2. LatarBelakang
ProgramEliminasi
KustadanEradikasi
Frambusiadi
Indonesia
Situasi Penyakit Kusta dan Frambusia di Dunia
Target dan Kesepakatan Regional, Global dan
Nasional Eliminasi Kusta dan Eradikasi Frambusia
(2017-2050)
SDG 3.3 : 90% pengurangan jumlah orang yang
memerlukan intervensi terhadap penyakit tropis
yang terabaikan (Filariasis dan Kusta)
Program Prioritas Nasional dalam RPJMN 2015-
2019 dan Rencana Strategi (Renstra) Kementerian
Kesehatan 2015-2019 (Eliminasi Kusta di 34
Provinsi tahun 2019)
Dilanjutkan dengan RPJMN 2020-2024 dan
Renstra Kemenkes 2020-2024 Eliminasi Kusta di
514 Kabupaten / Kota tahun 2024
3. Indikator
Mencapai
EliminasiKusta
Eradikasi Frambusia dan Sertifikasi
Eradikasi Frambusia tahun 2020
Eliminasi Kusta Di Tingkat Provinsi
melalui indicator lain, seperti :
Angka penemuan kasus baru kusta (TARGET:
1 PER 100.000 PEND)
Prosentase penemuan kasus baru kusta tanpa
cacat (TARGET: 91 % tahun 2018)
Angka cacat tingkat 2 (TARGET: 1 PER 1.000.000
PEND)
Prosentase kasus kusta baru pada anak
(TARGET: <5 %)
4. 2014 2015 2016 2017 2018 2019
BASELINE 1 PROVINSI 2 PROVINSI 2 PROVINSI 1 PROVINSI 8 PROVINSI
Baseline th 2014:
14 Provinsi belum
mencapai eliminasi
Elimination di
seluruh
Provinsi
Eliminasi:
Banten
Eliminasi:
Aceh, Kaltara
Belum Eliminasi:
Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Barat,
Gorontalo
Sulawesi Utara,
Maluku,
Papua,
Maluku Utara
Papua Barat
Target
tercapai
PETAJALAN ELIMINASI KUSTA
Eliminasi:
Jawa Timur
Target
tercapai
Target tidak
tercapai
Tahun 2018,
sebanyak 25
Provinsi mencapai
Eliminasi Kusta
Target tidak
tercapai
Eliminasi:
Sulawesi
Tengah
5. AgendaEradikasiFrambusia
Penetapan Endemisitas
Kab
POPM Total Penduduk
Surveilans Frambusia
Survei Serologi Frambusia
POPM Kasus dan Kontak
Sertifikasi Eradikasi
Frambusia
74
Kab/Kota
Endemis
11
Kab/Kota
Endemis
514 Kab/Kota di 34 Provinsi ???
2014 2016 2018 2020201920172015
79
Kab/Kota
Endemis
5
Kab/Kota
Endemis
46
Kab/Kota
Endemis
42
Kab/Kota
Endemis
79
Kab/Kota
Endemis
??
Kab/Kota
Endemis
?? Kab/Kota
Endemis dan
Non Endemis
?? Kab/Kota Endemis dgn kasus
konfirmasi (≥10 kasus POPM Total Pddk)
7. • Kasus kusta baru
17.017
• Angka Penemuan
Kasus Kusta baru:
6,42 per 100.000
pend
• Kasus Kusta terdaftar
18.529, dengan
• Angka Prevalensi
0,699 per 10.000
pend
• Angka Cacat
Tingkat 2 =
4,22/1.000.000 pddk
• Proporsi Kasus
Baru Tanpa Cacat =
85,19%
• Proporsi Kasus
Baru Anak = 10,94%
PETA STATUS ELIMINASI KUSTA PER PROVINSI
DI INDONESIA TAHUN 2018
Belum Eliminasi Prev > 1/10.000 penduduk
Sudah Eliminasi (Prev < 1/10.000 penduduk)
8. STATUS ELIMINASI KUSTAKABUPATEN/KOTA
TAHUN 2018
Jateng
3 Kab
8
ACEH 3 JABAR 4 NTB 3 SULBAR 5
JAMBI 1 JATENG 5 NTT 5
GORONTAL
O 6
BABEL 1 JATIM 9 SULUT 12 MALUKU 10
KEPRI 2 KALTIM 1
SULTEN
G 8 MALUT 9
BANTEN 2 KALTENG 1 SULTRA 12 PAPUA 14
DKI 1 KALTARA 1 SULSEL 10 PAPBAR 10
382 Eliminasi514
KAB/KOTA
132 Belum Eliminasi
9. No Provinsi Jml 2018
20 Maluku 10
Buru, Maluku Tenggara Barat,
