1. FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN
EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS WAPUNTO
KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program Studi
Diploma III Kebidanan
Oleh:
ENI SAFITRI
AK 130229
AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL
BAUBAU
2016
4. KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Tahun 2016 “ sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan di Akademi
Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau Bau.
. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun untuk meningkatkan mutu Karya Tulis Ilmiah ini penulis
sangat harapkan. Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis juga
banyak mendapatkan motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih Kepada:
1. Dosen pembimbing, kepada ibu Harmin Toha S.ST.,M.Kes selaku
pembimbing I, dan bapak Muh.Hasim, S.KM selaku pembimbing II yang
telah ikhlas meluangkan waktunya untuk membimbing, memotifasi, dan
mngarahkan penulis sampai Karya Tulis ini selesai.
2. Ibu Endah Catur Rini S.ST.,M.Kes selaku Penguji yang telah
memberikan banyak masukan dalam penyempurnaan penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. 3. Bapak Sapril, S.KM.M.Sc Selaku Direktur Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Baubau
4. Seluruh Dosen Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional
Baubau yang telah banyak membantu selama pelaksanaan kuliah
hingga selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Staf Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Baubau yang
memberikan dukungan selama kuliah hingga terselesainya penulisan
Karya Tulis ini.
6. Teruntuk kedua orang tuaku tercinta Ayahanda “Rudin” dan Ibunda
“Harnia” Adikku Winda dan Mely serta seluruh keluargaku, Teimakasih
atas Do’a, dukungan, motovasi, dan pengorbanan serta kasih sayang
yang begitu besar kepada penulis selama menempuh pendidikan
hingga saat ini.
7. Teman-temanku Hasriani, Hikmat, Ika Febrianti, Niski Astria, Sitti Farina
Saputri, WD.Samsia, Hajar, Rini dan seluruh Teman-teman AKBID
YKN, dan teman-teman yang masih banyak lagi yang penulis tidak
dapat sebutkan satu per satu yang telah banyak memberi bantuan,
support, motivasi dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih pada semua pihak
atas jasa baik, yang diberikan baik dalam bentuk materil maupun moril,
semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT, Amin.
Raha, September 2016
Penulis
6. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : ENI SAFITRI
2. Tempat, Tanggal lahir : Lagasa, 10 Januari 1994
3. Jenia Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Muna/Indonesia
6. Alamat : Jln Bahari I,Desa Lagasa
B. Pendidkan
1. SD Negeri 23 Katobu, Tamat Tahun 2007
2. SMP Negeri 1 Raha, Tamat Tahun 2010
3. SMK Negeri 1 Raha, Tamat Tahun 2013
4. Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional BauBau, masuk
tahun 2013 sampai sekarang.
7. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................vi
DAFTAR ISI....................................................................................vii
DAFTAR TABEL..............................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...........................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................xi
DAFTAR ARTI ISTILAH DAN SINGKATAN....................................xii
ABSTRAK.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................4
D. Manfaat Penelitian..…………………………………….....4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis..............................................................6
1. Tinjauan Umum Tentang Ibu Hamil dan Kehamilan...6
2. Tinjauan Umum tentang Emesis Gravidarum……....29
8. B. Kerangka Konsep .........................................................37
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian.......................38
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................39
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.........................................39
C. Populasi dan Sampel....................................................39
D. Metode Pengumpulan Data..........................................40
E. Pengolahan Dan penyajian data...................................40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.............................41
B. Hasil Penelitian.............................................................41
C. Pembahasan.................................................................43
D. Studi Kasus...................................................................46
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................69
B. Saran.............................................................................69
DAFTAR PUSTAKA
9. DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Umur ibu hamil dengan Faktor-Faktor
yang mempengaruhi Kejadian Emesis Gravidarum di
Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Tahun
2016………………………………………………………… 42
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Paritas ibu hamil dengan Faktor-
Faktor yang mempengaruhi Kejadian Emesis Gravidarum
di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Tahun
2016………………………………………………………… 43
11. DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. Master Tabel Penelitian
2. Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik
3. Surat Keterangan Selesai Penelitian
4. Daftar riwayat hidup
12. DAFTAR ARTI ISTILAH/SINGKATAN
Istilah Singkatan Arti dan Keterangan
1. Nause Mual
2. Emesis Muntah
3. Hiperemesis
Gravidarum
Mual dan Muntah Berlebihan pada ibu hamil
4. Estrogen Hormon kelamin yang dihasilkan terutama oleh
ovarium dan berfungsi antara lain untuk
merangsang munculnya tanda-tanda kelamin
sekunder pada makhluk hidup betina
5. P4k Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi
6. KIA Kesehatan Ibu dan Anak
7. HCG Human Chorionic Gonodotrophin
8. WHO World Health Organization
9. AKI Angka Kematian Ibu dan Anak
10.DINKES Dinas Kesehatan
11.DEPKES Departemen Kesehatan
12.SDKI Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia
13. ABSTRAK
Eni Safitri (AK.130229). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Emesis Gravidarum pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto
Tahun 2016 (di bawah bimbingan Ibu Harmin Toha S.ST.,M.Kes dan
Bapak Muh. Hasim, S.KM)
5 Bab,70 Halaman,4 Lampiran
Latar Belakang : Mual muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-
60% pada multigravida. Kabupaten Muna tahun 2013 data ibu hamil yang
mengalami Emesis Gravidarum berkisar ≥ 30%,tahun 2014 ≥40% dan
tahun 2015 berkisar ≥45%. Di Puskesmas Wapunto tahun 2014 jumlah ibu
hamil yang mengalami Emesis Gravidarum berkisar 22 orang, tahun 2015
berkisar 28 orang dan pada tahun 2016 periode januari-agustus
meningkat menjadi 30 orang.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian Emesis Gravidarum pada ibu hamil di ruang poli KIA di
Puskesmas Wapunto.
Jenis penelitian..:. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif.
Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil yang mengalami Emesis
Gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas Wapunto Kabupaten Muna
tahun 2016 sebanyak 30 orang dengan sampel 30 orang diperoleh
dengan metode Proposif Sampling.
Hasil Penelitian : Menunjukan bahwa dari 30 orang ibu hamil yang
mengalami Emesis Gravidarum untuk Umur paling banyak terdapat pada
umur <20 tahun yaitu 18 orang (60%), dan paling rendah terdapat pada
umur 20-35 tahun yaitu 4 orang (13,3%).Untuk paritas paling banyak
terdapat pada paritas 1 yaitu 14 orang (46,7%), dan yang paling rendah
terdapat pada paritas 3 yaitu 3 orang (10%).
Kata kunci: Umur, Paritas, Emesis Gravidarum
14. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mual (nause) dan Muntah (emesis gravidarum) adalah gejala
yang wajar dan sering di dapatkan pada kehamilan trimester I. Mual
biasanya terajadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat
dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang
lebih 10 minggu (Yeyeh. 2010).
Mual muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60%
multigravida. Satu diantaranya seribu kehamilan, gejala-gejala ini
menjadi berat.Perasaan mual ini disebabkan oleh karena
meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.
Pengaruh fisiologis kenaikanan hormon ini belum jelas, mungkin
karena sistim saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekrjaan sehari-hari menjadi terganggu
dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah yang disebut
hiperemesis gravidarum.Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringannya penyakit. Hiperemesis gravidarum yang
15. tidak mendapatkan penanganan yang baik dapat pula menyebabkan
kematian pada ibu hamil (Yeyeh.2010).
Mortalitas dan Morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah
masalah besar bagi negara- negara berkembang. Di negara miskin
sekitar 20-50% kematian wanita usia subur di sebabkan hal yang
berkaitan dengan kehamilan. Menurut data statistik yang di keluarkan
World Health Organization (WHO) Tahun 2012 sebagai Badan PBB
yang menangani masalah bidang kesehatan, tercatat angka kematian
ibu dalam kehamilan dan persalinan di dunia mencapai 585.000 jiwa
setiap tahun. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan
atau kelahiran terjadi di negara-negara berkembang. Rasio kematian
ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450
kematian ibu per 100 ribu kelahiran bayi hidup jika dibandingkan
dengan rasio kematian ibu di 9 negara maju dan 51 negara
persemakmuran. (Sistarani,C. 2009)
Menurut Depkes RI tahun 2009 jika dibandingkan AKI
Singapura adalah 6 per 100.000 kelahiran hidup, AKI Malaysia
mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan AKI Vietnam sama
seperti Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000 kelahiran
hidup, Filipina 112 per 100.000 kelahiran hidup, Brunei darusalam 33
per 100.000 per kelahiran hidup, sedangkan di Indonesia 228 per
100.000 kelahiran hidup. Menurut depkes pada tahun 2010, penyebab
langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan
16. persalinan terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain, yaitu eklampsi
24%,infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5%.(ASEAN, 2012)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 Angka
Kematian Ibu 120/100.000 kelahiran hidup.Sementara target yang
ingin dicapai sesuai kesepakatan Sustainable Development Goals
(SDG’s) tahun 2030 Angka Kematian Ibu menjadi 70 Kematian per
100.000 kelahiran hidup.(Depkes RI, 2016)
Berdasarkan data profil Dinas Kesehatan Kabupaten Muna
tahun 2013 data ibu hamil yang mengalami Emesis Gravidarum
berkisar ≥ 30%, tahun 2014 ≥40% dan tahun 2015 berkisar ≥45%
(Profil Dinkes Kab.Muna).
