Dokumen tersebut membahas tentang seni dan kebudayaan Islam. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa Islam memperbolehkan penganutnya menikmati keindahan karena hal itu adalah wasilah untuk melunakkan hati dan perasaan. Prinsip-prinsip seni Islam adalah mengangkat martabat manusia, mementingkan akhlak dan kebenaran, serta menghubungkan keindahan dengan ketaqwaan terhadap Allah.
4. Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan
bersama/milik bersama. karya- karya seni yang
ditinggalkan pada masa pra-sejarah digua-gua
tidak pernah menunjukan identitas pembuatnya.
Demikian pula peninggalan-peninggalan dari masa
lalu seperti bangunan atau artefak di mesir kuno,
Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di
Indonesia sendiri. Para ahli arkiologi sendiri tidak
tahu pasti. Mereka hanya bisa menyimpulkan
kesenian pada jaman sebelum moderen tidak
beraspek individulistis.
SENI
5. • Dalam sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans
atau bahkan sebelumnya , basis-basis ritual dan kultis dari
karya seni mulai terancam akibat sekularisasi masyarakat.
Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai
mencari otonomi dan mulai bangkit pemujaan sekular atas
keindahan itu sendiri.
fungsi seni menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan bersenian
adalah berupa kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya seni
merupakan bentuk yang baru, yang unik dan orisinil. Karena
sifatnya yang bebas dan orisinal akhirnya posisi karya seni
menjadi individualistis.
6. Seni pada perkembangannya di jaman moderen mengalami
perubahan atau pembagian yakni seni murni atau seni terapan/ seni
dan desain yang lebih jauh lagi seni dan desain oleh seorang tokoh
pemikir kesenian yang oleh orang tuanya di beri nama Theodor
Adorno di beri nama “Seni Tinggi” untuk Seni Murni dan “Seni
Rendah” untuk Seni Terapan atau Desain. Karena menurutnya dalam
seni tinggi seorang seniman tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
eksternal (kebutuhan pasar/bertujuan komersial) dalam
menciptakan sebuah karya seni/murni ekspresi, sedangkan seni
rupa rendah adalah seni yang dalam penciptaannya dipengaruhi oleh
faktor-faktor eksternal.
Adorno menganggap seni harus berbeda harus berbeda dengan benda
lain (barang); ia harus mempunyai “sesuatu”. Sesuatu itu tidak
sekedar menjadi sebuah komoditas. Karena sebuah karya atau
benda yang sebagai komoditas akan menghancurkan semangat
sosial, pola produksi barang yang menjadi komoditas adalah pola
yang ditentukan dari atas oleh seorang produsen.
7. Jenis – Jenis Seni
Seni melaui pendengaran seperti musik, deklamasi puisi,
prosa, seni suara dan sebagainya.
Seni yang diperoleh melalui penglihatan mata seperti seni
lukis, seni hias, fotografi, seni pakaian (fashion) dan
sebagainya.
Seni yang dapat diperolehi melalui pendengaran dan
penglihatan seperti drama, teater, film dan sebagainya.
Seni yang dinikmati melalui pembacaan seperti hasil
karya sastera yang berbentuk puisi dan prosa.
9. Secara Umum
Seni pada mulanya adalah proses dari
manusia, dan oleh karena itu merupakan
sinonim dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat
dalam intisari ekspresi dari kreativitas
manusia. Seni juga dapat diartikan dengan
sesuatu yang diciptakan manusia yang
mengandung unsur keindahan.
10. Menurut Islam
• Seni dalam Islam adalah penggerak nalar
agar bisa menjangkau lebih jauh tentang
apa yang berada di balik mater. Keindahan
adalah salah satu sebab tumbuh dan
kokohnya keimanan, sehingga keindahan itu
menjadi sarana mencapai kebahagiaan
dalam kehidupan. (Dalam Fannanul Muslim
wal Ibda', Dr. Barakat Muhammad Murad,
Manarul Islam No.353, Vol 30)
11. Seni yang sahih adalah seni yang bisa
mempertemukan secara sempurna antara
keindahan dan al haq, karena keindahan
adalah hakikat dari ciptaan ini, dan al haq
adalah puncak dari segala keindahan ini.
Oleh karena itu Islam membolehkan
penganutnya menikmati keindahan,
karena hal itu adalah wasilah untuk
melunakkan hati dan perasaan.