Maluku Tenggara, Kep.Aru, Kota
Tual, Maluku Barat Daya, Seram
Bag Timur, Seram Bag Barat,
Maluku Tengah, Kota Ambon
21
Maluku
Utara
9
Pulau Morotai, Halmahera Barat,
Halmahera Tengah, Halmahera
Timur, Ternate, Halmahera
Selatan, Tidore Kepulauan,
Halmahera Utara, Kep Sula
22 Papua 14
Mamberamo Raya, Supiori,
Sarmi, Mapi, Nabire, Biak, Kota
Jayapura, Waropen, Asmat,
Mimika, Yapen, Jayapura,
Merauke, Intan Jaya
23
Papua
Barat
10
Teluk Wondama, Kaimana, Raja
Ampat, Manokwari, Kota Sorong,
Manokwari Selatan, Kab Sorong,
Teluk Bintuni, Sorong Selatan,
Fakfak
9
KABUPATEN/ KOTA YANG BELUM MENCAPAI
ELIMINASI TAHUN 2018
Total: 132 kab/kota BELUM mencapai eliminasi dari total 514 kab/kota (Tersebar di 23 provinsi)
No Provinsi Jmlh 2018
11 Kaltara 1 Nunukan
12 NTB 3 Kab Bima, Kota Bima, Dompu
13 NTT 5
Lembata, TTU, Alor, Kota Kupang, Flores
Timur
14 Sulut 12
Sitaro, Sangihe, Talaud, Boltim, Kota
Manado, Bolsel, Bitung, Bolmong, Minahasa
Utara, Tomohon, Minahasa Selatan,
Kotamobagu
15 Sulteng 8
Buol, Tojo Una-una, Donggala, Morowali,
Sigi, Banggai Laut, Kota Palu, Tolitoli
16 Sulsel 10
Sinjai, Bulukumba, Bantaeng, Bone,
Jeneponto, Soppeng, Pangkajene
Kepulauan, Gowa, Selayar, Takalar
17 Sultra 12
Wakatobi, Buton Tengah, Kolaka Utara,
Buton, Kota Baubau, Buton Utara, Kolaka,
Muna, Bombana, Kolaka Timur, Buton
Selatan, Konawe Utara
18 Gorontalo 6
Pohuwato, Bonebolango, Kab Gorontalo,
Gorontalo Utara, Kota Gorontalo, Boalemo
19 Sulbar 5
Majene, Mamuju Utara, Mamuju Tengah,
Polewali Mandar, Mamuju
No Provinsi Jmlh 2018
1 Aceh 3 Banda Aceh, Pidie Jaya, Pidie
2 Jambi 1 Kab Tanjung Jabung Timur
3 Kepri 1 Kota Tanjung Pinang
4 Banten 2 Kota Serang, Kab Serang
5 DKI 1 Kepulauan Seribu
6 Jabar 4
Kab Karawang, Kab
Indramayu, Kab Subang
7 Jateng 5
Kab Pemalang, Kab Tegal,
Brebes, Kota Pekalongan, Kota
Tegal
8 Jatim 9
Sampang, Sumenep,
Pamekasan, Bangkalan,
Lumajang, Probolinggo,
Situbondo, Tuban, Pasuruan
9 Kaltim 1 Kutai Barat
10 Kalteng 1 Lamandau
10. ANGKAPREVALENSI KUSTADI INDONESIATAHUN 2018
9.28
6.36
4.51
2.54
2.13
1.89
1.59
1.35
1.18
0.97
0.90
0.80
0.73
0.66
0.64
0.61
0.56
0.52
0.50
0.49
0.46
0.43
0.37
0.36
0.35
0.31
0.25
0.24
0.19
0.15
0.14
0.12
0.10
0.08
0.699
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00
PAPUA BARAT
MALUKU UTARA
PAPUA
MALUKU
SULAWESI UTARA
GORONTALO
SULAWESI BARAT
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
JAWA TIMUR
BANTEN
NUSA TENGGARA TIMUR
ACEH
KALIMANTAN TIMUR
KALIMANTAN UTARA
NUSA TENGGARA BARAT
JAWA TENGAH
JAWA BARAT
DKI JAKARTA
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN SELATAN
KALIMANTAN TENGAH
BANGKA BELITUNG
SUMATERA SELATAN
BALI
LAMPUNG
RIAU
JAMBI
BENGKULU
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
DI YOGYA
KALIMANTAN BARAT
INDONESIA
TREN PREVALENSI DAN
PENEMUAN KASUS KUSTA BARU
0.96 0.91 0.80 0.79 0.79 0.71 0.7 0.699
8.30
7.76
6.77 6.75 6.73 6.50
6.08
6.42
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Angka Prevalensi per 10.000 penduduk
