SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 7
Descargar para leer sin conexión
PENDIDIKAN DAN ANAK JALANAN
A. PENDAHULUAN
Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis)
yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan-
kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang
mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Umumnya mereka berasal dari
keluarga yang ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar
kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih
sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.
Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku
kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah berperan serta menjadikan anak-
anak sebagai korban tak berkesudahan. Menghapus stigmatisasi di atas menjadi sangat
penting. Sebenarnya anak-anak jalanan hanyalah korban dari konflik keluarga, komunitas
jalanan, dan korban kebijakan ekonomi permerintah yang memberatkan rakyat. Untuk itu
kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus
setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar menghentikan aksi-
aksi kekerasan terhadap anak jalanan. Sesuai konvensi hak anak-anak yang dicetuskan
oleh PBB (Convention on the Rights of the Child), sebagaimana telah diratifikasi dengan
Keppres nomor 36 tahun 1990, menyatakan bahwa karena belum matangnya fisik dan
mental anak-anak, maka mereka memerlukan perhatian dan perlindungan. Fenomena
merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalansosial yang komplek. Hidup
menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena
mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka
tidak jarang menjadi “masalah” bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara.
Namun, perhatian terhadap nasibanak jalanan tampaknya belum begitu besar dan solutif.
Padahal mereka adalahsaudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi,
dijamin hak-haknya, sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang
bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah.
Begitu pula kiranya anak jalanan yang memerlukan perhatian dan perlindungan
terhadap hak-haknya sebagai anak bangsa untuk memperoleh pendidikan sesuai dengan
pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pengajaran.Melihat isi dari pasal 31 ayat 1 tersebut sangat bertolak belakang
dengan yang dialami anak jalanan. Mereka hampir tidak mendapatkan haknya untuk
mendapatkan pengajaran. Ironisnya di tengah pendidikan bagi anak jalanan yang
terabaikan, DPR justru berencana mendirikan gedung baru yang megah dengan alasan
“kinerja”. Sepertinya akan lebih bijak apabila dana tersebut digunakan untuk mendirikan
sekolah untuk anak jalanan, memberikan honor bagi pengajar, dan penyediaan sarana
belajar mengajar untuk mereka. Akan tetapi di balik hal tersebut kita patut bangga karena
kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pendidikan justru semakin tinggi. Hal ini
dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang mengabdikan diri sebagai pengajar di
sanggar yang telah didirikan.
B. PEMBAHASAN
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan upaya terencana dan berkesinambungan yang dilakukan
untuk mengembangkan kemampuan manusia agar menjadi manusia yang berkualitas.
Pendidikan dalam Bab.I ketentuan umum pasal 1 undang-undang sisitem pendidikan
nasional no.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Secara umum pendidikan berkenaan dengan
peningkatan kualitas manusia, pengembangan potensi, kecakapan dan karakteristik
generasi muda kearah yang diharapkan masyarakat. Meskipun pendidikan difokuskan
kepada generasi muda, tetapi pada hakekatnya pendidikan juga diberikan kepada
anak, remaja, orang dewassa bahwa usia lanjut dan berlangsung dalam lingkungan
keluarga, sekolah perguruan tinggi, lembaga diklat, dalam masyarakat, serta berbagai
satuan lingkungan.
Pendidikan berfungsi untuk membantu peserrta didik dalam mengembangkan
dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadi
kearah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Sedangkan peserta
didik adalah orang orang yang sedikit atau banyak, telah berkembang atau sama sekali
masih kuncup. Disinilah peran pendidikan diperlukan untuk mengembangkan peserta
didik untuk lebih mengembangkan potensinya. Karena pada dasarnya peran
pendidikan adalah mangaktualkan kemampuan-kemampuan yang masih kuncup, dan
mengembangkan lebih lanjut apa yang baru sedikit atau baru sebagian teraktualisasi,
pengembangan semaksimum mungkin sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Anak jalanan
Menurut lisa (1996) anak jalanan adalah anak-anak yang bekerja di jalanan.
Studi yang dilakukan oleh Soedijar (1989/1990) menunjukkan bahwa anak jalanan
