Se ha denunciado esta presentación.
Se está descargando tu SlideShare. ×

1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx

Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio
Anuncio

Eche un vistazo a continuación

1 de 25 Anuncio

Más Contenido Relacionado

Similares a 1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx (20)

Más reciente (20)

Anuncio

1. PRESENTASI PSU-5 agustus 2022.pptx

  1. 1. PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM ACEP HIDAYAT, ST PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS TATA RUANG PRASARANA UTILITAS UMUM SARANA
  2. 2. PP 21 Tahun 2021 ttg Penyelenggaraan Penataan Ruang PP 14 tahun 2016 ttg Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (diubah dengan PP 12 Tahun 2021)  Kawasan Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan, yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.  Lingkungan Hunian adalah bagian dari Kawasan Permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman.  Permukiman adalah bagian dari Lingkungan Hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.  Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari Permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
  3. 3. DIBANGUN DENGAN PERENCANAAN BERDASARKAN SITE PLAN
  4. 4. DIBANGUN TIDAK DENGAN PERENCANAAN BERDASARKAN SITE PLAN
  5. 5. JENIS  RUMAH KOMERSIAL  RUMAH UMUM  RUMAH SWADAYA  RUMAH KHUSUS  RUMAH NEGARA BENTUK  RUMAH TUNGGAL  RUMAH DERET  RUMAH SUSUN PP 14 tahun 2016 ttg Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (diubah dengan PP 12 Tahun 2021)  Kawasan Siap Bangun yang selanjutnya disebut Kasiba adalah sebidang tanah yang fisiknya serta Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan Lingkungan Hunian skala besar sesuai dengan rencana tata ruang.Lingkungan Hunian adalah bagian dari Kawasan Permukiman yang terdiri atas lebih dari satu satuan permukiman.  Lingkungan Siap Bangun yang selanjutnya disebut Lisiba adalah sebidang tanah yang fisiknya serta prasarana, Sarana, dan Utilitai Umumnya telah dipersiapkan untuk pembangunan Perumahan dengan batas-batas kaveling yang jelas dan merupakan bagian dari Kasiba sesuai dengan rencana rinci tata ruang.  Lingkungan Siap Bangun yang Berdiri Sendiri, selanjutnya disebut Lisiba yang Berdiri Sendiri, adalah Lisiba yang bukan merupakan bagian dari Kasiba, yang dikelilingi oleh lingkungan perumahan yang sudah terbangun atau dikelilingi oleh kawasan dengan fungsi- fungsi lain.
  6. 6. PP 14 tahun 2016 ttg Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman (diubah dengan PP 12 Tahun 2021) JENIS  RUMAH KOMERSIAL  RUMAH UMUM  RUMAH SWADAYA  RUMAH KHUSUS  RUMAH NEGARA BENTUK  RUMAH TUNGGAL  RUMAH DERET  RUMAH SUSUN Prasarana • Jaringan jalan • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Tempat pembuangan sampah Utilitas Umum • Jaringan air bersih (PDAM) • Jaringan listrik (PLN) • Jaringan telepon (Telkom) • Jaringan gas (PN Gas) • Jaringan transportasi • Pemadam Kebakaran • Sarana Penerangan jasa Umum Sarana • Perniagaan/Perbelanjaan • Pelayanan Umum dan Pemerintahan • Pendidikan • Kesehatan • Pemakaman • Pertamanan dan ruang terbuka hijau • Rekreasi dan olah raga • Parkir Diserah terimakan kepada Pemerintah Daerah Tujuannya Serah Terima • Menjamin Keberlanjutan pemeliharaan dan pengelolaan PSU perumahan dan permukiman • Memberikan kepastian hukum dalam memanfaatkan PSU bagi masyarakat, Pemerintah dan Pengembang • Menjamin keberadaan PSU sesuai dengan fungsi dan peruntukannya
  7. 7. Menurut Permendagri No.9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan perumahan dan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya. Utilitas adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan . Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana, sarana dan utilitas. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Perumahan dan Permukiman terdiri atas : - Perumahan tidak bersusun; dan - Rumah susun.
  8. 8. 1. Undang-Undang No 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman dan telah diubah dengan Undang-Undang No.11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. 2. Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan kawasan Permukiman dan telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman. 3. Permendagri No 9 tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman 4. Peraturan Daerah No 05 Tahun 2021 tentang Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum. 5. Peraturan 6. Wali Kota Bekasi No 74 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum.
