SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
KEADAAN INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN
   (1945) HINGGA 1950 DILIHAT DARI SISI EKONOMI,
        SOSIAL-BUDAYA, POLITIK, dan MILITER




                    Disusun Oleh:
                R. Mochammad Ridwan
                       XI IPA 3
                        14923




         PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN
              DINAS PENDIDIKAN
  SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BALIKPAPAN
          TAHUN PELAJARAN 2009/2010
KEADAAN EKONOMI INDONESIA PADA
                  MASA AWAL KEERDEKAAN (1945) HINGGA 1950

A. KONDISI EKONOMI INDONESIA AWAL KEMERDEKAAN
   Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal berdirinya
   Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Latar belakang keadaan yang kacau tersebut
   disebabkan karena :
        Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik, dimana
          belum ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian
          Indonesia.
        Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur
          ekonomi keuangan yang mantap.
        Tingalan pemerintah pendudukan Jepang dimana ekonomi saat pendudukan Jepang
          memang sudah buruk akibat pengeluaran pembiayaan perang Jepang. Membuat
          pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari keterpurukan.
        Kondisi keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya
          pergantian kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi.
        Politik keuangan yang berlaku di Indonesia dibuat di negara Belanda guna menekan
          pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan ekonomi nasional.
        Belanda masih tetap tidak mau mengakui kemerdeaan Indonesia dan masih terus
          melakukan pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan pemerintah
          dalam bidang ekonomi.

   Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah sebagai
   berikut .
   1. Terjadi Inflasi yang sangat tinggi
       Inflasi tersebut dapat terjadi disebabakan karena :
        Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali (pada
           bulan Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa sedangkan secara
           umum uang yang beredar di masyarakat mencapai 4 milyar).
        Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari bank-
           bank yang berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai yanh
           jumlahnya mencapai 2,3 milyar.
        Repubik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga pemerintah
           tidak dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang tidak berlaku.
       Inflasi terjadi karena di satu sisi tidak terkendalinya peredaran uang yang dikeluarkan
       pemerintah Jepang di sisi lain ketersediaan barang menipis bahkan langka di beberapa
       daerah. Kelangkaan ini terjadi akibat adanya blokade ekonomi oleh Belanda. Uang
       Jepang yang beredarsangat tinggi sedangkan kemampuan ekonomi untuk menyerap
       uang tersebut masih sanat rendah.
       Karena inflasi ini kelompok yang paling menderita adalah para petani sebab pada masa
       pendudukan Jepang petani merupakan produsen yang paling banyak menyimpan mata
uang Jepang. Hasil pertanian mereka tidak dapat dijual, sementara nilai tukar mata uang
   yang mereka miliki sangat rendah.
   Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan
   menghentikan peredaran mata uang Jepang tersebut sebab Indonesia belum memiliki
   mata uang baru sebagai penggantinya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk
   sementara waktu menyatakan ada 3 mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu:
        Mata uang De Javasche Bank
        Mata uang pemerintah Hindia Belanda
        Mata uang pendudukan Jepang
   Keadaan tersebut diperparah dengan diberlakukannya uang NICA di daerah yang
   diduduki sekutu pada tanggal 6 Maret 1946 oleh Panglima AFNEI yang baru (Letnan
   Jenderal Sir Montagu Stopford). Uang NICA ini dimaksudkan untuk menggantikan uang
   Jepang yang nilainya sudah sangat turun saat itu. Upaya sekutu tersebut merupakan
   salah satu bentuk pelangaran kesepakatan yaitu bahwa selama belum ada penyelesaian
   politik mengenai status Indonesia, maka tidak ada mata uang baru.
   Karena tindakan sekutu tersebut maka pemerintah Indonesiapun mengeluarkan uang
   kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI)sebagai pengganti uang Jepang.

2. Adanya Blokade ekonomi dari Belanda
   Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu keluar-masuk
   perdagangan RI terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan penting. Blokade
   ini dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun alasan dari pemerintah Belanda
   melakukan blokade ini adalah :
        Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.
        Mencegah kelurnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya.
        Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa
           lain.
   Dengan adanya blokade tersebut menyebabakan:
        Barang-barang ekspor RI terlambat terkirim.
        Barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat di ekspor bahkan banyak
           barang-barang ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan.
        Indonesia kekurangan barang-barang import yang sangat dibutuhkan.
        Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah.
   Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah:
        Agar ekonomi Indonesia mengalami kekacauan
        Agar terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada pemerintah
           Indonesia, sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah mengembalikan
           eksistensinya.
        Untuk menekan Indonesia dengan harapan bisa dikuasai kembali oleh Belanda.

3. Kekosongan kas Negara
   Kas Negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea masuk lainnya belum ada
   sementara pengeluaran negara semakin bertambah. Penghasilan pemerintah hanya
bergantung kepada produksi pertanian. Karena dukungan dari bidang pertanian inilah
      pemerintah Indonesia masih bertahan, sekalipun keadaan ekonomi sangat buruk.


B. UPAYA MENGATASI BLOKADE EKONOMI BELANDA (NICA)
   Upaya pemerintah untuk keluar dari masalah blokade tersebut adalah sebagai berikut.
   1. Usaha bersifat politis, yaitu Diplomasi Beras ke India
      Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang sedang ditimpa
      bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga sangat rendah.
      Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh Belanda maka hasil panen
      Indonesia yang melimpah tidak dapat dijual keluar negeri sehingga pemerintah berani
      memperkirakan bahwa pada pada musim panen 1946 akan diperoleh suplai hasil panen
      sebesar 200.000 sampai 400.000 ton. Sebagai imbalannya pemerintah India bersedia
      mengirimkan bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat
      itu. Saat itu Indonesia tidak memikirkan harga karena yang penting adalah dukungan
      dari negara lain yang sangat diperlukan dalam perjuangan diplomatik dalam forum
      internasional. Adapun keuntungan politis yang diperoleh Indonesia dengan adanya
      kerjasama dengan India ini adalah Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari India
      secara diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional.

   2. Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri
      Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak pemerintah
      maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain :
         Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen
           Inc.). Tujuan dari kontak ini adalah membuka jalur diplomatis ke berbagai
           negara. Dimana usaha tersebut dirintis oleh BTC (Banking and Trading
           Corporation) atau Perseroan Bank dan Perdagangan, suatu badan perdagangan
           semi-pemerintah yang membantu usaha ekonomi pemerintah, dipimpin oleh
           Sumitro Djojohadikusumo dan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari
           kerjasama tersebut adalah Amerika bersedia membeli barang-barang ekspor
           Indonesia seperti gula, karet, teh, dan lain-lain. Tetapi selanjutnya kapal Amerika
           yang mengangkut barang pesanan RI dan akan memuat barang ekspor dari RI
           dicegat dan seluruh muatannya disita oleh kapal Angkatan Laut Belanda.
         Karena blokade Belanda di Jawa terlalu kuat maka usaha diarahkan untuk
           menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Malaysia dan
           Singapura. Usaha tersebut dilakukan sejak 1946 sampai akhir masa perang
           kemerdekaan. Pelaksanaan ini dibantu oleh Angkatan laut RI serta pemerintah
           daerah penghasil barang-barang ekspor. Karena perairan di Sumatra sangatlah
           luas, maka pihak Belanda tidak mampu melakukan pengawasan secara ketat.
           Hasilnya Indonesia berhasil menyelundupkan karet yang mencapai puluhan ribu
           ton dari Sumatera ke luar negeri, terutama ke Singapura. Dan Indonesia berhasil
           memperoleh senjata , obat-obatan dan barang-barang lain yang dibutuhkan.
         Pemerintah RI pada 1947 membentuk perwakilan resmi di Singapura yang diberi
           nama Indonesian Office (Indoff). Secra resmi badan ini merupakan badan yang
memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia
              berusaha menembus blokade ekonomi Belanda dengan melakukan perdagangan
              barter. Diharapkan dengan upaya ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat
              Indonesia. Selain itu juga berperan sebagai perantara dengan pedagang
              Singapura dan mengusahakan pengadaan kapal-kapal yang diperlukan.
             Dibentuk perwakilan kemetrian pertahanan di luar negeri yaitu Kementrian
              Pertahanan Urusan Luar Negeri (KPULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro.
              Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan angkatan
              perang.


C. KEBIJAKAN PEMERINTAHAN MENGHADAPI BURUKNYA KONDISI EKONOMI INDONESIA
   Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi ekonominya mulai dilakukan
   sejak Februari 1946, adalah sebagai berikut.
   1) Konferensi Ekonomi Februari 1946
       Konferensi ini dihadiri oleh para cendekiawan, gubernur, dan pejabat lainnya yang
       bertanggungjawab langsung mengenai masalah ekonomi di Jawa, yang dipimpin oleh
       Menteri Kemakmuran (Darmawan Mangunkusumo). Tujuan Konferensi ini adalah untuk
       memperoleh kesepakatan dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang
       mendesak, seperti :
        Masalah produksi dan distribusi makanan
           Tercapai kesepakatan bahwa sistem autarki lokal sebagai kelanjutan dari sistem
           ekonomi perang Jepang, secara berangsur-angsur akan dihapukan dan diganti
           dengan sistem desentralisasi.
        Masalah sandang
           Disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyat diganti dengan Badan
           Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM) yang bertujuan untuk mengatasi
           kesengsaraan rakyat Indonesia. Badan ini dipimpin oleh Sudarsono dibawah
           pengawasan Kementrian Kemakmuran. BPPM dapat dianggap sebagai awal dari
           terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog). Sementara itu tujuan dibentuk Bulog
           (Februari 1946) untuk melarang pengiriman bahan makanan antar karisidenan
        Status dan Administrasi perkebunan-perkebunan
           Keputusannya adalah semua perkebunan dikuasai oleh negara dengan sistem
           sentralisasi di bawah kementrian Kemakmuran. Sehingga diharapkan pendapatan
           negara dapat bertambah secara signifikan dengan nasionalisasi pabrik gula dan
           perkebunan tebu.
       Konferensi kedua di Solo, 6 Mei 1946 membahas mengenai masalah program ekonomi
       pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi, dan alokasi
       tenaga manusia. Wapres Moh. Hatta mengusulkan mengenai rehabilitasi pabrik gula,
       dimana gula merupakan bahan ekspor penting sehingga harus dikuasai oleh negara.
       Untuk merealisasikan keinginan tersebut maka pada 6 Juni 1946 dibentuk Perusahaan
       Perkebunan Negara (PPN).
2) Pinjaman Nasional
   Program ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan (Surachman) dengan persetujuan BP-
   KNIP. Untuk mendukung program tersebut maka dibuat Bank Tabungan Pos, bank ini
   berguna untuk penyaluran pinjaman nasional untuk meningkatkan kepercayaan
   masyarakat Indonesia kepada pemerintahan. Selain itu, pemerintah juga menunjuk
   rumah gadai untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan jangka waktu
   pengembalian selama 40 tahun. Tujuannya untuk mengumpulkan dana masyarakat bagi
   kepentingan perjuangan, sekaligus untuk menanamkan kepercayaan rakyat pada
   pemerintah RI.
   Rakyat dapat meminjam jika rakyat mau menyetor uang ke Bank Tabungan Pos dan
   rumah-rumah pegadaian. Usaha ini mendapat respon yang besar dari rakyat terbukti
   dengan besar pinjaman yang ditawarkan pada bulan Juli 1946 sebesar Rp.
   1.000.000.000,00 , pada tahun pertama berhasil dikumpulkan uang sejumlah Rp.
   500.000.000,00. Kesuksesan yang dicapai menunjukkan besarnya dukungan dan
   kepercayaan rakyat kepada Pemerintah RI.

3) Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947.
    Badan ini dibentuk atas usul dari menetri kemakmuran AK. Gani. Badan ini merupakan
    badan tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka
    waktu 2 sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati Rencana Pembangunan Sepuluh
    Tahun.
    Rencana Pembangunan 10 tahun tersebut adalah sebagai berikut.
     Semua bangunan umum, perkebunan, dan industri yang telah ada sebelum perang
         menjadi milik negara, yang baru terlaksana tahun 1957.
     Bangunan umum vital milik asing dinasionalisasikan dengan pembayaran ganti rugi
     Perusahaan milik Jepang akan disita sebagai ganti rugi terhadap RI.
     Perusahaan modal asing lainnya dikembalikan kepada yang berhak sesudah
         diadakan perjanjian Republik Indonesia dengan Belanda.
    Badan ini bertujuan untuk menasionalisasikan semua cabang produksi yang telah ada
    dengan mengubah ke dalam bentuk badan hukum. Hal ini dilakukan dengan harapan
    agar Indonesia dapat menggunakan semua cabang produksi secara maksimal dan kuat di
    mata hukum internasional. Pendanaan untuk Rencana Pembangunan ini terbuka baik
    bagi pemodal dalam negeri maupun pemodal asing.
    Inti rencana ini adalah agar Indonesia membuka diri terhadap penanaman modal asing
    dan melakukan pinjaman baik ke dalam maupun ke luar negeri.
    Untuk membiayai rencana pembangunan ekonomi tersebut pemerintah membuka diri
    terhadap penanaman modal asing, mengerahkan dana masyarakat melalui pinjaman
    nasional, melalui tabungan masyarakat, serta melibatkan badan-badan swasta dalam
    pembangunan ekonomi. Dan untuk menampung dana tersebut dibentuk Bank
    Pembangunan. Perusahaan patungan (merger) diperkenankan berdiri sementara itu
    tanah partikelir dihapuskan.
    Perkembangannya April 1947 badan ini diperluas menjadi Panitia Pemikir Siasat
    Ekonomi yang bertugas mempelajari, mengumpulkan data, dan memberikan saran
    kepada pemerintah dalam merencanakan pembangunan ekonomi dan dalam rangka
melakukan perundingan dengan pihak Belanda. Rencana tersebut belum berhasil
   dilaksanakan dengan baik karena situasi politik dan militer yang tidak memungkinkan,
   yaitu Agresi Militer Belanda I dan Perjanjian Linggarjati yang menyebabkan sebagian
   besar wilayah Indonesia yang memiliki potensi ekonomi jatuh ke tangan Belanda dan
   yang tersisa sebagian besar tergolong sebagai daerah miskin dan berpenduduk padat
   (Sumatera dan Jawa). Hal tersebut ditambah dengan adanya Pemberontakan PKI dan
   Agresi mIliter Belanda II yang mengakibatkan kesulitan ekonomi semakin memuncak.

4) Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948
    Program ini bertujuan untuk mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, selain
    meningkatkan efisiensi. Rasionalisasi meliputi penyempurnaan administrasi negara,
    angkatan perang, dan aparat ekonomi. Sejumlah angkatan perang dikurangi secara
    drastis untuk mengurangi beban negara di bidang ekonomi dan meningkatkan effisiensi
    angkatan perang dengan menyalurkan para bekas prajurit pada bidang-bidang produktif
    dan diurus oleh kementrian Pembangunan dan Pemuda. Rasionalisasi yang diusulkan
    oleh Mohammad Hatta diikuti dengan intensifikasi pertanian, penanaman bibit unggul,
    dan peningkatan peternakan.

5) Rencana Kasimo (Kasimo Plan)
    Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan I.J.Kasimo. Program ini
    berupa Rencana Produksi Tiga tahun (1948-1950) mengenai usaha swasembada pangan
    dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Inti dari Kasimo Plan adalah untuk
    meningkatkan kehidupan rakyat dengan menigkatkan produksi bahan pangan. Rencana
    Kasimo ini adalah :
     Menanami tanah kosong (tidak terurus) di Sumatera Timur seluas 281.277 HA
     Melakukan intensifikasi di Jawa dengan menanam bibit unggul
     Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi
        pangan.
     Di setiap desa dibentuk kebun-kebun bibit
     Transmigrasi bagi 20 juta penduduk Pulau Jawa dipindahkan ke Sumatera dalam
        jangka waktu 10-15 tahun.

6) Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE)
    Organisasi yang dipimpin B.R Motik ini bertujuan untuk :
         Menggiatkan kembali partisipasi pengusaha swasta, agar pengusaha swasta
            memperkuat persatuan dan mengembangkan perekonomian nasional.
         Menggalang dan Melenyapkan individualisasi di kalangan organisasi pedagang
            sehingga dapat memperkokoh ketahanan ekonomi bangsa Indonesia.
    Meskipun usaha PTE didukung pemerintah dan melibatkan dukungan dari pemerintah
    daerah namun perkembangannya PTE tidak dapat berjalan baik dan hanya mampu
    didirikan Bank PTE di Yogyakarta dengan modal awal Rp. 5.000.000,00. Kegiatan ini
    semakin mengalami kemunduran akibat Agresi Militer Belanda.
Selain PTE, perdagangan swasta lainnya juga membantu usaha ekonomi pemerintah
   adalah Banking and Trading Corporation (Perseroan Bank dan Perdagangan).
   Mengaktifkan kembali Gabungan Perusahaan Perindustrian dan Perusahaan Penting,
   Pusat Tembakau Indonesia, Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (GASIDA) dalam
   rangka memperbaiki ekonomi Indonesia.


7) Oeang Republik Indonesia (ORI)
   Melarang digunakan mata uang NICA dan yang lainnya serta hanya boleh menggunakan
   Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia
   berdasarkan UU No. 17 tahun 1946 yang dikeluarkan pada tanggal 1 Oktober 1946.
   Mengenai pertukaran uang Rupiah Jepang diatur berdasarkan UU No. 19 tahun 1946
   tanggal 25 Oktober 1946. Tanggal 25 Oktober selanjutnya dijadikan sebagai hari
   keuangan. Adapun kebijakan penyetaraan mata uang adalah sebagai berikut.
        Di Jawa, Lima puluh rupiah (Rp. 50,00) uang Jepang disamakan dengan satu
            ruapiah (Rp. 100,00) ORI dengan perbandingan 1:5.
        Di Luar Jawa dan Madura, Seratus rupiah (Rp. 100,00) uang Jepang sama dengan
            satu rupiah(Rp. 1,00) ORI dengan perbandingan 1:10.
        Setiap sepuluh rupiah (Rp. 10,00) ORI bernilai sama dengan emas murni seberat
            5 gram.
   Mengenai pengaturan nilai tukar uang ORI dengan valuta asing (nilai kurs mata uang ORI
   di pasar valuta asing) sebenarnya dipegang oleh Bank Negara yang sebelumnya telah
   dirintis bentuk prototipenya yaitu dengan pembentukan Bank Rakyat Indonesia (Shomin
   Ginko). Namun tugas tersebut pada akhirnya dijalankan oleh Bank Negara Indonesia
   (Bank Negara Indonesia 1946) yang dipimpin oleh Margono Djojohadikusumo. Bank ini
   merupakan bank umum milik pemerintah yang tujuan awal didirikannya adalah untuk
   melaksanakan koordinasi dalam pengurusan bidang ekonomi dan keuangan. BNI
   didirikan pada 1 November 1946.
   Meskipun begitu usaha pemerintah untuk menjadikan ORI sebagai satu-satunya mata
   uang nasional tidak tercapai karena terpecah-pecahnya wilayah RI akibat perundingan
   Indonesia- Belanda. Sehingga di beberapa daerah mengeluarkan mata uang sendiri,
   yang berbeda dengan ORI, seperti URIPS (Uang Republik Propinsi Sumatera) di
   Sumatera, URIBA (Uang Republik Indonesia Baru) di Aceh, URIDAB (Uang Republik
   Indonesia Banten) di Banten dan Palembang.

Upaya-upaya pemerintah Indonesia tersebut dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat Indonesia meskipun Belanda masih belum pergi dari Indonesia.
KEADAAN SOSIAL-BUDAYA INDONESIA PADA
                MASA AWAL KEMERDEKAAN (1945) HINGGA 1950
        Setelah Republik ini berdiri, ternyata ada sebagian dari rakyat Indonesia yang
memberontak terhadap pemerintahan yang sah. Hal ini membuktikan bahwa masih ada konflik
sosial pada awal kemerdekaan.

Beberapa pemberontakan pada awal kemerdekaan :

      Pemberontakan PKI 1948 : 18 September 1945 di Madiun diumumkan berdirinya Negara
         Soviet Republik Indonesia. Tujuannya untuk menghancurkan RI yang berdasarkan
         Pancasila menjadi Komunis. Untuk menumpas pemberontakan ini, dikerahkan Divisi II
         Jateng bagian timur ( Dipimpin oleh Kol. Gatot Subroto ) dan Divisi Jatim ( Dipimpin
         oleh Kol. Sungkono ). 30 September 1948, Kota Madiun berhasil dikuasai. Dalam
         pelariannya, Musso dan Amir Syarifuddin tewas ditembak.
      Pemberontakan DI/TII Jawa Barat : S.M. Kartosuwiryo dan pengikutnya mengungumkan
         pada tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Cisayong bahwa telah berdiri Negara Islam
         Indonesia. Untuk menumpas pemberontakan ini digelar Operasi Pagar Betis dan
         Operasi Bharatayudha oleh gabungan Divisi Siliwangi, Diponegoro, dan Brawijaya.
         Kartosuwiryo berhasil ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.
      Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah : Pemberontakan ini dipimpin oleh Amir Fatah
         dengan menghimpun laskar sabilillah dan hisbullah. Untuk mewujudkan cita-cita
         mereka, mereka menyerang pos-pos APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia
         Serikat). Untuk menumpas pemberontakan ini, dilancarkan Operasi Militer yang
         disebut Gerakan Benteng Negara ( GBN ). Akhirnya Amir Fatah menyerah pada tanggal
         23 Desember 1950.
      Pemberontakan DI/TII Aceh : Dipimpin oleh Daud Beureuh karena tidak terima oleh
         pembentukan Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari Sumatera Timur, Tapanuli,
         dan Aceh. Sebelumnya Aceh merupakan daerah yang setingkat Provinsi. Hal ini
         mengakibatkan penurunan status Daud Beureuh. Akhirnya, Daud Beureuh
         memproklamirkan DI/TII Aceh. Untuk menumpas pemberontakan ini, diselenggarakan
         Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh atas prakarsa Kolonel M. Yasin.
      Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan : Dipimpin oleh Ibnu Hajar atau Haderi Bin
         Umar. Alasannya adalah ia merasa tidak puas atas pelaksanaan demobilisasi tentara.
         Ibnu Hajar menyatakan dirinya dan pasukannya yang bernama KRJT ( Kesatuan Rakjat
         Jang Tertindas ) bergabung dengan DI/TII S.M Kartosuwiryo dan diangkat menjadi
         Panglima TII wilayah Kalimantan. Pada tahun 1959, pemerintah berhasil menumpas
         pemberontakan ini.
 Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan : Kahar Muzakar menuntut agar anggota
    Komando Gerilya Sulawesi Selatan dijadikan Brigade yang bernama Brigade
    Hasanuddin tanpa seleksi. Pemerintah menolak, karena yang lulus saja yang dapat
    diterima. Sedangkan yang tidak lulus dimasukkan ke dalam CTN ( Corps Tjadangan
    Nasional ). Kahar Muzakar menyatakan dirinya adalah bagian DI/TII. Akhirnya
    pemberontakan ini berhasil dilenyapkan setelah Kahar Muzakar ditembak mati.
 Pemberontakan RMS : 25 April, Dr. Soumoukil memproklamirkan berdirinya RMS (
    Republik Maluku Selatan ). Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah
    mengirim pasukan yang dipimpin Kolonel Kawilarang. RMS berhasil dilenyapkan, akan
    tetapi Letkol Slamet Riyadi gugur dalam pertempuran merebut Benteng Nieuw.
 Pemberontakan APRA: APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) adalah pasukan yang dibentuk
    Kapten Westerling. Pasukan ini memberikan ultimatum kepada pemerintah pusat
    untuk mengakui APRA sebagai Tentara Negara Pasundan. Pemerintah tidak
    menghiraukan dan APRA melancarkan serangan ke Kota Bandung. Dalam serangan ini
    gugurlah Letkol Lembong. Pemerintah mengirim pasukan gabungan TNI dan Polisi
    untuk menumpas pemberontakan ini.
KEADAAN POLITIK INDONESIA PADA

                  MASA AWAL KEMERDEKAAN (1945) HINGGA 1950

      Dalam waktu lima tahun, antara 17 Agustus 1945 sampai 17 Agustus 1950, Republik
Indonesia banyak mengalami pergolakan. Salah satunya pergolakan dalam bidang politik.

Beberapa peristiwa pergolakan politik :

          Pembentukan Partai Nasional sebagai partai tunggal : Dalam perkembangannya,
           Partai Nasional yang merupakan partai negara ( Staatpartij ), selain dianggap
           melampaui keperluan dan menyaingi KNIP, juga dinilai sebagai simbol Fasis ( Tidak
           demokratis/otoriter) sehingga dibubarkan pada tanggal 1 September 1945.
          29 November 1945 : KNIP ( yang waktu itu sebagai badan legislatif ) melampaui
           kebijakan presiden. Yaitu, dengan mengangkat menteri.
          Sosialis x Nasionalis : Dari awal sampai kabinet Djuanda, terjadi konflik antara Partai
           Nasionalis ( PNI ) dengan Partai Sosialis ( PKI,FDR, dll )
          Persaingan antara kabinet Syahrir I dengan PP ( Persatuan Perjuangan ) : Tan Malaka
           yang waktu itu sebagai pimpinan PP telah memperingatkan Perdana Menteri waktu
           itu, Sutan Syahrir agar tidak mengikuti Perundingan Linggarjati. Tetapi Sutan Syahrir
           tetap mengikuti Perundingan Linggarjati. Hasilnya mengecewakan bagi NKRI.
           Akibatnya, terjadi perselisihan antara PP dengan Kabinet Syahrir I. Akhirnya, Syahrir
           mengembalikan mandatnya kepada Presiden.
          Konflik di Kabinet Syahrir II : Karena masa jabatan Sutan Syahrir kurang dari masa
           jabatan 5 tahun, Presiden mengangkat Sutan Syahrir sebagai perdana menteri lagi
           dengan Kabinet Syahrir II. Akan tetapi, dalam Kabinet Syahrir II meletus
           pemberontakan DI TII, RMS, APRA, dll. Sutan Syahrir menyangka PP ( Persatuan
           Perjuangan ) sebagai dalangnya. Akhirnya datang perintah untuk melaksanakan
           penangkapan besar-besaran terhadap tokoh-tokoh PP, seperti Tan Malaka, Chaerul
           Saleh, dll. PP dibubarkan pada tanggal 4 Juni 1946 dan diganti dengan Konsentrasi
           Nasional.
          Pembentukan Konsentrasi Nasional : Berdasarkan Peraturan Presiden no. 6 tahun
           1946, dibentuklah Konsentrasi Nasional. Tujuannya, menambah suara yang pro atau
           yang mendukung hasil dari perundingan Linggarjati. Akan tetapi, Konsentrasi
           Nasional gagal dan Kabinet Syahrir III diganti dengan Kabinet Amir Syarifuddin.
          Perundingan Renville : Amir Syarifuddin yang diangkat menjadi perdana menteri
           menggantikan Sutan Syahrir telah melakukan beberapa langkah untuk
           mempersiapkan Perundingan Renville yaitu dengan mencapai kesepakatan antara
           partai oposisi dengan partai di kabinetnya. Akan tetapi hasil dari Perundingan
Renville malah lebih mengecewakan dari perundingan Linggarjati. Pihak oposisi
    keluar dari koalisi Amir Syarifuddin. Amir Syarifuddin mengembalikan mandatnya
    kepada Presiden.
   Pembentukan FDR : Setelah Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kepada
    Presiden, Amir Syarifuddin menjadi oposisi. Ia menyusun kekuatan dalam FDR (
    Front Demokrasi Rakyat ) yang mempersatukan golongan sosialis kiri dan komunis.
    Mereka mengadakan pengancaman ekonomi dengan cara menghasut para buruh.
    Pada saat itu, tampillah Muso, seorang tokoh PKI sebelum perang dunia II. 2 tokoh
    ini bergabung dan akhirnya meletus pemberontakan PKI Madiun 1948.
KEADAAN MILITER INDONESIA
        PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN (1945) HINGGA 1950

       Pemerintah Republik Indonesia yang baru terbentuk dihadapankan pada
tantangan dengan kedatangan para tentara Sekutu yang dibonceng Belanda. Belanda
yang ingin kembali ke Indonesia berhadapan dengan bangsa Indonesia yang telah
memproklamasikan kemerdekaannya. Oleh karena itu, terjadilah konflik Indonesi-
Belanda dan berbagai upaya diplomasi untuk menuju penyelesaian akhir dari konflik
tersebut.