adalah anak yang berusia antara 7-15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat
mengganggu ketentraman dan keselarnatan orang lain serta mebahayakan dirinya
sendiri. Sementara itu, Direktorat Bina Sosial DKI menyebutkan bahwa anak
jalanan adalah anak yang berkeliaran di jalan raya sambil bekerja mengemis
atau menganggur saja. Panti Asuhan klender mengatakana bahwa anak jalanan adalah
anak yang sudah biasa hidup sangat tidak teratur di jalan raya, bisa diambil bekerja
tetapi dapat juga hanya menggelandang sepanjang hari (Kirik Ertanto dalam
www.humana.20m.com/babl/htm).
Penelantaran dan kesewenangan terhadap anak, selain berhubungan dengan
kemiskinan keluarganya juga berhubungan dengan sikap penolakan orang tua, ini
terjadi pada kelompok anak-anak yang hidup di jalanan (children of street).
(Saripudin, 2010:157)
Menurut Hakiki (2000 dalam Saripudin 2010:157), anak-anak yang ditolak orang
tuanya enggan untuk tingal di rumah, mereka mencari kehidupan di luar rumah.
Jalanan merupakan pilihan mereka untuk melarikan diri dari penolakan tersebut.
Anak-anak yang melarikan diri dari rumah kemudian melakukan aktivitas di jalanan,
pada umumnya berada pada masa usia tersebut perhatian mereka tertuju pada
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok. Oleh karena
itu mereka ingin menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui oleh kelompok
dalam penampilan, berbicara, dan berperilaku sekalipun bertentangan dengan
peraturan dirinya, keluarganya, dan peraturan sekolah. Oleh sebab itu pula mereka
betah tinggal di jalan, karena mereka hidup berkelompok dengan teman lain yang
usianya relatif sama.
3. Pendidikan pada anak jalanan
Sebenarnya anak jalanan tidak berbeda dengan anak yang lainnya, mereka juga
mempunyai potensi dan bakat. Pada masa anak-anak seperti itu otak yang memuat
100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai
tingkat perkembangan potensi tertinggi. Pada perkembangan otak manusia mencapai
kapasitas 50 % pada masa anak usia dini. Kita telah benar-benar melupakan hak anak-
anak untuk bermain, bersekolah, dan hidup sebagaimana lazimnya anak-anak lainnya.
Mereka dipaksa orang tua untuk merasakan getirnya kehidupan. Mereka tumbuh dan
berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan,
penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan
membuatnya berperilaku negatif .
Mengkaitkan kandungan hak-hak anak sebagaimana yang tercantum dalam KHA
dengan realitas yang ada, maka akan terlihat suatu kesenjangan yang cukup tinggi.
Penghormatan negara atas hak-hak anak jalanan dinilai masih sangat minim, bahkan
pada kebijakan-kebijakan tertentu seperti razia-razia yang sarat dengan nuansa
kekerasan, negara kerapkali dinilai melakukan pelanggaran terhadap hak-hak anak
(jalanan). Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam rangka memenuhi hak-hak anak
jalanan harus senantiasa ditingkatkan. Hal ini mengingat anak sebagai aset dan
generasi penerus bangsa. Salahsatunya adalah dengan meningkatkan pelayanan
pendidikan bagi anak-anak jalanan. Pendidikan yang dimaksudkan disini adalah
pendidikan formal sebagaimana yang dicanangkan pemerintah dalam Gerakan Wajib
Belajar 9 tahun dan tentu saja dengan biaya pendidikan gratis atau murah bagi anak-
anak jalanan yang memiliki keluarga miskin.
Pendidikan Pada anak jalanan mungkin ini tidak terlihat sebagai suatu yang
penting. Para anak jalanan lebih memilih untuk mencari uang dibandingkan dengan
bersekolah. Karena dorongan kebutuhan hidup mereka yang mewajibkan mereka
untuk mencari uang untuk dapa bertahan hidup. Maka dari itulah pendidikan yang
didapat oleh anak jalanan sangatlah rendah dan dapat dikatakan anak jalanan ini tidak
mendapatkan pendidikan secara baik sesuai konvensi hak anak-anak yang dicetuskan
oleh PBB (Convention on the Rights of the Child), sebagaimana telah diratifikasi
dengan Keppres nomor 36 tahun 1990, menyatakan bahwa karena belum matangnya
fisik dan mental anak-anak, maka mereka memerlukan perhatian dan perlindungan.
Begitu pula kiranya anak jalanan yang memerlukan perhatian dan perlindungan
terhadap hak-haknya sebagai anak bangsa untuk memperoleh pendidikan dengan baik
sesuai dengan pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa setiap warga
negara berhak mendapat pengajaran.
Melihat isi dari pasal 31 ayat 1 tersebut sangat bertolak belakang dengan yang
dialami anak jalanan. Mereka hampir tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan
pengajaran. Dan akibatnya, perilaku negatif dan kriminal yang timbul di kalangan
anak jalanan tersebut. Anak jalanan hidup dan berada dalam situasi sosial yang terdiri
dari berbagai setting. Setting pertama adalah lingkungan sosial yang terdiri dari