  9. 9. 1. Pemerintah dan Pemerintah Daerah 2. Pengusaha dan Masyarakat 1. PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH Prasarana • Jaringan jalan • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Tempat pembuangan sampah Sarana • Perniagaan/Perbelanjaan • Pelayanan Umum dan Pemerintahan • Pendidikan • Kesehatan • Pemakaman • Pertamanan dan ruang terbuka hijau • Rekreasi dan olah raga • Parkir Utilitas Umum • Jaringan air bersih (PDAM) • Jaringan listrik (PLN) • Jaringan telepon (Telkom) • Jaringan gas (PN Gas) • Jaringan transportasi • Pemadam Kebakaran • Sarana Penerangan jasa Umum 1. PENGUSAHA DAN/ATAU MASYARAKAT Prasarana • Jaringan jalan • Jaringan drainase • Jaringan air limbah • Tempat pembuangan sampah Sarana • Perniagaan/perbelanjaan • Pelayanan Umum dan Pemerintahan • Pendidikan • Kesehatan • Peribadatan • Pemakaman • Pertamanan dan ruang terbuka hijau • Rekreasi dan olah raga • Parkir Utilitas Umum • Jaringan air bersih (PDAM) • Jaringan listrik (PLN) • Jaringan telepon (Telkom) • Jaringan gas (PN Gas) • Jaringan transportasi • Pemadam Kebakaran • Sarana Penerangan jasa Umum
  10. 10. 1. Menjamin keberlanjutan pemeliharaan dan Pengelolaan PSU 2. Adanya kepastian hukum dalam penyediaan PSU di lingkungan perumahan dan permukiman sesuai dengan standar dan kebutuhan masyarakat. 3. Menjamin keberadaan dan ketersediaan PSU sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. 1. Penyerahan PSU paling lambat 1 tahun setelah masa pemeliharaan 2. Sesuai dengan Rencana Tapak yang telah disetujui Pemda 3. Diserahkan secara bertahap untuk pembangunan yang dilakukan bertahap 4. Sekaligus untuk pembangunan yang dilakukan tidak bertahap. 5. Prasarana dan Utilitas pada perumahan tidak bersusun diserahkan dalam bentuk tanah dan bangunan. 6. Sarana pada perumahan tidak bersusun diserahkan dalam bentuk tanah siap bangun 7. PSU pada rumah susun diserahkan dalam bentuk tanah siap bangun 8. Tanah siap bangun pada Rumah Susun berada di satu lokasi dan di luar hak milik atas satuan rumah susun
  11. 11. 1. PERSYARATAN UMUM • Lokasi PSU sesuai dengan Rencana Tapak yang telah disetujui Pemda • Sesuai dengan dokumen perijinan dan spesifikasi teknis bangunan 2. PERSYARATAN TEKNIS • Harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundnag-undangan terkait dengan pembangunan perumahan dan permukiman 3. PERSYARATAN ADMINISTRASI • Memiliki dokumen Rencana Tapak yang telah disetujui • Memiliki Ijin Mendirikan Bangunan ( Persetujuan Bangunan Gedung) • Memiliki Ijin Penggunaan Bangunan ( Sertifat Laik Fungsi) • Memiliki surat pelepasan hak atas tanah dari pengembang kepada pemerintah daerah Penyerahan PSU terlebih dahulu harus melalui Tim Verifikasi yang dibentuk oleh Kepala Daerah (Wali Kota) Pembentukan Tim Verifikasi sesuai dengan Kebutuhan Daerah minimal terdiri dari unsur : 1. Sekretaris Daerah (ketua) 2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 3. Badan Pertanahan Nasional 4. Perangkat Daerah Teknis terkait 5. Camat dan 6. Lurah Tugas Tim Verifikasi terdiri dari : 1. melakukan inventarisasi prasarana, sarana, dan utilitas yang dibangun oleh pengembang di wilayah kerjanya secara berkala; 2. melakukan inventarisasi prasarana, sarana, dan utilitas sesuai permohonan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas oleh pengembang; 3. menyusun jadwal kerja; 4. melakukan verifikasi permohonan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas oleh pengembang; 5. menyusun berita acara pemeriksaan; 6. menyusun berita acara serah terima; 7. merumuskan bahan untuk kebijakan pengelolaan pemanfaatan prasarana, sarana, dan utilitas; dan 8. menyusun dan menyampaikan laporan lengkap hasil inventarisasi dan penilaian prasarana, sarana, dan utilitas secara berkala kepada Walikota. 9. Melakukan penilaian kebenaran atau penyimpangan antara PSU yang telah ditetapkan dengan kenyataan dilapangan 10. Melakukan penilaian kesesuaian persyaratan teknis PSU yang diserahkan dengan persyaratan yang telah ditetapkan