A. Pertempuran-pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan
Dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia melakukan
perjuangan bersenjata dan diplomasi. Adapun pertempuran-pertempuran yang terjadi
di Indonesia antara lain :

·Insiden Bendera
Peristiwa ini terjadi pada tanggal 19 september 1945 di Surabaya pada Hotel Yamato,
dimana beberapa orang Belanda mengibarkan bendera mera-putih-biru. Hal ini
dianggap para pemuda sebagai sebuah penghinaan dan para pemuda menyerbu hotel
tersebut dan merobek bendera Belanda pada bagian warna biru sementara bagian
merah-putihnya dinaikkan kembali.

· Pertempuran Semarang
Pertempuran ini terjadi dari tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 di semarang dan lebih
dikenal dengan pertempuran lima hari di Semarang. Insiden terjadi ketika tawanan
tentara Jepang yang berasal dari penjara Cipinang, Jakarta hendak dipindahkan ke
Semarang untuk dipekerjakan merubah pabrik gula menjadi pabrik senjata sehingga
para pemuda memberontak kepada polisi yang memindahkan tawanan tersebut.
Sebanyak 2000 rakyat Indonesia dan 100 orang Jepang tewas dalam pertempuran ini.

· Pertempuran Surabaya
Pertempuran Surabaya merupakan suatu rangkaian peristiwa dari peristiwa-peristiwa
sebelumnya, yaitu usaha bangsa Indonesia mengusir penjajah Jepang yang masih tetap
bercokol dan memiliki senjata lengkap. Perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan
Jepang tersebut dimulai sejak September 1945. Pada 25 Oktober 1945, Brigade 49,
pimpinan Jenderal D.C. Hawthorn, bagian dari Divisi India ke-23 tentara Sekutu (Allied
Forces Netherlands East Indies atau AFNEI) mendarat di kota Surabaya, di bawah
pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby. Tugasnya adalah melucuti serdadu Jepang
dan menyelamatkan interniran Sekutu yang berada di Indonesia. Kedatangan mereka
diterima dengan enggan oleh Gubernur R.M.T.A. Soeryo. Akhirnya, diadakan pertemuan
antara wakil-wakil pemerintah Republik Indonesia dengan Brigadir Jenderal Mallaby.
Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain,
1) Sekutu berjanji bahwa di antara mereka tidak terdapat angkatan perang Belanda;
2) Disetujui kerjasama antara kedua belah pihak untuk menjamin keamanan;
3) Akan segera dibentuk Kontrak Biro agar kerjasama dapat terlaksana sebaik-baiknya;
4) Sekutu hanya akan melucuti senjata Jepang.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, pihak RI merasa tidak curiga atas kedatangan
mereka. Oleh karena itu, pasukan Sekutu diperbolehkan memasuki kota oleh pihak RI,
dengan syarat hanya objek-objek yang sesuai dengan tugasnya yang boleh diduduki
seperti kamp-kamp tawanan. Ternyata sikap baik Sekutu yang terlihat dari hasil
perundingan tersebut hanya merupakan taktik imperialis untuk menguasai kembali
bekas jajahannya. Setelah itu, pihak Sekutu mengingkari janjinya, pada 26 Oktober 1945,
malam hari, satu peleton dari Field Security Section dibawah pimpinan Kapten Shaw,
melakukan penyerangan ke penjara Kalisosok untuk membebaskan seorang kolonel
Angkatan Laut Belanda yang bernama Kolonel Huiyer bersama tawanan-tawanan
lainnya. Kemudian, keesokan harinya pasukan Sekutu yang sebagian besar terdiri dari
tentara Inggris melanjutkan penyerangannya dengan menduduki Pangkalan Udara,
Pelabuhan Tanjung Perak, Kantor Pos Besar, Gedung Internatio, dan objek-objek vital
lainnya di Surabaya. Tindakan pelanggaran lainnya yang dilakukan Sekutu, yaitu pada 27
Oktober 1945, mereka menyebarkan pamflet-pamflet yang berisi perintah kepada
rakyat Surabaya dan Jawa Timur untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari Jepang.
Kemudian pemerintah RI memerintahkan para pemudaSurabaya dan jawa Timur untuk
siaga menghadapi segala kemungkinan.
Tindakan tidak konsisten dari Sekutu semakin menjadi, pada 27 Oktober 1945 pukul
14.00, terjadi kontak senjata yang pertama antara pihak pemuda Surabaya dengan
Sekutu. Kontak senjata ini kemudian meluas dan berlangsung selama dua hari.
Pada 29 Oktober 1945, para pemuda dapat kembali merebut objek-objek vital di kota
Surabaya. Pada 31 Oktober 1945 Presiden Soekarno, Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta
dan Amir Syarifudin datang ke Surabaya bersama dengan Jenderal D.C. Howthorn.
Mereka kemudian berunding dengan Mallaby dan menghasilkan keputuskan
menghentikan kontak senjata. Walaupun telah disepakati tidak akan ada lagi
pertempuran, di beberapa tempat masih terjadi kontak senjata. Ketika Kontak Biro
mengunjungiGedung Bank Internatio di jembatan Merah, di sana terjadi isiden, gerung
ini masih diduduki oleh pasukan Inggris. Pemuda-pemuda yang terdiri dari TKR dan
laskar menuntut agar pasukan Mallaby menyerah, tetapi tuntutan tersebut ditolah,
kemudian segera terjadi kontak senjata yang lebih besar dan berakhir dengan
terbunuhnya Mallaby. Selanjutnya, Inggris mengirimkan pasukan dalam jumlah besar
dibawah pimpinan Mayor Jenderal E.C Manserg. Pada 7 November, Manserg
megirimkan surat kepada Gubernur Soeryo yag berisi ancaman untuk menduduki kota
Surabaya. Ultimatum tersebut ditolak oleh Gubernur Soeryo yang kemudian diikuti
dengan meletusnya pertempuran baru yang sangat besar. Dalam pertempuran itu
ribuan pejuang Indonesia gugur dan lainnya mengungsi ke kota lain.
        Surabaya pada akhirnya berhasil dipertahankan oleh para pemuda yang
bertahan selama tiga minggu, sebelum akhirnya jatuh ke tangan Inggris. Peristiwa yang
terjadi pada 10 November 1945 ini sering diperingati sebagai Hari Pahlawan.

· Pertempuran Ambarawa
Pertempuran ini terjadi pada 15 desember 1945 antara TKR dan laskar-laskar melawan
pasukan Inggris pimpinan Brigadir Jenderal Bethel. Latar belakangnya adalah
kedatangan tentara Inggris ke Indonesia untuk mengurus tawanan perang yang berada
di Ambarawa dan Magelang, tetapi diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil
Administration). Kedaan ini menyebabkan pecahnya insiden di Magelang, pertempuran
antara TKR dan Sekutu. Kemudian Presiden Soekarno dan Bethel melakukan
perundingan di Surabaya dengan menghasilkan keputusan antara lain penempatan
pasukan Sekutu di Magelang dan tidak diakuinya aktifitas NICA di kota tersebut.
Tetapi, pihak Sekutu mengingkari janji, pasukan NICA yang masih berkeliaran di
Magelang dibiarkan oleh Sekutu. Asukan TKR dibawah pimpinan Mayor Sumarto
menyerang pasukan Sekutu di Ambarawa. Dilihat dari strategi militer, pertempuran di
Ambarawa mempunyai arti penting. Dengan diusirnya pasukan Inggris dari daerah
tersebut maka kedudukan TKR di kota Solo, Magelang, dan Yogyakarta dapat
diamankan. Sementara dilihat dari segi revolusi kemerdekaan, pertempuran tersebut
telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia ingin mempertahankan kedaulatannya dari
penjajahan.

· Pertempuran Medan Area
Di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly, pasukan Sekutu yang diboncengi oleh
NICA mendarat di kota Medan pada 9 Oktober 1945. Sehari setelah mendarat, Sekutu
mendatangi kamp-kamp tawanan atas persetujuan Gubernur Sumatra Teuku Mohamad
Hasan. Ketika melihat salah seorang bekas tawanan perang Jepang menginjak-injak
lencana merah putih, rasa nasionalisme para pemuda semakin membara. Mereka mulai
menyerang dan merusak sebuah hotel pada 13 Oktober 1945 yang kemudian
memancing insiden-insiden lainnya. Para pemuda mulai menunjukan sikap
ketidaksukaannya kepada pihak imperialis. Sejak saat itu Sekutu berusaha menguasai
kota Medan dengan berbagai cara seperti melakukan aksi “pembersihan” tehadap
unsur-unsur RI yang berada di kota Medan. Para pemuda TKR membalas aksi tersebut
dengan menggagalkan pasukan Inggris dan NICA untuk menghancurkan konsentrasi TKR
di Trepes. Pasukan Sekutu dibawah pimpinan Kelly kembali mengancam pemuda agar
menyerahkan senjata mereka, akhirnya para pemuda harus meninggalkan daerah
Medan Area sejak 10 April 1945, beberapa kantor pemerintahan harus pindah ke
Pematang Siantar. Pada 10 Agustus 1946 para pemuda mengadakan pertemuan di
Tebing Tinggi untuk menyatukan komando-komando pasukan yang berjuang di medan
Area. Di bawah “ Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area”, mereka meneruskan
perjuangan di medan area. Peristiwa Medan Area telah menunjukkan kepada seluruh
bangsa Indonesia dan pihak imperialis bahwa bangsa Indonesia yang telah memperoleh
kedaulatan tidak ingin dijajah kembali oleh imperialis Barat. Kemerdekaan harus tetap
dipertahankan.

· Bandung Lautan Api
Pada 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota Bndung
begian utara selambat-lambatnya pada 29 November 1945 dikosongkan oleh pihak
Indonesia dengan alasan untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Engan ultinatum
tersebut pihak Sekutu secara sepihak membagi kota Bndung menjadi dua dengan jalan
kereta api yang membentang dari timur ke barat menjadi batasnya. Wilayah Bandung
Utara hanya boleh dihuni oleh warga Belanda dan pasukan Sekutu, sedangkan Bandung
Selatan untuk penduduk pribumi. Ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para
pejuang Bandung. Sejak saat itu sering terjadi berbagai pertempuran yang memakan
korban harta maupun jiwa dengan tentara Sekutu. Pada 23 Maret 1946, Sekutu kembali
mengeluarkan ultimatum supaya para pejuang Bandung mundur sejauh 11 km dari
batas rel kereta api. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar para pejuang
menuruti ultimatum tersebut dan harus segera mengosongkan kota Bandung.
Sementara itu, dari Markas Besar TRI di Yogyakarta turun perintah untuk tetap
mempertahankan kota Bandung sampai titik darah penghabisan. Akhirnya, para pejuang
Bandung mematuhi perintah dari Jakarta walaupun dengan berat hati. Sambil
meninggalkan Bandung, para pejuang melancarkan serangan umum ke arah tempat
kedudukan Sekutu dan membumi hangus tempat-tempat strategis di seluruh kota yang
mungkin akan diduduki oleh NICA. Peristiwa ini juga diikuti dengan pengungsian warga
Bandung ke daerah luar Bandung yang lebih aman. Peristiwa yang berlangsung pada 23
Maret 1946 tersebut dikenal sebagai “Bandung Lautan Api”.

· Puputan Margarana
Peristiwa Puputan Margarana diawali ketika Letkol I Gusti Ngurah Rai menolak
bekerjasama dengan Belanda untuk mendukung pembentukan Negara Indonesia Timur
yang mencakup Bali. Penolakan ini dinilai Belanda tidak beralasan karena Bali sudah
dianggap wilayah Belanda sebagaimana hasil Perjanjian Linggajati. Ngurah Rai sendiri
tetap menolak apapun alasannya, kemudian ia pergi ke Yogyakarta untuk mendapatkan
petunjuk dari Pemimpin RI. Setelah mendapat penjelasan bahwa daerahnya termasuk
kekuasaan Belanda, walaupun merasa kecewa, ia tetap pada pendiriannya semula, yakni
tidak akan bekerja sama dengan pihak Belanda. Ketika merasa kekuatannya sudah
cukup, I Gusti Ngurah Rai dan pasukan-pasukannya pada 18 November 1946 mulai
menyerang Belanda. Tabanan digempur dan dia berhasil dengan menyerahnya satu
detasemen polisi lengkap dengan senjatanya. Belanda kemudian mengerahkan seluruh
kekuatannya yang ada di Bali dan Lombok lengkap dengan pesawat terbang untuk
menghadapi pasukan I Gusti Ngurah Rai. Karena kekuatan pasukan yang tidak seimbang
dan persenjataan yang kurang lengkap, akhirnya pasukan I Gusti Ngurah Rai dapat
dikalahkan dalam pertempuran puputan atau habis-habisan di Margarana, sebelah utara
Tabanan. I gusti Ngurah Rai beserta seluruh pasukannya gugur.


· Agresi Militer Belanda I : Sutan Syahrir menolak gendermarie sebab akan
membahayakan keamanan RI. Pada tanggal 27 Juni 1947 ia meletakkan jabatan,
kemudian digantikan oleh Mr. Amir Syarifuddin. Ia pun menolak tuntutan Belanda
tentang pembentukan gendermarie bersama. Akhirnya, pada tanggal 21 Juli 1947,
Belanda melancarkan serangan terhadap RI dengan menyerang garis demarkasi yang
disepakati bersama. Peristiwa ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I. Pemerintah
India dan Australia mengajukan agar masalah Indonesia segera dimasukkan ke dalam
agenda Dewan Keamanan PBB.


B. Pemberontakan PKI Madiun
- Proses Pemberontakan
Ditengah-tengah suasana kemelut yang berlarut-larut akibat perjanjian Renville dan
blokade ekonomi yang dijalankan Belanda, PKI di bawah pimpinan Muso melancarkan
pemberontakan di Madiun pada 18 September 1948.
Kedudukan PKI Muso memang kuat karena didukung oleh Front Demokrasi Rakyat
(FDR), pimpinan Amir Syarifudin (bekas perdana menteri), yang merupakan hasil
gabungan beberapa partai, antara lai Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh, dan
Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), sayap militer PSI yang memiliki persenataan cukup
lengkap. Diawali di Solo, PKI mulai melancarkan aksi-aksinya. Insiden pertama mulai
terjadi pada 13-16 September 1948, antara pasukan Siliwangi dengan Tentara Laut
pimpinan Letkol Yadau yang terpengaruh komunis. Kemudian, pada 14 September 1948,
Pesindo menyerang Barisan Banteng di Solo, karena Dr.Muwardi, komandan Barisan
Banteng, menolak bergabung degan kekuatan komunis. Pada 18 September 1948,
Kolonel Sumarsono yang berhaluan komunis memprolakmasikan berdirinya Negara
Sovyet Republik Indonesia di Madiun. Ia mendapat dukungan dari Pasukan Brigade 29.
Pemberontakan pada pukul 02.00 di hari tersebut dimulai dengan memusatkan sasaran
pada markas CPM Siliwangi yang terletak di jalan Dr.Cipto, Madiun sehingga
mengakibatkan gugurnya seorang Mayor CPM.

