1. STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT
KMS BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BATALAIWORU KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat Dalam menyelesaikan
Program Studi Diploma III Kebidanan
OLEH :
IKRA
NIM : AK. 130250
AKADEMI KEBIDANAN
YAYASAN KESEHATAN NASIONAL
BAU-BAU
2016
2. ii
HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT
KMS BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BATALAIWORU KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Oleh :
IKRA
NIM : AK. 130238
Karya Tulis Ilmiah ini diterima dan disetujui, untuk diuji dan dipertahankan
dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Akademi Kebidanan
Yayasan Kesehatan Nasional Bau-bau
Pembimbing I Pembimbing II
Endah Catur Rini, S.ST., M.Kes WD.Siti Amzia,S.ST,M.Kes
Mengetahui,
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau
Sapril, SKM., M.Sc
3. iii
HALAMAN PENGESAHAN
STUDI PENGETAHUAN IBU TENTANG MANFAAT
KMS BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BATALAIWORU KABUPATEN MUNA
TAHUN 2016
Oleh :
IKRA
NIM : AK. 130238
Telah Dipertahankan di Hadapan tim Penguji pada :
Hari / Tanggal : .............September 2016
Waktu : Jam, .............. Wita
Tempat : Kampus AKBID YKN
Telah diperbaiki dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Pembimbing :
1. Endah Catur Rini, S.ST., M.Kes (.................................)
2. Wa ode Siti Amzia S,ST,M.Kes (.................................)
Penguji
1. Harmin Toha S.ST, M.Kes (.................................)
Mengetahui,
Direktur AKBID Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau
Sapril, SKM, M.Sc
4. v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan berkat dan rahmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Bau-Bau dengan judul : “Studi pengetahuan ibu
tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu
Kabupaten Muna tahun 2016”.
Dalam penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis
menghadapi banyak kesulitan dan hambatan. Namun atas bantuan dari
berbagai pihak, akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan
baik. Pada kesempatan ini penulis tak lupa menyampaikan rasa hormat
dan terimakasih yang sedalam – dalamnya kepada :
1. Ibu Endah Catur Rini, S.ST., M.Kes Selaku pembimbing I dan Ibu Wa
Ode Siti Amzia, S.ST., M.Kes Selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan sejak awal sampai dengan
terselesaikannya penulisan Karya Tulis ini
2. Harmin Toha S.ST., M.Kes Selaku Penguji yang telah memberikan
masukan dalam penulisan Karya Tulis ini
3. Ketua Yayasan Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional
Bau – Bau
4. Bapak Direktur Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional
Bau – Bau
5. Pengelola Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan Nasional Bau –
Bau
6. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Akademi Kebidanan Yayasan
Kesehatan Nasional Bau – Bau yang telah mengarahkan dan
memberikan ilmu pengetahuan selama berada dibangku kuliah
7. Kepala Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian ditempatnya
5. v
8. Teristimewa untuk kedua orang tua saya tercinta, dan saudara –
saudaraku terimakasih atas doa, pengorbanan, bantuan, motivasi dan
kasih sayang yang begitu besar yang telah diberikan selama penulis
menempuh pendidikan hingga selesai.
9. Seluruh rekan – rekan mahasiswa angkatan 2013 Akademi Kebidanan
Yayasan Kesehatan Nasional Bau-Bau yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu namanya yang telah banyak membantu selama
menempuh pendidikan di Akademi Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Bau – Bau. Terimakasih atas kekompakan dan
kebersamaannya selama mengikuti pendidikan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik isi, bahasa maupun materi. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis ini. Harapan penulis
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
kepada kita semua. Akhir kata semoga Karya Tulis ini bermanfaat bagi
yang membutuhkan.
Raha, September 2016
Penulis
6. vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : IKRA
2. Tempat tanggal lahir : Towea, 28 Februari 1994
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / kebangsaan : Muna / Indonesia
6. Alamat : Bahari Kecamatan Towea
B. Pendidikan
1. SD Negeri 8 Bahari Tamat Tahun 2006
2. SMP Negeri 1 Napabalano Tamat Tahun 2009
3. SMA 1 Napabalano Tamat Tahun 2012
4. Terdaftar sebagai Mahasiswi DIII Kebidanan Yayasan Kesehatan
Nasional Bau – Bau Tahun 2013 sampai sekarang
7. viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii
KATA PENGANTAR.............................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................... vi
DAFTAR ISI........................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xi
ABSTRAK.............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah pusktaka........................................................................ 5
1. Tinjauan tentang Pengetahuan............................................. 5
2. Tinjauan tentang Balita ....................................................... 8
3. Tinjauan tentang Kartu Menuju Sehat (KMS)....................... 13
B. Kerangka konsep....................................................................... 19
8. viii
C. Defenisi operasional dan kriteria objektif................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan rancangan penelitian................................................. 22
B. Waktu dan tempat penelitian..................................................... 22
C. Populasi dan sampel.................................................................. 22
D. Jenis dan Pengumpulan Data.................................................. 23
E. Pengolahan dan Penyajian Data.............................................. 23
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
A. Hasil........................................................................................... 25
1. Gambaran umum lokasi penelitian........................................ 25
2. Hasil penelitian...................................................................... 26
B. Pembahasan.............................................................................. 28
C. Studi kasus................................................................................. 33
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 57
B. Saran.......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
9. DAFTAR TABEL
Nomor tabel Halaman
1. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang pemenfaatan KMS Balita
Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Puskesmas Batalaiworu
Kabupaten Muna Tahun 2016......................................................... 26
2. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang pemenfaatan KMS Balita
Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna
Tahun 2016..................................................................................... 27
3. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang pemenfaatan KMS Balita
Berdasarkan Umur di Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna
Tahun 2016..................................................................................... 27
4. Distribusi Pengetahuan Ibu tentang pemenfaatan KMS Balita
Berdasarkan Paritas di Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna
Tahun 2016..................................................................................... 28
11. xi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1. Master tabel penelitian
2. Kuisioner Penelitian
3. Surat permohonan penelitian
4. Surat izin penelitian dari Badan Kesbang dan Politik Kabupaten Muna
5. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian dari kepala
Puskesmas BataLaiworu
12. xii
INTISARI
IKRA (130238)”Studi Pengetahuan Ibu Tentang Manfaat KMS Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna Tahun 2016”di
bawah bimbingan Endah Catur Rini S.ST,M.Kes dan Wa Ode Siti Amzia
S.ST,M.Kes (5 Bab + 58 halaman + 4 Tabel +6 Lampiran )
Latar Belakang : Sesuai survei awal di Puskesmas Batalaiworu pada tahun
2008, balita berjumlah 2.018 orang. yang memiliki KMS 1.638 orang, yang
tidak memiliki KMS 380 orang. Balita yang ditimbang berat badan sebesar
978 orang, jumlah berat badan yang meningkat 782 orang, berat badan tetap
682 orang. Balita yang melewati garis merah (BGM) sebesar 31 orang, balita
yang berstatus gizi kurang 55 orang, dan gizi buruk 2 orang (Dinkes, 2015).
Tujuan : Untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat pengetahuan ibu
tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu
tahun 2016
Metode Penelitian: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif yaitu metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran atau mendeskripsikan suatu keadaan objektif
(Notoadmojo, 2002). Sampel dalam penelitian ini di tentukan secara
Accidental Sampling (pengambilan sampel yang dilakukan sesaat, sehingga
sampel yang diperoleh adalah sampel yang ada/tersedia pada waktu
penelitian
Hasil:Dari 30 orang ibu anak balita yang mempunyai KMS yang
diwawancarai terdapat 21 orang (69,99%) yang memiliki pengetahuan baik
dan paling banyak pada tingkat Diploma yakni 11 orang (36,66%) dan pada
tingkat SD tidak ada
Kesimpulan :Ibu yang memiliki pengetahuan baik paling banyak ditemukan
pada ibu yang tidak bekerja yakni 14 orang, sedangkan yang memiliki
pengetahuan kurang paling banyak terdapat pada ibu yang tidak bekerja
yakni 5 orang.
Kata Kunci : Pendidikan,Pekerjaan,Umur,Paritas,KMS Balita
Daftar Pustaka : 12 (1993 – 2010)
15. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa balita merupakan masa yang menentukan dalam tumbuh
kembangnya yang akan menjadi dasar terbentuknya manusia
seutuhnya, oleh karena itu pemerintah memandang perlu untuk
memberikan suatu bentuk pelayanan yang menunjang tumbuh
kembang balita secara menyeluruh terutama dalam aspek mental dan
social. Karena aspek pertumbuhan fisiknya telah lebih dahulu
mendapat perhatian antara lain berbagai upaya perbaikan gizi keluarga
(UPGK), penimbangan dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju
Sehat)sebagai alat untuk mengetahui tingkat pertumbuhan anak,
imunisasi, pemberian vitamin A, upaya peningkatan penggunaan Air
Susu Ibu (ASI), keluarga berencana dan lain-lain (Soetjiningsih, 2005).