Angka Penemuan Kasus Baru per 100.000 penduduk
ANGKA PREVALENSI KUSTA PER
PROVINSI
11. ANGKAPENEMUAN KASUS BARU KUSTAPER PROVINSI
DI INDONESIATAHUN 2018
101.98
56.46
54.18
25.65
17.71
15.64
14.49
11.04
10.66
9.77
8.25
6.98
6.93
6.67
5.72
4.97
4.96
4.36
4.19
4.12
4.02
3.62
3.55
3.15
2.82
2.61
2.18
1.98
1.83
1.75
1.27
1.23
1.17
1.10
6.42
0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00
PAPUA BARAT
MALUKU UTARA
PAPUA
MALUKU
GORONTALO
SULAWESI BARAT
SULAWESI UTARA
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI SELATAN
SULAWESI TENGAH
JAWA TIMUR
NUSA TENGGARA TIMUR
ACEH
BANTEN
KALIMANTAN UTARA
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN TIMUR
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN SELATAN
SUMATERA SELATAN
DKI JAKARTA
BANGKA BELITUNG
KALIMANTAN TENGAH
BALI
JAMBI
KALIMANTAN BARAT
LAMPUNG
RIAU
BENGKULU
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
DI YOGYA
INDONESIA
12. ANGKACACAT TINGKAT 2 DI INDONESIA
TAHUN 2018
12.98
11.81
10.67
9.93
9.35
8.58
8.46
7.54
6.31
4.96
4.43
4.06
4.03
3.80
3.74
3.06
2.87
2.74
2.61
2.56
2.27
1.89
1.73
1.68
1.58
1.47
1.37
0.80
0.74
0.47
0.20
0.12
0.00
0.00
4.22
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00
MALUKU UTARA
GORONTALO
PAPUA BARAT
PAPUA
SULAWESI SELATAN
JAWA TIMUR
MALUKU
SULAWESI TENGGARA
SULAWESI TENGAH
BANTEN
SULAWESI BARAT
KALIMANTAN SELATAN
SULAWESI UTARA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
BENGKULU
DKI JAKARTA
KALIMANTAN TIMUR
NUSA TENGGARA TIMUR
BALI
SUMATERA SELATAN
ACEH
SUMATERA UTARA
JAMBI
DI YOGYA
RIAU
BANGKA BELITUNG
NUSA TENGGARA BARAT
SUMATERA BARAT
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN BARAT
LAMPUNG
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN UTARA
INDONESIA
5.9
5.1
4.3
3.5
2.7
1.8
0.99
6.33
6.6
5.27
4.3 4.22
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Target Angka Cacat Tk.2 Pencapaian Angka Cacat Tk.2
Terjadi kecenderungan tren
penurunan angka cacat tk 2
setiap tahunnya, namun masih
jauh dari target global
TARGET GLOBAL:
1 PER 1.000.000 PEND
*) Data final 2018
ANGKA CACAT TK 2 PER PROVINSI TREN ANGKA CACAT TINGKAT 2 KUSTA
13. INDIKATOR RENSTRA: PROPORSI KASUS KUSTABARU
TANPACACATTAHUN 2018
80
82
85
88
91
95
79.5
78.1
82.3
84.4
85.19
70
75
80
85
90
95
100
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Target % Kusta Baru Tanpa Cacat Pencapaian Kusta Baru Tanpa Cacat
Dalampersentase
(%)
Terjadi kecenderungan peningkatan
proporsi kasus kusta baru tanpa cacat >>
deteksi kusta sudah semakin dini
*) Data final 2018
14. PROPORSI KASUS KUSTABARU TANPACACATTK. PROVINSI
DI INDONESIATAHUN 2018
98.85
97.33
96.97
95.18
95.12
95.11
94.97
94.12
93.72
93.33
92.45
92.27
92.06
91.43
91.21
89.92
89.44
89.13
89.12
88.40
87.85
85.58
85.22
82.05
81.80
80.32
78.57
78.39
77.27
76.19
75.88
75.14
52.68
32.00
85.19
30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00
PAPUA BARAT
KALIMANTAN TENGAH
KALIMANTAN BARAT
NUSA TENGGARA BARAT
