SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 10
Descargar para leer sin conexión
PEMBAHASAN KOLOID 
2.1 PENGERTIAN KOLOID 
Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau 
suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa 
pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 
10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel 
tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat 
besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang 
masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri 
atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh 
molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat 
molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7. 
2.2 JENIS-JENIS KOLOID 
Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam 
medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat 
padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat 
dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 
A. Koloid Sol 
Seperti yang telah dijelaskan, sol merupakan jenis koloid dimana fase 
terdispersinya merupakan zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya, sol 
dapat dibagi menjadi: 
1. Sol Padat 
Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah 
paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam. 
2. Sol Cair (Sol) 
Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya adalah cat, 
tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll. 
3. Sol Gas (Aerosol Padat)
Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah 
debu di udara, asap pembakaran, dll 
B. Koloid Emulsi 
Seperti yang telah dijelaskan, emulsi merupakan jenis koloid dimana fase 
terdispersinya merupakan zat cair. Kemudian, berdasarkan medium 
pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi: 
1. Emulsi Gas (Aerosol Cair) 
Emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair 
seperti hairspray dan baygon, dapat membentuk system koloid dengan bantuan 
bahan pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob 
yaitu efek Tyndall, gerak Brown. 
2. Emulsi Cair 
Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair 
melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika 
dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat 
cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak. 
Sifat emulsi cair yang penting ialah: 
a. Demulsifikasi 
Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses 
sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi. 
b. Pengenceran 
Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya. 
C. Emulsi Padat atau Gel 
Gel merupakan emulsi didalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap 
terbentuk akibat penggumpalan sebagian sol cair. Pada penggumpalan ini, 
partikel-partikel sol akan bergabung membentuk suatu rantai panjang. Rantai ini 
kemudian akan saling bertaut sehingga terbentuk suatu struktur padatan di mana 
medium pendispersi cair terperangkap dalam lubung-lubang struktur tersebut.
Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi: 
1. Gel elastic 
Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali 
ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin. 
2. Gel non-elastis 
Contoh adalah gel silica. 
D. Koloid Buih 
Buih merupakan koloid dimana fase terdispersinya merupakan gas. Kemudian, 
berdasarkan medium pendispersinya, buih dapat dibagi menjadi: 
1. Buih Cair (Buih) 
Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium 
pendispersi zat cair. Biasanya fase terdispersi gas berupa udara atau CO2. 
Kestabilan buih diperoleh karena adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini 
teradsorpsi ke daerah antar fase dan mengikat gelembung-gelembung gas 
sehingga diperoleh kestabilan. Contohnya adalah buih yang dihasilkan alat 
pemadam kebakaran dan kocokan putih telur. 
Sifat-sifat buih cair ialah: 
a. Struktur buih cair berubah dengan waktu karena drainase (pemisahan medium 
pendispersi) akibat kerapatan fas dan zat cair yang jauh berbeda, rusaknya film 
antara dua gelembung gas, dan ukuran gelembung gas menjadi lebih besar akibat 
difusi. 
b. Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar 
2. Buih Padat 
Buih padat adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium 
pendispersi 
zat padat. Kestabilan buih padat diperoleh dari zat pembuih (surfaktan). Beberapa 
buih padat yang kita kenal adalah roti, styrofoam, batu apung,dll 
Sebagai catatan, tidak terdapat buih gas, dimana medium pendispersi dan 
fase terdispersi sama-sama berupa gas. Hal itu karena campuran dari keduanya 
tergolong sebagai larutan.
2.3 SIFAT-SIFAT KOLOID 
A. Efek Tyndall 
Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh 
partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang 
cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang 
ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. 
Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada 
saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut 
tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar 
kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid 
mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar 
tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga 
hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. 
B. Gerak Brown 
Jika kita amati system koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan 
melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. 
Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Pergerakan tersebut dijelaskan 
pada penjelasan berikut: 
Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat 
bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti 
pada zat padat. Untuk system koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, 
pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel 
koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh 
karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak 
seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan 
perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. 
Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown 
terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat 
gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit 
diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).
Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system 
koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium 
pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya 
semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, 
maka gerak Brown semakin lambat. 
C. Adsorbsi 
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap 
partikel atau ion atau senyawa yang lain. 
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi 
yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan). 
Contoh : 
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. 
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2. 
D. Koagulasi 
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. 
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. 
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan 
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid 
yang berbeda muatan. 
E. Koloid Liofil dan Koloid Liofob 
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium 
pendispersinya cairan. 
1. Koloid Liofil: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap 
medium pendispersinya. 
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
2. Koloid Liofob : sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap 
medium pendispersinya. 
Contoh: sol belerang, sol emas. 
F. Dialisis 
Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini 
disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan 
koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. 
Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati 
koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah 
G. Elektroforesis 
Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan 
menggunakan arus listrik. 
2.4 PEMBUATAN SISTEM KOLOID 
Jika kita atau sebuah industri akan memproduksi suatu produk berbentuk 
koloid, bahan bakunya adalah larutan (partikel berukuran kecil) atau suspensi 
(partikel berukuran besar). Didasarkan pada bahan bakunya, pembuatan koloid 
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut. 
1. Kondensasi 
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) 
menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu 
melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian 
pelarut. 
a) Reaksi Redoks 
Contoh 
1. Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S dengan larutan SO 
Persamaan reaksinya: 2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s) (sol belerang) 
2. Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin 
(HCHO).
Persamaan reaksinya: 
2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH 
(aq) (sol emas) 
b) Reaksi Hidrolisis 
Contoh, 
1. pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl 3 Persamaan 
reaksinya adalah: mengunakan air mendidih. 
FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq) (sol Fe(OH) 3) 
c) Reaksi Dekomposisi Rangkap 
Contoh 
1) Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam 
arsenit (H3AsO 3 ) yang encer. 
Persamaan reaksinya: 2 H3AsO 3 (aq) + 3H2S (g) → As2S3 (s) + 6H2O (l) (sol As 
2S3 ) 
2) Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer. 
Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq) 
Sol AgCl 
d) Reaksi Pergantian Pelarut 
Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol 
ditambah dengan air. Persamaan reaksinya: 
S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S sol belerang 
2. Dispersi 
Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). 
Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur 
Bredig, dan ultrasonik. 
a) Proses Mekanik 
Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau 
penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan (untuk 
zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan ukuran koloid, 
kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersinya). Contoh, pembuatan 
sol belerang.
b) Peptisasi 
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia 
(zat elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. 
Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang 
dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida. 
c) Busur Bredig 
Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel 
koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah dengan 
membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat yang berfungsi 
sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian diberi loncatan listrik 
di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan meluruh ke dalam air sehingga 
terbentuk sol logam. Contoh, pembuatan sol logam. 
d) Suara Ultrasonik 
Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama untuk 
pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig menggunakan arus listrik tegangan 
tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi dengan frekuensi sangat 
tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.
TUGAS : KIMIA 
KOLOID 
DISUSUN OLEH : 
NAMA LM. RINO ALJUFRI 
KELAS : XI IPA6 
SMA NEGERI 1 RAHA
2014