- Upaya Penumpasan
Dalam upaya menumpas PKI Madiun, pemerintah RI mengangkat Kolonel Gatot Subroto
sebagai Gubernur Militer untuk daerah Solo, Madiun, Pati, dan Semarang Angkatan
Perang RI dikerahkan termasuk Divisi Siliwangi yang baru tiba hijrah dari Jawa Barat ke
Jawa Tengah di bawah pimpinan Sadikin dan Kusno Utomo (Brigade Sadikin dan Brigade
Kusno). Operasi tersebut dipimpin oleh kolonel Sungkono dan pelaksananya ditunjuk
Mayor Yonosewoyo. Jalannya operasi dilakukan dari tiga jurusan:
· Batalyon Sarbini Mokhtar dan Muyajin bergerak melalui Trenggalek menyerbu
Ponorogo yang merupakan konsentrasi pasukan PKI Muso.
· Batalyon gabungan dipimpin Mayor Baharudin bergerak melalui Sawahan, Dungus
terus ke Madiun.
· Batalyon Sudaryadi dibantu Brigade Mobil Polisi Jawa Timur bergerak melalui kota
Wilangan, Saradan, Terus ke Madiun.

Kemudian Batalyon A.Kosasih dan Batalyon Kemal Idris didatangkan dari Yogyakarta
bergerak ke arah utara dengan sasaran Pati. Batalyon Daeng bergerak ke arah utara
dengan target sasaran Cepu dan Blora. Batalyon Ahmad Wiranatakusumah bergerak ke
selatan dengan sasaran Ponorogo dan Batalyon Darsono langsung bergerak ke Madiun.
Batalyon Kusno Utomo bertugas khusus mengamankan daerah Solo, Pati, dan Semarang
yang terdiri atas Batalyon Kemal Idris dan Batalyon A.Kosasih dibantu Batalyon Suryo
Sumpeno. Luasnya daerah pemberontakan dapat terlihat dari tempat-tempat basis PKI
yang direbut kembali oleh pasukan Siliwangi, antara lain Sarangan dan Walikukun (25
September), Ngrambe dan Magetan (26 September), Parakan (27 September), Madiun
dan Wonogiri (30 September), Dungus dan Ponorogo (2 Oktober), Cepu (8 Oktober),
Pacitan (15 Oktober), dan Kudus (21 Oktober). Pada Desember 1948, gembong PKI, yaitu
Amir Syarifudin, Suripno, Maruto Darusman, Haryono, Abdul Majid, beserta sejumlah
pengikutnya menyerahkan diri pada pasukan Siliwangi, adapun Muso berhasil ditembak
mati oleh TNI di Ponorogo pada 31 Oktober 1948. Setelah pemberontakan selesai,
35.000 orang pengikut Muso ditangkap, sementara diperkirakan sekitar 8.000 orang
menjadi korban peristiwa tersebut. Beberapa tokoh PKI yang tertangkap lalu diajukan ke
pengadilan. Sejumlah tokoh dijatuhi hukuman mati karena kejahatannya yang telah
membantai rakyat diluar perikemanusiaan. Tidak sedikit pejabat TNI dan prajuritnya
yang terlibat sehingga bisa diadudombakan dengan TNI yang setia kepada pemerintah.

C. Agresi Militer Belanda II
Suasana perundingan melalui penengah KTN pada awal Desember 1948 mulai menemui
jalan buntu. Pada tanggal 11 Desember 1948, Belanda mengatakan bahwa tidak
mungkinlagi dicapai persetujuan antara kedua belah pihak. Empat hari kemudian Wakil
Presiden Mohammad Hatta minta KTN untuk mengatur perundingan dengan Belanda,
tetapi Belanda menjawab pada tanggal 18 Desember 1948, pukul 23:00 malam, bahwa
Belanda tidak terikat lagi dengan Persetujuan Renville. Lewat tengah malam atau
tanggal 19 Desember 1948 pagi, tentara Belanda diterjunkan di lapangan terbang
Maguwo, yang dikenal dengan istilah Aksi Militer Belanda II (2nd Dutch Military Action).
Reaksi internasional atas serangan Belanda terhadap Republik pada tanggal 19
Desember 1948 sangat keras. Negara-negara Asia, Timur Tengah dan Australia
mengutuk serangan itu dan memboikot Belanda dengan cara menutu lapangan terbang
mereka bagi pesawat Belanda. Dalam sidangnya pada tanggal 22 Desember 1948 Dewan
Keamanan PBB memerintahkan penghentian tembak menembak kepada tentara
Belanda dan Republik. Atas usul India dan Birma, Konferensi Asia mengenai Indonesia
diadakan di New Delhi pada tanggal 20 Desember 1949. Amerika Serikat, Kuba, dan
Norwegia mendesak Dewan Keamanan untuk membuat resolusi yang mengharuskan
dilanjutkannya perundingan.

More Related Content

What's hot

Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan Ulul Azmi Lomuber Rezqi
 
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo IIKabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo IIGhina Salsabila
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaFeren Jr
 
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZISSEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZISAwanda Gita
 
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)shellawidiyanti
 
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Satya Hs
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauSa Ya
 
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang HijauLaporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijauanurputri
 
gerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIgerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIDicko Agustian
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahNopi Tri Utami
 
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRIMakalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRIIswi Haniffah
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahZanne Arienta
 
Bentuk pelanggaran hak warga negara
Bentuk pelanggaran hak warga negaraBentuk pelanggaran hak warga negara
Bentuk pelanggaran hak warga negaraAfni Zul
 
Materi Sejarah Kelas XII - Disintegrasi Bangsa
Materi Sejarah Kelas XII - Disintegrasi BangsaMateri Sejarah Kelas XII - Disintegrasi Bangsa
Materi Sejarah Kelas XII - Disintegrasi BangsaAmira A
 
Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar ttanitaaprilia
 

What's hot (20)

Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
Perkembangan Ekonomi dan Politik pada Masa Awal Kemerdekaan
 
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo IIKabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
 
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basaLaporan Praktikum Kimia indikator asam basa
Laporan Praktikum Kimia indikator asam basa
 
Kabinet Burhanuddin Harahap
Kabinet Burhanuddin HarahapKabinet Burhanuddin Harahap
Kabinet Burhanuddin Harahap
 
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZISSEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
SEJARAH INDONESIA PEMBERONTAKAN ANDI AZIS
 
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
Laporan hasil praktikum titik beku dan penurunan titik beku larutan (1)
 
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
Orde baru (Politik,ekonomi, dan keamanan)
 
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijauRancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
Rancangan percobaan pertumbuhan biji kacang hijau
 
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang HijauLaporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
Laporan Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau
 
gerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIgerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKI
 
Laporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju ReaksiLaporan Praktikum Laju Reaksi
Laporan Praktikum Laju Reaksi
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRIMakalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
Makalah Sejarah kelas XII SMA: Permesta/PRRI
 
Laporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darahLaporan praktikum golongan darah
Laporan praktikum golongan darah
 
Kabinet djuanda
Kabinet djuandaKabinet djuanda
Kabinet djuanda
 
Bentuk pelanggaran hak warga negara
Bentuk pelanggaran hak warga negaraBentuk pelanggaran hak warga negara
Bentuk pelanggaran hak warga negara
 
Materi Sejarah Kelas XII - Disintegrasi Bangsa
Materi Sejarah Kelas XII - Disintegrasi BangsaMateri Sejarah Kelas XII - Disintegrasi Bangsa
Materi Sejarah Kelas XII - Disintegrasi Bangsa
 
Pemberontakan APRA
Pemberontakan APRAPemberontakan APRA
Pemberontakan APRA
 
Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar Pemberontakan Andi azis di Makassar
Pemberontakan Andi azis di Makassar
 
Pemberontakan DI / TII
Pemberontakan DI / TIIPemberontakan DI / TII
Pemberontakan DI / TII
 

Viewers also liked

Keadaan politik dan ekonomi Indonesia pasca Kemerdekaan sampai tahun 1950
Keadaan politik dan ekonomi Indonesia pasca Kemerdekaan sampai tahun 1950Keadaan politik dan ekonomi Indonesia pasca Kemerdekaan sampai tahun 1950
Keadaan politik dan ekonomi Indonesia pasca Kemerdekaan sampai tahun 1950Azizatul Qolbi
 
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950Amalia Arisakti
 
Kelompok 10(atmosfer bumi)
Kelompok 10(atmosfer bumi)Kelompok 10(atmosfer bumi)
Kelompok 10(atmosfer bumi)Nanda Reda
 
Perkembangan masy indonesia masa reformasi
Perkembangan masy indonesia masa reformasiPerkembangan masy indonesia masa reformasi
Perkembangan masy indonesia masa reformasiaswansetiawan
 
Kehidupan masa awal kemerdekaan
Kehidupan masa awal kemerdekaanKehidupan masa awal kemerdekaan
Kehidupan masa awal kemerdekaanMuhammad Furqon
 
Peta, atlas, dan globe
Peta, atlas, dan globePeta, atlas, dan globe
Peta, atlas, dan globevhyra_fendy
 
Peraturan pemerintah republik indonesia no. 43 tahun 1958 tentang pengguanaan...
Peraturan pemerintah republik indonesia no. 43 tahun 1958 tentang pengguanaan...Peraturan pemerintah republik indonesia no. 43 tahun 1958 tentang pengguanaan...
Peraturan pemerintah republik indonesia no. 43 tahun 1958 tentang pengguanaan...Dudi Aprillianto
 
Hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara
Hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggaraHubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara
Hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggaraViviantika Nurifda K
 
Dinamika ekonomi masa demokrasi terpimpin era 1959 1966
Dinamika ekonomi masa demokrasi terpimpin era 1959 1966Dinamika ekonomi masa demokrasi terpimpin era 1959 1966
Dinamika ekonomi masa demokrasi terpimpin era 1959 1966Aang Gustaffi
 
Karakteristik Benua dan Samudera
Karakteristik Benua dan SamuderaKarakteristik Benua dan Samudera
Karakteristik Benua dan Samuderagalih06
 
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesiaBab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesiaxNet8
 
Pemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di MadiunPemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di MadiunDhimas Ilya'sa
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutChristina Dwi Rahayu
 
Pembebasan irian barat
Pembebasan irian baratPembebasan irian barat
Pembebasan irian barathermangenius
 
PKN: Hubungan dan organisasi internasional lengkap
PKN: Hubungan dan organisasi internasional lengkapPKN: Hubungan dan organisasi internasional lengkap
PKN: Hubungan dan organisasi internasional lengkapSania M.
 
Jatuhnya Demokrasi Terpimpin dan Lahirnya Pemerintahan Orde Baru
Jatuhnya Demokrasi Terpimpin dan Lahirnya Pemerintahan Orde BaruJatuhnya Demokrasi Terpimpin dan Lahirnya Pemerintahan Orde Baru
Jatuhnya Demokrasi Terpimpin dan Lahirnya Pemerintahan Orde BaruNazalia Angelina
 
RPP 1 ST 1 IPS IX K13 - RPP Diva Pendidikan
RPP 1 ST 1 IPS IX K13 - RPP Diva PendidikanRPP 1 ST 1 IPS IX K13 - RPP Diva Pendidikan
RPP 1 ST 1 IPS IX K13 - RPP Diva PendidikanDiva Pendidikan
 

Viewers also liked (20)

Keadaan politik dan ekonomi Indonesia pasca Kemerdekaan sampai tahun 1950
Keadaan politik dan ekonomi Indonesia pasca Kemerdekaan sampai tahun 1950Keadaan politik dan ekonomi Indonesia pasca Kemerdekaan sampai tahun 1950
Keadaan politik dan ekonomi Indonesia pasca Kemerdekaan sampai tahun 1950
 
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
 
Kelompok 10(atmosfer bumi)
Kelompok 10(atmosfer bumi)Kelompok 10(atmosfer bumi)
Kelompok 10(atmosfer bumi)
 
Perkembangan masy indonesia masa reformasi
Perkembangan masy indonesia masa reformasiPerkembangan masy indonesia masa reformasi
Perkembangan masy indonesia masa reformasi
 
Kondisi geografis
Kondisi geografisKondisi geografis
Kondisi geografis
 
Kehidupan masa awal kemerdekaan
Kehidupan masa awal kemerdekaanKehidupan masa awal kemerdekaan
Kehidupan masa awal kemerdekaan
 
Peta, atlas, dan globe
Peta, atlas, dan globePeta, atlas, dan globe
Peta, atlas, dan globe
 
Peraturan pemerintah republik indonesia no. 43 tahun 1958 tentang pengguanaan...
Peraturan pemerintah republik indonesia no. 43 tahun 1958 tentang pengguanaan...Peraturan pemerintah republik indonesia no. 43 tahun 1958 tentang pengguanaan...
Peraturan pemerintah republik indonesia no. 43 tahun 1958 tentang pengguanaan...
 
Hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara
Hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggaraHubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara
Hubungan unsur geografis dan penduduk asia tenggara
 
Dinamika ekonomi masa demokrasi terpimpin era 1959 1966
Dinamika ekonomi masa demokrasi terpimpin era 1959 1966Dinamika ekonomi masa demokrasi terpimpin era 1959 1966
Dinamika ekonomi masa demokrasi terpimpin era 1959 1966
 
Karakteristik Benua dan Samudera
Karakteristik Benua dan SamuderaKarakteristik Benua dan Samudera
Karakteristik Benua dan Samudera
 
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesiaBab 2 sejarah ekonomi indonesia
Bab 2 sejarah ekonomi indonesia
 
Pemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di MadiunPemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di Madiun
 
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat LanjutHasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
Hasil Kebudayaan Praaksara Tingkat Lanjut
 
Pembebasan irian barat
Pembebasan irian baratPembebasan irian barat
Pembebasan irian barat
 
Bahan Ajar PPL 2
Bahan Ajar PPL 2Bahan Ajar PPL 2
Bahan Ajar PPL 2
 
Benua dan samudera
Benua dan samuderaBenua dan samudera
Benua dan samudera
 
PKN: Hubungan dan organisasi internasional lengkap
PKN: Hubungan dan organisasi internasional lengkapPKN: Hubungan dan organisasi internasional lengkap
PKN: Hubungan dan organisasi internasional lengkap
 
Jatuhnya Demokrasi Terpimpin dan Lahirnya Pemerintahan Orde Baru
Jatuhnya Demokrasi Terpimpin dan Lahirnya Pemerintahan Orde BaruJatuhnya Demokrasi Terpimpin dan Lahirnya Pemerintahan Orde Baru
Jatuhnya Demokrasi Terpimpin dan Lahirnya Pemerintahan Orde Baru
 
RPP 1 ST 1 IPS IX K13 - RPP Diva Pendidikan
RPP 1 ST 1 IPS IX K13 - RPP Diva PendidikanRPP 1 ST 1 IPS IX K13 - RPP Diva Pendidikan
RPP 1 ST 1 IPS IX K13 - RPP Diva Pendidikan
 

Similar to Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950

Politik dan ekonomi awal kemerdekaan
Politik dan ekonomi awal kemerdekaanPolitik dan ekonomi awal kemerdekaan
Politik dan ekonomi awal kemerdekaandimbay
 
Keadaan Ekonomi di Indonesia
Keadaan Ekonomi di IndonesiaKeadaan Ekonomi di Indonesia
Keadaan Ekonomi di IndonesiaAz-zahra Budiman
 
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN  MASYARAKAT INDONESIASETELAH  PROKLAMASI KEMERDEKAANPERKEMBANGAN KEHIDUPAN  MASYARAKAT INDONESIASETELAH  PROKLAMASI KEMERDEKAAN
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAANSMA BRUDERAN PURWOREJO
 
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docxPERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docxNineoCuayank
 
Sejarah Ekonomi Indonesia Sejak Orde Lama Hingga Era Reformasi
Sejarah Ekonomi Indonesia Sejak Orde Lama Hingga Era ReformasiSejarah Ekonomi Indonesia Sejak Orde Lama Hingga Era Reformasi
Sejarah Ekonomi Indonesia Sejak Orde Lama Hingga Era ReformasiThufailah Mujahidah
 
Ppt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesiaPpt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesiaR Anggara
 
perekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomiperekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomiSuhanda Handa
 
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan KedaulatanPerekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan KedaulatanIndri Lestari
 
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomiTugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomiMuhamadFajar IndraJaya
 
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIAKOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIAHardiyanti98
 
KONDISI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA D...
KONDISI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA D...KONDISI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA D...
KONDISI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA D...Irsal Shabirin
 
tugas mk perekonomian indonesia
tugas mk perekonomian indonesiatugas mk perekonomian indonesia
tugas mk perekonomian indonesiaNursyidah alit
 
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiaTugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiasiti aisah
 
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal annisa berliana
 
Kelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke Masa
Kelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke MasaKelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke Masa
Kelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke MasaNaufalAkbar29
 

Similar to Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950 (20)

Politik dan ekonomi awal kemerdekaan
Politik dan ekonomi awal kemerdekaanPolitik dan ekonomi awal kemerdekaan
Politik dan ekonomi awal kemerdekaan
 
Perekonomian indonesia orde lama
Perekonomian indonesia orde lamaPerekonomian indonesia orde lama
Perekonomian indonesia orde lama
 
Keadaan Ekonomi di Indonesia
Keadaan Ekonomi di IndonesiaKeadaan Ekonomi di Indonesia
Keadaan Ekonomi di Indonesia
 
Masa Pasca Kemerdekaan
Masa Pasca KemerdekaanMasa Pasca Kemerdekaan
Masa Pasca Kemerdekaan
 
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN  MASYARAKAT INDONESIASETELAH  PROKLAMASI KEMERDEKAANPERKEMBANGAN KEHIDUPAN  MASYARAKAT INDONESIASETELAH  PROKLAMASI KEMERDEKAAN
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN
 
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docxPERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
PERKEMBANGAN EKONOMI PADA AWAL KEMERDEKAAN.docx
 
Sejarah Ekonomi Indonesia Sejak Orde Lama Hingga Era Reformasi
Sejarah Ekonomi Indonesia Sejak Orde Lama Hingga Era ReformasiSejarah Ekonomi Indonesia Sejak Orde Lama Hingga Era Reformasi
Sejarah Ekonomi Indonesia Sejak Orde Lama Hingga Era Reformasi
 
Ppt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesiaPpt sejarah perekonomian indonesia
Ppt sejarah perekonomian indonesia
 
perekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomiperekonomian indonesia sejarah ekonomi
perekonomian indonesia sejarah ekonomi
 
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan KedaulatanPerekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
Perekonomian Indonesia Setelah Pengakuan Kedaulatan
 
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomiTugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
Tugas perekonomian indonesia sejarah ekonomi
 
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIAKOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
 
KONDISI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA D...
KONDISI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA D...KONDISI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA D...
KONDISI KETAHANAN NASIONAL INDONESIA BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA D...
 
sejarah pada 1946-1949
sejarah pada 1946-1949sejarah pada 1946-1949
sejarah pada 1946-1949
 
Ppt sni 4
Ppt sni 4Ppt sni 4
Ppt sni 4
 
tugas mk perekonomian indonesia
tugas mk perekonomian indonesiatugas mk perekonomian indonesia
tugas mk perekonomian indonesia
 
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesiaTugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
Tugas 2. ppt sejarah perekonomian indonesia
 
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal Kehidupan Sosial  dan Ekonomi  Masa Demokrasi Liberal
Kehidupan Sosial dan Ekonomi Masa Demokrasi Liberal
 
Kelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke Masa
Kelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke MasaKelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke Masa
Kelompok 1 Perekonomian Di Indonesia dari Masa ke Masa
 
Bab ii sejarah pi
Bab ii sejarah piBab ii sejarah pi
Bab ii sejarah pi
 

More from Mochammad Ridwan

Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)Mochammad Ridwan
 
Bung karno - Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
Bung karno - Penyambung Lidah Rakyat IndonesiaBung karno - Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
Bung karno - Penyambung Lidah Rakyat IndonesiaMochammad Ridwan
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenMochammad Ridwan
 
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...Mochammad Ridwan
 
Membedakan fakta dan opini
Membedakan fakta dan opiniMembedakan fakta dan opini
Membedakan fakta dan opiniMochammad Ridwan
 
Membedah isi dari pancasila
Membedah isi dari pancasilaMembedah isi dari pancasila
Membedah isi dari pancasilaMochammad Ridwan
 
Pemilihan material untuk fastener
Pemilihan material untuk fastenerPemilihan material untuk fastener
Pemilihan material untuk fastenerMochammad Ridwan
 

More from Mochammad Ridwan (20)

Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
Dibawah Lentera Merah (Soe Hok Gie)
 
Bung karno - Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
Bung karno - Penyambung Lidah Rakyat IndonesiaBung karno - Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
Bung karno - Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
 
Lampiran Permen UKT
Lampiran Permen UKTLampiran Permen UKT
Lampiran Permen UKT
 
Uang Kuliah Tunggal final
Uang Kuliah Tunggal finalUang Kuliah Tunggal final
Uang Kuliah Tunggal final
 
Draft Permendikbud UKT
Draft Permendikbud UKTDraft Permendikbud UKT
Draft Permendikbud UKT
 
Suku dayak
Suku dayakSuku dayak
Suku dayak
 
Sistem politik indonesia
Sistem politik indonesiaSistem politik indonesia
Sistem politik indonesia
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
Peran perguruan tinggi dalam penanaman semangat dan nilai nilai kecintaan kep...
 
Penyu
PenyuPenyu
Penyu
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)Nusa tenggara timur (ntt)
Nusa tenggara timur (ntt)
 
Membedakan fakta dan opini
Membedakan fakta dan opiniMembedakan fakta dan opini
Membedakan fakta dan opini
 
Majas
MajasMajas
Majas
 
Instalasi windows vista
Instalasi windows vistaInstalasi windows vista
Instalasi windows vista
 
Membedah isi dari pancasila
Membedah isi dari pancasilaMembedah isi dari pancasila
Membedah isi dari pancasila
 
Contoh paragraf
Contoh paragrafContoh paragraf
Contoh paragraf
 
Contoh paragraf
Contoh paragrafContoh paragraf
Contoh paragraf
 
Biodiversity
BiodiversityBiodiversity
Biodiversity
 
Pemilihan material untuk fastener
Pemilihan material untuk fastenerPemilihan material untuk fastener
Pemilihan material untuk fastener
 

