika ada hal-hal yang kurang jelas jangan ragu untk berkonsultasi dengan pembimbing anda.
  • 61. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 58 Masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir adalah a. Muntah b. Gumoh c. Obstipasi d. Diare e. Diaper rash f. Miliariasis g. Bercak mongol h. Hemangioma i. Furunkel j. Kondisosis k. Sebhorrea l. Bayi meninggal mendadak GLOSSARIUM Stenosis ani Suatu keadaan dimana lumen anus menyempit karena kurangnya kontraktilitas SIDS Sudden Infant Death Syndrom (Sindrom kematin bayi mendadak) Hirsprung Keadaan usus besar (kolon) yang tidak mempunyai persarafan (aganglionik). MTBM Manajemen Terpadu Bayi Muda ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Atas OMA Otitis Media Akut Malnutrisi kekurangan gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kebutuhan energi tubuh. BBLR Berat Badan Lahir Rendah Immunosupresi Melemahnya sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penurunan kemampuan untuk melawan infeksi dan penyakit. Rangkuman
  • 62. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 59 Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar! 1. Bayi Ny ''Y" lahir cukup bulan di bidan dengan berat badan lahir 2400 gram dengan suhu 36,2 0C. Asuhan apa yang seharusnya dilakukan oleh bidan? a. Menjaga kehangatan dengan metode kanguru dan pemberian ASI segera b. Segera diberikan infus glukosa 5 % c. Bayi disimpan dalam incubator dan diberi ASI d. Melakukan pemeriksaan glukosa darah e. Melakukan pemeriksaan fisik head to toe 2. Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran urin baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Diagnosa apa yang tepat untuk kasus diatas? a. Hepatitis A b. Hepatitis B c. Ikterus Fisiologis d. Ikterus patologis e. Dehidrasi 3. Bayi Arman berusia 3 hari mengalami kuning dibagian muka sampai leher, pengeluaran urin baik, keadaan bayi tidak mengantuk dan menyusu dengan baik. Asuhan apa yang tepat untuk kasus diatas? a. Letakkan bayi dibawah sinar biru/blue light (fototerapi) b. Jemur bayi dengan sinar matahari pagi selama 30 menit selama 3 - 4 hari. c. Pemberian Infus d. Pemberian oksigen e. Berikan antibiotik 4. Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah kepala, keras dan berminyak terutama Evaluasi Formatif
  • 63. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 60 disekitar fontanel anterior Apakah kemungkinan diagnosa pada bayi tersebut? a. Furunkel b. Dermatitis. c. Sebhorea d. Folikulitis e. Furunkulisis 5. Bayi baru lahir usia 12 hari, terdapat ruam pada daerah kepala, keras dan berminyak terutama disekitar fontanel anterior. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan bidan pada bayi tersebut? a. Pemberian antibiotik b. Insisi pada bagian kulit yang infeksi c. Pemberian analgetik/antipiretik d. Kompres hangat dan pengobatan topikal e. Pengeluaran pus dan perawatan luka 6. Penatalaksanaan yang paling penting dalam mengatasi diare pada bayi adalah? 1. Pemberian obat diare 2. Pemberian ASI dan cairan 3. Pemberian antibiotic 4. Pemberian obat anti disentri 5. Pemasangan infus 7. Bayi baru lahir usia 7 hari, malas menetek, tanda vital dalam batas normal, pada mulut terdapat bercak putih yang sulit dihilangkan. Penatalaksanaan apa yang dapat dilakukan oleh bidan? a. Kandidiasis pada bayi sehat biasanya sembuh sendiri, tidak perlu diobati b. Beri gentian violet 0,5% dioleskan pada luka didalam mulut /bibir c. Pemberian antibiotic d. Memberikan air matang dan menghentikan sementara pemberian ASI atau PASI sampai bercak dimulut hilang e. Menganjurkan ibunya untuk minum obat anti jamur