  12. 12. PENDEKATAN PENYEDIAAN PSU 1. Jumlah penduduk 2. Ketersedian lahan 3. Kondisi alam 4. Luasan area yang akan dibangun 5. Kondisi sosial budaya masyarakat 6. Hierarki pelayanan
  13. 13. 1. Lahan yang dimanfaatkan bagi peruntukan PSU maksimal 65% dari luas lahan yang disetujui untuk PSU 2. Lahan untuk Membangun sarana lingkungan minimal 15 % luas lahan yang disetujui untuk Psu 3. Lahan untuk pertamanan minimal 20 % dari luas laan yang disetujui untuk PSU 4. Proporsi RTH minimal 15% dari luas lahan keseluruhan 1. PERSYARATAN UMUM • Lokasi PSU sesuai dengan Rencana Tapak yang telah disetujui Pemda • Sesuai dengan dokumen perijinan dan spesifikasi teknis bangunan 2. PERSYARATAN TEKNIS • Harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundnag-undangan terkait dengan pembangunan perumahan dan permukiman 3. PERSYARATAN ADMINISTRASI • Memiliki dokumen Rencana Tapak yang telah disetujui • Memiliki Ijin Mendirikan Bangunan ( Persetujuan Bangunan Gedung) • Memiliki Ijin Penggunaan Bangunan ( Sertifat Laik Fungsi) • Memiliki surat pelepasan hak atas tanah dari pengembang kepada pemerintah daerah Perda Kota Bekasi No.05 Tahun 2021 ttg Penyediaan dan Penyerahan PSU 1. Pembangunan Pusat Bisnis lebi atau sama dengan % Ha wajib menyediakan PSU dengan proporsi 40 % dari luas lahan 2. Pembangunan pusat bisnis 0,5 Ha hingga 5 Ha wajib menyediakan PSU 20 % 3. Pembangunan kegiatan usaha perdagangan dengan luas kurang dari 0,5 hektar di wajibkan memenuhi persyaratan bangunan sesuai dengan undang-undang 4. Proporsi RTH pada lokasi perdagangan dan Jasa minimal 20 % dari luas lahan keseluruhan
  14. 14. 1. PSU Yang Harus Disediakan Minimal 30 % Dari Luas Lahan Keseluruhan 2. Lahan untuk RTH minimal 20 % dari luas lahan PSU yang ada 1. PERSYARATAN UMUM • Lokasi PSU sesuai dengan Rencana Tapak yang telah disetujui Pemda • Sesuai dengan dokumen perijinan dan spesifikasi teknis bangunan 2. PERSYARATAN TEKNIS • Harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundnag-undangan terkait dengan pembangunan perumahan dan permukiman 3. PERSYARATAN ADMINISTRASI • Memiliki dokumen Rencana Tapak yang telah disetujui • Memiliki Ijin Mendirikan Bangunan ( Persetujuan Bangunan Gedung) • Memiliki Ijin Penggunaan Bangunan ( Sertifat Laik Fungsi) • Memiliki surat pelepasan hak atas tanah dari pengembang kepada pemerintah daerah Perda Kota Bekasi No.05 Tahun 2021 ttg Penyediaan dan Penyerahan PSU 1. PSU yang harus disediakan minIMAL 40 % DARI SELURUH LUAS LAHAN 2. PSU yang disediakan harus sesuai dengan standar pelayanan minimum dan proyeksi jumlah penduduk atau unit satuan ruamh susun yang direncanakan
  15. 15. 1. Sudah Diatur Dalam Peraturan Daerah nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyediaan dan Penyerahan PSU dan Peraturan Wali Kota Bekasi Nomor 74 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum. 2. Ketentuan yang sudah diatur dalam Perda dan Perwal mengenai penentuan lokasi pengalihan lokasi PSU baru sebatas pada lokasi TPU sementara untuk penentuan lokasi PSU lainnya belum diatur lebih lanjut. Sehingga perlu dibuatkan pedoman untuk penentuan pengalihan lokasi PSU yang lainnya. 3. Penyediaan Sarana di luar lokasi pembangunan yang masuk dalam perhitungan Rencana Tapak meliputi : a. Sarana pelayanan umum dan Pemerintahan b. Sarana Pendidikan c. Sarana Kesehatan d. Sarana Peribadatan e. Sarana Rekreasi dan Olah Raga f. Sarana Pertamanan dan RTH. 4. Dalam penyediaan Sarana seperti tersebut bersifat partisipatif dari pengembang terhadap penyediaan Sarana di Kota Bekasi berdasarkan hasil kajian teknis dari Perangkat Daerah terkait dengan memperhitungkan nilai kewajiban terhadap nilai partisipatif dengan terlebih dahulu dilakukan penilaian oleh juru nilai yang ditunjuk oleh pengembangan atau Pemerintah Daerah.