12. Menurut Barat
• Menurut Herbert Read, seni adalah penghasilan rupa bentuk yang menimbulkan
keceriaan, keseronokan dan kesenangan estetik. Keceriaan, keseronokan dan
kesenangan estetik ini adalah kesan yang timbul daripada samada sewaktu menghasilkan
produk seni mahupun menikmati hasil seni. Kedua-dua pihak samada artis mahupun
pemerhati seni akan merasai kesan-kesan tersebut.
• Clive Bell ( Syed Ahmad Jamal, 1994 ) berpendapat bahawa emosi yang dialami apabila
menghayati sesebuah karya seni adalah emosi yang tersendiri dan berada di dalam alam
yang asing.
• Pada asasnya, menurut barat, seni adalah pernyataan dan teknik pembuatannya. Seni
memberi bentuk tampak kepada bentuk yang terpendam, dipersembahkan di dalam
bentuk imej yang dapat dilihat. Dalam kebudayaan manpun, perasaan dan fikiran dapat
dilahirkan melalui seni. Seni merupakan intisari kemanusiaan lambang suatu kumpulan
manusia dalam kebudayaannya.
• Crose dan Collingwood ( Syed Ahmad Jamal, 1994 ) berpendapat bahawa, karya seni itu
suatu imej mental. Objek yang ideal yang dinyatakan di dalam bentuk fizikal melalui
bahan yang terhasil daripada karya sebenar dalam fikiran pemerhati. Beliau sebenarnya
menyokong pendapat yang menyatakan bahawa seni adalah pernyataan rasa yang
imaginatif. Ini adalah kerana beliau cuba membezakan seni dengan kraf. Kraf pada
pandangan beliau merupakan aktiviti mengubah bahan mentah menjadi barangan dengan
menggunakan kemahiran yang boleh dipelajari.
13. • Konsep seni mempunyai pertalian yang erat dengan
estetika. Menurut pandangan Barat, estetika bererti
sesuatu yang berkaitan dengan pengamatanterhadap
sesuatu perkara atau suasana yang menekankan aspek
kesenian atau keindahan, bukan aspek kegunaannya.
• Perkataan estetika mula digunakan oleh Baumgarten pada
tahun 1735. Menurutnya, keindahan mestilah diasingkan
daripada estetika kerana barang yang buruk boleh diterima
dengan cara yang indah dan sebaliknya.
• Kebudayaan Barat telah memisahkan seni dengan agama.
Pemisahan ini wujud dengan lahirnya sekularisme. Lantaran
itu, seni menjadi suatu yang bebas. Demi seni, semuanya
dibolehkan sehingga melahirkan kepelbagaian aliran di
dalam seni itu sendiri seperti ekspressionisme, kubisme,
impressionisme dan sebagainya.
14. Pandangan Tokoh Barat Pada Seni
a) Plato (347 SM)
- Lukisan adalah 3 kali terpisah daripada
kebenaran.
- Seni dan pendidikan perlu dipandukan kepada
kebenaran, kebaikan, kesempurnaan, kesejahteraan dan
keindahan.
- Dikatakan dengan perlakuan, akhlak, nilai dan moral.
- Mencipta sesuatu persekitaran yang berbudaya dan
meningkatkan perpaduan:
: Lukisan dibincang dengan konsep imitasi.
: Membandingkan lukisan dengan kebenaran.
: Pelukis meniru objek yang dibuat oleh tukang pembuat.
b) Aristotle (384-322SM)
- pelukis tidak meniru tetapi memberi struktur bentuk kepada benda
alam, maka seni itu baik.
15. c) Pestalozzi (1746-1827)
Memberi peluang kepada kanak-kanak belajar seni
sama ada berbakat atau tidak, seni diberi penekanan
kepada konsep kepentingan aktiviti mata dan tangan.
Kerja tangan atau kraftangan diajar dengan konsep
sepanjang hayat, aktiviti bercorak praktikal.
d) Herbert Read
Seni adalah penghasilan rupa dan bentuk yg
menimbulkankeceriaan, keseronokan dan kedamaian
estetik.
Seni alat untuk mendidik seseorang
Seni boleh menyatukan semua Negara (pendidikan dan
pembentukan diri)
16. Frank Cizek ( 1865-1946)
Seni sebagai satu peranan ekspresi bebas dalam pendidikan .
Kanak-kanak diberi ruang untuk melukis mengikut pandangan
mereka supaya tidak hilang kreativiti dan sifat keperibadian diri.
