1. PENGERTIAN DAN SEJARAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN
A.PENGERTIAN DAN SEJARAH SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Sosiologi pendidikan merupakan cabang ilmu sosiologi, yang sering disebut sebagai sosiologi
mikro (micro sociology).
a)Sosiologi
Sejak awal abad ke-19 ilmu sosiologi baru dikenal sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Tugas
sosiologi umum adalah mendapatkan unsur-unsur umum yang berlaku bagi masyarakat manapun
agar dapat memenuhi panggilan sosiologi sebagai ilmu. Studi sosiologi bertalian dengan bentuk,
serta pertumbuhan dan perkembangan masyarakat menurut coraknya masing-masing. Kehadiran
sosiologi, pada dasarnya, relevan dengan pertumbuhan zaman. Sosiologi sebagai ilmu, menjadi
lapangan studi dan tujuan sendiri sejak abad ke-19, sesudah Revolusi Perancis. Sedangkan
pemikiran mengenai kehidupan masyarakat sudah terjadi sejak manusia dilahirkan dan
ditakdirkan untuk mencari hidup sendiri dengan usahanya sendiri. Dalam sejarah perkembangan
ilmu sosiologi, terdapat beberapa tokoh besar yang telah meletakkan dasar ilmu sosiologi, di
antaranya :
a.Agust Comte (1798-1857 M)
b.Herbert Spencer (1820-1903)
c.Karl Marx (1818-1883)
d.Emile Durkheim (1857-1917)
e.Max webber (1864-1920 M)
b)Sejarah Sosiologi Pendidikan
Sosiologi Pendidikan berawal dari ilmu sosiologi umum atau sosiologi micro (micro sociology)
yang muncul pada abad ke-18. Ilmu sosiologi mulai melepaskan diri dari ilmu filsafat dan berdiri
sendiri sejak abad ke -19. Istilah sosiologi pertama kali digunakan oleh August Comte (1798-
1857) dalam bukunya Cour de phillosophie positive. Sosiologi berasal dari kata “socious dan
“logos”. Socious berasal dari bahasa latin yang artinya “teman”, sedangkan logos berasal dari
bahasa yunani yang artinya “kata, perkataan atau pembicaraan”. Jadi sosiologi adalah ilmu
kemasyarakatan yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan
antar manusia yang menguasai kehidupan. Ditinjau dari segi etimologi istilah sosiologi
pendidikan terdiri dari dua kata yaitu sosiologi dan pendidikan. Ditinjau dari segi perspektif
sebab lahirnya sosilogi pendidikan adalah dikarenakan adanya perkembangan masyarakat yang
cepat dan berakibat pada merosotnya peran pendidik, dan perubahan interaksi antarmanusia.
Dikarenakan manusia tumbuh dan berkembang bukan di sekolah melainkan di masyarakat.
Sosiologi pendidikan sebagai mata kuliah pertama kali diberikan oleh Henry Suzzalo (1990) di
Teacher College, Uninersitas Columbia. Pada tahun 1916 di Universits New York dan Columbia
didirikan Jurusan Sosiologi Pendidikan. Di Indonesia , pada 1967, sosilogi pendidikan diberikan
pertama kali di IKIP Negeri Yogyakarta Jurusan Didaktik Kurikulum. Sosiologi Pendidikan
tediri dari dua kata: sosiologi dan pendidikan. Kedua istilah ini dari segi etimologi berbeda
maksudnya, namun sejarah hidup dan kehidupan serta budaya manusia , kedua istilah ini menjadi
satu kesatuan tak terpisahkan.
2. Di dalam sosiologi pendidikan diartikan sebagai ilmu yang mendeskripsikan dan menjelaskan
tentang lembaga-lembaga, kelompok-kelompok sosial, proses sosial di mana terdapat suatu
hubungan sosial (social relationship) di mana dengan interaksi sosial individu memperoleh dan
mengorganisasikan pengalamannya. Inilah yang merupakan aspek atau prinsip-prinsip
sosiologinya. Dodson berpendapat bahwa sosiologi pendidikan mempersoalkan pertemuan dan
pencampuran daripada lingkungan sekitar kebudayaan secara totalitas, di mana dengan begitu
terbentuklah tingkah laku. Studi sosiologi pendidikan yang memadai harus mencakup pengertian
tentang individu dan lingkungan sosialnya, tetapi terjalin hubungan timbal-balik antara
keduanya.