KALIMANTAN UTARA
PAPUA
MALUKU UTARA
LAMPUNG
ACEH
SULAWESI UTARA
SULAWESI BARAT
NUSA TENGGARA TIMUR
SUMATERA BARAT
GORONTALO
MALUKU
RIAU
SUMATERA SELATAN
BANGKA BELITUNG
SULAWESI TENGAH
SULAWESI TENGGARA
KALIMANTAN TIMUR
BANTEN
DKI JAKARTA
JAMBI
JAWA TENGAH
SULAWESI SELATAN
DI YOGYA
JAWA BARAT
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN SELATAN
JAWA TIMUR
SUMATERA UTARA
BALI
BENGKULU
INDONESIA
91%
15. PROPORSI KASUSANAK DIANTARAKASUS KUSTABARU
DI INDONESIATAHUN 2018
27.20
24.17
20.40
17.36
13.04
12.50
12.20
10.83
10.48
10.17
10.13
10.10
9.90
8.97
8.87
8.84
8.84
7.94
7.92
7.80
7.23
7.19
6.87
6.69
6.60
6.27
5.67
5.36
5.36
5.26
4.00
4.00
3.36
0.00
10.94
0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00
PAPUA BARAT
PAPUA
MALUKU UTARA
MALUKU
BANGKA BELITUNG
KEPULAUAN RIAU
KALIMANTAN UTARA
SULAWESI UTARA
GORONTALO
SUMATERA UTARA
NUSA TENGGARA TIMUR
KALIMANTAN BARAT
SULAWESI TENGGARA
JAMBI
BANTEN
SULAWESI TENGAH
KALIMANTAN TIMUR
SUMATERA BARAT
ACEH
DKI JAKARTA
NUSA TENGGARA BARAT
LAMPUNG
JAWA TIMUR
JAWA BARAT
SULAWESI BARAT
SUMATERA SELATAN
SULAWESI SELATAN
KALIMANTAN SELATAN
BALI
JAWA TENGAH
BENGKULU
KALIMANTAN TENGAH
RIAU
DI YOGYA
INDONESIA
12.25
10.95
11.86
11.12
11.22
11.43
11.03
10.94
10
10.5
11
11.5
12
12.5
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Proporsi Kasus Anak
TREN PROPORSI KASUS ANAK DI ANTARA KASUS BARU KUSTA
Mengindikasikan transmisi di wilayah setempat yang
masih tinggi jika > 5%
PROPORSI KASUS ANAK DI ANTARA KASUS KUSTA BARU
PER PRIOVINSI
17. 17
Total 2018 : 355 Kasus
1 NTT : 5 kasus (2 kab)
2 Maluku : 16 kasus (4 kab)
3 Maluku Utara : 39 Kasus (3 kab)
4 Papua : 258 kasus (12 kab)
5 Papua Barat : 37 kasus (5 Kab)
Daerah Endemis dengan Kasus Baru
18. STRATEGI DAN KEGIATAN PENANGGULANGAN KUSTA
(PERMENKES NOMOR 11 TAHUN 2019 TENTANG
PENANGGULANGAN KUSTA)
• Penguatan advokasi dan koordinasi lintas
program dan lintas sektor
• Penguatan peran serta masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan
• Penyediaan sumber daya yang mencukupi
dalam Penanggulangan Kusta
• Penguatan sistem Surveilans serta
pemantauan dan evaluasi kegiatan
Penanggulangan Kusta
KEGIATAN
PROMOSI
KESEHATAN
SURVEILANS
KEMOPRO
FILAKSIS
TATALAKSANA
Penyelenggaraan dilaksanakan
melalui upaya pencegahan dan
pengendalian.
19. 19
Kepmenkes RI Nomor
HK.01.07/MENKES/308/20
19 tentang Pedoman
Nasional Pelayanan
Kedokteran Tata Laksana
Kusta
Penyelenggaraan praktik
kedokteran harus dilakukan
sesuai standar pelayanan
kedokteran
Sebagai acuan bagi fasilitas
pelayanan kesehatan dlm
menyusun Standar Prosedur
Operasional
20. 20
Advokasi dan Sosialisasi
Eradikasi Frambusia
Promosi PHBS (Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat)
Pemberian Obat
Pencegahan Massal
(POPM) Frambusia
Memperkuat Sistem
Surveilans
Eradikasi
Frambusia
STRATEGI ERADIKASI FRAMBUSIA
21. UPAYA ELIMINASI KUSTA DAN
ERADIKASI FRAMBUSIA
PENEMUAN
KASUS SECARA
AKTIF :
Target
pemeriksaan kusta
adalah 80% dari
total penduduk.
