Publicidad
Makalah keganasan
Makalah keganasan
Makalah keganasan
Makalah keganasan
Publicidad
Makalah keganasan
Makalah keganasan
Makalah keganasan
Makalah keganasan
Makalah keganasan
Publicidad
Makalah keganasan
Makalah keganasan
Makalah keganasan
Próximo SlideShare
Proses terjadinya infeksiProses terjadinya infeksi
Cargando en ... 3
1 de 12
Publicidad

Más contenido relacionado

Publicidad
Publicidad

Makalah keganasan

  1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma) dari jaringan sel tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap selanjutnya sel-sel tulang akan berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan ginjal. Akibat adanya pengaruh aktivitas hematopoetik sumsum tulang yang cepat pada tulang, sel-sel plasma yang belum matang / tidak matang akan terus membelah. Akhirnya terjadi penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol lagi. Osteogeniksarcoma sering terdapat pada pria usia 10-25 tahun, terutama pada pasien yang menderita penyakit paget’s. hal ini dimanifestasikan dengan nyeri bengkak, terbatasnya pergerakan serta menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung bawah merupakan gejala yang khas, hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada vertebra oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan sel-sel neoplasma. Pada sumsum tulang hal ini menyebabkan terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsuria dan hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas akan membentuk sejumlah immunoglobulin / bence jones protein abnormal. Hal ini dapat dideteksi dalam serum urin dengan teknik immunoelektrophoesis. Gejala gagal ginjal dapat terjadi selama presitipasi immunoglobulin dalam tubulus (pada pyelonephritis), hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal oleh plasma sel (myeloma ginjal) dan thrombosis pada pena ginjal. Kecederungan patologik perdarahan merupakan ciri-ciri myeloma dengan dua alasan utama, yaitu : a. Penurunan platelet (thrombositopenia) selama adanya kerusakan megakaryosit, yang merupakan sel-sel induk dalam sel-sel tulang. b. Tidak berfungsinya platelets, microglobin menghalangi elemen-elemen dan turut serta dalam fungsi hemostatik.
  2. 2 B. Rumusan Masalah Sebagai mahasiswa/i keperawatan, kami ingin mengetahui seluk beluk dari definisi karsinoma tulang, penyebab karsinoma tulang, tanda-tanda adanya penyakit, perjalanan penyakit, dan pengobatannya, serta asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit keganasan. C. Tujuan Mahasiswa/i keperawatan mengetahui dan memahami penyakit karsinoma tulang yang merupakan gangguan pada sistem muskuloskeletal.
  3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Karsinoma (keganasan) tulang adalah pertumbuhan sel baru yang bersifat ganas dan abnormal pada tulang primer, tulang rawan, jaringan ikat, dan sum-sum tulang. Karsinoma tulang disebut juga dengan neoplasma tulang atau tumor tulang. Kanker tulang adalah penyakit yang relatif langka di mana sel-sel kanker tumbuh di jaringan tulang. Kanker terjadi ketika sel-sel dalam tubuh membelah tanpa kontrol atau perintah. Biasanya, sel-sel membelah dengan cara diatur. Jika sel-sel terus membelah tak terkendali ketika sel-sel baru tidak dibutuhkan, massa bentuk jaringan, disebut suatu pertumbuhan atau tumor. Kanker merujuk pada tumor ganas, yang dapat menyerang jaringan terdekat dan menyebar ke bagian lain dari tubuh (George, 2005). B. Etiologi Penyebab dari karsinoma tulang tidak diketahui secara pasti. Para ahli kesehatan menyatakan bahwa kemungkinan penyebab karsinoma (keganasan) tulang yaitu genetik, radiasi, bahan kimia, trauma, limfedema kronis, dan infeksi. C. Klasifikasi dan gejalanya Tumor maligna primer meliputi: sarkoma osteogenik, osteosarkoma parosteal, kondrosarkoma, juksta kondrosarkoma kortikal, osteoklastoma, sarkoma ewing, retikulo- sarkoma tulang, mieloma multipel. a. Sarkoma osteogenik Nama ini dipergunakan bukan karena tumor membentuk tulang, tetapi tumor ini pembentukannya berasal