Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...
Askep retardation-mental AKPER PENKAB MUNA
1.
2. PENDAHULUAN :
RM masalah dunia, implikasi besar pada
negara berkembang: Angka pengangguran
50% - 70%
Angka kejadian RM 1-3 %, kriteria :
RM ringan : 80-90%
RM sedang : 12 %
RM berat : 7 %
RM sangat berat : 1%
2
3. RETARDASI MENTAL
Definisi :
Kemampuan mental yang tidak mencukupi (WHO)
Suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual
berada dibawah normal, timbul pada masa
perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat
lemahnya proses belajar dan adaptasi sosial
(D.S.M/Budiman M, 1991)
3
4. 4
American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 :
Kelemahan/ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak-kanak
(sbl 18 tahun) ditandai dengan fs. kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75
atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada sedikitnya dua area
berikut : berbicara dan berbahasa; ketrampilan merawat diri, ADL;
ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan
keamanan; akademik fungsional; bekerja dan rileks, dll.
5. ETIOLOGI
Organik:
Faktor prekonsepsi : kelainan kromosom (trisomi 21/Down
syndrom)
Faktor prenatal : kelainan petumbuhan otak selama
kehamilan (infeksi, zat teratogen dan toxin, disfungsi
plasenta)
Faktor perinatal : prematuritas, perdarahan intrakranial,
asphyxia neonatorum, dll
Faktor postnatal : infeksi, kejang demam, anoksia, gizi
kurang, trauma kepala.
Non organik:
Kemiskinan dan klg tidak harmonis
Interaksi anak kurang
Penelantaran anak
5
6. 6
MANIFESTASI KLINIS
-Ggn. Kognitif
-Lambatnya ketrampilan dan bahasa
-Gagal melewati tahap perkembangan utama
-Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
-Kemungkinan tonus otot abnormal
-Terlambatnya perkembangan motorik halus dan kasar
7. REAKSI ORANGTUA
– DISINTEGRASI : Syok, malu, rasa bersalah, kecewa,
menyalahkan dokter, mencari keajaiban
– PENYESUAIAN DIRI : Ambivalent, mencari usaha,
menenangkan diri
– REINTEGRASI : Berfungsi efektif, berpikir realistik, buat
program bagi anaknya, dll
7
8. REHABILITASI
– Pendidikan dan latihan
Dimasukkan ke SLB untuk RM ringan dan sedang
– Perawatan dalam panti perawatan
– Rehabilitasi kerja
– Penerimaan anak agar merasa berarti
Penolakan anak meyebabkan frustasi, murung,
benci, nakal, dll
8
9. PENCEGAHAN
– Imunisasi bagi anak dan ibu sebelum kehamilan
– Konseling perkawinan
– Pemeriksaan kehamilan rutin
– Nutrisi yang baik
– Persalinan oleh tenaga kesehatan
– Memperbaiki sanitasi dan gizi klg
– Pendidikan kesehatan mengenai pola hidup sehat
– Program mengentaskan kemiskinan, dll
9
10. 10
PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN :
• Tanda dan gejala :
- Mengenali sindrom seperti adanya down syndrom atau mikrosepali
- Adanya kegagalan perkembangan yang merupakan indikator RM
seperti :
- RM beratRM berat biasanya mengalami kegagalan perkembangan pada
tahun pertama kehidupannya, terutama psikomotor;
- RM sedangRM sedang memperlihatkan penundaan pada kemampuan bahasa
dan bicara, dengan kemampuan motorik normal-lambat, biasanya
terjadi pada usia 2-3 tahun;
- RM ringanRM ringan biasanya terjadi pada usia sekolah dengan
memperlihatkan kegagalan anak untuk mencapai kinerja yang
diharapkan.
11. 11
TINGKATAN/KLASIFIKASI RM :
Ringan ( IQ 50-69; umur mental 9 -12 tahun)
Karakteristik :
a.Usia presekolah tidak tampak sebagai anak RM, ttp terlambat
dalam kemampuan berjalan, bicara , makan sendiri, dll
b.Usia sekolah, dpt melakukan ketrampilan, membaca dan
aritmatik dg pdd khusus, diarahkan pada kemampuan aktivitas
sosial.
c.Usia dewasa, melakukan ketrampilan sosial dan vokasional,
diperbolehkan menikah tdk dianjurkan memiliki anak.
Ketrampilan psikomotor tdk berpengaruh kecuali koordinasi.
12. 12
Sedang ( IQ 35 hingga 49; umur mental 6 - 9 tahun)
Karakteristik :
a.Usia presekolah, kelambatan terlihat pada perkembangan motorik,
terutama bicara, respon saat belajar dan perawatan diri.
b.Usia sekolah, dpt mempelajari komunikasi sederhana, dasar
kesehatan, perilaku aman, serta ketrampilan mulai sederhana, Tdk ada
kemampuan membaca dan berhitung.
c.Usia dewasa, melakukan aktivitas latihan tertentu, berpartisipasi dlm
rekreasi, dpt melakukan perjalanan sendiri ke tempat yg dikenal, tdk
bisa membiayai sendiri.
13. 13
Berat ( IQ 20 s.d. 34; umur mental 3 - 6 tahun)
Karakteristik :
a.Usia prasekolah kelambatan nyata pada perkembangan motorik,
kemampuan komunikasi sedikit bahkan tidak ada, bisa berespon dalam
perawatan diri tingkat dasar spt makan.
b.Usia sekolah, gangguan spesifik dlm kemampuan berjalan,
memahami sejumlah komunikasi/berespon, membantu bila dilatih
sistematis.
c.Usia dewasa, melakukan kegiatan rutin dan aktivitas berulang, perlu
arahan berkelanjutan dan protektif lingkungan, kemampuan bicara
minimal, meggunakan gerak tubuh.
14. 14
Sangat Berat ( IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3
tahun)
Karakteristik :
a.Usia prasekolah retardasi mencolok, fs. Sensorimotor minimal, butuh
perawatan total.
b.Usia sekolah, kelambatan nyata di semua area perkembangan,
memperlihatkan respon emosional dasar, ketrampilan latihan kaki, tangan
dan rahang. Butuh pengawas pribadi. Usia mental bayi muda.
c.Usia dewasa, mungkin bisa berjalan, butuh perawatan total, biasanya
diikuti dengan kelainan fisik.
15. 15
KLASIFIKASI MENURUT PAGE :
Idiot (IQ dibawah 20; umur mental dibawah 3 tahun)
Imbisil (IQ antara 20-50, umur mental 3- 6 tahun)
Moron ( IQ 50-70, umur mental 7,5-10,5 tahun)
16. 16
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
Rambut : Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan
cepat berubah
Mata : mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
Hidung : jembatan/punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping
melengkung ke atas, dll
Mulut : bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit
lebar/melengkung tinggi
Geligi : odontogenesis yang tdk normal
Telinga : keduanya letak rendah; dll
17. 17
Muka : panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
Leher : pendek; tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
Tangan : jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing,
ibujari gemuk dan lebar,
Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit.
Genitalia : mikropenis, testis tidak turun.
Kaki : jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang
kecil meruncing diujungnya, lebar, besar, gemuk
18. 18
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kromosom
Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi
abnormalitas perkembangan jaringan otak, injury jaringan otak
atau trauma yang mengakibatkan perubahan.
20. 20
INTERVENSI
1. Kaji faktor penyebab gangguan perkembangan anak
2. Identifikasi dan gunakan sumber pendidikan untuk memfasilitasi
perkembangan anak yang optimal.
3. Berikan perawatan yang konsisten
4. Tingkatkan komunikasi verbal dan stimulasi taktil
5. Berikan intruksi berulang dan sederhana
6. Berikan reinforcement positif atas hasil yang dicapai anak
7. Dorong anak melakukan perawatan sendiri
8. Manajemen perilaku anak yang sulit
9. Dorong anak melakukan sosialisasi dengan kelompok
10. Ciptakan lingkungan yang aman
21. 21
PENDIDIKAN PADA ORANGTUA
1. Perkembangan anak untuk tiap tahap usia
2. Dukung keterlibatan orangtua dalam perawatan anak
3. Bimbingan antisipasi dan manajemen menghadapi perilaku anak
yang sulit
4. Informasikan sarana pendidikan yang ada dan kelompok, dll
HASIL YG DIHARAPKAN
- Anak berfs. Optimal sesuai tingkatannya
- Klg dan anak mampu menggunakan koping thd tantangan karena
adanya ketidakmampuan
- Klg mampu mendapatkan sumber-sumber sarana komunitas