Survei Cepat Desa
(RVS),
Survei Kontak,
Survei Sekolah dan
Penemuan kasus
tersangka oleh kader/
masyarakat
(Format bercak/ Self
Screening)
PEMBERIAN OBAT
PENCEGAHAN
MASSAL (POPM) :
Total penduduk usia 1-
69 th) di desa endemis
Evaluasi mgg 4 dan 8
Cakupan > 90%
SURVEI SEROLOGI
FRAMBUSIA:
Identifikasi diantara anak
usia 1-5 th dengan uji
serologi
Membuktikan tidak ada
transmisi pd Kab/kota
endemis
Dilakukan 3 tahun berturut
turut dan tidak ada kasus
SURVEILANS ADEKUAT:
Terus menerus (sebelum, saat
dan setelah intervensi)
zero report - laporan nol
kasus/nihil setiap bulan oleh
kab/kota endemis /bukan
endemis
Surveilans di fasyankes,
pemeriksaan anak sekolah
maupun pusling
KUSTA
FRAMBUSIA
PENATALAKSANAAN
KASUS DENGAN
MULTI DRUG
THERAPY (MDT)
Pengelolaan MDT
Pencatatan Pelaporan
penggunaan MDT
KHEMOPROFILAKSI
S /PEP++
PENCEGAHAN
DISABILITAS
Pengamatan disabilitas
pada pasien yang sedang
dalam pengobatan dan
setelah selesai
pengobatan
KAMPANYE
ELIMINASI
KUSTA (LEC)
POKJA /KOMLI
PENGOBATAN
pada kasus dan kontak
yang diperluas
(serumah, tetangga
dan social) dengan
azitromisin tab
Promosi Kesehatan :
PHBS
SURVEILANS KUSTA
Pasif / aktif Pengamatan
disabilitas pada pasien yang
sedang dalam pengobatan
dan setelah selesai
pengobatan
Pengamatan setelah selesai
pengobatan pada pasien
yang memiliki faktor resiko
Pemetaan kasus Kusta
Surveilans Kemoprofilaksis Penatalaksanaan
Promosi
kesehatan
SERTIFIKASI KAB/KOTA
ERADIKASI FRAMBUSIA
Cakupan POPM > 90%
Surveilans adekuat tidak
ditemukan kasus dan
dilaporkan rutin /bln
Survei Serologi 3 tahun
berturut turut tidak ada
penularan
Verifikasi dan
Pemberian Sertifikat
27. 2. RVS
Penentuan lokasi :
desa dengan beban
kusta tinggi
Sosialisasi di
tingkat desa
Keterlibatan
kader/perangkat
desa
Pelaksanaan kegiatan:
• Penyuluhan pada masyarakat di pos
pemeriksaan
• Pemeriksaan bercak oleh petugas
puskesmas pada masyarakat yang
hadir
Pencatatan dan
pengobatan
3.
Pemeriksaan
anak sekolah
Keterlibatan
guru/pihak
sekolah
UKS
Format ayo temukan
bercak dan koreng utk
skrining
Konfirmasi kasus oleh
petugas puskesmas
Tindak lanjut pemeriksaan keluarga
pada anak yang positif sebagai
kasus kusta ataupun frambusia
pemeriksaan kontak
Pencatatan dan pengobatan –
petugas puskesmas
4. Intensifikasi penemuan
kasus kusta dan frambusia
Lingkup : Kabupaten/Kota,
Kecamatan, desa, sejumlah kk dalam
lingkungan tertentu
Format ayo temukan bercak dan
koreng + Bahan kie (kipas,
leaflet, poster, dll)
Keterlibatan
kader/perangkat desa
Peran aktif masyarakat
Antisipasi thd tingginya
stigma di masyarakat
Pemetaan dan analisa
UPAYA
PENEMUAN
KASUS
28. Tatalaksana
• Pengobatan seDINI
mungkin dengan Multi
Drugs Therapy (MDT)
• Pemeriksaan fungsi saraf
(Pencegahan cacat)
• Tatalaksana cacat/luka
Pengobatan Dini Mencegah disabilitas
31. Mencegah penularan Kusta pada orang yang
kontak dengan Pasien Kusta
Dilakukan terutama pada daerah yang
memiliki kasus kusta yang tinggi,
Pemberian obat rifampisin dosis tunggal pada
orang yang kontak dengan Pasien Kusta
Obat rifampisin diberikan oleh petugas
kesehatan dan wajib diminum langsung di
depan petugas pada saat diberikan.