dari osteoblastik sel-sel mesenkim primitif. Sarkoma osteogenik merupakan tumor ganas tulang yang paling sering ditemukan (48,8%) diluar mieloma multipel. Tumor ini merupakan tumor yang sangat ganas, menyebar secara cepat pada periosteum dan jaringan ikat diluarnya. Sarkoma osteogenik terutama ditemukan pada usia 10-20 tahun dan lebih sering terjadi pada pria daripada wanita. Nyeri merupakan gejala utama yang pertama muncul yang bersifat konstan dan bertambah hebat pada malam hari. Tumor ini sering ditemukan di daerah metafisis tulang panjang terutama pada femur distal dan tibia proksimal dan dapat pula ditemukan pada radius distal dan humerus proksimal. Pemeriksaan radiologi. Gambaran radiologis yang dapat ditemukan bergantung pada kelainan yang terjadi : 1. Pada tipe osteolitik, proses destruksi yang lebih menonjol 2. Pada tipe osteoblastik, pembentukan tulang yang lebih menonjol 3. Pada tipe campuran, terdapat proses osteolitik dan osteoblastik yang seimbang Pertumbuhan tulang yang cepat mengakibatkan destruksi tulang dan periosteum dan dari reaksi periosteal tersebut hanya sisanya yaitu pada bagian tepi yang masih terlihat yang
  4. 4 memberikan gambaran radiologis yang khas sebagai suatu sudut segitaga, yaitu sudut codman. Selain itu, ditemukan adanya bagian korteks yang terputus dan tumor menembus kejaringan sekitarnya dan membentuk garis-garis pembentukan tulang yang radial kearah luar yang berasal dari korteks dan dikenal sebagai sunburst appearance. Sering kali diperlukan pemeriksaan radiologi lainnya seperti CT-scan atau MRI. Pemeriksaan foto toraks selain dilakukan sebagai prosedur rutin juga untuk follow-up adanya metastasis pada paru-paru. b. Osteosarkoma parosteal Osteosarkoma parosteal disebut juga sebagai sarkoma osteogenik juksta kortikal, tetapi dengan sifat dan gejala klinis yang berbeda dengan sarkoma osteogenik. Gambaran klinis osteosarkoma parosteal biasanya ditemukan pada usia 10-50 tahun dengan prognosis yang lebih limfatik histiotik dari pada limfoma maligna kelenjer limfe. Kelainan itu sulit dibedakan secara histologis dengan sarkoma ewing kecuali dengan pewarnaan glikogen yang hasilnya positif pada sarkoma ewing dan negatif pada retikulo-sarkoma. Osteosarkoma parosteal terutama ditemukan pada metafisis femur bagian distal dan bagian belakang femur (50%) dan dapat pula ditemukan pada tulang humerus dan tibia. c. Kondrosarkoma Kondrosarkoma merupakan tumor tulang ganas yang terdiri atas kondrosit anaplastik yang dapat tumbuh sebagai tumor tulang perifer atau sentral. Tumor ini paling sering menyerang pria berusia di atas 35 tahun. Gejala yang paling sering adalah massa tanpa nyeri yang berlangsung lama. Contoh. Lesi perifer sering kali tidak menimbulkan gejala-gejala tertentu untuk jangka waktu yang lama dan hanya berupa pembesaran yang dapat diraba dan hampir tidak menimbulkan gangguan. Akan tetapi, mungkin akan disusul dengan suatu pertumbuhan yang cepat dan agresif. Tempat-tempat yang sering ditumbuhi tumor ini adalah pelvis, femur, tulang iga, gelang bahu, dan tulang kraniofasial. Perkembangan kondrosarkoma sangat lambat. Gejala dini biasanya berupa nyeri yang bersifat tumpul akibat pembesaran tumor yang perlahan. Lokasi kondrosarkoma terutama pada daerah panggulm bahum dan lutut. d. Juksta kondrosarkoma kortikal Juksta kondrosarkoma Kortikal merupakan suatu tumor ganas yang ditandai dengan pembentukan tulang rawan yang berasal dari bagian luar permukaan tulang, mulai dari tulang rawan di bawah periosteum. Prognosis tumor ini lebih baik dibandingkan dengan jenis kondrosarkoma sentral dan harus dibedakan dari kondrosarkoma sekunder akibat perubahan keganasan dari osteokondroma. Pada foto Rontgen lesi terlihat radiolusen dengan bintik-bintik kalsifikasi. Lokasi juksta kondrosarkoma kortikal tertama pada femur distal, tibia proksimal, serta humerus proksimal, tumor ekstraoseus biasanya mengadakan invasi ke korteks dan kemudian kruta pembengkakan tedalam medulla. Perkembangan tumor ini sangat cepat.
