SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Download to read offline
USAHA PENINGKATAN PROFESIONALISME
GURU

Oleh:
Winarno, M.Sc

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...........................................................................................

i

Daftar Isi .....................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................

1

A. Latar belakang .................................................................

1

B. Tujuan .............................................................................

1

C. Ruang Lingkup ................................................................

2

USAHA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU .........

3

A. Pengertian Profesionalisme dan Etos Kerja ....................

3

B. Kompetensi Guru .............................................................

5

SERTIFIKASI GURU .............................................................

8

A. Latar Belakang Sertifikasi ................................................

8

B. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi ........................................

9

C. Kompetensi Guru sebagai Agen Pembelajaran ...............

9

D. Pola Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan ........................

13

E. Prosedur Sertifikasi Melalui Penilaian Fortopolio .............

13

BAB II

BAB III

F. Persyaratan Khusus bagi Guru yang Diberi Sertifikat Secara 17
Langsung
BAB IV

PENUTUP ..............................................................................

18

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

19

ii
Kompetensi
Memiliki kemampuan mengembangkan diri untuk meningkatkan profesionalisme
guru.

Sub Kompetensi
1. Memiliki

kemampuan

menjelaskan

tentang

usaha

peningkatan

profesionalisme guru.
2. Menjelaskan sertifikasi guru

Peta Bahan Ajar
1. Bahan ajar ini merupakan bahan ajar diklat bagi instruktur/pengembang
matematika jenjang dasar.
2. Mata diklat: Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru
3. Garis Besar isi materi bahan ajar
a. Pengertian Profesionalisme dan Etos Kerja
b. Kompetensi guru
1) masalah yang berkaitan dengan kondisi guru dalam proses
pembelajaran dan penguasaan pengetahuan.
2) sertifikasi guru.

iii
Skenario Diklat
1. Alur kegiatan
PENDAHULUAN
- Perkenalan diri
- Penyampaian
tujuan kegiatan
- Identifikasi
permasalahan
terkait dengan

KEGIATAN INTI
- Membahas pengertian

PENUTUP
Kesimpulan

tentang

profesi,

berbagai usaha yang

profesioanlisme guru

dilakukan

- Membahas

standar

kompetensi guru

untuk

peningkatan profesionalisme guru.

- Diskusi permasalahan
yang berkaitan dengan
kondisi

guru

dalam

proses pembelajaran
- Diskusi

tentang

sertifikasi guru

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perubahan dalam rangka
peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Sekolah merupakan satuan
pendidikan formal yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan siswa.
Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut guru (pendidik) dan tenaga
kependidikan mempunyai peranan menentukan dalam mencapai tujuan yang
ditetapkan. Untuk itu kualitas pendidik dan tenaga kependidikan perlu terus
ditingkatkan. Upaya pengembangan kemampuan professional guru secara
terus-menerus dilakukan setelah calon guru keluar dari lembaga pre- service.
Peristiwa pembinaan kemampuan professional dalam menunjang tugas
sehari-hari disebut in-service education and training atau diklat (pendidikan
dan pelatihan). Upaya diklat dilanjutkan dengan on-service training, yaitu
pembinaan lanjutan terhadap guru ditempat bertugas dalam menerapkan
inovasi yang dibahas dalam diklat.
Guru harus menunjukkan kompetensi yang meyakinkan dalam segi
pengetahuan, ketrampilan, penguasaan kurikulum, materi pelajaran, metode
mengajar, teknik evaluasi, dan menilai komitmen terhadap tugas serta
memiliki disiplin yang tinggi. Kompetensi guru tersebut perlu terus
dikembangkan

secara terprogram, berkelanjutan melalui suatu sistem

pembinaan yang dapat meningkatkan kualitas professional guru.

B.

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah untuk meningkatkan kinerja guru melalui usaha
peningkatan profesionalisme guru dengan memandang jabatan guru sebagai
suatu profesi.

1
C.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup bahan ajar ini meliputi
1. Pengertian profesi, profesionalisme dan guru yang professional
2. Kompetensi guru
a) masalah yang berkaitan dengan kondisi guru
b) standar kompetensi guru
3. Sertifikasi guru

2
BAB II
USAHA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

A.

Pengertian Profesionalisme dan Etos Kerja.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan arti dari profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan
dan sebagainya) tertentu. Profesionalisme diartikan sebagai mutu, kualitas,
dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
professional.
Pendidikan keahlian ini dapat saja diikuti seseorang secara formal dalam
lembaga persekolahan, atau dapat juga dipelajari secara otodidak (belajar
sendiri) yang pencapaiannya berupa kinerja yang dapat diakui oleh
masyarakat professional dan masyarakat luas.
Profesionalisme ditandai dengan adanya standar atau jaminan mutu
seseorang dalam melakukan suatu upaya profesional. Jaminan mutu ini
dapat saja dalam kalangan terbatas dilingkungan profesi atau dapat juga
dalam lingkungan yang luas oleh masyarakat umum membuat penilaian
terhadap kinerjanya.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UURI No. 14 tahun 2005).
Etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan
seseorang atau suatu kelompok (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Etos kerja
seorang guru adalah selalu membangun suasana ilmiah, memberikan
kesempatan kepada siswa belajar dari berbagai sumber belajar, dan
membangun makna baik melalui interaksi social maupun interaksi personal
serta menginternalisasi cara ilmu pengetahuan diperoleh, subtansi ilmu
pengetahuan, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dedi Supriadi mengutip dari

jurnal manajemen pendidikan Educational

Leadership edisi Maret 1993, tentang 5 (lima) hal yang dituntut dimiliki guru
agar menjadi professional.dimiliki guru agar menjadi professional adalah:

3
1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajar. Ini berarti
bahwa komitmen tertinggi guru adalah pada kepentingan siswanya.
2. Guru menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang diajarkan
serta cara mengajarkannya kepada para siswa.
3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai
teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes
hasil belajar.
4. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa

yang dilakukannya, dan

belajar dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru
guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah
dilakukannya. Untuk bias belajar dari pengalaman ia harus tahu mana
yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada
proses belajar siswa.
5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya.
Kedudukan sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan
sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

No. 14 tahun 2005,

disebutkan bahwa prinsip profesionalitas dari profesi guru merupakan bidang
pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan:
1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme
2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan,

ketaqwaan, dan aklak mulia.
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakan pendidikan sesuai dengan
bidang tugas.
4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan
6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sessuai dengan prestasi kerja.
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara
berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
4
8. Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan
9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur halhal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

B.

