SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
GENETIKA
“ALEL GANDA DAN GEN GANDA”
Dosen Pembimbing
NURKHOIRO HIDAYATI, S.Pd., M.Pd
DISUSUN OLEH:
REVINA SRI UTAMI
116511322
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2012
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN …………………………...... 1
- Latar Belakang …………………………….. 1
- Tujuan
…………………………….. 1
BAB II PEMBAHASAN …………………………….. 2
- Pengertian Alel Ganda …………………………….. 2
- Contoh Alel Ganda pada Golongan
Darah Manusia
…………………………….. 2
- Contoh Alel Ganda pada Warna Bulu
Kelinci
…………………………….. 12
- Pengertian Gen Ganda …………………………….. 14
- Contoh Gen Ganda pada
Manusia/Hewan
…………………………….. 14
- Contoh Gen Ganda pada Tumbuhan
…………………………….. 15
BAB III PENUTUP …………………………….. 17
- Kesimpulan
…………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA …………………………….. 19
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan
yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah ABO yang
ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukan
Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan alel ganda.
Untuk golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal alel ganda IA , IB dan I,
harus dipahami pengertian tentang antigen, zat anti (antibodi) aglutinasi.
Darah merupakan media transportasi dalam tubuh. Darah terdiri atas
plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri atas sel darah
merah atau eritrosit, sedangkan jumlah sel darah putih atau leukosit sangat
sedikit, yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping eritrosit dan leukosit
masih ada partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit ini penting pada
penggumpalan darah.
Meskipun semua praktikan sebenarnya telah mengetahui golongan
darah masing-masing, namun dalam percobaan ini mereka belajar menetapkan
sendiri golongan darahnya. Disediakan 3 macam anti serum, yaitu anti-A,
anti-B dan anti Rh (D)+ .
Tujuan
1. Untuk mengetahui gen alel ganda pada warna bulu kelinci
2. Untuk mengetahui alel ganda pada golongan darah manusia
3. Untuk mengetahui gen ganda pada tumbuhan
4. Untuk mengetahui gen ganda pada hewan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Alel Ganda
Alel berasal dari kata Allelon yang berarti bentuk lain. Disebut juga
versi alternative gen yang menjelaskan adanya variasi dan pewarisan suatu
sifat. Alel adalah Gen – gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian)
dalam kromosom homolog.
Alel ganda merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu
gen. umumnya satu gen tersusun dari dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat
terjadi akibat mutasi (perubahan pada struktur molekul DNA yang sifatnya
diwariskan pada keturunannya). Mutasi akan menghasilkan banyak variasi
alel. Misalnya gen A bermutasi menjadi a1, a2 dan a3, yang masing-masing
menghasilkan fenotip yang berbeda. Dengan demikian, mutasi gen A
dapatmenghasilkan empat macam varian, yaitu A, a1, a2 dan a3.
B. Contoh alel ganda pada golongan darah manusia
Golongan Darah Sistem ABO
Darah itu terdiri dari dua komponen, yaitu sel-sel (antara lain eritrosit
dan leukosit) dan cairan (plasma). Plasma dikurangi fibrinogen (protein untuk
pembekuan darah) merupakan serum. Pada abad 18 pada waktu mulai
dilakukan transfuse darah terjadilah kematian pada resipien tanpa diketahui
sebab-sebabnya. Akan tetapi Dr. Karl Landsteiner dalam tahun 1901 yang
bekerja di laboratorium di Wina menemukan bahwa sel darah merah (eritrosit)
dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi) dalam kelompok-
kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur dengan
serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian
diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi ialah adanya reaksi
antigen-antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikan
ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan mengakibatkan terbentuknya
antibodi tertentu yang akan bereaksi dengan antigen.
Suatu antibodi itu sangat spesifik untuk antigen tertentu. Terbentuknya
antibodi demikian itu tergantung dari masuknya antigen asing. Selain dengan
cara demikian, antibodi itu tidak akan dibentuk. Sistem demikian merupakan
dasar dari imunisasi maupun untuk reaksi alergi.
Sebaliknya ada pula antibodi yang dibentuk secara alamiah di dalam
darah, meskipun demikian antigen yang bersangkutan tidak ada. Antibodi
alammiah inilah yang mengambil peranan dalam golongan darah manusia,
terutama dalam golongan darah A, B, AB dan O yang amat penting. Antigen
juga protein. Istilah gen dalam antigen bukan bermakna bahwa dia lawan dari
gen (penyandi protein) tapi antigen adalah zat penyusun dasar.
Tabel. Antigen dan antibodi dalam golongan darah orang
Golongan Darah
(fenotip)
Antigen dalam eritrosit Antibodi dalam serum
A A Anti –B
B B Anti –A
AB A dan B -
O - Anti –A dan anti -B
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang yang memiliki antigen
A tidak memiliki anti –A melainkan anti –B. orang yang memiliki antigen B
tidak memiliki anti-B melainkan anti-A. Jika antigen A bertemu dengan anti –
A, demikian pula antigen B bertemu dengan anti –B, sel-sel darah merah
menggumpal (beraglutinasi) dan mengakibatkan kematian. Orang yang tidak
memiliki antigen A mapupun antigen B dalam eritrositnya dinyatakan
bergolongan darah O dan serum darahnya mengandung anti –A dan anti -B .
sebaliknya bila serum darah tidak mengandung antibodi sama sekali, maka
eritrosit mengandung antigen A dan antigen B. orang demikian dinyatakan
termasuk golongan darah AB. Karena golongan darah O tidak mempunyai
antigen sama sekali maka golongan darah O disebut sebagai pendonor
universal. Sementara golongan darah AB karena dia tidak memiliki antibodi
dalam serumnya maka golongan darah AB disebut juga sebagai resipien
universal. Namun dalam ilmu kedokteran sekarang hal itu tidak lagi berlaku
karena kurang aman, alasannya selalu terjadi adanya aglutinasi ringan.
Cara menurunnya golongan darah A, B, AB dan O
Telah diketahui bahwa golongan darah seseorang ditetapkan
berdasarkan macamnya antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Dari hasil
penelitian Bermstein dalam tahun 1925 menegaskan bahwa antigen-antigen
itu diwariskan oleh suatu seri alel ganda. Alel itu diberi symbol I (berasal dari
kata Isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada permukaan sel eritrosit).
Orang yang mampu membentuk antigen A memiliki alel IA dalam kromosom,
yang mampu membentuk antigen B memiliki alel IB, yang memiliki alel IA
dan IB dapat membentuk antigen A dan antigen B, sedangkan yang tidak
mampu membentuk entigen sama sekali memiliki alel resesif I0.
Interaksi antara alel-alel IA, IB dan I0 menyebabkan terjadinya 4 fenotip
(golongan darah) A, B, AB dan O.
Proses menurunnya alel-alel ganda tersebut dapat dilihat dari beberapa
contoh di bawah ini :
a. Apabila seorang laki-laki bergolongan darah A ingin menikah dengan
perempuan bergolongan darah B maka kemungkinan golongan darah
anaknya adalah sebagai berikut:
P ♂ A x ♀ B
G IA IA / x IB IB /
IA I0 IB I0
F 1
♂
♀
IA I0
IB
IA IB
Golongan AB
IB I0
Golongan B
I0
IA I0
Golongan A
I0 I0
Golongan O
Jadi, kemungkinannya yaitu :
IA IB (golongan AB) = 25 % IB I0 (golongan B) = 25 %
I0 I0 (golongan O) = 25 % IA I0 (golongan A) = 25 %
b. Apabila seorang laki-laki bergolongan darah O ingin menikah dengan
perempuan bergolongan darah AB. Maka kemungkinan golongan darah
keturunannya adalah:
P ♂ O x ♀ AB
G I0 I0 x IA IB
F1
♂
♀
I0 I0
IA
IA I0
Golongan A
IA I0
Golongan A
IB
IB I0
Golongan B
IB I0
Golongan B
Maka, kemungkinannya yaitu :
IA I0 (golongan darah A) = 25 % IB I0 (golongan darah B) = 25 %
IA I0 (golongan darah A) = 25 % IB I0 (golongan darah B) = 25 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa golongan darah keturunannya adalah
50% golongan darah A dan 50% golongan darah B.
c. Apabila laki-laki bergolongan darah A menikah dengan perempuan
bergolongan darah O. maka kemungkinan golongan darah keturunannya
adalah :
P ♂ A x ♀ O
G IA IA / IA I0 x I0 I0
F1
♂
♀
IA I0
I0
IA I0
Golongan A
I0 I0
Golongan O
I0
IA I0
Golongan A
I0 I0
Golongan O
Maka kemungkinannya :
IA I (golongan darah A) = 25 % I0 I0 (golongan darah O) = 25 %
IA I (golongan darah A) = 25 % I0 I0 (golongan darah O) = 25 %
Jadi dapat disimpulkan bahwa golongan darah keturunannya adalah
50% golongan darah A dan 50% golongan darah O.
Golongan Darah Sistem MN
Dalam tahun 1927 Landsteiner dan Levine menemukan antigen baru
lagi, yang disebut antigen-M dan antigen-N. mereka berpendapar bahwa sel
darah merah seseorang dapat memiliki salah satu atau kedua macam antigen
tersebut. Jika dilakukan tes dengan antiserum yang mengandung anti-M
tampak adanya agglutinasi sedangkan anti-N tidak maka orang itu termasuk
golongan M. jika antiserumnya mengandung anti-N terjadi agglutinasi
sedangkan anti-M tidak maka orang itu dinyatakan sebagai orang bergolongan
darah N. akan tetapi jika tes dilakukan dengan anti-M dan anti-N
menunjukkan terjadinya agglutinasi, maka orang itu masuk golongan MN.
Landsteiner dan Levin mengemukakan bahwa terbentuknnya antigen-
M di dalam eritrosit itu ditentukan oleh alel LM sedangkan antigen-N oleh alel
LN. pada alel-alel ini tidak dikenal dominasi, sebab alel LM dan LN merupakan
alel kodominan. Dengan demikian genotip LM LN tidak memperlihatkan
ekspresi intermedier, melainkan menunjukkan fenotip baru.
Berhubung tidak adanya alel resesip, maka pewarisan alel LM dan LN
berlangsung lebih sederhana. Berikut beberapa contohnya :
a. Suami istri masing bergolongan darah M akan mempunyai keturunan
bergolongan darah M saja.
P ♂ M x ♀ M
G LM LM LM LM
F1
LM LM = golongan M
b. Seorang laki-laki golongan N menikah dengan seorang perempuan
golongan darah MN. Kemmungkinan keturunannya yaitu :
P ♂ N x ♀ MN
LN LN LM LN
F1
LM LN = golongan MN
LN LN = golongan N
c. Bagaimakah golongan darah anak-anak bila suami isteri memiliki
golongan darah MN?
P ♂ MN x ♀ MN
G LM LN LN LN
F1
LM LM = golongan darah M
LM LN = golongan darah MN
LM LN = golongan darah MN
LN LN = golongan darah N
Tampak bahwa sebagian besar (50%) dari anak-anak mempunyai
golongan darah seperti orangtua mereka.
Untuk menghargai semua keberhasilannya itu, Landsteiner menerima
hadiah Nobel untuk bidang Kedokteran dalam tahun 1930.
Faktor Rhesus (Rh)
Faktor Rhesus (Rh) yang kini sangat terkenal ditemukan oleh
Landsteiner dan Wiener dalam tahun 1940. Dikatakan bahwa apabila seekor
kelinci disuntik dengan darah dari kera Macaca rhesus, maka kelinci
membentuk antibodi. Antibodi ini akan menyebabkan menggumpalnya
eritrosit dari semua kera rhesus. Ini berarti bahwa di permukaan eritrosit dari
kera itu terdapat antigen yang disebutnya antigen-Rh. Jika antiserum dari
kelinci yang mengandung anti-Rh itu digunakan untuk membuat tes Rh pada
darah manusia, ternyata bahwa orang dibedakan atas dua kelompok :
a. Orang yang darahnya menunjukkan reaksi positif, artinya terjadi
penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh,
digolongkan sebagai orang Rh positif (disingkat Rh +). Berarti mereka ini
memiliki antigen-Rh.
b. Orang yang darahnya menunjukkan reaksi negatif, digolongkan sebagai
orang Rh negatif (disingkat Rh -). Berarti mereka ini tidak memiliki antigen-
Rh.
1. Dasar genetika dari faktor Rh
Mula-mula mekanisme genetik dari sistem Rh ini nampaknya
sederhana sekali, sehingga Landsteiner dan Wiener berpendapat bahwa ada
atau tidaknya antigen-Rh itu ditentukan oleh sepasang alel R dan r.
terdapatnya antigen-Rh di permukaan eritrosit orang ditentukan oleh alel R.
karena itu orang Rh positip mempunyai genotip RR atau Rr, sedang orang Rh
negatif mempunyai genotip rr.
2. Peranan faktor Rh dalam Klinik
Seperti halnya dengan golongan darah A, B, AB dan O, maka faktor
Rh mempunyai arti penting dalam klinik. Dalam keadaan normal, serum dan
plasma darah orang tidak mengandung anti-Rh. Akan tetapi orang dapat
distimulir (dipacu) untuk membentuk anti-Rh, yaitu dengan jalan :
a. Transfusi Darah
Jika misalnya seorang perempuan Rh – karena sesuatu hal harus
ditolong dengan transfusi dan kebetulan darah yang diterimanya itu berasal
dari seorang Rh +, maka darah donor itu membawa antigen-Rh. Akibatnya
sserum darah perempuan itu yang semula bersih dari anti-Rh, kini
mengandung anti-Rh. Lebih-lebih jika transfusi itu dilakukan lebih dari sekali,
maka banyaknya anti-Rh yang dibentuk akan bertambah.
b. Perkawinan
Apabila seorang wanita Rh negatif menikah dengan laki-laki Rh +
maka fetus bersifat Rh + heterozigotik. Fetus berhubungan dengan ibu melalui
perantara plasenta (ari-ari), namun sirkulasi darah dari fetus terpisah sama
sekali dari sirkulasi darah ibu. Tetapi karena urat darah fetus mencapai
khorion, maka masih ada kontak antara fetus dengan ibu. Fungsi utama dari
plasenta adalah untuk terselenggaranya penukaran substansi dari ibu ke fetus
yang berlangsung secara difusi seperti halnya penukaran gas, air, berbagai
macam elektrolit dan nutrisi.
3. Pengaruh faktor Rh dan Pencegahan pembentukan antibodi anti-Rh
Faktor Rh menggambarkan adanya partikel protein (antigen D) di
dalam sel darah seseorang. Bagi yang ber-Rh negatif berarti ia kekurangan
faktor protein dalam sel darah merahnya. Sedangkan yang ber-Rh positif
memiliki protein yang cukup.
Bila seorang wanita dengan rhesus negatif mengandung bayi dari
pasangan yang mempunyai rhesus positif, maka ada kemungkinan sang bayi
mewarisi rhesus sang ayah yang positif. Dengan demikian akan terjadi
kehamilan rhesus negatif dengan bayi rhesus positif. Hal ini disebut
kehamilan dengan ketidak cocokan rhesus (rhesus inkontabilita).
Kehadiran janin sendiri di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi
jika Rh janin tak sama dengan Rh ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi dengan
merangsang sel darah merah (eristrosit) membentuk daya tahan atau antibodi
berupa zat anti Rh untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda
asing’ tersebut. Inilah yang menimbulkan ancaman pada janin yang
dikandung. Efek ketidakcocokan bisa mengakibatkan kerusakan besar-besaran
pada sel darah merah bayi yang disebut erytroblastosis foetalis dan hemolisis.
Bila belum tercipta antibodi, maka pada usia kehamilan 28 minggu dan dalam
72 jam setelah persalinan akan diberikan injeksi anti-D (Rho)
immunoglobulin, atau biasa juga disebut RhoGam. Proses terbentuknya zat
anti dalam tubuh ibu sendiri sangat cepat sehingga akan lebih baik lagi jika
setelah 48 jam melahirkan langsung diberi suntikan RhoGAM agar
manfaatnya lebih terasa. Sayangnya, perlindungan RhoGAM hanya
berlangsung 12 minggu. Setelah lewat batas waktu, suntikan harus diulang
setiap kehamilan berikutnya.
Bila dalam diri ibu telah tercipta antibodi, maka maka akan dilakukan
penanganan khusus terhadap janin yang dikandung, yaitu dengan monitoring
secara reguler dengan scanner ultrasonografi. Dokter akan memantau masalah
pada pernafasan dan peredaran darah, cairan paru-paru, atau pembesaran hati,
yang merupakan gejala-gejala penderitaan bayi akibat rendahnya sel darah
merah.
Bila memang ada zat anti-Rh dalam tubuh ibu hamil, sebaiknya
dilakukan pemeriksaan jenis darah janin melalui pengambilan cairan ketuban
(amniosentesis). Dapat juga melalui pengambilan cairan dari tulang belakang
Chorionic Villi Sampling (CVS), dan pengambilan contoh darah dari tali
pusat janin (kordosentesis)..
Pada kasus janin belum cukup kuat untuk dibesarkan diluar, maka
perlu dilakukan transfusi darah terhadap janin yang masih dalam kandungan.
Biasanya bila usia kandungan belum mencapai 30 minggu.. Setelah bayi lahir,
ia akan mendapat beberapa pemerikasaan darah secara teratur untuk
memantau kadar bilirubin dalam darahnya. Bila kadar bilirubin benar-benar
berbahaya akan dilakukan penggantian darah dengan transfusi. Kadar cairan
dalam paru-paru dan jantungnya juga akan diawasi dengan ketat, demikian
juga dengan kemungkinan anemia.
Perbedaan Rh ibu dan janin tak terlalu berbahaya pada kehamilan
pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat anti-Rh pada kehamilan
pertama sangat kecil. Kalaupun sampai terbentuk, jumlahnya tidak banyak.
Sehingga, bayi pertama dapat lahir sehat. Pembentukan zat anti Rh baru
benar-benar dimulai pada saat proses persalinan (atau keguguran) pada
kehamilan pertama. Saat plasenta lepas, pembuluh-pembuluh darah yang
menghubungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus. Akibatnya, sel-sel
darah merah bayi dapat masuk ke dalam peredaran darah ibu dalam jumlah
yang lebih besar. Peristiwa ini disebut transfusi feto-maternal. Selanjutnya,
48-72 jam setelah persalinan atau keguguran, tubuh ibu dirangsang lagi untuk
memproduksi zat anti-Rh lebih banyak lagi. Demikian seterusnya.
Saat ibu mengandung lagi bayi kedua dan selanjutnya, barulah zat
anti-Rh di tubuh ibu akan menembus plasenta dan menyerang sel darah merah
janin. Sementara itu bagi ibu perbedaan rhesus ibu dan janin sama sekali tidak
mengganggu dan mempengaruhi kesehatan ibu.
C. Contoh alel pada warna bulu kelinci
Alel ganda pada bulu kelinci adalah adanya 4 alel yang sama-sama
mempengaruhi warna bulu, dan berada pada lokus yang sama. Warna bulu
kelinci dengan gen W memiliki beberapa alel yang berturut-turut dari yang
dominan:
W > WK > Wh > W
Gen W : fenotipe kelabu
Gen Wk : fenotipe kelabu muda (chinchilia)
Gen Wh : berfenotipe himalaya, yaitu berwarna putih dengan ujung hidung,
ujung telinga, ekor dan kaki berwarna kelabu gelap.
Gen W : berfenoripe albino (tak berpigmen).
Keterangan :
 Kelabu dominan terhadap ketiga warna yang lain (kelabu muda, Himalaya, dan
albino),
 kelabu muda dominan terhadap Himalaya dan albino.
 Himalaya dominan terhadap albino
 Albino adalah gen resesif
Kemungkinan genotipenya sebagai berikut:
Fenotipe Kemungkinan Genotipe
Kelabu WW, WWk,, WWh, WW
(normal)
Kelabu muda WkWk, WkWh, WkW
(chinchilla)
Himalaya WhWh , WhW
Albino WW
Contoh :
Seekor kelinci chinchilla heterozigot yang disilangkan dengan kelinci Himalaya
heterozigot akan memperoleh keturunan albino, lihat persilangan berikut:
P WkW >< WhW
(chinchilla) (himalaya)
G Wk Wh
W W
F WkWh = kelabu muda (chinchilla)
WkW = kelabu muda (chinchilla)
WhW = Himalaya
WW = Albino
D. Pengertian Gen Ganda
Gen ganda (poligen) merupakan suatu seri gen ganda yang
menentukansifat secara kuantitatif. Dalam hal ini, pewarisan sifat
dikendalikan oleh lebih darisatu gen pada lokus yang berbeda dalam
kromosom yang sama atau berlainan(Angitasari, 2010).
A. Gen Ganda pada Tumbuhan
Contoh poligen pada tumbuhan adalah warna biji pada tanaman
gandum,panjang bunga tembakau (Nicotiana tabacum) serta berat buah
tomat. Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh poligen pertama kali
ditemukan pada tanamantembakau (Nicotiana tabacum) oleh J. Kolreuter
(1760).
Saat menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, keturunan yang
didapat pada F1 adalah intermediet, sedangkan F2 terdapat banyak variasi
antara kedua tanaman induknya. Sifat keturunan terlihat berderajat
berdasarkan intensitas dari ekspresi sifat itu (Angitasari, 2010).
Gandum yang berbiji merah (AABB) dikawinkan dengan yang
berbiji putih (aabb) didapatkan F1 yang seragam berupa medium (Anonim,
2011).
Konstruksi persilangan:
P=AABB (biji merah) X aabb (biji putih)
G =
A B a b
F1 = AaBb (biji medium)
F1 saling menyilang menghasilkan F2 dengan perbandingan: 1
merah : 4 merahkelam; 6 merah medium; 1 merah muda; 4 putih.
Saat dilakukan persilangan pada gandum berkulit merah dengan
gandum berkulit putih muncul sifat merah dengan degradasi
warna yaitu merah kelam, merah muda, dan merah medium. Hasil
ini menunjukkan bahwa faktor merahdominan dan ditentukan oleh dua
gen yang berpasangan. Sedangkan faktor putih resesif dan ditentukan oleh dua
gen yang saling berpasangan.
B. Gen Ganda Pada Manusia
Pedigree penurunan sifat warna kulit pada keluarga SandraBagan di
atas merupakan kasus yang diangkat dari fenomena yang terjadi dilingkungan
sekitar kita. Yang disorot pada lingkaran merah di atas adalah bagaimana bisa
kedua orang tua berwarna kulit putih, lalu menurunkan 2 orang anak putih dan
satu coklat?Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pigmentasi kulit manusia
merupakan hal yang dipengaruhi gen ganda, atau alel ganda. Pada saat
pembentukan gamet, tidak terjadi satu gen saja yang dominan dan terekspresi,
namun gen ganda pada kromosom tersebut bersama-sama menyumbangkan
pengaruhnya dan terekspresi secara bebas. Jadi, orang tua yang berkulit putih
belum tentu akan menurunkan keturunan yang sepenuhnya berkulit putih,
karena harus dilihat juga urutan pohon keluarga di atas orang tua. Namun, bila
pernikahan dilakukan dengan sesama jenis warna kulit dan dilakukan secara
terus menerus hingga beberapa generasi, maka gen pembawa sifat dari orang
tua akan lebih mendominasi dan menghasilkan filial menurun dari orang tua.
Sebagai contoh, orang-orang bangsa negro jika menikah dengan sama-sama
orang negro dan dari generasi-generasi melakukan pernikahan serupa, maka
anomali keturunan berwarna kulit putih tidak akan terjadi, karena gen pigmen
warna gelap/ hitam akan menjadi lebih terekspresi, dan dikarenakan parental-
parental sebelumnya tidak mempunyai fenotip berkulit terang, maka
lama-kelamaan gen pembawa kulit terang tidak diturunkan. Tapi, perlu diingat
bahwan sebenarnya orang negro tetap memiliki sifat gen warna kulit putih,
hanya saja gen warna putih tersebut tidak terekspresi.Jadi, bagan di atas dapat
memberi gambaran bahwa tidak berarti filial yang berwarna kulit coklat bukan
keturunan dari mereka, atau alasan lainnya, namun karena kedua gen (gen
ganda) yang membawa warna kulit terekspresi secara bersama-sama dengan
kontribusi yang berbeda dan secara kebetulan warna coklat komposisinya lebih
banyak.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Alel adalah Gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dan
memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Alel ganda
adalah merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen.Golongan
darah manusia dikelompokkan berdasarkan reaksi antigen-antibodi. Berbagai
antigen pada sel-sel darah manusia menghasilkan penggolongan darah dengan
sistem yang berbeda, yaitu sistem ABO, MN dan Rh. Darah adalah cairan yang
terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima
yang berarti darah.
Alel ganda pada bulu kelinci adalah adanya 4 alel yang sama – sama
mempengaruhi warna bulu, dan berada pada lokus yang sama. Warna bulu
kelinci dengan gen W memiliki beberapa alel yang berturut – turut dari yang
dominan:
W > WK > Wh > W
Gen W : fenotipe kelabu
Gen Wk : fenotipe kelabu muda (chinchilia)
Gen Wh : berfenotipe himalaya, yaitu berwarna putih dengan ujung hidung,
ujung telinga, ekor dan kaki berwarna kelabu gelap.
Gen W : berfenoripe albino (tak berpigmen) Contoh umum alel ganda pada
tanaman ialah alel s, yang berperan dalam mempengaruhi sterilitas. Ada dua
macam sterilitas yang dapat disebabkan oleh alel s, yaitu sterilitas sendiri (self
sterility) dan sterilitas silang (cross sterility).

