1. KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA
Disusun oleh :
RIFKA MARWANI
12146
AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2012
1
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak
mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan
atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu dinamakan kalimat.
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah
kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita
gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita
masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu
saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan uraian diatas, maka makalah ini membahas mengenai pola dasar
kalimat berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan kalimat?
2) Apa saja unsur-unsur yang menyusun kalimat?
3) Apa yang dimaksud dengan kalimat tunggal dan kalimat majemuk menurut strukturnya
dalam Bahasa Indonesia?
4) Ada berapa pola kalimat dalam Bahasa Indonesia?
5) Apa saja yang merupakan makna kalimat?
2
3. 1.3 Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita
tentang kalimat yang baik dan benar yang sesuai dengan kaidah bahasa indonesia yang
baik dan benar dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua.
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah, sebagai berikut:
Agar mahasiswa mengetahui devenisi tentang kalimat.
Mahasiswa dapat mengetahui tentang pola dasar kalimat bahasa Indonesia.
Mahasiswa mengetahui berbagai macam janis kalimat yang sering di gunakan menurut
struktur gramatikalnya.
Mahasiswa dapat mengetahui janis kalimat menurut fungsinya.
Mahasiswa mendapatkan contoh-contoh kalimat sesuai pola dasar kalimat.
3
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kalimat yaitu rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau
perasaan.
Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
baik dengan cara lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki
subjek (S) dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut
kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun,
dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan
berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda
tanya (?) dan tanda seru (!).
2.2 Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita
harus ketahui unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa
Indonesia digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek,
Predikat, Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur kalimat :
2.2.1 Subjek (S)
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping
unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat
yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
4
5. Ciri-ciri subjek sebagai berikut :
Jawaban atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas
pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek
kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
Disertai Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia bersifat takrif (definite). Untuk
menyatakan takrif, biasanya digunakan kata itu. Subjek yang sudah takrif
misalnya nama orang, nama negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata
itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
Didahului Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan penanda bahwa unsur yang
menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi subjek. Di samping itu, kata
bahwa juga merupakan penanda subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat
yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
o Bahwa pengurus SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
o Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah boyband favoritku.
Mempunyai Keterangan Pewatas Yang
5
6. Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih
lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan
keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus mengikuti ujian.
Tidak Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu
sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
Berupa Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa nominal. Di samping nomina,
subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya, disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu menyenangkan.
2.2.2 Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek.
Predikat berfungsi menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut.
Jawaban atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat yang memberikan informasi atas
pertanyaan mengapa atau bagaimana adalah predikat kalimat. Pertanyaan sebagai
apa atau jadi apa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa
nomina penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk
menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
6
7. o Gadis itu cantik.
o Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama
digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara
subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
Dapat Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang
diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk
predikat yang berupa verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa nomina atau
predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat kemarin.
Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau adjektiva dapat disertai kata-kata
aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di
depan verba atau adjektiva. Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa
dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara
(subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
Unsur Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
7
8. o Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
o Frasa, misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia
(bilangan).
2.2.3 Objek (O)
Objek yaitu keterangan predikat yang memiliki hubungan erat dengan
predikat. Unsur kalimat ini bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu
kalimat yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek.
Predikat yang berupa verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak
memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek kebanyakan
berawalan me-.
Ciri-ciri objek sebagai berikut :
Langsung di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului
predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
Dapat Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur
objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai
dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
Tidak Didahului Preposisi
8
9. Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat tidak didahului
preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan
preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
Didahului Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat
ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.
2.2.4 Pelengkap (Pel.)
Pelengkap merupakan unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena
melengkapi makna verba predikat kalimat.
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur
kalimat ini :
o Bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
o Menempati posisi di belakang predikat.
o Tidak didahului preposisi.
Perbedaannya terletak pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek
dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah
yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri pelengkap.
Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang
predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
9
10. o Diah mengirimi saya buku baru.
o Mereka membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda baru di atas berfungsi sebagai
pelengkap dan tidak mendahului predikat.
Tidak Didahului Preposisi
Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.
2.2.5 Keterangan (K)
Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan
merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu
yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu,
cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam,
pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak
kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya,
jika, dan sehingga.
Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan.
Bukan Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan
unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak
bersifat wajib.
Tidak Terikat Posisi
10
11. Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki
kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat,
atau di antara subjek dan predikat.
Contoh :
o Malam ini, Suju akan kembali ke Korea.
o Mereka memperhatikan materi dengan seksama.
Terdapat Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
o Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan
yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin,
besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam. Keterangan waktu yang berupa
frasa merupakan untaian kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi,
hari Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah,
sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
o Keterangan Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai
oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
o Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan
cara. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara
11
12. yang diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
o Keterangan Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata
dengan yang diikuti nomina (kata benda).
o Keterangan Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang
berupa frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang diikuti oleh nomina
atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor karena atau lantaran.
o Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang
berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan tujuan
yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar, atau untuk.
o Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau
objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda
kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
o Keterangan Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek),
tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan
12
13. unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat
menggantikan unsur yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang
diterangkan yaitu kata Marshanda.
o Keterangan Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek,
predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat
ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa
yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang
mendapat beasiswa, melainkan hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga
lebih.
2.3 Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah
kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita
gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita
masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu
saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar
ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami
perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan
13
14. kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat dasar
dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
2.3.1 Kalimat Dasar Berpola S P
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat
kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata
bilangan. Misalnya:
o Mereka / sedang berenang.
S P (kata kerja)
o Ayahnya / guru SMA.
S P (kata benda)
o Gambar itu / bagus.
S P (kata sifat)
o Peserta penataran ini / empat puluh orang.
S P (kata bilangan)
2.3.2 Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek
berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek
berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah.
S P O
2.3.3 Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
14
15. Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap.
Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau
kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak / ayam.
S P Pel.
2.3.4 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya / surat.
S P O Pel.
2.3.5 Kalimat Dasar Berpola S P K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki
unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau
frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal / dari Surabaya.
S P K
2.3.6 Kalimat Dasar Berpola S P O K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba
15
16. intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari.
S P O K
2.3.7 Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan
berupa frasa berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik / di atas panggung.
S P Pel. K
2.3.8 Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan
keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina
atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan.
S P O Pel. K
2.4 Jenis Kalimat Menurut Struktur Gramatatikalnya
Menurut strukturnya, kalimat bahasa indonesia dapat berupa kalimat tunggal
dapat pula berupa kalimmat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat kalimat setara
(koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatif-suborkodinatif).
16
17. Gagasan yang tunggal dinyatakan dalamm kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi
diungkapkan dengan kalimat majemuk.
2.4.1 Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri atas satu subjek dan satu predikat. pada hakikatnya,
kalau dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang-panjang dalam
bahasa indonesia dapat dikembalikan kepada kalimat-kalimat dasar yang
sederhana.Kalimat-kalimat yang tunggal itu terdiri atas satu subjek dan satu
predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat pula
ditelusuri pola-pola pembentuknya. Pola-pola itulah yang dimaksud dengan pola
kalimat dasar.
2.4.2 Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terdiri dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat
majemuk setara dibedakan menjadi emat jenis, sebagai berikut.
1. Dua kalimat tunggal atau lebih daat dihubungkan oleh kata dan atau serta jika
kedua kalimat tunggal atau lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara penjumlahan. Contoh :
Kami membaca
Mereka menulis
Kami membaca dan mereka menuliss
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabung itu lebih dari dua
kalimat tunggal.
Contoh :
Direktur tenang.
17
18. Karyawan duduk teatur.
Para nasabah antre.
Direktur tenang, karyawan duduk teratur, dan para nasabah antre.
2. Kalimat tunggal yang berbentuk kalimat setara itu dapat dihubungkan oleh kata
tetapi, meliainkan atau sedangkan jika kalimat itu menununjukkan
pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara perbandingan.
Contoh:
Amerika dan jepang tergolong negara yang maju.
Indonesia dan brunei darussalam tergolong negara berkembang.
Jeang tergolong negara maju, tetapi indonesia tergolong negara yang
berkembang
3. Kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian jika
kejadian yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya disebut kalimat
majemuk setara berurutan. Contoh:
Mula-mula disebutkan juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan juara
MTQ tingkat dewasa.
Upacara serah terima pengurus koprasi telah selesai, lalu pak ustadz
membacakan doa.
4. Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih itu dihubungkan oleh kata atau, jika
kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk
setara pemilihan. Contoh:
Para pemilik televisi membayar iuran televisinya dikantor pos yang terdekat,
atau para petugas menariknya kerumah pemilik televisi.
18
19. Kalimat majemuk setara rapatan
Dalam kalimat majemuk setara, ada ang berbentuk kalimat
rapatan, yaitu suatu bentuk yang merapatkan dua atau lebih kalimat tunggal.
Yang dirapatkan ialah unsur subjek atau unsur objek yang sama. Dalam hal
seperti ini, unsur yang sama cukup disebut satu kali. Contoh:
Mentri agama tidak membuka seminar tentang zakat.
Mentri agama menutup seminar tentang zakat
Mentri agama bukan membuka, melaiankan menutup seminar tentang
zakat.