Kompetensi Guru
Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan
perkembangan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas
dan memiliki kapasitas untuk mampu bersaing baik di forum regional,
nasional, maupun internasional.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru antara lain:
1. Adanya keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan
penguasaan pengetahuan.
2. Belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru.
3. Pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan
4. Kesejahteraan guru yang belum memadai.
Jika hal tersebut tidak segera diatasi maka akan dapat berdampak pada
rendahnya kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan dimaksud
antara lain: (1) Kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang
diajarkan guru tidak maksimal, (2) Kurang sempurnanya pembentukan
karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki
siswa.
Sehubungan dengan itu pemerintah mengadakan rintisan pembentukan
Badan Akreditasi dan Sertifikasi mengajar sebagai upaya peningkatan
kualitas pendidik dan tenaga kependidikan secara nasional.
Pada Bab IV pasal 8 UURI No. 14 th 2005 menyebutkan bahwa guru wajib
memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Kualifikasi akademik dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi
proghram sarjana atau program diploma IV.
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi yang
dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya.

5
Standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau
dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku
perbuatan bagi seseorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan
fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan.
Kompetensi guru meliputi 4 kompetensi yaitu:
1. Kompetensi Pedagogik, merupakan kemampuan pengelolaan

peserta

didik yang meliputi:
a. pemahaman terhadap peserta didik
b. pengembangan kurikulum/silabus
c. perancangan pembelajaran
d. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
e. evaluasi hasil belajar
f. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan kepribadian yang:
a. mantap
b. stabil
c. dewasa
d. arif
e. berwibawa
f. berakhlak mulia
g. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
h. mengevaluasi kinerja sendiri
i.

mengembangkan diri secara berkelanjutan.

3. Kompetensi professional, merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi:
a. memahami konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni
yang menaungi/koheren dengan materi ajar
b. memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah
c. memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait
d. menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari
e. mampu berkompetisi secara profesional dalam konteks global
dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.

6
4. Kompetensi sosial, merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk:
a. berkomunikasi lisan dan tulisan
b. menggunakan teknologi

komunikasi dan inforrmasi secara

fungsional
c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik
d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

Penguasaan kompetensi tersebut di atas dimaksudkan untuk
mewujudkan pencpaian tujuan pendidikan nasional.

7
BAB III
SERITIFIKASI GURU

A. Latar Belakang Sertifikasi
Undang-undang RI No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) Undang-undang RI No.14/1005 tentang Guru dan Dosen (UUGD),
dan

Peraturan

Pemerintah

RI

No.19/2005

tentang

Standar

Nasional

Pendidikan (SNP) menyatakan guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, ia
dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana/Diploma IV
(S1/D4) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.
Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D4 dibuktikan
dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan
yang

dimiliki

dipersyaratkan

dan

mata

lulusan

pelajaran

S1/D4

yang

dibina.

jurusan/program

Misalnya,
studi

guru

SD

PGSD/Psikologi/

Pendidikan lainnya, sedangkan guru Matematika SMP, MTs, SMA, MA, dan
SMK dipersyaratkan lulusan S1/D4 jurusan/program studi Matematika atau
Pendidikan Matematika. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi
sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi
pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial dibuktikan dengan
sertifikasi pendidik.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu
kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut
berlaku, baik bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun
bagi guru yang berstatus non-Pegawai Negeri Sipil (Swasta).
Di beberapa negara, sertifikasi guru telah diberlakukan secara ketat,
misalnya di Amerika Serikat, Inggris dan Australia (Wang, dkk.,2003).
8
Sementara di Denmark baru mulai dirintis dengan sungguh-sungguh sejak
2003 (www.lld.dk/laerercertificering). Di samping itu, ada beberapa negara
yang tidak melakukan sertifikasi guru, tetapi melakukan kendali mutu dengan
mengontrol secara ketat terhadap proses pendidikan dan kelulusan di lembaga
penghasil guru, misalnya di Korea Selatan dan Singapura. Namun semua itu
mengarah pada tujuan yang sama, yaitu berupaya agar dihasilkan guru yang
bermutu.
B. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi
Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam
melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, (2) peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan
(3) peningkatan profesionalisme guru.
Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut.
g. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang
dapat merusak citra profesi guru.
h. Melindungi

masyarakat

dari

praktik-praktik

pendidikan

yang

tidak

berkualitas dan tidak profesional.
i.

Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK)
dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang berlaku.

C. Kompetensi Guru Sebagai Agen Pembelajaran
Kompetensi

merupakan

kebulatan

penguasaan

pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas
No.045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai
dengan pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan
cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen

9
pembelajaran. UUGD dan PP No.19/2005 menyatakan kompetensi guru
meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Keempat
jenis kompetensi guru beserta subkompetensi dan indikator esensialnya
diuraikan sebagai berikut.
a. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi

kepribadian

merupakan

kemampuan

personal

yang

mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Subkompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak
sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2) Subkompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial:
menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai guru.
3) Subkompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial:
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta
didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan
dalam berpikir dan bertindak.
4) Subkompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki esensial:
memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik
dan memiliki perilaku yang disegani.
5) Subkompetensi akhlak mulai dan dapat menjadi teladan memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan
taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang
diteladani peserta didik.

