SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 41
Descargar para leer sin conexión
SISTEM
PEMBANGUNAN
DESA
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia
Buku Pelengkap
Buku Pelengkap
SISTEM
PEMBANGUNAN
DESA
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia i
SISTEM
PEMBANGUNAN
DESA
November 2015
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
ii
Sistem Pembangunan Desa
PENGARAH : Ahmad Erani Yustika (Direktur Jenderal
Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa)
PENANGGUNGJAWAB: Eko Sri Haryanto (Direktur
Pemberdayaan Masyarakat Desa)
PEMBACA : Bito Wikantosa (Kepala Subdirektorat
Pengembangan Kapasitas Masyarakat Desa).
Cover & Lay Out	 : Heru YP
Ilustrtor	 : Ibe Karyanto
Cetakan Pertama – November 2015
Diterbitakan Oleh :
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan
Transmigrasi Republik Indonesia
Jl. TMP Kalibata, No 17, Jakarta Selatan – 12740
Telp (021) 7989924
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Bagian 1
Sistem Pembangunan Desa
Bagian 2
Ketahanan Masyarakat Desa
iv
1
18
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
iv
PENGANTAR
	 Sudah sepantasnya kita memanjatkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmatNya telah
diselesaikan beberapa seri penerbitan buku yang diperlukan
untuk mendorong kerja implementasi Undang-undang Desa.
Buku Sistem Pembangunan Desa yang sekarang di tangan
pembaca berisi dua tema yang merupakan subtansi Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Masing-masing adalah
Sistem Pembangunan Desa dan Ketahanan Masyarakat Desa.
	 Kedua tema tersebut menjelaskan sistem yang berlaku
umum di Desa, atau yang disebut dengan nama lain. Bagian Satu,
Sistem Pembangunan Desa, menjelaskan tentang keempat fase
penting dalam siklus pembangunan partisipatif di Desa. Sedangkan
Bagian Kedua, Ketahanan Masyarakat Desa, merupakan substansi
dari tata kelola Desa dalam memenuhi kebutuhan hidup keseharian
dan menggairahkan kehidupan Desa dalam upaya menuju
visi Desa mandiri dan sejahtera. Di berbagai Desa tata kelola
tentang ketahanan masyarakat Desa bisa jadi berbeda, namun
substansi dan arah yang hendak dituju adalah sama. Substansi
dari ketahanan masyarakat Desa adalah pemenuhan hak serta
kebutuan dasar masyarakat Desa baik yang terkait dengan
kebutuhan yang sifatnya fisik, jasmani maupun yang bersifat rohani.
	 Buku ini dimaksudkan sebagai pelengkap modul pelatihan
yang telah diterbitkan sebelumnya, baik modul pelatihan bagi
Tenaga Ahli, Pendamping Desa, maupun Pendamping Lokal
Desa, termasuk modul pelatihan Setrawan. Meskipun demikian
buku ini juga bermanfaat untuk dibaca oleh perangkat Desa,
unsur masyarakat dan para pihak yang memiliki komitmen
yang sama dalam melakukan kerja implementasi UU Desa.
	 Akhir kata, terlepas dari berbagai kekurangan maupumn
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia v
kelemahanyangada,semogabukuinibermanfaatmenambahkasanah
kepustakaan buku-buku dan bacaan sekitar implementasi UU Desa
khususnya serta memperkaya perspektif pembaca dalam melakukan
upaya Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Selamat belajar dan selamat menggunakan buku ini dengan bijak.
Direktur Jenderal
Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Ahmad Erani Yustika
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 1
Bagian 1
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
2
PENGANTAR
Membangun kemandirian desa dalam kerangka Desa Membangun
harus dimulai dari proses perencanaan desa yang baik, dan diikuti
dengan tatakelola program yang baik pula. Pembangunan (pedesaan)
yang efektif bukanlah se-mata-mata karena adanya kesempatan
melainkan merupa-kan hasil dari penentuan pilihan-pilihan prioritas
kegiatan, bukan hasil coba-coba, tetapi akibat perencanaan yang baik.
UU No 6 tahun 2014 mengisyaratkan sejumlah kewenangan yang
dimiliki oleh Desa, antara lain; Kewenangan Lokal Berskala Desa,
Kewenangan hak asal usul. Dan untuk melaksanakan kewenangan
tersebut maka Desa perlu menyusun perencanaan desa yang
melibatkan seluruh komponen masyarakat desa. Proses perencanaan
yang baik akan melahirkan pelaksanaan program yang baik, dan pada
gilirannya akan menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk terlibat
dalam pembangunan desa. Proses merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi sendiri kegiatan pembangunan desa mer-upakan wujud
nyata dari kewenangan mengatur dan men-gurus pembangunan desa
yang berskala lokal desa.
Berangkat dari hal tersebut, maka serial buku perencanaan,
pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi ini menjadi penting, karena
hanya dengan memahami dina-mika masyarakat dan pemerintah desa,
seorang pendamp-ing dapat menfasilitasi proses pembangunan dan
pember-dayaan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 3
1.	 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
	
Sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No.
114 tahun 2014, tentang Pedoman Pembangunan Desa, disebutkan
bahwa Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan
kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan
melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat
secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya
desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.
Lebih lanjut dijelaskan, Pembangunan Partisipatif adalah suatu
sistem pengelolaan pembangunan di desa dan kawasan perdesaan
yang dikoordinasikan oleh kepala Desa dengan mengedepankan
kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.
Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengem-bangkan
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat den-gan meningkatkan
pengetahuan, sikap, keterampilan, per-ilaku, kemampuan, kesadaran,
serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan,
program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi
masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangu-nan Desa
sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan
pembangunan Kabupaten/Kota. Perencanaan dan Pembangunan
Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh
masyarakat Desa dengan semangat gotong royong. Masyarakat Desa
berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan
Desa.
Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa,
pemerintah Desa didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota
yang secara teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
4
kabupaten/ kota. Untuk mengoordinasikan pembangunan Desa, kepala
desa dapat didampingi oleh tenaga pendamping profesional, kader
pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau pihak ketiga. Camat atau
sebutan lain akan melakukan koordinasi pendampingan di wilayahnya.
Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan
pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Perencanaan pembangunan Desa disusun secara ber-jangka
meliputi:
a.	 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RP-JMDes)
untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan
b.	 Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang dise-but
Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP DESA), merupakan
penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu)
tahun.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana
Kerja Pemerintah Desa, ditetapkan dengan Peraturan Desa.
A.	 PENYUSUNAN RPJMDESA
Perencanaan pembangunan Desa, pemerintah Desa melaksanakan
tahapan yang meliputi: Penyusunan RPJM Desa dan penyusunan RKP
Desa.
RPJM Desa, ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan terhitung sejak pelantikan Kepala Desa. RKP Desa mulai disusun
oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan.
Rancangan RPJM Desa memuat visi dan misi kepala Desa,
arah kebijakan pembangunan Desa, serta rencana kegiatan yang
meliputi bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 5
Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, antara lain:
penetapan dan penegasan batas Desa;pendataan Desa;penyusunan
tata ruang Desa;penyelenggaraan musyawarah Desa;pengelolaan
informasi Desa;penyelenggaraan perencanaan Desa;penyelenggaraan
evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa;penyelenggaraan
kerjasama antar Desa;pembangunan sarana dan prasarana kantor
Desa; dan kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.
Bidang pelaksanaan pembangunan Desa antara lain:
Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan
lingkungan Desa ; Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan
sarana dan prasarana kesehatan; Pelayanan kesehatan Desa;
Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan; Pengembangan usaha ekonomi produktif
serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana ekonomi; Pelestarian lingkungan hidup.
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain: pembinaan
lembaga kemasyarakatan; penyelenggaraan ketentraman dan
ketertiban; pembinaan kerukunan umat beragama; pengadaan sarana
danprasaranaolahraga;pembinaanlembagaadat;pembinaankesenian
dan sosial budaya masyarakat; dan kegiatan lain sesuai kondisi Desa.
Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain: pelatihan usaha
ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan; pelatihan teknologi
tepat guna; pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa,
perangkat Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa;
Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain: kader
pemberdayaan masyarakat Desa;kelompok usaha ekonomi
produktif;kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok masyarakat
miskin, kelompok nelayan,kelompok pengrajin, kelompok pemerhati
dan perlindungan anak, kelompok pemuda;dan kelompok lain sesuai
kondisi Desa.
Kepala Desa menyelenggarakan penyusunan RPJM Desa dengan
mengikutsertakan unsur masyarakat Desa. Penyusunan RPJM Desa
dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan
prioritas program dan kegiatan kabupaten/kota.
Penyusunan RPJM Desa, dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
6
1.	 Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa
Kepala Desa membentuk tim penyusun RPJM Desa, yang terdiri
dari:
a)	 kepala Desa selaku pembina;
b)	 sekretaris Desa selaku ketua;
c)	 ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku
sekretaris; dan
d)	 anggota yang berasal dari perangkat Desa, lembaga
pemberdayaan masyarakat, kader pemberdayaan
masyarakat Desa, dan unsur masyarakat lainnya.
Jumlah anggota tim penyusun RPJM Des, paling sedik-it 7 (tujuh)
orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang.Tim penyusun RPJM
Des, harus mengikutsertakan perempuan. Tim penyusun RPJM Des
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
2.	 Penyelarasan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota
Tim penyusun RPJM Desa kemudian melakukan penyelarasan
arah kebijakan pembangunan kabupaten/ kota untuk mengintegrasikan
program dan kegiatan pem-bangunan Kabupaten/Kota dengan
pembangunan Desa.
Penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupat-en/kota
dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan/atau mendapatkan
informasi tentang arah kebijakan pembangu-nan kabupaten/kota.
Kegiatan penyelarasan, dilakukan dengan cara menda-ta dan
memilah rencana program dan kegiatan pemban-gunan Kabupaten/
Kota yang akan masuk ke Desa.Renca-na program dan kegiatan,
dikelompokkan menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan
Desa, pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan mas-yarakat Desa. Hasil pendataan dan pemilahan,
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 7
dituangkan dalam for-mat data rencana program dan kegiatan
pembangunan yang akan masuk ke Desa.Data rencana program dan
kegiatan, menjadi lampiran hasil pengkajian keadaan Desa.
3.	 Pengkajian Keadaan Desa
Tim penyusun RPJM Desa melakukan pengkajian keadaan Desa
dalam rangka mempertimbangkan kondisi objektif Desa.Pengkajian
keadaan Desa, meliputi kegiatan penyelarasan data Desa; penggalian
gagasan masyarakat; dan penyusunan laporan hasil pengkajian
keadaan Desa. Laporan hasil pengkajian keadaan desa menjadi
bahan masukan dalam musyawarah Desa dalam rangka penyusunan
perencanaan pembangunan Desa.
4.	 Penyusunan Rencana Pembangunan Desa melalui musyawarah
Desa
	 Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah
Desa berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan desa.Musyawarah
Desa, membahas dan menyepakati se-bagai berikut:
•	 laporan hasil pengkajian keadaan Desa;
•	 rumusan arah kebijakan pembangunan Desa yang di-
jabarkan dari visi dan misi kepala Desa; dan
•	 rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemer-intahan
Desa, pembangunan Desa, pembinaan ke-masyarakatan
Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Pembahasan rencana prioritas kegiatan, dilakukan den-gan
diskusi kelompok secara terarah yang dibagi berdasar-kan bidang
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pem-bangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
8
5.	 Penyusunan Rancangan RPJM Desa
Tim penyusun RPJM Desa menyusun rancangan RPJM Desa
berdasarkan berita acara sebagaimana dimaksud di atas. Rancangan
RPJM Desa, dituangkan dalam format rancangan RPJM Desa.Tim
penyusun RPJM Desa membuat berita acara tentang hasil penyusunan
rancangan RPJM Desa yang dilampiri dokumen rancangan RPJM Desa.
Beri-ta acara rancangan RPJM Desa, disampaikan oleh tim peny-usun
RPJM Desa kepada kepala Desa.
Kepala Desa memeriksa dokumen rancangan RPJM Desa yang
telah disusun oleh Tim Penyusun RPJM Desa. Tim penyusun RPJM
Desa melakukan perbaikan berdasarkan arahan kepala Desa dalam
hal kepala Desa belum menyetu-jui rancangan RPJM Desa. Dalam hal
rancangan RPJM Desa telah disetujui oleh kepala Desa, maka langsung
dilak-sanakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa.
6.	 Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa.
Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perenca-naan
pembangunan Desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati
rancangan RPJM Desa. Musyawarah per-encanaan pembangunan
Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa,
dan unsur masyarakat. Un-surmasyarakat terdiri atas: tokoh adat; tokoh
agama;tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan kelompok
tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok pera-jin;
perwakilan kelompok perempuan; perwakilan kelompok pemerhati dan
pelindungan anak; dan perwakilan kelom-pok masyarakat miskin.Selain
unsur masyarakat tersebut, musyawarah perencanaan pembangunan
Desa dapat meli-batkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi
sosial budaya masyarakat setempat.
Musyawarah perencanaan pembangunan Desa memba-has dan
menyepakati rancangan RPJM Desa.Hasil kesepa-katan musyawarah
perencanaan pembangunan Desa ditu-angkan dalam berita acara.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 9
7.	 Penetapan dan perubahan RPJM Desa
Kepala Desa mengarahkan Tim penyusun RPJM Desa melakukan
perbaikan dokumen rancangan RPJM Desa ber-dasarkan hasil
kesepakatan musyawarah perencanaan pem-bangunan Desa.
Rancangan RPJM Desa menjadi lampiran rancangan peraturan Desa
tentang RPJM Desa.
Kepala Desa menyusun rancangan peraturan Desa ten-tang RPJM
Desa.Rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa dibahas dan
disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan Permusyawaratan
Desa untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa tentang RPJM Desa.
Kepala Desa dapat mengubah RPJM Desa dalam hal:
•	 terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, kri-sis
politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang
berkepanjangan; atau
•	 terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemer-intah,
pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemer-intah daerah
kabupaten/kota.
Perubahan RPJM Desa, dibahas dan disepakati dalam musyawarah
perencanaan pembangunan Desa dan selan-jutnya ditetapkan dengan
peraturan Desa.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
10
B. PENYUSUNAN RKP DESA
Pemerintah Desa menyusun RKP Desa sebagai penjabaran RPJM
Desa. RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan
informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan
pagu indikatif Desa/sejumlah patokan batas maximal anggaran yang
diberikan kepada SKPD yang penentuan alokasi belanjanya ditentukan
oleh mekanisme partisipatif musrenbang desa dengan berdasarkan
kepada kebutuhan dan prioritas program untuk diakses oleh desa;
dan rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota. RKP Desa mulai disusun oleh
pemerintah Desa setelah diperoleh informasi yang lengkap tentang
sumber-sumber keuangan yang akan diterima oleh desa (ADD, DD,
Bagi Hasil Pajak & Restribusi dsb). RKP Desa ditetapkan dengan
peraturan Desa paling lambat sebelum penyusunan RAPB Desa. RKP
Desa menjadi dasar penetapan APB Desa.
Kepala Desa menyusun RKP Desa dengan mengikutser-takan
masyarakat Desa, dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:
1.	 Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa melalui
Musyawarah Desa
Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah
Desa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa.
Hasil musyawarah Desa menjadi pedoman bagi pemerintah Desa
menyusun rancangan RKP Desa dan daftar usulan RKP Desa. Badan
Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa
tersebut, sebelum penyusunan RAPB Desa di tahun berjalan.
2. Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa
Jumlah anggota tim, paling sedikit 7 (tujuh) dan paling banyak
11 (sebelas) orang, dan harus mengikut sertakan perempuan.
Pembentukan tim penyusun RKP Desa dilak-sanakan paling lambat
bulan Juni tahun berjalan.Tim peny-usun RKP Desa ditetapkan dengan
keputusan kepala Desa.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 11
3. Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan Program/
Kegiatan Masuk ke Desa.
Kepala Desa mendapatkan data dan informasi dari ka-bupaten/kota
tentang:pagu indikatif Desa;dan rencana program/kegiatan Pemerintah,
pemerintah daerah provin-si, dan pemerintah daerah kabupaten/kota
yang masuk ke Desa.Data dan informasi diterima kepala Desa dari
kabu-paten/kota paling lambat bulan Juli setiap tahun berjalan.
4. Pencermatan Ulang RPJM Desa
Tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan
rencana kegiatan pembangunan Desa untuk 1 (satu) tahun anggaran
berikutnya sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJM Desa.
Hasil pencermatan menjadi dasar bagi tim penyusun RKP Desa dalam
menyusun rancangan RKP Desa.
5. Penyusunan Rencana RKP Desa
Pemerintah Desa dapat merencanakan pengadaan tenaga ahli
di bidang pembangunan infrastruktur untuk dimasuk-kan ke dalam
rancangan RKP Desa.Tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur
dapat berasal dari warga mas-yarakat Desa, satuan kerja perangkat
daerah kabupaten/ kota yang membidangi pembangunan infrastruktur;
dan/ atau tenaga pendamping profesional.
Rancangan RKP Desa dituangkan dalam format rancan-gan RKP
Desa, dilampiri rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya.
Rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya untuk kerjasama
antar Desa disusun dan disepakati bersama para kepala desa yang
melakukan kerja sama antar Desa dan di-verifikasi oleh tim verifikasi.
Pemerintah Desa dapat mengusulkan prioritas program dan kegiatan
pembangunan Desa dan pembangunan ka-wasan perdesaan kepada
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah
kabupaten/kota.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
12
6.	 Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan
Desa Penyusunan RKP Desa
Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perenca-naan
pembangunan Desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati
rancangan RKP Desa.
Musyawarah perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh
Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur
masyarakat.Unsurmasyarakatterdiriatas:tokohadat;tokohagama;tokoh
masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan kelompok tani; perwakilan
kelompok nelayan; perwakilan kelompok perajin; perwakilan kelompok
per-empuan; perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak;
dan perwakilan kelompok masyarakat miskin.
Selain unsur masyarakat, musyawarah perencanaan pembangunan
Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi
sosial budaya masyarakat.
7. Perubahan RKP Desa
Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perenca-
naan pembangunan Desa yang diadakan secara khusus un-tuk
kepentingan pembahasan dan penyepakatan perubah-an RKP Desa.
Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan Desa
disesuaikan dengan terjadinya peristi-wa khusus dan/atau terjadinya
perubahan mendasar.
Hasil kesepakatan dalam musyawarah perencanaan pembangunan
Desa ditetapkan dengan peraturan Desa ten-tang RKP Desa perubahan
sebagai dasar dalam penyusunan perubahan APB Desa.
8. Pengajuan Daftar Usulan RKP Desa
Kepala Desa menyampaikan daftar usulan RKP Desa ke-pada bupati/
walikota melalui camat. Penyampaian daftar usulan RKP Desa aling
lambat 31 Desember tahun berjalan. Daftar usulan RKP Desa menjadi
materi pembahasan di dalam musyawarah perencanaan pembangunan
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 13
kecamatan dan kabupaten/kota.
Bupati/walikota menginformasikan kepada pemerintah Desa tentang
hasil pembahasan daftar usulan RKP Desa. Informasi tentang hasil
pembahasan daftar usulan RKP Desa diterima oleh pemerintah Desa
setelah diselenggara-kannya musyawarah perencanaan pembangunan
di keca-matan pada tahun anggaran berikutnya. Informasi diterima
pemerintah desa paling lambat bulan Juli tahun anggaran berikutnya.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
14
2.	 PELAKSANAAN DAN PEMANTAUAN PEMBANGUNAN 		
	DESA
A.	 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA
Kepala Desa mengokordinasikan kegiatan pembangu-nan Desa yang
dilaksanakan oleh perangkat Desa dan/atau unsur masyarakat Desa.
Pelaksanaan kegiatan pembangu-nan Desa meliputi:pembangunan
Desa berskala lokal Desa; danpembangunan sektoral dan daerah yang
masuk ke Desa.
Pelaksanaan pembangunan Desa yang berskala lokal dikelola
melalui swakelola Desa, kerjasama antar Desa dan/atau kerjasama
Desa dengan pihak ketiga.Kepala Desa mengkoordinasikan persiapan
dan pelaksanaan pembangu-nan Desa terhitung sejak ditetapkan APB
Desa. Pembangunan Desa yang bersumber dari program sek-toral
dan/atau program daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
Dalam hal ketentuan menyatakan pelaksanaan program sektor dan/
atau program daerah diintegrasikan ke dalam pembangunan Desa,
program sektor dan/atau program daerah di Desa dicatat dalam APB
Desa. Dalam hal ketentuan menyatakan pelaksanaan program sektor
dan/atau program daerah didelegasikan kepada Desa, maka Desa
mempunyai kewenangan untuk mengurus. Pelaksanaan program sektor
dan/atau program daerah dibahas dan disepakati dalam musyawarah
Desa yang diselenggarakan oleh BPD.
Dalam hal pembahasan dalam musyawarah Desa tidak menyepakati
teknis pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah, kepala
Desa dapat mengajukan keberatan atas bagian dari teknis pelaksanaan
yang tidak disepakati, disertai dasar pertimbangan keberatan dimaksud
kepada bupati/walikota.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 15
Kepala Desa mengokordinasikan pelaksanaan program sektor dan/
atau program daerah yang didelegasikan pelak-sanaannya kepada
Desa.Pelaksanaan program sektor dan/ atau program daerah dilakukan
oleh perangkat desa dan/ atau unsur masyarakat Desa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
B.	 PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DESA
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa melakukan upaya pemberdayaan
masyarakat Desa. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui
pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
dan pembangunan Desa yang dilakukan secara partisipatif oleh
masyarakat Desa. Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan
terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa.
Hasil pengawasan dan pemantauan pembangunan Desa menjadi
dasar pembahasan musyawarah Desa dalam rangka pelaksanaan
pembangunan Desa.Pemantauan pembangunan Desa oleh masyarakat
Desa dilakukan pada tahapan perencanaan pembangunan Desa dan
tahapan pelaksanaan pembangunan Desa. Pemantauan tahapan
perencanaan dilakukan dengan cara menilai penyusunan RPJM Desa
dan RKP Desa.
Pemantauan tahapan pelaksanaan dilakukan dengan cara menilai
antara lain: pengadaan barang dan/atau jasa, pengadaan bahan/
material, pengadaan tenaga kerja, pengelolaan administrasi keuangan,
pengiriman bahan/ material, pembayaran upah, dan kualitas hasil
kegiatan pembangunan Desa.Hasil pemantauan pembangunan Desa
dituangkan dalam format hasil pemantauan pembangunan Desa.
Bupati/walikota melakukan pemantauan dan pengawasan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa dengan cara:
a.	 memantau dan mengawasi jadwal perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan Desa;
b.	 menerima, mempelajari dan memberikan umpan balik terhadap
laporan realisasi pelaksanaan APB Desa;
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
16
a.	 mengevaluasi perkembangan dan kemajuan kegiatan
pembangunan Desa; dan
a.	 memberikan pembimbingan teknis kepada pemerintah Desa.
Dalam hal terjadi keterlambatan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan Desa sebagai akibat ketidakmampuan dan/atau kelalaian
pemerintah Desa, maka bupati/walikota melakukan:
a.	 menerbitkan surat peringatan kepada kepala desa;
b.	 membina dan mendampingi pemerintah desa dalam hal
mempercepat perencanaan pembangunan desa untuk
memastikan APB Desa ditetapkan 31 Desember tahun
berjalan; dan
c.	 membina dan mendampingi pemerintah Desa dalam hal