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (18)

Makalah koloid
Makalah koloidMakalah koloid
Makalah koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Handout kimia
Handout kimiaHandout kimia
Handout kimia
 
Makalah koloid
Makalah koloidMakalah koloid
Makalah koloid
 
koloid
 koloid koloid
koloid
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013
 
Macam-Macam Cara Pembuatan Sistem Koloid
Macam-Macam Cara Pembuatan Sistem Koloid Macam-Macam Cara Pembuatan Sistem Koloid
Macam-Macam Cara Pembuatan Sistem Koloid
 
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
 
Pembuatan koloid
Pembuatan koloidPembuatan koloid
Pembuatan koloid
 
Makalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkapMakalah koloid lengkap
Makalah koloid lengkap
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
47013922 makalah-koloid
47013922 makalah-koloid47013922 makalah-koloid
47013922 makalah-koloid
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 

Destacado

Laboratorio practico para la indagación de un órgano
Laboratorio practico para la indagación de un órganoLaboratorio practico para la indagación de un órgano
Laboratorio practico para la indagación de un órganoprofesoraudp
 
20140626 jabatan fungsional umum 919 update24juni2014
20140626 jabatan fungsional umum 919 update24juni201420140626 jabatan fungsional umum 919 update24juni2014
20140626 jabatan fungsional umum 919 update24juni2014Septian Muna Barakati
 
Menú comedor marzo003
Menú comedor marzo003Menú comedor marzo003
Menú comedor marzo003Isabel Laguna
 
Rectivar 11 __ variateur de vitesse
Rectivar 11    __  variateur de vitesseRectivar 11    __  variateur de vitesse
Rectivar 11 __ variateur de vitesseBoubakri Mohamed
 
Technology Trends 2016 Part I
Technology Trends 2016 Part ITechnology Trends 2016 Part I
Technology Trends 2016 Part IAxel & Boris™
 
Integración de Metodologías Geofísicas para la evaluación de zonas de interés...
Integración de Metodologías Geofísicas para la evaluación de zonas de interés...Integración de Metodologías Geofísicas para la evaluación de zonas de interés...
Integración de Metodologías Geofísicas para la evaluación de zonas de interés...Academia de Ingeniería de México
 

Destacado (9)

Identidade Visual
Identidade VisualIdentidade Visual
Identidade Visual
 
Unofficial Transcript
Unofficial TranscriptUnofficial Transcript
Unofficial Transcript
 
Laboratorio practico para la indagación de un órgano
Laboratorio practico para la indagación de un órganoLaboratorio practico para la indagación de un órgano
Laboratorio practico para la indagación de un órgano
 
20140626 jabatan fungsional umum 919 update24juni2014
20140626 jabatan fungsional umum 919 update24juni201420140626 jabatan fungsional umum 919 update24juni2014
20140626 jabatan fungsional umum 919 update24juni2014
 
Makalah imunoglobilin indah nirwana
Makalah imunoglobilin  indah nirwanaMakalah imunoglobilin  indah nirwana
Makalah imunoglobilin indah nirwana
 
Menú comedor marzo003
Menú comedor marzo003Menú comedor marzo003
Menú comedor marzo003
 
Rectivar 11 __ variateur de vitesse
Rectivar 11    __  variateur de vitesseRectivar 11    __  variateur de vitesse
Rectivar 11 __ variateur de vitesse
 
Technology Trends 2016 Part I
Technology Trends 2016 Part ITechnology Trends 2016 Part I
Technology Trends 2016 Part I
 
Integración de Metodologías Geofísicas para la evaluación de zonas de interés...
Integración de Metodologías Geofísicas para la evaluación de zonas de interés...Integración de Metodologías Geofísicas para la evaluación de zonas de interés...
Integración de Metodologías Geofísicas para la evaluación de zonas de interés...
 

Similar a Makalah koloid4 (20)

Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdfKimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
Kimia Kelas 11 - 17. KOLOID.pdf
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
Sistem Koloid
Sistem KoloidSistem Koloid
Sistem Koloid
 
Makalah sistem koloid
Makalah sistem koloidMakalah sistem koloid
Makalah sistem koloid
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdfMAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
MAKALAH_KOLOID_LENGKAP.pdf
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sifat sifat koloid t
Sifat sifat koloid tSifat sifat koloid t
Sifat sifat koloid t
 
Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)
 
Koloid kimia
Koloid kimiaKoloid kimia
Koloid kimia
 
koloid.pptx
koloid.pptxkoloid.pptx
koloid.pptx
 
Makalah koloid 9
Makalah koloid 9Makalah koloid 9
Makalah koloid 9
 
Makalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 rahaMakalah koloid sma negeri 2 raha
Makalah koloid sma negeri 2 raha
 