10
b. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi
indikator esensial sebagai berikut.
1) Subkompetensi memahami peserta didik secara mendalam memiliki
indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekalajar awal peserta didik.
2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan
untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar
dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi
yang dipilih.
3) Subkompetensi

melaksanakan

pembelajaran

memiliki

indikator

esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan
pembelajaran yang kondusif.
4) Subkompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
memiliki indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi
(assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan
dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning);
dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum.
5) Subkompetensi

mengembangkan

peserta

didik

untuk

mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial:
11
memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi
akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
berbagai potensi non-akademik.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di
sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta
penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Setiap
subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut.
1) Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan
bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang
ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode
keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami
hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
2) Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki
indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian
kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan
bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut.
1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara
efektif dengan peserta didik.
2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama
pendidik dan tenaga kependidikan.
12
3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang
tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Perlu dijelaskan bahwa sebenarnya ke empat kompetensi (kepribadian,
pedagogik, profesional, dan sosial) tersebut dalam praktiknya merupakan satu
kesatuan yang utuh. Pemilahan menjadi empat ini, semata-mata untuk
kemudahan memahaminya. Beberapa ahli mengatakan istilah kompetensi
profesional sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup semua
kompetensi lainnya. Sedangkan penguasaan materi ajar secara luas dan
mendalam lebih tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar
(disciplinary content) atau sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini
mengacu

pandangan

yang

menyebutkan

bahwa

sebagai

guru

yang

berkompetensi memiliki (1) pemahaman terhadap karakteristik peserta didik,
(2) penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan, (3)
kemampan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, dan (4) kemauan
dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara
berkelanjutan.

D. Pola Sertifikasi Guru Dalam Jabatan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tetang Guru
pasal 65 huruf b dan Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi
Guru Dalam Jabatan, sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk memperoleh
sertifikat pendidik dilaksanakan melalui pola:(1) uji kompetensi dalam bentuk
penilaian portofolio, dan (2) pemberian sertifikat pendidik secara langsung.

E. Prosedur Sertifikasi Melalui Penilaian Portofolio
Sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang dilaksanakan melalui uji
kompetensi untuk memperoleh

sertifikat pendidik dapat dilakukan melalui

penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional
guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan
kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi

13
akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4)
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan
pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8)
keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang
pendidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang
pendidikan.
Portofolio dinilai oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru Yang
dikoordinasikan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas
LPTK,

Ditjen

DIKTI,

dan

Ditjen

PMPTK.

Secara

umum

mekanisme

pelaksanaan, sertifikasi guru dalam jabatan disajikan pada Gambar 2.1.

SERTIFIKASI
PENDIDIK
Lulus

Guru dalam Jabatan
yang Memenuhi Syarat

PENILAIAN
PORTOFOLIO

Tidak Lulus
KEGIATAN MELENGKAPI
PORTOFOLIO

DIKLAT PROFESI GURU (PLPG)

Lulus

PELAKSANAAN
DIKLAT

UJIAN

Tidak Lulus

DINAS
PENDIDIKAN

Tidak Lulus

UJIAN
ULANG
(2X)

Lulus

Gambar 1: Prosedur Penilaian Portofolio bagi Guru dalam Jabatan

14
Penjelasan Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Penilaian
Portofolio:.
Guru dalam jabatan peserta sertifikasi, menyusun dokumen portofolio
dengan mengacu Pedoman Penyusunan Portofolio Guru
1. Dokumen portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada Dinas
Pendidikan

Kabupten/Kota

untuk

diteruskan

kepada

Rayon

LPTK

Penyelenggara Sertifikasi untuk dinilai oleh asesor dari rayon LPTK
tersebut.
2. Rayon LPT Penyelenggara Sertifikasi terdiri atas LPTK Induk dan sejumlah
LPTK Mitra.
3. Apabila hasil penialan portofolio peserta sertifikasi dapat mencapai anka
minimal kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat
pendidik.
4. Apabila hasil penialan portofolio peserta sertifikasi belum mencapai anka
minimal kelulusan, maka berdasarkan hasil penilaian (skor) portofolio,
Rayon LPTK merekomendasikan alternatif sebagai berikut.
a.

Melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik
unutuk melengkapi kekurangan portofolio

b.

Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (Diklat Profesi Guru
atau PLPG) yang diakhiri dengan ujian. Materi PLPG mencakup empat
kompetensi guru.

c.

Lama pelaksanaan PLPG diatur oleh LPTK penyelenggara dengan
memperhatikan skor hasil penilaian portofolio.

d.

Apabila peserta lulus ujian PLPG, maka peserta akan memperoleh
sertifikat pendidik.

e.

Bila tidak lulus, peserta diberi kesempatan ujian ulang dua kali, dengan
tenggang waktu sekurang-kurangnya dua minggu. Apabila belum lulus
juga, maka peserta diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota

15
5. Untuk menjamin standarisasi prosedur dan mutu kelulusan maka ramburambu mekanisme, materi, dan sistem ujian PLPG dikembangkan oleh
Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG)
6. PLPG dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan oleh
KSG.

Persyaratan peserta sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio
adalah sebagai berikut.
a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S‐1) atau diploma empat (D‐IV)
dari program studi yang memiliki izin penyelenggaraan
b. Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal 4
tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang‐Undang
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit, yang
bersangkutan sudah menjadi guru.
c. Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari
penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah
negeri harus memiliki SK dari Dinas Pendidikan Provinsi/
Kabupaten/Kota.
d. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan yang belum memiliki kualifikasi akademik S‐1/D‐IV apabila
sudah:
1) mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20
tahun sebagai guru, atau
2) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit
kumulatif setara dengan golongan IV/a.

16
F. Persyaratan Khusus bagi Guru yang diberi Sertifikat secara
Langsung
Persyaratan untuk memperoleh sertifikasi pendidik secara langsung
adalah:
a. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik magister (S‐2) atau
doktor (S‐3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang
kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran
atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan
guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan
sekurang‐kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif
setara dengan golongan IV/b.
b. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan
pendidikan yang memiliki golongan serendah‐rendahnya IV/c atau
yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.