mempercepat pelaksanaan pembangunan Desa untuk
memastikan penyerapan APB Desa sesuai peraturan
perundang-undangan.
Petunjuk teknis penyusunan RPJMDesa dan RKPDesa serta
petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa lebih lanjut
diatur dengan peraturan bupati/walikota.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 17
PENUTUP
PrinsipdasaryangmenjadiacuandalamPerencanaanPembangunan
Desa adalah kewenangan Desa untuk menyelenggarakan
pembangunan. Prinsip inilah yang menjadi titik api dari semangat Desa
Membangun, karena dalam regulasi UU Desa, Desa tidak lagi menjadi
objek pembangunan. Sebaliknya, Desa menjadi subjek yang secara
aktif merencanakan, melaksanakan, dan melakukan pemantauan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan.
Padasaatyangsama,UUDesamenuntutagarpartisipasimasyarakat
Desa harus berlangsung secara optimal. Seindah apapun perencanaan
pembangunan Desa, apabila tidak berasal dari partisipasi masyarakat
Desa, bukanlah perencanaan yang baik. Apalagi apabila perencanaan
tersebut tidak berangkat dari kebutuhan nyata masyarakat Desa.
Di sinilah tugas Pendamping Desa, selain mendampingi Desa
dalam penyelenggaraan pembangunan, juga harus mendorong dan
merangsang kehendak Pemerintah Desa dan masyarakat Desa
untuk mengembangkan partisipasi dalam setiap siklus perencanaan
pembangunan.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
18
Bagian 2
KETAHANAN
MASYARAKAT
DESA
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 19
PENGANTAR
Desa merupakan entitas penting dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Keberadaan desa telah ada sejak sebelum NKRI
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Desa di masa lampau
merupakan komunitas berpemerintahan asli bangsa Indonesia.
Selain itu sebagian besar wilayah Indonesia adalah pedesaan. Jika
dibandingkan, jumlah ibu kota provinsi, kota madya, dan kabupaten
ada sekitar 500 kota, sementara jumlah desa pada tahun 2015 adalah
74.093.
Namun sekian lama, karakteristik dan kekhasan Desa terlupakan dan
belum menginspirasi, apalagi menjadi pijakan empiris regulasi tentang
Desa.Regulasi yang ada, sebelum lahirnya UU No.6/2014 tentang Desa,
cenderung memperlakukan Desa sebagai objek pembangunan yang
secara pasif menunggu program-program dari Pemerintah Kabupaten/
Kota, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat.Akibatsnya, kekuatan
ketahanan Desa merapuh secara sistematik karena Desa menjadi
tergantung pada uluran tangan (program) dari Pemerintah Daerah
maupun Pemerintah Pusat.
Oleh sebab itu, dengan segala keadaan yang ada, kekuatan
sosio-kultural dan sosio-ekonomi Desa harus dipulihkan. Hal ini
merupakan tujuan pengaturan yang dirumuskan dalam UU Desa
yakni: Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna
mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan
sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional.
Secara operasional penguatan ketahanan masyarakat Desa
merupakan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat di desa
melalui berbagai bentuk pengembangan potensi lokal.Tujuan utamanya
adalah untuk mewujudkan masyarakat Desa yang sejahtera dengan
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
20
bertopang pada kekayaan alam dan sumber daya manusianya sendiri.
Sementara dalam konteks ekonomi dan ketahanan nasional, Desa
yang demikian akan menjadi pilar kesejahteraan nasional dan subjek
bela Negara yang tanggap.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 21
1.	 KONSEP KETAHANAN MASYARAKAT DESA
A.	 MAKSUD KETAHANAN MASYARAKAT DESA
Pengembangan ketahanan masyarakat Desa bertujuan untuk
menjaga keberlangsungan hidup dan kemakmuran masyarakat Desa.
Keberlangsungan hidup yang dimaksud adalah kesempatan serta
kemampuan masyarakat Desa untuk melakukan berbagai aktivitas, baik
secara individu maupun kelompok, untuk memenuhi kebutuhan dasar
selaku manusia secara berkelanjutan (sustainable). Harus dicatat,
bahwa maksud konsep ketahanan masyarakat Desa meliputi tiga aspek
yang saling mengisi.
Pertama aspek-aspek kebutuhan Dasar manusia yang bersifat
material, yaitu sandang-pangan-papan. Ketahanan dalam aspek ini
adalah kemampuan masyarakat Desa untuk memenuhi kebutuhan
dasar tersebut dengan sumber daya yang ada di Desa, baik alam
maupun manusia.Terkait aspek materiil tersebut, ketrampilan, kapasitas,
pengetahuan, wawasan, dan jaringan sosial masyarakat Desa harus
dikembangkan secara terus-menerus.
Kedua,ketahananmasyarakatDesajugamenyangkutaspekimateriil,
yakni kebiasaan, tradisi, nilai-nilai, atau kearifan lokal yang masih hidup
atau dapat dipulihkan – bila semua itu sudah pudar atau punah. Aspek-
aspek tersebut merupakan faktor penting dalam ketahanan masyarakat
Desa, karena justru semua itu yang membentuk karakter dan identitas
masyarakat Desa. Pengembangan aspek ini memberi peluang bagi
masyarakat Desa untuk menterjemahkan semangat perubahan zaman
yang sangat cepat – baik di level nasional maupun global – dalam
kerangka pemahaman yang mereka miliki. Sehingga apa-apa yang
datang dari luar dapat disaring untuk diambil alih sesuai kepentingan
masyarakat Desa.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
22
Pengertian ini juga berlaku pada desa-desa yang telah mengalami
modernisasi baik karena lokasi ataupun intensitas hubungannya
dengan Kota. Bentuknya tidak harus sama persis dengan nilai, tradisi,
atau kearifan lokal seperti sebelumnya disebut. Melainkan dengan
mengoptimalkan nilai-nilai, kebiasaan, dan tradisi terbaik yang didapat
dalam interaksinya dengan Kota untuk kebutuhan dan kepentingan
kolektif masyarakat Desa.
Ketiga, ketahanan masyarakat Desa juga meliputi kesadaran
bahwa sebuah masyarakat senantiasa terhubung dan terjalin dengan
masyarakat yang lain, baik itu Desa lain maupun Kota. Dalam konteks
ini, Desa dengan Kota tidak boleh difahami dalam pengertian yang
berlawanan (Desa versus Kota), melainkan sebagai bentuk atau model
pertumbuhan masyarakat manusia yang hakikatnya saling mengisi dan
melengkapi.
Dalam pengertian hidup berbangsa dan bernegara, kesadaran
akan pola kesaling terhubungan ini juga memastikan bahwa ketahanan
masyarakat Desa berada dalam jalur (track) yang segaris dengan
kepentingan nasional. Ketahanan masyarakat Desa merupakan
partisipasi masyarakat Desa dalam mewujudkan cita-cita nasional yakni
Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan
gotong-royong.
Tiga aspek pengertian ketahanan masyarakat Desa di atas tidak
dapat dipisahkan. Kebutuhan dasar dan pengembangannya (aspek
materiil), tradisi, kebiasaan, nilai (aspek immateriil), dan kesinambungan
dengan garis kepentingan nasional (aspek nasional) merupakan aspek-
aspek yang membentuk pengertian konsep ketahanan masyarakat
Desa.
B.	 PRINSIP PENGEMBANGAN KETAHANAN MASYARAKAT DESA
Maksud konsep ketahanan masyarakat Desa di atas memberikan
perspektif bahwa sebagai kesatuan masyarakat hukum, Desa
hanya akan mampu hidup dan berkembang apabila berangkat dari
kekuatannya sendiri. Sementara pengembangan itu dilakukan dengan
mengacu pada beberapa prinsip.
PERTAMA berpijak pada tradisi budaya lokal, meliputi kebiasaan,
nilai-nilai, kearifan lokal dan lain sebagainya. Tradisi budaya lokal
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 23
merupakan cara hidup masyarakat setempat, yaitu sumber penghayatan
masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Prinsip ini sangat
mendasar, karena terkait secara langsung dengan karakteristik atau
sifat-sifat komunitas Desa. Desa yang memegang teguh adat, ajaran
agama, atau kepercayaan tertentu memilik, dan Desa yang telah
terurbanisasi atau termodernisasi memiliki cara penghayatan yang
berbeda. Sebab itu, tradisi budaya lokal sebagai prinsip pertama
pengembangan ketahanan masyarakat Desa harus dilihat secara
empiris di lingkungan Desa tempat Pendamping Desa ditugaskan.
Harus diingat bahwa tradisi budaya lokal itu sendiri bersifat dinamis.
Selalu ada kebaruan yang diterima, dan hal-hal lama yang ditinggalkan.
Sebab itu, pengembangan ketahanan juga sangat tergantung pada
kemampuan masyarakat setempat memilih nilai-nilai sosial-budaya dan
kelembagaan sosial yang mampu mendukung secara terus-menerus
proses pembangunan. Hal ini dapat berarti memilih nilai sosial-budaya
dan lembaga-lembaga lokal yang sudah untuk diperbaharui, dipelihara
dan dikembangkan.
KEDUA mengarahkan ketahanan pada kemandirian. Ketahanan
masyarakat Desa dikembangkan untuk membangkitkan daya hidup
masyarakatDesadalammengelolasumberdayaalamdanmeningkatkan
kapasitas individu dan kolektif masyarakat Desa. Kemandirian berarti
seorang pribadi atau komunitas mampu memilih dan memutuskan apa
yang baik bagi dirinya sekaligus bagi komunitas atau kolektifitasnya.
Upaya pertama mengarahkan kemandirian adalah dengan
mendorong masyarakat Desa untuk mengenali masalah-masalah yang
dihadapi Desa, potensi atau sumber-sumber yang dimiliki Desa, dan
bagaimana mencari peluang-peluang untuk mengatasi permasalahan.
KETIGA prinsip demokratis. Demokratis memiliki beberapa
indikator. Pertama dari sudut penyelenggaraan Pemerintahan Desa
oleh Pemerintah Desa, kedua dari tingkat partisipasi masyarakat Desa,
dan ketiga dari substansi proses-proses yang berjalan dalam kehidupan
berdesa. Mengapa demokrasi menjadi prinsip dalam pengembangan
ketahanan masyarakat Desa?
Ketahanan masyarakat Desa dan ketahanan Desa ditentukan
oleh penyatuan dinamis antara kehendak atau kepentingan seluruh
warga dalam mekanisme politik atau perjalanan Pemerintahan Desa.
Semakin menyatu antara kepentingan warga Desa dalam proses politik
Desa, semakin kuat Desa tersebut. Sebab itu, sangat penting proses
pendampingan menumbuhkan kehendak partisipasi seluruh lapis
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
24
sosial ekonomi dan unsur masyarakat yang ada di Desa. Sekaligus
mengembangkan wawasan Pemerintah Desa terkait hak dan kewajiban
Desa serta masyarakat Desa seperti diatur di Pasal 4 UU No. 6/2014
tentang Desa.
KEEMPAT adalah prinsip keadilan. Prinsip ini bergandengan
secara langsung dengan prinsip ketiga di atas. Meletakkan keadilan
dalam pengembangan ketahanan masyarakat Desa adalah mengakui
bahwa setiap orang memiliki hak yang sama selaku manusia. Demikian
pula dengan berbagai kelompok yang ada dalam masyarakat Desa,
sejauh kelompok-kelompok tersebut tidak bertentangan dengan aturan
perundang-undangan yang berlaku dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan tidak merugikan hajat hidup kolektif masyarakat Desa.
Prinsip keadilan harus diletakkan dalam konteks hak dan kewajiban
selaku masyarakat Desa, dan lebih luas hak dan kewajiban selaku
Warga Negara Indonesia. Ketahanan masyarakat Desa akan rapuh
ketika prinsip ini dilanggar, misalnya ketika kebijakan Desa hanya
menguntungkan orang atau sekelompok tertentu, misalnya elit Desa,
atau ketika masyarakat Desa tidak lagi mengindahkan aturan dan
kesepakatan yang berlaku.
KELIMA adalah prinsip taat hukum. Masyarakat Desa yang kuat
adalah masyarakat yang faham dan sadar dengan peraturan hukum
yang mengikat mereka baik sebagai warga Desa maupun sebagai
warga Negara. Lebih jauh adalah ketika pemahaman tersebut menjadi
pedoman dalam laku kehidupan berdesa. Dengan menguasai dan
menjadikan hukum sebagai pedoman, masyarakat Desa akan semakin
faham kedudukan mereka ketika berhubungan dengan pihak-pihak
lain. Misalnya ketika modal besar datang di sebuah Desa yang memiliki
potensi alam yang menguntungkan. Pemahaman hukum memiliki nilai
penting untuk mempertimbangkan untung-rugi investasi tersebut, baik
secara sosial ekonomi dan kedudukan peluang itu secara hukum.
Prinsip dan maksud ketahanan masyarakat Desa saling meliputi
satu sama lain. Pendamping harus memahami keduanya dan secara
kreatif mengimplementasikan keduanya dalam praktek pendampingan
di lokasi atau Desa. Paparan di bagian berikut menyajikan pandangan
operasional terkait strategi dan langkah-langkah yang penting dilakukan
oleh Pendamping Desa.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 25
2.	 STRATEGI DAN AGENDA PENGEMBANGANKETAHANAN 	
	 MASYARAKAT DESA
A.	 STRATEGI PENGEMBANGAN KETAHANAN MASYARAKAT
DESA
Strategi pengembangan ketahanan masyarakat Desa harus meliputi
tiga aspek pengertian konsep ketahanan sekaligus mengacu pada
prinsip yang diuraikan di bagian sebelumnya. Strategi tersebut adalah
dengan memahami dan menggerakkan masyarakat melalui terlibat
langsung dalam kehidupan masyarakat. Langkah-langkah yang dapat
dilakukan di antaranya adalah sebagai berikut:
1.	 Pendekatan terhadap masyarakat Desa, mengenali lapis-lapis
sosial-ekonomi dan sosial politik setempat, dan mendekati
kelompok-kelompok strategis atau dominan di Desa tersebut.
2.	 Pendamping tinggal di lokasi dampingan selama beberapa
waktuuntukhinggapemahamanyangutuhtentangkompleksitas
kondisi dan masalah di Desa serta kelompok yang didampingi.
Pengenalan kondisi dan pembacaan masalah dapat mulai
dilakukan bersama kelompok atau masyarakat Desa setempat.
3.	 Penumbuhan kader lokal, yaitu unsur warga pada pada lokasi
program yang akan melanjutkan peran, fungsi, dan tugas-
tugas Pendamping di masa yang akan datang. Selain itu,
juga meningkatkan peranan kepemimpinan yang berasal dari
komunitas. Kader lokal atau Kader Desa tersebut dapat dilihat
dari kiprah, pemahaman, dan komitmennya dalam menanggapi
kondisi dan masalah-masalah Desa.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
26
4.	 Pengembangan kelembagaan komunitas, yaitu upaya
mengembangkan suatu kelembagaan yang berbasis moral dan
aktif menampung kebutuhan serta aspirasi warga kelompok-
kelompok yang telah didampingi dan merupakan bentuk
pengembangan lebih lanjutpengorganisasian kelompok.
5.	 Menjaga kerja sama lintas pelaku (multistakeholders) dengan
pemerintah.
Langkah-langkah di atas mesti dikembangkan lebih jauh sesuai
kondisi lapangan. Target utama dalam dalam strategi ini adalah
mengambil hati masyarakat untuk mendampingi masyarakat mengenali
dan mengembangkan potensi-potensi sosial atau modal sosial yang
sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Desa itu sendiri.
Secara keseluruhan, strategi pengembangan ketahanan ini
membutuhkan langkah-langkah kongkrit dan programik agar dapat
sinambung dengan agenda pemberdayaan secara umum. Langkah
kongkrit dan program tersebut didesain untuk meningkatkan daya
kritis masyarakat Desa baik dalam memandang kehidupannya sendiri
maupun terhadap lingkungan yang lebih luas.
B.	 AGENDA PENGEMBANGAN KETAHANAN MASYARAKAT
DESA
Dalam konteks ketahanan masyarakat desa, agenda strategis dalam
rangka pengembangan ketahanan masyarakat Desa berporos pada
keterlibatanmasyarakatDesadalamprosesbelajarsosial.Prosesbelajar
sosial adalah upaya mendekatkan masyarakat dengan kompleksitas
lingkungan dunia nyata di luar Desa dan memperhadapkannya dengan
kondisi, masalah, dan potensi Desa. Pendamping bertugas untuk
memfasilitasi agenda-agenda tersebut, di antaranya:
1.	 pembelajaran kewarganegaraan,
2.	 pembelajaran demokrasi desa,
3.	 pembelajaran hukum dan advokasi hukum,
4.	 pembentukan pusat kemasyarakatan (community center).
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 27
Masing-masing agenda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1.	 Pembelajaran Kewarganegaraan
Pembelajaran dimaksudkan untuk mengkondisikan tumbuhnya jiwa
kewarganegaraan. Kegiatan yang relevan antara lain:
a. 	Mendorong masyarakat Desa untuk terlibat dalam urusan
Desa;
b.	 Mendorong masyarakat Desa menyampaikan aspirasi dalam
musyawarah desa dan penyusunan produk hukum desa;
c.	 Pembentukan forum khusus yang melibatkan seluruh unsur
masyarakat untuk menggalang kewaspadaan bersama dari
ancaman terorisme dan segala potensi radikalisme;
d.	 Mengembangkan komunikasi atau paguyuban lintas kelompok
sebagai wahana dialog demi terciptanya keharmonisan sosial;
2.	Pembelajaran Demokrasi Desa
Pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendorong tumbunya
kesukarelaan warga desa untuk terlibat dalam berbagai pengambilan
keputusan di desa yang berdampak kepada kehidupan individu maupun
kehidupan bersama. Contoh kegiatan di antaranya:
a.	 Mendiskusikan akibat negatif politik uang dalam pemilihan
kepala desa;
b.	 mengadakan diskusi berkala dengan warga desa yang secara
khusus membahas tentang kepemimpinan desa;
c.	 memfasilitasi penyelenggaraan musyawarah desa secara
demokratis dan partisipatif;
d.	 memfasilitasiwargadesauntukterlibataktifdalammusyawarah
desa sebagai media penyampaian aspirasi;
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
28
3. Pembelajaran Hukum dan Advokasi Hukum
Pembelajaran hukum perlu difokuskan pada kebutuhan keadilan
bagi masyarakat kecil. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan antara
lain:
a.	 Memfasilitasi belajar hukum dengan mendatangkan pengajar
atau mentor baik dari lingkungan akademi maupun lembaga
bantuan hukum.
b.	 Mengadakan penyuluhan hukum bagi warga desa bekerjasama
dengan lembaga-lembaga penegak hukum seperti kejaksaan
dan pengadilan.
Advokasi atau bantuan Hukum ditujukan untuk memberikan
pendampingan hukum bagi masyarakat kecil yang berkasus. Namun
secara umum, bantuan hukum juga dibutuhkan oleh keseluruhan unsur
Desa, baik Pemerintah Desa maupun masyarakat ketika menjumpai
masing-masing atau secara bersama menjumpai persoalan hukum.
Kegiatan yang dapat dilakukan contohnya adalah:
a.	 menjalin komunikasi dan kerja sama dengan lembaga-lembaga
bantuan hukum, khususnya barefoot lawyer, yaitu pengacara
(baik lembaga maupun personal) yang bersedia memberikan
jasa layanan untuk kasus-kasus dalam skala kecil dan murah.
b.	 memfasilitasi tenaga paralegal untuk (1) memberikan nasihat
praktis kepada masyarakat Desa dan Pemerintah Desa tentang
beberapa aspek hukum, dan (2) memberikan nasihat tentang
langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan
perkara baik secara formal maupun informal.
4.	 Pengembangan Pusat Kemasyarakatan (Community
Center)
Pendamping Desa dapat memfasilitasi pembentukan pusat
kemasyarakatan (community center) yang berfungsi sebagai pusat
informasi, pusat kegiatan kemasyarakatan, kegiatan pendampingan,
dan kegiatan-kegiatan yang disebut di atas. Kegiatan yang dapat
dilakukan di antaranya:
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 29
a.	 Mendorong seluruh unsur masyarakat untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan-kegiatan di pusat kemasyarakatan;
b.	 Menjadikan pusat kemasyarakatan sebagai pusat kegiatan bagi
para penggiat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat
Desa;
c.	 Menjadikan pusat kemasyarakatn sebagai pusat kegiatan
pengabdian masyarakat seperti penerapan ilmu keagamaan,
ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni tertentu untuk
menunjang pengembangan konsep pembangunan nasional,
wilayah dan/atau daerah, pengembangan sistem pendidikan
dan pengembangan;
d.	 Mendorong dan memfasilitasi pembentukan pusat
kemasyarakatn di level Kecamatan dan Kabupaten/Kota untuk
mensinambungkan keseluruhan kegiatan kemasyarakatn Desa.
Strategi dan agenda yang dipaparkan di atas merupakan pokok
perhatian dalam pengembangan ketahanan masyarakat Desa. Salah
satu titik tekan yang hendak ditunjukkan adalah pembelajaran hukum
dan terbentuknya kesadaran hukum pada masyarakat Desa. Kesadaran
hukum penting untuk digarisbawahi mengingat arah perkembangan
pembangunan Desa dan kewenangan-kewenangan yang dimiliki Desa
hanya dapat berjalan optimal ketika masyarakat Desa telah memiliki
kesadaran hukum yang kuat.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
30
PENUTUP
Pengembangan ketahan masayarakat desa, merupakan tujuan
pengaturan yang telah dirumuskan dalam UU Desa yakni:Meningkatkan
ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan
masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai
bagian dari ketahanan nasional.
Dan Pengembangan ketahanan masyarakat desa adalah pilihan
strategis yang diharapkan mampu dilakukan oleh Pendamping
Desa demi tumbuhnya kemandirian desa. Kemandirian ini hanya
mungkin apabila Desa sebagai masyarakat yang berpemerintahan
(self governing community), memiliki kekuatan atau ketahanan yang
bersumber pada ketahanan masyarakat Desa itu sendiri. Ketahanan
tersebut harus dikembangkan secara menyeluruh dan tidak boleh
parsial. Seluruh aspek ketahanan masyarakat harus dikembangkan,
yaitu aspek material, immaterial, dan sikap dasar sebagai warga negara
yang terikat oleh peraturan perundang-undangan.
Dengan demikian, ketahanan masyarakat Desa dikembangkan dan
dibangun untuk Desa itu sendiri namun sekaligus juga memperkuat
fondasi dasar dalam konteks ekonomi dan ketahanan nasional. Semua
itu tidak musykil apabila agenda pendampingan Desa dilakukan secara
serius, dan didukung oleh pendamping-pendamping dari pihak lain,
baik perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, maupun lembaga-
lembaga non-pemerintahan yang lain.
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 31
Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Republik Indonesia