Keadaan ekonomi indonesia pada masa 1945 1950

  • 1. KEADAAN INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN (1945) HINGGA 1950 DILIHAT DARI SISI EKONOMI, SOSIAL-BUDAYA, POLITIK, dan MILITER Disusun Oleh: R. Mochammad Ridwan XI IPA 3 14923 PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BALIKPAPAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
  • 2. KEADAAN EKONOMI INDONESIA PADA MASA AWAL KEERDEKAAN (1945) HINGGA 1950 A. KONDISI EKONOMI INDONESIA AWAL KEMERDEKAAN Keadaan ekonomi Indonesia pada akhir kekuasaan Jepang dan pada awal berdirinya Republik Indonesia sangat kacau dan sulit. Latar belakang keadaan yang kacau tersebut disebabkan karena :  Indonesia yang baru saja merdeka belum memiliki pemerintahan yang baik, dimana belum ada pejabat khusus yang bertugas untuk menangani perekonomian Indonesia.  Sebagai negara baru Indonesia belum mempunyai pola dan cara untuk mengatur ekonomi keuangan yang mantap.  Tingalan pemerintah pendudukan Jepang dimana ekonomi saat pendudukan Jepang memang sudah buruk akibat pengeluaran pembiayaan perang Jepang. Membuat pemerintah baru Indonesia agak sulit untuk bangkit dari keterpurukan.  Kondisi keamanan dalam negeri sendiri tidak stabil akibat sering terjadinya pergantian kabinet, dimana hal tersebut mendukung ketidakstabilan ekonomi.  Politik keuangan yang berlaku di Indonesia dibuat di negara Belanda guna menekan pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan untuk menghancurkan ekonomi nasional.  Belanda masih tetap tidak mau mengakui kemerdeaan Indonesia dan masih terus melakukan pergolakan politik yang menghambat langkah kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi. Faktor- faktor penyebab kacaunya perekonomian Indonesia 1945-1950 adalah sebagai berikut . 1. Terjadi Inflasi yang sangat tinggi Inflasi tersebut dapat terjadi disebabakan karena :  Beredarnya mata uang Jepang di masyarakat dalam jumlah yang tak terkendali (pada bulan Agustus 1945 mencapai 1,6 Milyar yang beredar di Jawa sedangkan secara umum uang yang beredar di masyarakat mencapai 4 milyar).  Beredarnya mata uang cadangan yang dikeluarkan oleh pasukan Sekutu dari bank- bank yang berhasil dikuasainya untuk biaya operasi dan gaji pegawai yanh jumlahnya mencapai 2,3 milyar.  Repubik Indonesia sendiri belum memiliki mata uang sendiri sehingga pemerintah tidak dapat menyatakan bahwa mata uang pendudukan Jepang tidak berlaku. Inflasi terjadi karena di satu sisi tidak terkendalinya peredaran uang yang dikeluarkan pemerintah Jepang di sisi lain ketersediaan barang menipis bahkan langka di beberapa daerah. Kelangkaan ini terjadi akibat adanya blokade ekonomi oleh Belanda. Uang Jepang yang beredarsangat tinggi sedangkan kemampuan ekonomi untuk menyerap uang tersebut masih sanat rendah. Karena inflasi ini kelompok yang paling menderita adalah para petani sebab pada masa pendudukan Jepang petani merupakan produsen yang paling banyak menyimpan mata
  • 3. uang Jepang. Hasil pertanian mereka tidak dapat dijual, sementara nilai tukar mata uang yang mereka miliki sangat rendah. Pemerintah Indonesia yang baru saja berdiri tidak mampu mengendalikan dan menghentikan peredaran mata uang Jepang tersebut sebab Indonesia belum memiliki mata uang baru sebagai penggantinya. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk sementara waktu menyatakan ada 3 mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu:  Mata uang De Javasche Bank  Mata uang pemerintah Hindia Belanda  Mata uang pendudukan Jepang Keadaan tersebut diperparah dengan diberlakukannya uang NICA di daerah yang diduduki sekutu pada tanggal 6 Maret 1946 oleh Panglima AFNEI yang baru (Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford). Uang NICA ini dimaksudkan untuk menggantikan uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun saat itu. Upaya sekutu tersebut merupakan salah satu bentuk pelangaran kesepakatan yaitu bahwa selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia, maka tidak ada mata uang baru. Karena tindakan sekutu tersebut maka pemerintah Indonesiapun mengeluarkan uang kertas baru yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI)sebagai pengganti uang Jepang. 2. Adanya Blokade ekonomi dari Belanda Blokade oleh Belanda ini dilakukan dengan menutup (memblokir) pintu keluar-masuk perdagangan RI terutama melalui jalur laut dan pelabuhan-pelabuhan penting. Blokade ini dilakukan mulai bulan November 1945. Adapun alasan dari pemerintah Belanda melakukan blokade ini adalah :  Mencegah masuknya senjata dan peralatan militer ke Indonesia.  Mencegah kelurnya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik asing lainnya.  Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh bangsa lain. Dengan adanya blokade tersebut menyebabakan:  Barang-barang ekspor RI terlambat terkirim.  Barang-barang dagangan milik Indonesia tidak dapat di ekspor bahkan banyak barang-barang ekspor Indonesia yang dibumi hanguskan.  Indonesia kekurangan barang-barang import yang sangat dibutuhkan.  Inflasi semakin tak terkendali sehingga rakyat menjadi gelisah. Tujuan/harapan Belanda dengan blokade ini adalah:  Agar ekonomi Indonesia mengalami kekacauan  Agar terjadi kerusuhan sosial karena rakyat tidak percaya kepada pemerintah Indonesia, sehingga pemerintah Belanda dapat dengan mudah mengembalikan eksistensinya.  Untuk menekan Indonesia dengan harapan bisa dikuasai kembali oleh Belanda. 3. Kekosongan kas Negara Kas Negara mengalami kekosongan karena pajak dan bea masuk lainnya belum ada sementara pengeluaran negara semakin bertambah. Penghasilan pemerintah hanya
  • 4. bergantung kepada produksi pertanian. Karena dukungan dari bidang pertanian inilah pemerintah Indonesia masih bertahan, sekalipun keadaan ekonomi sangat buruk. B. UPAYA MENGATASI BLOKADE EKONOMI BELANDA (NICA) Upaya pemerintah untuk keluar dari masalah blokade tersebut adalah sebagai berikut. 1. Usaha bersifat politis, yaitu Diplomasi Beras ke India Pemerintah Indonesia bersedia untuk membantu pemerintah India yang sedang ditimpa bahaya kelaparan dengan mengirimkan 500.000 ton beras dengan harga sangat rendah. Pemerintah melakukan hal ini sebab akibat blokade oleh Belanda maka hasil panen Indonesia yang melimpah tidak dapat dijual keluar negeri sehingga pemerintah berani memperkirakan bahwa pada pada musim panen 1946 akan diperoleh suplai hasil panen sebesar 200.000 sampai 400.000 ton. Sebagai imbalannya pemerintah India bersedia mengirimkan bahan pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia pada saat itu. Saat itu Indonesia tidak memikirkan harga karena yang penting adalah dukungan dari negara lain yang sangat diperlukan dalam perjuangan diplomatik dalam forum internasional. Adapun keuntungan politis yang diperoleh Indonesia dengan adanya kerjasama dengan India ini adalah Indonesia mendapatkan dukungan aktif dari India secara diplomatik atas perjuangan Indonesia di forum internasional. 2. Mengadakan hubungan dagang langsung dengan luar negeri Membuka hubungan dagang langsung ke luar negeri dilakukan oleh pihak pemerintah maupun pihak swasta. Usaha tersebut antara lain :  Mengadakan kontak dagang dengan perusahaan swasta Amerika (Isbrantsen Inc.). Tujuan dari kontak ini adalah membuka jalur diplomatis ke berbagai negara. Dimana usaha tersebut dirintis oleh BTC (Banking and Trading Corporation) atau Perseroan Bank dan Perdagangan, suatu badan perdagangan semi-pemerintah yang membantu usaha ekonomi pemerintah, dipimpin oleh Sumitro Djojohadikusumo dan Ong Eng Die. Hasil transaksi pertama dari kerjasama tersebut adalah Amerika bersedia membeli barang-barang ekspor Indonesia seperti gula, karet, teh, dan lain-lain. Tetapi selanjutnya kapal Amerika yang mengangkut barang pesanan RI dan akan memuat barang ekspor dari RI dicegat dan seluruh muatannya disita oleh kapal Angkatan Laut Belanda.  Karena blokade Belanda di Jawa terlalu kuat maka usaha diarahkan untuk menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan tujuan Malaysia dan Singapura. Usaha tersebut dilakukan sejak 1946 sampai akhir masa perang kemerdekaan. Pelaksanaan ini dibantu oleh Angkatan laut RI serta pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor. Karena perairan di Sumatra sangatlah luas, maka pihak Belanda tidak mampu melakukan pengawasan secara ketat. Hasilnya Indonesia berhasil menyelundupkan karet yang mencapai puluhan ribu ton dari Sumatera ke luar negeri, terutama ke Singapura. Dan Indonesia berhasil memperoleh senjata , obat-obatan dan barang-barang lain yang dibutuhkan.  Pemerintah RI pada 1947 membentuk perwakilan resmi di Singapura yang diberi nama Indonesian Office (Indoff). Secra resmi badan ini merupakan badan yang
  • 5. memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri, namun secara rahasia berusaha menembus blokade ekonomi Belanda dengan melakukan perdagangan barter. Diharapkan dengan upaya ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Selain itu juga berperan sebagai perantara dengan pedagang Singapura dan mengusahakan pengadaan kapal-kapal yang diperlukan.  Dibentuk perwakilan kemetrian pertahanan di luar negeri yaitu Kementrian Pertahanan Urusan Luar Negeri (KPULN) yang dipimpin oleh Ali Jayengprawiro. Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan angkatan perang. C. KEBIJAKAN PEMERINTAHAN MENGHADAPI BURUKNYA KONDISI EKONOMI INDONESIA Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi kondisi ekonominya mulai dilakukan sejak Februari 1946, adalah sebagai berikut. 1) Konferensi Ekonomi Februari 1946 Konferensi ini dihadiri oleh para cendekiawan, gubernur, dan pejabat lainnya yang bertanggungjawab langsung mengenai masalah ekonomi di Jawa, yang dipimpin oleh Menteri Kemakmuran (Darmawan Mangunkusumo). Tujuan Konferensi ini adalah untuk memperoleh kesepakatan dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, seperti :  Masalah produksi dan distribusi makanan Tercapai kesepakatan bahwa sistem autarki lokal sebagai kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara berangsur-angsur akan dihapukan dan diganti dengan sistem desentralisasi.  Masalah sandang Disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan Rakyat diganti dengan Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM) yang bertujuan untuk mengatasi kesengsaraan rakyat Indonesia. Badan ini dipimpin oleh Sudarsono dibawah pengawasan Kementrian Kemakmuran. BPPM dapat dianggap sebagai awal dari terbentuknya Badan Urusan Logistik (Bulog). Sementara itu tujuan dibentuk Bulog (Februari 1946) untuk melarang pengiriman bahan makanan antar karisidenan  Status dan Administrasi perkebunan-perkebunan Keputusannya adalah semua perkebunan dikuasai oleh negara dengan sistem sentralisasi di bawah kementrian Kemakmuran. Sehingga diharapkan pendapatan negara dapat bertambah secara signifikan dengan nasionalisasi pabrik gula dan perkebunan tebu. Konferensi kedua di Solo, 6 Mei 1946 membahas mengenai masalah program ekonomi pemerintah, masalah keuangan negara, pengendalian harga, distribusi, dan alokasi tenaga manusia. Wapres Moh. Hatta mengusulkan mengenai rehabilitasi pabrik gula, dimana gula merupakan bahan ekspor penting sehingga harus dikuasai oleh negara. Untuk merealisasikan keinginan tersebut maka pada 6 Juni 1946 dibentuk Perusahaan Perkebunan Negara (PPN).
  • 6. 2) Pinjaman Nasional Program ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan (Surachman) dengan persetujuan BP- KNIP. Untuk mendukung program tersebut maka dibuat Bank Tabungan Pos, bank ini berguna untuk penyaluran pinjaman nasional untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat Indonesia kepada pemerintahan. Selain itu, pemerintah juga menunjuk rumah gadai untuk memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan jangka waktu pengembalian selama 40 tahun. Tujuannya untuk mengumpulkan dana masyarakat bagi kepentingan perjuangan, sekaligus untuk menanamkan kepercayaan rakyat pada pemerintah RI. Rakyat dapat meminjam jika rakyat mau menyetor uang ke Bank Tabungan Pos dan rumah-rumah pegadaian. Usaha ini mendapat respon yang besar dari rakyat terbukti dengan besar pinjaman yang ditawarkan pada bulan Juli 1946 sebesar Rp. 1.000.000.000,00 , pada tahun pertama berhasil dikumpulkan uang sejumlah Rp. 500.000.000,00. Kesuksesan yang dicapai menunjukkan besarnya dukungan dan kepercayaan rakyat kepada Pemerintah RI. 3) Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947. Badan ini dibentuk atas usul dari menetri kemakmuran AK. Gani. Badan ini merupakan badan tetap yang bertugas membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun yang akhirnya disepakati Rencana Pembangunan Sepuluh Tahun. Rencana Pembangunan 10 tahun tersebut adalah sebagai berikut.  Semua bangunan umum, perkebunan, dan industri yang telah ada sebelum perang menjadi milik negara, yang baru terlaksana tahun 1957.  Bangunan umum vital milik asing dinasionalisasikan dengan pembayaran ganti rugi  Perusahaan milik Jepang akan disita sebagai ganti rugi terhadap RI.  Perusahaan modal asing lainnya dikembalikan kepada yang berhak sesudah diadakan perjanjian Republik Indonesia dengan Belanda. Badan ini bertujuan untuk menasionalisasikan semua cabang produksi yang telah ada dengan mengubah ke dalam bentuk badan hukum. Hal ini dilakukan dengan harapan agar Indonesia dapat menggunakan semua cabang produksi secara maksimal dan kuat di mata hukum internasional. Pendanaan untuk Rencana Pembangunan ini terbuka baik bagi pemodal dalam negeri maupun pemodal asing. Inti rencana ini adalah agar Indonesia membuka diri terhadap penanaman modal asing dan melakukan pinjaman baik ke dalam maupun ke luar negeri. Untuk membiayai rencana pembangunan ekonomi tersebut pemerintah membuka diri terhadap penanaman modal asing, mengerahkan dana masyarakat melalui pinjaman nasional, melalui tabungan masyarakat, serta melibatkan badan-badan swasta dalam pembangunan ekonomi. Dan untuk menampung dana tersebut dibentuk Bank Pembangunan. Perusahaan patungan (merger) diperkenankan berdiri sementara itu tanah partikelir dihapuskan. Perkembangannya April 1947 badan ini diperluas menjadi Panitia Pemikir Siasat Ekonomi yang bertugas mempelajari, mengumpulkan data, dan memberikan saran kepada pemerintah dalam merencanakan pembangunan ekonomi dan dalam rangka