Berdasarkan data Di Puskesmas Wapunto tahun 2014 jumlah ibu
hamil yang mengalami Emesis Gravidarum berkisar 22 orang, tahun
2015 berkisar 28 orang dan pada tahun 2016 periode januari-agustus
meningkat menjadi 30 orang.(Puskesmas Wapunto, Tahun 2016).
Berdasarkan gambaran di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi
Kejadian Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Wapunto Tahun 2016”
17. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang timbul dalam
penelitian adalah “Bagaiman faktor- faktor yang mempengaruhi
kejadian Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Wapunto Tahun 2016”?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
Emesis gravidarum pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas
Wapunto Tahun 2016
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
Emesis gravidarum pada Ibu Hamil menurut Umur di Wilayah
Kerja Puskesmas Wapunto Tahun 2016
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
Emesis gravidarum pada Ibu Hamil menurut Paritas di Wilayah
Kerja Puskesmas Wapunto Tahun 2016
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Ilmiah
a. Hasil penelitian ini dapat memperkaya Khasanah ilmu
pengetahuan dan merupakan bahan bacaan bagi peneliti
berikutnya.
18. b. Sebagai informasi bagi peneliti tentang masalah kehamilan
khususnya yang berkaitan dengan hiperemesis gravidarum
tingkat 1 pada ibu hamil
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini bisa meningkatkan kesadaran bagi tenaga
kesehatan untuk memperbaiki dan lebih meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pada pelayanan KIA
3. Bagi Institusi
Sebagai sumber referensi atau bahan pengajaran terutama yang
berkaitan dengan masalah dalam kehamilan khususnya masalah
Hiperemesis Gravidarum tingkat 1 pada ibu hamil
4. Bagi Profesi
Untuk menambah informasi bagi bidan dan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama pada
pelayanan KIA sesuai dengan manajemen dan prosedur yang
telah ada
5. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada
Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional ( YKN ) Bau
Bau juga merupakan pengalaman yang sangat berharga dalam
peningkatan wawasan tentang kesehatan khususnya pelayanan
kesehatan pada KIA
19. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Tinjauan Umum Tentang Ibu Hamil dan Kehamilan
a. Ibu Hamil
Ibu hamil adalah keadaan wanita yang sedang mengandung janin
di dalam rahimnya karena sel telur telah dibuahi oleh
spermatozoa.( kamus Besar Bahasa Indonesia)
1) Hak-hak ibu hamil dalam pelayanan ANC adalah:
Hak–hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan
(askeb kehamilan, 2013)
a) Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehtannya,
informasi harus diberikan lagsung kepada klien(dan
keluarga)
b) Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya,
terhadap system pelayanan,dalam lingkungan yang dapat ia
percaya. Proses ini berlangsung secara pribadi dan disadari
rasa saling percaya
c) Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan
terhadapnya
d) Mendapatkan pelayanan secara pribadi/ dihormati privasinya
dalam setiap pelaksanaan prosedur
20. e) Menerima layanan senyaman mungkin
f) Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan
yang diterimanya.
2) Pengawasan Wanita Hamil
Tujuan Pengawasan antenatal yaitu:
(1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang
terdapat saat kehamilan, saat kehamilan, dan masa nifas
(2) Mengenal dan menangani penyulit yang menyertai
kehamilan persalinan, dan nifas
(3) Memberikan nasihat dan petunjuk yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan,nifas,laktasi, dan aspek keluarga
berencana
(4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan
perinatal (Pediastuti R, 2012).
b. Kehamilan
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan
ovum dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 294 hari
(40 minggu-42 minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan triwulan kedua dari bulan
ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai ke-9
(Wiknjosastro, 2010 : 89).
21. Pembuahan, kehamilan dan melahirkan bayi merupakan mata
rantai kejadian luar biasa dalam terciptanya kehidupan manusia baru,
kejadian ini secara emosional sangat penting secara alamiah dikontrol
oleh keharusan untuk mempertahankan spesies (Abrahams, 2014: 8)
1) Proses terjadinya kehamilan
Proses terjadinya kehamilan yaitu:
a) Pembuahan/fertilisasi : bertemunya sel telur/ovum wanita
dengan sel benih/spermatozoa pria
b) Pembelahan sel (zigot)
c) Nidasi/implantasi zigot tersebut pada dinding saluran
reproduksi (pada keadaan normal : implantasi pada lapisan
endometrium dinding kavum uteri)
d) Pertumbuhan dan perkembangan zigot-embrio-janin menjadi
bakal individu baru
e) Kehamilan dipengaruhi berbagai hormon : estrogen,
progesterone, human chorionic gonadtropin, human
somatommotropin, prolaktin dan sebagainya. Human Chorionic
Gonadtropin (HCG) adalah hormone aktif khusus yang
berperan selama awal masa kehamilan, berfluktuasi kadarnya
selama kehamilan. Terjadi perubahan juga pada anatomi dan
fisiologi organ-organ system reproduksi. Dan organ-organ
sistem tubuh lainnya yang dipengaruhi terutama oleh
perubahan keseimbangan hormonal tersebut.(Sukarni, 2013)
22. 2) Tanda-Tanda Kehamilan
Tanda pasti kehamilan, yaitu :
(1) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)
(2) Terasa gerak janin
(3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan,
ada gambaran embrio
(4) Pada pemeriksaan rontgen adanya rangka janin(>16minggu).
3) Perubahan Anatomi dan Adaptasi fisiologi dalam Kehamilan
Menurut Sarwono Prawiroharjo (2010), perubahan anatomi dan
adaptasi fisiologi pada ibu hamil adalah sebagai barikut:
a) Perubahan Sistem Reproduksi
(1) Uterus
pada kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran
uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada
awal kehamilan tuba fallopi, ovarium,dan ligamentum
rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus, sementara
pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas
pertengahan uterus.
(2) Serviks
Serviks menjadi lunak (soft) yang disebut dengan tanda
Goodell, banyak jaringan ikat yang mengandung kolagen,
kelenjar servikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan
23. mukus karna pertambahan dan pelebaran pembuluh darah,
warnanya menjadi livid yang disebut tanda Chadwick.
(3) Vagina dan Vulva
Minggu ke-8 terjadi hipervaskularisasi sehingga vagina
tampak merah dan kebiruan (tanda chatwick). pH vagina
menjadi lebih asam. Dari 4 menjadi 6.5 menyebabkan rentan
terhadap infeksi vagina. Mengalami deskuamasi/pelepasan
elemen epitel pada sel-sel vagina akibat stimulasi estrogen
membentuk rabas vagina disebut leukore (keputihan).
Hormon kehamilan mempersiapkan vagina supaya distensi
selama persalinan dengan produksi mukosa vagina yang
tebal, jarinagn ikat longar, hipertropi otot polos dan
pemanjangan vagina.
(4) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus
luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan. Dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progeteron dlam
jumlah yang relatif minimal
(5) Payudara
Karena adanya peningkatan suplai darah di bawah pengaruh
aktifitas hormon,jaringan glandular dari payudara membesar
24. dan puting menjadi lebih efektif walaupun perubahan payudara
dalam bentuk yang membesar terjadi pada waktu menjelang
persalinan. Estrogen menyebabkan pertumbuhan tubulus
lactiforeus dan duktus juga menyebabkan penyimpangan
lemak. progesteron menyebabkan tumbuhnya lobus, alveoli
lebih tervaskularisasi dan mampu bersekresi. Hormon
pertumbuhan dan glukokortikoid juga mempunyai peranan
penting dalam perkembangan ini. Prolaktin merangsang
produksi kolostrum dan air susu ibu.
(Jannah N, 2011).
(6) Kulit
Terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena hormon
hipofis yaitu Melanopshore Stimulating Hormon (MSH)
meningkat. Kloasma gravidarum adalah bintik-bintik pigmen
kecoklatan yang tampak di kulit dahi, pipi, hidung dan leher.
Peningkatan pigmentasi juga terdapat pada perut bawah
bagian tengah biasanya tampak garis gelap yang di sebuyt
linea nigra. Srtriae grafidarum adalah kulit perut tampak retak
biru, di mana setelah partus tampak berwarna putih yang di
sebut striae albicans. Pembesaran rahim menimbulkan
peregangan dan menyebabkan robeknya serabut di bawah kulit
sehingga timbul striae grafidarum.(Maryunani A, 2010).
25. b). Perubahan Sistim Sirkulasi
Peredaran darah ibu di pengaruhi beberapa faktor berikut ini:
(1) Meningkatkan kebutuhan sirkulasi darah, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin
dalam rahim.
(2) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada
sirkulasi retroplasenter.
(3) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron.
c). Perubahan Sistim Respirasi
Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk
janin.Usia kehamilan lenih dari 32 minggu, uterus membesar,
menekan usus-usus dan mendesak diafragma sehingga
menimbulkan rasa sesak dan nafas pendek. (Maryunani A, 2010).
d). Perubahan Sistim Pencernaan
Bulan-bulan pertama kehamilan, hormon estrogen dan HCG
meningkat yang dapat menyebabkan mual dan muntah.rahim
yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian
bawah sehingga terjadi kostipasi. Sembelit semakin berat karena
gerakan otot di dalam usus di perlambat oleh tingginya kadar
progesteron. (Maryunani A, 2010).