Jadi psikologi pendidikan dengan mempergunakan hukum-hukum psikologi berusaha
menentukan syarat optimal belajar dan bagaimana merealisasikannya. Jelas bahwa sosiologi
pendidikan merupakan spesialisasi daripada psikologi pendidikan di dalam situasi sosial, dalam
kondisi kelompok. Sosiologi pendidikan dan psikologi pendidikan sebagai complementair dalam
usaha menelaah pertumbuhan dan perkembangan anak didil kea rah pembinaan kepribadian yang
dicita-citakan pada tujuan pendidikan. Sosiologi pendidikan juga merupakan perpaduan antara
psikologi pendidikan yang banyak menggunakan prinsip psikologi sosial dengan implikasi
psikologi pendidikan dalam kehidupan kelompok.
Sebelum berakhirnya PD II sosiologi pendidikan sebagai suatu ilmu pengetahuan semapat hilang
dari peredaran dan tidak dianggap sebagai sesuatu yang penting untuk diajarkan di Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) di Amerika Serikat. Setelah PD II, perkembangan
masyarakat mengalami perubahan secara dratis. Dinamika masyarakat dunia menginginkan
adanya perubahan dalam menyahuti perkembangan dan kebutuhan baru terhadap penyesuaian
perilaku lembaga pendidikan, dalam menyikapi perlunya dimensi pendidikan menjadi instrumen
terpenting dalam memajukan masyarakat. Karena itu, disiplin sosiologi pendidikan yang sempat
tenggelam tersebut dimunculkan kembali sebagai bagian dari ilmu penting di lembaga
pendidikan tenaga kependidikan (LPTK).
Lester Frank Word (1841-1913), salah seorang pelopor sosiologi di Amerika dianggap sebagai
pencetus gagasan lahirnya sosiologi pendidikan di Amerika. Gagasan tersebut muncul dalam
bukunya yang berjudul : Applied Sociology (Sosiologi Terapan), yang mengkaji perubahan-perubahan
masyarakat karena usaha manusia. Gagasan Word tadi kemudian dikembangkan oleh
John Dewey. Dewey memandang bahwa hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat
sangat penting. Pemikiran Dewey dikembangkan lagi dalam bukunya : Democracy and
Educatian (Demokrasi dan Pendidikan) pada tahun 1916 yang mendorong berkembangnya
sosiologi pendidikan.
B.SOSIOLOGI PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU PEMGETAHUAN
Sosiologi pendidikan merupakan cabang ilmu sosiologi, atau yang dikatagorikan sebagai
sosiologi mikro (mikro sociologi). Sebagai ilmu sosial yang mempelajari hubungan pendidikan
dan masyarakat, sosiologi pendidikan pun sebagai ilmu pengetahuan lainya, dipandang memiliki
kontribusi signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Penelitian sosiologi pendidikan
memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pengetahuan sosial (sosial sociencies). Peran
sosiologi pendidikan, terutama lebih tampak pada kegiatan penelitian sosiologi pendidikan,
terutama lebih tampak pada kegiatan penelitian sosiologi pendidikan dalam berbagai bidang
penelitiannya.
3. A.Sumber Ilmu Pengetahuan
Untuk mencapai suatu kebenaran ilmu pengetahuan, yang lazim disebut kebenaran keilmuan atau
kebenaran ilmiah, manusia berusaha memperolejh pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan
pengetahuan yang bertujuan mencapai kebenaran ilmiah tentang objek tertentu yang diperoleh
melaluipendekatan atau cara pandang (approach), metode (method), dan sistim tertentu. Jadi,
pengetahuan tentang yang benar tidak besa dicapai secara langsung dan khusus.
Kebenaran ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang jelas dari suatu objek materi yang dicapai
menurut objek forma (cara pandang) tertentu dengan metode yang sesuai dan ditujnang oleh
suatu system yang relevan. Pengetahuan yang demikian tahan uji, baik dari verifikasi empiris
maupun rasional, Karena cara pandang, , metode, dan sistim yang bdigunakan bersifat empiris
dan rasional secara silih berganti.