Syarat
penduduk yang menetap paling
singkat 3 (tiga) bulan pada daerah
yang memiliki kasus Kusta;
berusia lebih dari 2 (dua) tahun;
tidak dalam terapi rifampisin dalam
kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir;
tidak sedang dirawat di rumah
sakit;
tidak memiliki kelainan fungsi ginjal
dan hati;
bukan suspek tuberkulosis;
bukan suspek Kusta atau
terdiagnosis Kusta; dan
bukan lanjut usia dengan
gangguan kognitif
KEMOPROFILAKSIS
32. KELOMPOK RISIKO PADAKUSTA
Moet
Penemuan kasus baru dalam kelompok kontak
0
20
40
60
80
100
120
140
160
cases/10,000
Masyarakat
umum
Kontak
Serumah
Kontak
Tetangga
Kontak
Sosial
• Kontak dari penderita kusta mempunyai risiko tinggi untuk
tertular. Mereka telah terpapar sebelum kasus terdiagnosa
sehingga dilaksanakan ujicoba pencegahan dengan
kemoprofilaksis (PEP)
• Kontak adalah kontak serumah, Tetangga dan Sosial.
• Per indeks kasus sekitar 20-50 orang dan berdomisili di
daerah itu lebih dari 3 bulan
• Kontak Serumah : dalam 1 rumah
• Kontak Tetangga : kira-kira 10 rumah sekitar penderita
• Kontak Sosial : teman sekolah / kerja yang bergaul
dengan penderita minimal 20 jam
perminggu
33. KEMOPROFILAKSIS DI INDONESIA
Tempat Pelaksanaan Provinsi Metode Waktu
Sumenep Jawa Timur Partisipasi
masyarakat
Masih dilaksanakan
Sampang Jawa Timur Kontak Masih dilaksanakan
Desa Lingat , Maluku
Tenggara Barat
Maluku Blanket 2014 & 2015
Kabupaten Bima NTB kontak Masih dilaksanakan
Bima NTB Kontak Masih dilaksanakan
Desa Mumugu I dan II,
Asmat
Papua Blanket 2013
Rencana Pengembangan Kemoprofilaksis :
- Jeneponto, Sulawesi Selatan
- MTB, Maluku
DOSIS RIFAMPICIN
• 600 mg> 15
tahun
• 450 mg10 – 14
tahun
• 300 mg6 – 9
tahun
• 150 mg2 - 5
tahun
34. PENDEKATANBLANKET
• Sasaran Kegiatan adalah
seluruh penduduk di suatu
daerah
• Butuh biaya dan tenaga
yang sangat besar,
• Kriteria daerah :
daerah yang memiliki
angka penemuan kasus
baru > 5 per 100.000
penduduk.
daerah terisolir dengan
akses terbatas/sulit
(DTPK, daerah tertinggal).
• daerah dengan pelayanan
kesehatan (terutama
Kusta) yang tidak
memadai/rutin
PENDEKATANKONTAK
• Sasaran adalah seluruh kontak
(kontak serumah, tetangga, dan
sosial) dari pasien baru.
• Daerah yang tidak termasuk dalam
kriteria daerah yang dapat melakukan
pendekatan blanket ataupun
pendekatan partisipasi masyarakat
• Keuntungan yaitu dapat menjadi
stimulan bagi petugas dan
masyarakat sehingga cakupan
pemeriksaan kontak dapat meningkat.
• Kelemahan adalah kerahasiaan,
dimana identitas index case dan
pasien baru yang terjaring lebih
mudah diketahui oleh masyarakat
sekitar.
• Beban kerja petugas lebih berat
karena rata-rata jumlah kontak yang
harus diperiksa 20 orang.
PENDEKATANPARTISIPASI
MASYARAKAT
•Pendekatan partisipasi masyarakat melibatkan anggota
keluarga, petugas kesehatan di desa, tokoh
masyarakat/agama, kader kesehatan dan organisasi
kemasyarakatan lainnya yang berada di lokasi tempat
tinggal Pasien Kusta.
•Masyarakat, khususnya anggota keluarga dapat melakukan
pemeriksaan diri (self screening) secara dini berdasarkan
informasi yang tercantum dalam alat bantu format
pemeriksaan Kusta (self screening format/SSF).
•Masyarakat diberi waktu untuk melihat format serta
melakukan pemeriksaan diri dan melaporkan saat petugas
datang berkunjung untuk tindak lanjut pada waktu yang
telah ditentukan.
•Kriteria daerah adalah :
daerah beban tinggi yang memiliki kasus baru >5 per
100.000 penduduk atau >30 kasus baru per tahun selama 3
tahun berturut-turut.
Tersedia tenaga kader kesehatan aktif yang memadai.
•Keuntungan yaitu dapat meningkatkan diseminasi informasi
Kusta dan meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko
penularan Kusta.
•Beban kerja petugas dalam melakukan pemeriksaan Kusta
relatif lebih ringan.