26. e). Perubahan Sistim Traktur Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga
menimbulkan sering kencing. Keadaan ini akan hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga
panggul.Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai
turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
f). Perubahan Metabolik
Metabolisme protein meningkat untuk menyuplai substrat bagi
pertumbuhan ibu dan janin. Metabolisme lemak meningkat yang
di buktikan oleh peningkatan semua fraksi lipid dalam
darah.Kadar glukoda darah ibu sangat penting bagi kesejahteraan
janin dan berpuasa dalam waktu lama selama kehamilan akan
menimbulkan kotonemia berat yang berbayaya bagi kesehatan
janin. (Fraser,dkk. 2012)
g). Perubahan Kardiovaskuler
Pada kehamilan normal, profil hemodinamika mengalami
perubahan untuk memenuhi kebutuhan unit fetoplasenta yang
tumbuh. Perubahan hemodinamika dimulai di awal kehamilan dan
secara bertahap mencapai efek maksimum antara minggu ke-28
dan 32. (fraser,dkk. 2012)
4) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
a) Faktor Fisik
27. (1) Status Kesehatan
ada dua klasifikasi dasar yang berkaitan dengan status
kesehatan atau penyakit yang dialami oleh ibu hamil :
(a) Penyakit atau komplikasi akibat langsung kehamilan, yaitu
hyperemesis gravidarum, pre-eklampsia/eklampsia,
kelainan lamanya kehamilan, kehamilan ektopik, kelainan
plesenta atau selaput janin, perdarahan antepartum,
gemelli.
(b) Penyakit atau kelainan yang tidak berhubungan langsung
dengan kehamilan. Terdapat hubungan timbul balik dimana
penyakit ini dapat memperberat serta mempengaruhi
kehamilan atau penyakit ini dapat diperberat oleh karena
kehamilan.
(2) Status Gizi
Status gizi merupakan hal yang penting diperhatikan pada
masa kehamilan, karena faktor gizi sangat berpengaruh
terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta guna
pertumbuhan dan perkembangan janin. Kebutuhan zat gizi
pada ibu hamil secara garis besar adalah sebagai berikut :
(a) Asam folat
(b) Energi
(c) Protein
(d) Zat besi
28. (e) Kalsium
(f) Vitamin D
(g) Pemberian yodium
(h) Tidak ada rekomendasi rutin untuk pemberian Zinc,
magnesium dan minyak ikan selama hamil.
(3) Gaya Hidup
(a) substance abuse
1. alkohol dan kafein
2. Merokok
3. Penggunaan obat-obat selama hamil
4. Sinar rontagen atau radiasi
(b) Mitos
Mengenai mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu
sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya dan
adat istiadat tertentu. Misalnya mitos mitoni, tidak boleh
makan makanan yang berbau amis, tidak boleh
mempersiapakan keperluan untuk persalinan dan bayi
dan lain-lain. Mitos yang mendukung asuhan tentunya
diperbolehkan, sedangkan mitos yang membahayakan
dalam asuhan kehamilan semestinya kita cegah dengan
memberikan konseling dan pendidikan kesehatan yang
tepat pada ibu hamil.
29. (c) Kebiasaan minum jamu
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang
beresiko pada wanita hamil, karena efek minum jamu dapat
membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkn
kecacatan, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia dan
lain-lain.
(d) Kehamilan di luar nikah
(e) Kehamilan Tidak Diinginkan
Kehamilan tidak diinginkan biasanya dialami oleh para
remaja yang dikarenakan seks pranikah atau seks bebas.
b) Faktor Psikologis
Status emosional dan psikologis ibu turut menentukan keadaan
yang timbul sebagai akibat atau diperburuk oleh kehamilan,
sehingga dapat terjadi pergeseran dimana kehamilan sebagai
proses fisiologis menjadi kehamilan patologis.
Ada dua macam stressor, yaitu :
(a) Stressor internal meliputi kecemasan, ketegangan, ketakutan,
penyakit, cacat, tidak percaya diri, perubahan penampilan,
perubahan sebagai orang tua, sikap ibu terhadap kehamilan,
takut terhadap persalinan, kehilangan pekerjaan.
(b) Stressor eksternal meliputi status marital, maladaptasi,
relationship, kasih sayang, support mental dan broken home
(Pantiawati, 2010 : 79).
30. 5) Kebutuhan Fisik dan psikologi dalam kehamilan
a.) Kebutuhan fisik dalam kehamilan
(1) Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama
yaitu udara yang bersih, tidak kotor atau polusi udara, tidaka
bau. Pada prinsipnya hindari ruangan atau tempat yang
dipenuhi polusi udara (terminal, ruangan yang sering
dipergunakan untuk merokok).
(2) Nutrisi
Ibu yang sedang hamil bersangkutan dengan proses
pembuahan yaitu pertumbuhan fetus yang ada di dalam
kandungan dan pertumbuhan berbagai organ ibu,
pendukung proses kehamilan seperti adneksa, mammae dan
lain-lain. Makanan diperlukan untuk :
(a) Pertumbuhan janin
(b) Plasenta
(c) Uterus
(d) Buah dada
(e) Organ lain
(3) Kebutuhan gizi ibu hamil :
(a) Pada kehamilan trimester I (minggu 1-12) kebutuhan gizi
masih seperti biasa
31. (b) Pada kehamilan trimester II (minggu 12-28) dimana
pertumbuhan janin cepat, ibu memerlukan kalori ±285 dan
protein lebih tinggidari biasanya menjadi 1,5 g/kg BB
(c) Pada kehamilan trimester III (minggu 28-lahir) kalori sama
dengan trimester II tetapi protein naik menjadi 2 g/kg BB
(4) Personal Hygiene
(a) Mandi
Mandi diperlukan untuk kebersihan kulit terutama untuk
perawatan kulit karena pada ibu hamil fungsi ekskresi
keringat bertambah. Dan menggunakan sabun yang ringan
dan lembut agar kulit tidak iritasi. Manfaat mandi :
a.Merangsang sirkulasi
b.Menyegarkan
c.Menghilangkan kotoran
(b) Perawatan gigi
Perawatan gigi minimal dilakukan satu kali selama hamil.
Pada ibu hamil gusi menjadi lebih peka dan mudah
berdarah karena dipengaruhi oleh hormone kehamilan
yang menyebabkan hipertropi. Bersihkan gigi dan gusi
dengan benang gigi atau sikat gigi dan boleh memakai obat
kumur.
(c) Perawatan rambut
Rambut harus bersih,keramas satu minggu 2-3 kali.
32. (d) Payudara
a. Putting harus dibersihkan
b. Persiapan menyusui dengan perawatan putting dan
keebersihan payudara
(e) Perawatan vagina/vulva
a. Pakaian dalan harus kering
b. Jangan gunakan obat atau menyemprot kedalam vagina
c. Sesudah BAB/BAK dilap dengan lap khusus
d. Vaginal touching
(f) Perawatan kuku
Kuku harus pendek dan bersih.
(g) Kebersihan kulit
Apabila terjadi infeksi kulit segera diobati dan dalam
pengobatan dilakukan dengan resep dokter.
(h) Pakaian
Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut dan leher.
(5) Eliminasi
Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga
daerah kelamin menjadi basah. Situasi basah ini
menyebabkan jamur (trikomonas) kambuh sehingga wanita
mengeluh gatal dan mengeluarkan keputihan. Untuk
33. melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu
dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat kelamin.
(6) Seksual
Seksualitas adalah ungkapan cinta dari dua individu/perasaan
kasih sayang, menghargai, perhatian dan saling menyenangkan
satu sama lain, tidak hanya terbatas pada tempat tidur/bagian-
bagian tubuh.
Aktivitas seksual dalam masa kehamilan :
(a) Trimester I
Tidak ada kontra indikasi kecuali ada riwayat abortus
berulang, persalinan premature, perdarahan pervaginam,
abortus iminiens.
(b) Trimester II
Biasanya gairah sex meningkat, tidak ada kontra indikasi
untuk melakukan seks namun disarankan untuk memodifikasi
posisi untuk tidak melakukan penetrasi terlalu dalam.
(c) Trimester III
Biasanya gairah sex akan dipengaruhi oleh
ketidaknyamanan, body image dan tidak ada kontra indikasi
namun disarankan untuk memodifikasi posisi dan melakukan
dengan lembut serta hati-hati.
34. (7) Mobilisasi, body mekanik
Wanita hamil dianjurkan mempunyai kebugaran jantung.
Wanita yang secara fisik bugar lebih dapat melakukan
persalinan dan selama hamil jagalah agar denyut nadi dibawah
140 kali permenit.
(8) Senam hamil
Secara umum, tujuan utama persiapan fisik dari senam
hamil sebagai berikut :
(a) Mencegah terjadinya deformitas kaki dan memelihara fungsi
hati
(b) Melatih dan menguasai tekhnik pernafasan yang berperan
penting dalam kehamilan dan proses persalinan
(c) Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan
(d) Mendukung ketenangan fisik.
(9) Istirahat/Tidur
Beberapa wanita mempunyai kekhawatiran mengenai posisi
tidur dan kebiasaan tidur selama hamil. Cobalah untuk tidak
berbaling terlentang sewaktu tidur. Dengan membesarnya
rahim, berbaring terlentang biasa menempatkan rahim diatas
pembuluh darah yang penting (vena cafa interior) yang berjalan
ke bawah di bagian perut. Hal ini dapat menyebabkan
peredaran darah ke bayi dan ke bagian-bagian tubuh anda
berkurang. Beberapa wanita hamil juga mengalami kesulitan
35. bernafas saat berbaring terlentang. Begitu pula dengan
berbaring tengkurap juga tidak baik selama kehamilan.