keluarga , sekolah dan masyarakat.
Pendidikan di kalangan anak jalanan ironisnya sangat sedikit atau dapat dikatakan
tidak layak. Msesikpun telah diatur dalam Pasal 9 ayat (1) UU no 23 tahun 2002
tentang perlindungan anak menyebutkan; “Setiap anak berhak memperoleh
pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat
kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Pemenuhan pendidikan itu
haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak
bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan
berbeda dengan orang dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja,
atau hanya melindunginya di sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang.
Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak
mungkin dijalankan. Pendidikan tanpa cinta seperti nasi tanpa lauk,menjadi kering
hambar, tak menarik.
Inilah yang menjadi faktor berkembangnya anak jalanan di Indonesia dan pada
masa dewasa para anak jalanan ini tidak dapat bersaing dengan anak-anak yang lain.
Persaingan ini berpandangan bahwa setiap orang harus diberi kesempatan yang sama
untuk bersaing. Namun pada kenyataannya pada persaingan in anak-anak jalanan
hanya memiliki sedikit kesempatan karena kurangnya kemampuan dan pendidikan
yang diterima leh anak jalanan ini.
4. Penanggulangan pendidikan pada anak jalanan (Rumah Singgah)
Rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal,
dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal
sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut .rumah singgah didefinisikan
sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka.
Rumah singgah merupakan proses non formal yang memberikan suasana pusat
resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat. Tujuan
dibentuknya rumah singgah adalah resosialisasi yaitu membentuk kembali sikap dan
prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan
memberikan pendidikan dini untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa
depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif.
Dalam resosialisasi kepada anak jalanan, para tutor menggunakan prinsip perkawanan
dan kesejajaran. Meskipun mereka anak-anak, pengalaman dijalanan telah membuat
mereka matang. Resosialisasi menghindari pola instruksi dan memberikan masukan-
masukan terus-menerus dimana anak sebagai objek. Anak jalana ditempatkan sebagai
subjek atas perubahan yang akan terjadi pada dirinya.prinsip yang berlaku adalah para
tutor dengan anak jalanan berdiskusi untuk merumuskan kegiatan, memberikan
pertimbangan, dan menyemangati upaya yang dipilih. Pada akhir rsosialisasi, anak
jalanan diharapkan sudah mampu menolong dirinya sendiri.
Seperti contohnya Andi Suhandi yang beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai "The
Young Heroes" oleh sebuah acara televisi ternama. Ia berhasil mendirikan sanggar
pendidikan bagi anak jalanan, yang telah menampung banyak anak jalanan dan
sebagian dari mereka telah bersekolah di sekolah formal dan berprestasi. Meskipun
pada awalnya Andi mengalami kesulitan akan tetapi kesulitan tersebut dapat dilalui
berkat kesabaran dan kerja kerasanya. Hasilnya anak-anaknya berhasil membawa
pulang Tropi Walikota Juara 1 untuk tulis puisi yang bertema anak jalanan dan Juara
2 lomba baca puisi, serta berhasil meraih Juara 1 lomba teater pada 2009.
Jadi, sebenarnya apabila anak jalanan tersebut dibina dengan baik, mereka memiliki
potensi yang tidak kalah dengan anak pada umumnya. Anak jalanan perlu dirangkul
untuk mendapatkan haknya memperoleh pendidikan dan tidak selalu dipandang
sebelah mata.
Peran dan fungsi rumah singgah bagi program pemberdayaan anak jalanan
sangat penting. Secara ringkas fungsi rumah singgah antara lain :
a. Sebagai tempat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap
menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual
ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya.
b. Rehabilitasi, yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak.
c. Sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara
anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti
pendidikan, kesehatan dll. Lokasi rumah singgah harus berada ditengah-
tengah masyarakat agar memudahkan proses pendidikan dini, penanaman
norma dan resosialisasi bagi anak jalanan.
d. Mengupayakan anak-anak kembali ke rumah jika memungkinkan atau k
panti dan lembaga pengganti lainnya jika diperlukan
e. Memberikan alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan
menyiapkan masa depannya sehingga menjadi warga masyarakat yang
produktif dan mandiri.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptxPPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptxekosugeng
 