Seni mewujudkan suasana gembira, suka, riang, minat untuk belajar
dan memajukan diri.
f) John Dewey (1859 – 1952)
Aktiviti seni merupakan satu pengalaman kepada kanak-kanak.
Memberi kebebasan kepada kanak-kanak menysul pengalaman untuk
mencerdaskannya. (kreativiti, pemikiran)
g) Walter Gropius
Seni visual memberi faedah kepada kehidupan seharian seperti
dalam prinsip-prinsip rekaan dan nilai estetik bagi menghasilkan
barangan harian eg. Kerusi,meja dsb.
Ianya mengabungkan seni, pertukangan, sains dan teknologi.
17. Islam dan Seni
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah swt kepada seluruh manusia
tanpa mengenal bangsa yang bersumberkan al-Quran, Sunnah dan Ijma' Ulama. Islam
adalah agama yang nyata (waqi'e) dan sesuai dengan fitrah manusia, pada semua
tempat, zaman dan situasi menepati citarasa, kehendak, sifat, keinginan, nafsu,
perasaan dan akal fikiran manusia.
Islam berinteraksi dengan manusia secara total, jiwa dan raganya, akal dan
nuraninya. Jika nutrisi menghidupi badan, pengetahuan menghidupi akalnya, maka
seni (al fann) yang menghidupi nuraninya.
Syeikh Yusuf Qardhawi dalam Al Islam wal Fann, hal 11-25, telah menjelaskan
sikap Islam terhadap seni. Jika ruh seni adalah perasaan terhadap keindahan maka
Al Qur’an sendiri telah menyebutkan “Yang membuat segala sesuatu, yang Dia
ciptakan sebaik-baiknya…” (Q.S. As Sajdah:7)
Surat lain menyebutkan, “Sesungguhnya kami telah menciptkan manusia dengan
bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS: At Tiin :4), dan bahkan, seorang mukmin dituntut
agar selalu memiliki rasa yang dalam dan peka terhadap keindahan akan ciptaan
Allah swt., firman Allah, “Apakah mereka tidak melihat langit di atas mereka,
bagaimana kami telah meninggikan dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai
retak-retak sedikit pun.” (QS: Qaaf :6).
18. Dengan ini maka setiap mukmin menyukai keindahan dikarenakan efek dari
keindahan Allah swt, yang juga menyukai keindahan, karena Al Jamiil (Yang
Maha Indah) adalah salah satu dari nama-nama Allah swt.
Rasulullah saw. juga telah menjelaskan kepada beberapa sahabat yang mengira
bahwa kecintaan terhadap keindahan bisa menafikan iman, dan menjadikan pelakunya
terperosok dalam kesombongan, sebagiamana diceritakan sebuah hadist. Rasulullah
bersabda,”Tidak akan masuk sorga siapa yang di hatinya ada rasa sombog, walau
sebesar biji sawi.” Maka berkatalah seorang lelaki, “Sesungguhnya ada seorang
lelaki menyukai agar baju dan sandalnya menjadi bagus.” Maka bersabda
Rasulullah saw., “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan menyukai
keindahan.” (HR. Muslim).
Di samping mukjizat aqliyah Al Qur’an sendiri adalah sebuah mukjizat
jamaliyah. Sehingga bangsa Arab tunduk, serta tidak bisa menandingi keindahaan
bahasanya, sampai sebagian mereka menyebutnya “sihir”. Rasulullah sendiri telah
bersabda, “Hiasilah Al Qur’an dengan suara kalian.” (HR. Muslim).
19. Pandangan Tokoh Islam Pada Seni
a) Muslim
–Dalam kitab Al-Iman.
–Org yg mempunyai ilmu seni bertemu dgn objek alam s/jadi dapat mencipta suatu
karya dan menghargai objek tersebut.
b) Pandangan Al-Ghazali
- Seni bersandarkan daripada Allah kpd Allah.
- Seni menuju kepada Al-Falah ( keredhaan Allah )
- Pemangkin kepada ketaqwaan ( tawaduk & beriman )
c) Sidi Ghazalba
- Seni tidak melampui batas kesusilaan
- Seni bertunjang daripada Allah kepada Allah
- Hasil seni itu bertunjang “mardatillah” ( diredhai Allah)
-Seni membentuk peribadi muslim
20. . PRINSIP-PRINSIP (CIRI-CIRI) KESENIAN ISLAM
1. Mengangkat martabat insan dengan tidak meninggalkan nilai-
nilai kemanusiaan dan nilai-nilai yang ada disekelilingnya,
manakala manusia menjadi seniman yang menggarap segala
unsur kesenian untuk tunduk serta patuh kepada keridhaan
Allah swt.
2. Mementingkan persoalan akhlak dan kebenaran yang
menyentuh aspek-aspek estetika, kemanusiaan, moral dan lain-
lain lagi.
3. Kesenian islam menghubungkan keindahan sebagai nilai yang
tergantung kepada keseluruhan kesahihan islam itu sendiri.
menurut islam, kesenian yang mempunyai nilai tertinggi ialah
yang mendorong ke arah ketaqwaan, kema'rufan, kesahihan
dan budi yang mantap.
4. Kesenian islam terpancar daripada wahyu Allah, sama seperti
undang-undang Allah dan syariatnya. maknanya ia harus
berada di bawah lingkungan dan peraturan wahyu. ini yang
membedakan kesenian islam dengan kesenian bukan islam.
5. Kesenian islam menghubungkan manusia dengan tuhan, alam
sekitar dan sesama manusia Dan juga makhluk.
21. Hukum Dalam Seni
• Wajib : jika kesenian itu amat diperlukan oleh muslim yang mana
tanpanya individu tersebut boleh jatuh kepada mudarat seperti
keperluan manusia untuk membina dan untuk memperindah
bentuk masjid yang dimaksudkan untuk menarik hati orang agar
ramai untuk mengunjungi rumah Allah swt tersebut
• Sunnah : jika kesenian itu diperlukan untuk membantu atau
menaikkan semangat penyatuan umat islam seperti dalam nasyid,
qasidah dan shalawat kepada Rasulullah saw yang diucapkan
beramai-ramai dalam sambutan maulid rasul atau seni lagu Al-
Quran (tilawah).
• Makruh : jika kesenian itu membawa unsur yang sia-sia seperti
karya seni yang tidak diperlukan oleh manusia.
• Haram : jika kesenian itu berbentuk hiburan yang :
22. PANDANGAN ULAMA ISLAM TENTANG SENI
• Seni musik: Jumhur ulama sepakat bahwa bentuk seni musik (nyanyian)
yang memalingkan dari dzikrullah hukumnya haram, namun kemudian
berbeda pandangan mengenai seni musik yang tidak memalingkan
daridzikrullah. Pendapat pertama yang menyatakan bahwa nyanyian
dan seni musik merupakan seruling syaitan yang dilarang.
• Seni Pahat/ Seni Patung/ Seni Lukis: Para ulama berpendapat bahwa
tingkat pengharaman itu semakin bertambah manakala patung
tersebut berbentuk orang yang diagungkan seperti Al-Masih. Sedang
boneka untuk mainan anak-anak diperbolehkan. Adapun mengenai
filosofis ulama mesir al-Allammah Syaikhk Muhammad Baqith al-
Muthi’i berpendapat bahwa fotografi itu hukumnya mubah, karena
aktivitas fotogrfi tidak termasuk dalam aktivitas mencipta
sebagaimana yang disinyalir dalam ungkapan hadist…”(mencipta seperti
ciptaanKu….), karena foto itu hanya menahan bayangan. Pendapat lain
banyak disetujui oleh banyak ulama termasuk Syaikh Yusuf Qardhawi,
dengan catatan foto wanita telanjang diharamkan.
23. • Seni Tari: Seni tari sudah dikenal dimasa Rasulullah, seperti tarian Habasyah yang
dipertunjukkan oleh orang-orang Habasyah (ethiopa sekarang) ketika mereka menari
meluapkan kegembiraan menyambut kedatangan Rasulullah di kota madinah, bahkan suatu
sat Rasulullah pernah mengizinkan Aisyah untuk menonton pertunjukan tarian habasyah
yang sangat sederhana dengan menjinjitkan kaki.
Namun di kalangan ulama persoalan seni tari ini masih menjadi perdebatan antara yang
membolehkan dengan syarat sesuai dengan adab-adab Islam, ataupun yang sama sekali
tidak membolehkan. Hal ini berdasarkan fenomena yang ada di masyarakat bahwa seni
tari yang dikenal saat ini cenderung mengarah kepada tindakan tabarruj (memamerkan
diri di kalangan yang bukan mahrom), maupun ikhthilath (campur baur laki-laki dan wanita
dalam satu majelis tanpa mengindahkan adab-adab Islam).