(10) Imunisasi
Vaksin adalah substansi yang diberikan untuk melindungi dari
zat asing (infeksi).
(11) Persiapan laktasi
Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal
yang sangat penting karena dengan persiapan dini ibu akan
lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya (Pantiawati, 2010)
c) Kebutuhan psikologi ibu hamil
(1) Dukungan keluarga
(a) Ayah-ibu kandung maupun mertua sangat mendukung
kehamilannya
(b) Ayah-ibu kandung maupun mertua sering berkunjung dalam
periode ini
(c) Seluruh keluarga berdoa untuk keselamatan bayi dan ibu
(d) Selain itu, ritual tradisional dalam periode ini seperti upacara
7 bulanan pada beberapa orang, mempunyai arti tersendiri
yang tidak boleh diabaikan.
(2) Dukungan dari tenaga kesehatan
(a) Aktif melalui kelas antenatal
(b) Pasif dengan member kesempatan kepada mereka yang
mengalami masalah untuk berkonsultasi
36. (c) Tenaga kesehatan harus mampu mengenali keadaaan yang
ada di sekitar ibu hamil/pasca bersalin serta factor
penunjang.
(3) Rasa aman dan nyaman selama kehamilan
Peran keluarga khususnya suami, sangat diperlukan bagi
seorang perempuan hamil. Keterlibatan dan dukungan yang
diberikan suami guna kehamilan akan mempererat hubungan
antara ayah anak dan suami istri. Walau suami melakukan hal
kecil, tindakan tersebut mempunyai makna yang berarti dalam
meningkatkan kesehatan psikologis ibu hamil kearah yang lebih
baik.
(4) Persiapan menjadi orang tua
Kehamilan dan peran sebagai orang tua dapat dianggap
sebagai masa transisi atau peralihan. Terlihat adanya peralihan
yang sangat besar akibat kelahiran dan peran yang baru, serta
ketidakpastian yang terjadi sampai peran yang baru ini dapat
disatukan dengan anggota keluarga yang baru.
(5) Persiapan sibling
(a) Respon kakak atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau
perempuan tergantung pada usia dan tingkat perkembangan
(b) Mereka mungkin melihat pendatang baru sebagai saingan
atau takut akan kehilangan kasih saying orang tua
37. (c) Tingkah laku negative mungkin muncul dan merupakan
petunjuk derajat stress pada kakak
(d) Orang tua harus mencari kesempatan-kesempatan untuk
menegaskan kembali kasih sayang mereka
(e) Kakak harus diberikan perhatian khusus oleh orang tua,
pengunjung dan bidan yang sepadan dengan yang diberikan
kepada bayi baru (Asrinah. 2010 : 116)
6) Peningkatan Berat Badan selama Hamil
Peningkatan berat badan normal sekitar 6-16 kg, terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan volume berbagai organ atau
cairan intrauterine.Berat janin sekitar 2,5-3,5 kg, berat plasenta
sekitar 0,5 kg, cairan amnion sekitar 1,0 kg, berat uterus 1,0 kg,
pertumbuhan mammae sekitar 1,0 kg, penumpukan cairan
interstisial di pelviks dan ekstermitas sekitar 1,0-1,5 kg
(Icesmi,2013).
7) Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan
a) Sakit kepala yang hebat dan menetap
b) Penglihatan kabur
c) Mual muntah berlebihan
d) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
e) Nyeri abdomen yang hebat
f) Gerakan janin berkurang
g) Demam tinggi disertai kejang
38. h) Hiperetensi disertai kejang
i) Perdarahan pervaginam
j) Ketuban pecah dini
8) Standar pelayanan dan Standar Asuhan Antenatal
a) Standar Pelayanan
Dalam melaksanakan pelayanan ibu hamil, ada sepuluh
standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau
asuhan standar minimal 10 T adalah sebagai berikut:
(1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
(2) UKur tekanan darah
(3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
(4) Pemeriksaan puncak rahim (tinggi fundus uteri)
(5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
(6) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan.
(7) Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama
kehamilan
(8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
(9) Tatalaksana kasus
(10)Temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB paska
persalinan
39. b) Standar Asuhan Antenatal
Sebagai profesi bidan, dalam melaksanakan prakteknya harus
sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang berlaku.
Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal sebagai
berikut:
(1) Standar 3: Identifikasi ibu hamil
(2) Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
(3) Standar 5: Palpasi abdominal
(4) Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan
(5) Standar 7: Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
(6) Standar 8: Persiapan persalinan
Menurut Fraser, dkk (2012) asuhan antenatal di tujukan untuk
memantau kemajuan kehamilan guna mendukung kesehatan ibu
dan perkembangan janin normal
(1) Tujuan asuhan antenatal
Tujuan asuhan antenatala adalah sebagai berikut :
(a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan
kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
(b) Meningkatkan dan mempertahankan fisik, mental dan
sosial ibu dan bayi
(c) Mengenali secara dini adanya ketidak normalan komplikasi
yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit
secara umum, kebidanan dan pembedahan
40. (d)Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan
selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin
(e)Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian Asi Ekslusif
(f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(2). Kebijakan Program
Menurut Pediastuti R.2012, kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu:
(a) Satu kali pada triwulan pertama
(b) Satu kali pada triwulan kedua
(c) Dua kali pada triwulan ketiga
Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk 10T, yaitu:
(a) Timbang berat badan
(b) Ukur ( Tekanan ) darah
(c) Nilai status lingkar lengan (LILA)
(d) Ukur ( Tinggi ) fundus uteri
(e) Tentukan presentase janin dan DJJ
(f) Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid ( TT )
(g) Pemberian Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama
kehamilan
(h) Tes laboratorium
41. (i) Tes terhadap Penyakit Menular Seksual ( PMS )
(j) Temu wicara atau konseling termasuk perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi serta KB pasca
persalinan.
(3). Jadwal Kunjungan Ulang
Menurut Sarwono (2010), jadwal kunjungan ulang yaitu:
(a) Kunjungan I (16 minggu), dilakukan untuk:
1) Persiapan dan pengobatan anemia
2) Perencanaan persalinan
3) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatan
(b) Kunjungan II (24-28 minggu), dan kunjungan ke III (32
minggu) dilakukan untuk:
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan
pengobatanya
2) Penapisan preeklamsia, gemeli, infeksi alat reproduksi,
dan saluran perkemihan
3) Mengulang perencanaan persalinan
(c) Kunjungan IV : 36 minggu sampai lahir
1) Sama seperti kegiatan kunjungan I dan II
2) Mengenali adanya kelainan letak dan presentase
3) Memantapkan rencana persalinan
4) Mengenali tanda-tanda persalinan
42. (4) Imunisasi TT
Tabel 1.
Imunisasi TT
Antigen Interval
(Selang waktu minimal)
Lama
perlindungan
%
perlindungan
TT1
Pada kunjungan
antenatal pertama
-- -
TT2
4 minggu setelah TT1 3 tahun 80
TT3
6 bulan setelah TT2 5 tahun 95
TT4
1 tahun setelah TT3 10 tahun 99
TT5
1 tahun setelah TT4 25
tahun/seumur
hidup
99
Sumber : (Ratna dewi pediastuti,2012)
2. Tinjauan Umum Tentang Emesis Gravidarum
a. Pengertian
Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita
hamil (Kamus Kedokteran). Keadaan ini biasanya didahului rasa
mual (Nausea).
Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi hari atau
biasa disebut morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada
siang hari atau bahkan pada malam hari.(Jones, 2006).
43. Selama ini, kondisi mual dan muntah ini diduga sebagai akibat
dari perubahan hormon pada saat kandungan berusia mudah.
Namun, penelitian terbaru ini mengatakan rasa mual mungkin
memiliki dampak yang positif seperti mengurangi risiko keguguran
kandungan. (Maulana, 2008 )
Gejala yang mengganggu ini biasanya muncul sekitar 6
minggu setelah mulainya periode menstruasi terakhir dan biasanya
menghilang sepontan 6 hingga 12 minggu kemudian (Cunningham
& Gant, 2001).
William Smellie (2003) mengatakan bahwa keluhan pertama
saat kehamilan adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada
beberapa wanita berawal tidak lama setelah pembuahan dan
seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat. Sebagian besar
wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini,
khususnya muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak
mengalami keluhan-keluhan semacam ini dalam satu kehamilan
mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-
kehamilan berikutnya.
b. Etiologi Emesis Gravidarum
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak
dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa
perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar
44. hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
dalam serum (Wiknjosastro, 2004).
Rasa mual dan muntah saat kehamilan diduga berkembang
untuk memastikan wanita hamil tidak memakan terlalu banyak
makanan tidak sehat, begitulah menurut sebuah penelitian. Para
ilmuwan menemukan sejumlah bukti yang mendukung rasa mual
dan muntah dalam kehamilan terkait dengan tingkat gula, alkohol,
lemak dan daging yang dimakan si ibu. Sebaiknya, makanan
berserat seperti sereal tidak memicu rasa mual.
Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah di
temukan adalah sebagai berikut:
1) Faktor predisposisi yang sering di kemukakan adalah
Primigravida, molahidati dosa, dan kehamilan ganda.
Frekuansi yang tinggi pada molahidatidosa dan kehamilan
ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan penting karena yang kedua keadaan tersebut hormon
khorionik gonadotropin di bentuk berlebihan
2) Faktor organik yaitu Masuknya vili khorialis dalam sikulasi
maternal dan perubahan metabolik karena hamil serta
resistensi yang menurun dari pihak ibu.
3) Faktor Psikologik memegang peranan penting pada penyakit
ini, rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut
akan kehamilan dan persalinan, takut terhadap tanggung
45. jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental yang
dapat memperberat mual dam muntah sebagai ekspresi tidak
sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai
pelarian kesukaran hidup.kurangnya penerimaan terhadap
kehamilan di nilai memicu perasaan mual dan muntah
ini.pada waktu hamil muda, kehamilan initidak di harapkan,
karena kegagalan kontrasepsi ataupun karena hubungan di
luar nikah.hal ini bidsa memicu penolakan ibu terhadap
kehamilanya tersebut.
4) Faktor adaptasi dan hormonal, pada wanita yang kekurangan
darah lebih sering terjadi hiperemesis gravidarum dapat di
masukan dalam ruamg lingkup faktor adaptasi adalah wanita
hamil dengan anemia.Wanita primigravida dan overdistensin
rahim pada hamil ganda dan hamil molahidatidosa, jumlah
hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan
terjadinya hiperemesis gravidarum. Peningkatan hormon
estrogen dan hormon chorionic gonadotropin ( HCG). Pada
kehamilan ini terjadi perubahan juga endokrinologi, terutama
untuk hormon estrogen dan HCG yang di nilai mengalami
peningkatan (Yeyeh, 2010).
c. Patofisiologis Emesis Gravidarum
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual muntah adalah
akibat dari meningkatkanya kadar estrogen, oleh karena itu
46. keluhan ini terjadi pada trimester pertama.pengaruh fisiologik
hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistim syaraf
pusat akibat berkurangnya pengosongan lambung.Penyesuaian
terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun demikian mual
dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Emesis gravidarum yang merupakan mual dan muntah pada
hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak imbangnya elerkrolit dengan alkolisis
hipokloremik inilah yang disebut hiperemesis gravidarum.. Wanita
yang sebelum kehamilanya sudah menderita lambung spastik
dengan gejala tidak suka makan dan mual., akan mengalami
emesis gravidarum yang lebih berat.
d. Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :
1) Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di
pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
2) Nafsu makan berkurang
3) Mudah lelah
4) Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah
menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-
menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan
47. elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum
yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan
menimbulkan gangguan pada kehamilannya. (Nail, 2006).
e. Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin
Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak
menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya
saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah
menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko
terajadinya gangguan pada kehamilan.
Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang
berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan
cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi
robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau
sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal
(Wiknjosastro, 2004).
Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya
kekurangan zat gizi. Wanita hamil tersebut harus dirawat inap di
rumah sakit dan diberikan cairan infuse serta obat-obatan untuk
mengobati mual (Glade. B. Curtis, 2003)
f. Hal-hal Yang Harus Dihindari
1) Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng
karena akan lebih sulit untuk dicerna.
2) Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.
48. 3) Hindarkan gerakan tiba-tiba diwaktu mual-mual
4) Hindari menyikat gigi begitu selesai makan
Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang
problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam
mulut membuat mereka muntah, sehingga pilihlah waktu yang
tepat untuk menggosok gigi.
5) Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat.
Bau menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok
biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan muntah.
6).Hindari mengenakan pakaian yang ketat.
Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak
nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual.
(Nail, 2006)
g. Pencegahan Emesis Gravidarum menjadi Hiperemesis Gravidarum
Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak
menjadi hiperemesis gravidarum dengan cara:
1) Memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik
2) Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang- kadang
muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan
muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan.
3) Menganjurkan mengubah makan sehari- hari dengan
makanan jumlah kecil tetapi sering
49. 4) Menganjurkan pada waktu pagi hari jangan segera turun dari
tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering dan biskuit dan
teh hangat
5) Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya di
hindarkan
6) Makanan seyogyanya di sajikan dalam keadaan panas atau
sangat dingin
7) Defekasi teratur
8) Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor
pnting, dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula
h. Penatalaksanaan Emesis Gravidarum
Apabila dengan cara di atas, keluhan dan gejala tidak
berkurang maka di perlukan:
1) Obat-obatan
a) Antasida syrup
b) Vitamin: Vitamin B1 dan B6 atau B-kompleks
2) Terapi psikologik
a) Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat
disembuhkan
b) Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan
c) kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan
konflik
50. B. Kerangka Konsep
Variabel Independen variabel Dependen
Keterangan :
: Variabel Independen
: Hubungan variabel yang ditelti
: Variabel Dependen
Gambar 1. Kerangka konsep
Pekerjaan ibu
Umur
Paritas
Emesis
Gravidarum
51. C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Emesis gravidarum adalah mual dan muntah yang dialami oleh
ibu hamil pada kehamilan trimester I.
2. Umur ibu adalah usia ibu sejak pertama dilahirkan sampai
peneliti ini dilaksanakan
Kriteria objektif
a. Umur < 20 tahun
b. Umur 20-35 tahun
c. Umur > 35 tahun (Manuaba, 2010)
3. Paritas adalah jumlah keseluruhan anak yang telah lahir.Baik
hidup maupun mati sesui yang tercatat dalam status pasien
tempat dilakukan penelitian.
kriteria objektif :
a. Paritas I
b. Paritas II
c. Paritas III
d. Paritas ≥ IV (Manuaba, 2010).
52. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu kejadian atau
keadaan populasi tertentu yang bersifat faktual secara objektif,
sistematis dan akurat. (Saryono, 2011).
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wapunto
Kecamatan Duruka Kabupaten Muna
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu hamil yang
mengalami emesis gravidarum yang diambil dari buku register
diruang Poli KIA Puskesmas Wapunto pada tahun 2016 dengan
jumlah sebanyak 30 orang.
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini diambil secara proposif sampling yaitu
pengambilan sampel dari seluruh ibu hamil yang mengalami
53. emesis gravidarum yang tercatat dibuku register diruang Poli KIA
Puskesmas Wapunto tahun 2016 sebanyak 30 orang.
D. Metode Pengumpulan Data
Data yang di peroleh dalam penelitian ini adalah data sekunder, yang
diambil dari buku register diruang Poli KIA Puskesmas Wapunto tahun
2016. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi –
instansi terkait yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.
E. Pengolahan Dan Penyajian Data
Pengolahan data di lakukan secara manual dan di sajikan secara
deskriptif berbentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi.
Untuk mendapatkan hasil digunakan rumus statistic deskriptif yaitu :
P= x K (100%)
Keterangan :
P = Presentase asli yang dicapai
F = Frekuensi variabel yang diteliti
N = Jumlah sampel yang diteliti
K = Konstanta 100%
54. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
Puskesmas wapunto terletak di kelurahan wapunto,kecamatan
duruka, dengan luas wilayah kecamatan Duruka sekitar 11,52 km
atau sekitar 0,24% dari luas daratan kabupaten muna.Secara
adminitratif, kecamatan Duruka terdiri dari 2 kelurahan dan 5 Desa,
dari 7 Desa /kelurahan yang ada, Desa Banggai adalah Desa yang
terluas dengan luas 2,65 km, sedangkan yang terkecil adalah
kelurahan Palangga dan Desa Ghonebalano masing-masing seluas
1,00 km (8,68%) dari luas Kecamatan Duruka.
Kecamatan Duruka memiliki batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan katobu
b. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan lohia
c. Sebelah timur berbatasan dengan Selat Buton
d. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan kontunaga
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Wapunto kecamatan duruka
kabupaten muna tahun 2016. Yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah 30 orang ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum. Hasil
penelitian ini diolah sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk
55. mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Emesis
Gravidarum pada ibu hamil tahun 2016 ditinjau berdasarkan umur dan
paritas. Setelah data diolah kemudian akan dideskripsikan dan
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil yang mengalami
Emesis Gravidarum di Wilayah Kerja
Puskesmas Wapunto Tahun 2016
Umur Ibu Jumlah (n) Presentase (%)
< 20 tahun 18 60
20-35 tahun 4 13,3
>35 tahun 8 26,7
Total 30 100
Sumber data : ( Ruang Poli KIA Puskesmas Wapunto Tahun 2016)
Dari tabel 4.2 diatas, menunjukan bahwa dari 30 orang ibu hamil
yang mengalami Emesis Gravidarum untuk umur ibu paling banyak
terdapat pada umur <20 tahun yaitu 18 orang (60%), dan paling
rendah terdapat pada umur 20-35 tahun yaitu 4 orang (13,3%).
56. Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Paritas Ibu Hamil yang mengalami
Emesis Gravidarum di Wilayah Kerja
Puskesmas Wapunto Tahun 2016
Paritas Jumlah (n) Presentase (%)
Paritas 1 14 46,7
Paritas 2 7 23,3
Paritas 3 3 10
Paritas ≥ 4 6 20
Total 30 100
Sumber data : ( Ruang Poli KIA Puskesmas Wapunto Tahun 2016)
Dari tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa dari 30 orang ibu hamil
yang mengalami Emesis Gravidarum, untuk paritas paling banyak
terdapat pada paritas 1 yaitu 14 orang (46,7%), dan yang paling
rendah terdapat pada paritas 3 yaitu 3 orang (10%).
C.Pembahasan
Setelah melakukan penelitian ditemukan bahwa ibu hamil yang
mengalami emesis gravidarum sebanyak 30 orang di Wilayah Kerja
Puskesmas Wapunto, maka secara terperinci hasil penelitian tersebut
dapat dibahas berdasarkan variabel berikut.