01 ppt lingkungan belajar indoor yang menyenangkan bagi aud
01 ppt lingkungan belajar indoor yang menyenangkan bagi aud01 ppt lingkungan belajar indoor yang menyenangkan bagi aud
01 ppt lingkungan belajar indoor yang menyenangkan bagi audYayan Yanuar Rahman
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranRosida Marasabessy
 
PPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptx
PPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptxPPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptx
PPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptxZowtaaGarden
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinyaSeptian Muna Barakati
 
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khususSeminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khususRatna Widiastuti
 
Konsep Agama Hindu
Konsep Agama HinduKonsep Agama Hindu
Konsep Agama Hindupjj_kemenkes
 
PANDUAN PORTOFOLIO UKIN UKMPPG.pdf
PANDUAN PORTOFOLIO UKIN UKMPPG.pdfPANDUAN PORTOFOLIO UKIN UKMPPG.pdf
PANDUAN PORTOFOLIO UKIN UKMPPG.pdfSITTISARLIATI
 
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khususPerlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khususRita Pranawati
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniMichelle Rumawir
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususMakalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususDedy Wiranto
 
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatif
Strategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatifStrategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatif
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatifeli priyatna laidan
 
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar PendidikanPengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar PendidikanAnita Julia
 

La actualidad más candente (20)

PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptxPPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
PPT PENDIDIKAN INKLUSIF 22 SEPT 2021.pptx
 
SISTEM PENDIDIKAN AUSTRALIA
SISTEM PENDIDIKAN AUSTRALIASISTEM PENDIDIKAN AUSTRALIA
SISTEM PENDIDIKAN AUSTRALIA
 
Sumber belajar
Sumber belajarSumber belajar
Sumber belajar
 
01 ppt lingkungan belajar indoor yang menyenangkan bagi aud
01 ppt lingkungan belajar indoor yang menyenangkan bagi aud01 ppt lingkungan belajar indoor yang menyenangkan bagi aud
01 ppt lingkungan belajar indoor yang menyenangkan bagi aud
 
Fungsi dan Peran keluarga
Fungsi dan Peran keluargaFungsi dan Peran keluarga
Fungsi dan Peran keluarga
 
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan PembelajaranPeran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
Peran Guru dalam Proses Belajar dan Pembelajaran
 
GENDER
GENDERGENDER
GENDER
 
PPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptx
PPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptxPPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptx
PPT ABK (Anak berkebutuhan Khusus modul 1).pptx
 
Modul 5 Hindu KB 1 "Itihasa"
Modul 5 Hindu KB 1 "Itihasa"Modul 5 Hindu KB 1 "Itihasa"
Modul 5 Hindu KB 1 "Itihasa"
 
Observasi anak kdp umur 3 4 thn
Observasi anak kdp umur 3 4 thnObservasi anak kdp umur 3 4 thn
Observasi anak kdp umur 3 4 thn
 
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinyaMakalah permasalahan pendidikan di  indonesia dan solusinya
Makalah permasalahan pendidikan di indonesia dan solusinya
 
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khususSeminar penanganan anak berkebutuhan khusus
Seminar penanganan anak berkebutuhan khusus
 
Konsep Agama Hindu
Konsep Agama HinduKonsep Agama Hindu
Konsep Agama Hindu
 
PANDUAN PORTOFOLIO UKIN UKMPPG.pdf
PANDUAN PORTOFOLIO UKIN UKMPPG.pdfPANDUAN PORTOFOLIO UKIN UKMPPG.pdf
PANDUAN PORTOFOLIO UKIN UKMPPG.pdf
 
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khususPerlindungan anak berkebutuhan khusus
Perlindungan anak berkebutuhan khusus
 
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia DiniPemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
Pemikiran tokoh-tokoh dan Teori mengenai Pendidikan Anak Usia Dini
 
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan KhususMakalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Makalah Hakikat dan Fungsi Pendidikan Kelas Khusus Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
 
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatif
Strategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatifStrategi  dan  model  pembelajaran  p kn komtemporer dan inovatif
Strategi dan model pembelajaran p kn komtemporer dan inovatif
 
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar PendidikanPengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
Pengertian dan Unsur-unsur Pendidikan - Pengantar Pendidikan
 
Teori belajar humanisme
Teori belajar humanismeTeori belajar humanisme
Teori belajar humanisme
 

Destacado

Presentation sosio-penelitian tentang anak jalanan
Presentation sosio-penelitian tentang anak jalananPresentation sosio-penelitian tentang anak jalanan
Presentation sosio-penelitian tentang anak jalananMaiya Maiya
 
Ringkasan topik terperinci anak jalanan
Ringkasan topik terperinci anak jalananRingkasan topik terperinci anak jalanan
Ringkasan topik terperinci anak jalananKambrose13
 
Powerpoint presentasi landasan
Powerpoint presentasi landasanPowerpoint presentasi landasan
Powerpoint presentasi landasanhendrapratama
 
Presentasi anak jalanan
Presentasi anak jalananPresentasi anak jalanan
Presentasi anak jalananAstana Maulana
 
Emas agus prastyo wibowo universitas negeri semarang pkmgt.pdf
Emas agus prastyo wibowo  universitas negeri semarang pkmgt.pdfEmas agus prastyo wibowo  universitas negeri semarang pkmgt.pdf
Emas agus prastyo wibowo universitas negeri semarang pkmgt.pdfEmas Agus Prastyo Wibowo
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Susyapriyani
 
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMakalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMelanda Kucing
 

Destacado (7)

Presentation sosio-penelitian tentang anak jalanan
Presentation sosio-penelitian tentang anak jalananPresentation sosio-penelitian tentang anak jalanan
Presentation sosio-penelitian tentang anak jalanan
 
Ringkasan topik terperinci anak jalanan
Ringkasan topik terperinci anak jalananRingkasan topik terperinci anak jalanan
Ringkasan topik terperinci anak jalanan
 
Powerpoint presentasi landasan
Powerpoint presentasi landasanPowerpoint presentasi landasan
Powerpoint presentasi landasan
 
Presentasi anak jalanan
Presentasi anak jalananPresentasi anak jalanan
Presentasi anak jalanan
 
Emas agus prastyo wibowo universitas negeri semarang pkmgt.pdf
Emas agus prastyo wibowo  universitas negeri semarang pkmgt.pdfEmas agus prastyo wibowo  universitas negeri semarang pkmgt.pdf
Emas agus prastyo wibowo universitas negeri semarang pkmgt.pdf
 
Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)Makalah character building(ank jlanan)
Makalah character building(ank jlanan)
 
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalananMakalah kewarganegaraan anak jalanan
Makalah kewarganegaraan anak jalanan
 

Similar a Pendidikan dan anak jalanan

jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxjurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxRiskyAmnur
 
Sayang anak
Sayang anakSayang anak
Sayang anakJurnalis
 
Bab vi rarl2
Bab vi rarl2Bab vi rarl2
Bab vi rarl2juni apri
 
01. bagian hak anak
01. bagian hak anak01. bagian hak anak
01. bagian hak anakwirantayudha
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasipriskyra
 
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532STISIPWIDURI
 
Anak jalanan
Anak jalananAnak jalanan
Anak jalananArra Asri
 
masalah sex bebas
masalah sex bebasmasalah sex bebas
masalah sex bebasyahyafly3
 
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidupPendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidupAdhi Panjie Gumilang
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)verdalena
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)verdalena
 
Tri Pusat Pendidikan
Tri Pusat PendidikanTri Pusat Pendidikan
Tri Pusat PendidikanLia Oktafiani
 
Best practice
Best practiceBest practice
Best practiceHati N
 
Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014Titin Sulistiawati
 
Panduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang MudaPanduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang MudaECPAT Indonesia
 

Similar a Pendidikan dan anak jalanan (20)

jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docxjurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
jurnal ekspolitasi anak jalanan dalam fiqh jinayah.docx
 
Sayang anak
Sayang anakSayang anak
Sayang anak
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Bab vi rarl2
Bab vi rarl2Bab vi rarl2
Bab vi rarl2
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
01. bagian hak anak
01. bagian hak anak01. bagian hak anak
01. bagian hak anak
 
Prosiding hastin
Prosiding hastinProsiding hastin
Prosiding hastin
 
Paper pendidikan
Paper pendidikanPaper pendidikan
Paper pendidikan
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasi
 
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
Insani vol 3_no_1_jun_2016_nancy_r_ukim-81bb2-2142_532
 
Anak jalanan
Anak jalananAnak jalanan
Anak jalanan
 
masalah sex bebas
masalah sex bebasmasalah sex bebas
masalah sex bebas
 
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidupPendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
Pendidikan ham, pendidikan sepanjang hayat, dan pendidikan seumur hidup
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
 
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
Draf panduan desa ramah anak provinsi jawa tengah final (1)
 
Tri Pusat Pendidikan
Tri Pusat PendidikanTri Pusat Pendidikan
Tri Pusat Pendidikan
 
Best practice
Best practiceBest practice
Best practice
 
Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014Best practice kepala sekolah tahun 2014
Best practice kepala sekolah tahun 2014
 
Pemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasiPemuda dan sosialisasi
Pemuda dan sosialisasi
 
Panduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang MudaPanduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
Panduan Partisipasi Anak dan Orang Muda
 