  • 64. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 61 8. Seorang bayi berusia 1 bulan dibawa oleh orang tuanya ke klinik bidan karena ada bercak kemerahan yang membesar di pantat bayinya. Hasil pemeriksaan bidan menunjukan adanya bercak berwarna merah muda di pantat, tidak menonjol dari permukaan kulit, pemeriksaan fisik lainnya normal. Apakah masalah pada bayi diatas? a. Miliariasis b. Hemangioma c. Diaper rush d. Mongolian spot e. Oral thrush 9. Seorang bayi berusia 1 bulan dengan bercak berwarna putih pada mulutnya, ibunya mengatakan sudah berusaha membersihkan tetapi tidak dapat hilang. Saat ini bayi jadi malas menyusui. Pengkajian apa yang peting dilakukan bidan untuk mengatasi masalah bayi tersebut? a. Riwayat cara bersalin b. Pola pemberian ASI c. Pola eliminasi d. Personal hygiene ibu e. Pola kebersihan bayi 10. Bayi baru lahir berusia 1 bulan, selama 2 hari ini BAB lebih dari 5 kali hanya berisi cairan, menetek masih kuat, bayi hanya diberi ASI saja selama ini, hasil pemeriksaan fisik lainnya normal. Bagaimana asuhan yang tepat pada kasus diatas? a. Bayi diberikan ASI saja on demand dan mejelaskan kapan ibu harus periksa kembali b. Bayi diberi pedialit 3 kali sehari dan menjelaskan kapan harus periksa kembali c. Pemberian antibiotik d. Merujuk bayi ke dokter spesialis anak e. Merujuk bayi ke RS terdekat
  • 65. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 62 Saefudin AB, Adrians G, Waspodo J. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Bayi baru lahir Jakarta: Segung Seto; 2006. Jhonson R, Taylor W. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta Buku Kedokteran EGC; 2005. Depkes RI, 2005, Manajemen Masalah Bayi Baru lahir Untuk Dokter, Bidan dan Perawat di RS. Vivian Nanny Lia Dewi. 2010. Asuhan Bayi baru lahir bayi dan anak Balita. Jakarta : Salemba Medika Depkes RI, 1992. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga Depkes RI. Buku Bagan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda Sakit). Metode Tepat Guna untuk Paramedis, Bidan dan Dokter. Depkes RI, 2001. Kinzie, Barbara. 2004. Basic Maternal and Newborn Care: A Guide for Skilled Providers. USA: JHPIEGO Varney, Helen. 2004. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, Vol.2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC Panduan pelayanan kesehatan BBL berbasis perlindungan anak, 2010, Kemenkes RI Daftar Pustaka
  • 66. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 63 Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, Anda diharapkan mampu untuk melakukan asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir secara mandiri Secara khusus Anda diharapkan dapat: 1. Menjelaskan tentang kondisi atau kasus-kasus bayi baru lahir yang beresiko tinggi 2. Memberikan asuhan yang efektif dan efisien pada bayi baru lahir beresiko tinggi secara mandiri, dan 3. Melakukan deteksi dini bayi baru lahir beresiko tinggi dan mampu melakukan penanganan yang tepat termasuk secara mandiri. 1. Asuhan pada bayi baru lahir dengan asfiksia neonatorum 2. Asuhan pada bayi baru lahir dengan sindrom gawat nafas bayi baru lahir (SGNN) 3. Asuhan pada bayi baru lahir dengan ikterus 4. Asuhan pada bayi baru lahir dengan perdarahan tali pusat 5. Asuhan pada bayi baru lahir dengan kejang 6. Asuhan pada bayi baru lahir dengan hipotermi 7. Asuhan pada bayi baru lahir dengan tetanus neonatorum 8. Asuhan pada bayi baru lahir dengan infeksi Kegiatan Belajar 3 Asuhan Kegawatdaruratan Pada Bayi Baru Lahir Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Pokok - Pokok Materi
  • 67. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 64 Sebelumnya, anda tentu telah mempelajari tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan mempraktikannya dalam praktik PK I dan PK II. Baiklah, sebelum anda mulai melakukan asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir beresiko tinggi, mari kita ulas sedikit tentang bayi baru lahir yang beresiko tinggi yang memerlukan penanganan tindakan kegawatdaruratan dan proses rujukan, hal ini akan mengingatkan apa saja yang harus anda pahami saat memberikan asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir. Sekarang tuliskan apa yang Anda ketahui tentang pemberian asuhan kegawatdaruratan pada bayi baru lahir pada kotak berikut ini: Bagaimana apakah Anda sudah selesai menuliskan jawabannya? Jika sudah sekarang cocokkan jawaban Anda dengan uraian berikut ini. Uraian Materi
  • 68. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 65 Adabeberapakondisipadabayiyangmemerlukantindakansegeraatautindakankegawatdaruratan seperti: A. ASFIKSIA NEONATORUM Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir (BBL) yang mengalami gagal bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. 1. Penatalaksanaan Tindakan yang dapat dilakukan pada bayi asfiksia neonatorum adalah sebagai berikut. a. Bersihkan jalan napas dengan penghisap lendir dan kasa steril. b. Potong tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik. c. Segera keringkan tubuh bayi dengan handuk/kain kering yang bersih dan hangat. d. Nilai status pernapasan. Hal-hal yang dapat dilakukan jika ditemukan tanda-tanda asfiksia adalah: • Segera baringkan dengan kepala bayi sedikit ekstensi dan penolong berdiri disisi kepala bayi dan segera bersihkan BBL dari sisa air ketuban. • Miringkan kepala bayi. • Bersihkan mulut dengan kasa yang dibalut pada jari telunjuk. • Isap cairan pada saluran pernapasan. Dimulai dari penghisapan mulut lalu hidung. Dimaksudkan agar tidak terjadi aspirasi. • Lanjutkan menilai status pernapasan. Gambar : Bayi mengalami asfiksia neonatorum
  • 69. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 66 a. Nilai status pernapasan apabila masih ada tanda asfiksia, caranya dengan menggosok punggung bayi atau menyentil kaki BBL (melakukan rangsangan taktil). Bila tidak ada perubahan segera beri nafas buatan. b. Segera lakukan rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap B. SINDROM GAWAT NAFAS BAYI BARU LAHIR ( SGNN ) Sindrom gawat nafas bayi baru lahir, adalah sindrom gawat bayi baru lahir yang merupakan sekumpulan gejala gangguan nafas bayi baru lahir, karena berbagai sebab. Sindrom ini terdiri atas dispnea, merintih/grunting, tachipneu, retraksi dinding dada, serta sianosis. Gejala ini timbul biasanya dalam 24 jam pertama setelah lahir dengan degradasi yang berbeda-beda, namun yang selalu ada adalah dispnea yang merupakan tanda kesulitan ventilasi paru. 1. Penatalaksanaan Segera lakukan resusitasi pada bayi baru lahir, apabila bayi: • Tidak bernafas sama sekali, walaupun dirangsang,atau • Megap-megap, atau • Bernafas kurang dari 20 kali/menit 2. Masalah • Frekwensi nafas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau lebih tanda tambahan gangguan nafas • Frekwensi nafas bayi kurang 30 kali/menit • Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir) • Bayi apnea (nafas berhenti lebih 20 detik) 3. Manajemen Umum • Beri oksigen dengan kecepatan sedang • Jika bayi mengalami apnea : »» Bayi dirangsang dengan mengusap dada atau punggung bayi »» Bila bayi tidak mulai bernafas atau mengalami sianosis sentral, nafas megap-megap, atau denyut jantung menetap kurang dari 100 kali/menit, lakukan resusitasi dengan memakai balon dan sungkup • Segera lakukan rujukan ke fasilitas lebih lengkap
  • 70. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 67 C. IKTERUS Ikterus adalah salah satu keadaan menyerupai penyakit hati yang terdapat pada bayi baru lahir akibat terjadinya hiperbilirubinemia. Ikterus merupakan salah satu kegawatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir, sebanyak 25-50% pada bayi cukup bulan dan 80% pada bayi berat lahir rendah. Gambaran klinis paling nyata terlihat ada pada perubahan warna kulit dan sklera yang menjadi kuning. 1. Penatalaksanaan a. Ikterus fisiologis 1). Lakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal lainnya. 2). Lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti: • Memandikan bayi; • Melakukan perawatan tali pusat; • Membersihkan jalan nafas; • Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit; 3). Ajarkan ibu cara: • Memandikaan bayi; • Melakukan perawatan tali pusat; • Menjaga agar bayi tidak hipotermi • Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi, kurang lebih 30 menit; 4). Jelaskan pentingnya hal-hal seperti: • Memberikan ASI sedini dan sesering mungkin; • Menjemur bayi di bawah sinar matahari dangan kondisi telanjang selama 30 menit, 15 menit dalam posisi telentang, dan 15 menit sisanya dalam posisi tengkurap; • Memberikan asupan makanan bergizi tinggi bagi ibu; • Menganjurkan ibu dan pasangan untuk ber-KB sesegera mungkin; • Menganjurkan ibu untuk tidak minum jamu. 5). Apabila ada tanda ikterus yang lebih parah (misalnya feses berwarna putih keabu- abuan dan liat seperti dempul), anjurkan ibu untuk membawa bayinya ke puskesmas. 6). Anjurkan ibu untuk kontrol stelah 2 hari.