17
BAB IV
PENUTUP

Pendidikan terdiri dari

berbagai macam

komponen yang saling

mempengaruhi. Dari berbagai komponen tersebut komponen guru yang
mempunyai peranan yang sangat dominan. Karena itu guru merupakan kunci
utama bagi keberhasilan peningkatan mutu pendidikan.
Profesionalisme guru dapat ditingkatkan antara lain melalui:
1. Pendidikan
2. Pelatihan Pembinaan teknis secara berkelanjutan
3. Pembentukan wadah pembinaan profesionalisme guru (KKG dan MGMP)
Komponen professional sebagai mutu kualitas dan tindak tanduk suatu profesi
atau orang yang memiliki keahlian ditandai adanya standar atau jaminan mutu
seseorang dalam melakukan suatu upaya profesional. Jaminan mutu ini berupa
kompetensi sebagai guru yang meliputi tiga komponen pengelolaan pembelajaran,
pengembangan potensi, dan penguasaan akademik. Keseluruhan ini bernuansa
pada kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran atau transaksi intelektual
antara guru dan siswa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, 1997. Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Bagi
Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bagian Proyek PEQIP.
Depdikbud, 2003. Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Dittendik.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional .
Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2006. Panduan
Sertifikasi Guru Bagi LPTK.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
Petunjuk Teknis Sertifikasi Guru Untuk Guru

19

More Related Content

What's hot

Pengembangan kompetensi mengajar
Pengembangan kompetensi mengajarPengembangan kompetensi mengajar
Pengembangan kompetensi mengajarTatik prisnamasari
 
Kompetensi Supervisor
Kompetensi SupervisorKompetensi Supervisor
Kompetensi Supervisordp_prasejarah
 
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guruRatih Ginarti
 
Unit 13 (persediaan sebagai guru)
Unit 13 (persediaan sebagai guru)Unit 13 (persediaan sebagai guru)
Unit 13 (persediaan sebagai guru)Yayasan Negeri
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisiProfesure Rezky Jihanudin
 
Model & pendekatan dalam supervisi pendidikan
Model  &  pendekatan             dalam  supervisi  pendidikanModel  &  pendekatan             dalam  supervisi  pendidikan
Model & pendekatan dalam supervisi pendidikanrofieamirasyka
 
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...Harry Elson Anderson (IPGK Pulau Pinang)
 

What's hot (19)

Etika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesi
Etika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesiEtika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesi
Etika Profesi_2 karakteristik dan ciri profesi
 
Kesiapan guru mengajar
Kesiapan guru mengajarKesiapan guru mengajar
Kesiapan guru mengajar
 
Kompetensi mengajar
Kompetensi mengajarKompetensi mengajar
Kompetensi mengajar
 
Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjah
Kepimpinan Kurikulum Bilik DarjahKepimpinan Kurikulum Bilik Darjah
Kepimpinan Kurikulum Bilik Darjah
 
Pengembangan kompetensi mengajar
Pengembangan kompetensi mengajarPengembangan kompetensi mengajar
Pengembangan kompetensi mengajar
 
Matlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapan
Matlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapanMatlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapan
Matlamat pengajaran dan kepimpinan masa hadapan
 
Kompetensi Supervisor
Kompetensi SupervisorKompetensi Supervisor
Kompetensi Supervisor
 
Kompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guruKompetensi mengajar guru
Kompetensi mengajar guru
 
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
 
Unit 13 (persediaan sebagai guru)
Unit 13 (persediaan sebagai guru)Unit 13 (persediaan sebagai guru)
Unit 13 (persediaan sebagai guru)
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Makalah guru profesional
Makalah guru profesionalMakalah guru profesional
Makalah guru profesional
 
Profesionalisasi Guru
Profesionalisasi GuruProfesionalisasi Guru
Profesionalisasi Guru
 
Supervisi pendidikan
Supervisi pendidikanSupervisi pendidikan
Supervisi pendidikan
 
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
106458025 pengertian-tujuan-ruang-lingkup-fungsi-dan-jenis-supervisi
 
Ppl & microteaching
Ppl & microteachingPpl & microteaching
Ppl & microteaching
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Model & pendekatan dalam supervisi pendidikan
Model  &  pendekatan             dalam  supervisi  pendidikanModel  &  pendekatan             dalam  supervisi  pendidikan
Model & pendekatan dalam supervisi pendidikan
 
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
EDUP3083 : ASAS KEPIMPINAN DAN PEMBANGUNAN PROFESIONALISME GURU : PENULISAN A...
 

Similar to Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)

Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru Masa Kini dan Program Se...
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru  Masa Kini dan Program Se...Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru  Masa Kini dan Program Se...
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru Masa Kini dan Program Se...Zukét Printing
 
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru Masa Kini dan Program Se...
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru  Masa Kini dan Program Se...Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru  Masa Kini dan Program Se...
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru Masa Kini dan Program Se...Zukét Printing
 
Pengenalan diri
Pengenalan diri Pengenalan diri
Pengenalan diri Lapang Ari
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme gurunadiahbsa
 
Konsep profesi kependidikan
Konsep profesi kependidikanKonsep profesi kependidikan
Konsep profesi kependidikanNasrudin_Rosid
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruIkhwan Mutaqin
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingJunaidi Arifin
 
Prinsip dan teknik supervisi pendidikan
Prinsip dan teknik supervisi pendidikanPrinsip dan teknik supervisi pendidikan
Prinsip dan teknik supervisi pendidikanMaya Sy
 
Ms. word tugas 3 tik wilhelmina.t. 2 e
Ms. word tugas 3 tik wilhelmina.t. 2 eMs. word tugas 3 tik wilhelmina.t. 2 e
Ms. word tugas 3 tik wilhelmina.t. 2 eWilhelminatormyar
 
Upaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guruUpaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guruelyfitriyana
 

Similar to Usaha peningkatan profesionalisme guru(1) (20)

Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru Masa Kini dan Program Se...
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru  Masa Kini dan Program Se...Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru  Masa Kini dan Program Se...
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru Masa Kini dan Program Se...
 
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru Masa Kini dan Program Se...
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru  Masa Kini dan Program Se...Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru  Masa Kini dan Program Se...
Mengidentifikasi Implementasi Kopetensi Konsep Guru Masa Kini dan Program Se...
 