• Seni Penulisan (Sastera) Manakala seni penulisan telah dikaitkan dengan seni
kesusatetraan. Seni kesusasteraan memang mendapat sambutan yang sangat hangat di
kalangan umat Islam dan itu terjadi karena kesusateraan Islam bersumberkan Al-Quran
dan al-Sunnah yang mana kesusasteraan Al-Quran dapat dilihat dari dua aspek yaitu
keindahan bahasa dan dari segi isinya. Di sini dapat dilihat bahwa hasil atau sumbangan
kesusateraan yang berteraskan al-Quran dan al-Sunnah telah menyebabkan kaum
musyrikin memeluk agama Islam hanya apabila mendengar al-Quran. Contohnya al-Walid
al-Mughirah yang merupakan penyair yang terkenal pada zaman Jahiliyyah dan pengkritik
yang paling tajam terhadap Rasulallah saw, Umar al-Khattab serta Labid, Rabiah dan
Jubair bin Mat'am.
24. Perbandingan
Seni
Timur
Dimana seni hanyalah semata-
mata karena Alllah. Yaitu inti dari
kesenian adalah tauhid, yang
merupakan penyatuan keindahan
kepada Maha Pencipta
Barat
Mementingkan estetika semata-
mata tanpa mempunyai ikatan
kukuh dengan keagamaan
25.
26. Definisi Budaya
• Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[1]
• Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
• Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai
yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya
seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan
"kepatuhan kolektif" di Cina.
• Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
27. Kebudayaan Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang
didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan
cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat
diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang mana akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat
28. Secara Umum
• Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia.
• Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata
culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
29. BUDAYA TIMUR
Budaya timur adalah budaya yang berkembang di Asia
seperti di Indonesia. Hal yang paling dominan dari
budaya timur adalah adat istiadat yang masih
dipegang teguh. Konsep gotong royong dan
kebersamaan menjadi hal yang paling utama. Budaya
timur juga lebih menekankan disiplin mengendalikan
diri, sederhana, tidak mementingkan dunia. Karena
jalan untuk memperoleh hikmah keselamatan dan
kebebasan diri dari penderitaan dunia tidak terletak
pada akal budi, tetapi melalui meditasi, beribadah
atau tirakat. Adapun ciri yang lebih dominan dari
budaya timur, yaitu:
1. Gaya hidup. Orang timur lebih bersifat
bersosialisasi dan tidak heran jika orang timur lebih
senang jika dekat dengan keluarga, kerabat atau
teman. Lain halnya dengan orang barat yang lebih
bersifat individualis dan cenderung tidak peduli
terhadap orang lain.
2. Sopan santun dan tata karma. Karena orang
barat bersifat individualism aka orang barat
cenderung kurang mengetahui sopan santun dan tata
karma. Seperti halnya cara berpakaian yang bebas
dimanapun tempat mereka berada. Sedangkan orang
timur lebih mengetahui sopan santun dan tata karma.
Sehingga mereka cenderung berpakaian sopan dan
menyesuaikan tempat mereka berada.
BUDAYA BARAT
Istilah budaya barat digunakan sangat
luas untuk merujuk pada warisan norma-
norma sosial, nilai-nilai etika, adat
istiadat, keyakinan agama, sistem
politik, artefak budaya khusus,
serta teknologi. Ada 3 ciri dominan
dalam budaya barat, yaitu:
1. Penghargaan terhadap martabat
manusia. Hal ini dapat dilihat pada nilai-
nilai demokrasi, institusi social, dan
kesejahteraan.
2. Kebebasan. Biasanya orang barat
mengemukakan pendapat secara bebas,
berpakaian bebas dan terkesan minim,
dan cenderung kurang mengetahui tata
krama dan sopan santun.
3. Penciptaan dan pemanfaatan
teknologi. Mayoritas orang barat lebih
menekankan logika dan ilmu
pengetahuan, serta cenderung aktif dan
analitis.
30. Budaya Barat
• Budaya Barat (kadang-kadang disamakan dengan peradaban Barat atau peradaban
Eropa), mengacu pada budaya yang berasal Eropa.