Pendidikan dan anak jalanan

  • 1. PENDIDIKAN DAN ANAK JALANAN A. PENDAHULUAN Anak jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik dan phsykis) yang menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan dengan melakukan kegiatan- kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankan hidupnya yang terkadang mendapat tekanan fisik atau mental dari lingkunganya. Umumnya mereka berasal dari keluarga yang ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif. Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan menjadi salah satu pelaku kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah berperan serta menjadikan anak- anak sebagai korban tak berkesudahan. Menghapus stigmatisasi di atas menjadi sangat penting. Sebenarnya anak-anak jalanan hanyalah korban dari konflik keluarga, komunitas jalanan, dan korban kebijakan ekonomi permerintah yang memberatkan rakyat. Untuk itu kampanye perlindungan terhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar menghentikan aksi- aksi kekerasan terhadap anak jalanan. Sesuai konvensi hak anak-anak yang dicetuskan oleh PBB (Convention on the Rights of the Child), sebagaimana telah diratifikasi dengan Keppres nomor 36 tahun 1990, menyatakan bahwa karena belum matangnya fisik dan mental anak-anak, maka mereka memerlukan perhatian dan perlindungan. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalansosial yang komplek. Hidup menjadi anak jalanan memang bukan merupakan pilihan yang menyenangkan, karena mereka berada dalam kondisi yang tidak bermasa depan jelas, dan keberadaan mereka tidak jarang menjadi “masalah” bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat dan negara. Namun, perhatian terhadap nasibanak jalanan tampaknya belum begitu besar dan solutif. Padahal mereka adalahsaudara kita. Mereka adalah amanah Allah yang harus dilindungi, dijamin hak-haknya, sehingga tumbuh-kembang menjadi manusia dewasa yang bermanfaat, beradab dan bermasa depan cerah. Begitu pula kiranya anak jalanan yang memerlukan perhatian dan perlindungan terhadap hak-haknya sebagai anak bangsa untuk memperoleh pendidikan sesuai dengan pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pengajaran.Melihat isi dari pasal 31 ayat 1 tersebut sangat bertolak belakang
  • 2. dengan yang dialami anak jalanan. Mereka hampir tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan pengajaran. Ironisnya di tengah pendidikan bagi anak jalanan yang terabaikan, DPR justru berencana mendirikan gedung baru yang megah dengan alasan “kinerja”. Sepertinya akan lebih bijak apabila dana tersebut digunakan untuk mendirikan sekolah untuk anak jalanan, memberikan honor bagi pengajar, dan penyediaan sarana belajar mengajar untuk mereka. Akan tetapi di balik hal tersebut kita patut bangga karena kepedulian masyarakat Indonesia terhadap pendidikan justru semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dari banyaknya masyarakat yang mengabdikan diri sebagai pengajar di sanggar yang telah didirikan. B. PEMBAHASAN 1. Pendidikan Pendidikan merupakan upaya terencana dan berkesinambungan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan manusia agar menjadi manusia yang berkualitas. Pendidikan dalam Bab.I ketentuan umum pasal 1 undang-undang sisitem pendidikan nasional no.20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Secara umum pendidikan berkenaan dengan peningkatan kualitas manusia, pengembangan potensi, kecakapan dan karakteristik generasi muda kearah yang diharapkan masyarakat. Meskipun pendidikan difokuskan kepada generasi muda, tetapi pada hakekatnya pendidikan juga diberikan kepada anak, remaja, orang dewassa bahwa usia lanjut dan berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah perguruan tinggi, lembaga diklat, dalam masyarakat, serta berbagai satuan lingkungan. Pendidikan berfungsi untuk membantu peserrta didik dalam mengembangkan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadi kearah yang positif baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Sedangkan peserta didik adalah orang orang yang sedikit atau banyak, telah berkembang atau sama sekali masih kuncup. Disinilah peran pendidikan diperlukan untuk mengembangkan peserta didik untuk lebih mengembangkan potensinya. Karena pada dasarnya peran