Assgmnt edu
Assgmnt edu Assgmnt edu
Assgmnt edu
 
Pengenalan diri
Pengenalan diri Pengenalan diri
Pengenalan diri
 
Slide profesi
Slide profesiSlide profesi
Slide profesi
 
Profesionalisme guru
Profesionalisme guruProfesionalisme guru
Profesionalisme guru
 
Prokep yang fixx
Prokep yang fixxProkep yang fixx
Prokep yang fixx
 
Profesionalisme
ProfesionalismeProfesionalisme
Profesionalisme
 
Konsep profesi kependidikan
Konsep profesi kependidikanKonsep profesi kependidikan
Konsep profesi kependidikan
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
Muhammad azni
Muhammad azniMuhammad azni
Muhammad azni
 
Makalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guruMakalah kompetensi profesional guru
Makalah kompetensi profesional guru
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
Penulisan Ilmiah
Penulisan IlmiahPenulisan Ilmiah
Penulisan Ilmiah
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Bahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teachingBahan ajar-micro-teaching
Bahan ajar-micro-teaching
 
Prinsip dan teknik supervisi pendidikan
Prinsip dan teknik supervisi pendidikanPrinsip dan teknik supervisi pendidikan
Prinsip dan teknik supervisi pendidikan
 
Ms. word tugas 3 tik wilhelmina.t. 2 e
Ms. word tugas 3 tik wilhelmina.t. 2 eMs. word tugas 3 tik wilhelmina.t. 2 e
Ms. word tugas 3 tik wilhelmina.t. 2 e
 
KINERJA GURU
KINERJA GURUKINERJA GURU
KINERJA GURU
 
Upaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guruUpaya meningkatkan kualitas guru
Upaya meningkatkan kualitas guru
 

More from Suaidin -Dompu

Format 2. surat kesanggupan
Format 2. surat kesanggupanFormat 2. surat kesanggupan
Format 2. surat kesanggupanSuaidin -Dompu
 
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)Suaidin -Dompu
 
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)Suaidin -Dompu
 
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01Suaidin -Dompu
 
Panduan penilaian cetakan ketiga-1
Panduan penilaian   cetakan ketiga-1Panduan penilaian   cetakan ketiga-1
Panduan penilaian cetakan ketiga-1Suaidin -Dompu
 
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01Suaidin -Dompu
 
Panduan penilaian 2016_a4 with cover
Panduan penilaian 2016_a4 with coverPanduan penilaian 2016_a4 with cover
Panduan penilaian 2016_a4 with coverSuaidin -Dompu
 
Prosedur pengajuan dupak pengawas
Prosedur pengajuan dupak pengawas Prosedur pengajuan dupak pengawas
Prosedur pengajuan dupak pengawas Suaidin -Dompu
 
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pakPaparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pakSuaidin -Dompu
 
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolahKegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolahSuaidin -Dompu
 
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena (revisi-maharani)
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena  (revisi-maharani)Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena  (revisi-maharani)
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena (revisi-maharani)Suaidin -Dompu
 
Materi paparan kti pengawas
Materi paparan kti pengawasMateri paparan kti pengawas
Materi paparan kti pengawasSuaidin -Dompu
 
Tita panduan tata cara menilai bukti fisik
Tita panduan tata cara menilai bukti fisikTita panduan tata cara menilai bukti fisik
Tita panduan tata cara menilai bukti fisikSuaidin -Dompu
 
Surat gtk linierita akdemik (1)
Surat gtk linierita akdemik (1)Surat gtk linierita akdemik (1)
Surat gtk linierita akdemik (1)Suaidin -Dompu
 
Lampiran xvii inst pemant 8 snp k13
Lampiran xvii inst pemant 8 snp  k13Lampiran xvii inst pemant 8 snp  k13
Lampiran xvii inst pemant 8 snp k13Suaidin -Dompu
 
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja beradaKepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja beradaSuaidin -Dompu
 

More from Suaidin -Dompu (20)

Format 2. surat kesanggupan
Format 2. surat kesanggupanFormat 2. surat kesanggupan
Format 2. surat kesanggupan
 
Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017
 
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1)
 
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)Panduan penilaian aston 23 feb    2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
Panduan penilaian aston 23 feb 2017 cek jk 6 maret malam (2 edit!1) (1)
 
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
Kurikulum2013materipelatihan 140626171731-phpapp01
 
Panduan penilaian cetakan ketiga-1
Panduan penilaian   cetakan ketiga-1Panduan penilaian   cetakan ketiga-1
Panduan penilaian cetakan ketiga-1
 
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
Kurikulum2013 150320233537-conversion-gate01
 
Panduan penilaian 2016_a4 with cover
Panduan penilaian 2016_a4 with coverPanduan penilaian 2016_a4 with cover
Panduan penilaian 2016_a4 with cover
 
Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017Juknis pkb 2017
Juknis pkb 2017
 
Prosedur pengajuan dupak pengawas
Prosedur pengajuan dupak pengawas Prosedur pengajuan dupak pengawas
Prosedur pengajuan dupak pengawas
 
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pakPaparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
Paparan mekanisme & prosedur pengajuan & penilaian pak
 
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolahKegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
Kegiatan pengembangan profesi pengawas sekolah
 
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena (revisi-maharani)
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena  (revisi-maharani)Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena  (revisi-maharani)
Kti karya inovatif dan penolakannya-nurlena (revisi-maharani)
 
Materi paparan kti pengawas
Materi paparan kti pengawasMateri paparan kti pengawas
Materi paparan kti pengawas
 
Tita panduan tata cara menilai bukti fisik
Tita panduan tata cara menilai bukti fisikTita panduan tata cara menilai bukti fisik
Tita panduan tata cara menilai bukti fisik
 
Paparan
PaparanPaparan
Paparan
 
Materi
MateriMateri
Materi
 
Surat gtk linierita akdemik (1)
Surat gtk linierita akdemik (1)Surat gtk linierita akdemik (1)
Surat gtk linierita akdemik (1)
 
Lampiran xvii inst pemant 8 snp k13
Lampiran xvii inst pemant 8 snp  k13Lampiran xvii inst pemant 8 snp  k13
Lampiran xvii inst pemant 8 snp k13
 