  • 7. melakukan perundingan dengan pihak Belanda. Rencana tersebut belum berhasil dilaksanakan dengan baik karena situasi politik dan militer yang tidak memungkinkan, yaitu Agresi Militer Belanda I dan Perjanjian Linggarjati yang menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia yang memiliki potensi ekonomi jatuh ke tangan Belanda dan yang tersisa sebagian besar tergolong sebagai daerah miskin dan berpenduduk padat (Sumatera dan Jawa). Hal tersebut ditambah dengan adanya Pemberontakan PKI dan Agresi mIliter Belanda II yang mengakibatkan kesulitan ekonomi semakin memuncak. 4) Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948 Program ini bertujuan untuk mengurangi beban negara dalam bidang ekonomi, selain meningkatkan efisiensi. Rasionalisasi meliputi penyempurnaan administrasi negara, angkatan perang, dan aparat ekonomi. Sejumlah angkatan perang dikurangi secara drastis untuk mengurangi beban negara di bidang ekonomi dan meningkatkan effisiensi angkatan perang dengan menyalurkan para bekas prajurit pada bidang-bidang produktif dan diurus oleh kementrian Pembangunan dan Pemuda. Rasionalisasi yang diusulkan oleh Mohammad Hatta diikuti dengan intensifikasi pertanian, penanaman bibit unggul, dan peningkatan peternakan. 5) Rencana Kasimo (Kasimo Plan) Program ini disusun oleh Menteri Urusan Bahan Makanan I.J.Kasimo. Program ini berupa Rencana Produksi Tiga tahun (1948-1950) mengenai usaha swasembada pangan dengan beberapa petunjuk pelaksanaan yang praktis. Inti dari Kasimo Plan adalah untuk meningkatkan kehidupan rakyat dengan menigkatkan produksi bahan pangan. Rencana Kasimo ini adalah :  Menanami tanah kosong (tidak terurus) di Sumatera Timur seluas 281.277 HA  Melakukan intensifikasi di Jawa dengan menanam bibit unggul  Pencegahan penyembelihan hewan-hewan yang berperan penting bagi produksi pangan.  Di setiap desa dibentuk kebun-kebun bibit  Transmigrasi bagi 20 juta penduduk Pulau Jawa dipindahkan ke Sumatera dalam jangka waktu 10-15 tahun. 6) Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE) Organisasi yang dipimpin B.R Motik ini bertujuan untuk :  Menggiatkan kembali partisipasi pengusaha swasta, agar pengusaha swasta memperkuat persatuan dan mengembangkan perekonomian nasional.  Menggalang dan Melenyapkan individualisasi di kalangan organisasi pedagang sehingga dapat memperkokoh ketahanan ekonomi bangsa Indonesia. Meskipun usaha PTE didukung pemerintah dan melibatkan dukungan dari pemerintah daerah namun perkembangannya PTE tidak dapat berjalan baik dan hanya mampu didirikan Bank PTE di Yogyakarta dengan modal awal Rp. 5.000.000,00. Kegiatan ini semakin mengalami kemunduran akibat Agresi Militer Belanda.
  • 8. Selain PTE, perdagangan swasta lainnya juga membantu usaha ekonomi pemerintah adalah Banking and Trading Corporation (Perseroan Bank dan Perdagangan). Mengaktifkan kembali Gabungan Perusahaan Perindustrian dan Perusahaan Penting, Pusat Tembakau Indonesia, Gabungan Saudagar Indonesia Daerah Aceh (GASIDA) dalam rangka memperbaiki ekonomi Indonesia. 7) Oeang Republik Indonesia (ORI) Melarang digunakan mata uang NICA dan yang lainnya serta hanya boleh menggunakan Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan UU No. 17 tahun 1946 yang dikeluarkan pada tanggal 1 Oktober 1946. Mengenai pertukaran uang Rupiah Jepang diatur berdasarkan UU No. 19 tahun 1946 tanggal 25 Oktober 1946. Tanggal 25 Oktober selanjutnya dijadikan sebagai hari keuangan. Adapun kebijakan penyetaraan mata uang adalah sebagai berikut.  Di Jawa, Lima puluh rupiah (Rp. 50,00) uang Jepang disamakan dengan satu ruapiah (Rp. 100,00) ORI dengan perbandingan 1:5.  Di Luar Jawa dan Madura, Seratus rupiah (Rp. 100,00) uang Jepang sama dengan satu rupiah(Rp. 1,00) ORI dengan perbandingan 1:10.  Setiap sepuluh rupiah (Rp. 10,00) ORI bernilai sama dengan emas murni seberat 5 gram. Mengenai pengaturan nilai tukar uang ORI dengan valuta asing (nilai kurs mata uang ORI di pasar valuta asing) sebenarnya dipegang oleh Bank Negara yang sebelumnya telah dirintis bentuk prototipenya yaitu dengan pembentukan Bank Rakyat Indonesia (Shomin Ginko). Namun tugas tersebut pada akhirnya dijalankan oleh Bank Negara Indonesia (Bank Negara Indonesia 1946) yang dipimpin oleh Margono Djojohadikusumo. Bank ini merupakan bank umum milik pemerintah yang tujuan awal didirikannya adalah untuk melaksanakan koordinasi dalam pengurusan bidang ekonomi dan keuangan. BNI didirikan pada 1 November 1946. Meskipun begitu usaha pemerintah untuk menjadikan ORI sebagai satu-satunya mata uang nasional tidak tercapai karena terpecah-pecahnya wilayah RI akibat perundingan Indonesia- Belanda. Sehingga di beberapa daerah mengeluarkan mata uang sendiri, yang berbeda dengan ORI, seperti URIPS (Uang Republik Propinsi Sumatera) di Sumatera, URIBA (Uang Republik Indonesia Baru) di Aceh, URIDAB (Uang Republik Indonesia Banten) di Banten dan Palembang. Upaya-upaya pemerintah Indonesia tersebut dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia meskipun Belanda masih belum pergi dari Indonesia.
  • 9. KEADAAN SOSIAL-BUDAYA INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN (1945) HINGGA 1950 Setelah Republik ini berdiri, ternyata ada sebagian dari rakyat Indonesia yang memberontak terhadap pemerintahan yang sah. Hal ini membuktikan bahwa masih ada konflik sosial pada awal kemerdekaan. Beberapa pemberontakan pada awal kemerdekaan :  Pemberontakan PKI 1948 : 18 September 1945 di Madiun diumumkan berdirinya Negara Soviet Republik Indonesia. Tujuannya untuk menghancurkan RI yang berdasarkan Pancasila menjadi Komunis. Untuk menumpas pemberontakan ini, dikerahkan Divisi II Jateng bagian timur ( Dipimpin oleh Kol. Gatot Subroto ) dan Divisi Jatim ( Dipimpin oleh Kol. Sungkono ). 30 September 1948, Kota Madiun berhasil dikuasai. Dalam pelariannya, Musso dan Amir Syarifuddin tewas ditembak.  Pemberontakan DI/TII Jawa Barat : S.M. Kartosuwiryo dan pengikutnya mengungumkan pada tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Cisayong bahwa telah berdiri Negara Islam Indonesia. Untuk menumpas pemberontakan ini digelar Operasi Pagar Betis dan Operasi Bharatayudha oleh gabungan Divisi Siliwangi, Diponegoro, dan Brawijaya. Kartosuwiryo berhasil ditangkap pada tanggal 4 Juni 1962.  Pemberontakan DI/TII Jawa Tengah : Pemberontakan ini dipimpin oleh Amir Fatah dengan menghimpun laskar sabilillah dan hisbullah. Untuk mewujudkan cita-cita mereka, mereka menyerang pos-pos APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat). Untuk menumpas pemberontakan ini, dilancarkan Operasi Militer yang disebut Gerakan Benteng Negara ( GBN ). Akhirnya Amir Fatah menyerah pada tanggal 23 Desember 1950.  Pemberontakan DI/TII Aceh : Dipimpin oleh Daud Beureuh karena tidak terima oleh pembentukan Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari Sumatera Timur, Tapanuli, dan Aceh. Sebelumnya Aceh merupakan daerah yang setingkat Provinsi. Hal ini mengakibatkan penurunan status Daud Beureuh. Akhirnya, Daud Beureuh memproklamirkan DI/TII Aceh. Untuk menumpas pemberontakan ini, diselenggarakan Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh atas prakarsa Kolonel M. Yasin.  Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan : Dipimpin oleh Ibnu Hajar atau Haderi Bin Umar. Alasannya adalah ia merasa tidak puas atas pelaksanaan demobilisasi tentara. Ibnu Hajar menyatakan dirinya dan pasukannya yang bernama KRJT ( Kesatuan Rakjat Jang Tertindas ) bergabung dengan DI/TII S.M Kartosuwiryo dan diangkat menjadi Panglima TII wilayah Kalimantan. Pada tahun 1959, pemerintah berhasil menumpas pemberontakan ini.
  • 10.  Pemberontakan DI/TII Sulawesi Selatan : Kahar Muzakar menuntut agar anggota Komando Gerilya Sulawesi Selatan dijadikan Brigade yang bernama Brigade Hasanuddin tanpa seleksi. Pemerintah menolak, karena yang lulus saja yang dapat diterima. Sedangkan yang tidak lulus dimasukkan ke dalam CTN ( Corps Tjadangan Nasional ). Kahar Muzakar menyatakan dirinya adalah bagian DI/TII. Akhirnya pemberontakan ini berhasil dilenyapkan setelah Kahar Muzakar ditembak mati.  Pemberontakan RMS : 25 April, Dr. Soumoukil memproklamirkan berdirinya RMS ( Republik Maluku Selatan ). Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah mengirim pasukan yang dipimpin Kolonel Kawilarang. RMS berhasil dilenyapkan, akan tetapi Letkol Slamet Riyadi gugur dalam pertempuran merebut Benteng Nieuw.  Pemberontakan APRA: APRA (Angkatan Perang Ratu Adil) adalah pasukan yang dibentuk Kapten Westerling. Pasukan ini memberikan ultimatum kepada pemerintah pusat untuk mengakui APRA sebagai Tentara Negara Pasundan. Pemerintah tidak menghiraukan dan APRA melancarkan serangan ke Kota Bandung. Dalam serangan ini gugurlah Letkol Lembong. Pemerintah mengirim pasukan gabungan TNI dan Polisi untuk menumpas pemberontakan ini.
  • 11. KEADAAN POLITIK INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN (1945) HINGGA 1950 Dalam waktu lima tahun, antara 17 Agustus 1945 sampai 17 Agustus 1950, Republik Indonesia banyak mengalami pergolakan. Salah satunya pergolakan dalam bidang politik. Beberapa peristiwa pergolakan politik :  Pembentukan Partai Nasional sebagai partai tunggal : Dalam perkembangannya, Partai Nasional yang merupakan partai negara ( Staatpartij ), selain dianggap melampaui keperluan dan menyaingi KNIP, juga dinilai sebagai simbol Fasis ( Tidak demokratis/otoriter) sehingga dibubarkan pada tanggal 1 September 1945.  29 November 1945 : KNIP ( yang waktu itu sebagai badan legislatif ) melampaui kebijakan presiden. Yaitu, dengan mengangkat menteri.  Sosialis x Nasionalis : Dari awal sampai kabinet Djuanda, terjadi konflik antara Partai Nasionalis ( PNI ) dengan Partai Sosialis ( PKI,FDR, dll )  Persaingan antara kabinet Syahrir I dengan PP ( Persatuan Perjuangan ) : Tan Malaka yang waktu itu sebagai pimpinan PP telah memperingatkan Perdana Menteri waktu itu, Sutan Syahrir agar tidak mengikuti Perundingan Linggarjati. Tetapi Sutan Syahrir tetap mengikuti Perundingan Linggarjati. Hasilnya mengecewakan bagi NKRI. Akibatnya, terjadi perselisihan antara PP dengan Kabinet Syahrir I. Akhirnya, Syahrir mengembalikan mandatnya kepada Presiden.  Konflik di Kabinet Syahrir II : Karena masa jabatan Sutan Syahrir kurang dari masa jabatan 5 tahun, Presiden mengangkat Sutan Syahrir sebagai perdana menteri lagi dengan Kabinet Syahrir II. Akan tetapi, dalam Kabinet Syahrir II meletus pemberontakan DI TII, RMS, APRA, dll. Sutan Syahrir menyangka PP ( Persatuan Perjuangan ) sebagai dalangnya. Akhirnya datang perintah untuk melaksanakan penangkapan besar-besaran terhadap tokoh-tokoh PP, seperti Tan Malaka, Chaerul Saleh, dll. PP dibubarkan pada tanggal 4 Juni 1946 dan diganti dengan Konsentrasi Nasional.  Pembentukan Konsentrasi Nasional : Berdasarkan Peraturan Presiden no. 6 tahun 1946, dibentuklah Konsentrasi Nasional. Tujuannya, menambah suara yang pro atau yang mendukung hasil dari perundingan Linggarjati. Akan tetapi, Konsentrasi Nasional gagal dan Kabinet Syahrir III diganti dengan Kabinet Amir Syarifuddin.  Perundingan Renville : Amir Syarifuddin yang diangkat menjadi perdana menteri menggantikan Sutan Syahrir telah melakukan beberapa langkah untuk mempersiapkan Perundingan Renville yaitu dengan mencapai kesepakatan antara partai oposisi dengan partai di kabinetnya. Akan tetapi hasil dari Perundingan
  • 12. Renville malah lebih mengecewakan dari perundingan Linggarjati. Pihak oposisi keluar dari koalisi Amir Syarifuddin. Amir Syarifuddin mengembalikan mandatnya kepada Presiden.  Pembentukan FDR : Setelah Amir Syarifuddin menyerahkan mandatnya kepada Presiden, Amir Syarifuddin menjadi oposisi. Ia menyusun kekuatan dalam FDR ( Front Demokrasi Rakyat ) yang mempersatukan golongan sosialis kiri dan komunis. Mereka mengadakan pengancaman ekonomi dengan cara menghasut para buruh. Pada saat itu, tampillah Muso, seorang tokoh PKI sebelum perang dunia II. 2 tokoh ini bergabung dan akhirnya meletus pemberontakan PKI Madiun 1948.
  • 13. KEADAAN MILITER INDONESIA PADA MASA AWAL KEMERDEKAAN (1945) HINGGA 1950 Pemerintah Republik Indonesia yang baru terbentuk dihadapankan pada tantangan dengan kedatangan para tentara Sekutu yang dibonceng Belanda. Belanda yang ingin kembali ke Indonesia berhadapan dengan bangsa Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaannya. Oleh karena itu, terjadilah konflik Indonesi- Belanda dan berbagai upaya diplomasi untuk menuju penyelesaian akhir dari konflik tersebut. A. Pertempuran-pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan Dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia melakukan perjuangan bersenjata dan diplomasi. Adapun pertempuran-pertempuran yang terjadi di Indonesia antara lain : ·Insiden Bendera Peristiwa ini terjadi pada tanggal 19 september 1945 di Surabaya pada Hotel Yamato, dimana beberapa orang Belanda mengibarkan bendera mera-putih-biru. Hal ini dianggap para pemuda sebagai sebuah penghinaan dan para pemuda menyerbu hotel tersebut dan merobek bendera Belanda pada bagian warna biru sementara bagian merah-putihnya dinaikkan kembali. · Pertempuran Semarang Pertempuran ini terjadi dari tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 di semarang dan lebih dikenal dengan pertempuran lima hari di Semarang. Insiden terjadi ketika tawanan tentara Jepang yang berasal dari penjara Cipinang, Jakarta hendak dipindahkan ke Semarang untuk dipekerjakan merubah pabrik gula menjadi pabrik senjata sehingga para pemuda memberontak kepada polisi yang memindahkan tawanan tersebut. Sebanyak 2000 rakyat Indonesia dan 100 orang Jepang tewas dalam pertempuran ini. · Pertempuran Surabaya Pertempuran Surabaya merupakan suatu rangkaian peristiwa dari peristiwa-peristiwa sebelumnya, yaitu usaha bangsa Indonesia mengusir penjajah Jepang yang masih tetap bercokol dan memiliki senjata lengkap. Perebutan kekuasaan dan senjata dari tangan Jepang tersebut dimulai sejak September 1945. Pada 25 Oktober 1945, Brigade 49, pimpinan Jenderal D.C. Hawthorn, bagian dari Divisi India ke-23 tentara Sekutu (Allied Forces Netherlands East Indies atau AFNEI) mendarat di kota Surabaya, di bawah pimpinan Brigadir Jenderal A.W.S. Mallaby. Tugasnya adalah melucuti serdadu Jepang dan menyelamatkan interniran Sekutu yang berada di Indonesia. Kedatangan mereka diterima dengan enggan oleh Gubernur R.M.T.A. Soeryo. Akhirnya, diadakan pertemuan antara wakil-wakil pemerintah Republik Indonesia dengan Brigadir Jenderal Mallaby. Pertemuan itu menghasilkan beberapa kesepakatan antara lain, 1) Sekutu berjanji bahwa di antara mereka tidak terdapat angkatan perang Belanda;
