Dokumen tersebut membahas pengaruh hasrat terhadap motivasi kerja karyawan menurut teori motivasi. Hasrat merupakan faktor internal penting yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja. Perusahaan perlu memahami hasrat inti setiap karyawan dan mencocokkannya dengan pekerjaan agar kinerja dan produktivitas meningkat.
1. Teori Motivasi: Pengaruh Hasrat Terhadap Motivasi Kerja Karyawan
Hasrat adalah kunci motivasi, sedangkan determinasi dan komitmen yang teguh untuk mengejar
tujuan adalah yang memungkinkan pencapaian kesuksesan. -Mario Andretti
Teori motivasi terus berkembang dan semakin efektif dalam prakteknya. Perusahaan-perusahaan
yang ingin unggul dalam bersaing di era modern harus mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan
yang terkini di bidang psikologi dan manajemen sumber daya manusia.
Proses memotivasi karyawan agar menghasilkan produktivitas yang tinggi lewat kontribusi
kinerja yang terbaik harus berlandaskan wawasan teori motivasi kerja yang telah teruji secara
ilmiah dan dalam prakteknya.
Di jaman pasar bebas dan globalisasi ini, insentif eksternal saja tidak cukup untuk memotivasi
kinerja karyawan agar bekerja memberikan kontribusinya yang terbaik. Sistem reward and
punishment atau imbalan finansial dan ancaman sanksi yang ada wajib dilengkapi dengan
pengelolaan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan secara
signifikan.
Kini, ribuan perusahaan multinasional menggunakan metode yang lebih komprehensif dalam
menyusun kebijakan-kebijakan pada manajemen sumber daya manusianya. Teori motivasi yang
digunakan mempertimbangkan juga pengaruh-pengaruh internal seperti spesifikasi karakter dari
setiap karyawan turut dievaluasi untuk ditindaklanjuti dengan prosedur yang beragam
disesuaikan dengan karakteristik inti dari masing-masing karyawan.
Sebagai contoh, perusahaan dalam upayanya memotivasi para karyawan turut memperhitungkan
nilai-nilai yang dianut seperti kebutuhan terdalam atau hasrat. Sehingga, manajemen dapat
menyesuaikan jabatan dan tugas-tugas yang harus dikerjakan dapat berhubungan dengan hasrat
dari masing-masing karyawan yang berbeda-beda ukurannya.
Semua orang akan sangat termotivasi dalam bekerja jika pekerjaannya sesuai dengan hasratnya
yang paling bernilai. Menurut teori motivasi kerja dengan memasukkan pengaruh hasrat yang
telah divalidasi secara ilmiah, para karyawan akan memiliki motivasi kerja yang tinggi jika apa
yang dikerjakan berhubungan dengan apa yang dianggap paling penting sesuai hasrat intinya.
Motivasi Kerja dengan Hasrat Inti
Hasrat inti atau kebutuhan terdalam yang dinilai penting oleh karyawan memiliki ukuran yang
beragam. Variasi dari ukuran kepentingan hasrat ini berbeda-beda sesuai kebutuhan terdalam
yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Hasrat inilah yang memberikan pengaruh yang
kuat terhadap motivasi kerja karyawan.
Misalnya, ada karyawan yang berhasrat untuk berkuasa, unggul dalam persaingan, memiliki
pengaruh, gemar berkompetisi atau berprestasi, dan status yang tinggi. Ada juga yang
menginginkan penerimaan, berkelompok dan memiliki koneksi yang erat seperti dalam
2. hubungan sosial, bekerja demi keluarga, menarik perhatian lawan jenis, senang berteman, dan
seterusnya.
Hasrat inti lainnya adalah keinginan untuk bertumbuh, terus belajar dan mengembangkan
kompetensi diri, ingin berguna bagi kepentingan yang lebih besar, ingin merasa bermakna karena
mengerjakan sesuatu yang berarti, serta menjunjung idealisme seperti norma-norma keadilan,
kehormatan, dan sebagainya.
Beberapa karyawan juga ada yang lebih condong untuk mudah bosan, ingin bertualang dan
menjelajahi tempat-tempat serta kemampuan-kemampuan yang baru, jenuh jika tidak ada
tantangan atau peluang-peluang untuk mengekspresikan keunikan. Namun ada juga yang lebih
mengutamakan keamanan kerja, kestabilan pendapatan, keteraturan dalam menjalankan
keseharian, dan ketenangan pikiran.
Pengukuran Pengaruh Hasrat Terhadap Motivasi Karyawan
Kesemua hasrat inti ini harus dinilai kadar dan kecenderungannya. Pengaruh dari hasrat amatlah
signifikan terhadap motivasi kerja. Perusahaan bisa menggunakan jasa konsultan bisnis untuk
memprofil semua karyawan dan menentukan pendekatan motivasional yang tepat terhadap setiap
karyawan.
Bisa saja satu orang karyawan memiliki kombinasi dari semua hasrat inti, tapi sebenarnya
memiliki level prioritas yang beragam untuk setiap hasrat yang dianut. Pengaruh intrinsik dari
hasrat inti yang diprioritaskan seseorang adalah motivator kunci dan membantu prediksi perilaku
serta reaksi individu terhadap pekerjaan yang dilakukan.
Pengejaran hasrat inti yag sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan akan memberikan energi
semangat yang tinggi untuk karyawan mengerjakannya. Hasilnya adalah keunggulan dalam
kinerja, produktivitas yang meningkat untuk perusahaan, dan kepuasan kerja bagi sang
karyawan.
Taksonomi kebutuhan manusia secara empiris dapat dirumuskan dalam beberapa kebutuhan
mendasar seperti ragam hasrat inti dan variasi keinginan yang terdalam. Manajemen sumber
daya manusia harus mampu mengelola pendekatan-pendekatan yang tepat sesuai penilaian profil
dari karakteristik masing-masing karyawan sesuai kriteria hasrat inti yang diprioritaskan demi
kemajuan perusahaan.
Rahasia kesuksesan praktek teori pengaruh hasrat terhadap motivasi kerja karyawan ini adalah
implementasinya yang harus terintegrasi dengan prosedur kerja serta budaya organisasi yang
diterapkan oleh manajemen perusahaan. Dan tidak lupa, pelatihan-pelatihan yang berkala untuk
merevitalisasi penerapan dari teori motivasi ini agar kualitasnya terkendali dan semakin
meningkat lagi.
Saya akan membahas studi kasus dari kesuksesan penggunaan teori motivasi kerja karyawan
dengan pengaruh hasrat dalam tulisan-tulisan selanjutnya di blog 100motivasi ini. Stay tuned!