  • 3. pendidikan adalah mangaktualkan kemampuan-kemampuan yang masih kuncup, dan mengembangkan lebih lanjut apa yang baru sedikit atau baru sebagian teraktualisasi, pengembangan semaksimum mungkin sesuai dengan kondisi yang ada. 2. Anak jalanan Menurut lisa (1996) anak jalanan adalah anak-anak yang bekerja di jalanan. Studi yang dilakukan oleh Soedijar (1989/1990) menunjukkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berusia antara 7-15 tahun yang bekerja di jalanan dan dapat mengganggu ketentraman dan keselarnatan orang lain serta mebahayakan dirinya sendiri. Sementara itu, Direktorat Bina Sosial DKI menyebutkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berkeliaran di jalan raya sambil bekerja mengemis atau menganggur saja. Panti Asuhan klender mengatakana bahwa anak jalanan adalah anak yang sudah biasa hidup sangat tidak teratur di jalan raya, bisa diambil bekerja tetapi dapat juga hanya menggelandang sepanjang hari (Kirik Ertanto dalam www.humana.20m.com/babl/htm). Penelantaran dan kesewenangan terhadap anak, selain berhubungan dengan kemiskinan keluarganya juga berhubungan dengan sikap penolakan orang tua, ini terjadi pada kelompok anak-anak yang hidup di jalanan (children of street). (Saripudin, 2010:157) Menurut Hakiki (2000 dalam Saripudin 2010:157), anak-anak yang ditolak orang tuanya enggan untuk tingal di rumah, mereka mencari kehidupan di luar rumah. Jalanan merupakan pilihan mereka untuk melarikan diri dari penolakan tersebut. Anak-anak yang melarikan diri dari rumah kemudian melakukan aktivitas di jalanan, pada umumnya berada pada masa usia tersebut perhatian mereka tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok. Oleh karena itu mereka ingin menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui oleh kelompok
  • 4. dalam penampilan, berbicara, dan berperilaku sekalipun bertentangan dengan peraturan dirinya, keluarganya, dan peraturan sekolah. Oleh sebab itu pula mereka betah tinggal di jalan, karena mereka hidup berkelompok dengan teman lain yang usianya relatif sama. 3. Pendidikan pada anak jalanan Sebenarnya anak jalanan tidak berbeda dengan anak yang lainnya, mereka juga mempunyai potensi dan bakat. Pada masa anak-anak seperti itu otak yang memuat 100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tertinggi. Pada perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50 % pada masa anak usia dini. Kita telah benar-benar melupakan hak anak- anak untuk bermain, bersekolah, dan hidup sebagaimana lazimnya anak-anak lainnya. Mereka dipaksa orang tua untuk merasakan getirnya kehidupan. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif . Mengkaitkan kandungan hak-hak anak sebagaimana yang tercantum dalam KHA dengan realitas yang ada, maka akan terlihat suatu kesenjangan yang cukup tinggi. Penghormatan negara atas hak-hak anak jalanan dinilai masih sangat minim, bahkan pada kebijakan-kebijakan tertentu seperti razia-razia yang sarat dengan nuansa kekerasan, negara kerapkali dinilai melakukan pelanggaran terhadap hak-hak anak (jalanan). Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam rangka memenuhi hak-hak anak jalanan harus senantiasa ditingkatkan. Hal ini mengingat anak sebagai aset dan generasi penerus bangsa. Salahsatunya adalah dengan meningkatkan pelayanan pendidikan bagi anak-anak jalanan. Pendidikan yang dimaksudkan disini adalah pendidikan formal sebagaimana yang dicanangkan pemerintah dalam Gerakan Wajib Belajar 9 tahun dan tentu saja dengan biaya pendidikan gratis atau murah bagi anak- anak jalanan yang memiliki keluarga miskin. Pendidikan Pada anak jalanan mungkin ini tidak terlihat sebagai suatu yang penting. Para anak jalanan lebih memilih untuk mencari uang dibandingkan dengan bersekolah. Karena dorongan kebutuhan hidup mereka yang mewajibkan mereka
  • 5. untuk mencari uang untuk dapa bertahan hidup. Maka dari itulah pendidikan yang didapat oleh anak jalanan sangatlah rendah dan dapat dikatakan anak jalanan ini tidak mendapatkan pendidikan secara baik sesuai konvensi hak anak-anak yang dicetuskan oleh PBB (Convention on the Rights of the Child), sebagaimana telah diratifikasi dengan Keppres nomor 36 tahun 1990, menyatakan bahwa karena belum matangnya fisik dan mental anak-anak, maka mereka memerlukan perhatian dan perlindungan. Begitu pula kiranya anak jalanan yang memerlukan perhatian dan perlindungan terhadap hak-haknya sebagai anak bangsa untuk memperoleh pendidikan dengan baik sesuai dengan pasal 31 ayat 1 UUD 1945 yang mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Melihat isi dari pasal 31 ayat 1 tersebut sangat bertolak belakang dengan yang dialami anak jalanan. Mereka hampir tidak mendapatkan haknya untuk mendapatkan pengajaran. Dan akibatnya, perilaku negatif dan kriminal yang timbul di kalangan anak jalanan tersebut. Anak jalanan hidup dan berada dalam situasi sosial yang terdiri dari berbagai setting. Setting pertama adalah lingkungan sosial yang terdiri dari keluarga , sekolah