  • 14. 2) Disetujui kerjasama antara kedua belah pihak untuk menjamin keamanan; 3) Akan segera dibentuk Kontrak Biro agar kerjasama dapat terlaksana sebaik-baiknya; 4) Sekutu hanya akan melucuti senjata Jepang. Berdasarkan kesepakatan tersebut, pihak RI merasa tidak curiga atas kedatangan mereka. Oleh karena itu, pasukan Sekutu diperbolehkan memasuki kota oleh pihak RI, dengan syarat hanya objek-objek yang sesuai dengan tugasnya yang boleh diduduki seperti kamp-kamp tawanan. Ternyata sikap baik Sekutu yang terlihat dari hasil perundingan tersebut hanya merupakan taktik imperialis untuk menguasai kembali bekas jajahannya. Setelah itu, pihak Sekutu mengingkari janjinya, pada 26 Oktober 1945, malam hari, satu peleton dari Field Security Section dibawah pimpinan Kapten Shaw, melakukan penyerangan ke penjara Kalisosok untuk membebaskan seorang kolonel Angkatan Laut Belanda yang bernama Kolonel Huiyer bersama tawanan-tawanan lainnya. Kemudian, keesokan harinya pasukan Sekutu yang sebagian besar terdiri dari tentara Inggris melanjutkan penyerangannya dengan menduduki Pangkalan Udara, Pelabuhan Tanjung Perak, Kantor Pos Besar, Gedung Internatio, dan objek-objek vital lainnya di Surabaya. Tindakan pelanggaran lainnya yang dilakukan Sekutu, yaitu pada 27 Oktober 1945, mereka menyebarkan pamflet-pamflet yang berisi perintah kepada rakyat Surabaya dan Jawa Timur untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari Jepang. Kemudian pemerintah RI memerintahkan para pemudaSurabaya dan jawa Timur untuk siaga menghadapi segala kemungkinan. Tindakan tidak konsisten dari Sekutu semakin menjadi, pada 27 Oktober 1945 pukul 14.00, terjadi kontak senjata yang pertama antara pihak pemuda Surabaya dengan Sekutu. Kontak senjata ini kemudian meluas dan berlangsung selama dua hari. Pada 29 Oktober 1945, para pemuda dapat kembali merebut objek-objek vital di kota Surabaya. Pada 31 Oktober 1945 Presiden Soekarno, Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta dan Amir Syarifudin datang ke Surabaya bersama dengan Jenderal D.C. Howthorn. Mereka kemudian berunding dengan Mallaby dan menghasilkan keputuskan menghentikan kontak senjata. Walaupun telah disepakati tidak akan ada lagi pertempuran, di beberapa tempat masih terjadi kontak senjata. Ketika Kontak Biro mengunjungiGedung Bank Internatio di jembatan Merah, di sana terjadi isiden, gerung ini masih diduduki oleh pasukan Inggris. Pemuda-pemuda yang terdiri dari TKR dan laskar menuntut agar pasukan Mallaby menyerah, tetapi tuntutan tersebut ditolah, kemudian segera terjadi kontak senjata yang lebih besar dan berakhir dengan terbunuhnya Mallaby. Selanjutnya, Inggris mengirimkan pasukan dalam jumlah besar dibawah pimpinan Mayor Jenderal E.C Manserg. Pada 7 November, Manserg megirimkan surat kepada Gubernur Soeryo yag berisi ancaman untuk menduduki kota Surabaya. Ultimatum tersebut ditolak oleh Gubernur Soeryo yang kemudian diikuti dengan meletusnya pertempuran baru yang sangat besar. Dalam pertempuran itu ribuan pejuang Indonesia gugur dan lainnya mengungsi ke kota lain. Surabaya pada akhirnya berhasil dipertahankan oleh para pemuda yang bertahan selama tiga minggu, sebelum akhirnya jatuh ke tangan Inggris. Peristiwa yang terjadi pada 10 November 1945 ini sering diperingati sebagai Hari Pahlawan. · Pertempuran Ambarawa
  • 15. Pertempuran ini terjadi pada 15 desember 1945 antara TKR dan laskar-laskar melawan pasukan Inggris pimpinan Brigadir Jenderal Bethel. Latar belakangnya adalah kedatangan tentara Inggris ke Indonesia untuk mengurus tawanan perang yang berada di Ambarawa dan Magelang, tetapi diboncengi oleh NICA (Netherland Indies Civil Administration). Kedaan ini menyebabkan pecahnya insiden di Magelang, pertempuran antara TKR dan Sekutu. Kemudian Presiden Soekarno dan Bethel melakukan perundingan di Surabaya dengan menghasilkan keputusan antara lain penempatan pasukan Sekutu di Magelang dan tidak diakuinya aktifitas NICA di kota tersebut. Tetapi, pihak Sekutu mengingkari janji, pasukan NICA yang masih berkeliaran di Magelang dibiarkan oleh Sekutu. Asukan TKR dibawah pimpinan Mayor Sumarto menyerang pasukan Sekutu di Ambarawa. Dilihat dari strategi militer, pertempuran di Ambarawa mempunyai arti penting. Dengan diusirnya pasukan Inggris dari daerah tersebut maka kedudukan TKR di kota Solo, Magelang, dan Yogyakarta dapat diamankan. Sementara dilihat dari segi revolusi kemerdekaan, pertempuran tersebut telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia ingin mempertahankan kedaulatannya dari penjajahan. · Pertempuran Medan Area Di bawah pimpinan Brigadir Jenderal T.E.D. Kelly, pasukan Sekutu yang diboncengi oleh NICA mendarat di kota Medan pada 9 Oktober 1945. Sehari setelah mendarat, Sekutu mendatangi kamp-kamp tawanan atas persetujuan Gubernur Sumatra Teuku Mohamad Hasan. Ketika melihat salah seorang bekas tawanan perang Jepang menginjak-injak lencana merah putih, rasa nasionalisme para pemuda semakin membara. Mereka mulai menyerang dan merusak sebuah hotel pada 13 Oktober 1945 yang kemudian memancing insiden-insiden lainnya. Para pemuda mulai menunjukan sikap ketidaksukaannya kepada pihak imperialis. Sejak saat itu Sekutu berusaha menguasai kota Medan dengan berbagai cara seperti melakukan aksi “pembersihan” tehadap unsur-unsur RI yang berada di kota Medan. Para pemuda TKR membalas aksi tersebut dengan menggagalkan pasukan Inggris dan NICA untuk menghancurkan konsentrasi TKR di Trepes. Pasukan Sekutu dibawah pimpinan Kelly kembali mengancam pemuda agar menyerahkan senjata mereka, akhirnya para pemuda harus meninggalkan daerah Medan Area sejak 10 April 1945, beberapa kantor pemerintahan harus pindah ke Pematang Siantar. Pada 10 Agustus 1946 para pemuda mengadakan pertemuan di Tebing Tinggi untuk menyatukan komando-komando pasukan yang berjuang di medan Area. Di bawah “ Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area”, mereka meneruskan perjuangan di medan area. Peristiwa Medan Area telah menunjukkan kepada seluruh bangsa Indonesia dan pihak imperialis bahwa bangsa Indonesia yang telah memperoleh kedaulatan tidak ingin dijajah kembali oleh imperialis Barat. Kemerdekaan harus tetap dipertahankan. · Bandung Lautan Api Pada 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama agar kota Bndung begian utara selambat-lambatnya pada 29 November 1945 dikosongkan oleh pihak Indonesia dengan alasan untuk menjaga keamanan dan ketertiban. Engan ultinatum
  • 16. tersebut pihak Sekutu secara sepihak membagi kota Bndung menjadi dua dengan jalan kereta api yang membentang dari timur ke barat menjadi batasnya. Wilayah Bandung Utara hanya boleh dihuni oleh warga Belanda dan pasukan Sekutu, sedangkan Bandung Selatan untuk penduduk pribumi. Ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh para pejuang Bandung. Sejak saat itu sering terjadi berbagai pertempuran yang memakan korban harta maupun jiwa dengan tentara Sekutu. Pada 23 Maret 1946, Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum supaya para pejuang Bandung mundur sejauh 11 km dari batas rel kereta api. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar para pejuang menuruti ultimatum tersebut dan harus segera mengosongkan kota Bandung. Sementara itu, dari Markas Besar TRI di Yogyakarta turun perintah untuk tetap mempertahankan kota Bandung sampai titik darah penghabisan. Akhirnya, para pejuang Bandung mematuhi perintah dari Jakarta walaupun dengan berat hati. Sambil meninggalkan Bandung, para pejuang melancarkan serangan umum ke arah tempat kedudukan Sekutu dan membumi hangus tempat-tempat strategis di seluruh kota yang mungkin akan diduduki oleh NICA. Peristiwa ini juga diikuti dengan pengungsian warga Bandung ke daerah luar Bandung yang lebih aman. Peristiwa yang berlangsung pada 23 Maret 1946 tersebut dikenal sebagai “Bandung Lautan Api”. · Puputan Margarana Peristiwa Puputan Margarana diawali ketika Letkol I Gusti Ngurah Rai menolak bekerjasama dengan Belanda untuk mendukung pembentukan Negara Indonesia Timur yang mencakup Bali. Penolakan ini dinilai Belanda tidak beralasan karena Bali sudah dianggap wilayah Belanda sebagaimana hasil Perjanjian Linggajati. Ngurah Rai sendiri tetap menolak apapun alasannya, kemudian ia pergi ke Yogyakarta untuk mendapatkan petunjuk dari Pemimpin RI. Setelah mendapat penjelasan bahwa daerahnya termasuk kekuasaan Belanda, walaupun merasa kecewa, ia tetap pada pendiriannya semula, yakni tidak akan bekerja sama dengan pihak Belanda. Ketika merasa kekuatannya sudah cukup, I Gusti Ngurah Rai dan pasukan-pasukannya pada 18 November 1946 mulai menyerang Belanda. Tabanan digempur dan dia berhasil dengan menyerahnya satu detasemen polisi lengkap dengan senjatanya. Belanda kemudian mengerahkan seluruh kekuatannya yang ada di Bali dan Lombok lengkap dengan pesawat terbang untuk menghadapi pasukan I Gusti Ngurah Rai. Karena kekuatan pasukan yang tidak seimbang dan persenjataan yang kurang lengkap, akhirnya pasukan I Gusti Ngurah Rai dapat dikalahkan dalam pertempuran puputan atau habis-habisan di Margarana, sebelah utara Tabanan. I gusti Ngurah Rai beserta seluruh pasukannya gugur. · Agresi Militer Belanda I : Sutan Syahrir menolak gendermarie sebab akan membahayakan keamanan RI. Pada tanggal 27 Juni 1947 ia meletakkan jabatan, kemudian digantikan oleh Mr. Amir Syarifuddin. Ia pun menolak tuntutan Belanda tentang pembentukan gendermarie bersama. Akhirnya, pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda melancarkan serangan terhadap RI dengan menyerang garis demarkasi yang disepakati bersama. Peristiwa ini dikenal sebagai Agresi Militer Belanda I. Pemerintah
  • 17. India dan Australia mengajukan agar masalah Indonesia segera dimasukkan ke dalam agenda Dewan Keamanan PBB. B. Pemberontakan PKI Madiun - Proses Pemberontakan Ditengah-tengah suasana kemelut yang berlarut-larut akibat perjanjian Renville dan blokade ekonomi yang dijalankan Belanda, PKI di bawah pimpinan Muso melancarkan pemberontakan di Madiun pada 18 September 1948. Kedudukan PKI Muso memang kuat karena didukung oleh Front Demokrasi Rakyat (FDR), pimpinan Amir Syarifudin (bekas perdana menteri), yang merupakan hasil gabungan beberapa partai, antara lai Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh, dan Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo), sayap militer PSI yang memiliki persenataan cukup lengkap. Diawali di Solo, PKI mulai melancarkan aksi-aksinya. Insiden pertama mulai terjadi pada 13-16 September 1948, antara pasukan Siliwangi dengan Tentara Laut pimpinan Letkol Yadau yang terpengaruh komunis. Kemudian, pada 14 September 1948, Pesindo menyerang Barisan Banteng di Solo, karena Dr.Muwardi, komandan Barisan Banteng, menolak bergabung degan kekuatan komunis. Pada 18 September 1948, Kolonel Sumarsono yang berhaluan komunis memprolakmasikan berdirinya Negara Sovyet Republik Indonesia di Madiun. Ia mendapat dukungan dari Pasukan Brigade 29. Pemberontakan pada pukul 02.00 di hari tersebut dimulai dengan memusatkan sasaran pada markas CPM Siliwangi yang terletak di jalan Dr.Cipto, Madiun sehingga mengakibatkan gugurnya seorang Mayor CPM. - Upaya Penumpasan Dalam upaya menumpas PKI Madiun, pemerintah RI mengangkat Kolonel Gatot Subroto sebagai Gubernur Militer untuk daerah Solo, Madiun, Pati, dan Semarang Angkatan Perang RI dikerahkan termasuk Divisi Siliwangi yang baru tiba hijrah dari Jawa Barat ke Jawa Tengah di bawah pimpinan Sadikin dan Kusno Utomo (Brigade Sadikin dan Brigade Kusno). Operasi tersebut dipimpin oleh kolonel Sungkono dan pelaksananya ditunjuk Mayor Yonosewoyo. Jalannya operasi dilakukan dari tiga jurusan: · Batalyon Sarbini Mokhtar dan Muyajin bergerak melalui Trenggalek menyerbu Ponorogo yang merupakan konsentrasi pasukan PKI Muso. · Batalyon gabungan dipimpin Mayor Baharudin bergerak melalui Sawahan, Dungus terus ke Madiun. · Batalyon Sudaryadi dibantu Brigade Mobil Polisi Jawa Timur bergerak melalui kota Wilangan, Saradan, Terus ke Madiun. Kemudian Batalyon A.Kosasih dan Batalyon Kemal Idris didatangkan dari Yogyakarta bergerak ke arah utara dengan sasaran Pati. Batalyon Daeng bergerak ke arah utara dengan target sasaran Cepu dan Blora. Batalyon Ahmad Wiranatakusumah bergerak ke selatan dengan sasaran Ponorogo dan Batalyon Darsono langsung bergerak ke Madiun. Batalyon Kusno Utomo bertugas khusus mengamankan daerah Solo, Pati, dan Semarang yang terdiri atas Batalyon Kemal Idris dan Batalyon A.Kosasih dibantu Batalyon Suryo
  • 18. Sumpeno. Luasnya daerah pemberontakan dapat terlihat dari tempat-tempat basis PKI yang direbut kembali oleh pasukan Siliwangi, antara lain Sarangan dan Walikukun (25 September), Ngrambe dan Magetan (26 September), Parakan (27 September), Madiun dan Wonogiri (30 September), Dungus dan Ponorogo (2 Oktober), Cepu (8 Oktober), Pacitan (15 Oktober), dan Kudus (21 Oktober). Pada Desember 1948, gembong PKI, yaitu Amir Syarifudin, Suripno, Maruto Darusman, Haryono, Abdul Majid, beserta sejumlah pengikutnya menyerahkan diri pada pasukan Siliwangi, adapun Muso berhasil ditembak mati oleh TNI di Ponorogo pada 31 Oktober 1948. Setelah pemberontakan selesai, 35.000 orang pengikut Muso ditangkap, sementara diperkirakan sekitar 8.000 orang menjadi korban peristiwa tersebut. Beberapa tokoh PKI yang tertangkap lalu diajukan ke pengadilan. Sejumlah tokoh dijatuhi hukuman mati karena kejahatannya yang telah membantai rakyat diluar perikemanusiaan. Tidak sedikit pejabat TNI dan prajuritnya yang terlibat sehingga bisa diadudombakan dengan TNI yang setia kepada pemerintah. C. Agresi Militer Belanda II Suasana perundingan melalui penengah KTN pada awal Desember 1948 mulai menemui jalan buntu. Pada tanggal 11 Desember 1948, Belanda mengatakan bahwa tidak mungkinlagi dicapai persetujuan antara kedua belah pihak. Empat hari kemudian Wakil Presiden Mohammad Hatta minta KTN untuk mengatur perundingan dengan Belanda, tetapi Belanda menjawab pada tanggal 18 Desember 1948, pukul 23:00 malam, bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan Persetujuan Renville. Lewat tengah malam atau tanggal 19 Desember 1948 pagi, tentara Belanda diterjunkan di lapangan terbang Maguwo, yang dikenal dengan istilah Aksi Militer Belanda II (2nd Dutch Military Action). Reaksi internasional atas serangan Belanda terhadap Republik pada tanggal 19 Desember 1948 sangat keras. Negara-negara Asia, Timur Tengah dan Australia mengutuk serangan itu dan memboikot Belanda dengan cara menutu lapangan terbang mereka bagi pesawat Belanda. Dalam sidangnya pada tanggal 22 Desember 1948 Dewan Keamanan PBB memerintahkan penghentian tembak menembak kepada tentara Belanda dan Republik. Atas usul India dan Birma, Konferensi Asia mengenai Indonesia diadakan di New Delhi pada tanggal 20 Desember 1949. Amerika Serikat, Kuba, dan Norwegia mendesak Dewan Keamanan untuk membuat resolusi yang mengharuskan dilanjutkannya perundingan.