  • 71. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 68 b. Hiperbirubinemia sedang 1). Berikan ASI secara adekuat. 2). Lakukan pencegahan hipotermi. 3). Letakan bayi di tempat yang cukup sinar matahari kurang lebih 30 menit, selama 3-4 hari. 4). Lakukan pemerikasaan ulang 2 hari kemudian. 5). Anjurkan ibu dan keluarga untuk segera merujuk bayinya jika keadaan bayi bertambah parah serta mengeluarkan feses berwarna putih keabu-abuan dan liat seperti dempul. 3. Hiperbilirubinemia berat 1). Berikan informed consent pada keluarga untuk segera merujuk bayinya. 2). Selama persiapan merujuk, berikan ASI secara adekuat. 3). Lakukan pencegahan hipotermi. 4). Bila mungkin, ambil contoh darah ibu sebanyak 2,5 ml. D. PERDARAHAN TALI PUSAT Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali pusat juga bisa menjadi indikasi adanya penyakit pada bayi. 1. Penatalaksanaan a. Penanganan disesuaikan dengan penyebab perdarahan tali pusat yang terjadi. b. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat. c. Segera lakukan informed consent dan informed choise pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. E. KEJANG 1. Definisi Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang timbul masa neonatus atau dalam 28 hari sesudah lahir. Kejang adalah perubahan secara tiba-tiba fungsi neurology baik fungsi motorik maupun fungsi otonomik karena kelebihan pancaran listrik pada otak. Kejang pada bayi baru lahir bukan merupakan penyakit, namun merupakan suatu gejala penting
  • 72. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 69 akan adanya penyakit lain sebagai penyebab kejang atau adanya kelainan susunan saraf pusat. Penyebab utama kejang adalah kelainan bawaan di otak, sedangkan penyebab sekundernya adalah gangguan metabolik atau penyakit lain seperti infeksi. Manifestasi kejang pada bayi baru lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang-kejang, tiba-tiba menangis melengking. Tonus otot hilang disertai atau tidak dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang tidak menentu (involuntary movements) nistagmus atau mata mengedip-edip proksismal, gerakan seperti mengunyah dan menelan. Oleh karena itu manifestasi klinik yang berbeda-beda dan bervariasi, sering kali kejang pada bayi baru lahir tidak di kenali oleh yang belum berpengalaman. Dalam prinsip, setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir apabila berangsur berulang-ulang dan periodik, harus dipikirkan kemungkinan manifestasi kejang. 2. Etiologi a. Metabolik • Hipoglikemia, • Hipokalsemia • Hipomagnesemia • Hiponatremia • Hipernatremia, • Defisiensi piridoksin b. Asfiksia c. Perdarahan intrakranial d. Infeksi e. Genetik/kelainan bawaan f. Penyebab lain • Polisikemia (Biasanya terdapat pada bayi BBLR, insufisiensi placenta) • Kejang idiopatik • Toksin estrogen (Misalnya : hexachlorophene) 3. Penatalaksanan Penanganan kejang pada bayi baru lahir
  • 73. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 70 a. Bayi diletakkan dalam tempat yang hangat pastikan bahwa bayi tidak kedinginan. Suhu dipertahankan 36,5o C - 37o C b. Jalan nafas bayi dibersihkan dengan tindakan penghisap lendir di seputar mulut, hidung sampai nasofaring c. Bila bayi apnea dilakukan pertolongan agar bayi bernafas lagi dengan alat bantu balon dan sungkup, diberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter/menit d. Dilakukan pemasangan infus intravena di pembuluh darah perifer di tangan, kaki, atau kepala. Bila bayi diduga dilahirkan oleh ibu berpenyakit diabetes miletus dilakukan pemasangan infus melalui vena umbilikostis e. Bila infus sudah terpasang di beri obat anti kejang diazepam 0,5 mg/kg supositoria IM setiap 2 menit sampai kejang teratasi, kemudian di tambah luminal (fenobarbital 30 mg IM/IV) f. Nilai kondisi bayi selama 