SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
R
O
S
D
I
A

N
A
I
T
A
 Laktasi

adalah keseluruhan proses menyusui
mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI.
 Laktasi merupakan bagian integral dari siklus
reproduksi mamalia termasuk manusia.
 Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan
pemberian ASI eksklusif dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun serta
anak mendapatkan kekebalan tubuh secara
alami.
 Secara

vertikal payudara terletak diantara kosta II
dan IV, secara horizontal mulai dari pinggir sternum
sampai linea aksilaris medialis.
 Kelenjar susu berada di jaringan sub
kutan, tepatnya diantara jaringan sub kutan
superfisial dan profundus, yang menutupi muskulus
pectoralis mayor.
 Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada
wanita tidak hamil adalah 200 gram, pada wanita
hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi
sekitar 600-800 gram.
 Bentuk

dan ukuran payudara akan bervariasi
menurut aktifitas fungsionalnya.
 Payudara menjadi besar saat hamil dan
menyusui dan biasanya mengecil setelah
menopause.
 Pembesaran ini terutama disebabkan oleh
pertumbuhan struma jaringan penyangga dan
penimbunan jaringan lemak.
 Ada

1.
2.

3 bagian utama payudara,

Korpus (badan),
Areola: Areola mamae (kalang payudara)
letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna
kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan
warna ini tergantung dari corak kulit dan
adanya kehamilan
3. Papilla atau putting:
Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi
berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran
payudara maka letaknyapun akan bervariasi pula.
 Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil
yang merupakan muara dari duktus
laktiferus, ujung-ujung serat otot polos yang
tersusun secara sirkuler sehingga bila ada
kontraksi duktus laktiferus akan memadat dan
menyebabkan puting susu ereksi,
 Sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan
menarik kembali puting susu tersebut.

 Struktur

payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu
kulit, jaringan sub kutan (jaringan bawah kulit),
dan corpus mammae.
 Corpus mammae terdiri dari parenkim dan
stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang
terdiri dari Duktus Laktiferus (duktus), Duktulus
(duktulli), Lobus dan Alveolus.
 Ada 15-20 duktus laktiferus.
 Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40
duktuli.
 Duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus dan
masing-masing dihubungkan dengan saluran air
susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu
pohon.
 Bila

diikuti pohon tersebut dari akarnya pada
puting susu, akan didapatkan saluran air susu
yang disebut duktus laktiferus.
 Didaerah kalang payudara duktus laktiferus ini
melebar membentuk sinus laktiferus tempat
penampungan air susu.
 Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabangcabang menjadi duktus dan duktulus, tapi
duktulus yang pada perjalanan selanjutnya
disusun pada sekelompok alveoli.
 Di dalam alveoli terdiri dari duktulus yang
terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air
susu dan mioepitelium yang berfungsi memeras
air susu keluar dari alveoli.
 Pemberian

ASI tergantung pada 4

proses:
1. Proses pengembangan jaringan
penghasil ASI pada payudara.
2. Proses yang memicu produksi
ASI setelah melahirkan.
3. Proses untuk mempertahankan
produksi ASI.
4. Proses sekresi ASI (refleks let
down)
 Proses

ini dicapai dalam kehamilan dengan
adanya rangsangan pada kelenjar serta
saluran payudara oleh hormon plasenta
yaitu: estrogen, progesteron, hormon
lactogen plasenta
 Setelah

plasenta dilahirkan, penurunan
produksi hormon dari organ tersebut terjadi
dgn cepat. Hormon hipofise anterior yaitu
prolaktin yg tadinya dihambat oleh kadar
estrogrn & progesteron yg tinggi dlm darah
mulai dilepaskan. Prolaktin akan
mengaktifkan sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI. Dalam waktu 3 – 4 hari
setelah persalinan produksi ASI sdh dimulai &
susu yang matur disekresikan sampai pada
akhir minggu pertama.
 Proses

ini tergantung pd hormon lain yaitu oksitosin yg
dilepas oleh kelenjar hipofise posterior sbgai reaksi
terhdp pengisapan putting. Oksitosin mempengaruhi sel
mioepitelial yg mengelilingi alveoli mammae shg alveoli
tersbt berkontraksi & mengeluarkan ASI yg sdh
disekresiksan oleh kelenjar mammae. Refleks let down
tdk terjadi krn tekanan negatif oleh pengisapan & juga
bukan krn payudara yg penuh, namun disebabkan oleh
refleks neurogenik yg menstimulasi pelepasan
oksitosin.
 Ibu

menyusui akan mengalami refleks let
down 30 – 60 menit setelah bayi mulai
menyusu. Refleks tersbt dapat pula
disebabkan oleh faktor kejiwaan sep:
mendengar tangisan bayi, berpikir ttang
bayinya atau berpikir ttang pemberian ASI
sendiri. Sebaliknya refleks tersbt dpt
dihambat oleh
kecemasan, ketakutan, perasaan tdk aman/
ketegangan. Hal ini dpt meningkatkan
hormon epinefrin & norepinefrin yg
selanjutnya menghambat pengeluaran
oksitosin ke payudara.








Selama kehamilan, hormon prolaktin dari
plasenta meningkat tetapi ASI biasanya
belum keluar karena masih di hambat oleh
kadar estrogen yang tinggi.
Pada hari kedua atau ketiga pasca
persalinan, kadar estrogen dan progesteron
turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin
lebih dominan dan pada saat inilah mulai
terjadi sekresi ASI.
Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan puting susu, terbentuklah
prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI
semakin lancar.
Dua refleks pada ibu yang sangat penting
dalam proses laktasi yaitu refleks prolaktin
dan refleks aliran (let down refleks
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf
peraba yang terdapat pada puting susu
terangsang.
 Rangsangan tersebut oleh serabut
afferent dibawa ke hipotalamus di
dasar otak, lalu memacu hipofise
anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin kedalam darah.
 Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel
kelenjar (alveoli) untuk memproduksi
air susu.
 Jumlah prolaktin yang disekresi dan
jumlah susu yang diproduksi berkaitan
dengan stimulus isapan, yaitu
frekuensi, intensitas dan lamanya bayi
menghisap.

 Rangsangan

yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu
selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan
hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise
posterior mengeluarkan hormon oksitosin.
 Setelah oksitosin dilepas kedalam darah akan memacu
otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus
berkontraksi sehingga memeras air susu dari
alveoli, duktulus, dan sinus menuju puting susu.
 Refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi
kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi
apapun.
 Tanda-tanda lain dari let-down adalah tetesan pada
payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi. Refleks
ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.
 Biarkan

bayi bersama
ibunya segera sesudah
dilahirkan selama
beberapa jam
pertama.
 ASI mengandung
komposisi yang tepat.
 Mengurangi kejadian
karies dentis.
 Memberi rasa nyaman
dan aman pada bayi
dan adanya ikatan
antara ibu dan bayi.
 Hubungan

fisik ibu dan
bayi baik untuk
perkembangan
bayi, kontak kulit ibu ke
kulit bayi yang
mengakibatkan
perkembangan psikomotor
maupun social yang lebih
baik.
 Terhindar dari alergi.
 Asi meningkatkan
kecerdasan bagi bayi.
 Aspek

kontrasepsi
 Aspek kesehatan ibu
 Ketenangan jiwa dan fikiran





Dengan merangsang buah dada akan
mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan
hormon progesteron dan estrogen lebih banyak
lagi dan hormon oxytocin.
Anatomis Buah dada
Bila jumlah lobus dalam buah dada
berkurang, lobuluspun berkurang. Dengan
demikian produksi ASI juga berkurang karena
sel-sel acini yang menghisap zat-zat makan
dari pembuluh darah akan berkurang.
 Faktor

istirahat.
Bila kurang istirahat akan mengalami
kelemahan dalam menjalankan
fungsinya dengan demikian
pembentukan dan pengeluaran ASI
berkurang.

 Faktor


isapan anak.

Bila ibu menyusui anak segera jarang dan
berlangsung sebentar maka hisapan anak
berkurang dengan demikian pengeluaran
ASI berkurang.
 Faktor


obat-obatan.

Diperkirakan obat-obatan yang
mengandung hormon
mempengaruhi hormon prolaktin
dan oxytocin yang berfungsi dalam
pembentukan dan pengeluaran
ASI. Apabila hormon-hormon ini
terganggu dengan sendirinya akan
mempengaruhi pembentukan dan
pengeluaran ASI.
 Cara




menyusui dengan sikap duduk:

Duduk dengan posisi santai & tegak menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pd puting susu & areola sekitarnya. Cara
ini mempunyai manfaat sbgai desinfektan & menjaga
kelembapan puting susu.


Gunakan bantal atau selimut untuk menopang
bayi, bayi ditidurkan diatas pangkuan ibu dengan
cara :
 Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi
diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong
bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak
boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu.
 Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan
ibu & yg satu didepan.
 Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara.
 Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu.
 Dagu bayi menempel pada payudara.
 Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar
payudara (bagian bawah).
 Telinga bayi berada dlm satu garis dengan leher & lengan
bayi.
 Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka.
 Sebagian besar areola tidak tampak.
 Bayi menghisap dalam dan perlahan.
 Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu.
 Terkadang terdengar suara bayi menelan.
 Puting susu tidak terasa sakit atau lecet.

Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
 Ibu harus rileks
 Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah
payudara)
 Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat
pelan-pelan kearah tengah)
 Stimulasi payudara dan puting
 Kompres dingin pasca menyusui, mengurangi
oedema.
 Pakailah BH yang sesuai
 Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.



Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa
kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara
yang lain. Cara melepas isapan bayi:
 Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke
bawah.
 Menyusui berikutnya dimulai pd payudara yg belum
terkosongkan (yang dihisap terakhir).
 Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada puting susu dan areola
sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
 Tujuan

menyendawakan bayi adalah
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi
tidak muntah (gumoh- jawa) setelah menyusu.
 Cara menyendawakan bayi:
Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu
ibu kemudan pungungnya ditepuk perlahan-lahan.
 Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan
ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi
bersendawa

 Cara
1.
2.

menyusui yang baik dan benar:
Posisi badan ibu dan bayi
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
Konsep dasar menyusui

More Related Content

What's hot

08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi
Joni Iswanto
 
Kelompok biologi 2 SMPN 1 BDG
Kelompok biologi 2 SMPN 1 BDGKelompok biologi 2 SMPN 1 BDG
Kelompok biologi 2 SMPN 1 BDG
Daffa_24
 

What's hot (18)

obgyn
obgynobgyn
obgyn
 
08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi
 
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
Sistem reproduksi Manusia (the human reproductive system)
 
Anfis rs
Anfis rsAnfis rs
Anfis rs
 
Struktur payudara (wurita)
Struktur payudara (wurita)Struktur payudara (wurita)
Struktur payudara (wurita)
 
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asiMakalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
 
Makalah anfis payudara dan panggul
Makalah anfis payudara dan panggulMakalah anfis payudara dan panggul
Makalah anfis payudara dan panggul
 
Intranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan MaternitasIntranatal Keperawatan Maternitas
Intranatal Keperawatan Maternitas
 
Anatomi fisiologi menyusui risna
Anatomi fisiologi menyusui risnaAnatomi fisiologi menyusui risna
Anatomi fisiologi menyusui risna
 
Kelompok biologi 2 SMPN 1 BDG
Kelompok biologi 2 SMPN 1 BDGKelompok biologi 2 SMPN 1 BDG
Kelompok biologi 2 SMPN 1 BDG
 
Reproduksi manusia
Reproduksi manusiaReproduksi manusia
Reproduksi manusia
 
Hormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiranHormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiran
 
Ana proses persalinan-normal-eb1 (1)
Ana proses persalinan-normal-eb1 (1)Ana proses persalinan-normal-eb1 (1)
Ana proses persalinan-normal-eb1 (1)
 
Fisiologi kelenjar mamari
Fisiologi kelenjar mamariFisiologi kelenjar mamari
Fisiologi kelenjar mamari
 
Tanda tanda kehamilan
Tanda tanda kehamilanTanda tanda kehamilan
Tanda tanda kehamilan
 
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamilPerubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
Perubahan anatomi fisiologi pada ibu hamil
 
Payudara
PayudaraPayudara
Payudara
 
Pijat oksitosin
Pijat oksitosinPijat oksitosin
Pijat oksitosin
 

Similar to Konsep dasar menyusui

227154690-PPT-Anatomi-Dan-Fisiologi-Payudara.pptx
227154690-PPT-Anatomi-Dan-Fisiologi-Payudara.pptx227154690-PPT-Anatomi-Dan-Fisiologi-Payudara.pptx
227154690-PPT-Anatomi-Dan-Fisiologi-Payudara.pptx
RobertChristeven1
 
Mekanisme reproduksi kel iii
Mekanisme reproduksi kel iiiMekanisme reproduksi kel iii
Mekanisme reproduksi kel iii
Welly Andrei
 
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdfASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
FITRIANOVIANTI4
 

Similar to Konsep dasar menyusui (20)

Asi eksklusif
Asi eksklusifAsi eksklusif
Asi eksklusif
 
Managemen laktasi
Managemen laktasiManagemen laktasi
Managemen laktasi
 
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIAPENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
 
Asi
AsiAsi
Asi
 
Struktur payudara & fisiologi laktasi (wurita)
Struktur payudara & fisiologi laktasi (wurita)Struktur payudara & fisiologi laktasi (wurita)
Struktur payudara & fisiologi laktasi (wurita)
 
227154690-PPT-Anatomi-Dan-Fisiologi-Payudara.pptx
227154690-PPT-Anatomi-Dan-Fisiologi-Payudara.pptx227154690-PPT-Anatomi-Dan-Fisiologi-Payudara.pptx
227154690-PPT-Anatomi-Dan-Fisiologi-Payudara.pptx
 
Glandula Mamae.docx
Glandula Mamae.docxGlandula Mamae.docx
Glandula Mamae.docx
 
Mekanisme reproduksi kel iii
Mekanisme reproduksi kel iiiMekanisme reproduksi kel iii
Mekanisme reproduksi kel iii
 
Iniasi menyusu dini
Iniasi menyusu diniIniasi menyusu dini
Iniasi menyusu dini
 
Proses persalinan normal
Proses persalinan normalProses persalinan normal
Proses persalinan normal
 
asuhan kebidanan masa nifas
asuhan kebidanan masa nifasasuhan kebidanan masa nifas
asuhan kebidanan masa nifas
 
Satuan acara perkuliahan teori
Satuan acara perkuliahan teoriSatuan acara perkuliahan teori
Satuan acara perkuliahan teori
 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
 
Asuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan NormalAsuhan Persalinan Normal
Asuhan Persalinan Normal
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdfASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
 
Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2Kala dua persalinan 2
Kala dua persalinan 2
 
Manajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptManajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.ppt
 
Sesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptx
Sesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptxSesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptx
Sesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptx
 
Nursing mother f
Nursing mother fNursing mother f
Nursing mother f
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Konsep dasar menyusui

  • 2.  Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.  Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia termasuk manusia.  Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.
  • 3.  Secara vertikal payudara terletak diantara kosta II dan IV, secara horizontal mulai dari pinggir sternum sampai linea aksilaris medialis.  Kelenjar susu berada di jaringan sub kutan, tepatnya diantara jaringan sub kutan superfisial dan profundus, yang menutupi muskulus pectoralis mayor.  Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada wanita tidak hamil adalah 200 gram, pada wanita hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi sekitar 600-800 gram.
  • 4.  Bentuk dan ukuran payudara akan bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya.  Payudara menjadi besar saat hamil dan menyusui dan biasanya mengecil setelah menopause.  Pembesaran ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan struma jaringan penyangga dan penimbunan jaringan lemak.
  • 5.  Ada 1. 2. 3 bagian utama payudara, Korpus (badan), Areola: Areola mamae (kalang payudara) letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan warna ini tergantung dari corak kulit dan adanya kehamilan
  • 6. 3. Papilla atau putting: Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran payudara maka letaknyapun akan bervariasi pula.  Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat otot polos yang tersusun secara sirkuler sehingga bila ada kontraksi duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu ereksi,  Sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali puting susu tersebut. 
  • 7.
  • 8.
  • 9.  Struktur payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu kulit, jaringan sub kutan (jaringan bawah kulit), dan corpus mammae.  Corpus mammae terdiri dari parenkim dan stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari Duktus Laktiferus (duktus), Duktulus (duktulli), Lobus dan Alveolus.  Ada 15-20 duktus laktiferus.  Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40 duktuli.  Duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus dan masing-masing dihubungkan dengan saluran air susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu pohon.
  • 10.  Bila diikuti pohon tersebut dari akarnya pada puting susu, akan didapatkan saluran air susu yang disebut duktus laktiferus.  Didaerah kalang payudara duktus laktiferus ini melebar membentuk sinus laktiferus tempat penampungan air susu.  Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabangcabang menjadi duktus dan duktulus, tapi duktulus yang pada perjalanan selanjutnya disusun pada sekelompok alveoli.  Di dalam alveoli terdiri dari duktulus yang terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium yang berfungsi memeras air susu keluar dari alveoli.
  • 11.
  • 12.  Pemberian ASI tergantung pada 4 proses: 1. Proses pengembangan jaringan penghasil ASI pada payudara. 2. Proses yang memicu produksi ASI setelah melahirkan. 3. Proses untuk mempertahankan produksi ASI. 4. Proses sekresi ASI (refleks let down)
  • 13.  Proses ini dicapai dalam kehamilan dengan adanya rangsangan pada kelenjar serta saluran payudara oleh hormon plasenta yaitu: estrogen, progesteron, hormon lactogen plasenta
  • 14.  Setelah plasenta dilahirkan, penurunan produksi hormon dari organ tersebut terjadi dgn cepat. Hormon hipofise anterior yaitu prolaktin yg tadinya dihambat oleh kadar estrogrn & progesteron yg tinggi dlm darah mulai dilepaskan. Prolaktin akan mengaktifkan sel-sel kelenjar payudara untuk memproduksi ASI. Dalam waktu 3 – 4 hari setelah persalinan produksi ASI sdh dimulai & susu yang matur disekresikan sampai pada akhir minggu pertama.
  • 15.  Proses ini tergantung pd hormon lain yaitu oksitosin yg dilepas oleh kelenjar hipofise posterior sbgai reaksi terhdp pengisapan putting. Oksitosin mempengaruhi sel mioepitelial yg mengelilingi alveoli mammae shg alveoli tersbt berkontraksi & mengeluarkan ASI yg sdh disekresiksan oleh kelenjar mammae. Refleks let down tdk terjadi krn tekanan negatif oleh pengisapan & juga bukan krn payudara yg penuh, namun disebabkan oleh refleks neurogenik yg menstimulasi pelepasan oksitosin.
  • 16.  Ibu menyusui akan mengalami refleks let down 30 – 60 menit setelah bayi mulai menyusu. Refleks tersbt dapat pula disebabkan oleh faktor kejiwaan sep: mendengar tangisan bayi, berpikir ttang bayinya atau berpikir ttang pemberian ASI sendiri. Sebaliknya refleks tersbt dpt dihambat oleh kecemasan, ketakutan, perasaan tdk aman/ ketegangan. Hal ini dpt meningkatkan hormon epinefrin & norepinefrin yg selanjutnya menghambat pengeluaran oksitosin ke payudara.
  • 17.     Selama kehamilan, hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih di hambat oleh kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting dalam proses laktasi yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran (let down refleks
  • 18. Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting susu terangsang.  Rangsangan tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam darah.  Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu.  Jumlah prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan stimulus isapan, yaitu frekuensi, intensitas dan lamanya bayi menghisap. 
  • 19.  Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon oksitosin.  Setelah oksitosin dilepas kedalam darah akan memacu otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus berkontraksi sehingga memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju puting susu.  Refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi apapun.  Tanda-tanda lain dari let-down adalah tetesan pada payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.
  • 20.
  • 21.  Biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa jam pertama.  ASI mengandung komposisi yang tepat.  Mengurangi kejadian karies dentis.  Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi.
  • 22.  Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun social yang lebih baik.  Terhindar dari alergi.  Asi meningkatkan kecerdasan bagi bayi.
  • 23.  Aspek kontrasepsi  Aspek kesehatan ibu  Ketenangan jiwa dan fikiran
  • 24.    Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen lebih banyak lagi dan hormon oxytocin. Anatomis Buah dada Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobuluspun berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena sel-sel acini yang menghisap zat-zat makan dari pembuluh darah akan berkurang.
  • 25.  Faktor istirahat. Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang.  Faktor  isapan anak. Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang.
  • 26.  Faktor  obat-obatan. Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon prolaktin dan oxytocin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon-hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI.
  • 27.  Cara   menyusui dengan sikap duduk: Duduk dengan posisi santai & tegak menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pd puting susu & areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sbgai desinfektan & menjaga kelembapan puting susu.
  • 28.  Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi, bayi ditidurkan diatas pangkuan ibu dengan cara :  Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.  Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu & yg satu didepan.  Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara.  Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
  • 29.
  • 30. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu.  Dagu bayi menempel pada payudara.  Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (bagian bawah).  Telinga bayi berada dlm satu garis dengan leher & lengan bayi.  Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka.  Sebagian besar areola tidak tampak.  Bayi menghisap dalam dan perlahan.  Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu.  Terkadang terdengar suara bayi menelan.  Puting susu tidak terasa sakit atau lecet. 
  • 31.
  • 32. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit  Ibu harus rileks  Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)  Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah tengah)  Stimulasi payudara dan puting  Kompres dingin pasca menyusui, mengurangi oedema.  Pakailah BH yang sesuai  Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik. 
  • 33.
  • 34.  Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara yang lain. Cara melepas isapan bayi:  Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.  Menyusui berikutnya dimulai pd payudara yg belum terkosongkan (yang dihisap terakhir).  Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
  • 35.  Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh- jawa) setelah menyusu.  Cara menyendawakan bayi: Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudan pungungnya ditepuk perlahan-lahan.  Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi bersendawa 
  • 36.
  • 37.  Cara 1. 2. menyusui yang baik dan benar: Posisi badan ibu dan bayi Posisi mulut bayi dan puting susu ibu