• Istilah "budaya Barat" digunakan sangat luas untuk merujuk pada warisan norma-
norma sosial, nilai-nilai etika, adat istiadat, keyakinan agama, sistem politik, artefak
budaya khusus, serta teknologi. Secara spesifik, istilah budaya Barat dapat ditujukan
terhadap:
• Pengaruh budaya Klasik dan Renaisans Yunani-Romawi dalam hal seni, filsafat, sastra,
dan tema hukum dan tradisi, dampak sosial budaya dari periode migrasi dan warisan
budaya Keltik, Jermanik, Romanik, Slavik, dan kelompok etnis lainnya, serta dalam hal
tradisi rasionalisme dalam berbagai bidang kehidupan yang dikembangkan oleh
filosofi Helenistik, skolastisisme, humanisme, revolusi ilmiah dan pencerahan, dan
termasuk pula pemikiran politik, argumen rasional umum yang mendukung
kebebasan berpikir, hak asasi manusia, kesetaraan dan nilai-nilai demokrasi yang
menentang irasionalitas dan teokrasi.
• Pengaruh budaya Alkitab-Kristiani dalam hal pemikiran rohani, adat dan dalam tradisi
etika atau moral, selama masa Pasca Klasik.
• Pengaruh budaya Eropa Barat dalam hal seni, musik, cerita rakyat, etika dan tradisi
lisan, dengan tema-tema yang dikembangkan lebih lanjut selama masa Romantisisme
31. • Konsep budaya Barat umumnya terkait dengan definisi klasik dari
Dunia Barat. Dalam definisi ini, kebudayaan Barat adalah himpunan
sastra, sains, politik, serta prinsip-prinsip artistik dan filosofi yang membedakannya
dari peradaban lain. Sebagian besar rangkaian tradisi dan pengetahuan
tersebut umumnya telah dikumpulkan dalam kanon Barat.[1] Istilah ini juga
telah dihubungkan dengan negara-negara yang sejarahnya amat dipengaruhi oleh
imigrasi atau kolonisasi orang-orang Eropa, misalnya seperti negara-negara di
benua Amerika dan Australasia, dan tidak terbatas hanya oleh imigran dari
Eropa Barat. Eropa Tengah juga dianggap sebagai penyumbang unsur-
unsur asli dari kebudayaan Barat.[2][3]
• Beberapa kecenderungan yang dianggap mendefinisikan masyarakat
Barat moderen, antara lain dengan adanya pluralisme politik, berbagai
subkultur atau budaya tandingan penting (seperti gerakan-gerakan Zaman
Baru), serta peningkatan sinkretisme budaya sebagai akibat dari globalisasi dan
migrasi manusia.
32. Konsep Kebudayaan Dalam Islam
• Nabi Muhammad S.A.W merupakan teladan yang baik sekali
dalam melaksanakan kebudayaan seperti dilukiskan Qur'an itu,
bahwa bagaimana rasa persaudaraannya terhadap seluruh umat
manusia dengan cara yang sangat tinggi dan sungguh-sungguh
itu dilaksanakan. Saudara-saudaranya di Mekah semua sama
dengan dia sendiri dalam menanggung duka dan sengsara.
Bahkan dia sendiri yang lebih banyak menanggungnya. Sesudah
hijrah ke Medinah, dipersaudarakannya orang-orang Muhajirin
dengan Anshar demikian rupa, sehingga mereka berada dalam
status saudara sedarah. Persaudaraan sesama orang-orang
beriman secara umum itu adalah persaudaraan kasih-sayang
untuk membangun suatu sendi kebudayaan yang masih muda
waktu itu. Yang memperkuat persaudaraan ini ialah keimanan
yang sungguh-sungguh kepada Allah dengan demikian kuatnya
sehingga dibawanya Muhammad kedalam komunikasi dengan
Tuhan, Zat Yang Maha Agung.
33. Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam
Islam, datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju
kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam
tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu
masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan
agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidak
bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya, sehingga
Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang
di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta
mempertinggi derajat kemanusiaan.
Prinsip semacam ini, sebenarnya telah menjiwai isi Undang-undang Dasar
Negara Indonesia, pasal 32, walaupun secara praktik dan perinciannya
terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok. Dalam penjelasan
UUD pasal 32, disebutkan : “ Usaha kebudayaan harus menuju ke arah
kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-
bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau
memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Idonesia “.
34. Dari situ, Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :
Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.
seperti ; kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan, di dalam
masyarakat Aceh, umpamanya, keluarga wanita biasanya,
menentukan jumlah mas kawin sekitar 50-100 gram emas.
Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan
Islam ,
Contoh yang paling jelas, adalah tradisi Jahiliyah yang melakukan
ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam
, seperti lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di
Ka’bah dengan telanjang.
Ketiga : Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.
Seperti, budaya “ ngaben “ yang dilakukan oleh masyarakat Bali.