Jumran
JumranJumran
Jumran
 
Jumran
JumranJumran
Jumran
 

Más de Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Último

The Clever Fish ~ A Children's Story with Life Lessons (English & Malay).pptx
The Clever Fish ~ A Children's Story with Life Lessons (English & Malay).pptxThe Clever Fish ~ A Children's Story with Life Lessons (English & Malay).pptx
The Clever Fish ~ A Children's Story with Life Lessons (English & Malay).pptxOH TEIK BIN
 
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfTatthyZebua
 
Presentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptxPresentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptxOliviaMahulette
 
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfJurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfhikmahputrawan12
 
Sosiologi: Pengertian dan Ruang Lingkup
Sosiologi: Pengertian dan Ruang LingkupSosiologi: Pengertian dan Ruang Lingkup
Sosiologi: Pengertian dan Ruang LingkupMukhrizalEffendi
 
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru PenggerakAKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggeraklaodesupriono1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docxburhanuddin09
 
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdfPROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdfShaliniPoobalan
 
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)gipgd23200385
 
ramadhan-160531081809.pptx bulan mulia barakah
ramadhan-160531081809.pptx bulan mulia barakahramadhan-160531081809.pptx bulan mulia barakah
ramadhan-160531081809.pptx bulan mulia barakahwan hanif wan ahmad
 
PPGB 2.0 GURU BAHARU SELURUH MALAYSIA 2024
PPGB 2.0 GURU BAHARU SELURUH MALAYSIA 2024PPGB 2.0 GURU BAHARU SELURUH MALAYSIA 2024
PPGB 2.0 GURU BAHARU SELURUH MALAYSIA 2024NURDALILAAYUNNIBINTI
 
Jadual Transisi Tahun 1 SK Bandar Tangkak 2024/2025
Jadual Transisi Tahun 1 SK Bandar Tangkak 2024/2025Jadual Transisi Tahun 1 SK Bandar Tangkak 2024/2025
Jadual Transisi Tahun 1 SK Bandar Tangkak 2024/2025Nurulhuda Ninggal
 
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7RISDIIMANDA1
 
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxMateri THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxZulAdha7
 
langkah-langkah pengembangan kurikulum.pptx
langkah-langkah pengembangan kurikulum.pptxlangkah-langkah pengembangan kurikulum.pptx
langkah-langkah pengembangan kurikulum.pptxBhaktiPrima
 
PowerPoint Kel 1 ORGANISASI PROFESI GURU.pptx
PowerPoint Kel 1 ORGANISASI PROFESI GURU.pptxPowerPoint Kel 1 ORGANISASI PROFESI GURU.pptx
PowerPoint Kel 1 ORGANISASI PROFESI GURU.pptxSonDeh
 
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)SABDA
 
Kelas Ministry Learning Center "Memahami Makna Paskah"
Kelas Ministry Learning Center "Memahami Makna Paskah"Kelas Ministry Learning Center "Memahami Makna Paskah"
Kelas Ministry Learning Center "Memahami Makna Paskah"SABDA
 
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_slisesharePanduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshareBalqisM1
 
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdfTopik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdfNORLELABINTIZAKARIAH
 

Último (20)

The Clever Fish ~ A Children's Story with Life Lessons (English & Malay).pptx
The Clever Fish ~ A Children's Story with Life Lessons (English & Malay).pptxThe Clever Fish ~ A Children's Story with Life Lessons (English & Malay).pptx
The Clever Fish ~ A Children's Story with Life Lessons (English & Malay).pptx
 
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
 
Presentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptxPresentasi case report tentang MALARIA.pptx
Presentasi case report tentang MALARIA.pptx
 
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfJurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Jurnal refleksi mingguan 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
 
Sosiologi: Pengertian dan Ruang Lingkup
Sosiologi: Pengertian dan Ruang LingkupSosiologi: Pengertian dan Ruang Lingkup
Sosiologi: Pengertian dan Ruang Lingkup
 