1) Umur Ibu
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 orang
ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum untuk umur ibu paling
banyak terdapat pada umur <20 tahun yaitu 18 orang (60%), dan
57. paling rendah terdapat pada umur 20-35 tahun yaitu 4 orang
(13,3%).
Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa umur
ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan alat
reproduksi. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal usia aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Kehamilan dan
persalinan dibawah umur 20 tahun dan diatas 35 tahun merupakan
kehamilan dan persalinan yang beresiko tinggi. Kehamilan diusia
kurang 20 tahun secara biologis belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian
terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya,
sedangkan pada usia diatas 35 tahun, proses fatal dalam tubunya
sudah mengalami pengapuran sehingga mempengaruhi sirkulasi
makan ke janin. Oleh karena itu dianjurkan seorang ibu jangan hamil
sebelum umur 20 tahun dan diatas 35 tahun (Manuaba, 2008 : 41).
2) Paritas
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 30 orang
ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum untuk paritas paling
banyak terdapat pada paritas 1 yaitu 14 orang (46,7%), dan yang
paling rendah terdapat pada paritas 3 yaitu 3 orang (10%).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa pada paritas I
dan paritas ≥ IV merupakan risiko bagi ibu hamil mengalami penyakit
terutama hiperemesis gravidarum. Wanita yang sudah berulang kali
58. mengalami kehamilan akan lebih mudah dan mampu beradaptasi
dengan perubahan-perubahan kecil waktu hamil ibu seakan-akan
telah memahami bahwa kehamilan tentu saja disertai dengan
perubahan-perubahan yang lain terjadi termasuk dengan mual dan
muntah yang diderita oleh ibu hamil (Manuaba, 2005 : 59).
Mual dan muntah terjadi pada 60%-80% primigravida. Satu
diantara 1000 kehamilan. Gejala ini menjadi lebih berat. Ini
disebabkan meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam
serum. Pada wanita primigravida belum mampu beradaptasi
terhadap perubahan hormon estrogen dan korionik gonadotropin,
yang dikeluarkan terlalu tinggi yang merangsang timbulnya mual dan
muntah sehingga terjadi hiperemesis gravidarum. Sedangkan pada
multigravida ibu sudah mampu beradaptasi terhadap perubahan
hormon tersebut karena sudah pernah mengalami perubahan
hormon pada kehamilan sebelumnya (Hanifa Wiknjosastro, 2007 :
275).
59. D. Studi Kasus
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE (ANC)
FISIOLOGI PADA NY ”S”GII PI AO GESTASI 11 MINGGU
1 HARI DENGAN MASALAH EMESIS GRAVIDARUM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAPUNTO
TANGGAL 07 SEPTEMBER 2016
No. Register : 30 /09/16
Tanggal Kunjungan : 07 September 2016 jam 10.00 Wita
Tanggal Pengkajian : 07 September 2016 jam 10.30 Wita
Nama Pengkaji : ENI SAFITRI
LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas istri / suami
Nama : Ny “S” /Tn “A”
Umur : 26 Thn / 27 Thn
Nikah/lamanya :1 x / ± 5 Thn
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SD / SMP
Pekerjaan : IRT / Buruh harian
Alamat : Desa banggai
B. Riwayat kehamilan sekarang
1. GII PI AO ( kehamilan yang kedua, jumlah anak yang lahir satu,
dan tidak pernah keguguran)
60. 2. HPHT : Tgl 21–06-2016
3. HTP : Tgl 28-03-2017
4. Usia kehamilan ± 2 bulan
5. Belum merasakan pergerakan janin
6. Mual muntah, merasa lemas dan nafsu makan berkurang
7. Mual muntah dirasakan sejak seminggu lalu
8. Untuk mengatasi keluhan ibu berbaring dan minum minuman
manis
C. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
No Thn Gesta
si
Jenis
Persal
inan
Penol
ong
JK BB/PB
Kg/Cm
Lama
menyus
ui
1. 2009 Aterm Normal Bidan
+
3.500
Gram/50
CM
7 Bulan
D. Riwayat Kesehatan Yang Lalu Dan Sekarang
1. Tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus
dan asma
2. Tidak pernah ketergantungan obat, alkohol dan rokok
3. Tidak ada riwayat penyakit menular seksual ( PMS)
4. Tidak ada riwayat opname, operasi, trauma dan transfusi darah
5. Tidak ada riwayat Gamely
61. E. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit menular
seperti TBC dan Hepatitis
2. Tidak ada riwayat keluarga yang menderita penyakit keturunan
seperti jantung, DM dan ginjal
F. Riwayat Reproduksi
1. Menarche: 14 Tahun
2. Siklus Haid: 28-30 hari
3. Lamanya : 5-7 hari
4. Dismenore: Ringan
G. Riwayat KB
Tidak pernah menjadi akseptor KB
H. Data Psikologis, Ekonomi Dan Spiritual
1. Ibu, suami dan keluarga sangat senang dengan kehamilan ibu
2. Hubungan ibu, suami dan keluarga baik
3. Kebutuhan hidup ditanggung oleh suami
4. Pengambil keputusan dalam keluarga dalah suami
5. Ibu dan keluarga selalu berdoa dan minta perlindungan kepada
Tuhan Yang Maha Esa
6. Ibu dan keluarga memiliki keyakinan bahwa anak adalah
anugrah dari Tuhan
I. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar
62. 1. Nutrisi
a. Kebiasaan Sebelum Hamil
1) Pola makan: Nasi, ikan, sayur-sayuran dan kadang buah
2) Frekuensi : 3 kali sehari
3) Minum : 5-7 gelas sehari
b. Perubahan Selama hamil
1) Pola makan: Nasi, ikan, sayur-sayuran dan kadang buah
2) Frekuensi : 3-4 kali sehari
3) Minum : 7-9 kali gelas sehari
2. Pola Eliminasi
a. Kebiasaan sebelum hamil
1) BAB
- Frekuensi :1-2 kali sehari
- Warna : kuning
- Konsistensi : Lunak
2) BAK
- Frekuensi : 3-4 kali sehari
- Warna : Kuning
- Bau : Khas Amoniak
b. Perubahan Selama Hamil
1) BAB
- Frekuensi : 1 kali sehari
- Warna : kuning
63. -Konsistensi : Lunak
2) BAK
- Frekuensi : 4-6 kali sehari
- Warna/Bau : Kuning/Khas Amoniak
3. Personal Hygiene
a. Kebiasaaan sebelum hamil:
1) Kebersihan badan: mandi 2x sehari menggunakan sabun
mandi
2) Kebersihan rambut :keramas 3-4x seminggu dengan
menggunakan shampoo
3) Kebersihan gigi dan mulut: sikat gigi setiap kali mandi
menggunakan pasta gigi
4) Mengganti pakaian setiap selesai mandi, basah/lembab,
kotor atau sesuai kebutuhan
b. Selama hamil:
1) Tidak ada perubahan
J. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital :
a. Pemeriksaan umum :
- Keadaan umum ibu lemah
- Kesadaran komposmentis
- BB sebelum hamil : 52 kg
- BB setelah hamil : 42 kg
64. - Tinggi badan : 160 cm
- LILA(lingkar lengan atas ) : 22,3 cm
b. Tanda-Tanda Vital :
TD :100/80 mmHg (sistol: 90-120 mmHg, distol: 70-90 mmHg)
N : 80 x/menit (70-90 x/menit)
S : 36,8o
C (36,5o
C-37,5o
C)
P : 24 x/menit (18-24 x/menit)
2. Inspeksi, Palpasi, Auskultasi, Perkusi
a. Kepala / Rambut
Inspeksi: Keadaan rambut bersih, hitam, tidak rontok, tidak
ada nyeri tekan
Palpasi :. Tidak ada benjolan.
b. Wajah
Inspeksi : pucat, tidak ada oedema cloasma gravidarum
Palpasi : tidak ada oedema pada wajah
c. Mata
Inspeksi :Mata cekung, konjungtiva pucat dan sklera tidak
ikterus
Palpasi : Tidak ada oedema pada pelpepra
d. Hidung
Inspeksi :simetris lubang kiri dan kanan, tidak ada secret dan
tidak ada polip
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan
65. e. Mulut dan Gigi
Inspeksi : Bibir pucat, dan tidak terdapat caries pada gigi
f. Telinga
Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, tidak ada gangguan
pendengaran,tidak ada secret dan tidak ada
serumen
g. Leher
Inspeksi dan Palpasi :Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak ada pelebaran vena
jugularis
h. Payudara
Inspeksi :Simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu
menonjol, dan areola mammae tampak
hiperpigmentasi
Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa/benjolan.Belum ada pengeluaran kolostrum
i. Abdomen
Inspeksi : Tampak linea nigra dan striae albicans
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
j. Ekstremitas atas/bawah
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices pada
tungkai dan terpasang infus glukosa
Palpasi : Tidak ada oedema pada tangan dan pada tungkai
66. Perkusi : Refleks patella (+) kiri dan kanan
k. Pemeriksaan Penunjang :
1) Pemeriksaan laboratorium
- HB : 9.0 gram % (Anemia sedang)
- Protein : -
- Reduksi : -
LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa: GII PI A0, umur kehamilan 11 minggu 1 hari,intra uterin,hidup,
keadaan ibu dengan emesis gravidarum
1. GII PI A0
a. DS :
- kehamilan yang kedua dan tidak pernah keguguran
b. DO :
- Tonus otot perut tampak kendor
- Tampak linea nigra yang menghitam dan striae albicans dan
pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan
c. Analisa Dan Interpretasi Data
- Striae muncul karena adanya hormone yang berlebihan dan
adanya peregangan pada jaringan yang menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus dibawah kulit yang
menyebabkan warna biru. Peregangan ini dapat sembuh dan
meninggalkan bekas seperti perut yang berwarna putih yang
disebut striae alba.
67. ( Synopsis Obsttetri, Prof. Roestam Mochtar : 1988 )
2. Gestasi 11 minggu 1 hari
a. DS :
- HPHT : 21- 06 – 2016
- Umur kehamilan ± 3 bulan (11 Minggu 1 hari)
b. DO :
- Tanggal kunjungan : 07 – 09 – 2016
c. Analisa dan Interpretasi Data :
- Bila HPHT diketahui maka dapat di tentukan perkiraan
persalinan dengan menggunakan rumus Neagle yaitu hari
+7, Bulan +9 dan tahun tetap ( untuk bulan 1-3 ) dan tahun
tetap atau Hari +7, Bulan -3 dan tahun di +1 (untuk bulan 4-
12 )
- Menurut hokum neagle dari HPHT tanggal 21-06-2016
sampai tanggal 07-09-2016 maka masa gestasinya 11
minggu 1 hari. (Sarwono prawihardjo : 1999, hal 136)
3. Intra uterin
a. DS: Selama hamil tidak pernah merasakan nyeri perut yang
hebat
b. DO : Pada saat palpasi ibu tidak merasakan nyeri tekan serta
pembesaran perut sesuai umur kehamilan
c. Analisa dan Interpretasi Data
68. Pada saat palpasi tidak tidak terasa nyeri tekan pada derah
abdomen dan waktu bergerak tidak ada nyeri tekan pada
abdomen yang menandakan janin dalam kandungan
(intrauterine). ( synopsis obstetric padjajaran, hal.150 )
4. Hidup
a. DS : Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin mulai umur
kehamiln ± 3 bulan
b. DO :
1) Auskultasi DJJ terdengar (-)
2) TTV: - TD :100/80 mmHg
-Nadi : 80x/menit
-Suhu : 36,8o
C
-Pernapasan: 24x/menit
c. Analisa dan Interpretasi Data
Dengan stetoskop lenec bunyi jantung janin baru dapat
didengar pda kehamilan 18 – 20 minggu, dapat juga didengar
bising dari uterus yang sinkron dengan nadi ibu karena
pembuluh-pembuluh darah uterus membesar.Dalam trimester
terakhir gerakan janin lebih gesit/cepat.
(Ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo, 2006)
4. Keadaan ibu dengan Emesis Gravidarum
a. DS :
69. - Ibu mengatakan mual muntah dirasakan sejak seminggu lalu,
merasa lemas dan nafsu makan berkurang
b. DO :
1) Auskultasi DJJ terdengar (-)
2) TTV:
- TD :100/80 mmHg
- Nadi : 80x/menit
- Suhu : 36,8o
C
- Pernapasan: 24x/menit
3) Wajah agak pucat
4) Hb 9.0 gr%
c. Analisa dan Interpretasi Data
emesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering di
dapatkan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya terajadi
pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam
hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu
setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu (Yeyeh. 2010).
LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi hiperemesis gravidarum tingkat I
a. DS: -
b. DO: 1) Ibu tampak lemas
2) Nyeri epigastrium
3) Lidah kotor dan bibir kering
70. 4) turgor kulit berkurang dan urin masih normal
5) Nadi meningkat dan tekanan darah sistolk menurun
6) muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit
empedu kemudian hanya lendir, cairan empedu dan
terakhir keluar darah
c. Analisis dan interpretasi :
Emesis gravidarum yang secara terus menerus dapat berlanjut
menjadi hiperemesis gravidarum tingkat 1 dengan gejala
tampak lemas,nyeri epigastrium,berat badan menurun,lidah
kotor dan kering, turgor kulit berkurang dan urin masih normal.
(Manuaba, 2008)
LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung
LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
A. Tujuan :
1. Keadaan umum ibu baik
2. Mual muntah teratasi
3. Nafsu makan bertambah
4. Keadaan janin baik dan berlangsung normal sampai aterm
B. Kriteria
1. Tanda – Tanda Vital dalam batas normal :
- Tekanan Darah : Sistole → 90-120 mmHg
Dyastole→ 70-90 mmHg
71. -Nadi : 80-100 kali/menit
- Suhu : 36,5o
C - 37,5o
C
- Pernapasan : 16-24 kali/menit
2. LILA dalam batas normal > 23,5 cm
C. Rencana Tindakan
Tanggal 07 September 2016 jam 10.40 Wita
1. Lakukan informed consent kepada klien mengenai tindakan
yang akan dilakukan
Rasional : Agar ibu dapat mengetahui tindakan yang akan
dilakukan
2. Observasi Tanda Tanda Vital
Rasional : Tanda Tanda Vital merupakan indikator untuk
mengetahui keadaan ibu
3. Jelaskan bahwa mual muntah merupakan gejala normal pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan
Rasional : Mual muntah disebabkan oleh meningkatnya
hormone HCG dan estrogen
4. Anjurkan untuk banyak minum air putih
Rasional : Agar tidak terjadi dehidrasi
5. Beritahu ibu untuk makan sedikit tapi sering
Rasional :Hal ini dimaksudkan agar ibu tidak terlalu
kekenyangan saat makan serta menghindari perut
kosong karena dapat merangsangan rasa mual
6. Anjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berminyak dan
pedas
72. Rasional : Makanan yang berminyak dan pedas dapat
meningkatkan asam
7. Anjurkan ibu untuk makan hidangan kering seperti biscuit atau
roti kering secara berkala
Rasional : Untuk memenuhi nutrisi ibu sehingga keadaan ibu
dapat tetap baik
8. Berikan obat obatan seperti tablet fe,Antasida syrup, vit.B1,B2
atau B.camp.
Rasional : Untuk mencegah kekurangan darah,melancarkan
pencernaan,dan mengobati rasa nyeri yang
dirasakan ibu.
9. Anjurkan ibu untuk tidur dan istirahat yang cukup
Rasional : Istirahat pada posisi tubuh ibu dilakukan agar aliran
darah plasma meningkat, aliran darah keginjal juga
lebih banyak. Tekanan pada vena ekstremitas
bawah berkurang dan reabsorbsi darah tersebut
bertambah dan mengurangi beban kerja jantung
10.Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang
Rasional : Membantu pemenuhan nutrisi ibu dan janin
11.Anjurkan untuk menjaga personal hygiene
Rasional :Memberi rasa nyaman pada ibu dan mencegah
infeksi
12.Beritahu 10 tanda bahaya kehamilan
73. Rasional : agar ibu dapat mengerti dan melaksanakan anjuran
bidan jika mengalami salah satu dari 10 tanda bahaya
kehamilan sehingga dapat langsung ke pelayanan kesehatan
terdekat.
a. Sakit kepala yang hebat atau menetap
b. Penglihatan kabur
c. Oedema atau bengkak pada wajah, kaki dan tangan
d. Mual dan muntah berlebihan
e. Nyeri perut yang hebat
f. Gerakan janin berkurang
g. Demam tinggi disertai kejang
h. Ketuban pecah dini (KPD)
i. Perdarahan Pervaginam
j. Hipertensi
13. Anjurkan pada ibu untuk follow up 2-3 minggu apabila ada
keluhan dan boleh datang lagi secepatnya bila tiba-tiba ada
keluhan.
Rasional :Melakukan kunjungan rutin dapat mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan janin dan mendeteksi sedini
mungkin komplikasi-komplikasi yang terjadi
74. LANGKAH VI: IMPLEMENTASI
Tanggal 07 September 2016 jam 10.40 Wita
1. Melakukan informed consen kepada klien mengenai tindakan
yang akan dilakukan
2. Mengobservasi Tanda Tanda Vital
a. TD :120/90 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,5o
C
d. Pernapasan : 24x/menit
3. Menjelaskan bahwa mual muntah merupakan gejala normal pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, ibu
mengerti penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan untuk banyak minum air putih, ibu mau
melakukannya
5. Memberitahu ibu untuk makan sedikit tapi sering,Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berminyak
dan pedas, ibu mengerti penjelasan yang diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk makan hidangan kering seperti biscuit
atau roti kering secara berkala, ibu bersedia melakukannya
8. Memberikan obat obatan seperti tablet fe,Antasida syrup,
vit.B1,B2 atau B.camp, sudah dilakukan
75. 9. Menganjurkan ibu untuk tidur dan istirahat yang cukup, ibu
bersedia melakukannya
10. Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya
11. Menganjurkan untuk menjaga personal hygiene, ibu mengerti
12. Memberitahu 10 tanda bahaya kehamilan
a. Sakit kepala yang hebat atau menetap
b. Penglihatan kabur
c. Oedema atau bengkak pada wajah, kaki dan tangan
d. Mual dan muntah berlebihan
e. Nyeri perut yang hebat
f. Gerakan janin berkurang
g. Demam tinggi disertai kejang
h. Ketuban pecah dini (KPD)
i. Perdarahan Pervaginam
j. Hipertensi
13. Menganjurkan pada ibu untuk follow up 2-3 minggu apabila ada
keluhan dan boleh datang lagi secepatnya bila tiba-tiba ada
keluhan,ibu mengerti
76. LANGKAH VII: EVALUASI
Tanggal 07 September 2016 jam 10.40 Wita
1. Keadaan umum ibu sudah baik
2. Mual muntah teratasi
3. Nafsu makan sedikit bertambah
4. Keadaan ibu sudah baik
77. PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL CARE
(ANC) FISIOLOGI PADA NY ”S”GII PI AO GESTASI 11 MINGGU
1 HARI DENGAN MASALAH EMESIS GRAVIDARUM
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WAPUNTO
TANGGAL 07 SEPTEMBER 2016
No. Register : 30 /09/16
Tanggal Kunjungan : 07 September 2016 jam 10.00 Wita
Tanggal Pengkajian : 07 September 2016 jam 10.30 Wita
Nama Pengkaji : ENI SAFITRI
IDENTITAS ISTRI/SUAMI
Nama : Ny “S” /Tn “A”
Umur : 26 Thn / 27 Thn
Nikah/lamanya :1 x / ± 5 Thn
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SD / SMP
Pekerjaan : IRT / Buruh harian
Alamat : Desa banggai
DATA SUBJEKTIF ( S )
Mual muntah berlebihan, merasa lemah, nafsu makan tidak ada
disertai nyeri pada epigastrium
78. DATA OBJEKTIF ( O )
Tampak linea livide, striae alba,wajah agak pucat,dan HB 9.0 gr%
ASSESSMENT ( A )
GII PI A0, umur kehamilan 11 minggu 1 hari,intra uterin,hidup, keadaan
ibu dengan Emesis Gravidarum.
PLANNING ( P )
Tanggal 07 September 2016 jam : 10.40 Wita
1. Melakukan informed consent kepada klien mengenai tindakan
yang akan dilakukan
2. Mengobservasi Tanda Tanda Vital
a. TD :120/90 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. Suhu : 36,5o
C
d. Pernapasan: 24x/menit
3. Menjelaskan bahwa mual muntah merupakan gejala normal pada
kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, ibu
mengerti penjelasan yang diberikan
4. Menganjurkan untuk banyak minum air putih, ibu mau
melakukannya
5. Memberitahu ibu untuk makan sedikit tapi sering,Ibu mengerti dan
bersedia melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan yang berminyak
dan pedas, ibu mengerti penjelasan yang diberikan
79. 7. Menganjurkan ibu untuk makan hidangan kering seperti biscuit
atau roti kering secara berkala, ibu bersedia melakukannya
8. Memberikan obat obatan seperti tablet fe,Antasida syrup,
vit.B1,B2 atau B.camp, sudah dilakukan
9. Menganjurkan ibu untuk tidur dan istirahat yang cukup, ibu
bersedia melakukannya
10.Menganjurkan untuk mengkonsumsi makanan gizi seimbang, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya
11.Menganjurkan untuk menjaga personal hygiene, ibu mengerti
12. Memberitahu 10 tanda bahaya kehamilan
a) Sakit kepala yang hebat atau menetap
b) Penglihatan kabur
c) Oedema atau bengkak pada wajah, kaki dan tangan
d) Mual dan muntah berlebihan
e) Nyeri perut yang hebat
f) Gerakan janin berkurang
g) Demam tinggi disertai kejang
h) Ketuban pecah dini (KPD)
i) Perdarahan Pervaginam
j) Hipertensi
13. Menganjurkan pada ibu untuk follow up 2-3 minggu apabila ada
keluhan dan boleh datang lagi secepatnya bila tiba-tiba ada
keluhan,ibu mengerti
80. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI PERTAMA
Tanggal : 08-09-2016 Pukul 08 : 00 WITA
S : Ibu mengatakan mual dan mutahnya sedikit berkurang
O : TTV, TD : 100/80 MmHg, N : 91x/menit, S : 37,5ºC
A : GI P0 A0, umur kehamilan 11 minggu 1 hari, dengan emesis
gravidarum
P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
2 Mengobservasi intake dan output
3 Memberikan obat obatan seperti tablet fe,Antasida syrup,
vit.B1,B2 atau B.camp
4 Menganjurkan keluarga pasien menciptakan suasana yang
nyaman
3. Memberikan health education :
- Hindari makanan yang berlemak
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Evaluasi : ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang diberikan
oleh bidan.
81. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI KE-DUA
Tanggal : 09-09-2016 Pukul 08 : 10 WITA
S : Ibu mengatakan mualnya sudah berkurang
O : Keadaan umum ibu mulai membaik, TTV : TD : 110/80 MmHg, N :
86x/menit, P : 22x/m, S : 37,5ºC
A : GI P0 A0, umur kehamilan 11 minggu, dengan emesis gravidarum
P : 1.Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
2.Mengobservasi tanda-tanda vital
3.Memberikan obat obatan seperti tablet fe,Antasida syrup,
vit.B1,B2 atau B.camp
4.Mengajarkan health education
- Menganjurkan ibu makan dengan porsi kecil tapi sering
- Menganjurkan ibu untuk melqakukan personal hygiene
- Menganjurkan ibu untk istrahat yang cukup
Evaluasi : Keadaan umum ibu sudah baik, tanda-tanda vital dalam
batas normal
82. BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Wapunto tahun 2016 berjumlah 30 orang dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Untuk Umur dari 30 orang ibu hamil yang mengalami Emesis
Gravidarum paling banyak terdapat pada umur <20 tahun yaitu 18
orang (60%), dan paling rendah terdapat pada umur 20-35 tahun
yaitu 4 orang (13,3%).
2. Untuk paritas dari 30 orang ibu hamil yang mengalami Emesis
Gravidarum paling banyak terdapat pada paritas 1 yaitu 14 orang
(46,7%), dan yang paling rendah terdapat pada paritas 3 yaitu 3
orang (10%).
B. Saran
1. Tingginya angka kematian ibu dan bayi di Indonesia yang
diperkirakan bahwa setengah dari kematian tersebut terjadi akibat
komplikasi-komplikasi dalam kehamilan, menuntut kita sebagai
praktisi kebidanan untuk tidak menyepelekan pelayanan antenatal
baik di Rumah, Puskesmas, maupun BPS.
2. Seyogyanya para bidan senantiasa berupaya meningkatkan
kemampuan dan keahlian untuk mengatasi permasalahan yang
83. berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas dengan
senatiasa mengikuti perkembangan ilmu dan hasil-hasil penelitian.
3. Diharapkan Bidan sebaiknya meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum
sehingga dapat di tangani dengan tepat dan tidak berdampak
negatif bagi ibu dan janin.
4. Kepada semua ibu hamil diharapkan agar melakukan kunjungan
minimal 4x dalam kehamilan untuk mencegah terjadinya
hiperemesis gravidarum.
5. Kepada semua ibu hamil diharapkan agar rutin meemeriksakan
kehamilannya secara teraratur kepada petugas kesehatan agar
memperoleh informasi tentang kesehatan khususnya tentang
hiperemesis gravidarum.
84. DAFTAR PUSTAKA
Abrahams, Peter. 2014. Panduan Kesehatan Dalam Kehamilan.
Tangerang Selatan : Karisma Publishing Group
Aidar, 2013. Akbid Pelita Ibu Kendari
Kohor Ibu Hamil dan PWS di puskesmas wapunto 2014-2016
Manuaba, Ida Ayu C, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan,
dan KB. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mochtar, R. 2011. Sinopsis Obstetri jilid 1 : Jakarta : EKG
Maryunani,Anik,2010.Biologi Reproduksi Dalam Kebidanan.Jakarta:Trans
Info Media
Pantiawati, Ika. 2010. Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Yogyakarta :
Nuha Medika.
Rahmawati Eni Nur. 2012. Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya :Victory Inti
Cipta.
Rukiyah, Ai Yeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan IV (patologi kebidanan).
CV.Trans Info Media.Jakarta
Saifuddin AB. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta. YBPSP
(http//ASEAN, 2012 midwifecare.wordpress.com/2012/02/21/)
Saryono. 2011.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jogjakarta : Nuha offset.
Sulistyawati, Ari. 2009 Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Salemba Medika. Jakarta
85. Sukarni, I. 2013. Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Wiknjosastro, Gulardi H, dkk. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta :
JNPK-KR
Yulia Fauziah, 2012. Obstetri Patologi. Nuha Medika. Yogyakarta.
Yulianti, Lia. 2009. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Trans Info media.
Jakarta
86. MASTER TABEL PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEJADIAN EMESIS GRAVIDARUM
PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WAPUNTO KAB. MUNA
TAHUN 2016
No Nama Umur Paritas
1 Ny. M 19 Tahun I
2 Ny. F 18 Tahun I
3 Ny. S 19 Tahun I
4 Ny. A 19 Tahun I
5 Ny. H 25 Tahun I
6 Ny. N 39 Tahun IV
7 Ny. W 18 Tahun I
8 Ny. A 19 Tahun II
9 Ny. I 37 Tahun V
10 Ny. R 19 Tahun IV
11 Ny. I 27 Tahun III
12 Ny. K 36 Tahun II
13 Ny. H 37 Tahun IV
14 Ny. T 39 Tahun III
15 Ny. F 17 Tahun I
87. 16 Ny. S 18 Tahun I
17 Ny. A 19 Tahun II
18 Ny. H 17 Tahun II
19 Ny. N 17 Tahun I
20 Ny. W 17 Tahun V
21 Ny. A 19 Tahun I
22 Ny. I 18 Tahun II
23 Ny. R 18 Tahun IV
24 Ny. M 17 Tahun II
25 Ny. F 16 Tahun I
26 Ny. S 35 Tahun II
27 Ny. A 34 Tahun I
28 Ny. H 24 Tahun III
29 Ny. N 26 Tahun I
30 Ny. W 40 Tahun I