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Skema dasar perencanaan pembangunan
Skema dasar perencanaan pembangunanSkema dasar perencanaan pembangunan
Skema dasar perencanaan pembangunanFormasi Org
 
Penyusunan RKP Desa
Penyusunan RKP DesaPenyusunan RKP Desa
Penyusunan RKP DesaUmi Arifah
 
Perencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerigi Tua
 
Sesi 4 yusuf rpjm desa-new
Sesi 4 yusuf rpjm desa-newSesi 4 yusuf rpjm desa-new
Sesi 4 yusuf rpjm desa-newFormasi Org
 
Modul penyusunan rkp gampong
Modul penyusunan rkp gampongModul penyusunan rkp gampong
Modul penyusunan rkp gampongirhamuddin
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Eka Saputra
 
Surat edaran musrenbangdes 2015
Surat edaran musrenbangdes 2015Surat edaran musrenbangdes 2015
Surat edaran musrenbangdes 2015Formasi Org
 
Materi paparan Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Materi paparan Dirjen Bina Pemdes KemendagriMateri paparan Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Materi paparan Dirjen Bina Pemdes KemendagriRooy John
 
Panduan rpjmdes
Panduan rpjmdesPanduan rpjmdes
Panduan rpjmdesrajapusbar
 
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)Pemdes Wlahar Wetan
 
Buku panduan apb des partisipatif 2
Buku  panduan apb des partisipatif 2Buku  panduan apb des partisipatif 2
Buku panduan apb des partisipatif 2Mustika Aji
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaPemdes Seboro Sadang
 
Tips Penyususnan RPJMDes
Tips Penyususnan RPJMDesTips Penyususnan RPJMDes
Tips Penyususnan RPJMDesgunawankusumo
 
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020Formasi Org
 
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa Dodik Mer
 

La actualidad más candente (19)

Skema dasar perencanaan pembangunan
Skema dasar perencanaan pembangunanSkema dasar perencanaan pembangunan
Skema dasar perencanaan pembangunan
 
Penyusunan RKP Desa
Penyusunan RKP DesaPenyusunan RKP Desa
Penyusunan RKP Desa
 
Perencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desaPerencanaan pembangunan desa
Perencanaan pembangunan desa
 
Sesi 4 yusuf rpjm desa-new
Sesi 4 yusuf rpjm desa-newSesi 4 yusuf rpjm desa-new
Sesi 4 yusuf rpjm desa-new
 
#Administrasi dan pelaporan
#Administrasi dan pelaporan#Administrasi dan pelaporan
#Administrasi dan pelaporan
 
Modul penyusunan rkp gampong
Modul penyusunan rkp gampongModul penyusunan rkp gampong
Modul penyusunan rkp gampong
 
2. draft contoh naskah rkp des
2. draft contoh naskah rkp des2. draft contoh naskah rkp des
2. draft contoh naskah rkp des
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
 
Surat edaran musrenbangdes 2015
Surat edaran musrenbangdes 2015Surat edaran musrenbangdes 2015
Surat edaran musrenbangdes 2015
 
Materi paparan Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Materi paparan Dirjen Bina Pemdes KemendagriMateri paparan Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Materi paparan Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
 
Panduan rpjmdes
Panduan rpjmdesPanduan rpjmdes
Panduan rpjmdes
 
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
Dokumen RPJMDesa Wlahar Wetan Tahun 2013-2019 (Review Oktober 2014)
 