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru PenggerakAKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA GURU OLEH KEPALA SEKOLAH SDN 013.docx
 
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdfPROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
 
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
 
ramadhan-160531081809.pptx bulan mulia barakah
ramadhan-160531081809.pptx bulan mulia barakahramadhan-160531081809.pptx bulan mulia barakah
ramadhan-160531081809.pptx bulan mulia barakah
 
PPGB 2.0 GURU BAHARU SELURUH MALAYSIA 2024
PPGB 2.0 GURU BAHARU SELURUH MALAYSIA 2024PPGB 2.0 GURU BAHARU SELURUH MALAYSIA 2024
PPGB 2.0 GURU BAHARU SELURUH MALAYSIA 2024
 
Jadual Transisi Tahun 1 SK Bandar Tangkak 2024/2025
Jadual Transisi Tahun 1 SK Bandar Tangkak 2024/2025Jadual Transisi Tahun 1 SK Bandar Tangkak 2024/2025
Jadual Transisi Tahun 1 SK Bandar Tangkak 2024/2025
 
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
aksi nyata modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 7
 
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptxMateri THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
Materi THAHARAH untuk pesantren ramadhan.pptx
 
langkah-langkah pengembangan kurikulum.pptx
langkah-langkah pengembangan kurikulum.pptxlangkah-langkah pengembangan kurikulum.pptx
langkah-langkah pengembangan kurikulum.pptx
 
PowerPoint Kel 1 ORGANISASI PROFESI GURU.pptx
PowerPoint Kel 1 ORGANISASI PROFESI GURU.pptxPowerPoint Kel 1 ORGANISASI PROFESI GURU.pptx
PowerPoint Kel 1 ORGANISASI PROFESI GURU.pptx
 
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Paskah (SABDA Labs)
 
Kelas Ministry Learning Center "Memahami Makna Paskah"
Kelas Ministry Learning Center "Memahami Makna Paskah"Kelas Ministry Learning Center "Memahami Makna Paskah"
Kelas Ministry Learning Center "Memahami Makna Paskah"
 
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_slisesharePanduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
 
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdfTopik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
 

Makalah koloid4

  • 1. PEMBAHASAN KOLOID 2.1 PENGERTIAN KOLOID Keadaan koloid atau sistem koloid atau suspensi koloid atau larutan koloid atau suatu koloid adalah suatu campuran berfasa dua yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi dengan ukuran partikel terdispersi berkisar antara 10-7 sampai dengan 10-4 cm. Besaran partikel yang terdispersi, tidak menjelaskan keadaan partikel tersebut. Partikel dapat terdiri atas atom, molekul kecil atau molekul yang sangat besar. Koloid emas terdiri atas partikel-partikel dengan bebagai ukuran, yang masing-masing mengandung jutaan atom emas atau lebih. Koloid belerang terdiri atas partikel-partikel yang mengandung sekitar seribu molekul S8. Suatu contoh molekul yang sangat besar (disebut juga molekul makro) ialah haemoglobin. Berat molekul dari molekul ini 66800 s.m.a dan mempunyai diameter sekitar 6 x 10-7. 2.2 JENIS-JENIS KOLOID Sistem koloid tersusun dari fase terdispersi yang tersebar merata dalam medium pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Berdasarkan fase terdispersinya, sistem koloid dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: A. Koloid Sol Seperti yang telah dijelaskan, sol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat padat. Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi menjadi: 1. Sol Padat Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam. 2. Sol Cair (Sol) Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya adalah cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll. 3. Sol Gas (Aerosol Padat)
  • 2. Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah debu di udara, asap pembakaran, dll B. Koloid Emulsi Seperti yang telah dijelaskan, emulsi merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat cair. Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi: 1. Emulsi Gas (Aerosol Cair) Emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan baygon, dapat membentuk system koloid dengan bantuan bahan pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai sifat seperti sol liofob yaitu efek Tyndall, gerak Brown. 2. Emulsi Cair Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan zat lainnya seperti minyak. Sifat emulsi cair yang penting ialah: a. Demulsifikasi Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi. b. Pengenceran Emulsi dapat diencerkan dengan penambahan sejumlah medium pendispersinya. C. Emulsi Padat atau Gel Gel merupakan emulsi didalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap terbentuk akibat penggumpalan sebagian sol cair. Pada penggumpalan ini, partikel-partikel sol akan bergabung membentuk suatu rantai panjang. Rantai ini kemudian akan saling bertaut sehingga terbentuk suatu struktur padatan di mana medium pendispersi cair terperangkap dalam lubung-lubang struktur tersebut.
  • 3. Berdasarkan sifat keelastisitasnya, gel dapat dibagi menjadi: 1. Gel elastic Gel yang bersifat elastis, yaitu dapat berubah bentuk jika diberi gaya dan kembali ke bentuk awal jika gaya ditiadakan. Contoh adalah sabun dan gelatin. 2. Gel non-elastis Contoh adalah gel silica. D. Koloid Buih Buih merupakan koloid dimana fase terdispersinya merupakan gas. Kemudian, berdasarkan medium pendispersinya, buih dapat dibagi menjadi: 1. Buih Cair (Buih) Buih cair adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat cair. Biasanya fase terdispersi gas berupa udara atau CO2. Kestabilan buih diperoleh karena adanya zat pembuih (surfaktan). Zat ini teradsorpsi ke daerah antar fase dan mengikat gelembung-gelembung gas sehingga diperoleh kestabilan. Contohnya adalah buih yang dihasilkan alat pemadam kebakaran dan kocokan putih telur. Sifat-sifat buih cair ialah: a. Struktur buih cair berubah dengan waktu karena drainase (pemisahan medium pendispersi) akibat kerapatan fas dan zat cair yang jauh berbeda, rusaknya film antara dua gelembung gas, dan ukuran gelembung gas menjadi lebih besar akibat difusi. b. Struktur buih cair dapat berubah jika diberi gaya dari luar 2. Buih Padat Buih padat adalah sistem koloid dengan fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat padat. Kestabilan buih padat diperoleh dari zat pembuih (surfaktan). Beberapa buih padat yang kita kenal adalah roti, styrofoam, batu apung,dll Sebagai catatan, tidak terdapat buih gas, dimana medium pendispersi dan fase terdispersi sama-sama berupa gas. Hal itu karena campuran dari keduanya tergolong sebagai larutan.
  • 4. 2.3 SIFAT-SIFAT KOLOID A. Efek Tyndall Efek Tyndall ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek tyndall ini ditemukan oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndall. Efek tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati (gambar kiri) disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid (gambar kanan), cahaya akan dihamburkan. hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati. B. Gerak Brown Jika kita amati system koloid dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown. Pergerakan tersebut dijelaskan pada penjelasan berikut: Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas, atau hanya bervibrasi di tempat seperti pada zat padat. Untuk system koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown. Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel kolopid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam zat padat (suspensi).
  • 5. Gerak Brown juga dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu system koloid, maka semakin besar energi kinetic yang dimiliki partikel-partikel medium pendispersinya. Akibatnya, gerak Brown dari partikel-partikel fase terdispersinya semakin cepat. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah suhu system koloid, maka gerak Brown semakin lambat. C. Adsorbsi Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan). Contoh : (i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+. (ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2. D. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan. E. Koloid Liofil dan Koloid Liofob Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan. 1. Koloid Liofil: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya. Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
  • 6. 2. Koloid Liofob : sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya. Contoh: sol belerang, sol emas. F. Dialisis Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara ini disebut proses dialisis. Yaitu dengan mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeable yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeable ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah G. Elektroforesis Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik. 2.4 PEMBUATAN SISTEM KOLOID Jika kita atau sebuah industri akan memproduksi suatu produk berbentuk koloid, bahan bakunya adalah larutan (partikel berukuran kecil) atau suspensi (partikel berukuran besar). Didasarkan pada bahan bakunya, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut. 1. Kondensasi Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dari partikel kecil (larutan) menjadi partikel koloid. Proses kondensasi ini didasarkan atas reaksi kimia; yaitu melalui reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap, dan pergantian pelarut. a) Reaksi Redoks Contoh 1. Pembuatan sol belerang dari reaksi redoks antara gas H 2 S dengan larutan SO Persamaan reaksinya: 2 H 2 S (g) + SO 2 (aq) →2 H 2 O (l) + 3 S (s) (sol belerang) 2. Pembuatan sol emas dari larutan AuCl 3 dengan larutan encer formalin (HCHO).
  • 7. Persamaan reaksinya: 2 AuCl 3(aq) + 3 HCHO (aq) + 3H 2 O (l) → 2 Au (s) + 6HCl (aq) + 3 HCOOH (aq) (sol emas) b) Reaksi Hidrolisis Contoh, 1. pembuatan sol Fe(OH) 3 dengan penguraian garam FeCl 3 Persamaan reaksinya adalah: mengunakan air mendidih. FeCl 3 (aq) + 3 H 2 O (l) → Fe(OH) 3 (s) + 3 HCl ( aq) (sol Fe(OH) 3) c) Reaksi Dekomposisi Rangkap Contoh 1) Pembuatan sol As 2 S 3, dibuat dengan mengalirkan gas H 2 S dan asam arsenit (H3AsO 3 ) yang encer. Persamaan reaksinya: 2 H3AsO 3 (aq) + 3H2S (g) → As2S3 (s) + 6H2O (l) (sol As 2S3 ) 2) Pembuatan sol AgCl dari larutan AgNO 3 dengan larutan NaCl encer. Persamaan reaksinya: AgNO 3 (aq) + NaC1 (aq) → AgCl (s) + NaNO 3 (aq) Sol AgCl d) Reaksi Pergantian Pelarut Contoh, pembuatan sol belerang dari larutan belerang dalam alkohol ditambah dengan air. Persamaan reaksinya: S (aq) + alkohol + air → S (s) Larutan S sol belerang 2. Dispersi Dispersi adalah pembuatan partikel koloid dari partikel kasar (suspensi). Pembuatan koloid dengan dispersi meliputi: cara mekanik, peptisasi, busur Bredig, dan ultrasonik. a) Proses Mekanik Proses mekanik adalah proses pembuatan koloid melalui penggerusan atau penggilingan (untuk zat padat) serta dengan pengadukan atau pengocokan (untuk zat cair). Setelah diperoleh partikel yang ukurannya sesuai dengan ukuran koloid, kemudian didispersikan ke dalam medium (pendispersinya). Contoh, pembuatan sol belerang.
  • 8. b) Peptisasi Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggunakan zat kimia (zat elektrolit) untuk memecah partikel besar (kasar) menjadi partikel koloid. Contoh, proses pencernaan makanan dengan enzim dan pembuatan sol belerang dari endapan nikel sulfida, dengan mengalirkan gas asam sulfida. c) Busur Bredig Busur Bredig ialah alat pemecah zat padatan (logam) menjadi partikel koloid dengan menggunakan arus listrik tegangan tinggi. Caranya adalah dengan membuat logam, yang hendak dibuat solnya, menjadi dua kawat yang berfungsi sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam air; kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujung kawat. Logam sebagian akan meluruh ke dalam air sehingga terbentuk sol logam. Contoh, pembuatan sol logam. d) Suara Ultrasonik Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama untuk pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig menggunakan arus listrik tegangan tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi dengan frekuensi sangat tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.
  • 9. TUGAS : KIMIA KOLOID DISUSUN OLEH : NAMA LM. RINO ALJUFRI KELAS : XI IPA6 SMA NEGERI 1 RAHA
  • 10. 2014