2.4.3 Kalimat majemuk tidak setara
Kalimat majemuk tida setara terdiri atas satu suku kalimat yang bebas
(klausa bebas) da satu suku kalimat atau lebih yang tidak bebas (klausa terkait).
Jalinan kalimat ini menggambarkan kepentingan yang berbeda-beda diantara unsur
gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan kedalam induk kalimat, sedangkan
Pertaliannya dari sudut pandangna waktu., sebab, akibat, tujuan, syarat dan
sebagainnyadengan aspek gagasan yang lain dituangkan dalam anak kalimat. Induk
kalimat ialah inti gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan
hal-hal yang lain. Contoh:
Apabila engkau ingin melihat bak mandi panas, saya akan membawamu ke
hotel-hotel yang besar.
Anak kalimat: apabila engkau ingin melihat bak mandi panas
Induk kalimat: saya akan membawamu ke hotel-hotel yang besar.
19
20. Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena,
apabila, jika, kalau, sebab, agar, supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah,
sebelum, kendatipun, sekalipun, bahwa dan sebagainya.
2.4.4 Kalimat majemuk taksetara yang berunsur sama.
Kalimat majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikan unsur-unsur
subjeknya sama. Contoh:
Kami sudah lelah.
Kami ingin ulang.
Karena sudah lelah, kami ingin pulang.
Pada anak kalimat terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat, dan
pada induk kalimatterrdaat pula kata kami sebagai subjek induk kalimat. Dalam hal
seperti ini, subjek itu ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak
kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya. Jika dalam anak kalimat tidak
terdapat subjek, itu berarti subjek anak kalimat sama dengan subjek induk
kalimat.
2.4.5 Penghilangan kata penghubung
Ada beberapa kalimat majemuk tak setara rapatan yang mencoba
mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat seingga
kalimat itu menjadi salah. Contoh:
Membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Anak kalimat : Membaca surat itu
Induk kalimat : Saya sangat terkejut.
20
21. Subjek anak kalimat itu sama persis dengan subjek pada induk kalimat itu,
yaitu saya.
Kalau tidak ada penanda pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak
benar (tidak baku). Penanda yang dapat yang dipakai ialah setelah sehingga
kalimat akan menjadi :
Setelah (saya) membaca surat itu, saya terkejut.
Setelah membaca surat itu saya terkejut.
2.4.6 Kalimat majemuk campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimagt majemuk taksetara(bertingkat) dan
kalimat majemuk setara, atau terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat
majemuk taksetara (bertingkat). Misalnya:
- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
(bertingkat+setara).
- Kami pulang, tetapi mereka masih tetap bekerja karena tugasnya belum
selesai. (Setara+bertingkat)
Kalimat pertama terdiri atas anak kalimat karena hari sudah malam dan
induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara, kami berhenti dan langsung
pulang. Jadi, susunan kalimat pertama adalah bertingkat+setara.
Kalimat kedua terdiri atas induk kalimat yang berupa kalimat majemuk
setara, kami pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena
tugasnya belum selesai. Jadi, susuna kalimat kedua adalah setara+bertingkat.
21
22. 2.5 Jenis Kalimat Menurut Gayanya (Retorikanya)
Tulisan akan lebih efektif jika disamping kalimat-kalimat yang disusunya benar,
juga gaya penyajiannya (retorikanya) menarik perhatian pembaca. Walaupun kalimat-
kalimat yang disusunya sudah dramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan itu
memuaskan pembacanya jika segi retorikanya tidak memikat. Kalimat akan membosankan
pembacanya jika selalu disusun dengan konstruksi yang monoton atau tidak bervariasi.
Misalnya, konstruksi kalimat itu selalu subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu
konstruksi induk kalimat-anak kalimat.
Menurut gaya penyampain atau retorikanya, kalimat majemuk dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu (a) kalimat yang melepas (b) kalimat yang berklimaks (c)
kalimat yang berimbang (setara atau campuran).
a. Kalimat yang Melepas
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat
dan diikuti oleh unsur tambahan, yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat itu
disebut melepas. Contoh:
1) Saya akan dibelikan sepeda oleh ayah jika saya lulus ujian sarjana.
2) Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang
berlaku agar kehidupan dinegara ini bejalan dengan aman dan tertib.
b. Kalimat yang Berklimaks
Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh
induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu disebut berklimaks. Pembaca belum dapat
memahami kalimat tersebut jika baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan
memahami kalimat tersebut itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum
22
23. kalimat itu selesai, terasa bahwa masih ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu
induk kalimat.