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaKumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaarifah fadlilah
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMRafiBio87
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahZanne Arienta
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESdewisetiyana52
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimadeputra93
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotSumayyah Nida Azizah
 

La actualidad más candente (20)

Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimiaKumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
Kumpulan pertanyaan dan jawaban biokimia
 
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAMTable Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
Table Perbedaan antara Tanaman C3, C4 dan CAM
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi FotosintesisLaporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
Laporan Resmi Praktikum Biologi Fotosintesis
 
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi TanamanLaporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanaman
 
Laporan enzim katalase
Laporan enzim katalaseLaporan enzim katalase
Laporan enzim katalase
 
Lipid
LipidLipid
Lipid
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darah
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Laporan praktikum
Laporan praktikumLaporan praktikum
Laporan praktikum
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Mikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan MakroevolusiMikroevolusi dan Makroevolusi
Mikroevolusi dan Makroevolusi
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNESLaporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
Laporan Praktikum Apus Darah@Laboratorium Biologi UNNES
 
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzimEnzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
Enzim ,klasifikasi dan fungsi enzim
 
Materi Genetik (DNA & RNA)
Materi Genetik (DNA & RNA)Materi Genetik (DNA & RNA)
Materi Genetik (DNA & RNA)
 
Bukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti EvolusiBukti–Bukti Evolusi
Bukti–Bukti Evolusi
 
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariotKel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
Kel 3 perbedaan transkripsi dan translasi pada prokariot dan eukariot
 
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji MakananLaporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
 

Similar a ALEL GANDA DAN GEN GANDA

laporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darahlaporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darahNurramadhani A.Sida
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABOSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darahLaporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan daraheN Alimin
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darahtri buana
 
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusTransfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusDewi Fitriani
 
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusiSistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusifikri asyura
 
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxKEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxDoubleShit
 
Golongan Darah vedro
Golongan Darah vedroGolongan Darah vedro
Golongan Darah vedrovedro agasi
 
Anatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darahAnatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darahXdinê Mj
 
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Mursyida Muzar
 
LKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxLKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxTalitaAlifa1
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darahRony II
 
Laporan biologi penentuan golongan darah
Laporan biologi penentuan golongan darahLaporan biologi penentuan golongan darah
Laporan biologi penentuan golongan darahKlara Tri Meiyana
 

Similar a ALEL GANDA DAN GEN GANDA (20)

laporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darahlaporan Anfisman penentuan golongan darah
laporan Anfisman penentuan golongan darah
 
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi SetiyanaMakalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
Makalah Genetika Alel Ganda_Dewi Setiyana
 
Uji golongan darah
Uji golongan darahUji golongan darah
Uji golongan darah
 
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
6. laporan praktikum biologi uji golongan darah dengan system ABO
 
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darahLaporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
Laporan imunologi objek i & ii penggolongan darah
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darah
 
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan RhesusTransfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
Transfusi Darah 4. penetapan golongan darah ABO dan Rhesus
 
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusiSistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
Sistem penggolongan darah dan pemeriksaan laboratorium reaksi transfusi
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darah
 
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptxKEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
KEL 6 PEMBULUH DARAH.pptx
 
Golongan Darah vedro
Golongan Darah vedroGolongan Darah vedro
Golongan Darah vedro
 
Anatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darahAnatomi dan fisiologi golongan darah
Anatomi dan fisiologi golongan darah
 
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
Transfusi+darah+fk+unjani+(dinyar+s,+dr,+sp pk)
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Genetik golongan darah
Genetik golongan darahGenetik golongan darah
Genetik golongan darah
 
LKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docxLKPD Golongan Darah.docx
LKPD Golongan Darah.docx
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darah
 
LATIHAN SOAL Genetika 3.pdf
LATIHAN SOAL Genetika 3.pdfLATIHAN SOAL Genetika 3.pdf
LATIHAN SOAL Genetika 3.pdf
 
Golongan darah
Golongan darahGolongan darah
Golongan darah
 
Laporan biologi penentuan golongan darah
Laporan biologi penentuan golongan darahLaporan biologi penentuan golongan darah
Laporan biologi penentuan golongan darah
 

Más de REVINA SRI UTAMI,S.Pd

MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdfMODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdfREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
FORMAT PIAGAM PENGHARGAAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
FORMAT PIAGAM PENGHARGAAN LOMBA KEBERSIHAN KELASFORMAT PIAGAM PENGHARGAAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
FORMAT PIAGAM PENGHARGAAN LOMBA KEBERSIHAN KELASREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELASKRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELASREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 
FORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN MENTAL
FORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN MENTALFORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN MENTAL
FORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN MENTALREVINA SRI UTAMI,S.Pd
 

Más de REVINA SRI UTAMI,S.Pd (20)

MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdfMODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
MODUL PERUBAHAN LINGKUNGAN REVINA SRI UTAMI.pdf
 
FORMAT PIAGAM PENGHARGAAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
FORMAT PIAGAM PENGHARGAAN LOMBA KEBERSIHAN KELASFORMAT PIAGAM PENGHARGAAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
FORMAT PIAGAM PENGHARGAAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
 
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELASKRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
KRITERIA PENILAIAN LOMBA KEBERSIHAN KELAS
 
FORMAT KARTU KUNJUNGAN UKS
FORMAT KARTU KUNJUNGAN UKSFORMAT KARTU KUNJUNGAN UKS
FORMAT KARTU KUNJUNGAN UKS
 
FORMAT PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
FORMAT PEMBERANTASAN SARANG NYAMUKFORMAT PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
FORMAT PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK
 
FORMAT PEMANTAUAN KEBERSIHAN KUKU
FORMAT PEMANTAUAN KEBERSIHAN KUKUFORMAT PEMANTAUAN KEBERSIHAN KUKU
FORMAT PEMANTAUAN KEBERSIHAN KUKU
 
FORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN MENTAL
FORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN MENTALFORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN MENTAL
FORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN MENTAL
 
FORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN UKS
FORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN UKSFORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN UKS
FORMAT KEGIATAN BINA LINGKUNGAN UKS
 
FORMAT BUKU KUNJUNGAN UKS
FORMAT BUKU KUNJUNGAN UKSFORMAT BUKU KUNJUNGAN UKS
FORMAT BUKU KUNJUNGAN UKS
 
FORMAT BUKU KONTROL KERJA UKS
FORMAT BUKU KONTROL KERJA UKSFORMAT BUKU KONTROL KERJA UKS
FORMAT BUKU KONTROL KERJA UKS
 
PROGRAM KERJA UKS
PROGRAM KERJA UKSPROGRAM KERJA UKS
PROGRAM KERJA UKS
 
SEJARAH UKS
SEJARAH UKSSEJARAH UKS
SEJARAH UKS
 
VISI DAN MISI UKS
VISI DAN MISI UKSVISI DAN MISI UKS
VISI DAN MISI UKS
 
IDENTITAS GURU
IDENTITAS GURUIDENTITAS GURU
IDENTITAS GURU
 
KATA PENGANTAR PROGRAM KERJA UKS
KATA PENGANTAR PROGRAM KERJA UKSKATA PENGANTAR PROGRAM KERJA UKS
KATA PENGANTAR PROGRAM KERJA UKS
 
COVER PROGRAM KERJA UKS
COVER PROGRAM KERJA UKSCOVER PROGRAM KERJA UKS
COVER PROGRAM KERJA UKS
 
BIOTEKNOLOGI (BIOLOGI SMA)
BIOTEKNOLOGI (BIOLOGI SMA)BIOTEKNOLOGI (BIOLOGI SMA)
BIOTEKNOLOGI (BIOLOGI SMA)
 
ASAL USUL KEHIDUPAN (BIOLOGI SMA)
ASAL USUL KEHIDUPAN (BIOLOGI SMA)ASAL USUL KEHIDUPAN (BIOLOGI SMA)
ASAL USUL KEHIDUPAN (BIOLOGI SMA)
 
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
EVOLUSI (BIOLOGI SMA)
 
MUTASI (BIOLOGI SMA)
MUTASI (BIOLOGI SMA)MUTASI (BIOLOGI SMA)
MUTASI (BIOLOGI SMA)
 

Último

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxHeriyantoHeriyanto44
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdfWahyudinST
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptssuser940815
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanssuserc81826
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfwaktinisayunw93
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",Kanaidi ken
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaMonaAmelia
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...Riyan Hidayatullah
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuHANHAN164733
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfEmeldaSpd
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasihssuserfcb9e3
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunnhsani2006
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKARenoMardhatillahS
 

Último (20)

Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptxAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pptx
 
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
5. HAK DAN KEWAJIBAN JEMAAH indonesia.pdf
 
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.pptSejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
Sejarah Perkembangan Teori Manajemen.ppt
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukanPLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
PLaN & INTERVENSI untuk sekolah yang memerlukan
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdfProgram Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
Program Roots Indonesia/Aksi Nyata AAP.pdf
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY  SKILL",
RENCANA + Link2 Materi TRAINING "Effective LEADERSHIP & SUPERVISORY SKILL",
 
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa yaSoal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
Soal accurate terbaru untuk mahasiswa ya
 
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...Workshop penulisan buku                       (Buku referensi, monograf, BUKU...
Workshop penulisan buku (Buku referensi, monograf, BUKU...
 
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus PerilakuCatatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
Catatan di setiap Indikator Fokus Perilaku
 
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdfPelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN  MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
Pelatihan Asesor 2024_KEBIJAKAN DAN MEKANISME AKREDITASI PAUD TAHUN 2024 .pdf
 
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian KasihTeks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
Teks ucapan Majlis Perpisahan Lambaian Kasih
 
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaunModul persamaan perakaunan prinsip akaun
Modul persamaan perakaunan prinsip akaun
 
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKAPPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
PPT TEKS TANGGAPAN KELAS 7 KURIKUKULM MERDEKA
 

ALEL GANDA DAN GEN GANDA

  • 1. GENETIKA “ALEL GANDA DAN GEN GANDA” Dosen Pembimbing NURKHOIRO HIDAYATI, S.Pd., M.Pd DISUSUN OLEH: REVINA SRI UTAMI 116511322 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2012
  • 2. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN …………………………...... 1 - Latar Belakang …………………………….. 1 - Tujuan …………………………….. 1 BAB II PEMBAHASAN …………………………….. 2 - Pengertian Alel Ganda …………………………….. 2 - Contoh Alel Ganda pada Golongan Darah Manusia …………………………….. 2 - Contoh Alel Ganda pada Warna Bulu Kelinci …………………………….. 12 - Pengertian Gen Ganda …………………………….. 14 - Contoh Gen Ganda pada Manusia/Hewan …………………………….. 14 - Contoh Gen Ganda pada Tumbuhan …………………………….. 15 BAB III PENUTUP …………………………….. 17 - Kesimpulan …………………………….. 17 DAFTAR PUSTAKA …………………………….. 19
  • 3. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tumbuhan, hewan dan manusia dikenal beberapa sifat keturunan yang ditentukan oleh suatu seri alel ganda. Golongan darah ABO yang ditemukan oleh Landsteiner pada tahun 1900 dan faktor Rh yang ditemukan Landsteiner bersama Weiner pada tahun 1942 juga ditentukan alel ganda. Untuk golongan darah tipe ABO misalnya, dikenal alel ganda IA , IB dan I, harus dipahami pengertian tentang antigen, zat anti (antibodi) aglutinasi. Darah merupakan media transportasi dalam tubuh. Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah. Sebagian besar sel darah terdiri atas sel darah merah atau eritrosit, sedangkan jumlah sel darah putih atau leukosit sangat sedikit, yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping eritrosit dan leukosit masih ada partikel lain yang disebut trombosit. Trombosit ini penting pada penggumpalan darah. Meskipun semua praktikan sebenarnya telah mengetahui golongan darah masing-masing, namun dalam percobaan ini mereka belajar menetapkan sendiri golongan darahnya. Disediakan 3 macam anti serum, yaitu anti-A, anti-B dan anti Rh (D)+ . Tujuan 1. Untuk mengetahui gen alel ganda pada warna bulu kelinci 2. Untuk mengetahui alel ganda pada golongan darah manusia 3. Untuk mengetahui gen ganda pada tumbuhan 4. Untuk mengetahui gen ganda pada hewan
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Alel Ganda Alel berasal dari kata Allelon yang berarti bentuk lain. Disebut juga versi alternative gen yang menjelaskan adanya variasi dan pewarisan suatu sifat. Alel adalah Gen – gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dalam kromosom homolog. Alel ganda merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen. umumnya satu gen tersusun dari dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat terjadi akibat mutasi (perubahan pada struktur molekul DNA yang sifatnya diwariskan pada keturunannya). Mutasi akan menghasilkan banyak variasi alel. Misalnya gen A bermutasi menjadi a1, a2 dan a3, yang masing-masing menghasilkan fenotip yang berbeda. Dengan demikian, mutasi gen A dapatmenghasilkan empat macam varian, yaitu A, a1, a2 dan a3. B. Contoh alel ganda pada golongan darah manusia Golongan Darah Sistem ABO Darah itu terdiri dari dua komponen, yaitu sel-sel (antara lain eritrosit dan leukosit) dan cairan (plasma). Plasma dikurangi fibrinogen (protein untuk pembekuan darah) merupakan serum. Pada abad 18 pada waktu mulai dilakukan transfuse darah terjadilah kematian pada resipien tanpa diketahui sebab-sebabnya. Akan tetapi Dr. Karl Landsteiner dalam tahun 1901 yang bekerja di laboratorium di Wina menemukan bahwa sel darah merah (eritrosit) dari beberapa individu akan menggumpal (beraglutinasi) dalam kelompok- kelompok yang dapat dilihat dengan mata telanjang, apabila dicampur dengan serum dari beberapa orang, tetapi tidak dengan semua orang. Kemudian diketahui bahwa dasar dari menggumpalnya eritrosit tadi ialah adanya reaksi antigen-antibodi. Apabila suatu substansi asing (disebut antigen) disuntikan
  • 5. ke dalam aliran darah dari seekor hewan akan mengakibatkan terbentuknya antibodi tertentu yang akan bereaksi dengan antigen. Suatu antibodi itu sangat spesifik untuk antigen tertentu. Terbentuknya antibodi demikian itu tergantung dari masuknya antigen asing. Selain dengan cara demikian, antibodi itu tidak akan dibentuk. Sistem demikian merupakan dasar dari imunisasi maupun untuk reaksi alergi. Sebaliknya ada pula antibodi yang dibentuk secara alamiah di dalam darah, meskipun demikian antigen yang bersangkutan tidak ada. Antibodi alammiah inilah yang mengambil peranan dalam golongan darah manusia, terutama dalam golongan darah A, B, AB dan O yang amat penting. Antigen juga protein. Istilah gen dalam antigen bukan bermakna bahwa dia lawan dari gen (penyandi protein) tapi antigen adalah zat penyusun dasar. Tabel. Antigen dan antibodi dalam golongan darah orang Golongan Darah (fenotip) Antigen dalam eritrosit Antibodi dalam serum A A Anti –B B B Anti –A AB A dan B - O - Anti –A dan anti -B Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa orang yang memiliki antigen A tidak memiliki anti –A melainkan anti –B. orang yang memiliki antigen B tidak memiliki anti-B melainkan anti-A. Jika antigen A bertemu dengan anti – A, demikian pula antigen B bertemu dengan anti –B, sel-sel darah merah menggumpal (beraglutinasi) dan mengakibatkan kematian. Orang yang tidak memiliki antigen A mapupun antigen B dalam eritrositnya dinyatakan
  • 6. bergolongan darah O dan serum darahnya mengandung anti –A dan anti -B . sebaliknya bila serum darah tidak mengandung antibodi sama sekali, maka eritrosit mengandung antigen A dan antigen B. orang demikian dinyatakan termasuk golongan darah AB. Karena golongan darah O tidak mempunyai antigen sama sekali maka golongan darah O disebut sebagai pendonor universal. Sementara golongan darah AB karena dia tidak memiliki antibodi dalam serumnya maka golongan darah AB disebut juga sebagai resipien universal. Namun dalam ilmu kedokteran sekarang hal itu tidak lagi berlaku karena kurang aman, alasannya selalu terjadi adanya aglutinasi ringan. Cara menurunnya golongan darah A, B, AB dan O Telah diketahui bahwa golongan darah seseorang ditetapkan berdasarkan macamnya antigen dalam eritrosit yang dimilikinya. Dari hasil penelitian Bermstein dalam tahun 1925 menegaskan bahwa antigen-antigen itu diwariskan oleh suatu seri alel ganda. Alel itu diberi symbol I (berasal dari kata Isoaglutinin, suatu protein yang terdapat pada permukaan sel eritrosit). Orang yang mampu membentuk antigen A memiliki alel IA dalam kromosom, yang mampu membentuk antigen B memiliki alel IB, yang memiliki alel IA dan IB dapat membentuk antigen A dan antigen B, sedangkan yang tidak mampu membentuk entigen sama sekali memiliki alel resesif I0. Interaksi antara alel-alel IA, IB dan I0 menyebabkan terjadinya 4 fenotip (golongan darah) A, B, AB dan O. Proses menurunnya alel-alel ganda tersebut dapat dilihat dari beberapa contoh di bawah ini : a. Apabila seorang laki-laki bergolongan darah A ingin menikah dengan perempuan bergolongan darah B maka kemungkinan golongan darah anaknya adalah sebagai berikut:
  • 7. P ♂ A x ♀ B G IA IA / x IB IB / IA I0 IB I0 F 1 ♂ ♀ IA I0 IB IA IB Golongan AB IB I0 Golongan B I0 IA I0 Golongan A I0 I0 Golongan O Jadi, kemungkinannya yaitu : IA IB (golongan AB) = 25 % IB I0 (golongan B) = 25 % I0 I0 (golongan O) = 25 % IA I0 (golongan A) = 25 % b. Apabila seorang laki-laki bergolongan darah O ingin menikah dengan perempuan bergolongan darah AB. Maka kemungkinan golongan darah keturunannya adalah: P ♂ O x ♀ AB G I0 I0 x IA IB F1 ♂ ♀ I0 I0 IA IA I0 Golongan A IA I0 Golongan A IB IB I0 Golongan B IB I0 Golongan B
  • 8. Maka, kemungkinannya yaitu : IA I0 (golongan darah A) = 25 % IB I0 (golongan darah B) = 25 % IA I0 (golongan darah A) = 25 % IB I0 (golongan darah B) = 25 % Jadi dapat disimpulkan bahwa golongan darah keturunannya adalah 50% golongan darah A dan 50% golongan darah B. c. Apabila laki-laki bergolongan darah A menikah dengan perempuan bergolongan darah O. maka kemungkinan golongan darah keturunannya adalah : P ♂ A x ♀ O G IA IA / IA I0 x I0 I0 F1 ♂ ♀ IA I0 I0 IA I0 Golongan A I0 I0 Golongan O I0 IA I0 Golongan A I0 I0 Golongan O Maka kemungkinannya : IA I (golongan darah A) = 25 % I0 I0 (golongan darah O) = 25 % IA I (golongan darah A) = 25 % I0 I0 (golongan darah O) = 25 % Jadi dapat disimpulkan bahwa golongan darah keturunannya adalah 50% golongan darah A dan 50% golongan darah O.
  • 9. Golongan Darah Sistem MN Dalam tahun 1927 Landsteiner dan Levine menemukan antigen baru lagi, yang disebut antigen-M dan antigen-N. mereka berpendapar bahwa sel darah merah seseorang dapat memiliki salah satu atau kedua macam antigen tersebut. Jika dilakukan tes dengan antiserum yang mengandung anti-M tampak adanya agglutinasi sedangkan anti-N tidak maka orang itu termasuk golongan M. jika antiserumnya mengandung anti-N terjadi agglutinasi sedangkan anti-M tidak maka orang itu dinyatakan sebagai orang bergolongan darah N. akan tetapi jika tes dilakukan dengan anti-M dan anti-N menunjukkan terjadinya agglutinasi, maka orang itu masuk golongan MN. Landsteiner dan Levin mengemukakan bahwa terbentuknnya antigen- M di dalam eritrosit itu ditentukan oleh alel LM sedangkan antigen-N oleh alel LN. pada alel-alel ini tidak dikenal dominasi, sebab alel LM dan LN merupakan alel kodominan. Dengan demikian genotip LM LN tidak memperlihatkan ekspresi intermedier, melainkan menunjukkan fenotip baru. Berhubung tidak adanya alel resesip, maka pewarisan alel LM dan LN berlangsung lebih sederhana. Berikut beberapa contohnya : a. Suami istri masing bergolongan darah M akan mempunyai keturunan bergolongan darah M saja. P ♂ M x ♀ M G LM LM LM LM F1 LM LM = golongan M b. Seorang laki-laki golongan N menikah dengan seorang perempuan golongan darah MN. Kemmungkinan keturunannya yaitu : P ♂ N x ♀ MN LN LN LM LN
  • 10. F1 LM LN = golongan MN LN LN = golongan N c. Bagaimakah golongan darah anak-anak bila suami isteri memiliki golongan darah MN? P ♂ MN x ♀ MN G LM LN LN LN F1 LM LM = golongan darah M LM LN = golongan darah MN LM LN = golongan darah MN LN LN = golongan darah N Tampak bahwa sebagian besar (50%) dari anak-anak mempunyai golongan darah seperti orangtua mereka. Untuk menghargai semua keberhasilannya itu, Landsteiner menerima hadiah Nobel untuk bidang Kedokteran dalam tahun 1930. Faktor Rhesus (Rh) Faktor Rhesus (Rh) yang kini sangat terkenal ditemukan oleh Landsteiner dan Wiener dalam tahun 1940. Dikatakan bahwa apabila seekor kelinci disuntik dengan darah dari kera Macaca rhesus, maka kelinci membentuk antibodi. Antibodi ini akan menyebabkan menggumpalnya eritrosit dari semua kera rhesus. Ini berarti bahwa di permukaan eritrosit dari kera itu terdapat antigen yang disebutnya antigen-Rh. Jika antiserum dari kelinci yang mengandung anti-Rh itu digunakan untuk membuat tes Rh pada darah manusia, ternyata bahwa orang dibedakan atas dua kelompok :
  • 11. a. Orang yang darahnya menunjukkan reaksi positif, artinya terjadi penggumpalan eritrosit pada waktu dilakukan tes dengan anti-Rh, digolongkan sebagai orang Rh positif (disingkat Rh +). Berarti mereka ini memiliki antigen-Rh. b. Orang yang darahnya menunjukkan reaksi negatif, digolongkan sebagai orang Rh negatif (disingkat Rh -). Berarti mereka ini tidak memiliki antigen- Rh. 1. Dasar genetika dari faktor Rh Mula-mula mekanisme genetik dari sistem Rh ini nampaknya sederhana sekali, sehingga Landsteiner dan Wiener berpendapat bahwa ada atau tidaknya antigen-Rh itu ditentukan oleh sepasang alel R dan r. terdapatnya antigen-Rh di permukaan eritrosit orang ditentukan oleh alel R. karena itu orang Rh positip mempunyai genotip RR atau Rr, sedang orang Rh negatif mempunyai genotip rr. 2. Peranan faktor Rh dalam Klinik Seperti halnya dengan golongan darah A, B, AB dan O, maka faktor Rh mempunyai arti penting dalam klinik. Dalam keadaan normal, serum dan plasma darah orang tidak mengandung anti-Rh. Akan tetapi orang dapat distimulir (dipacu) untuk membentuk anti-Rh, yaitu dengan jalan : a. Transfusi Darah Jika misalnya seorang perempuan Rh – karena sesuatu hal harus ditolong dengan transfusi dan kebetulan darah yang diterimanya itu berasal dari seorang Rh +, maka darah donor itu membawa antigen-Rh. Akibatnya sserum darah perempuan itu yang semula bersih dari anti-Rh, kini mengandung anti-Rh. Lebih-lebih jika transfusi itu dilakukan lebih dari sekali, maka banyaknya anti-Rh yang dibentuk akan bertambah.
  • 12. b. Perkawinan Apabila seorang wanita Rh negatif menikah dengan laki-laki Rh + maka fetus bersifat Rh + heterozigotik. Fetus berhubungan dengan ibu melalui perantara plasenta (ari-ari), namun sirkulasi darah dari fetus terpisah sama sekali dari sirkulasi darah ibu. Tetapi karena urat darah fetus mencapai khorion, maka masih ada kontak antara fetus dengan ibu. Fungsi utama dari plasenta adalah untuk terselenggaranya penukaran substansi dari ibu ke fetus yang berlangsung secara difusi seperti halnya penukaran gas, air, berbagai macam elektrolit dan nutrisi. 3. Pengaruh faktor Rh dan Pencegahan pembentukan antibodi anti-Rh Faktor Rh menggambarkan adanya partikel protein (antigen D) di dalam sel darah seseorang. Bagi yang ber-Rh negatif berarti ia kekurangan faktor protein dalam sel darah merahnya. Sedangkan yang ber-Rh positif memiliki protein yang cukup. Bila seorang wanita dengan rhesus negatif mengandung bayi dari pasangan yang mempunyai rhesus positif, maka ada kemungkinan sang bayi mewarisi rhesus sang ayah yang positif. Dengan demikian akan terjadi kehamilan rhesus negatif dengan bayi rhesus positif. Hal ini disebut kehamilan dengan ketidak cocokan rhesus (rhesus inkontabilita). Kehadiran janin sendiri di tubuh ibu merupakan benda asing, apalagi jika Rh janin tak sama dengan Rh ibu. Secara alamiah tubuh bereaksi dengan merangsang sel darah merah (eristrosit) membentuk daya tahan atau antibodi berupa zat anti Rh untuk melindungi tubuh ibu sekaligus melawan ‘benda asing’ tersebut. Inilah yang menimbulkan ancaman pada janin yang dikandung. Efek ketidakcocokan bisa mengakibatkan kerusakan besar-besaran pada sel darah merah bayi yang disebut erytroblastosis foetalis dan hemolisis. Bila belum tercipta antibodi, maka pada usia kehamilan 28 minggu dan dalam 72 jam setelah persalinan akan diberikan injeksi anti-D (Rho)
  • 13. immunoglobulin, atau biasa juga disebut RhoGam. Proses terbentuknya zat anti dalam tubuh ibu sendiri sangat cepat sehingga akan lebih baik lagi jika setelah 48 jam melahirkan langsung diberi suntikan RhoGAM agar manfaatnya lebih terasa. Sayangnya, perlindungan RhoGAM hanya berlangsung 12 minggu. Setelah lewat batas waktu, suntikan harus diulang setiap kehamilan berikutnya. Bila dalam diri ibu telah tercipta antibodi, maka maka akan dilakukan penanganan khusus terhadap janin yang dikandung, yaitu dengan monitoring secara reguler dengan scanner ultrasonografi. Dokter akan memantau masalah pada pernafasan dan peredaran darah, cairan paru-paru, atau pembesaran hati, yang merupakan gejala-gejala penderitaan bayi akibat rendahnya sel darah merah. Bila memang ada zat anti-Rh dalam tubuh ibu hamil, sebaiknya dilakukan pemeriksaan jenis darah janin melalui pengambilan cairan ketuban (amniosentesis). Dapat juga melalui pengambilan cairan dari tulang belakang Chorionic Villi Sampling (CVS), dan pengambilan contoh darah dari tali pusat janin (kordosentesis).. Pada kasus janin belum cukup kuat untuk dibesarkan diluar, maka perlu dilakukan transfusi darah terhadap janin yang masih dalam kandungan. Biasanya bila usia kandungan belum mencapai 30 minggu.. Setelah bayi lahir, ia akan mendapat beberapa pemerikasaan darah secara teratur untuk memantau kadar bilirubin dalam darahnya. Bila kadar bilirubin benar-benar berbahaya akan dilakukan penggantian darah dengan transfusi. Kadar cairan dalam paru-paru dan jantungnya juga akan diawasi dengan ketat, demikian juga dengan kemungkinan anemia. Perbedaan Rh ibu dan janin tak terlalu berbahaya pada kehamilan pertama. Sebab, kemungkinan terbentuknya zat anti-Rh pada kehamilan pertama sangat kecil. Kalaupun sampai terbentuk, jumlahnya tidak banyak. Sehingga, bayi pertama dapat lahir sehat. Pembentukan zat anti Rh baru
  • 14. benar-benar dimulai pada saat proses persalinan (atau keguguran) pada kehamilan pertama. Saat plasenta lepas, pembuluh-pembuluh darah yang menghubungkan dinding rahim dengan plasenta juga putus. Akibatnya, sel-sel darah merah bayi dapat masuk ke dalam peredaran darah ibu dalam jumlah yang lebih besar. Peristiwa ini disebut transfusi feto-maternal. Selanjutnya, 48-72 jam setelah persalinan atau keguguran, tubuh ibu dirangsang lagi untuk memproduksi zat anti-Rh lebih banyak lagi. Demikian seterusnya. Saat ibu mengandung lagi bayi kedua dan selanjutnya, barulah zat anti-Rh di tubuh ibu akan menembus plasenta dan menyerang sel darah merah janin. Sementara itu bagi ibu perbedaan rhesus ibu dan janin sama sekali tidak mengganggu dan mempengaruhi kesehatan ibu. C. Contoh alel pada warna bulu kelinci Alel ganda pada bulu kelinci adalah adanya 4 alel yang sama-sama mempengaruhi warna bulu, dan berada pada lokus yang sama. Warna bulu kelinci dengan gen W memiliki beberapa alel yang berturut-turut dari yang dominan: W > WK > Wh > W Gen W : fenotipe kelabu Gen Wk : fenotipe kelabu muda (chinchilia) Gen Wh : berfenotipe himalaya, yaitu berwarna putih dengan ujung hidung, ujung telinga, ekor dan kaki berwarna kelabu gelap. Gen W : berfenoripe albino (tak berpigmen).
  • 15. Keterangan :  Kelabu dominan terhadap ketiga warna yang lain (kelabu muda, Himalaya, dan albino),  kelabu muda dominan terhadap Himalaya dan albino.  Himalaya dominan terhadap albino  Albino adalah gen resesif Kemungkinan genotipenya sebagai berikut: Fenotipe Kemungkinan Genotipe Kelabu WW, WWk,, WWh, WW (normal) Kelabu muda WkWk, WkWh, WkW (chinchilla) Himalaya WhWh , WhW Albino WW Contoh : Seekor kelinci chinchilla heterozigot yang disilangkan dengan kelinci Himalaya heterozigot akan memperoleh keturunan albino, lihat persilangan berikut: P WkW >< WhW (chinchilla) (himalaya) G Wk Wh W W F WkWh = kelabu muda (chinchilla) WkW = kelabu muda (chinchilla)
  • 16. WhW = Himalaya WW = Albino D. Pengertian Gen Ganda Gen ganda (poligen) merupakan suatu seri gen ganda yang menentukansifat secara kuantitatif. Dalam hal ini, pewarisan sifat dikendalikan oleh lebih darisatu gen pada lokus yang berbeda dalam kromosom yang sama atau berlainan(Angitasari, 2010). A. Gen Ganda pada Tumbuhan Contoh poligen pada tumbuhan adalah warna biji pada tanaman gandum,panjang bunga tembakau (Nicotiana tabacum) serta berat buah tomat. Pewarisan sifat yang dikendalikan oleh poligen pertama kali ditemukan pada tanamantembakau (Nicotiana tabacum) oleh J. Kolreuter (1760). Saat menyilangkan tanaman dengan dua sifat beda, keturunan yang didapat pada F1 adalah intermediet, sedangkan F2 terdapat banyak variasi antara kedua tanaman induknya. Sifat keturunan terlihat berderajat berdasarkan intensitas dari ekspresi sifat itu (Angitasari, 2010). Gandum yang berbiji merah (AABB) dikawinkan dengan yang berbiji putih (aabb) didapatkan F1 yang seragam berupa medium (Anonim, 2011). Konstruksi persilangan: P=AABB (biji merah) X aabb (biji putih) G = A B a b F1 = AaBb (biji medium)
  • 17. F1 saling menyilang menghasilkan F2 dengan perbandingan: 1 merah : 4 merahkelam; 6 merah medium; 1 merah muda; 4 putih. Saat dilakukan persilangan pada gandum berkulit merah dengan gandum berkulit putih muncul sifat merah dengan degradasi warna yaitu merah kelam, merah muda, dan merah medium. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor merahdominan dan ditentukan oleh dua gen yang berpasangan. Sedangkan faktor putih resesif dan ditentukan oleh dua gen yang saling berpasangan. B. Gen Ganda Pada Manusia Pedigree penurunan sifat warna kulit pada keluarga SandraBagan di atas merupakan kasus yang diangkat dari fenomena yang terjadi dilingkungan sekitar kita. Yang disorot pada lingkaran merah di atas adalah bagaimana bisa kedua orang tua berwarna kulit putih, lalu menurunkan 2 orang anak putih dan satu coklat?Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pigmentasi kulit manusia merupakan hal yang dipengaruhi gen ganda, atau alel ganda. Pada saat pembentukan gamet, tidak terjadi satu gen saja yang dominan dan terekspresi, namun gen ganda pada kromosom tersebut bersama-sama menyumbangkan pengaruhnya dan terekspresi secara bebas. Jadi, orang tua yang berkulit putih belum tentu akan menurunkan keturunan yang sepenuhnya berkulit putih, karena harus dilihat juga urutan pohon keluarga di atas orang tua. Namun, bila pernikahan dilakukan dengan sesama jenis warna kulit dan dilakukan secara terus menerus hingga beberapa generasi, maka gen pembawa sifat dari orang tua akan lebih mendominasi dan menghasilkan filial menurun dari orang tua. Sebagai contoh, orang-orang bangsa negro jika menikah dengan sama-sama orang negro dan dari generasi-generasi melakukan pernikahan serupa, maka anomali keturunan berwarna kulit putih tidak akan terjadi, karena gen pigmen warna gelap/ hitam akan menjadi lebih terekspresi, dan dikarenakan parental- parental sebelumnya tidak mempunyai fenotip berkulit terang, maka
  • 18. lama-kelamaan gen pembawa kulit terang tidak diturunkan. Tapi, perlu diingat bahwan sebenarnya orang negro tetap memiliki sifat gen warna kulit putih, hanya saja gen warna putih tersebut tidak terekspresi.Jadi, bagan di atas dapat memberi gambaran bahwa tidak berarti filial yang berwarna kulit coklat bukan keturunan dari mereka, atau alasan lainnya, namun karena kedua gen (gen ganda) yang membawa warna kulit terekspresi secara bersama-sama dengan kontribusi yang berbeda dan secara kebetulan warna coklat komposisinya lebih banyak.
  • 19. BAB III PENUTUP Kesimpulan Alel adalah Gen-gen yang terletak pada lokus yang sama (bersesuaian) dan memiliki pekerjaan yang hampir sama dalam kromosom homolog. Alel ganda adalah merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen.Golongan darah manusia dikelompokkan berdasarkan reaksi antigen-antibodi. Berbagai antigen pada sel-sel darah manusia menghasilkan penggolongan darah dengan sistem yang berbeda, yaitu sistem ABO, MN dan Rh. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Alel ganda pada bulu kelinci adalah adanya 4 alel yang sama – sama mempengaruhi warna bulu, dan berada pada lokus yang sama. Warna bulu kelinci dengan gen W memiliki beberapa alel yang berturut – turut dari yang dominan: W > WK > Wh > W Gen W : fenotipe kelabu Gen Wk : fenotipe kelabu muda (chinchilia) Gen Wh : berfenotipe himalaya, yaitu berwarna putih dengan ujung hidung, ujung telinga, ekor dan kaki berwarna kelabu gelap.
  • 20. Gen W : berfenoripe albino (tak berpigmen) Contoh umum alel ganda pada tanaman ialah alel s, yang berperan dalam mempengaruhi sterilitas. Ada dua macam sterilitas yang dapat disebabkan oleh alel s, yaitu sterilitas sendiri (self sterility) dan sterilitas silang (cross sterility).