Beberapa sumber pengetahuan yang dianggap mampu memberikan informasi untuk
pembentukan ilmu pengetahuan :
1.Intuisi
Merupakan suatu kemampuan atau daya naluriyah atau firasat yang dapat menghasilkan
imajinasi cemerlang tentang suatu kejadian yang akan terjadi secara cepat. Seorang mempunyai
daya intuitif yang kuat secara mengesankan dapat meramalkan dan memprediksi sesuatu yang
terjadi secara tepat. Akan tetapin, daya atau kemampuan memprediksi itu sulit menjadi atau
dijadikan sumber penngetahuan / kebenaran karena terhadap suatu putusan intuitif tidak dapat
dilakukan pada saat di kemukakan.
2.Kitab – kitab suci
kitab suci juga diberlakukan sebagai sumber pengetahuan dan kebenaran bagi pengikutnya.
Dalam kebenaran kitab – kitab suci, tiap manusia mempunyai suatu agama yang diyakini. Kitab
suci diharapkan dapat membimbing dari jalan kesesatan dan kenistaan. Keb3enaran
pengbetahuan tidak terletak dari hasil penngujian dan pemeriksaan ilmiah terhadapnya,
melainkan karena diterima berdasarkan kepercayaan sebagai wahyu ilahi.
3.Tradisi
Merupan sumber yang paling menonjol dan berpengaruh. Hal ini disebabkan karena angggapan,
bahwa tradisi mengandung pengetahuan yang arif dan bijaksan. Karena itu, biasanya anggota
masyarakat terus diminta untk memelihara dan meneruskan tradisi.
4.Common Sense
Merupakan pengetahuan yang dimiliki secara umum oleh masyarakat, namun dasar dan
sumbernya tidak diketahui. Pengetahuan tidak dapt dibuktikan kebenaranya, namun terus
diterima sebagai sumber kebenaran yang tidak perlu dibuktikan. Common Sense sangat
mempengaruhi perilaku individual dan sosial seseorang.
5.Ilmu Pengetahuan Ilmiah
Metode ilmiah dijadikan cara umum yang digunakan untuk mencapai jawaban tentang fenomena
yang ada di ala mini. Ternyata dengan cara ini, ilmu dengan metodenya mampu menguraikan
dan menjelaskan lebih banyak rahasia fenomena alam yang terpendam.
C.TUJUAN DAN KEGUNAAN SOSIOLOGI PENDIDIKAN
4. Beberapa konsep tentang tujuan pendidikan antara lain:
1.Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis proses sosialisasi anak, baik dalam keluarga,
sekolah maupun masyarakat. Dalam hal ini harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan
kebudayaan masyarakat terhadap perkembangan pribadi anak. Misalnya anak yang terdidik
dengan baik dalam keluarga yang religious, setelah dewasa/tua akan cenderung menjadi manusia
yang religious dan sebagainya.
2.Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis perkembanngan dan kemajuan social. Banyak
pakar beranggapan bahwa pendidikan memberikan kemungkinan yang besar bagi kemajuan
masyarakat, karena dengan memiliki ijazah yang semakin tinggi akan lebih mampu menduduki
jabatan yang lebih tinggi pula. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang banyak dapat
mengembangkan aktivitas serta kreativitas social.
3.Sosiologi pendidikan bertujuan menganalisis status pendidikan dalam masyarakat.
Berdirinya suatu lembaga pendidikan dalam masyarakat sering disesuaikan dengan tingkatan
daerah dimana lembaga pendidikan berada. Misalny, perguruan tinggi bias didirikan ditingkat
provinsi atau minimal kabupaten yang cukup dengan adanya animo mahasiswa serta tersedianya
dosen berkualitas.
4.Sosiologi pendidikan bertujuan partisipasi orang terdidik/ berpendidikan dalam kegiatan
social. Peranan/aktivitas warga yang berpendidkan/intelektual sering menjadi ukuran tentang
maju dan berkembang kehidupan masyarakat.
5.Sosiologi pendidikan bewrtujuan membantu menentukan tujuan pendidikan. Sejumlah pakar
berpendapat bahwa tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dapat dipulangkan kepada
filsafat hidup bangsa. Di Indonesia, Pancasila sebagai filsafat hidup dan kepribadian bangsa
Indonesia haru menjadi dasar untuk menentukan tujuan pendidikan nasional serta tujuan
pendidikan lain.
6.Sosiologi pendidikan member kepada pendidik(termasuk para peneliti dan mereka yang terkait
dalam bidang pendidikan) dengan latihan yang efektif dalam bidang sosiologi sehingga dapat
memberikan sumbangan solusi kepada masalah pendidikan.
Dengan demikian, sosiologi pendidikan bertujuan dan berusaha memecahkan masalah-masalah
pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis. Adapun secara universal, tujuan dan
fungsi pendidikan adalah memanusiakan manuia yang bertujuan menganalisis perkembangan
dan kemajuan social.
D.RUANG LINGKUP SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Perubahan tatanan sosial kehidupan masyarakat pada awal abad ke-20 menyebabkan keberadaan
sosiologi menjadi penting dalam mengontrol proses pendidikan di Eropa. Perubahan tersebut
sebagai efek dari revolusi sosial di berbagai wilayah Eropa yang memicu akselerasi perubahan
arah perkembangan masyarakat Eropa. Era transisi perubahan sosial tersebut menimbulkan
konsekuensi logis tak terduga kedatangannya, antara lain merebaknya keraguan terhadap nilai
dan tatanan normative yang telah mapan mengalami erosi jika tidak dilakukan penguatan
orientasi.
Kontribusi ilmu sosiologi dengan segala komponen konseptualnya mendapat tanggapan positif
5. dari berbagai kalangan sosial melaui pendidikan. Manifestasi tersebut ditandai dengan kelahiran
sosiologi pendidikan sebagai produk keilmuan baru. Ajian sosiologi pendidikan menekankan
implikasi dan akibat sosial dari pendidikan dan memandang masalah pendidikan dari susut
totalitas lingkup sosial kebudayaan, politik dan ekonomi bagi masyarakat. Apabila psikologi
pendidikan memandang gejala pendidikan dari konteks perilaku dan perkembangan pribadi,
sosiologi pendidikan memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial
masyarakat. Dilihat dari objek penyelidikannya, sosiologi pendidikan adalah bagian dari ilmu
sosial terutama sosiologi dan ilmu pendidikan secara umum merupakan bagian dari kelompok
ilmu sosial. Sedangkan yang termasuk dalam lingkup ilmu sosial antara lain ilmu: ekonomi,
hukum, pendidikan, psikologi, antropologi, dan sosiologi. Di sini lah terlihat jelas tentang
kedudukan sosiologi dan ilmu pendidikan.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang,
metode, dan susunan pengetahuan yang jelas. Objek penelitiannya adalah tingkah laku individu
dan kelompok. Sudut pandangnya memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan individu
secara ilmiah. Sedangakan susunan pengetahuannya terdiri dari konsep dan prinsip mengenai
kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi. Objek penelitian sosiologi
adalah perilaku sosial, yaitu perilaku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan pendidikan.
Perilaku itu hanya dapat dimengerti dari tujuan, cita-cita atau nilai-nilai yang dikejar. Seperti
dalam terminology sosiologi, sosiologi pendidikan berbicara tentang pandangan kelas, sekolah,
keluarga, masyarakat desa, kelompok masyarakat dan sebagainya. , masing-masing terangkum
dalam wilayah suatu sistem sosial. Tiap-tiap sistem sosial merupakan kesatuan integral yang
mendapat pengaruh dari: (1) sistem sosial yang lain; (2) lingkungan alam; (3) sifat-sifat fisik
manusia; dan (4) karakter mental penghuninya.
Memperbincangkan ruang lingkup sosiologi ditinjau dari dua pendekatan. Pertama, pendekatan
tujuan sosiologi pendidikan dan kedua, pendekatan pemakaian istilah/pengertian sosiologi
pendidikan. Secara logis, sebenarnya rumusan tujuan sosiologi pendidikan berdasarkan hakikat
dari sosiologi pendidikan itu sendiri. Karena cakupan sosiologi terlalu luas, tidak terlalu salah
apabila digunakan dua pendekatan tersebut. Pendekatan pertama, ruang lingkup berdasarkan
tujuan sosiologi pendidikan, sehingga dapat disusun sebagai berikut :
1)Sosiologi untuk guru, meliputi :
a.Sifat manusia dan tata sosial
b.Impak kelompok-kelompo sosial terhadap individu
c.Struktur social
2)Sosiologi sekolah meliputi :
a.Sekolah dan masyarakat
b.Sosiologi pendidikan dan aspek-aspek historisnya
c.Sosiologi dan tata sosial
3)Sosiologi mengajar meliputi :
a.Interprestasi sosiologis terhadap kehidupan sekolah
b.Hubungan guru dan murid
c.Masalah-masalah organisasi sekolah
6. A.Pokok-Pokok Penelitian Sosiologi Pendidikan
Masalah-masalah yang di selidiki sosiologi pendidikan antara lain meliputi pokok-pokok yang
berikut :
1.Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat.
Dalam kategori ini terdapat antara lain masalah-masalah sebagai berikut :
a)Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
b)Hubungan antara sistem pendidikan dengan proses control sosial dan sistem kekuasaan.
c)Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial dan kultural atau usaha
mempertahankan status quo.
d)Hubungan pendidikan dengan sistem tingkat atau status sosial.
e)Fungsi sistem pendidikan formal bertalian dengan kelompok rasial, kultural dan sebagainya.
2.Hubungan antar-manusia di dalam sekolah.
Lapangan kedua ini menganalisis struktur sosial di dalam sekolah. Pola kebudayaan di dalam
sistem sekolah menunjukkan perbedaan dengan apa yang terdapat di dalam masyarakat di luar
sekolah. Di dalam bidang ini dapat dipelajari :
a)Hakikat kebudayaan sekolah sejauh ada perbedaannya dengan kebudayaan di luar sekolah.
b)Pola intraksi sosial atau struktur masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi berbagai
hubungan antara berbagai unsure di sekolah, kepemimpinan dan hubungan kekuasaan,
stratifikasi sosial dan pola interaksi informal sebagai terdapat dalam clique serta kelompok-kelompok
murid lainnya.
3.Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah.
Dalam bidang ini diutamakan aspek proses pendidikan itu sendiri. Di sini kita analisis
kepribadian dan kelakuan guru, murid dan lain-lain atas pengaruh partisipasi dalam keseluruhan
sistem pendidikan. Para ahli psikologi dan sosiologi telah banyak mengadakan penelitian serta
mencetuskan teori-teori tentang masalah pengaruh sekolah atas murid. Mereka juga menyelidiki
peranan murid terhadap guru dan terhadap murid-murid lainnya di sekolah. Selain perkembangan
pribadi anak, juga kepribadian guru merupakan pokok penelitian.
Beberapa pokok yang dapat diteliti ialah :
a)Peranan sosial guru-guru.
b)Hakikat kepribadian guru.
c)Pengaruh kepribadian guru terhadap kelakuan anak.
d)Fungsi sekolah dalam sosialisasi murid.
4.Sekolah dalam masyarakat.
Di sini dianalisis pola-pola interaksi antara sekolah dengan kelompo-kelompok sosial lainnya
dalam masyarakat di sekitar sekolah. Antara lain dapat di pelajari :
a)Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah.
b)Analisis proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat luar
sekolah.
c)Hubungan antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
7. d)Faktor-faktor demografi dan ekologi dalam masyarakat bertalian dengan organisasi sekolah,
yang perlu untuk memahami sistem pendidikan dalam masyarakat serta integrasinya di dalam
keseluruhan kehidupan masyarakat.
Tentu saja ada kemungkinan untuk mengadakan pembagian lain tentang pokok-pokok yang
dapat dimasukkan sebagai obyek penelitian sosiologi pendidikan. Dalam kenyataan selalu
terdapat perbedaan-perbedaan buku pelajaran mengenai sosiologi pendidikan.
Berikut adalah pokok penelitian sosiologi pendidikan yang dikemukan oleh S. Nasution.
a.Hubungan sistem pendidikan dengan aspek-aspek lain dalam masyarakat. Seperti: fungsi
pendidikan dalam kebudayaan.
b.Hubungan antar-manusia di dalam sekolah. Seperti : hakikat kebudayaan sejauh ada
perbedaannya dengan kebudayaan di luar sekolah.
c.Pengaruh sekolah terhadap kelakuan dan kepribadian semua pihak di sekolah. Seperti:
peranan sosial guru.
d.Sekolah dalam masyarakat. Seperti : Pengaruh masyarakat atas organisasi sekolah.