  5. 5 e. Osteoklastoma Osteoklastoma (Giant Cell Tumor = tumor sel raksasa) merupkan tumor tulang yang mempunyai sifat dan kecenderungan untuk berubah menjadi ganas dan agresif sehingga tumor ini dikategorikan sebagai tumor ganas. Tumor sel raksasa menempati urutan kedua (17,5%) dari seluruh tumor ganas tulang, terutama ditemukan pada usia 20-40 tahun dan jarang sekali ditemukan di bawah usia 20 tahun, dan lebih sering ditemukanpada wanita daripada pria. Keluhan utama yang ditemukan berupa nyeri serta pembengkakan terutama pada lutut dan mungkin ditemukan efusi sendi serta gangguan gerakan pada sendi. Mungkin juga klien datang berobat dengan gejala fraktur (10%). Sifat khas tumor raksasa adalah adanya stroma vaskuler dan seluler yang terdiri atas sel-sel berbentuk oval yang mengandung sejumlah nucleus lonjong, kecil dan berwarna gelap. Sel raksasa ini merupakan sel besar dengan sitoplasma yang berwarna merah muda. Sel ini mengandung sejumlah nucleus yang vesicular dan menyerupai sel-sel stroma. Walaupun tumor ini biasanya dianggap jinak, tetapi tetap memiliki berbagai derajat keganasan, bergantung pada sifat sarkomatosa dan stromanya. Pada jenis yang ganas, tumor ini menjadi anaplastik dengan daerah nekrosis dan perdarahan. Lokasi. Tempat-tempat yang biasa diserang oleh tumor ini adalah ujuung-ujung tulang panjang, terutama lutut dan ujung bawah radius. Osteoklastoma terutama ditemukan pada daerah epifisis tulang panjang (75%), khususnya daerah lutut yaitu derah tibia proksimal, femur distal, humerus proksimal, dan radius distal. Sisanya dapat ditemukan padadaerah pelvis dan sacrum. f. Sarkoma ewing Sarkoma ewing adalah tumor ganas yang berasal dari sumsum tulang dengan frekuansi sebanyak 5% dari seluruh tumor ganas tulang dan merupakan jenis tumor tulang yang sangat ganas. Tumor ini paling sering terlihat pada anak-anak usia belasan (10-20) tahun dan lebih sering terjadi ada pria daripada wanita, dan tempat yang paling sering adalah korpus tulang panjang. Penampilan secara kasarnya adalah berupa tumor abu-abu lunak yang tumbuh ke reticulum sumsum tulang dan merusak korteks tulang dari sebelah dalam. Dibawah periosteum terbentuk lapisan-lapisan tulang yang baru diendapkan paralel dengan batang tulang sehingga membentuk gambaran serupa kulit bawang. Lokasi. Sarkoma Ewing terutama terdapat pada daerah diafisis dan metafisis tulang panjang seperti femur, tibia, humerus, dan fibula atau pada tulang pipih seperti pelvis dan skapula.
  6. 6 g. Retikulo-sarkoma tulang Retikulo-sarkoma tulang dapat terjadi pada setiap usia, tetapi terutama pada usia di atas 20 tahun (30-40 tahun). Gejala yang paling menonjol adalah nyeri serta fraktur patologis. Lokasi retikulo-sarkoma terutama pada tulang panjang. Pemeriksaan radiologi, pada foto rontgen terlihat bintik-bintik destruksi tulang biasanya pada daerah sumsum tulang, dengan pemeriksaan radio- isotop ditemukan adanya lesi multipel. Retikulo-sarkoma merupakan tumor ganas limfoid dengan struktur histologist yang bervariasi. Sel-selnya terdiri atas sel bulat pleomorf dengan batas sitoplasma yang jelas. Jaringan stoma kadang-kadang mengandung serabut retikulidan terletak secara uniform di antara sel-sel tumor. Gambaran patologis retikulo-sarkoma tulang umumnya seperti pada retikulo-sarkoma histiositik dan jenis campuran yaitu jenis limfatik holistic dari limfoma maligna pada kelenjar limfe. h. Mieloma multipel Mieloma multipel merupakan tumor ganas tulang yang sering digunakan yaitu 17% dari seluruh tumor ganas organ tubuh serta menempati peringkat ketiga dari tumor ganas tulang. Ditemukan terutama pada usia 40-70 tahun, jarang dibawah 30 tahun, dan lebih sering ditemukan pada pria daripaada wanita dengan perbandingan 2:1. Mieloma multiple terjadi akibat proliferasi ganas dari sel-sel plasma. Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang, dan lokasi nyeri sering kali pada tulang iga, tulanng belakang, dan sakit pinggang yang kadang-kadang disertai nyeri radikular serta kelemahan anggota gerak. Gejala umum seperti anemia, kakeksia, anoreksia, muntah, gangguan psikis, dan perubahan tingkat kesadaran juga dapat ditemukan. Klien sering datang dengan fraktur patologis terutama pada vertebra karena proses destruksi yang hebat. Dapat terabalesi tulang, terutama pada tulang tengkorak dan klavikula. Lesi-lesi pada tulang punggung dapat menyebabkan vertebra kolaps dan kadang-kadang menjepit saraf spinal. Lokasi. Tumor ini berasal dari sumsum tulang dan menyebar ke tulang yang lain. Lokasi yang paling sering terkena adalah tulang belakang, panggul, iga, dan tengkorak.
  7. 7 D. Path way 5. Kerusakan integritas kulit Faktor-faktor yang memungkinkan terjadinya tumor dan keganasan pada sistemmuskuloskeletal: genetik, radiasi, bahan kimia, trauma, limfedema kronis dan infeksi Pertumbuhan baru sel-sek tulang dan jaringan lunak Berdiferensiasi menjadi beberapa sel osteoklas, kondroblas, fibroblas, dan mieloblas Bersifat osteogenik, kondrogenik, atau mieologenik Bersifat ganas atau kanker (sel kecil/oat cell)  Kurang kohesif  Pertumbuhan cepat  Pola tidak teratur  Tidak berkapsulPeningkatan proliferasi sel, neurovaskularisasi, pertumbuhan jaringan, pembengkakan, dan kerapuhan tulang. Ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi ↑ Metabolisme Terbentuknya ulkus 1. Nyeri 3. Risiko tinggi ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh ↑ Kebutuhan energi Kelemahan dan perasaan mudah lelah 4. Risiko tinggi trauma 5. Kerusakan integritas kulit Penurunan kemampuan pergerakan 2. Hambatan mobilitas fisik
  8. 8 E. Pemeriksaan diagnostik Pada foto Rontgen, densitas tulang terlihat berkurang akibat mieloma multipel dengan daerah osteolitik yang bulat dan rarefaksi pada sumsum tulang. Gambaran ini dapat berbentuk lubang pukulan yang kecil (punched out) yang bentuknya bervariasi serta daerah radiolusen yang berbatas tegas. F. Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang dilakukan adalah radioterapi dan kemoterapi yang akan mengurangi gejala nyeri dan dapat memperpanjang usia klien. Bila terdapat fraktur patologis, dilakukan fiksasi internal dan rongga yang terjadi diisi dengan semen metilmetakrilat. G. Askep Keganasan A. Pengkajian a. Anamnesis  Identitas  Keluhan utama  Riwayat penyakit sekarang  Riwayat penyakit dahulu  Riwayat penyakit keluarga  Riwayat psikososial b. Pemeriksaan fisik  breathing  inspeksi : apabila tidak melibatkan sistem pernapasan, biasanya akan ditemukan kesimetrisan rongga dada normal, klien tidak sesak napas, tidak menggunakan otot bantu pernapasan. Apabila melibatkan sistem pernapasan seperti adanya tumor paru dan keganasan pada paru atau terjadi fraktur patologis pada tulang belakang, akan ada kelainan pada pengkajian inspeksi rongga dada.  palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri  perkusi : suara resonan pada seluruh lapang paru  auskultasi : suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara ronki atau mengi.  blood pengisian kapiler kurang dari satu detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing. Klien tumor dan keganasan sistem muskuloskeletal sering mengalami anemia yang berhubungan dengan proses peningkatan neurovaskularisasi dan peningkatan kebutuhan darah untuk pembentukan jaringan baru.
  9. 9  brain kesadaran biasanya compos mentis, pada kasus yang lebih parah, klien dapat mengeluh pusing dan gelisah. Bila terdapat gangguan neurologis pada klien, pemeriksaan neurologis perlu dilakukan secara cermat untuk menentukan apakah gangguan ini timbul karena penekanan tumor pada saraf tertantu.  Kepala dan wajah : dilihat adanya sianosis  Mata : sclera bisanya tidak iktetik, konjungtiva anemis  Leher : biasanya JVP dalam batas normal  bladder produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada sistem perkemihan.  bowel pada kasus tumor dan keganasan, tidak ada gangguan eliminasi. Walaupun demikian, perlu juga dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses. Pada eliminasi urin dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau, dan jumlah urin. Klien biasanya mengalami mual, nyeri lambung, yang menyebabkan klien tidak nafsu makan.  bone pada pengkajian biasanya ditemukan tanda dan keluhan seperti :  Nyeri. Keluhan ini merupakan keluhan utama yang seringkali mendorong klien meminta pertolongan pada perawat dan dokter. Nyeri merupakan keluhan utama pada tumor ganas. Adanya nyeri menunjukkan tanda ekspansi tumor yang cepat dan penekanan jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi.  Keterbatasan pergerakan, biasanya semakin bertambah berat secara perlahan dengan bertambahnya nyeri dan makin besarnya benjolan/pembengkakan. Menilai kemampuan klien dalam melakukan pergerakan, penting untuk menentukan rencana asuhan pemenuhan aktivitas dan menghindari resiko cedera karena keterbatasan aktivitas  Pembesaran jaringan. Klien mungkin menunjukkan salah satu bagian tubuhnya secara perlahan membesar. Memeriksa letak pembesaran, jumlah benjolan/pembesaran jaringan dan berapa diameter ukuran dari benjolan/pembesaran jaringan tersebut. Melakukan palpasi, penting untuk mengetahui perbedaan pada pergerakan benjolan. Apabila benolan dapat bergerak biasanya tumor jinak, bila tidak bergerak biasanya merupakan tumor ganas dengan metastasis yang sudah luas.  Kelemahan fisik biasanya terjadi pada klien dengan keganasan pada tulang, karena berkaitan dengan peningkatan metabolisme yang digunakan oleh sel-sel tumor untuk melakukan proliferasi.  Tanda-tanda peradangan, biasanya pada klien dengan kegansanan jaringan lunak biasanya terdapat lesi sampai ulkus pada kulit sekitar jaringan yang mengalami pembengkakan atau benjolan.
  10. 10 B. Diagnosa 1. Nyeri berhubungan dengan ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi 2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, nyeri pada gerakan akibat ekspansi tumor yang cepat dan penekanan jaringan sekitarnya, perdarahan, atau degenerasi. 3. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan ketidakseimbangan asupan nutrisi dengan peningkatan kebutuhan yang berlebihan. 4. Resiko tinggi trauma yang berhubungan dengan keterbatasan dan kelemahan ketahanan fisik, penurunan kemampuan pergerakan. 5. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan peningkatan kerusakan pembuluh darah kapiler dan trauma jaringan lunak. C. Rencana dan Implementasi Sasaran utama klien dapat mencakup: 1. Pemulihan nyeri serta gangguan rasa nyaman 2. Pemenuhan nutrisi yang adekuat dan seimbang antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang tinggi 3. Penurunan resiko cedera agar tidak terjadi fraktur patologis 4. Meningkatkan pertumbuhan integritas kulit 5. Pemulihan keadaan mudah lelah D. Evaluasi Hasil akhir yang diharapkan pada asuhan keperawatan klien tumor dan keganasan pada sistem musculoskeletal 1. Neri berkurang atau terjadi perbaikan tingkat kenyamanan 2. Terpenuhnya nutrisi yang adekuat 3. Dapat dihindarinya resiko cedera agar tidak terjadi fraktur patologis 4. Meningkatkan pertumbuhan integritas kulit 5. Tingkat keletihan berkurang
  11. 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Keganasan adalah pertumbuhan sel baru yang bersifat ganas dan abnormal pada tulang primer, tulang rawan, jaringan ikat, dan sum-sum tulang. Karsinoma tulang disebut juga dengan neoplasma tulang atau tumor tulang. Kanker tulang adalah penyakit yang relatif langka di mana sel-sel kanker tumbuh di jaringan tulang. Kanker terjadi ketika sel-sel dalam tubuh membelah tanpa kontrol atau perintah. Biasanya, sel-sel membelah dengan cara diatur. Jika sel-sel terus membelah tak terkendali ketika sel-sel baru tidak dibutuhkan, massa bentuk jaringan, disebut suatu pertumbuhan atau tumor B. Saran Sebaiknya pasien yang mengalami kegansan tulang segera diatasi dengan terapi dan tetap menjalankan aktivitas sesuai kemampuannya.
  12. 12 DAFTAR PUSTAKA Huda, Nurarif Amin, dan Hardhi, Kusuma 2013, Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA NIC-NOC, Edisi revisi jilid 1, Jakarta: Mediaction publishing Muttaqin, Arif 2008, Asuhan keperawatan klien gangguan sistem musculoskeletal Jakarta : EGC
Publicidad