2. Kerajaan Ottoman / Utsmani (1300 – 1900 M.)
Setelah berkahirnya era ‘Abbasiyah, keadaan politik umat Islam mengalami
kemajuan kembali oleh tiga kerajaan besar: Ottoman di Turki, Mughal di
India, dan Safawi di Persia. Dari ketiganya, Ottoman, adalah yang terbesar
dan terlama. Ottoman runtuh dan berubah menjadi Republik Turki pada
tahun 1924M.
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami
daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina. Dibawah pimpinan Ertuğrul,
mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, Sultan Seljuk yang
sedang berperang melawan Bizantium. Alauddin menghadiahkan sebidang
tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus
membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibu kota.
Ertugrul meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinan dilanjutkan oleh
puteranya, Usman. Ia dianggap sebagai pendiri kerajaan Ottoman,
memerintah antara tahun 1290 - 1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol
menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk
Rum terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Lalu Usman menyatakan
kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak
itulah kerajaan Ottoman dinyatakan berdiri. Usman I mengumumkan
dirinya sebagai Padisyah AI Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 699 H
(1300M). Wilayah kerajaan diperluas, ibukota kesultanan dipindah ke Bursa.
3. Kejayaan Ottoman
Pada awalnya kerajaan Ottoman hanya memiliki wilayah yang sangat kecil,
namun dengan adanya dukungan militer, tidak beberapa lama Ottoman
menjadi Kerajaan yang besar bertahan dalam kurun waktu yang lama. Setelah
Usman meninggal pada 1326, puteranya Orkhan (Urkhan) naik tahta pada
usia 42 tahun. Pada periode ini tentara Islam pertama kali masuk ke Eropa.
Orkhan berhasil mnereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara.
Pertama, tentara sipani (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap
bulannya. Kedua, tentara Hazeb (tentara reguler) yang digaji pada saat
mendapatkan harta rampasan perang ( Mal al-ghanimah). Ketiga, tentara
Jenisari direkrut pada saat berumur dua belas tahun, kebanyakan adalah
anak-anak kristen yang dibimbing islam dan disiplin yang kuat.
Negara ini didirikan oleh Bani Utsman (House of Osman atau Ottoman
Dynasty), yang selama lebih dari enam abad kekuasaannya (1299 - 1923)
dipimpin oleh 36 orang Sultan, sebelum akhirnya runtuh dan terpecah
menjadi beberapa negara kecil.
Kesultanan Ottoman terbagi menjadi 29 propinsi. Dengan Konstantinopel
(sekarang Istambul) sebagai ibukotanya, kesultanan ini dianggap sebagai
penerus dari kerajaan-kerajaan sebelumnya, seperti Kekaisaran Romawi dan
Bizantium. Pada abad ke-16 dan ke-17, Kesultanan Ottoman / Usmaniyah
menjadi salah satu kekuatan utama dunia dengan angkatan laut yang kuat.
4. Lima Periode Kekuasaan Ottoman
Periode I (1299-1402) : pertumbuhan dan perkembangan
kekuasaan yang disusul dengan perluasan wilayah hingga
menyeberang ke daratan Eropa. Kekuatan Timur kemudian dapat
membendung langkah maju Ottoman, di mana mereka dapat
merebut wilayah Timur kerajaan pada 1402.
Periode ke II (1403-1566). Masa transisi; anak-anak Bayazid
berebut kekuasaan, sampai akhirnya dikuasai penuh oleh
Muhammad. Muhammad al-Fatih menaklukan Konstantinopel pada
1453, sementara Salim menaklukan Mesir pada 1517.
Periode ke III (1566-1703). Hanya bertahan dan tidak terjadi
perluasan wilayah; bahkan ada wilayahnya yang sudah jatuh
(seperti Hongaria) ke pihak musuh.
Periode ke IV (1703-1839) masa kemunduran.
Periode ke V (1839-1924) terjadi modernisasi sampai kemudian
jatuh pada 1924. Berdirilan Republik Islam Turki.
5. Penaklukan Konstantinopel
Kekaisaran Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan Yunani
Orthodoks di Byzantium atau Constantinople (kini Istanbul). Perpecahan
tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun dunia masih tetap mengakui
keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine The Great memilih kota di selat
Bosphorus tersebut sebagai ibukota, dengan alasan strategis di batas Eropa dan
Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut
Tengah dengan Laut Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat
kebudayaan dunia, setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu.
Time line penaklukan Konstantinopel sebenarnya telah dimulai sejak 627 M saat
Rasulullah SAW melayangkan surat dakwah pada kaisar Romawi, Heraklius.
Dilanjutkan tahun 629 M kala terjadi perang Mu’tah, dan 630 M perang Tabuk.
Upaya itu dilanjutkan lagi oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada tahun 668M,
namun gagal dan salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu Abu Ayyub Al-Anshari
ra. gugur. Sebelumnya Abu Ayyub sempat berwasiat jika ia wafat meminta
dimakamkan di titik terjauh yang bisa dicapai oleh kaum muslim. Dan para
sahabatnya berhasil menyelinap dan memakamkan beliau persis di sisi tembok
benteng Konstantinopel di wilayah Golden Horn. Generasi berikutnya, baik dari
Bani Umayyah dan Bani Abbasiyyah hingga Ottoman pada masa pemerintahan
Murad II juga gagal menaklukkan Byzantium. Selama 800 tahun kegagalan selalu
terjadi, hingga anak Sultan Murad II yaitu, Muhammad II (al-Fatih) naik tahta,
dan sukses.
6. Penaklukan Konstantinopel
Rasulullah pernah ditanya oleh salah seorang sahabat. ''Ya Rasul, mana yang
lebih dahulu jatuh ke tangan kaum Muslimin, Konstantinopel atau Romawi?''
Nabi menjawab,''Kota Heraklius (Konstantinopel). (Hadits riwayat Ahmad,
Ad-Darimi, Al-Hakim).
Serangan pasukan Al-Fatih sudah dimulai sejak 6 April. Mirip Tembok Besar
di Cina, kota Konstantinopel dinaungi benteng yang terbentang sejauh 20
Km guna menghindari serangan musuh. Pasukan artileri Al-Fatih gagal
menusuk dari sayap barat lantaran dihadang dua lapis benteng kukuh
setinggi 10 meter. Mencoba mendobrak dari selatan Laut Marmara, pasukan
laut Al-Fatih terganjal militansi tentara laut Genoa pimpinan Giustiniani.
Sadarlah Al-Fatih, titik lemah Konstantinopel adalah sisi timur yakni selat
sempit Golden Horn. Selat ini dibentang rantai besar, memusykilkan
armada kecil sekali pun untuk melewatinya. Tapi darat, demi menghindari
rantai besar. Sebanyak 70 kapal digotong ramai- ramai ke sisi selat dalam
waktu singkat pada malam hari. Inilah awal dari kejatuhan Konstantinopel
yang fenomenal. Pagi subuh, 29 Mei 1453 M jatuhlah Kontantinopel ke
tangan kaum muslimin. Pekik takbir menggema dimana-mana. Terealisir
sudah janji Rasulullah SAW, melalui perjalanan panjang perjuangan kaum
muslimin.
7. Constantine stretched this
chain across the Golden
Horn to prevent Mehmed's
ships from entering into the
city of Constantinople in
1453. Today it belongs to
the Istanbul Military Museum
Seraglio Point from Pera, with the
Bosphorus (left), the entrance of the
Golden Horn (center and right), and
the Sea of Marmara (distance) with
the Princes' Islands on the horizon.
Panoramic view of the outlet of the Golden Horn in Istanbul
10. Kesimpulan
KERAJAAN OTTOMAN
• Khalifah baru di Istambul Turki pada abad 16.
• Khilafah Turki Ottoman berbentuk monarki.
• Disamping gelar khalifah, raja-rajanya bergelar Sultan.
• Kerajaan Turki Ottoman bukan satu-satunya yang berkuasa di
dunia Islam, ada 2 kerajaan Islam besar lainnya: Kerajaan
Safawi di Persia dan Kerajaan Mughal di India. Periode 3
kerajaan besar tsb merupakan fase kemajuan Islam tahap II
terutama dibidang literatur dan arsitektur.
• Abad 19, pemerintahan dunia Islam memasuki babak ketiga, yaitu
disusunnya konstitusi pertama di Tunis dan konstitusi kedua di
Turki. Di Tunis atas usulam Khayr al-Din (1810-1889),
diumumkan Januari 1861. Di Turki atas usaha Namik Kemal
(1840-1885), pemimpin gerakan Ottoman muda, disetujui Sultan
Abdul Hamid pada 23 Desember 1876. Isinya: Merubah sistem
monarki absolut menjadi sistem monarki konstitusional.
11. KERAJAAN TURKI OTTOMAN
• Langkah-langkah Tunis & Turki diikuti oleh penguasa-penguasa
Islam lainnya. Hingga pertengahan abad 20, seluruh pemerintahan
di dunia Islam sudah mempunyai konstitusi dengan sistem dan
bentuk pemerintahan yang berbeda.
• Tujuan: Untuk membatasi kekuasaan khalifah dan sultan yang
absolut.
12. Mekanisme Pemilihan Kepala Negara
Dari proses perjalanan sejarah Islam sejak masa Rasul Saw
hingga Khilafah Turki Ottoman, dapat diambil kesimpulan
tentang beberapa mekanisme pemilihan kepala negara sbb. :
• Metode Penunjukan langsung oleh Allah (Nabi Muhammad Saw)
• Metode Penunjukan langsung oleh Allah dan RasulNya.
• Metode pemilihan oleh Ahlu al-Halli wa al-’aqdi
• Metode penunjukan melalui wasiat (testamen)
• Metode pemilihan oleh tim formatur atau Dewan Musyawarah.
• Metode Revolusi atau kudeta
• Metode pemilihan langsung oleh rakyat.
• Metode penunjukan berdasarkan keturunan.