Perubahan berat badan merupakan indicator yang sangat
sensitive untuk memantau pertumbuhan Anak.Pertumbuhan dan
perkembangan bayi maupun balita dapat dipantau setiap bulan melalui
catatan dalam buku KMS. Kader senantiasa mencatat dan mengisi
hasil pertumbuhan yang datang ke Posyandu di buku KMs bayi maupun
balita. Pengetahuan orang tua tentang cara merawat bayi dan balita
juga dapat diperoleh dengan membaca di buku KMS (Depkes RI,2010).
Di Indonesia menurut peraturan Menteri kesehatan Repoblik
Indonesia Nomor. 155/Menkes/Per/2015 tentang penggunaan Kertu
16. 2
menuju sehat ( KMS )Balita angka keberhasilan pencapaian 100% di
asumsikan Seluruh anak indonesia Mendapatkan (KMS)perubahan
pencapaian dari program MDGS Mellineum Developmen Goals yang
berakhir pada tahun 2015 yang dilanjutkan ke Sustainable
Development Goals (SDGs) hingga tahun 2030 yang lebih menekankan
kepada 5P yaitu People, plant, Peace,Prosperity,dan partnership.Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Menyatakan Jumlah balita di Indonesia mencapai sekitar 31,8 Juta jiwa
pada Tahun 2015(Kemenkes RI,2015)
Di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2010 balita berjumlah
266.735 orang yang memiliki KMS sebesar 184.026 orang dan yang
tidak memiliki KMS sebesar 82.079 orang. Balita yang ditimbang berat
badan sebesar 109.324 orang, jumlah berat badan yang meningkat
sebesar 87.316 orang, berat badan tetap berjumlah 6.119 orang. Balita
yang melewati garis merah (BGM) sebesar 440 orang, balita yang
berstatus gizi baik sebesar 79.832 orang, gizi kurang sebesar 4.092
orang, dan gizi buruk sebesar 793 orang.Data Dinas Kesehatan
Kabupaten Muna menunjukan terdapat 16.000.000 KMS yang di
distribusi pada semua puskesmas sekabupaten Muna menunjukkan
100% cakupan pencapaian pembagian KMS untuk masing - masing
balita disetiap puskesmas(Dinkes Kab.Muna,2015)
Sesuai survei awal di Puskesmas Batalaiworu pada tahun 2015,
balita berjumlah 2.018 orang. yang memiliki KMS 1.638 orang, yang
17. 3
tidak memiliki KMS 380 orang. Balita yang ditimbang berat badan
sebesar 978 orang, jumlah berat badan yang meningkat 782 orang,
berat badan tetap 682 orang. Balita yang melewati garis merah (BGM)
sebesar 31 orang, balita yang berstatus gizi kurang 55 orang, dan gizi
buruk 2 orang (Dinkes, 2015).
Dari hasil pengamatan di masyarakat masih terdapat ibu-ibu
yang tidak membawa bayi dan balita ke Puskesmas ataupun ke
Posyandu. KMS yang telah mereka dapatkan tidak dipergunakan
sebagaimana mestinya. Hal ini dapat kita lihat dari jumlah balita yang
memiliki KMS 1.638 orang balita yang ditimbang berat badannya
sebesar 987 orang ini diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan orang
tua balita dalam memanfaatkan KMS anaknya.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, sehingga penulis tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Studi Pengetahuan Ibu tentang
Pemanfaatan KMS balita di Puskesmas Batalaiworu”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengetahuan Ibu tentang
pemanfaatan KMS balita di wilayah Puskesmas Batalaiworu tahun
2016?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum :
18. 4
Untuk mendapatkan gambaran mengenai tingkat pengetahuan ibu
tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah kerja Puskesmas
Batalaiworu tahun 2016
2. Tujuan Khusus :
a. Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang
pemanfaatan KMS balita berdasarkan pendidikan di Puskesmas
Batalaiworu tahun 2016
b. Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang
pemanfaatan KMS balita berdasarkan pekerjaan di Puskesmas
Batalaiworu tahun 2016
c. Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang
pemanfaatan KMS balita berdasarkan umur, di Puskesmas
Batalaiworu tahun 2016
d. Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang
pemanfaatan KMS balita berdasarkan paritas di Puskesmas
Batalaiworu tahun 2016
D. Manfaat Penelitian
1. Untuk meningkatkan kebijakan penanggulangan gizi buruk pada
balita di tingkat Puskesmas dalam rangka menurunkan angka
kesakitan dan kematian dan meningkatkan sumber daya manusia.
2. Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas Batalaiworu dan efesien
dalam penanggulangan gizi buruk.
19. 5
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis sehingga
dapat diaplikasikan dalam masyarakat.
4. Untuk bahan informasi tentang pengetahuan ibu dalam
memanfaatkan KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu
20. 6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telah Pustaka
1. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
Pengetahuan merupakan unsure mengisi akal dan jiwa
seseorang yang sadar dan secara nyata terkandung dalam otaknya,
dalam kamus bahasa Indonesia di jelaskan bahwa pengetahuan atau
tahu adalah mengerti setelah melihat, menyaksikan, mengalami atau
di ajar (Azwar, 2007).
Pengetahuan adalah sebagian ingatan-ingatan atas bahan-
bahan yang telah dipelajari dan ini mungkin menyangkut mengingat
kembali sekumpulan bahan yang luas dari hal-hal yang terperinci
untuk teori. Tetapi apa yang akan diberikan adalah menggunakan
ingatan akan keterangan yang sesuai (Ngatimin, 2006).
Pengetahuan dari hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga
(Notoatmojo, 1993).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu terhadap suatu objek
sehingga dapat menimbulkan perilaku dalam mengambil keputusan
untuk menentukan pilihan akan dirinya. Selanjutnya di kemukakan
21. 6
bahwa pengetahuan berhubungan dengan jumlah informasi yang
dimiliki seseorang. Semakin banyak informasi yang dimiliki
seseorang makin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki orang
tersebut (Azwar, 1997).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan :
a. Tahu (Know)
Tahu di artikan sebagai suatu pengingat materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam tingkat pengetahuan ini
adalah mengingat kembali (recall). Sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkatan yang paling
rendah.
b. Memahami (Compherension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi
ini dapat di artikan sebagai aplikasi atau penggunaan hokum-
hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks
atau situasi yang lain.
22. 6
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam
suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintensis menunjukan pada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formula baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu criteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari suatu penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo, 1993).
23. 6
2. Tinjauan Tentang Balita
Menurut Soediaoetama (1996) menyatakan, bahwa anak
balita adalah anak yang berusia dibawah umur 5 tahun (1-5 tahun)
merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang
cepat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram
berat badan. Anak balita justru merupakan kelompok umur yang
sering menderita penyakit akibat kekurangan gizi dalam hal ini
kekurangan energy protein (KEP).
Menurut Friedman (1995) dan Erniwati (2005),
mengelompokkan umur anak balita kedalam 4 golongan umur, yaitu:
a. Usia 13 - 24 bulan
b. Usia 25 - 36 bulan
c. Usia 37 - 48 bulan
d. Usia 49 - 59 bulan.
Menurut Frankenburk dkk. (1981) mengemukakan 4
parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai
perkembangan anak balita yaitu:
a. Personal Social (Kepribadian/tingkah laku social). Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya.
b. Fine Motor Adaptif (Gerakan motorik halus). Aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian
24. 6
tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, misalnya untuk
menggambar dan memegang sesuatu benda.
c. Language (Bahasa). Kemampuan untuk memberikan respon
terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
d. Gross Motor (Perkembangan motorik kasar). Aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh (Soetjiningsih,
1995).
Perkembangan anak balita yaitu :
a. Umur 0-3 bulan
1) Belajar mengangkat kepala,
2) Belajar mengikuti objek dengan matanya,
3) Melihat ke muka orang dengan senyum,
4) Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman,
pendengaran dan kontak.
5) Menahan barang yang dipegangnya
6) Mengoceh spontan dan beraksi dengan mengoceh
b. Umur 3 – 6 bulan
1) Menggangkat kepala 90 derajat dan mengangkat tangan
dengan bertopang tangan.
2) Mulai meraih benda-benda yang ada dalam jangkauan atau
diluar jangkauannya.
3) Menaruh benda-benda dimulutnya.
4) Berusaha memperluas lapangan pandangan.
25. 6
5) Tertawa dan menjerit karena gembira diajak bermain.
6) Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.
c. Umur 6 – 9 bulan
1) Dapat duduk tanpa dibantu.
2) Dapat tengkurap dan berdiri sendiri.
3) Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang.
4) Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain.
5) Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk.
6) Bergembira dengan melempar benda-benda.
7) Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti.
8) Mengenal anggota-anggota keluarga dan takut pada oaring
asing/lain.
9) Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan
sembunyi-sembunyian.
d. Umur 9 – 12 bulan
1) Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.
2) Dapat berjalan dengan dituntun.
3) Menirukan suara.
4) Mengulang bunyi yang didengarnya.
5) Belajar menyatakan satu atau dua kata.
6) Mengerti perintah sederhana atau larangan.
26. 6
7) Memperlihatkan minat yang besar dalam mengesplorasikan
sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-
benda ke mulutnya.
8) Berpartisipasi dalam permainan.
e. Umur 12 – 18 bulan
1) Berjalan dan mengeksplorasikan rumah serta sekeliling rumah.
2) Menyusun 2 atau 3 kotak.
3) Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bermain.
f. Umur 18 – 24 bulan
1) Naik turun tangga.
2) Menyusun 6 kotak.
3) Menunjuk mata dan hidungnya.
4) Menyusun dua kata.
5) Belajar makan sendiri.
6) Menggambar garis di kertas atau pasir.
7) Mulai mengontrol buang air besar dan buang air kecil/kencing.
8) Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang-orang
yang lebih besar.
9) Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main
dengan mereka.
g. Umur 2 – 3 tahun
1) Belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki.
2) Membuat jembatan dengan tiga kotak.
27. 6
3) Mampu menyusun kalimat.
4) Mempergunakan kata-kata saya, bertanya, mengerti kata- kata
yang ditunjukkan kepadanya.
5) Menggambar lingkaran.
6) Bermain bersama dengan anak lain dan menyadari adanya
lingkungan lain diluar keluarganya.
h. Umur 3 – 4 tahun
1) Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga.
2) Berjalan pada jari kaki.
3) Berjalan dan berpakaian sendiri.
4) Menggambar garis silang.
5) Menggambar orang hanya kepala dan badan.
6) Mengenal 2 atau 3 warna.
7) Bicara dengan baik.
8) Menyebut nama jenis kelamin dan umurnya.
9) Banyak bertanya.
10) Bertanya bagaimana anak dilahirkan.
11) Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka dan sisi belakang.
12) Mendengarkan cerita-cerita
13) Bermain dengan anak lain
14) Menunjukkan rasa sayang pada saudara-saudaranya
15) Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
28. 6
i. Umur 4 – 5 tahun
1) Melompat dan menari
2) Menggambar orang terdiri dari kepala, lengan dan badan.
3) Menggambar segi empat dan segi tiga
4) Pandai bicara
5) Dapat menghitung jari-jarinya
6) Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
7) Mendengar dan mengulang hal-hal penting dan cerita
8) Minat pada hal baru dan artinya
9) Memprotes bila dilarang apa yang diingininya
10)Mengenal 4 warna
11)Memperkirakan bentuk dan besarnya benda dan membedakan
besar dan kecil
3. Tinjauan Umum Tentang Kartu Menuju Sehat (KMS)
KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta
beberapa informasi lain mengenai pertumbuhan anak, yang dicatat
setiap bulan dari sejak lahir sampai berusia lima tahun. KMS juga
dapat diartikan sebagai Rapor kesehatan gizi atau riwayat kesehatan
dan gizi balita (Depkes RI,2010).
KMS adalah alat yang penting untuk memantau tumbuh
kembang anak. Aktifitasnya tidak hanya menimbang dan mencatat
saja, tetapi harus menginterpretasikan tumbuh kembang anak
kepada ibunya, sehingga memungkinkan pertumbuhan anak dapat di
29. 6
amati dengan cara menimbang teratur setiap bulan (Soetjiningsih,
1995).
Pertumbuhan anak dapat diamati secara cermat dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita. KMS berfungsi
sebagai alat bantu pemantauan gerak pertumbuhan. KMS yang
diedarkan Depkes RI sebelum tahun 2000, garis merah pada KMS
versi tahun 2000 bukan merupakan pertanda gizi buruk, melainkan
garis kewaspadaan, mana kala berat badan balita tergelincir dibawah
garis ini, petugas kesehatan harus melakukan pemeriksaan lanjutan
(Arisman, 2004).
a. Jenis Catatan Pada KMS
Jenis-jenis catatan atau informasi pada KMS adalah :
1) Berat badan anak (pertumbuhan anak)
2) Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif untuk bayi berumur 0-4
atau 6 bulan
3) Imunisasi yang telah diberikan kepada anak
4) Pemberian vitamin A
5) Penyakit yang pernah diderita anak dan tindakan yang
diberikan.
Selain itu, kader juga menggunakan KMS untuk
menanyakan pertumbuhan anak, yaitu kemampuan - kemampuan
yang harus di miliki anak sesuai dengan tingkat usianya misalnya;
30. 6
kemampuan merangkak, duduk, berjalan, bicara dan sebagainya.
(Depkes, 1999).
b. Manfaat catatan/informasi pada KMS
1) Catatan/informasi kepada KMS merupakan “alat pemantau”
keadaan balita yang bisa dijadikan acuan untuk memberikan
rujukan kepada ibu/keluarganya.
2) Selain sebagai acuan penyuluhan, catatan KMS juga dijadikan
bahan acuan untuk memberikan rujukan, baik ke meja 5
maupun ke Puskesmas.
3) Rujukan ini diberikan apabila pada KMS terdapat catatan
berikut ini :
a) Berat badan balita berada dibawah garis merah (BGM) pada
KMS
b) Berat badan balita 2 kali (2 bulan) berturut - turut tidak naik
c) Berat badan balita berada di atas normal pada KMS (terlalu
gemuk)
d) Balita tidak sakit
e) Balita belum diimunisasi (Depkes, 1999).
c. Langkah-langkah pencatatan KMS
Secara garis besar langkah-langkah mencatat pada KMS
adalah sebagai berikut :
1) Mencatat nama Posyandu, identitas anak dan orang tua pada
table disebelah kiri atas.
31. 6
2) Mencatat pemberian imunisasi pada table di sebelah kiri
tengah.
3) Mencatat pemberian vitamin A pada table di sebelah kiri
bawah.
4) Mencatat hasil penimbangan balita (berat badan) pada grafik
KMS. Caranya :
a) Pada kolom yang harus di isi bulan, cantumkan pada kolom
pertama, bulan kelahiran anak tersebut. Kolom selanjutnya
diisi dengan bulan-bulan berikutnya.
b) Masukan data berat badan ke dalam grafik dengan cara
membuat titik yang mempertemukan garis datar dan garis
tegak : garis tegak menunjukkan bulan penimbangan, garis
datar menunjukkan kilogram atau berat badan anak.
c) Apabila bulan lalu anak ditimbang, sambungkan titik
penimbangan bulan lalu. Bila tidak titik disambungkan
dengan titik lainnya misalnya titik pada 2 bulan sebelumnya).
Hanya titik yang merupakan hasil penimbangan secara
bersambung secara berurutan yang boleh disambungkan.
5) Pemberian ASI saja (ASI Eksklusif) pada bayi umur 0-4 bulan
pada kotak dibawah 4 kolom bulan pertama. Caranya :
a) Membuat tanda silang (dicoret) pada kotak, apabila bayi
diberi makanan/minuman selain ASI.
32. 6
b) Mencantumkan kode EQ sampai E4 atau E6 pada kotak
apabila bayi hanya diberi ASI saja. Mencatat lain-lain, yaitu
catatan tentang sakit yang pernah dialami anak dan
penanganannya, ditulis dalam garis-garis tegak pada grafik
KMS (Panduan Pelatihan Kader Posyandu, 1999).
d. Interpretasi hasil catatan pada KMS
1) Pertumbuhan berat badan anak.
(a) Pertumbuhan anak dikatakan naik berdasarkan KMS bila :
(1) Bila berat badannya bertambah dan mengikuti salah satu
pita warna
(2) Bila berat badannya bertambah dan pindah ke pita
warna yang lebih tua.
(b) Pertumbuhan anak dikatakan tidak naik berdasarkan KMS
bila :
(1) Bila berat badannya berkurang
(2) Bila berat badannya tetap
(3) Bila berat badannya bertambah tetapi pindah ke pita
warna yang lebih muda
(c) Pertumbuhan anak dikatakan sangat buruk berdasarkan
KMS bila titik berat badan anak dibawah garis merah
(BGM), baik pada penimbangan pertama atau lalu tidak
ditimbang, maka perlu segera dirujuk.
33. 6
2) Pemberian imunisasi
(a)Bila pemberian imunisasi terisi sesuai jadwal yang
seharusnya berarti kebutuhan imunisasi anak terpenuhi
sesuai dengan jadwal.