#Managemen pemdes andyka fatra
#Managemen pemdes andyka fatra#Managemen pemdes andyka fatra
#Managemen pemdes andyka fatra
 
Buku panduan apb des partisipatif 2
Buku  panduan apb des partisipatif 2Buku  panduan apb des partisipatif 2
Buku panduan apb des partisipatif 2
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Tips Penyususnan RPJMDes
Tips Penyususnan RPJMDesTips Penyususnan RPJMDes
Tips Penyususnan RPJMDes
 
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
Surat Edaran Musrebang RKP Desa 2020
 
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
Arah kebijakan perencanaan pembangunan desa
 
MATERI TOT BAGI KPMD
MATERI TOT BAGI KPMDMATERI TOT BAGI KPMD
MATERI TOT BAGI KPMD
 

Similar a SISTEM PEMBANGUNAN DESA

Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pldMt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pldAadairil ValleryAlpha
 
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Pemdes Wlahar Wetan
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Salim SAg
 
Perencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan DesaPerencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan DesaSiti Sahati
 
Materi SOTK dan Tupoksi Aparat Desa.pdf
Materi SOTK dan Tupoksi Aparat Desa.pdfMateri SOTK dan Tupoksi Aparat Desa.pdf
Materi SOTK dan Tupoksi Aparat Desa.pdfArisMali
 
SOTK Pemerintah Desa
SOTK Pemerintah DesaSOTK Pemerintah Desa
SOTK Pemerintah DesaFormasi Org
 
Pentahelik Pembangunan Desa.docx
Pentahelik Pembangunan Desa.docxPentahelik Pembangunan Desa.docx
Pentahelik Pembangunan Desa.docxPriyaldiyaldi
 
Perencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan DesaPerencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan DesaSiti Sahati
 
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaSeri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaAgus hariyanto
 
PPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptx
PPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptxPPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptx
PPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptxEdiSuhandi2
 
Arah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan KemiskinanArah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan KemiskinanSutardjo ( Mang Ojo )
 
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik DesaSeri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik DesaAgus hariyanto
 
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desaBuku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desarastilah iyas
 
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
31072015 penyusunan-rpjmd-desa finalFerie Sulistiono
 
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desaBuku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desaAgus hariyanto
 
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desaBuku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desaelyouth
 
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptxMEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptxAhmadAmanS
 
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdfBuku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdfririsriastuti
 
Permendagri no 114_tahun_2014
Permendagri no 114_tahun_2014Permendagri no 114_tahun_2014
Permendagri no 114_tahun_2014Kiswanto .
 

Similar a SISTEM PEMBANGUNAN DESA (20)

Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pldMt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
Mt pb 5 spb 5 1. peningkatan kapasitas kader teknik & pld
 
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016 Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) Tahun 2016
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
 
Perencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan DesaPerencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan Desa
 
iv_pembangunan-desa.ppt
iv_pembangunan-desa.pptiv_pembangunan-desa.ppt
iv_pembangunan-desa.ppt
 
Materi SOTK dan Tupoksi Aparat Desa.pdf
Materi SOTK dan Tupoksi Aparat Desa.pdfMateri SOTK dan Tupoksi Aparat Desa.pdf
Materi SOTK dan Tupoksi Aparat Desa.pdf
 
SOTK Pemerintah Desa
SOTK Pemerintah DesaSOTK Pemerintah Desa
SOTK Pemerintah Desa
 
Pentahelik Pembangunan Desa.docx
Pentahelik Pembangunan Desa.docxPentahelik Pembangunan Desa.docx
Pentahelik Pembangunan Desa.docx
 
Perencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan DesaPerencanaan Pembangunan Desa
Perencanaan Pembangunan Desa
 
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desaSeri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
Seri 6 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Perencanaan pembangunan desa
 
PPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptx
PPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptxPPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptx
PPT Bahan Seminar Proposal tesis.pptx
 
Arah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan KemiskinanArah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Arah kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
 
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik DesaSeri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
Seri 7 Buku Implementasi UU No 6 Tahun 2014 - Badan Usaha Milik Desa
 
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desaBuku 7-bdan-usaha-milik-desa
Buku 7-bdan-usaha-milik-desa
 
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
31072015 penyusunan-rpjmd-desa final
 
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desaBuku 1 Kewenangan dan regulasi desa
Buku 1 Kewenangan dan regulasi desa
 
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desaBuku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
Buku 1-kewenangan-desa-dan-regulasi-desa
 
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptxMEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
MEMBANGUN INTERAKSI SOSIAL DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.pptx
 
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdfBuku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
Buku-1-Kewenangan-Desa-dan-Regulasi-Desa.pdf
 
Permendagri no 114_tahun_2014
Permendagri no 114_tahun_2014Permendagri no 114_tahun_2014
Permendagri no 114_tahun_2014
 

Más de rajapusbar

Uu desa brosur tata-kelola-desa
Uu desa   brosur tata-kelola-desaUu desa   brosur tata-kelola-desa
Uu desa brosur tata-kelola-desarajapusbar
 
Tata usaha keuangan
Tata usaha keuanganTata usaha keuangan
Tata usaha keuanganrajapusbar
 
Pokok pokok keuangan
Pokok pokok keuanganPokok pokok keuangan
Pokok pokok keuanganrajapusbar
 
E catalog chemical
E catalog chemicalE catalog chemical
E catalog chemicalrajapusbar
 

Más de rajapusbar (6)

Uu desa brosur tata-kelola-desa
Uu desa   brosur tata-kelola-desaUu desa   brosur tata-kelola-desa
Uu desa brosur tata-kelola-desa
 
Tips rpjmde
Tips rpjmdeTips rpjmde
Tips rpjmde
 
Tata usaha keuangan
Tata usaha keuanganTata usaha keuangan
Tata usaha keuangan
 
Pokok pokok keuangan
Pokok pokok keuanganPokok pokok keuangan
Pokok pokok keuangan
 
E catalog chemical
E catalog chemicalE catalog chemical
E catalog chemical
 
02. apb desa
02. apb desa02. apb desa
02. apb desa
 

Último

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Abdiera
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuKarticha
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............SenLord
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfNURAFIFAHBINTIJAMALU
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiOviLarassaty1
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...YulfiaFia
 

Último (20)

Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 2 Fase A [abdiera.com]
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamuAdab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
Adab bjjkkkkkkk gggggggghhhhywq dede dulu ya itu yg kamu
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
PERTEMUAN 9 KESEIM 3 SEKTOR.............
 
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdfslide presentation bab 2 sain form 2.pdf
slide presentation bab 2 sain form 2.pdf
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran BerdifferensiasiDiagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
Diagram Fryer Pembelajaran Berdifferensiasi
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf1.3.a.8  KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
1.3.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.3 (Heriyanto).pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
Berikut adalah aksi nyata dalam merancang modul projek dengan tema kearifan l...
 

SISTEM PEMBANGUNAN DESA

  • 1. SISTEM PEMBANGUNAN DESA Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Buku Pelengkap
  • 2.
  • 4.
  • 5. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia i SISTEM PEMBANGUNAN DESA November 2015
  • 6. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia ii Sistem Pembangunan Desa PENGARAH : Ahmad Erani Yustika (Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa) PENANGGUNGJAWAB: Eko Sri Haryanto (Direktur Pemberdayaan Masyarakat Desa) PEMBACA : Bito Wikantosa (Kepala Subdirektorat Pengembangan Kapasitas Masyarakat Desa). Cover & Lay Out : Heru YP Ilustrtor : Ibe Karyanto Cetakan Pertama – November 2015 Diterbitakan Oleh : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi Republik Indonesia Jl. TMP Kalibata, No 17, Jakarta Selatan – 12740 Telp (021) 7989924
  • 7. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia iii DAFTAR ISI Kata Pengantar Bagian 1 Sistem Pembangunan Desa Bagian 2 Ketahanan Masyarakat Desa iv 1 18
  • 8. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia iv PENGANTAR Sudah sepantasnya kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmatNya telah diselesaikan beberapa seri penerbitan buku yang diperlukan untuk mendorong kerja implementasi Undang-undang Desa. Buku Sistem Pembangunan Desa yang sekarang di tangan pembaca berisi dua tema yang merupakan subtansi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Masing-masing adalah Sistem Pembangunan Desa dan Ketahanan Masyarakat Desa. Kedua tema tersebut menjelaskan sistem yang berlaku umum di Desa, atau yang disebut dengan nama lain. Bagian Satu, Sistem Pembangunan Desa, menjelaskan tentang keempat fase penting dalam siklus pembangunan partisipatif di Desa. Sedangkan Bagian Kedua, Ketahanan Masyarakat Desa, merupakan substansi dari tata kelola Desa dalam memenuhi kebutuhan hidup keseharian dan menggairahkan kehidupan Desa dalam upaya menuju visi Desa mandiri dan sejahtera. Di berbagai Desa tata kelola tentang ketahanan masyarakat Desa bisa jadi berbeda, namun substansi dan arah yang hendak dituju adalah sama. Substansi dari ketahanan masyarakat Desa adalah pemenuhan hak serta kebutuan dasar masyarakat Desa baik yang terkait dengan kebutuhan yang sifatnya fisik, jasmani maupun yang bersifat rohani. Buku ini dimaksudkan sebagai pelengkap modul pelatihan yang telah diterbitkan sebelumnya, baik modul pelatihan bagi Tenaga Ahli, Pendamping Desa, maupun Pendamping Lokal Desa, termasuk modul pelatihan Setrawan. Meskipun demikian buku ini juga bermanfaat untuk dibaca oleh perangkat Desa, unsur masyarakat dan para pihak yang memiliki komitmen yang sama dalam melakukan kerja implementasi UU Desa. Akhir kata, terlepas dari berbagai kekurangan maupumn
  • 9. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia v kelemahanyangada,semogabukuinibermanfaatmenambahkasanah kepustakaan buku-buku dan bacaan sekitar implementasi UU Desa khususnya serta memperkaya perspektif pembaca dalam melakukan upaya Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Selamat belajar dan selamat menggunakan buku ini dengan bijak. Direktur Jenderal Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ahmad Erani Yustika
  • 10. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 1 Bagian 1 PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
  • 11. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 2 PENGANTAR Membangun kemandirian desa dalam kerangka Desa Membangun harus dimulai dari proses perencanaan desa yang baik, dan diikuti dengan tatakelola program yang baik pula. Pembangunan (pedesaan) yang efektif bukanlah se-mata-mata karena adanya kesempatan melainkan merupa-kan hasil dari penentuan pilihan-pilihan prioritas kegiatan, bukan hasil coba-coba, tetapi akibat perencanaan yang baik. UU No 6 tahun 2014 mengisyaratkan sejumlah kewenangan yang dimiliki oleh Desa, antara lain; Kewenangan Lokal Berskala Desa, Kewenangan hak asal usul. Dan untuk melaksanakan kewenangan tersebut maka Desa perlu menyusun perencanaan desa yang melibatkan seluruh komponen masyarakat desa. Proses perencanaan yang baik akan melahirkan pelaksanaan program yang baik, dan pada gilirannya akan menumbuhkan partisipasi masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan desa. Proses merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sendiri kegiatan pembangunan desa mer-upakan wujud nyata dari kewenangan mengatur dan men-gurus pembangunan desa yang berskala lokal desa. Berangkat dari hal tersebut, maka serial buku perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi ini menjadi penting, karena hanya dengan memahami dina-mika masyarakat dan pemerintah desa, seorang pendamp-ing dapat menfasilitasi proses pembangunan dan pember-dayaan masyarakat ke arah yang lebih baik.
  • 12. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 3 1. PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA Sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 tahun 2014, tentang Pedoman Pembangunan Desa, disebutkan bahwa Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Lebih lanjut dijelaskan, Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan di desa dan kawasan perdesaan yang dikoordinasikan oleh kepala Desa dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengem-bangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat den-gan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, per-ilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangu-nan Desa sesuai dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota. Perencanaan dan Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong. Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa. Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa, pemerintah Desa didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang secara teknis dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah
  • 13. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 4 kabupaten/ kota. Untuk mengoordinasikan pembangunan Desa, kepala desa dapat didampingi oleh tenaga pendamping profesional, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan/atau pihak ketiga. Camat atau sebutan lain akan melakukan koordinasi pendampingan di wilayahnya. Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa. Perencanaan pembangunan Desa disusun secara ber-jangka meliputi: a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RP-JMDes) untuk jangka waktu 6 (enam) tahun; dan b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang dise-but Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP DESA), merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja Pemerintah Desa, ditetapkan dengan Peraturan Desa. A. PENYUSUNAN RPJMDESA Perencanaan pembangunan Desa, pemerintah Desa melaksanakan tahapan yang meliputi: Penyusunan RPJM Desa dan penyusunan RKP Desa. RPJM Desa, ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak pelantikan Kepala Desa. RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun berjalan. Rancangan RPJM Desa memuat visi dan misi kepala Desa, arah kebijakan pembangunan Desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
  • 14. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 5 Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa, antara lain: penetapan dan penegasan batas Desa;pendataan Desa;penyusunan tata ruang Desa;penyelenggaraan musyawarah Desa;pengelolaan informasi Desa;penyelenggaraan perencanaan Desa;penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa;penyelenggaraan kerjasama antar Desa;pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa. Bidang pelaksanaan pembangunan Desa antara lain: Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan Desa ; Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan; Pelayanan kesehatan Desa; Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan dan kebudayaan; Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi; Pelestarian lingkungan hidup. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain: pembinaan lembaga kemasyarakatan; penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban; pembinaan kerukunan umat beragama; pengadaan sarana danprasaranaolahraga;pembinaanlembagaadat;pembinaankesenian dan sosial budaya masyarakat; dan kegiatan lain sesuai kondisi Desa. Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain: pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan; pelatihan teknologi tepat guna; pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan Badan Pemusyawaratan Desa; Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain: kader pemberdayaan masyarakat Desa;kelompok usaha ekonomi produktif;kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok masyarakat miskin, kelompok nelayan,kelompok pengrajin, kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda;dan kelompok lain sesuai kondisi Desa. Kepala Desa menyelenggarakan penyusunan RPJM Desa dengan mengikutsertakan unsur masyarakat Desa. Penyusunan RPJM Desa dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan prioritas program dan kegiatan kabupaten/kota. Penyusunan RPJM Desa, dilakukan dengan kegiatan yang meliputi:
  • 15. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 6 1. Pembentukan Tim Penyusun RPJM Desa Kepala Desa membentuk tim penyusun RPJM Desa, yang terdiri dari: a) kepala Desa selaku pembina; b) sekretaris Desa selaku ketua; c) ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris; dan d) anggota yang berasal dari perangkat Desa, lembaga pemberdayaan masyarakat, kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan unsur masyarakat lainnya. Jumlah anggota tim penyusun RPJM Des, paling sedik-it 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang.Tim penyusun RPJM Des, harus mengikutsertakan perempuan. Tim penyusun RPJM Des ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. 2. Penyelarasan Arah Kebijakan Pembangunan Kabupaten/Kota Tim penyusun RPJM Desa kemudian melakukan penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupaten/ kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan pem-bangunan Kabupaten/Kota dengan pembangunan Desa. Penyelarasan arah kebijakan pembangunan kabupat-en/kota dilakukan dengan mengikuti sosialisasi dan/atau mendapatkan informasi tentang arah kebijakan pembangu-nan kabupaten/kota. Kegiatan penyelarasan, dilakukan dengan cara menda-ta dan memilah rencana program dan kegiatan pemban-gunan Kabupaten/ Kota yang akan masuk ke Desa.Renca-na program dan kegiatan, dikelompokkan menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan mas-yarakat Desa. Hasil pendataan dan pemilahan,
  • 16. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 7 dituangkan dalam for-mat data rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan masuk ke Desa.Data rencana program dan kegiatan, menjadi lampiran hasil pengkajian keadaan Desa. 3. Pengkajian Keadaan Desa Tim penyusun RPJM Desa melakukan pengkajian keadaan Desa dalam rangka mempertimbangkan kondisi objektif Desa.Pengkajian keadaan Desa, meliputi kegiatan penyelarasan data Desa; penggalian gagasan masyarakat; dan penyusunan laporan hasil pengkajian keadaan Desa. Laporan hasil pengkajian keadaan desa menjadi bahan masukan dalam musyawarah Desa dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan Desa. 4. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa melalui musyawarah Desa Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan desa.Musyawarah Desa, membahas dan menyepakati se-bagai berikut: • laporan hasil pengkajian keadaan Desa; • rumusan arah kebijakan pembangunan Desa yang di- jabarkan dari visi dan misi kepala Desa; dan • rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemer-intahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan ke-masyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Pembahasan rencana prioritas kegiatan, dilakukan den-gan diskusi kelompok secara terarah yang dibagi berdasar-kan bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pem-bangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
  • 17. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 8 5. Penyusunan Rancangan RPJM Desa Tim penyusun RPJM Desa menyusun rancangan RPJM Desa berdasarkan berita acara sebagaimana dimaksud di atas. Rancangan RPJM Desa, dituangkan dalam format rancangan RPJM Desa.Tim penyusun RPJM Desa membuat berita acara tentang hasil penyusunan rancangan RPJM Desa yang dilampiri dokumen rancangan RPJM Desa. Beri-ta acara rancangan RPJM Desa, disampaikan oleh tim peny-usun RPJM Desa kepada kepala Desa. Kepala Desa memeriksa dokumen rancangan RPJM Desa yang telah disusun oleh Tim Penyusun RPJM Desa. Tim penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan berdasarkan arahan kepala Desa dalam hal kepala Desa belum menyetu-jui rancangan RPJM Desa. Dalam hal rancangan RPJM Desa telah disetujui oleh kepala Desa, maka langsung dilak-sanakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa. 6. Penyusunan Rencana Pembangunan Desa Melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa. Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perenca-naan pembangunan Desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa. Musyawarah per-encanaan pembangunan Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat. Un-surmasyarakat terdiri atas: tokoh adat; tokoh agama;tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan kelompok tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok pera-jin; perwakilan kelompok perempuan; perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan perwakilan kelom-pok masyarakat miskin.Selain unsur masyarakat tersebut, musyawarah perencanaan pembangunan Desa dapat meli-batkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat. Musyawarah perencanaan pembangunan Desa memba-has dan menyepakati rancangan RPJM Desa.Hasil kesepa-katan musyawarah perencanaan pembangunan Desa ditu-angkan dalam berita acara.
  • 18. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 9 7. Penetapan dan perubahan RPJM Desa Kepala Desa mengarahkan Tim penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan dokumen rancangan RPJM Desa ber-dasarkan hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pem-bangunan Desa. Rancangan RPJM Desa menjadi lampiran rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa. Kepala Desa menyusun rancangan peraturan Desa ten-tang RPJM Desa.Rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa dibahas dan disepakati bersama oleh kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi Peraturan Desa tentang RPJM Desa. Kepala Desa dapat mengubah RPJM Desa dalam hal: • terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, kri-sis politik, krisis ekonomi, dan/atau kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau • terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemer-intah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemer-intah daerah kabupaten/kota. Perubahan RPJM Desa, dibahas dan disepakati dalam musyawarah perencanaan pembangunan Desa dan selan-jutnya ditetapkan dengan peraturan Desa.