•Kelemahan yaitu masyarakat tidak akurat dalam
memberikan informasi dan mengenali gejala dini Kusta
sehingga Kemoprofilaksis Kusta tidak tepat sasaran
Mumugu, Kab. Asmat
dan Maluku Tenggara
Kab. Sampang Jatim dan Kab.
Bima NTB
Kab. Sumenep Jatim
PENDEKATAN KEMOPROFILAKSIS
35. 117
53 45
32 24 21
0
50
100
150
2010 2012 2014 2016 2018
Kasus
Kasus Baru di Mumugu 2012-
2017
Kemoprofilaksis
Trend Penemuan Kasus Baru
di Kabupaten Sampang dan Sumenep
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Sumenep (daratan) 443 555 411 350 405 352 387 352
Sampang 415 510 541 394 487 392 333 311
443
555
411
350
405
352
387
352
415
510
541
394
487
392
333
311
0
100
200
300
400
500
600
Jumlahkasusbaru
TREN ANGKA PREVALENSI
KAB. BIMA & KOTA BIMA
4.17
2.76
2.59 2.57
1.71
2.12 2.05
2.30
1.29
1.68
0
1
2
3
4
5
2013 2014 2015 2016 2017
Kab. Bima Kota Bima
36. SURVEILANS (PENEMUAN KASUS DAN PEMERIKSAAN KONTAK)
Penemuan kasus kusta secara dini pemeriksaan kontak, intensifikasi
penemuan kasus kusta dan frambusia
Survei Sekolah, Survei Desa
41. APLIKASI SISTEMINFORMASI DANPELAPORAN
PROGRAMP2 KUSTA(SIPK)
• menggunakan Ms. Excel mudah digunakan
• Dilengkapi register kohort, register manajemen & penemuan kasus, Laporan Tribulanan, Kebutuhan
MDT, Laporan RFT kasus, Laporan Tahunan, Analisis Dasar.
• Aplikasi diperbarui setiap selang waktu tertentu
• Kab/kota mengentri kohort puskesmas pada SIPK Kabupaten >> Provinsi >> Pusat
42. Kepada Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Direktur Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI
Kabupaten/Kota
Periode Laporan (Bulan/Tahun)
1. Kinerja Pelaporan
a.
b.
c.
2. Data Kasus Frambusia
a. Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang ditemukan
b. Jumlah Kasus Suspek Frambusia diperiksa RDT
c. Jumlah kasus Frambusia RDT (+)
3. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
a.
b.
c.
d.
4.
a.
b.
c.
d.
e.
Mengetahui,
Kabid / Kadinkes
…………………..
NIP.
Formulir 11
Jumlah Desa Yang Ada
Jumlah Desa dilaksanakan PK&KR bulan ini
Jumlah Desa dilaksanakan PK&KR tahun ini *)
Jumlah Desa ditemukan kasus frambusia tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah kirim >6 laporan tahun ini *)
Jumlah Sekolah Dasar dan sederajat
Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia bulan ini
Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah memeriksa frambusia di semua SD tahun ini *)
Puskesmas Keliling dan Kunjungan Rumah (PK&KR) untuk memastikan
Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Jumlah Puskesmas Yang Ada
Jumlah Puskesmas Melapor Bulan ini
Demikian laporan ini dibuat untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya
Jumlah Puskesmas telah melaksanakan PK&KR semua desa tahun ini *)
*) Januari sampai bulan laporan
Kepada Yth.
Provinsi
Periode Laporan (Bulan/Tahun)
1. Kinerja Pelaporan
a.
b.
c.
2. Data Kasus Frambusia
a. Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang ditemukan
b. Jumlah Kasus Suspek Frambusia diperiksa RDT
c. Jumlah kasus Frambusia RDT (+)
3. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
a.
b.
c.
d.
4.
a.
b.
c.
f.
g.
Mengetahui,
Kabid / Kadinkes
…………………..
NIP.
Demikian laporan ini dibuat untuk dimanfaatkan sebagaimana mestinya
Jumlah Desa ditemukan kasus frambusia tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah melaksanakan PK dan KR semua desa tahun ini
*)
*) Januari sampai bulan laporan
Formulir 16
Direktur Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan RI
Jumlah Desa Yang Ada
Jumlah Desa dilaksanakan PK dan KR bulan ini
Jumlah Desa dilaksanakan PK dan KR tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah kirim >6 laporan tahun ini *)
Jumlah Sekolah Dasar dan sederajat
Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia bulan ini
Jumlah SD/sederajat diperiksa frambusia tahun ini *)
Jumlah Puskesmas telah memeriksa frambusia di semua SD tahun ini *)
Puskesmas Keliling (PK) dan Kunjungan Rumah (KR) untuk
Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia
Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah Puskesmas Yang Ada
Jumlah Puskesmas Melapor Bulan ini
Form
Pelaporan
Frambusia
43. Nama/Kode Puskesmas
Nama Kabupaten/Kota
Bulan dan Tahun Laporan
A. Laporan Kasus Frambusia (termasuk kasus pd B. Dan C.)
1. Jumlah Kasus Suspek Frambusia yang ditemukan
2. Jumlah Kasus Suspek Frambusia diperiksa RDT
3. Jumlah kasus Frambusia RDT (+)
B. Pemeriksaan Frambusia di Sekolah
Kode
Sekolah
Nama Sekolah
Jumlah
Murid
Jumlah
Diperiksa
Jumla
h
Kasus
Jumlah
Suspek
Jumlah Kasus
RDT (-)
1 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Total %
1
2
3
4
5
6
C. Puskesmas Keliling (PK) dan Kunjungan Rumah (KR) di Desa
No
Kode
Desa
Nama Desa
Jumlah
Penduduk
Desa
Jumlah
Anak<15
tahun yang
berobat
Jumla
hKasu
s
Jumlah
Suspek
Jumlah Kasus
RDT (-)
1 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Total %
1
2
3
4
5
6
Laporan Bulanan Eradikasi Frambusia Puskesmas
Jumlah Sekolah
diperiksa tahun ini
Jumlah Desa
dilaksanakan
PK&KR tahun ini
Formulir 7
LaporanBulananSurveilansFrambusia
Kab/kota Non Endemis : Hasil Penemuan di
1. Fasyankes (Pkm,PP,Bidan Desa,RS)
2. Investigasi (Lap masyarakat dan keg lain
termasuk kegiatan terintegrasi)
Kab/kota Endemis : Hasil Penemuan di
1. Fasyankes (Pkm,PP,Bidan Desa,RS)
2. pemeriksaan anak sekolah (SD/MI) semua SD/MI dalam 1
tahun
3. pemeriksaan puskesmas keliling semua pusling dalam 1 tahun
4. Investigasi (Lap masyarakat dan keg lain termasuk kegiatan
terintegrasi)
44. 44
Kriteria Eradikasi Frambusia
3 kriteria untuk menetapkan status
eradikasi frambusia:
1. Kriteria klinis: tidak adanya laporan
kasus baru, infeksius, dan konfirm
secara serologis bukan merupakan
kasus indigenous selama 3 tahun
berturut2. Didukung dengan cakupan
surveilans yang tinggi
2. Kriteria serologis: tidak adanya
penularan frambusia dibuktikan dengan
hasil negative uji serologis selama 3
tahun berturut2 pada anak usia 1-5
tahun tanpa gejala klinis di komunitas
3. Kriteria molecular: tidak adanya hasil
PCR positive untuk T. pallidum spp.
pertenue pada lesi orang yang secara
serologis positive frambusia ketika
periode post-zero surveillance
44
Kab/Kota
Endemis
Frambusia
Kab/Kota
Non Endemis
Telah melaksanakan:
1.Upaya POPM berkualitas
2.Survei serologi 3 x Dalam 3
Tahun tidak ditemukan kasus
3.Melakukan sureilans adekuat,
melaporkan Zero Report secara
rutin setiap bulan
Telah melaksanakan:
1.Melakukan surveilans
Adekuat
2.Melaporkan Zero Report
selama minimal 6 bulan
berturut-turut tidak
ditemukan kasus
SERTIFIKAT ERADIKASI/BEBAS FRAMBUSIA
45. KABUPATEN/KOTA
(SURVEILANS ADEKUAT)
PENGAJUAN SERTIFIKASI
KE PROVINSI
VERIFIKASI DATA &
INFORMASI SERTA
PENILAIAN SURVEILANS TIM SERTIFIKASI PROVINSI
(DINKES PROV, KOMDA,
TIM AHLI) + PUSAT
PROVINSI MEMBENTUK
KOMITE AHLI DAERAH
TIM SERTIFIKASI
MELAPORKAN HASIL
KUNJUNGAN
PROVINSI
MENGELUARKAN
REKOMENDASI BEBAS
FRAMBUSIA &
MELAPORKAN KE PUSAT
DINKES KAB, PUSKESMAS
& DESA TERPILIH,
KOMUNITAS, RSUD,
DOKTER SPESIALIS, INS.
PENDIDIKAN
SERTIFIKAT BEBAS
FRAMBUSIA OLEH PUSAT
KOMITE AHLI NASIONAL
PROVINSI
PENYERAHAN
SERTIFIKASI KE
PROVINSI DAN
KAB/KOTA
SERTIFIKASIBEBASFRAMBUSIA