dan masyarakat. Pendidikan di kalangan anak jalanan ironisnya sangat sedikit atau dapat dikatakan tidak layak. Msesikpun telah diatur dalam Pasal 9 ayat (1) UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak menyebutkan; “Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya”. Pemenuhan pendidikan itu haruslah memperhatikan aspek perkembangan fisik dan mental mereka. Sebab, anak bukanlah orang dewasa yang berukuran kecil. Anak mempunyai dunianya sendiri dan berbeda dengan orang dewasa. Kita tak cukup memberinya makan dan minum saja, atau hanya melindunginya di sebuah rumah, karena anak membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang adalah fundamen pendidikan. Tanpa kasih, pendidikan ideal tak mungkin dijalankan. Pendidikan tanpa cinta seperti nasi tanpa lauk,menjadi kering hambar, tak menarik. Inilah yang menjadi faktor berkembangnya anak jalanan di Indonesia dan pada masa dewasa para anak jalanan ini tidak dapat bersaing dengan anak-anak yang lain. Persaingan ini berpandangan bahwa setiap orang harus diberi kesempatan yang sama untuk bersaing. Namun pada kenyataannya pada persaingan in anak-anak jalanan
  • 6. hanya memiliki sedikit kesempatan karena kurangnya kemampuan dan pendidikan yang diterima leh anak jalanan ini. 4. Penanggulangan pendidikan pada anak jalanan (Rumah Singgah) Rumah singgah sebagai tempat pemusatan sementara yang bersifat non formal, dimana anak-anak bertemu untuk memperoleh informasi dan pembinaan awal sebelum dirujuk ke dalam proses pembinaan lebih lanjut .rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Rumah singgah merupakan proses non formal yang memberikan suasana pusat resosialisasi anak jalanan terhadap sistem nilai dan norma di masyarakat. Tujuan dibentuknya rumah singgah adalah resosialisasi yaitu membentuk kembali sikap dan prilaku anak yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma yang berlaku di masyarakat dan memberikan pendidikan dini untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi masyarakat yang produktif. Dalam resosialisasi kepada anak jalanan, para tutor menggunakan prinsip perkawanan dan kesejajaran. Meskipun mereka anak-anak, pengalaman dijalanan telah membuat mereka matang. Resosialisasi menghindari pola instruksi dan memberikan masukan- masukan terus-menerus dimana anak sebagai objek. Anak jalana ditempatkan sebagai subjek atas perubahan yang akan terjadi pada dirinya.prinsip yang berlaku adalah para tutor dengan anak jalanan berdiskusi untuk merumuskan kegiatan, memberikan pertimbangan, dan menyemangati upaya yang dipilih. Pada akhir rsosialisasi, anak jalanan diharapkan sudah mampu menolong dirinya sendiri. Seperti contohnya Andi Suhandi yang beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai "The Young Heroes" oleh sebuah acara televisi ternama. Ia berhasil mendirikan sanggar pendidikan bagi anak jalanan, yang telah menampung banyak anak jalanan dan sebagian dari mereka telah bersekolah di sekolah formal dan berprestasi. Meskipun pada awalnya Andi mengalami kesulitan akan tetapi kesulitan tersebut dapat dilalui berkat kesabaran dan kerja kerasanya. Hasilnya anak-anaknya berhasil membawa pulang Tropi Walikota Juara 1 untuk tulis puisi yang bertema anak jalanan dan Juara 2 lomba baca puisi, serta berhasil meraih Juara 1 lomba teater pada 2009. Jadi, sebenarnya apabila anak jalanan tersebut dibina dengan baik, mereka memiliki potensi yang tidak kalah dengan anak pada umumnya. Anak jalanan perlu dirangkul
  • 7. untuk mendapatkan haknya memperoleh pendidikan dan tidak selalu dipandang sebelah mata. Peran dan fungsi rumah singgah bagi program pemberdayaan anak jalanan sangat penting. Secara ringkas fungsi rumah singgah antara lain : a. Sebagai tempat perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan yang kerap menimpa anak jalanan dari kekerasan dan prilaku penyimpangan seksual ataupun berbagai bentuk kekerasan lainnya. b. Rehabilitasi, yaitu mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak. c. Sebagai akses terhadap pelayanan, yaitu sebagai persinggahan sementara anak jalanan dan sekaligus akses kepada berbagai pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan dll. Lokasi rumah singgah harus berada ditengah- tengah masyarakat agar memudahkan proses pendidikan dini, penanaman norma dan resosialisasi bagi anak jalanan. d. Mengupayakan anak-anak kembali ke rumah jika memungkinkan atau k panti dan lembaga pengganti lainnya jika diperlukan e. Memberikan alternatif pelayanan untuk pemenuhan kebutuhan anak dan menyiapkan masa depannya sehingga menjadi warga masyarakat yang produktif dan mandiri.