15 menit. Perhatikan kelainan fisik yang ada g. Bila kejang sudah teratasi, diberi cairan dextrose 10% dengan kecepatan 60 ml/kg BB/hari h. Dilakukan anamnesis mengenai keadaan bayi untuk mencari faktor penyebab kejang • Apakah kemungkinan bayi dilahirkan oleh ibu yang berpenyakit DM • Apakah kemungkinan bayi prematur • Apakah kemungkinan bayi mengalami asfiksia • Apakah kemungkinan ibu bayi mengidap/menggunakan narkotika i. Bila sudah teratasi di ambil bahan untuk pemeriksaan laboratorium untuk mencari faktor penyebab kejang F. HIPOTERMIA Hipotermia dapat terjadi secara cepat pada bayi sangat kecil atau bayi yang diresusitasi atau dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus ini, suhu dapat cepat turun kurang dari 35° celcius. Hangatkan segera : 1. Jika bayi sakit berat atau hipotermia berat ( suhu aksila < 35° C ) : • Gunakan alat yang tersedia ( inkubator, radiant heater, kamar hangat, tempat tidur
  • 74. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 71 hangat ). • Rujuk segera ke tempat pelayanan kesehatan yang mempunyai NICU, • Jika bayi sianosis atau sukar bernafas ( frekuensi < 30 atau > 60 kali per menit, tarikan dinding dada ke dalam atau merintih ), beri oksigen lewat kateter hidung atau nasal prong. 2. Jika bayi tidak begitu tampak sakit dan suhu aksiler 35° C atau lebih : • Pastikan bayi dijaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimuti dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas. • Dorong ibu untuk segera menyusui, setelah bayi siap. • Pantau suhu aksiler setiap jam sampai normal. G. TETANUS NEONATORUM 1. Definisi Tetanus neonatorum adalah kejang yang sering di jumpai pada BBL, yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh infeksi selama masa bayi baru lahir, yang antara lain terjadi sebagai akibat pemotongan tali pusat atau perawatannya yang tidak bersih. 2. Tanda dan gejala • Malas minum, mudah terangsang dan anak menangis terus menerus. • Tidak sanggup mengisap dan belakangan bayi berhenti menangis karena rahang sukar dibuka disebabkan terjadinya kekakuan. • Kemudian diikuti kekakuan pada seluruh tubuh disertai kejang yang tersentak. 3. Penanganan • Membersihkan jalan nafas agar bayi dapat menghirup udara dengan bebas • Pemasangan spatel lidah yang dibungkus dengan kain untuk mencegah lidah tergigit • Melakukan perawatan yang adekuat, dengan pemberian oksigen, nutrisi serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit • Ditempatkan di ruang tenang dengan sedikit sinar • Segera dirujuk
  • 75. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 72 H. INFEKSI 1. Definisi Infeksi perinatal adalah infeksi pada bayi baru lahir yang terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal. 2. Tanda dan Gejala Gejala infeksi yang umumnya terjadi pada bayi yang mengalami infeksi perinatal adalah sebagai berikut. a. Bayi malas minum b. Gelisah dan mungkin juga terjadi letargi c. Frekuensi pernafasan meningkat d. Berat badan menurun e. Pergerakan kurang f. Muntah g. Diare h. Sklerema dan udema i. Perdarahan, ikterus, dan kejang j. Suhu tubuh dapat normal, hipertermi, atau hipotermi 3. Penatalaksanaan a. Berikan posisi semifowler agar sesak berkurang b. Apabila suhu tinggi, lakukan kompres dingin c. Berikan ASI perlahan-lahan, sedikit demi sedikit d. Apabila bayi muntah, lakukan perawatan muntah yaitu posisi tidur miring ke kiri atau kanan e. Apabila ada diare, perhatikan personal hygiene dan keadaan lingkungan f. Rujuk segera ke rumah sakit. Lakukan informed consent pada keluarga Setelah anda menelaah kembali tentang kondisi-kondisi bayi baru lahir beresiko tinggi, untuk lebih jelasnya berikut akan dijelaskan prosedur asuhan kebidanan bayi baru lahir yang dapat anda praktekkan dalam penuntun belajar dibawah ini. Selamat Mengikuti..