  • 19. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 10 B. PENYUSUNAN RKP DESA Pemerintah Desa menyusun RKP Desa sebagai penjabaran RPJM Desa. RKP Desa disusun oleh Pemerintah Desa sesuai dengan informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif Desa/sejumlah patokan batas maximal anggaran yang diberikan kepada SKPD yang penentuan alokasi belanjanya ditentukan oleh mekanisme partisipatif musrenbang desa dengan berdasarkan kepada kebutuhan dan prioritas program untuk diakses oleh desa; dan rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa setelah diperoleh informasi yang lengkap tentang sumber-sumber keuangan yang akan diterima oleh desa (ADD, DD, Bagi Hasil Pajak & Restribusi dsb). RKP Desa ditetapkan dengan peraturan Desa paling lambat sebelum penyusunan RAPB Desa. RKP Desa menjadi dasar penetapan APB Desa. Kepala Desa menyusun RKP Desa dengan mengikutser-takan masyarakat Desa, dilakukan dengan kegiatan yang meliputi: 1. Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa dalam rangka penyusunan rencana pembangunan Desa. Hasil musyawarah Desa menjadi pedoman bagi pemerintah Desa menyusun rancangan RKP Desa dan daftar usulan RKP Desa. Badan Permusyawaratan Desa menyelenggarakan musyawarah Desa tersebut, sebelum penyusunan RAPB Desa di tahun berjalan. 2. Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa Jumlah anggota tim, paling sedikit 7 (tujuh) dan paling banyak 11 (sebelas) orang, dan harus mengikut sertakan perempuan. Pembentukan tim penyusun RKP Desa dilak-sanakan paling lambat bulan Juni tahun berjalan.Tim peny-usun RKP Desa ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.
  • 20. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 11 3. Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan Program/ Kegiatan Masuk ke Desa. Kepala Desa mendapatkan data dan informasi dari ka-bupaten/kota tentang:pagu indikatif Desa;dan rencana program/kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provin-si, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang masuk ke Desa.Data dan informasi diterima kepala Desa dari kabu-paten/kota paling lambat bulan Juli setiap tahun berjalan. 4. Pencermatan Ulang RPJM Desa Tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan Desa untuk 1 (satu) tahun anggaran berikutnya sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJM Desa. Hasil pencermatan menjadi dasar bagi tim penyusun RKP Desa dalam menyusun rancangan RKP Desa. 5. Penyusunan Rencana RKP Desa Pemerintah Desa dapat merencanakan pengadaan tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur untuk dimasuk-kan ke dalam rancangan RKP Desa.Tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur dapat berasal dari warga mas-yarakat Desa, satuan kerja perangkat daerah kabupaten/ kota yang membidangi pembangunan infrastruktur; dan/ atau tenaga pendamping profesional. Rancangan RKP Desa dituangkan dalam format rancan-gan RKP Desa, dilampiri rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya. Rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya untuk kerjasama antar Desa disusun dan disepakati bersama para kepala desa yang melakukan kerja sama antar Desa dan di-verifikasi oleh tim verifikasi. Pemerintah Desa dapat mengusulkan prioritas program dan kegiatan pembangunan Desa dan pembangunan ka-wasan perdesaan kepada Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
  • 21. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 12 6. Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa Penyusunan RKP Desa Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perenca-naan pembangunan Desa yang diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RKP Desa. Musyawarah perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat.Unsurmasyarakatterdiriatas:tokohadat;tokohagama;tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; perwakilan kelompok tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan kelompok perajin; perwakilan kelompok per-empuan; perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan perwakilan kelompok masyarakat miskin. Selain unsur masyarakat, musyawarah perencanaan pembangunan Desa dapat melibatkan unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat. 7. Perubahan RKP Desa Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perenca- naan pembangunan Desa yang diadakan secara khusus un-tuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan perubah-an RKP Desa. Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan Desa disesuaikan dengan terjadinya peristi-wa khusus dan/atau terjadinya perubahan mendasar. Hasil kesepakatan dalam musyawarah perencanaan pembangunan Desa ditetapkan dengan peraturan Desa ten-tang RKP Desa perubahan sebagai dasar dalam penyusunan perubahan APB Desa. 8. Pengajuan Daftar Usulan RKP Desa Kepala Desa menyampaikan daftar usulan RKP Desa ke-pada bupati/ walikota melalui camat. Penyampaian daftar usulan RKP Desa aling lambat 31 Desember tahun berjalan. Daftar usulan RKP Desa menjadi materi pembahasan di dalam musyawarah perencanaan pembangunan
  • 22. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 13 kecamatan dan kabupaten/kota. Bupati/walikota menginformasikan kepada pemerintah Desa tentang hasil pembahasan daftar usulan RKP Desa. Informasi tentang hasil pembahasan daftar usulan RKP Desa diterima oleh pemerintah Desa setelah diselenggara-kannya musyawarah perencanaan pembangunan di keca-matan pada tahun anggaran berikutnya. Informasi diterima pemerintah desa paling lambat bulan Juli tahun anggaran berikutnya.
  • 23. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 14 2. PELAKSANAAN DAN PEMANTAUAN PEMBANGUNAN DESA A. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA Kepala Desa mengokordinasikan kegiatan pembangu-nan Desa yang dilaksanakan oleh perangkat Desa dan/atau unsur masyarakat Desa. Pelaksanaan kegiatan pembangu-nan Desa meliputi:pembangunan Desa berskala lokal Desa; danpembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke Desa. Pelaksanaan pembangunan Desa yang berskala lokal dikelola melalui swakelola Desa, kerjasama antar Desa dan/atau kerjasama Desa dengan pihak ketiga.Kepala Desa mengkoordinasikan persiapan dan pelaksanaan pembangu-nan Desa terhitung sejak ditetapkan APB Desa. Pembangunan Desa yang bersumber dari program sek-toral dan/atau program daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dalam hal ketentuan menyatakan pelaksanaan program sektor dan/ atau program daerah diintegrasikan ke dalam pembangunan Desa, program sektor dan/atau program daerah di Desa dicatat dalam APB Desa. Dalam hal ketentuan menyatakan pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah didelegasikan kepada Desa, maka Desa mempunyai kewenangan untuk mengurus. Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah dibahas dan disepakati dalam musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD. Dalam hal pembahasan dalam musyawarah Desa tidak menyepakati teknis pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah, kepala Desa dapat mengajukan keberatan atas bagian dari teknis pelaksanaan yang tidak disepakati, disertai dasar pertimbangan keberatan dimaksud kepada bupati/walikota.
  • 24. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 15 Kepala Desa mengokordinasikan pelaksanaan program sektor dan/ atau program daerah yang didelegasikan pelak-sanaannya kepada Desa.Pelaksanaan program sektor dan/ atau program daerah dilakukan oleh perangkat desa dan/ atau unsur masyarakat Desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. B. PEMANTAUAN DAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DESA Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa melakukan upaya pemberdayaan masyarakat Desa. Pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pengawasan dan pemantauan penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan pembangunan Desa yang dilakukan secara partisipatif oleh masyarakat Desa. Masyarakat Desa berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa. Hasil pengawasan dan pemantauan pembangunan Desa menjadi dasar pembahasan musyawarah Desa dalam rangka pelaksanaan pembangunan Desa.Pemantauan pembangunan Desa oleh masyarakat Desa dilakukan pada tahapan perencanaan pembangunan Desa dan tahapan pelaksanaan pembangunan Desa. Pemantauan tahapan perencanaan dilakukan dengan cara menilai penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa. Pemantauan tahapan pelaksanaan dilakukan dengan cara menilai antara lain: pengadaan barang dan/atau jasa, pengadaan bahan/ material, pengadaan tenaga kerja, pengelolaan administrasi keuangan, pengiriman bahan/ material, pembayaran upah, dan kualitas hasil kegiatan pembangunan Desa.Hasil pemantauan pembangunan Desa dituangkan dalam format hasil pemantauan pembangunan Desa. Bupati/walikota melakukan pemantauan dan pengawasan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa dengan cara: a. memantau dan mengawasi jadwal perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa; b. menerima, mempelajari dan memberikan umpan balik terhadap laporan realisasi pelaksanaan APB Desa;
  • 25. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 16 a. mengevaluasi perkembangan dan kemajuan kegiatan pembangunan Desa; dan a. memberikan pembimbingan teknis kepada pemerintah Desa. Dalam hal terjadi keterlambatan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa sebagai akibat ketidakmampuan dan/atau kelalaian pemerintah Desa, maka bupati/walikota melakukan: a. menerbitkan surat peringatan kepada kepala desa; b. membina dan mendampingi pemerintah desa dalam hal mempercepat perencanaan pembangunan desa untuk memastikan APB Desa ditetapkan 31 Desember tahun berjalan; dan c. membina dan mendampingi pemerintah Desa dalam hal mempercepat pelaksanaan pembangunan Desa untuk memastikan penyerapan APB Desa sesuai peraturan perundang-undangan. Petunjuk teknis penyusunan RPJMDesa dan RKPDesa serta petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan pembangunan Desa lebih lanjut diatur dengan peraturan bupati/walikota.
  • 26. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 17 PENUTUP PrinsipdasaryangmenjadiacuandalamPerencanaanPembangunan Desa adalah kewenangan Desa untuk menyelenggarakan pembangunan. Prinsip inilah yang menjadi titik api dari semangat Desa Membangun, karena dalam regulasi UU Desa, Desa tidak lagi menjadi objek pembangunan. Sebaliknya, Desa menjadi subjek yang secara aktif merencanakan, melaksanakan, dan melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan. Padasaatyangsama,UUDesamenuntutagarpartisipasimasyarakat Desa harus berlangsung secara optimal. Seindah apapun perencanaan pembangunan Desa, apabila tidak berasal dari partisipasi masyarakat Desa, bukanlah perencanaan yang baik. Apalagi apabila perencanaan tersebut tidak berangkat dari kebutuhan nyata masyarakat Desa. Di sinilah tugas Pendamping Desa, selain mendampingi Desa dalam penyelenggaraan pembangunan, juga harus mendorong dan merangsang kehendak Pemerintah Desa dan masyarakat Desa untuk mengembangkan partisipasi dalam setiap siklus perencanaan pembangunan.
  • 27. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 18 Bagian 2 KETAHANAN MASYARAKAT DESA
  • 28. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 19 PENGANTAR Desa merupakan entitas penting dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keberadaan desa telah ada sejak sebelum NKRI diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Desa di masa lampau merupakan komunitas berpemerintahan asli bangsa Indonesia. Selain itu sebagian besar wilayah Indonesia adalah pedesaan. Jika dibandingkan, jumlah ibu kota provinsi, kota madya, dan kabupaten ada sekitar 500 kota, sementara jumlah desa pada tahun 2015 adalah 74.093. Namun sekian lama, karakteristik dan kekhasan Desa terlupakan dan belum menginspirasi, apalagi menjadi pijakan empiris regulasi tentang Desa.Regulasi yang ada, sebelum lahirnya UU No.6/2014 tentang Desa, cenderung memperlakukan Desa sebagai objek pembangunan yang secara pasif menunggu program-program dari Pemerintah Kabupaten/ Kota, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat.Akibatsnya, kekuatan ketahanan Desa merapuh secara sistematik karena Desa menjadi tergantung pada uluran tangan (program) dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Oleh sebab itu, dengan segala keadaan yang ada, kekuatan sosio-kultural dan sosio-ekonomi Desa harus dipulihkan. Hal ini merupakan tujuan pengaturan yang dirumuskan dalam UU Desa yakni: Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional. Secara operasional penguatan ketahanan masyarakat Desa merupakan upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat di desa melalui berbagai bentuk pengembangan potensi lokal.Tujuan utamanya adalah untuk mewujudkan masyarakat Desa yang sejahtera dengan
  • 29. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 20 bertopang pada kekayaan alam dan sumber daya manusianya sendiri. Sementara dalam konteks ekonomi dan ketahanan nasional, Desa yang demikian akan menjadi pilar kesejahteraan nasional dan subjek bela Negara yang tanggap.
  • 30. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 21 1. KONSEP KETAHANAN MASYARAKAT DESA A. MAKSUD KETAHANAN MASYARAKAT DESA Pengembangan ketahanan masyarakat Desa bertujuan untuk menjaga keberlangsungan hidup dan kemakmuran masyarakat Desa. Keberlangsungan hidup yang dimaksud adalah kesempatan serta kemampuan masyarakat Desa untuk melakukan berbagai aktivitas, baik secara individu maupun kelompok, untuk memenuhi kebutuhan dasar selaku manusia secara berkelanjutan (sustainable). Harus dicatat, bahwa maksud konsep ketahanan masyarakat Desa meliputi tiga aspek yang saling mengisi. Pertama aspek-aspek kebutuhan Dasar manusia yang bersifat material, yaitu sandang-pangan-papan. Ketahanan dalam aspek ini adalah kemampuan masyarakat Desa untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut dengan sumber daya yang ada di Desa, baik alam maupun manusia.Terkait aspek materiil tersebut, ketrampilan, kapasitas, pengetahuan, wawasan, dan jaringan sosial masyarakat Desa harus dikembangkan secara terus-menerus. Kedua,ketahananmasyarakatDesajugamenyangkutaspekimateriil, yakni kebiasaan, tradisi, nilai-nilai, atau kearifan lokal yang masih hidup atau dapat dipulihkan – bila semua itu sudah pudar atau punah. Aspek- aspek tersebut merupakan faktor penting dalam ketahanan masyarakat Desa, karena justru semua itu yang membentuk karakter dan identitas masyarakat Desa. Pengembangan aspek ini memberi peluang bagi masyarakat Desa untuk menterjemahkan semangat perubahan zaman yang sangat cepat – baik di level nasional maupun global – dalam kerangka pemahaman yang mereka miliki. Sehingga apa-apa yang datang dari luar dapat disaring untuk diambil alih sesuai kepentingan masyarakat Desa.