Oleh karena itu, penyajian kaliamat yang konstruksinya terasa berklimaks,
dan terasa membentuk ketegangan. Misalnya:
1) Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
2) Setelah 1.232 hari disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tiga sandrera
warga negara perancis itu dibebaskan juga.
c. Kalimat yang berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuuk setara atau majemuk
campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya
memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan kedalam bangun kalimat
yang bersimetri. Misalnya:
1) Bursa saham nampaknya semakin bergairah, investasi asing dan domestik
berlomba melakukan transaksi, dan IHSG menaik tajam.
2) Jika stbilita nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan
dapat beribadat dengan leluasa.
Ketiga penyampaian tadi terdapat dalam kalimat majemuk. Adapun kalimat
pada umumnya dapat divariasikan menjadi kaliamat panjang-pendek, aktif-pasif,
inversi, dan engedepanan keterangan.
2.6 Jenis Kalimat Menurut Fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat pernyataan,
kalimat pertanyaan, kalimat perintah dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat
23
24. disajikan dalam bentuk ositif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas
menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. dalam bahasa tulisan,
perbedaannya dijelaskan oleh macam-macam tanda baca.
2.6.1 Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat dipakai jika penutur ingin menyampaikan sesuatu dengan lengkap
pada waktu ia ingin menyampaikan informasi keada lawan bahasanya. (biasanya
intonasi menurun; tanda baca titik). Misalnya:
Positif : Presiden SBY mengadakan kunjungan keluar negeri
Negatif : Tidak semua nasabah bank memperoleh kridit lemah.
2.6.2 Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh informasi atau
reaksi (jawaban) yang diharapkan. (biasanya intonasi menurunn; tanda baca tanda
tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana, di mana,
mengapa, berapa, dan kapan. Misalnya:
Positif : Kapan saudara ergi ke jakarta?
Mengapa dia gagal dalam ujian?
Negatif : Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang yang
disepakati?
2.6.3 Kalimat Perintah
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin menyuruh atau melarang
orang berbuat sesuatu. ( Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda
seru. Misalnya:
Positif : Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke kantor.
24
25. Negatif : Sebaiknya kita tidak berfikira semit tentang hak asasi
manusia.
2.6.4 Kalimat Seruan
Kalimat seruan di pakai jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang
kuat atau yang mendadak. (Biasanya di tandai oleh menaiknya suara pada kalimat
lisan dan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada kalimat tulis). Misalnya:
Positif : Bukan main, cantiknya.
Negatif : Aduh pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
25
26. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud
tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik.
(.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
Berdasarkan penelitian para ahli, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia ada
delapan, kedelapan pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan
dapat pula pola-pola dasar itu digabung-gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan
kompleks.
Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan
dapat pula berupa kalimat mejemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara (koordinatif0,
tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordiatif-subordinatif). Gagasan yang
tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan
kalimat majemuk.
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat diperinci menjadi kalimat pernyataan,
kalimat pertanyaan, kalimat perintah dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat
disajikan dalam bentuk ositif dan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas
menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu. dalam bahasa tulisan,
perbedaannya dijelaskan oleh macam-macam tanda baca.
26
27. 3.2 Saran
Demikianlah pembahasan tentang kalimat dalam bahsa Indonesia yang dapat kami
kami sampaikan pada kesempatan kali ini semoga dapat dimengerti kata-katanya sehingga
tidak menimbulkan kesalahpahaman di masa yang akan datang, kami meminta maaf jika
terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya, semoga para pembaca, pendengar dan
guru pembimbing dapat memberikan kritik dan sarannya yang bersifat membangun, demi
kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya. Wassalamu’alaiku wr.wrb.
27
28. DAFTAR PUSTAKA
Bindousd.Jenis kalimat Menurut Fungsinya. http://binakubinamu.blogspot.com/2011/03/jenis-
kalmat-menurut-fungsinya.html(diakses tanggal : 20 September 2012)
Al-zen, Dede Zainal Muttaqin .Pola Dasar Kalimat Bahasa
Indonesia.http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/p/pola-dasar-
kalimat-bahasa-indonesia.html (diakses tanggal : 20 September 2012)
Arif,Nasrul.Kalimat Dalam Bahasa Indonesia.http://nasrulcrossz.blogspot.com/2011/04/kalimat-
dalam-bahasa-indonesia-by.html(diakses tanggal : 20 September 2012)
Permata.PengertianKalimat.http://olivya-permata.blogspot.com/2010/03/pengertian-
kalimat.html(diakses tanggal : 20 September 2012)
Widyaningsih,Nina.Kalimat Dalam Bahasa Indonesia.lecturer.ukdw.ac.id/othie/Pengertian
Kalimat.pdf(diakses tanggal : 20 September 2012)
28