  • 76. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 73 ENUNTUN BELAJAR RESUSITASI BBL Nilailah setiap kinerja yang diamati menggunakan skala sbb : 1 : Bila asuhan dilakukan 0 : Bila asuhan tidak dilakukan LANGKAH/TUGAS KASUS PERSIAPAN 1. Siapkan peralatan dan bahan habis pakai yang diperlukan • Ruang hangat, terlindung dari tiupan angin, dan penghangat tubuh (kain hangat/kain kering dan hangat atau lampu sorot) • Tiga helai kain bersih dan kering (untuk mengeringkan bayi, untuk membungkus bayi dan pengganjal bahu) • Jam dengan jarum detik atau penunjuk waktu • Penghisap lendir DeLee • Balon dan sungkup (atau pipa dan sungkup) • Sarung tangan • Oksigen (atau udara ruangan) PENILAIAN BBL DAN KEBUTUHAN TINDAKAN RESUSITASI 2. Menilai bayi baru lahir • Adanya mekonium kental pada bagian tubuh bayi atau cairan mekonium (bila ada, penghisapan lendir dilakukan setelah kepala lahir dan tubuh bayi masih di jalan lahir) • Apakah bayi baru lahir tidak menangis atau bernafas spontan 3. Segera tentukan apakah bayi memerlukan tindakan resusitasi
  • 77. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 74 LANGKAH/TUGAS KASUS Penilaian kebutuhan resusitasi : • Tidak bernapas • Megap-megap • Frekuensi pernapasan di bawah 30x/menit Penilaian kebugaran BBL : • Apakah bayi bernapas atau menangis ? • Apakah tonus otot baik ? • Apakah warna kulit kemerahan ? • Apakah denyut jantung normal ? • Apakah bayi bereaksi terhadapa rangsangan MELAKUKAN LANGKAH AWAL RESUSITASI (dalam waktu kurang 30 detik) 4. Menjaga bayi tetap hangat. • Keringkan tubuh bayi dan selimuti dengan kain bersih, kering dan hangat • Tempatkan pada ruangan hangat dan terhindar dari tiupan angina • Dekatkan bayi dekat pemanas tubuh • Letakkan pada tempat yang kering dan hangat • Beri alas kering, bersih dan hangat pada permukaan datar tempat meletakkan bayi 5. Posisikan kepala dan leher bayi menjadi sedikit tengadah (setengah ekstensi) untuk membuka lana napas dengan jalan mengganjal bahu bayi dengan lipatan kain . 6. Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir dari mulut kemudian hidung. • Gunakan penghisap lendir DeLee
  • 78. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan 75 LANGKAH/TUGAS KASUS • Mulai bersihkan lendir di mulut baru kemudian hisap lendir di hidung • Penghisapan dilakukan bersamaan dengan penarikan selang penghisap • Jangan melakukan penghisapan terlalu dalam karena dapat menimbulkan reaksi vaso-vagal dan menyebabkan henti napas • (lihat langkah no 2 untuk penghisapan lendir pada kasus adanya mekonium kental pada cairan ketuban dan bagian tubuh bayi) 7. Keringkan tubuh bayi dan lakukan rangsangan taktil • Dengan sedikit penekanan, gosok tubuh bayi dengan melalui kain pembungkus tubuh bayi • Dengan telapak tangan, lakukan rangsangan taktil pada telapak kaki atau punggung bayi atau menyentil telapak kaki bayi • Ganti kain yang basah dengan kain baru yang bersih, kering dan hangat. Bagian muka dan dada bayi dibiarkan terbuka untuk keperluan resusitasi dan evaluasi keberhasilan tindakan 8. Atur kembali posisi dan jaga kehangatan tubuh dengan membungkus badan bayi • Bila kain pembungkus menjadi basah, ganti dengan kain pembungkus yang baru untuk menjaga kehangatan tubuh bayi
  • 79. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan 76 LANGKAH/TUGAS KASUS • Bagian muka dan dada dibiarkan terbuka untuk memberi keleluasaan bernapas dan memantau gerakan dinding dada • Atur kembali ganjal bahu untuk memberikan posisi terbaik bagi jalan napas 9. Penilaian ulang • Nilai apakah bayi bernapas spontan dan normal atau masih mengalami kesulitan bernapas • Bila bayi bernapas spontan dan baik, lakukan asuhan bayi baru lahir yang normal dan berikan pada ibunya »» Menjaga suhu tubuh (metode Kangguru atau diselimuti dengan baik) »» Mendapat ASI »» Kontak batin dan sayang • Bila bayi masih megap-megap atau belum bernapas spontan VENTILASI POSITIF PADA BAYI ASFIKSIA 10. Jelaskan pada ibu dan keluarganya bahwa bayi memerlukan bantuan untuk memperbaiki fungís pernapasannya 11. Pastikan posisi kepala sudah benar kemudian pasang sungkup dengan benar sehingga melingkupi hidung dan mulut 12. Lakukan ventilasi percobaan (dua kali) • Bila menggunakan balon dan sungkup, lakukan ventilasi dengan tekanan yang cukup sebanyak dua kali