  16. 16. Aturan Ketentuannya ( Pengalihan Lokasi dan Konversi) Pasal 18) (1) Dalam hal kewajiban penyediaan ruang atau lahan untuk prasarana, sarana dan utilitas umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 secara nyata tidak membutuhkan prasarana, sarana dan utilitas umum atau karena pertimbangan keserasian lingkungan dan kawasan, maka kewajiban prasarana, sarana dan utilitas umum dapat dipindahkan ke lokasi lain atau disebut relokasi di Daerah. (2) Pengalihan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan nilainya minimal sarna dengan prasarana, sarana dan utilitas umum yang menjadi kewajiban Pihak Ketiga. (3) Dalam hal pemindahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mungkin dilaksanakan, maka kewajiban prasarana, sarana dan utilitas umum yang hanya berupa bangunan dapat dikonversi dalam bentuk uang dan/atau barang dengan nilai yang sama dengan prasarana, sarana dan utilitas umum. (4) Dana dan/atau barang hasil konversi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib dimanfaatkan untuk kepentingan pembangunan prasarana, sarana dan utilitas umum. (5) Pengalihan dan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Gubernur dan DPRD. (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengalihan lokasi dan konversi dalam bentuk uang atau barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Gubernur.
  17. 17. Aturan Ketentuannya ( Bab XI Relokasi ) Pasal 35) (1) Apabila dalam penyediaan sarana pemakaman/tempat pemakaman umum secara nyata tidak dibutuhkan dan/atau dikarenakan pertimbangan keserasian lingkungan dan kawasan, maka kewajiban penyediaan sarana pemakaman/tempat pemakaman umum dapat dipindahkan ke lokasi lain atau disebut relokasi (2) Relokasi sebagimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan ketentuan nilai minimal sama dengan sarana pemakaman/tempat pemakaman umum yang menjadi kewajiban dari pengembang. (3) Penilaian atas relokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan oleh pihak terkait yang berkompentensi sehingga kegiatan relokasi oleh pengembang lebig tepat dan memadai. (4) Relokasi harus terlebih dahulu mendapatkan persetujuan tertulis dari Wali Kota.
  18. 18. Aturan Ketentuannya ( Pengalihan Lokasi dan Konversi) Pasal 18) (1) Dalam hal kewajiban penyediaan ruang atau lahan untuk prasarana, sarana dan utilitas umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 secara nyata tidak membutuhkan prasarana, sarana dan utilitas umum atau karena pertimbangan keserasian lingkungan dan kawasan, maka kewajiban prasarana, sarana dan utilitas umum dapat dipindahkan ke lokasi lain atau disebut relokasi di Daerah. (2) Pengalihan lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan nilainya minimal sarna dengan prasarana, sarana dan utilitas umum yang menjadi kewajiban Pihak Pengembang. (3) Dalam hal pemindahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mungkin dilaksanakan, maka kewajiban prasarana, sarana dan utilitas umum yang hanya berupa bangunan dapat dikonversi dalam bentuk uang dan/atau barang dengan nilai yang sama dengan prasarana, sarana dan utilitas umum. (4) Pengalihan lokasi dan konversi dalam bentuk uang atau barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan secara musyawarah mufakat antara pemerintah daerah dengan pengembang.
  19. 19. 1. Pengalihan lokasi PSU didasarkan pada ketersediaan PSU pada lokasi tersebut belum terpenuhi kebutuhan PSU nya berdasarkan kebutuhan kawasan atau wilayah berdasarkan hasil kajian perangkat daerah terkait. 2. Pengalihan lokasi PSU ditetapkan berdasarkan pengurangan proporsi yang diwajibkan pada Pengembang berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, seperti 30 % penyediaan PSU dialihkan pada lokasi lain. 3. Partisipasi pengembang dalam mewujudkan pembangunan PSU yang merata dan berkeadilan di Kota Bekasi dalam bentuk CSR. 4. Adanya keterbatasan pembiayaan pembangunan oleh pemerintah dapat didukung oleh pengembang dengan imbalan dalam bentuk insentif fiskal yang diberikan oleh pemerintah kepada pengembang. 5. Sebaran Lokasi PSU Terutama Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dilakukan Dalam Rangka Memenuhi Ketentuan Paraturan Perundangan Bahwa Setiap Kota Diharuskan Dapat Memenuhi Ketentuan Rth Publik 20% Dan Rth Privat 10 % 6. Pengalihan PSU Pada Lokasi Lain Harus Berdasarkan Pertimbangan Keadilan Sebaran PSU Untuk Setiap Kawasan . 7. Adanya Ketersediaan Lahan Untuk Pengalihan Lahan PSU Pada Lokasi Yang Di Arahkan Berdasarkan hasil kajian terlebih dahulu. 8. Lahan pengalihan lokasi PSU memiliki nilai strategis dalam peningkatan nilai ekologis lingkungan maupun kawasan . 9. Pengalihan lokasi PSU dapat dilakukan dalam bentuk uang atau barang yang merupakan konversi dari bentuk lahan atau bangunan.

×