(b)Bila sampai umur 1 tahun kemudian anak belum
mendapatkan imunisasi untuk setiap jenis dan belum cukup
diberikan berarti imunisasi anak tersebut tidak lengkap dan
anak rentan terhadap penyakit yang berhubungan dengan
vaksin tersebut.
3) Pemberian ASI Eksklusif
(a)Bila pada kotak pemberian ASI Eksklusif diberi tanda silang
pada salah satu kotak, berarti anak diberi makan selain ASI
pada bulan dimana kotak tersebut disilang dan bisa
menyebabkan gangguan pencernaan pada anak
(b)Bila pada kotak pemberian ASI Eksklusif diberi tanda kode
E0 maka berarti anak tersebut diberi ASI Eksklusif dan
membentuk bayi dalam pertumbuhan.
4) Pemberian kapsul vitamin A (KVA). Pemberian kapsul vitamin A
mengacu pada table isian pemberian kapsul vitamin A, bila
belum terisi sesuai dengan jadwal berarti anak tersebut diberi
kapsul vitamin dan menyebabkan gangguan penglihatan dan
pertumbuhan anak.
34. 6
5) Catatan penyakit yang diderita dan penanggulangannya. Bila
anak menderita suatu penyakit, maka anak tersebut harus
mendapatkan perawatan lebih lanjut (Depkes,1995)
B. Kerangka Konsep
Gambar 1. Kerangka konsep penelitian
Keterangan :
: Variabel independent
[[
: Variabel dependent
[
Pendidikan
Pekerjaan
Paritas
Pengetahuan ibu tentang
pemanfaatan KMS balita
perawatan tali pusat
Pusat
Umur
35. 6
C. Defenisi Operasional dan Kriteria obyektif
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden
sehubungan dengan pemamfaatan KMS balita.
Kriteria obyektif
a. Baik : Bila skor nilai sama dengan atau lebih dari 75 % dari skor
maksimal.
b. Kurang : Bila skor nilai kurang dari 75 % dari maksimal (Buraerah,
2000 )
2. Pendidikan
Pendidikan adalah proses belajar yang bertujuan untuk
meningkatkan kematangan intelektual seseorang sehingga lebih
mudah mengerti dan menerima informasi tentang pemanfaatan KMS
balita .
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. Diploma/Perguruan tinggi
Skala pengukuran kategorikal ordinal (Notoadmojo, 2003)
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah jenis kegiatan yang dilakukan seseorang
Kriteria obyektif
a. Bekerja
36. 6
b. Tidak bekerja
Skala pengukuran nominal (Sastroasmoro dan ismail 1995)
4. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup yang dihitung berdasarkan
ulang tahun terakhir.
Kriteria obyektif :
a. < 20 tahun
b. 20 – 35 tahun
c. > 35 tahun (Manuaba 1999)
Skala pengukuran numerik interval (Sastroasmoro dan ismail
,1995)
5. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami seorang ibu.
Kriteria obyektif
a. Paritas 1
b. Paritas 2
c. Paritas 3
d. Paritas >4
Skala ukur : Ordinal (Hassan, Rusepno 2005)
38. BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu
metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
gambaran atau mendeskripsikan suatu keadaan objektif (Notoadmojo,
2002).
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1- 20 September 2016.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Batalaiworu Kabupaten
Muna Tahun 2016
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai
anak balita yang memiliki KMS di Puskesmas Batalaiworu tahun
2016 dengan jumlah 64 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini di tentukan secara Accidental Sampling
(pengambilan sampel yang dilakukan sesaat, sehingga sampel yang
39. diperoleh adalah sampel yang ada/tersedia pada waktu penelitian
(September) dengan jumlah 30 orang.
D. Jenis dan Pengumpulan data
1. Data primer yaitu data yang di kumpulkan dengan menggunakan
kuesioner dan wawancara langsung dengan ibu yang mempunyai
balita.
2. Data sekunder yaitu data yang di peroleh dari pencatatan dan buku
register di Puskesmas Batalaiworu tahun 2016.
E. Pengolahan dan Penyajian Data
1. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul diolah dengan cara manual dengan
langkah-langkah :
a. Editing
Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang telah
dikumpul bila terdapat kesalahan atau kurang dalam pengumpulan
data-data tersebut akan di periksa kembali.
b. Coding
Hasil jawaban dari setiap pertanyaan yang di beri kode angka
sesuai dengan petunjuk.
c. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam tabel
distribusi.
2. Penyajian data
40. Data di sajikan dalam bentuk table yang dipersentasekan dan
di uraikan dalam bentuk tabel dan naratif.
Rumus :
%100x
N
X
Keterangan :
X = Variabel yang di terima
N = Jumlah variable yang di teliti
∑ = Jumlah Total Sampling (Natsir. M, 1998)
41. 34
C. Studi Kasus
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR (BBL) NORMAL PADA
BAYI NY “S” UMUR 0 HARI SESUAI MASA KEHAMILAN DI
PUSKESMAS BATALAIWORU KABUPATEN MUNA
TANGGAL 07 SEPTEMBER 2016
No register : 305008
Tanggal Masuk : 07 September 2016, jam 05.00 wita
Tanggal Partus : 07 September 2016, jam 10.00 wita
Tanggal Pengkajian : 07 September 2016, jam 10.40 wita
Nama Pengkaji : Ikra
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
A. Identitas
1. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. S
Tanggal / jam lahir : 07 September 2016, 10.00 wita
Umur : 0 hari
Berat / panjang badan : 2700 gram / 48 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Anak : I (satu)
2. Identitas Orang Tua
Nama : Ny“S” / Tn“A”
Umur : 20 tahun / 21 tahun
Nikah / lamanya : 1 kali / ± 2 tahun
42. 35
Suku : Muna / Muna
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Desa Wawesa
B. Data biologis/fisiologis
1. Riwayat Kehamilan
a. Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama dan tidak pernah
keguguran (GI P0 A0)
b. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 11 - 12 – 2015
c. Tafsiran persalinan tanggal 18 – 09 – 2016
d. Ibu mengatakan umur kehamilannya ± 9 bulan
e. Ibu mengatakan selama hamil mendapat imunisasi TT sebanyak 2
kali di Puskesmas
f. Tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilan misalnya
asma, jantung, DM, dan hipertensi.
2. Riwayat Persalinan
a. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 07 September 2016 dengan
umur kehamilan 38 minggu 3 hari
b. Tempat persalinan di Puskesmas Batalaiworu
c. Penolong persalinan yaitu bidan
d. Jenis persalinan normal
e. Tidak ada penyulit persalinan
43. 36
3. Riwayat Bayi Baru Lahir
a. Bayi lahir tanggal 07 September 2016 jam 10.00 wita, presentase
belakang kepala, spontan, aterm (sesuai masa kehamilan),
dengan BBL : 2800 gram dan PBL : 48 cm
b. Apgar score 8/10
No Tanda 0 1 2
Menit
I II
1 Apperance
(warna kulit)
Seluruh
tubuh biru
/ pucat
Tubuh
kemerahan,
eksremitas
biru
Seluruh
tubuh
kemerahan
2 2
2 Pulse (frekuensi
jantung)
Tidak ada < 100 > 100 2 2
3 Grimace
(refleks)
Tidak ada
respon
Sedikit Bergerak
kaktif
1 2
4 Activity (tonus
otot)
Lemah /
lumpuh
Sedikit
gerakan
eksremitas
Gerakan
aktif
1 2
5 Respiration
(pernapasan)
Tidak ada Lemah,
tidak teratur
Menangis
kuat
2 2
Jumlah 8 10
4. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
a. Nutrisi / cairan
1) Kemampuan mengisap dan menelan bayi baik
2) ASI diberikan secara on demand (setiap 2 jam)
b. Eliminasi
1) BAB : bayi sudah BAB
2) BAK : bayi sudah BAK
44. 37
c. Personal hygiene
1) Bayi belum dimandikan
d. Tidur / istrahat
1) BBL banyak tidur
2) Bayi terbangun jika lapar, BAB / BAK
5. Riwayat Sosial, Psikologi, Ekonomi dan Spiritual Orang Tua
a. Orang tua dan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
b. Ibu tidak terbebani dengan kelahiran bayinya
c. Ibu sudah bisa beradaptasi dan berinteraksi dengan keberadaan
bayinya
d. Biaya perawatan ditanggung oleh orang tua bayi
e. Orang tua berharap agar bayinya tetap sehat dan dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik
C. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan fisik umum
a. Keadaan umum bayi baik
b. Kesadaran composmentis
c. Pemeriksaan tanda – tanda vital
1) Pernapasan : 42 kali/menit N : 40 – 60 kali/menit
2) DJB : 139 kali/menit N : 120 - 160 kali/menit
3) Suhu : 37,7°C N : 36,5 – 37,5°C
45. 38
d. Kepala / rambut
1) Inspeksi : Tidak ada caput, rambut hitam dan lurus
2) Palpasi : Tidak ada oedema, ubun – ubun teraba lunak
e. Mata
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,
konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus
f. Hidung
1) Inspeksi : Cuping hidung simetris kiri dan kanan, dan tidak
ada secret
g. Telinga
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
h. Mulut dan bibir
1) Inspeksi : Refleks mengisap bayi baik, bibir lembab dan
tidak terdapat kelainan
i. Leher
1) Inspeksi : Tonus otot leher baik
2) Palpasi : Tidak ada benjolan pada leher
j. Dada
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, gerakan dada seiring
dengan respirasi bayi, puting susu belum
terbentuk
46. 39
k. Abdomen
1) Inspeksi : Tampak tali pusat masih basah, berwarna
kemerahan, terbungkus kassa dan berbau busuk
l. Punggung dan bokong
1) Inspeksi : Tidak ada kelainan, tidak ada fraktur dan
penonjolan, tidak ada bercak mongol
2) Palpasi : Tidak ada benjolan pada tulang punggung
m.Genetalia dan anus
1) Inspeksi : Kebersihan baik, labia mayora menutupi labia
minora, terdapat uretra dan terdapat lubang anus
n. Eksremitas atas dan bawah
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, pergerakan tangan dan
kaki baik, jari–jari tangan dan kaki lengkap,
refleks menggenggam dan refleks babinsky baik
o. Kulit
1) Inspeksi : Warna kulit kemerahan, turgor kulit baik, rambut
lanugo nampak jelas
2. Pengukuran antropometri
a. BBS : 2700 gram (normalnya 2500 - 4000 gram)
b. PB : 48 cm (normalnya 48 – 53 cm)
c. LK : 33 cm (normalnya 33 – 35 cm)
d. LD : 30 cm (normalnya 30 – 33 cm)
e. LP : 30 cm (normalnya 30 – 34 cm)
47. 40
f. LILA : 10 cm (normalnya 9,5 – 11 cm)
3. Menilai sistem refleks
a. Refleks genggam : Bayi beraksi terhadap sentuhan pada
tangannya sehingga bereaksi untuk
menggenggam
b. Refleks morro : Bayi bereaksi terhadap tepukan tangan
c. Refleks rooting : Bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
bibirnya
d. Refleks sucking : Bayi bereaksi untuk mengisap saat
diberi susu
e. Refleks swallowing : Bayi bereaksi untuk menelan saat diberi
susu
f. Refleks babinsky : Bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
telapak kaki sehingga telapak kaki bayi
melengkung atau membentuk huruf C
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa : Bayi cukup bulan umur 0 hari keadaan umum bayi baik
A. Bayi cukup bulan
DS : 1. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 07 September 2016
2. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 11 - 12 – 2015
DO : 1. Bayi lahir tanggal 07 September 2016 jam 10.00 wita dengan
jenis kelamin perempuan, berat badan 2700 gram, panjang
48. 41
badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 30 cm,
lingkar perut 30 cm, lingkar lengan atas 10 cm
2. Umur kehamilan 38 minggu 3 hari
Analisa dan interprestasi data
Bayi cukup bulan mengalami pertumbuhan yang ditandai dengan
umur kehamilan cukup 37 – 42 minggu, berat badan lahir normal
2500 – 4000 gram, panjang badan lahir normal 48 – 52 cm, lingkar
kepala 33 – 35 cm, lingkar perut 31 – 35 cm, kulit kemerahan,
refleks isap baik, refleks moro baik, masih tampak verniks
caseosa, rambut sempurna, kuku panjang, apgar score 8 / 10,
suhu 36,5°C – 37,5°C, pernapasan 40 – 60 kali / menit, denyut
jantung 120 – 160 kali / menit. (Asuhan Neonatus Bayi dan Balita
2012, hal : 120).
B. Umur 0 hari
DS : Ibu mengatakan melahirkan tanggal 07 September 2016
DO : Tanggal pengkajian 07 September 2016
Analisa dan interprestasi data
Bayi lahir tanggal 07 September 2016 sampai tanggal pengkajian
07 September 2016 terhitung umur bayi 0 hari
C. Keadaan umum bayi baik
DS : Ibu bayi menetek dengan kuat
DO : Tampak bayi menyusu dengan kuat
49. 42
Tanda – tanda vital dalam batas normal
DJB : 139 kali / menit
Suhu : 37,7°C
Pernapasan : 42 kali / menit
Analisa dan interprestasi data
Tanda – tanda vital yang normal menandakan keadaan bayi baik.
(Pelayanan Maternal dan Neonatal hal : 92 - 95).
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi infeksi tali pusat
1. Data subjektif :
Ibu mengatakan tali pusat masih basah
2. Data objektif :
a. Tampak tali pusat masih basah, terbungkus kassa
Analisa dan interprestasi data
Penyakit tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi
pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan
oleh clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun) yang menyerang sistem saraf pusat. Spora kuman
tersebut masuk kedalam tubuh bayi melalui pintu masuk satu –
satunya, yaitu tali pusat, yang dapat terjadi pada saat
perawatannya sebelum puput (terlepasnya tali pusat). (Pelayanan
50. 43
Kesehatan Maternal dan Neonata, Prawirohardjo : hal 388).
LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidan ada data yang menunjang untuk tindakan segera / kolaborasi
LANGKAH IV RENCANA TINDAKAN
1. Tujuan Keadaan umum bayi baik
2. Tidak terjadi infeksi pada tali pusat
3. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi
A. Kriteria
1. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan tanda – tanda vital dalam
batas normal :
Suhu : 36,5 °C – 37,5 °C
Pernapasan : 40 – 60 kali / menit
DJB : 120 – 160 kali / menit
2. Tali pusat tidak merah, tidak bengkak dan tidak berbau
3. Refleks mengisap dan menelan bayi baik
B. Intervensi
Tanggal 07 September 2016 Jam 11.10 wita
1. Beritahu pada Ibu dan keluarganya tentang keadaan bayinya
Rasional : Ibu dan keluarga berhak mengetahui keadaan ibu
bayinya
2. Observasi tanda – tanda vital
51. 44
Rasional : TTV merupakan salah satu indikator untuk
mengetahui keadaan bayi
3. Beri kehangatan pada bayi dengan cara membungkus bayi dengan
selimut yang bersih dan kering
Rasional : Mempertahankan suhu bayi dan mencegah
hipotermi, karena bayi baru lahir mudah kehilangan
panas melalui evaporasi, konduksi, radiasi dan
konveksi
4. Anjurkan pada ibu untuk mengganti popok bayinya bila basah dan
setiap selesai mandi
Rasional : Mengganti popol bayi tiap kali basah dan setiap
selesai mandi merupakan salah satu upaya untuk
mencegah terjadinya hipotermi pada bayi dan juga
dapat mencegah terjadinya ruam popok
5. Anjurkan pada ibu untuk merawat tali pusat bayi dan menjaga
kebersihan tubuh bayi
Rasional : Perawatan tali pusat dilakukan agar mencegah
infeksi, mempercepat puputnya tali pusat, serta
memberi rasa nyaman pada bayi dan mencegah
berkembangnya mikroorganisme
6. Anjurkan pada ibu untuk mengganti kain kassa pembungkus tali
pusat bayi setiap kali basah dan kotor
Rasional : Untuk mencegah terjadinya perkembangbiakan
52. 45
bakteri yang menyebabkan terjadinya infeksi pada
tali pusat
7. Anjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on
demand
Rasional : Rangsangan oleh hisapan bayi akan merangsang
hipofise posterior untuk mengeluarkan hormone
oxytocin untuk sekresi ASI dan hipofise anterior
untuk mengeluarkan hormon prolaktin untuk produksi
ASI. ASI eksklusif ( 0 – 6 bulan ) dapat memberikan
kebutuhan energi dan zat gizi yang dapat terpenuhi
dengan pemberian ASI saja.
8. Beri HE (Health Education) pada ibu tentang :
Gizi ibu menyusui
Rasional : Makanan bergizi bagi ibu sangat diperlukan pada
masa menyusui karena dapat membantu
pemenuhan kebutuhan gizi bayi melalui ASI
ASI ekslusif
Rasional : ASI merupakan makanan utama bagi bayi yang
dapat memberikan keuntungan bagi tumbuh
kembang fisik bayi. ASI 1 – 3 hari berisi colostrum
yang mengandung antibody yang dapat memberi
kekebalan pada bayi
Tanda – tanda infeksi dan tanda bahaya pada bayi
53. 46
Rasional : Pengenalan tanda – tanda infeksi dan tanda
bahaya pada ibu dan keluarganya dimaksudkan
agar ibu dapat mengetahui tanda – tanda infeksi
dan tanda bahaya pada bayi sehingga dapat
mengambil tindakan yang sesuai jika menemukan
tanda – tanda infeksi. Tanda – tandanya yaitu
suhu tubuh bayi meningkat, tali pusat kemerahan,
bengkak, keluar cairan (nanah) dan berbau busuk,
pernapasan > 60 kali / menit.
Imunisasi / posyandu tiap bulan
Rasional : Agar ibu bayi dapat mengetahui tumbuh kembang
bayinya dan mendapat imunisasi lengkap.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 07 September 2016 Jam 10.50 Wita
1. Memberitahu Ibu dan keluarganya tentang keadaan bayinya
Hasil : Ibu dan keluarganya mengetahui keadaan bayi
2. Mengobservasi tanda – tanda vital
Hasil : Suhu : 37,7°C
DJB : 139 x / menit
Pernapasan : 42 x / menit
3. Memberi kehangatan pada bayi dengan cara membungkus bayi dengan
selimut yang bersih dan kering
54. 47
Hasil : Bayi telah diselimuti
4. Menganjurkan pada ibu untuk mengganti popok bayinya bila basah dan
setiap selesai mandi
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan
5. Menganjurkan pada ibu untuk merawat tali pusat bayi dan menjaga
kebersihan tubuh bayi
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
6. Menganjurkan pada ibu untuk mengganti kain kassa pembungkus tali
pusat bayi setiap kali basah dan kotor
Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan
7. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on
demand
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
8. Memberi HE (Health Education) pada ibu tentang :
Gizi ibu menyusui
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
ASI ekslusif
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Imunisasi / posyandu tiap bulan
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 07 September 2016 Jam 11.20 wita
55. 48
1. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
a. Suhu : 37,5 °C
b. Pernapasan : 46 kali / menit
c. DJB : 142 kali / menit
2. Tali pusat belum puput, tidak ada tanda – tanda infeksi
3. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi ditandai dengan pemberian ASI
secara on demand
Catatan perkembangan
1. Tanggal 08 September 2016, jam 09.00 wita
a. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
1) Suhu : 37 °C
2) Pernapasan : 42 kali / menit
3) DJB : 138 kali / menit
b. Tali pusat belum puput, tidak ada tanda – tanda infeksi
c. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi ditandai dengan pemberian ASI
secara on demand
2. Tanggal 09 September 2016, jam 09.10 wita
a. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
1) Suhu : 37,1 °C
2) Pernapasan : 40 kali / menit
3) DJB : 140 kali / menit
b. Tali pusat sudah hampir puput, tidak ada tanda – tanda infeksi
57. 50
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
NORMAL PADA BAYI NY “S” UMUR 0 HARI SESUAI MASA
KEHAMILAN DI PUSKESMAS BATALAIWORU
KABUPATEN MUNA
07 – 09 – 2016
(SOAP)
No register : 305008
Tanggal Masuk : 07 September 2016, jam 05.00 wita
Tanggal Partus : 07 September 2016, jam 10.00 wita
Tanggal Pengkajian : 07 September 2016, jam 10.40 wita
Nama Pengkaji : Ikra
IDENTITAS
A. Identitas Bayi
Nama : Bayi Ny. S
Tanggal / jam lahir : 07 September 2016, 10.00 wita
Umur : 0 hari
Berat / panjang badan : 2700 gram / 48 cm
Jenis kelamin : Perempuan
Anak : I (satu)
B. Identitas Orang Tua
Nama : Ny“S” / Tn“A”
Umur : 20 tahun / 21 tahun
Nikah / lamanya : 1 kali / ± 2 tahun
Suku : Muna / Muna
58. 51
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Alamat : Desa Wawesa
SUBJEKTIF (S)
1. Ibu mengatakan haid terakhir tanggal 11 - 12 – 2015
2. Ibu mengatakan melahirkan tanggal 07 September 2016 pukul 10.00
wita
3. Ibu mengatakan melahirkan pada umur kehamilan 9 bulan lebih
4. Ibu mengatakan tali pusat masih basah
5. Ibu mengatakan bayinya sudah BAK dan BAB
6. Ibu mengatakan bayinya menetek dengan kuat
OBJEKTIF (O)
1. Tafsiran persalinan tanggal 18 – 09 – 2016
2. Umur kehamilan 38 minggu 3 hari
3. Keadaan umum bayi baik
4. Kesadaran composmentis
5. Pemeriksaan tanda – tanda vital
a. Pernapasan : 42 kali/menit
Normal : 40 – 60 kali/menit
b. DJB : 139 kali/menit
Normal : 120 – 160 kali / menit
59. 52
c. Suhu : 37,7 °C
Normal : 36,5°C – 37,5°C
6. Pemeriksaan fisik
a. Kepala / rambut
1) Inspeksi : Tidak ada caput, rambut hitam dan lurus
2) Palpasi : Tidak ada oedema, ubun – ubun teraba lunak
b. Mata
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret,
konjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus
c. Hidung
1) Inspeksi : Cuping hidung simetris kiri dan kanan, dan tidak
ada secret
d. Telinga
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen
e. Mulut dan bibir
1) Inspeksi : Refleks mengisap bayi baik, bibir lembab dan tidak
terdapat kelainan
f. Leher
1) Inspeksi : Tonus otot leher baik
2) Palpasi : Tidak ada benjolan pada leher
g. Dada
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, gerakan dada seiring
dengan respirasi bayi, puting susu belum
60. 53
terbentuk
h. Abdomen
1) Inspeksi : Tampak tali pusat masih basah dan terbungkus
kassa
i. Punggung dan bokong
1) Inspeksi : Tidak ada kelainan, tidak ada fraktur dan
penonjolan, tidak ada bercak mongol
2) Palpasi : Tidak ada benjolan pada tulang punggung
j. Genetalia dan anus
1) Inspeksi : Kebersihan baik, labia mayora menutupi labia
minora, terdapat uretra dan terdapat lubang anus
k. Eksremitas atas dan bawah
1) Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, pergerakan tangan dan
kaki baik, jari–jari tangan dan kaki lengkap, refleks
menggenggam dan refleks babinsky baik
l. Kulit
1) Inspeksi : Warna kulit kemerahan, turgor kulit baik, rambut
lanugo nampak jelas
7. Pengukuran antropometri
a. BBS : 2700 gram (normalnya 2500 - 4000 gram)
b. PB : 48 cm (normalnya 48 – 53 cm)
c. LK : 33 cm (normalnya 33 – 35 cm)
d. LD : 30 cm (normalnya 30 – 33 cm)
61. 54
e. LP : 30 cm (normalnya 30 – 34 cm)
f. LILA : 10 cm (normalnya 9,5 – 11 cm)
8. Menilai sistem refleks
a. Refleks genggam : Bayi beraksi terhadap sentuhan pada
tangannya sehingga bereaksi untuk
menggenggam
b. Refleks morro : Bayi bereaksi terhadap tepukan tangan
c. Refleks rooting : Bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
bibirnya
d. Refleks sucking : Bayi bereaksi untuk mengisap saat diberi
susu
e. Refleks swallowing : Bayi bereaksi untuk menelan saat diberi
susu
f. Refleks babinsky : Bayi bereaksi terhadap sentuhan pada
telapak kaki sehingga telapak kaki bayi
melengkung atau membentuk huruf C
ASSESMENT (A)
Diagnosa
Masalah potensial
:
:
Bayi cukup bulan umur 0 hari dengan masalah
infeksi tali pusat
Potensial terjadi infeksi tali pusat
62. 55
PLANNING (P)
Tanggal 07 September 2016 Jam 10.50 Wita
1. Memberitahu Ibu dan keluarganya tentang keadaan bayinya
Hasil : Ibu dan keluarganya mengetahui keadaan bayi
2. Mengobservasi tanda – tanda vital
Hasil : Suhu : 37,7°C
DJB : 139 x / menit
Pernapasan : 42 x / menit
3. Memberi kehangatan pada bayi dengan cara membungkus bayi dengan
selimut yang bersih dan kering
Hasil : Bayi telah diselimuti
4. Menganjurkan pada ibu untuk mengganti popok bayinya bila basah dan
setiap selesai mandi
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran bidan
5. Menganjurkan pada ibu untuk merawat tali pusat bayi dan menjaga
kebersihan tubuh bayi
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
6. Menganjurkan pada ibu untuk mengganti kain kassa pembungkus tali
pusat bayi setiap kali basah dan kotor
Hasil : Ibu bersedia melakukan anjuran bidan
7. Menganjurkan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif secara on
demand
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
63. 56
8. Memberi HE (Health Education) pada ibu tentang :
Gizi ibu menyusui
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
ASI ekslusif
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Imunisasi / posyandu tiap bulan
Hasil : Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
Catatan perkembangan
1. Tanggal 08 September 2016, jam 09.00 wita
a. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
1) Suhu : 37 °C
2) Pernapasan : 42 kali / menit
3) DJB : 138 kali / menit
b. Tali pusat belum puput, tidak ada tanda – tanda infeksi
c. Kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi ditandai dengan pemberian ASI
secara on demand
2. Tanggal 09 September 2016, jam 09.10 wita
a. Keadaan umum bayi baik ditandai dengan :
1) Suhu : 37,1 °C
2) Pernapasan : 40 kali / menit
3) DJB : 140 kali / menit
b. Tali pusat sudah hampir puput, tidak ada tanda – tanda infeksi
65. 26
BAB IV
HASIL, PEMBAHASAN DAN STUDI KASUS
A. Hasil
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan Geografis
Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak di
jazirah Sulawesi Tenggara meliputi bagian utara Pulau Buton dan
Pulau Muna serta pulau-pulau kecil yang tersebar disekitarnya yang
berjumlah 237 buah dengan kategori 22 buah pulau berpenghuni, 10
buah pulau berpenghuni sementara dan 205 buah pulau tidak
berpenghuni.
Kecamatan Bata Laiworu yang memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan kecamatan Lasalepa
2) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Buton
3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Katobu
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kontunaga
b.Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Bata Laiworu terdiri
dari 1 unit puskesmas dan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat
(UKBM). Adapun jenis UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Bata Laiworu pada Tahun 3013 yaitu 10 buah posyandu (pratama 2
66. 27
buah, madya 5 buah dan purnama 3 buah), desa siaga sebanyak 1
desa dan poskesdes/polindes sebanyak 3 unit.
c. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Bata Laiworu terdiri
dari 1 orang dokter umum, 12 orang tenaga perawat, 5 orang
apoteker, 7 orang tenaga kesehatan masyarakat dan 1 orang
sanitarian, 3 orang tenaga gizi dan 1 orang tenaga analis
kesehatan.
B. Hasil Penelitian
Tabel 4.1
Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang pemanfaatan KMS balita
berdasarkan tingkat pendidikan di Puskesmas
Batalaiworu Kabupaten Muna
Tahun 2016
No Pendidikan
Pengetahuan
Jumlah Total
Baik Kurang
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 SD - - - - - -
2 SLTP 2 6,66 4 13,33 6 19,99
3 SLTA 8 26,66 2 6,66 10 33,33
4 DIPLOMA/PT 11 36,66 3 10 14 46,66
Jumlah Total 21 69,99 9 29,99 30 99,98
Sumber : Data primer 2016
Berdasarkan tabel 4.1 di atas terdapat 11 orang (36,66%) yang
pengetahuannya baik yaitu pada ibu yang pendidikannya Diploma,
sedangkan ibu yang pengetahuannya kurang berjumlah 4 orang (13,33
% ) yang pendidikannya SLTA.
67. 28
Tabel 4.2
Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pemanfaatan KMS Balita
Berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Batalaiworu
Kabupaten MunaTahun 2016
No Pekerjaan
Pengetahuan
Jumlah Total
Baik Kurang
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Bekerja 7 23,33 4 13,33 11 36,66
2
Tidak
Bekerja
14 46,66 5 16,66 19 63,32
Jumlah Total 21 69,99 9 29,99 30 99,98
Sumber : Data primer 2016
Berdasarkan tabel 4.2 diatas terdapat 14 orang (46,66 %) yang
pengetahuannya baik terdapat pada kolom ibu yang tidak bekerja.
Sedangkan yang pengetahuannya kurang berjumlah 5 orang (16,66 %)
terdapat pada kelompok ibu yang tidak bekerja.
Tabel 4.3.
Distribusi Pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita
berdasarkan umur di Puskesmas Batalaiworu Kabupaten
Muna Tahun 2016
No Umur
Pengetahuan
Jumlah Total
Baik Kurang
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 < 20
tahun
7 23,33 4 13,33 11 36,66
2 20 – 30
tahun
12 40 3 10 15 50
3 >30 tahun 2 6,66 2 6,66 4 13,32
Jumlah Total 21 69,99 9 29,99 30 99,98
Sumber : Data primer 2016
Berdasarkan tabel 4.3 diatas ibu yang pengetahuannya
tergolong baik terdapat 12 orang (40 %) yang berumur 20 – 30 tahun
sedangkan ibu yang pengetahuannya kurang terdapat 4 orang (13,33
%) yang berumur < 20 tahun.
68. 29
Tabel 4.4
Distribusi Pengetahuan Ibu Tentang Pemanfaatan KMS Balita
Berdasarkan Paritas Di Puskesmas Batalaiworu
Kabupaten Muna Tahun 2016
No Paritas
Pengetahuan
Jumlah Total
Baik Kurang
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Paritas I 1 3,33 1 3,33 2 6,66
2 Paritas II 3 10 1 3,33 4 13,33
3 Paritas III 6 20 4 13,33 10 33,33
4 Paritas IV 11 36,66 3 10 14 46,66
Jumlah 21 69,99 9 29,99 30 49,98
Sumber : Data primer 2016
Berdasarkan tabel 4.4 diatas ibu yang pengetahuannya
tergolong baik terdapat 11 orang (36,66) yang paritas IV sedangkan
ibu yang pengetahuannya kurang yaitu 4 orang (13,33) yang paritas III
1. Pembahasan
Setelah melakukan pengolahan data sesuai dengan penelitian
yang telah dilakukan di Puskesmas Batalaiworu selama bulan 1- 14
September 2016 maka secara terperinci hasil penelitian tersebut dapat
dibahas berdasarkan variable berikut:
1. Pengetahuan ibu Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Dari 30 orang ibu anak balita yang mempunyai KMS yang
diwawancarai terdapat 21 orang (69,99%) yang memiliki
pengetahuan baik dan paling banyak pada tingkat Diploma yakni 11
orang (36,66%) dan pada tingkat SD tidak ada. Sedangkan yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9 orang (29,99%) dan
paling banyak pada tingkat pendidikan SLTA yakni 4 orang
(13,33%)
69. 30
Berdasarkan hasil di atas didapat bahwa dengan tingkat
pendidikan Diploma lebih banyak memperoleh informasi, mereka
lebih muda memahami dan cukup tangkap dalam menerima
informasi atau pengetahuan tentang pemanfaatan KMS balita.
Sedangkan pada tingkat pendidikan SD mereka kemungkinan
cenderung tidak tangkap atau kurang mengerti dengan
pengetahuan yang diperoleh. Tingkat pengetahuan mereka dalam
menerima dan memikirkan suatu hal masih cukup kurang
menyebabkan tingkat pengetahuan mereka juga cenderung kurang,
sehingga ditemukan bahwa ternyata tingkat pendidikan ibu cukup
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita.
2. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pekerjaan
Dari 30 orang ibu anak balita yang mempunyai KMS yang
diwawancarai, terdapat 21 orang (69,99%) yang memiliki
pengetahuan baik dan paling banyak pada ibu yang tidak bekerja
yakni 14 orang (46,66%) dan paling sedikit pada ibu yang bekerja
yakni 7 orang (23,33%) sedangkan yang memiliki pengetahuan
kurang sebanyak 9 orang (29,99%) dan paling banyak pada ibu
yang tidak bekerja yakni 5 orang (16,66%).
Berdasarkan hasil didapat bahwa yang memiliki
pengetahuan kurang paling banyak ditentukan pada ibu yang
bekerja, hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja tidak memiliki
waktu luang untuk mencari informasi tentang manfaat KMS, tetapi
70. 31
mereka memilih mementingkan pekerjaannya, sehingga sumber
informasi tentang pemanfaatan KMS yang bisa mereka peroleh
terbatas. Sedangkan yang paling banyak memiliki pengetahuan
baik ditemukan pada ibu yang tidak bekerja. Hal ini disebabkan
karena ibu yang tidak bekerja memiliki banyak waktu luang untuk
mencari informasi tentang pemanfaatan KMS balita, sehingga
dapat mengetahui banyak pengetahuan tentang pemanfaatan KMS
balita dan bagi ibu yang bekerja walaupun memiliki banyak
kesempatan dan lebih memperoleh informasi tetapi mungkin
kesempatan itu bisa digunakan untuk kepentingan pekerjaan bukan
untuk mencari informasi tentang pemanfaatan KMS balita.
Sehingga ditemukan bahwa pekerjaan ibu tidak selamanya
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita.
3. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur
Dari 30 orang ibu anak balita yang mempunyai KMS yang
diwawancarai terdapat 21 orang (69,99%) yang memiliki
pengetahuan baik dan paling banyak pada umur 20-30 tahun yakni
12 orang (40%) dan paling sedikit pada umur > 30 tahun yakni 2
orang (6,66%) sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 9 orang (29,99%) dan paling banyak umur 20 tahun yakni
4 orang (13,33%)
Berdasarkan hasil diatas didapat bahwa dengan umur 20-30
tahun mereka lebih muda dan lebih banyak memperoleh informasi
71. 32
tentang pemanfaatan KMS balita, hal ini kemungkinan disebabkan
karena usia ibu yang lebih tua dimana bertambahnya umur
seseorang biasanya diiringi dengan berbagai macam pengalaman
hidup berupa pengetahuan tentang pemanfaatan KMS balita dapat
diterima dan dipahami. Sebaliknya pada umur ibu yang lebih tua
>30 tahun cenderung lupa tentang pemanfaatan KMS balita. Hal ini
disebabkan karena usia ibu yang sudah tua cenderung lupa tentang
pemanfaat KMS, sehingga ditemukan bahwa umur ibu cukup
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang KMS balita.
4. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Paritas
Dari 30 orang ibu, anak balita yang mempunyai KMS yang
diwawancarai terdapat 21 orang (69,99%) yang memiliki
pengetahuan baik dan paling banyak pada paritas IV yakni 11
orang (36,66%) dan paling sedikit pada paritas I yakni 1 orang
(3,33%) sedangkan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 9
orang (29,99%) dan paling banyak pada paritas III yakni 4 orang
(13,33%).
Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa ternyata ibu
yang paritas IV lebih memiliki pengetahuan yang baik dibanding ibu
dengan I paritas III. Hal ini dikarenakan mereka telah memperoleh
informasi tentang pemanfaatan KMS balita pada anak-anak yang
sebelumnya sehingga pada anaknya yang sekarang informasi-
informasi yang mereka peroleh menjadi lebih banyak sehingga
72. 33
ketertarikan mereka untuk lebih memahami setiap informasi lebih
besar. Berbeda dengan ibu yang paritas III belum begitu
mengetahui informasi tentang pemanfaatan KMS balita. Sehingga
ditemukan bahwa ternyata paritas ibu juga mempengaruhi
pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita.
73. 58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Ibu yang memiliki pengetahuan baik paling banyak ditemukan pada
kelompok ibu yang pendidikan Diploma yakni 11 orang, sedangkan
yang memiliki pengetahuan kurang paling banyak terdapat pada
tingkat pendidikan SLTP yakni 4 orang.
2. Ibu yang memiliki pengetahuan baik paling banyak ditemukan pada
ibu yang tidak bekerja yakni 14 orang, sedangkan yang memiliki
pengetahuan kurang paling banyak terdapat pada ibu yang tidak
bekerja yakni 5 orang.
3. Ibu yang memiliki pengetahuan baik paling banyak ditemukan pada
kelompok umur 20-30 tahun yakni 12 orang, sedangkan yang
memiliki pengetahuan kurang paling banyak ditemukan pada
kelompok umur 20 tahun yakni 4 orang.
4. Ibu yang memiliki pengetahuan baik paling banyak ditemukan pada
paritas IV yakni 11 orang sedangkan yang memiliki pengetahuan
kurang paling banyak terdapat pada paritas III yakni 4 orang.
B. Saran
1. Diharapkan pada petugas kesehatan agar selalu meningkatkan
penyuluhan tentang pentingnya pemanfaatan KMS balita kepada
masyarakat terutama pada ibu yang mempunyai anak balita.
74. 59
2. Diharapkan agar instansi kesehatan harus meningkatkan kerja sama
dengan instansi lain (lintas sector) untuk program-program
kesehatan terutama pengaktifan posyandu setiap bulan.
3. Kepada ibu dan anak balita agar rutin membawa anaknya ke
posyandu untuk mendapat informasi-informasi tentang pemanfaatan
KMS balita.
75. DAFTAR PUSTAKA
Andrias, 2001.Pembelajaran Identitas Pendidikan : Jakarta.
Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. EGC : Jakarta.
Yogyakarta.
Buraerah. Abd. 2001. Metode Penelitian. Fakultas Kesehatan Masyarakat:
Makassar.
Dinkes, 2009 Laporan Puskesmas Lepo-lepo
----------, 2008 Propil Dinas Kesehatan Provinsi Sultra: kendari.
Dinkes, 1996. Buku Kader Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Depkes: Jakarta.
----------, 1999. Panduan Pelatihan Kader. Depkes: Jakarta.
Hasan dkk, 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka:
Jakarta.
Heru,A. 1995. Kader Kesehatan Masyarakat. EGC: Jakarta.
Manuaba, 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan:
Jakarta.
Natsir. M, 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.
Notoatmodjo. 1993. Pengantar Pendidikan dan Ilmu prilaku Masyarakat.
76. Lampiran 1
MASTER TABEL
Pengetahuan Ibu Tentang Pemanfaatan KMS Balita
Di Wilayah Kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna Tahun
2016
No Nama Umur Paritas Pekerjaan Pendidikan
Pengetahuan
Baik Kurang
1 NY.S 20 II Tidak Bekerja SMP √
2 NY.J 20 III Tidak Bekerja SMP √
3 NY.R 28 III Bekerja Diploma √
4 NY.S 28 III Tidak Bekerja SMA √
5 NY.B 26 IV Bekerja Diploma √
6 NY.A 20 I Tidak Bekerja SMP √
7 NY.G 24 IV Bekerja SMA √
8 NY.S 34 IV Bekerja Diploma √
9 NY.J 30 III Tidak Bekerja SMA √
10 NY.R 31 IV Tidak Bekerja SMA √
11 NY.Y 34 III Bekerja Diploma √
12 NY.U 21 III Tidak Bekerja SMA √
13 NY.A 35 IV Bekerja Diploma √
14 NY.I 25 III Tidak Bekerja SMA √
15 NY.O 28 III Bekerja Diploma √
16 NY.T 30 III Tidak Bekerja SMA √
17 NY.K 26 IV Tidak Bekerja Diploma √
18 NY.L 21 IV Tidak Bekerja SMP √
19 NY.P 24 IV Tidak Bekerja Diploma √
20 NY.C 30 IV Bekerja SMA √
21 NY.S 27 III Bekerja Diploma √
22 NY.I 29 IV Tidak Bekerja SMP √
23 NY.N 25 III Bekerja Diploma √
24 NY.D 24 II Tidak Bekerja SMA √
77. 25 NY.F 28 IV Bekerja Diploma √
26 NY.R 23 II Tidak Bekerja SMP √
27 NY.A 28 IV Bekerja Diploma √
28 NY.S 28 II Tidak Bekerja SMA √
29 NY.L 34 IV Bekerja SMP √
30 NY.T 30 III Bekerja Diploma √
78. Lampiran 2
KUESIONER
PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMANFAATAN KMS BALITA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATALAIWORU KABUPATEN
MUNA TAHUN 2016
Nama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Umur :
Paritas :
Alamat :
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai yang ada ketahui :
1. Apakah ibu pernah mendengar KMS?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah ibu mengetahui tentang KMS?
a. Ya
b. Tidak
3. KMS adalah singkatan dari?
a. Kartu menuju sehat
b. Kartu menuju sakit
4. Menurut ibu, apakah KMS digunakan sebagai alat untuk memantau
tumbuh kembang anak?
a. Ya
b. Tidak
79. 5. Menurut ibu, yang menggunakan KMS adalah anak berumur 0-5
tahun?
a. Ya
b. Tidak
6. Menurut ibu apakah KMS itu bermanfaat untuk anaknya?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah ibu selalu membawa anaknya ke Posyandu/Puskesmas setiap
bulannya?
a. Ya
b. Tidak
8. Apakah ibu selalu membawa KMS, setiap bulan ke
Posyandu/Puskesmas
a. Ya
b. Tidak
9. Apakah ibu pernah membaca KMS anaknya?
a. Ya
b. Tidak
10.Apakah ibu yakin dengan pengisian KMS anak ibu dijamin sehat?
a. Ya
b. Tidak
11.Menurut ibu, apakah dengan pengisian KMS secara teratur tiap bulan
dapat membantu pertumbuhan anak ibu?
a. Ya
b. Tidak
80. 12.Apakah kader/petugas kesehatan memberikan nasihat setelah
pengisian KMS?
a. Ya
b. Tidak
13.Dengan adanya KMS apakah ibu sudah mengetahui perkembangan
anak ibu tiap bulan?
a. Ya
b. Tidak
14.Pada saat pengisian KMS tiap bulan oleh petugas, apakah ibu pernah
mendapatkan nasihat dari petugas?
a. Ya
b. Tidak
15.Apakah ada hubungan kesehatan anak ibu dengan pengisian KMS?
a. Ya
b. Tidak
16.Apakah pertumbuhan anak ibu tiap bulan selalu naik?
a. Ya
b. Tidak