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja beradaKepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
Kepada tuan tuan orang tua siswa dimana saja berada
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 

Usaha peningkatan profesionalisme guru(1)

  • 2. DAFTAR ISI Kata Pengantar ........................................................................................... i Daftar Isi ..................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. Latar belakang ................................................................. 1 B. Tujuan ............................................................................. 1 C. Ruang Lingkup ................................................................ 2 USAHA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU ......... 3 A. Pengertian Profesionalisme dan Etos Kerja .................... 3 B. Kompetensi Guru ............................................................. 5 SERTIFIKASI GURU ............................................................. 8 A. Latar Belakang Sertifikasi ................................................ 8 B. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi ........................................ 9 C. Kompetensi Guru sebagai Agen Pembelajaran ............... 9 D. Pola Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan ........................ 13 E. Prosedur Sertifikasi Melalui Penilaian Fortopolio ............. 13 BAB II BAB III F. Persyaratan Khusus bagi Guru yang Diberi Sertifikat Secara 17 Langsung BAB IV PENUTUP .............................................................................. 18 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 19 ii
  • 3. Kompetensi Memiliki kemampuan mengembangkan diri untuk meningkatkan profesionalisme guru. Sub Kompetensi 1. Memiliki kemampuan menjelaskan tentang usaha peningkatan profesionalisme guru. 2. Menjelaskan sertifikasi guru Peta Bahan Ajar 1. Bahan ajar ini merupakan bahan ajar diklat bagi instruktur/pengembang matematika jenjang dasar. 2. Mata diklat: Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru 3. Garis Besar isi materi bahan ajar a. Pengertian Profesionalisme dan Etos Kerja b. Kompetensi guru 1) masalah yang berkaitan dengan kondisi guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan pengetahuan. 2) sertifikasi guru. iii
  • 4. Skenario Diklat 1. Alur kegiatan PENDAHULUAN - Perkenalan diri - Penyampaian tujuan kegiatan - Identifikasi permasalahan terkait dengan KEGIATAN INTI - Membahas pengertian PENUTUP Kesimpulan tentang profesi, berbagai usaha yang profesioanlisme guru dilakukan - Membahas standar kompetensi guru untuk peningkatan profesionalisme guru. - Diskusi permasalahan yang berkaitan dengan kondisi guru dalam proses pembelajaran - Diskusi tentang sertifikasi guru iv
  • 5. v
  • 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan merupakan fokus perubahan dalam rangka peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Sekolah merupakan satuan pendidikan formal yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan siswa. Dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut guru (pendidik) dan tenaga kependidikan mempunyai peranan menentukan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk itu kualitas pendidik dan tenaga kependidikan perlu terus ditingkatkan. Upaya pengembangan kemampuan professional guru secara terus-menerus dilakukan setelah calon guru keluar dari lembaga pre- service. Peristiwa pembinaan kemampuan professional dalam menunjang tugas sehari-hari disebut in-service education and training atau diklat (pendidikan dan pelatihan). Upaya diklat dilanjutkan dengan on-service training, yaitu pembinaan lanjutan terhadap guru ditempat bertugas dalam menerapkan inovasi yang dibahas dalam diklat. Guru harus menunjukkan kompetensi yang meyakinkan dalam segi pengetahuan, ketrampilan, penguasaan kurikulum, materi pelajaran, metode mengajar, teknik evaluasi, dan menilai komitmen terhadap tugas serta memiliki disiplin yang tinggi. Kompetensi guru tersebut perlu terus dikembangkan secara terprogram, berkelanjutan melalui suatu sistem pembinaan yang dapat meningkatkan kualitas professional guru. B. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk meningkatkan kinerja guru melalui usaha peningkatan profesionalisme guru dengan memandang jabatan guru sebagai suatu profesi. 1
  • 7. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup bahan ajar ini meliputi 1. Pengertian profesi, profesionalisme dan guru yang professional 2. Kompetensi guru a) masalah yang berkaitan dengan kondisi guru b) standar kompetensi guru 3. Sertifikasi guru 2
  • 8. BAB II USAHA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU A. Pengertian Profesionalisme dan Etos Kerja. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan arti dari profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesionalisme diartikan sebagai mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional. Pendidikan keahlian ini dapat saja diikuti seseorang secara formal dalam lembaga persekolahan, atau dapat juga dipelajari secara otodidak (belajar sendiri) yang pencapaiannya berupa kinerja yang dapat diakui oleh masyarakat professional dan masyarakat luas. Profesionalisme ditandai dengan adanya standar atau jaminan mutu seseorang dalam melakukan suatu upaya profesional. Jaminan mutu ini dapat saja dalam kalangan terbatas dilingkungan profesi atau dapat juga dalam lingkungan yang luas oleh masyarakat umum membuat penilaian terhadap kinerjanya. Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UURI No. 14 tahun 2005). Etos kerja merupakan semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Etos kerja seorang guru adalah selalu membangun suasana ilmiah, memberikan kesempatan kepada siswa belajar dari berbagai sumber belajar, dan membangun makna baik melalui interaksi social maupun interaksi personal serta menginternalisasi cara ilmu pengetahuan diperoleh, subtansi ilmu pengetahuan, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dedi Supriadi mengutip dari jurnal manajemen pendidikan Educational Leadership edisi Maret 1993, tentang 5 (lima) hal yang dituntut dimiliki guru agar menjadi professional.dimiliki guru agar menjadi professional adalah: 3
  • 9. 1. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajar. Ini berarti bahwa komitmen tertinggi guru adalah pada kepentingan siswanya. 2. Guru menguasai secara mendalam bahan mata pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada para siswa. 3. Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai teknik evaluasi, mulai cara pengamatan dalam perilaku siswa sampai tes hasil belajar. 4. Guru mampu berpikir sistematis tentang apa yang dilakukannya, dan belajar dari pengalamannya. Artinya harus selalu ada waktu untuk guru guna mengadakan refleksi dan koreksi terhadap apa yang telah dilakukannya. Untuk bias belajar dari pengalaman ia harus tahu mana yang benar dan mana yang salah, serta baik dan buruk dampaknya pada proses belajar siswa. 5. Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya. Kedudukan sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005, disebutkan bahwa prinsip profesionalitas dari profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan: 1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme 2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan aklak mulia. 3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakan pendidikan sesuai dengan bidang tugas. 4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas 5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan 6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sessuai dengan prestasi kerja. 7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat. 4
  • 10. 8. Memiliki jaminan perlindungan hokum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan 9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur halhal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru. B. Kompetensi Guru Profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapasitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional, maupun internasional. Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru antara lain: 1. Adanya keberagaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan pengetahuan. 2. Belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan guru. 3. Pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan 4. Kesejahteraan guru yang belum memadai. Jika hal tersebut tidak segera diatasi maka akan dapat berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Rendahnya kualitas pendidikan dimaksud antara lain: (1) Kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang diajarkan guru tidak maksimal, (2) Kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki siswa. Sehubungan dengan itu pemerintah mengadakan rintisan pembentukan Badan Akreditasi dan Sertifikasi mengajar sebagai upaya peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan secara nasional. Pada Bab IV pasal 8 UURI No. 14 th 2005 menyebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi proghram sarjana atau program diploma IV. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya. 5
  • 11. Standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seseorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi dan jenjang pendidikan. Kompetensi guru meliputi 4 kompetensi yaitu: 1. Kompetensi Pedagogik, merupakan kemampuan pengelolaan peserta didik yang meliputi: a. pemahaman terhadap peserta didik b. pengembangan kurikulum/silabus c. perancangan pembelajaran d. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis e. evaluasi hasil belajar f. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 2. Kompetensi kepribadian, merupakan kemampuan kepribadian yang: a. mantap b. stabil c. dewasa d. arif e. berwibawa f. berakhlak mulia g. menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat h. mengevaluasi kinerja sendiri i. mengembangkan diri secara berkelanjutan. 3. Kompetensi professional, merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a. memahami konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar b. memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah c. memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait d. menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari e. mampu berkompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional. 6
  • 12. 4. Kompetensi sosial, merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: a. berkomunikasi lisan dan tulisan b. menggunakan teknologi komunikasi dan inforrmasi secara fungsional c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Penguasaan kompetensi tersebut di atas dimaksudkan untuk mewujudkan pencpaian tujuan pendidikan nasional. 7
  • 13. BAB III SERITIFIKASI GURU A. Latar Belakang Sertifikasi Undang-undang RI No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Undang-undang RI No.14/1005 tentang Guru dan Dosen (UUGD), dan Peraturan Pemerintah RI No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) menyatakan guru adalah pendidik profesional. Untuk itu, ia dipersyaratkan memiliki kualifikasi akademik minimal Sarjana/Diploma IV (S1/D4) yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran. Pemenuhan persyaratan kualifikasi akademik minimal S1/D4 dibuktikan dengan ijazah dan persyaratan relevansi mengacu pada jenjang pendidikan yang dimiliki dipersyaratkan dan mata lulusan pelajaran S1/D4 yang dibina. jurusan/program Misalnya, studi guru SD PGSD/Psikologi/ Pendidikan lainnya, sedangkan guru Matematika SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK dipersyaratkan lulusan S1/D4 jurusan/program studi Matematika atau Pendidikan Matematika. Pemenuhan persyaratan penguasaan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan kompetensi sosial dibuktikan dengan sertifikasi pendidik. Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan. Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikat pendidik. Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-Pegawai Negeri Sipil (Swasta). Di beberapa negara, sertifikasi guru telah diberlakukan secara ketat, misalnya di Amerika Serikat, Inggris dan Australia (Wang, dkk.,2003). 8
  • 14. Sementara di Denmark baru mulai dirintis dengan sungguh-sungguh sejak 2003 (www.lld.dk/laerercertificering). Di samping itu, ada beberapa negara yang tidak melakukan sertifikasi guru, tetapi melakukan kendali mutu dengan mengontrol secara ketat terhadap proses pendidikan dan kelulusan di lembaga penghasil guru, misalnya di Korea Selatan dan Singapura. Namun semua itu mengarah pada tujuan yang sama, yaitu berupaya agar dihasilkan guru yang bermutu. B. Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, (2) peningkatan proses dan mutu hasil pendidikan, dan (3) peningkatan profesionalisme guru. Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut. g. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru. h. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional. i. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku. C. Kompetensi Guru Sebagai Agen Pembelajaran Kompetensi merupakan kebulatan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas No.045/U/2002 menyebutkan kompetensi sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dimaknai sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen 9
  • 15. pembelajaran. UUGD dan PP No.19/2005 menyatakan kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Keempat jenis kompetensi guru beserta subkompetensi dan indikator esensialnya diuraikan sebagai berikut. a. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut. 1) Subkompetensi kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. 2) Subkompetensi kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. 3) Subkompetensi kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. 4) Subkompetensi kepribadian yang berwibawa memiliki esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. 5) Subkompetensi akhlak mulai dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. 10
  • 16. b. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Secara rinci setiap subkompetensi dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut. 1) Subkompetensi memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidentifikasi bekalajar awal peserta didik. 2) Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memahami landasan kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. 3) Subkompetensi melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. 4) Subkompetensi merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial: merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. 5) Subkompetensi mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya, memiliki indikator esensial: 11
  • 17. memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi non-akademik. c. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut. 1) Subkompetensi menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. 2) Subkompetensi menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi. d. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut. 1) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. 2) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. 12
  • 18. 3) Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Perlu dijelaskan bahwa sebenarnya ke empat kompetensi (kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial) tersebut dalam praktiknya merupakan satu kesatuan yang utuh. Pemilahan menjadi empat ini, semata-mata untuk kemudahan memahaminya. Beberapa ahli mengatakan istilah kompetensi profesional sebenarnya merupakan “payung”, karena telah mencakup semua kompetensi lainnya. Sedangkan penguasaan materi ajar secara luas dan mendalam lebih tepat disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar (disciplinary content) atau sering disebut bidang studi keahlian. Hal ini mengacu pandangan yang menyebutkan bahwa sebagai guru yang berkompetensi memiliki (1) pemahaman terhadap karakteristik peserta didik, (2) penguasaan bidang studi, baik dari sisi keilmuan maupun kependidikan, (3) kemampan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik, dan (4) kemauan dan kemampuan mengembangkan profesionalitas dan kepribadian secara berkelanjutan. D. Pola Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tetang Guru pasal 65 huruf b dan Permendiknas Nomor 10 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, sertifikasi bagi guru dalam jabatan untuk memperoleh sertifikat pendidik dilaksanakan melalui pola:(1) uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio, dan (2) pemberian sertifikat pendidik secara langsung. E. Prosedur Sertifikasi Melalui Penilaian Portofolio Sertifikasi bagi guru dalam jabatan yang dilaksanakan melalui uji kompetensi untuk memperoleh sertifikat pendidik dapat dilakukan melalui penilaian portofolio, yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio mencakup: (1) kualifikasi 13
  • 19. akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman organisasi di bidang pendidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan. Portofolio dinilai oleh LPTK penyelenggara sertifikasi guru Yang dikoordinasikan Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG). Unsur KSG terdiri atas LPTK, Ditjen DIKTI, dan Ditjen PMPTK. Secara umum mekanisme pelaksanaan, sertifikasi guru dalam jabatan disajikan pada Gambar 2.1. SERTIFIKASI PENDIDIK Lulus Guru dalam Jabatan yang Memenuhi Syarat PENILAIAN PORTOFOLIO Tidak Lulus KEGIATAN MELENGKAPI PORTOFOLIO DIKLAT PROFESI GURU (PLPG) Lulus PELAKSANAAN DIKLAT UJIAN Tidak Lulus DINAS PENDIDIKAN Tidak Lulus UJIAN ULANG (2X) Lulus Gambar 1: Prosedur Penilaian Portofolio bagi Guru dalam Jabatan 14
  • 20. Penjelasan Prosedur Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan melalui Penilaian Portofolio:. Guru dalam jabatan peserta sertifikasi, menyusun dokumen portofolio dengan mengacu Pedoman Penyusunan Portofolio Guru 1. Dokumen portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kabupten/Kota untuk diteruskan kepada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi untuk dinilai oleh asesor dari rayon LPTK tersebut. 2. Rayon LPT Penyelenggara Sertifikasi terdiri atas LPTK Induk dan sejumlah LPTK Mitra. 3. Apabila hasil penialan portofolio peserta sertifikasi dapat mencapai anka minimal kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat pendidik. 4. Apabila hasil penialan portofolio peserta sertifikasi belum mencapai anka minimal kelulusan, maka berdasarkan hasil penilaian (skor) portofolio, Rayon LPTK merekomendasikan alternatif sebagai berikut. a. Melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik unutuk melengkapi kekurangan portofolio b. Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (Diklat Profesi Guru atau PLPG) yang diakhiri dengan ujian. Materi PLPG mencakup empat kompetensi guru. c. Lama pelaksanaan PLPG diatur oleh LPTK penyelenggara dengan memperhatikan skor hasil penilaian portofolio. d. Apabila peserta lulus ujian PLPG, maka peserta akan memperoleh sertifikat pendidik. e. Bila tidak lulus, peserta diberi kesempatan ujian ulang dua kali, dengan tenggang waktu sekurang-kurangnya dua minggu. Apabila belum lulus juga, maka peserta diserahkan kembali ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota 15
  • 21. 5. Untuk menjamin standarisasi prosedur dan mutu kelulusan maka ramburambu mekanisme, materi, dan sistem ujian PLPG dikembangkan oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) 6. PLPG dilaksanakan sesuai dengan rambu-rambu yang ditetapkan oleh KSG. Persyaratan peserta sertifikasi guru dalam jabatan melalui penilaian portofolio adalah sebagai berikut. a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S‐1) atau diploma empat (D‐IV) dari program studi yang memiliki izin penyelenggaraan b. Memiliki masa kerja sebagai guru (PNS atau bukan PNS) minimal 4 tahun pada suatu satuan pendidikan dan pada saat Undang‐Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terbit, yang bersangkutan sudah menjadi guru. c. Guru bukan PNS harus memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK dari Dinas Pendidikan Provinsi/ Kabupaten/Kota. d. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang belum memiliki kualifikasi akademik S‐1/D‐IV apabila sudah: 1) mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau 2) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a. 16
  • 22. F. Persyaratan Khusus bagi Guru yang diberi Sertifikat secara Langsung Persyaratan untuk memperoleh sertifikasi pendidik secara langsung adalah: a. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki kualifikasi akademik magister (S‐2) atau doktor (S‐3) dari perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau konselor, dengan golongan sekurang‐kurangnya IV/b atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b. b. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang memiliki golongan serendah‐rendahnya IV/c atau yang memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c. 17
  • 23. BAB IV PENUTUP Pendidikan terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mempengaruhi. Dari berbagai komponen tersebut komponen guru yang mempunyai peranan yang sangat dominan. Karena itu guru merupakan kunci utama bagi keberhasilan peningkatan mutu pendidikan. Profesionalisme guru dapat ditingkatkan antara lain melalui: 1. Pendidikan 2. Pelatihan Pembinaan teknis secara berkelanjutan 3. Pembentukan wadah pembinaan profesionalisme guru (KKG dan MGMP) Komponen professional sebagai mutu kualitas dan tindak tanduk suatu profesi atau orang yang memiliki keahlian ditandai adanya standar atau jaminan mutu seseorang dalam melakukan suatu upaya profesional. Jaminan mutu ini berupa kompetensi sebagai guru yang meliputi tiga komponen pengelolaan pembelajaran, pengembangan potensi, dan penguasaan akademik. Keseluruhan ini bernuansa pada kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran atau transaksi intelektual antara guru dan siswa. 18
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Depdikbud, 1997. Pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional Bagi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Bagian Proyek PEQIP. Depdikbud, 2003. Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Dittendik. Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, tentang Standar Pendidikan Nasional . Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, 2006. Panduan Sertifikasi Guru Bagi LPTK. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Petunjuk Teknis Sertifikasi Guru Untuk Guru 19