  • 31. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 22 Pengertian ini juga berlaku pada desa-desa yang telah mengalami modernisasi baik karena lokasi ataupun intensitas hubungannya dengan Kota. Bentuknya tidak harus sama persis dengan nilai, tradisi, atau kearifan lokal seperti sebelumnya disebut. Melainkan dengan mengoptimalkan nilai-nilai, kebiasaan, dan tradisi terbaik yang didapat dalam interaksinya dengan Kota untuk kebutuhan dan kepentingan kolektif masyarakat Desa. Ketiga, ketahanan masyarakat Desa juga meliputi kesadaran bahwa sebuah masyarakat senantiasa terhubung dan terjalin dengan masyarakat yang lain, baik itu Desa lain maupun Kota. Dalam konteks ini, Desa dengan Kota tidak boleh difahami dalam pengertian yang berlawanan (Desa versus Kota), melainkan sebagai bentuk atau model pertumbuhan masyarakat manusia yang hakikatnya saling mengisi dan melengkapi. Dalam pengertian hidup berbangsa dan bernegara, kesadaran akan pola kesaling terhubungan ini juga memastikan bahwa ketahanan masyarakat Desa berada dalam jalur (track) yang segaris dengan kepentingan nasional. Ketahanan masyarakat Desa merupakan partisipasi masyarakat Desa dalam mewujudkan cita-cita nasional yakni Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong. Tiga aspek pengertian ketahanan masyarakat Desa di atas tidak dapat dipisahkan. Kebutuhan dasar dan pengembangannya (aspek materiil), tradisi, kebiasaan, nilai (aspek immateriil), dan kesinambungan dengan garis kepentingan nasional (aspek nasional) merupakan aspek- aspek yang membentuk pengertian konsep ketahanan masyarakat Desa. B. PRINSIP PENGEMBANGAN KETAHANAN MASYARAKAT DESA Maksud konsep ketahanan masyarakat Desa di atas memberikan perspektif bahwa sebagai kesatuan masyarakat hukum, Desa hanya akan mampu hidup dan berkembang apabila berangkat dari kekuatannya sendiri. Sementara pengembangan itu dilakukan dengan mengacu pada beberapa prinsip. PERTAMA berpijak pada tradisi budaya lokal, meliputi kebiasaan, nilai-nilai, kearifan lokal dan lain sebagainya. Tradisi budaya lokal
  • 32. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 23 merupakan cara hidup masyarakat setempat, yaitu sumber penghayatan masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Prinsip ini sangat mendasar, karena terkait secara langsung dengan karakteristik atau sifat-sifat komunitas Desa. Desa yang memegang teguh adat, ajaran agama, atau kepercayaan tertentu memilik, dan Desa yang telah terurbanisasi atau termodernisasi memiliki cara penghayatan yang berbeda. Sebab itu, tradisi budaya lokal sebagai prinsip pertama pengembangan ketahanan masyarakat Desa harus dilihat secara empiris di lingkungan Desa tempat Pendamping Desa ditugaskan. Harus diingat bahwa tradisi budaya lokal itu sendiri bersifat dinamis. Selalu ada kebaruan yang diterima, dan hal-hal lama yang ditinggalkan. Sebab itu, pengembangan ketahanan juga sangat tergantung pada kemampuan masyarakat setempat memilih nilai-nilai sosial-budaya dan kelembagaan sosial yang mampu mendukung secara terus-menerus proses pembangunan. Hal ini dapat berarti memilih nilai sosial-budaya dan lembaga-lembaga lokal yang sudah untuk diperbaharui, dipelihara dan dikembangkan. KEDUA mengarahkan ketahanan pada kemandirian. Ketahanan masyarakat Desa dikembangkan untuk membangkitkan daya hidup masyarakatDesadalammengelolasumberdayaalamdanmeningkatkan kapasitas individu dan kolektif masyarakat Desa. Kemandirian berarti seorang pribadi atau komunitas mampu memilih dan memutuskan apa yang baik bagi dirinya sekaligus bagi komunitas atau kolektifitasnya. Upaya pertama mengarahkan kemandirian adalah dengan mendorong masyarakat Desa untuk mengenali masalah-masalah yang dihadapi Desa, potensi atau sumber-sumber yang dimiliki Desa, dan bagaimana mencari peluang-peluang untuk mengatasi permasalahan. KETIGA prinsip demokratis. Demokratis memiliki beberapa indikator. Pertama dari sudut penyelenggaraan Pemerintahan Desa oleh Pemerintah Desa, kedua dari tingkat partisipasi masyarakat Desa, dan ketiga dari substansi proses-proses yang berjalan dalam kehidupan berdesa. Mengapa demokrasi menjadi prinsip dalam pengembangan ketahanan masyarakat Desa? Ketahanan masyarakat Desa dan ketahanan Desa ditentukan oleh penyatuan dinamis antara kehendak atau kepentingan seluruh warga dalam mekanisme politik atau perjalanan Pemerintahan Desa. Semakin menyatu antara kepentingan warga Desa dalam proses politik Desa, semakin kuat Desa tersebut. Sebab itu, sangat penting proses pendampingan menumbuhkan kehendak partisipasi seluruh lapis
  • 33. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 24 sosial ekonomi dan unsur masyarakat yang ada di Desa. Sekaligus mengembangkan wawasan Pemerintah Desa terkait hak dan kewajiban Desa serta masyarakat Desa seperti diatur di Pasal 4 UU No. 6/2014 tentang Desa. KEEMPAT adalah prinsip keadilan. Prinsip ini bergandengan secara langsung dengan prinsip ketiga di atas. Meletakkan keadilan dalam pengembangan ketahanan masyarakat Desa adalah mengakui bahwa setiap orang memiliki hak yang sama selaku manusia. Demikian pula dengan berbagai kelompok yang ada dalam masyarakat Desa, sejauh kelompok-kelompok tersebut tidak bertentangan dengan aturan perundang-undangan yang berlaku dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan tidak merugikan hajat hidup kolektif masyarakat Desa. Prinsip keadilan harus diletakkan dalam konteks hak dan kewajiban selaku masyarakat Desa, dan lebih luas hak dan kewajiban selaku Warga Negara Indonesia. Ketahanan masyarakat Desa akan rapuh ketika prinsip ini dilanggar, misalnya ketika kebijakan Desa hanya menguntungkan orang atau sekelompok tertentu, misalnya elit Desa, atau ketika masyarakat Desa tidak lagi mengindahkan aturan dan kesepakatan yang berlaku. KELIMA adalah prinsip taat hukum. Masyarakat Desa yang kuat adalah masyarakat yang faham dan sadar dengan peraturan hukum yang mengikat mereka baik sebagai warga Desa maupun sebagai warga Negara. Lebih jauh adalah ketika pemahaman tersebut menjadi pedoman dalam laku kehidupan berdesa. Dengan menguasai dan menjadikan hukum sebagai pedoman, masyarakat Desa akan semakin faham kedudukan mereka ketika berhubungan dengan pihak-pihak lain. Misalnya ketika modal besar datang di sebuah Desa yang memiliki potensi alam yang menguntungkan. Pemahaman hukum memiliki nilai penting untuk mempertimbangkan untung-rugi investasi tersebut, baik secara sosial ekonomi dan kedudukan peluang itu secara hukum. Prinsip dan maksud ketahanan masyarakat Desa saling meliputi satu sama lain. Pendamping harus memahami keduanya dan secara kreatif mengimplementasikan keduanya dalam praktek pendampingan di lokasi atau Desa. Paparan di bagian berikut menyajikan pandangan operasional terkait strategi dan langkah-langkah yang penting dilakukan oleh Pendamping Desa.
  • 34. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 25 2. STRATEGI DAN AGENDA PENGEMBANGANKETAHANAN MASYARAKAT DESA A. STRATEGI PENGEMBANGAN KETAHANAN MASYARAKAT DESA Strategi pengembangan ketahanan masyarakat Desa harus meliputi tiga aspek pengertian konsep ketahanan sekaligus mengacu pada prinsip yang diuraikan di bagian sebelumnya. Strategi tersebut adalah dengan memahami dan menggerakkan masyarakat melalui terlibat langsung dalam kehidupan masyarakat. Langkah-langkah yang dapat dilakukan di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan terhadap masyarakat Desa, mengenali lapis-lapis sosial-ekonomi dan sosial politik setempat, dan mendekati kelompok-kelompok strategis atau dominan di Desa tersebut. 2. Pendamping tinggal di lokasi dampingan selama beberapa waktuuntukhinggapemahamanyangutuhtentangkompleksitas kondisi dan masalah di Desa serta kelompok yang didampingi. Pengenalan kondisi dan pembacaan masalah dapat mulai dilakukan bersama kelompok atau masyarakat Desa setempat. 3. Penumbuhan kader lokal, yaitu unsur warga pada pada lokasi program yang akan melanjutkan peran, fungsi, dan tugas- tugas Pendamping di masa yang akan datang. Selain itu, juga meningkatkan peranan kepemimpinan yang berasal dari komunitas. Kader lokal atau Kader Desa tersebut dapat dilihat dari kiprah, pemahaman, dan komitmennya dalam menanggapi kondisi dan masalah-masalah Desa.
  • 35. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 26 4. Pengembangan kelembagaan komunitas, yaitu upaya mengembangkan suatu kelembagaan yang berbasis moral dan aktif menampung kebutuhan serta aspirasi warga kelompok- kelompok yang telah didampingi dan merupakan bentuk pengembangan lebih lanjutpengorganisasian kelompok. 5. Menjaga kerja sama lintas pelaku (multistakeholders) dengan pemerintah. Langkah-langkah di atas mesti dikembangkan lebih jauh sesuai kondisi lapangan. Target utama dalam dalam strategi ini adalah mengambil hati masyarakat untuk mendampingi masyarakat mengenali dan mengembangkan potensi-potensi sosial atau modal sosial yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat Desa itu sendiri. Secara keseluruhan, strategi pengembangan ketahanan ini membutuhkan langkah-langkah kongkrit dan programik agar dapat sinambung dengan agenda pemberdayaan secara umum. Langkah kongkrit dan program tersebut didesain untuk meningkatkan daya kritis masyarakat Desa baik dalam memandang kehidupannya sendiri maupun terhadap lingkungan yang lebih luas. B. AGENDA PENGEMBANGAN KETAHANAN MASYARAKAT DESA Dalam konteks ketahanan masyarakat desa, agenda strategis dalam rangka pengembangan ketahanan masyarakat Desa berporos pada keterlibatanmasyarakatDesadalamprosesbelajarsosial.Prosesbelajar sosial adalah upaya mendekatkan masyarakat dengan kompleksitas lingkungan dunia nyata di luar Desa dan memperhadapkannya dengan kondisi, masalah, dan potensi Desa. Pendamping bertugas untuk memfasilitasi agenda-agenda tersebut, di antaranya: 1. pembelajaran kewarganegaraan, 2. pembelajaran demokrasi desa, 3. pembelajaran hukum dan advokasi hukum, 4. pembentukan pusat kemasyarakatan (community center).
  • 36. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 27 Masing-masing agenda tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Pembelajaran Kewarganegaraan Pembelajaran dimaksudkan untuk mengkondisikan tumbuhnya jiwa kewarganegaraan. Kegiatan yang relevan antara lain: a. Mendorong masyarakat Desa untuk terlibat dalam urusan Desa; b. Mendorong masyarakat Desa menyampaikan aspirasi dalam musyawarah desa dan penyusunan produk hukum desa; c. Pembentukan forum khusus yang melibatkan seluruh unsur masyarakat untuk menggalang kewaspadaan bersama dari ancaman terorisme dan segala potensi radikalisme; d. Mengembangkan komunikasi atau paguyuban lintas kelompok sebagai wahana dialog demi terciptanya keharmonisan sosial; 2. Pembelajaran Demokrasi Desa Pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendorong tumbunya kesukarelaan warga desa untuk terlibat dalam berbagai pengambilan keputusan di desa yang berdampak kepada kehidupan individu maupun kehidupan bersama. Contoh kegiatan di antaranya: a. Mendiskusikan akibat negatif politik uang dalam pemilihan kepala desa; b. mengadakan diskusi berkala dengan warga desa yang secara khusus membahas tentang kepemimpinan desa; c. memfasilitasi penyelenggaraan musyawarah desa secara demokratis dan partisipatif; d. memfasilitasiwargadesauntukterlibataktifdalammusyawarah desa sebagai media penyampaian aspirasi;
  • 37. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 28 3. Pembelajaran Hukum dan Advokasi Hukum Pembelajaran hukum perlu difokuskan pada kebutuhan keadilan bagi masyarakat kecil. Contoh kegiatan yang dapat dilakukan antara lain: a. Memfasilitasi belajar hukum dengan mendatangkan pengajar atau mentor baik dari lingkungan akademi maupun lembaga bantuan hukum. b. Mengadakan penyuluhan hukum bagi warga desa bekerjasama dengan lembaga-lembaga penegak hukum seperti kejaksaan dan pengadilan. Advokasi atau bantuan Hukum ditujukan untuk memberikan pendampingan hukum bagi masyarakat kecil yang berkasus. Namun secara umum, bantuan hukum juga dibutuhkan oleh keseluruhan unsur Desa, baik Pemerintah Desa maupun masyarakat ketika menjumpai masing-masing atau secara bersama menjumpai persoalan hukum. Kegiatan yang dapat dilakukan contohnya adalah: a. menjalin komunikasi dan kerja sama dengan lembaga-lembaga bantuan hukum, khususnya barefoot lawyer, yaitu pengacara (baik lembaga maupun personal) yang bersedia memberikan jasa layanan untuk kasus-kasus dalam skala kecil dan murah. b. memfasilitasi tenaga paralegal untuk (1) memberikan nasihat praktis kepada masyarakat Desa dan Pemerintah Desa tentang beberapa aspek hukum, dan (2) memberikan nasihat tentang langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan perkara baik secara formal maupun informal. 4. Pengembangan Pusat Kemasyarakatan (Community Center) Pendamping Desa dapat memfasilitasi pembentukan pusat kemasyarakatan (community center) yang berfungsi sebagai pusat informasi, pusat kegiatan kemasyarakatan, kegiatan pendampingan, dan kegiatan-kegiatan yang disebut di atas. Kegiatan yang dapat dilakukan di antaranya:
  • 38. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 29 a. Mendorong seluruh unsur masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan di pusat kemasyarakatan; b. Menjadikan pusat kemasyarakatan sebagai pusat kegiatan bagi para penggiat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa; c. Menjadikan pusat kemasyarakatn sebagai pusat kegiatan pengabdian masyarakat seperti penerapan ilmu keagamaan, ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni tertentu untuk menunjang pengembangan konsep pembangunan nasional, wilayah dan/atau daerah, pengembangan sistem pendidikan dan pengembangan; d. Mendorong dan memfasilitasi pembentukan pusat kemasyarakatn di level Kecamatan dan Kabupaten/Kota untuk mensinambungkan keseluruhan kegiatan kemasyarakatn Desa. Strategi dan agenda yang dipaparkan di atas merupakan pokok perhatian dalam pengembangan ketahanan masyarakat Desa. Salah satu titik tekan yang hendak ditunjukkan adalah pembelajaran hukum dan terbentuknya kesadaran hukum pada masyarakat Desa. Kesadaran hukum penting untuk digarisbawahi mengingat arah perkembangan pembangunan Desa dan kewenangan-kewenangan yang dimiliki Desa hanya dapat berjalan optimal ketika masyarakat Desa telah memiliki kesadaran hukum yang kuat.
  • 39. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 30 PENUTUP Pengembangan ketahan masayarakat desa, merupakan tujuan pengaturan yang telah dirumuskan dalam UU Desa yakni:Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional. Dan Pengembangan ketahanan masyarakat desa adalah pilihan strategis yang diharapkan mampu dilakukan oleh Pendamping Desa demi tumbuhnya kemandirian desa. Kemandirian ini hanya mungkin apabila Desa sebagai masyarakat yang berpemerintahan (self governing community), memiliki kekuatan atau ketahanan yang bersumber pada ketahanan masyarakat Desa itu sendiri. Ketahanan tersebut harus dikembangkan secara menyeluruh dan tidak boleh parsial. Seluruh aspek ketahanan masyarakat harus dikembangkan, yaitu aspek material, immaterial, dan sikap dasar sebagai warga negara yang terikat oleh peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, ketahanan masyarakat Desa dikembangkan dan dibangun untuk Desa itu sendiri namun sekaligus juga memperkuat fondasi dasar dalam konteks ekonomi dan ketahanan nasional. Semua itu tidak musykil apabila agenda pendampingan Desa dilakukan secara serius, dan didukung oleh pendamping-pendamping dari pihak lain, baik perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, maupun lembaga- lembaga non-pemerintahan yang lain.
  • 40. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia 31
  • 41. Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia