1. Struktur payudara terdiri dari tiga bagian yaitu kulit, jaringan subkutan, dan corpus mammae yang terdiri dari parenkim dan stroma.
2. Ada 15-20 duktus laktiferus yang membentuk pohon menuju puting susu.
3. Proses laktasi tergantung pada empat proses yaitu pengembangan jaringan penghasil ASI, proses produksi ASI setelah melahirkan, proses mempertahankan produksi ASI, dan proses se
2. Laktasi
adalah keseluruhan proses menyusui
mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi
menghisap dan menelan ASI.
Laktasi merupakan bagian integral dari siklus
reproduksi mamalia termasuk manusia.
Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan
pemberian ASI eksklusif dan meneruskan
pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun serta
anak mendapatkan kekebalan tubuh secara
alami.
3. Secara
vertikal payudara terletak diantara kosta II
dan IV, secara horizontal mulai dari pinggir sternum
sampai linea aksilaris medialis.
Kelenjar susu berada di jaringan sub
kutan, tepatnya diantara jaringan sub kutan
superfisial dan profundus, yang menutupi muskulus
pectoralis mayor.
Ukuran normal 10-12 cm dengan beratnya pada
wanita tidak hamil adalah 200 gram, pada wanita
hamil aterm 400-600 gram dan pada masa laktasi
sekitar 600-800 gram.
4. Bentuk
dan ukuran payudara akan bervariasi
menurut aktifitas fungsionalnya.
Payudara menjadi besar saat hamil dan
menyusui dan biasanya mengecil setelah
menopause.
Pembesaran ini terutama disebabkan oleh
pertumbuhan struma jaringan penyangga dan
penimbunan jaringan lemak.
5. Ada
1.
2.
3 bagian utama payudara,
Korpus (badan),
Areola: Areola mamae (kalang payudara)
letaknya mengelilingi puting susu dan berwarna
kegelapan yang disebabkan oleh penipisan dan
penimbunan pigmen pada kulitnya. Perubahan
warna ini tergantung dari corak kulit dan
adanya kehamilan
6. 3. Papilla atau putting:
Puting susu terletak setinggi interkosta IV, tetapi
berhubung adanya variasi bentuk dan ukuran
payudara maka letaknyapun akan bervariasi pula.
Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil
yang merupakan muara dari duktus
laktiferus, ujung-ujung serat otot polos yang
tersusun secara sirkuler sehingga bila ada
kontraksi duktus laktiferus akan memadat dan
menyebabkan puting susu ereksi,
Sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan
menarik kembali puting susu tersebut.
7.
8.
9. Struktur
payudara terdiri dari tiga bagian, yaitu
kulit, jaringan sub kutan (jaringan bawah kulit),
dan corpus mammae.
Corpus mammae terdiri dari parenkim dan
stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang
terdiri dari Duktus Laktiferus (duktus), Duktulus
(duktulli), Lobus dan Alveolus.
Ada 15-20 duktus laktiferus.
Tiap-tiap duktus bercabang menjadi 20-40
duktuli.
Duktulus bercabang menjadi 10-100 alveolus dan
masing-masing dihubungkan dengan saluran air
susu (sistem duktus) sehingga merupakan suatu
pohon.
10. Bila
diikuti pohon tersebut dari akarnya pada
puting susu, akan didapatkan saluran air susu
yang disebut duktus laktiferus.
Didaerah kalang payudara duktus laktiferus ini
melebar membentuk sinus laktiferus tempat
penampungan air susu.
Selanjutnya duktus laktiferus terus bercabangcabang menjadi duktus dan duktulus, tapi
duktulus yang pada perjalanan selanjutnya
disusun pada sekelompok alveoli.
Di dalam alveoli terdiri dari duktulus yang
terbuka, sel-sel kelenjar yang menghasilkan air
susu dan mioepitelium yang berfungsi memeras
air susu keluar dari alveoli.
11.
12. Pemberian
ASI tergantung pada 4
proses:
1. Proses pengembangan jaringan
penghasil ASI pada payudara.
2. Proses yang memicu produksi
ASI setelah melahirkan.
3. Proses untuk mempertahankan
produksi ASI.
4. Proses sekresi ASI (refleks let
down)
13. Proses
ini dicapai dalam kehamilan dengan
adanya rangsangan pada kelenjar serta
saluran payudara oleh hormon plasenta
yaitu: estrogen, progesteron, hormon
lactogen plasenta
14. Setelah
plasenta dilahirkan, penurunan
produksi hormon dari organ tersebut terjadi
dgn cepat. Hormon hipofise anterior yaitu
prolaktin yg tadinya dihambat oleh kadar
estrogrn & progesteron yg tinggi dlm darah
mulai dilepaskan. Prolaktin akan
mengaktifkan sel-sel kelenjar payudara untuk
memproduksi ASI. Dalam waktu 3 – 4 hari
setelah persalinan produksi ASI sdh dimulai &
susu yang matur disekresikan sampai pada
akhir minggu pertama.
15. Proses
ini tergantung pd hormon lain yaitu oksitosin yg
dilepas oleh kelenjar hipofise posterior sbgai reaksi
terhdp pengisapan putting. Oksitosin mempengaruhi sel
mioepitelial yg mengelilingi alveoli mammae shg alveoli
tersbt berkontraksi & mengeluarkan ASI yg sdh
disekresiksan oleh kelenjar mammae. Refleks let down
tdk terjadi krn tekanan negatif oleh pengisapan & juga
bukan krn payudara yg penuh, namun disebabkan oleh
refleks neurogenik yg menstimulasi pelepasan
oksitosin.
16. Ibu
menyusui akan mengalami refleks let
down 30 – 60 menit setelah bayi mulai
menyusu. Refleks tersbt dapat pula
disebabkan oleh faktor kejiwaan sep:
mendengar tangisan bayi, berpikir ttang
bayinya atau berpikir ttang pemberian ASI
sendiri. Sebaliknya refleks tersbt dpt
dihambat oleh
kecemasan, ketakutan, perasaan tdk aman/
ketegangan. Hal ini dpt meningkatkan
hormon epinefrin & norepinefrin yg
selanjutnya menghambat pengeluaran
oksitosin ke payudara.
17.
Selama kehamilan, hormon prolaktin dari
plasenta meningkat tetapi ASI biasanya
belum keluar karena masih di hambat oleh
kadar estrogen yang tinggi.
Pada hari kedua atau ketiga pasca
persalinan, kadar estrogen dan progesteron
turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin
lebih dominan dan pada saat inilah mulai
terjadi sekresi ASI.
Dengan menyusukan lebih dini terjadi
perangsangan puting susu, terbentuklah
prolaktin oleh hipofisis, sehingga sekresi ASI
semakin lancar.
Dua refleks pada ibu yang sangat penting
dalam proses laktasi yaitu refleks prolaktin
dan refleks aliran (let down refleks
18. Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf
peraba yang terdapat pada puting susu
terangsang.
Rangsangan tersebut oleh serabut
afferent dibawa ke hipotalamus di
dasar otak, lalu memacu hipofise
anterior untuk mengeluarkan hormon
prolaktin kedalam darah.
Melalui sirkulasi prolaktin memacu sel
kelenjar (alveoli) untuk memproduksi
air susu.
Jumlah prolaktin yang disekresi dan
jumlah susu yang diproduksi berkaitan
dengan stimulus isapan, yaitu
frekuensi, intensitas dan lamanya bayi
menghisap.
19. Rangsangan
yang ditimbulkan oleh bayi saat menyusu
selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan
hormon prolaktin juga mempengaruhi hipofise
posterior mengeluarkan hormon oksitosin.
Setelah oksitosin dilepas kedalam darah akan memacu
otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus
berkontraksi sehingga memeras air susu dari
alveoli, duktulus, dan sinus menuju puting susu.
Refleks let-down dapat dirasakan sebagai sensasi
kesemutan atau dapat juga ibu merasakan sensasi
apapun.
Tanda-tanda lain dari let-down adalah tetesan pada
payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi. Refleks
ini dipengaruhi oleh kejiwaan ibu.
20.
21. Biarkan
bayi bersama
ibunya segera sesudah
dilahirkan selama
beberapa jam
pertama.
ASI mengandung
komposisi yang tepat.
Mengurangi kejadian
karies dentis.
Memberi rasa nyaman
dan aman pada bayi
dan adanya ikatan
antara ibu dan bayi.
22. Hubungan
fisik ibu dan
bayi baik untuk
perkembangan
bayi, kontak kulit ibu ke
kulit bayi yang
mengakibatkan
perkembangan psikomotor
maupun social yang lebih
baik.
Terhindar dari alergi.
Asi meningkatkan
kecerdasan bagi bayi.
24.
Dengan merangsang buah dada akan
mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan
hormon progesteron dan estrogen lebih banyak
lagi dan hormon oxytocin.
Anatomis Buah dada
Bila jumlah lobus dalam buah dada
berkurang, lobuluspun berkurang. Dengan
demikian produksi ASI juga berkurang karena
sel-sel acini yang menghisap zat-zat makan
dari pembuluh darah akan berkurang.
25. Faktor
istirahat.
Bila kurang istirahat akan mengalami
kelemahan dalam menjalankan
fungsinya dengan demikian
pembentukan dan pengeluaran ASI
berkurang.
Faktor
isapan anak.
Bila ibu menyusui anak segera jarang dan
berlangsung sebentar maka hisapan anak
berkurang dengan demikian pengeluaran
ASI berkurang.
26. Faktor
obat-obatan.
Diperkirakan obat-obatan yang
mengandung hormon
mempengaruhi hormon prolaktin
dan oxytocin yang berfungsi dalam
pembentukan dan pengeluaran
ASI. Apabila hormon-hormon ini
terganggu dengan sendirinya akan
mempengaruhi pembentukan dan
pengeluaran ASI.
27. Cara
menyusui dengan sikap duduk:
Duduk dengan posisi santai & tegak menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan
punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pd puting susu & areola sekitarnya. Cara
ini mempunyai manfaat sbgai desinfektan & menjaga
kelembapan puting susu.
28.
Gunakan bantal atau selimut untuk menopang
bayi, bayi ditidurkan diatas pangkuan ibu dengan
cara :
Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi
diletakkan pada lengkung siku ibu dan bokong
bayi diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak
boleh tertengadah atau bokong bayi ditahan
dengan telapak tangan ibu.
Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan
ibu & yg satu didepan.
Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara.
Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis
lurus Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
29.
30. Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu.
Dagu bayi menempel pada payudara.
Dagu bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar
payudara (bagian bawah).
Telinga bayi berada dlm satu garis dengan leher & lengan
bayi.
Mulut bayi terbuka dengan bibir bawah yang terbuka.
Sebagian besar areola tidak tampak.
Bayi menghisap dalam dan perlahan.
Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu.
Terkadang terdengar suara bayi menelan.
Puting susu tidak terasa sakit atau lecet.
31.
32. Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit
Ibu harus rileks
Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah
payudara)
Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat
pelan-pelan kearah tengah)
Stimulasi payudara dan puting
Kompres dingin pasca menyusui, mengurangi
oedema.
Pakailah BH yang sesuai
Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik.
33.
34.
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa
kosong, sebaiknya diganti menyusui pada payudara
yang lain. Cara melepas isapan bayi:
Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi
melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke
bawah.
Menyusui berikutnya dimulai pd payudara yg belum
terkosongkan (yang dihisap terakhir).
Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit
kemudian dioleskan pada puting susu dan areola
sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
35. Tujuan
menyendawakan bayi adalah
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi
tidak muntah (gumoh- jawa) setelah menyusu.
Cara menyendawakan bayi:
Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu
ibu kemudan pungungnya ditepuk perlahan-lahan.
Dengan cara menelungkupkan bayi di atas pangkuan
ibu, lalu usap-usap punggung bayi sampai bayi
bersendawa
36.
37. Cara
1.
2.
menyusui yang baik dan benar:
Posisi badan ibu dan bayi
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu