SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 14
MAKALAH Kebutuhan Medikal Bedah I
DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
KLIEN MENINGITIS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7

1. WAODE JULIANTI
2. RAHMAT RIADI HAWA
3. SUHERMAN
4. SITTI ARA
5. FITRA APRILIANI

AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER)
PEMKAB. MUNA
2012
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadiraj Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga
sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya,
pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan
islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam.
Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas
KMB I ini, yang diberikan oleh dosen Ns. Musriani,S.Kep. M.Kes, kepada kami
sebagai tugas dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KMB I. Dalam
penulisan dan penyusuan kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan
penulisan, untuk itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini di masa
yang akan datang.
Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Raha,16 November 2012
Penulis,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................

i

KATA PENGANTAR ..............................................................................

ii

DAFTAR ISI .............................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................
B. Tujuan ................................................................................

1

C. Batasan Masalah ...............................................................
BAB II

1

1

TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
MENINGITIS
A. Konsep Dasar .....................................................................

2

1. Pengertian ....................................................................

2

2. Etiologi .........................................................................

2

3. Patofisiologi .................................................................

3

4. Tanda dan gejala ...........................................................

5

5. Komplikasi...................................................................

6

6. Pemeriksaan Diagnostik ...............................................

8

7. Penatalaksanaan Medik ................................................

10

B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan ...............

11

1. Pengkajian ....................................................................

11

2. Diagnosa Keperawatan ...............................................

12

3. Intervensi Keperawatan................................................

13

4. Evaluasi ........................................................................

13

BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................

14

B. Saran ..................................................................................

14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban
akhir. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh
kemauan (Volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan
(Involunter).
Jawaban yang volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan yang
involunter melibatkan sistem saraf otonom. Yang berfungsi sebagai efektor
dari sisteSistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang tersusun
membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat
(SSP) terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi
(perifer) merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan
dari sistem saraf pusat.
Stimulus (Rangsangan) yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari
lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan
menuntut tubuh untuk mampu mengadaptasinya sehingga tubuh tetap
seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi berlangsung melalui kegiatan
sistem saraf disebut sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu
mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit.
Stimulus diterima oleh reseptor (penerima rangsang) sistem saraf yang
selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi ke sistem saraf pusat. Di
sistem saraf pusat impuls diolah untuk kemudian meneruskan jawaban
(Respon) kembali melalum saraf somatis adalah otot rangka sedangkan
untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot jantung dan
kelenjar sebasea.
B. Tujuan
1. Dapat mengetahui defenisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi, serta
tanda dan gejala dari meningitis
2. Dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan meningitis
C. Batasan Masalah
Batasan masalah yang dapat kami ajukan, yaitu kami hanya menjelaskan
tentang konsep asuhan keperawatan meningitis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. KONSEP DASAR
A. Pengertian
Meningitis adalah suatu inflamasi di arachnoid dan piamater pada otak
dan spinal cord, yang disebabkan oleh infeksi pada cairan serebrospinal
(Lewis, 2005).
Meningitis adalah suatu inflamasi di piameter , arakhnoid dan
subararakhnoid infeksi biasanya menyebabkan meningitis

dan chemical

meningitis juga dapat menjadi meningitis bisa akut atau kronik yang
disebabkan karena bakteri,virus, jamur atau parasit. (Lemone. 2004).
Meningitis adalah inflamasi meningen yang juga dapat menyerang
arakhonoid dan subarakhonoid, infeksi menyebar sampai subarakhonoid
melalui cairan serebrospinal sekitar otak dan spinal cord (Joyce M
black,2005).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meningitis
adalah suatu inflamasi meningen yang juga dapat menyebar ke arakhonoid
dan subarakhonoid pada otak dan spinal cord, yang disebabkan oleh bakteri ,
virus jamur atau protozoa.
B. Etiologi
Meningitis

disebabkan

oleh

berbagai

macam

organisme

tetapi

kebanyakan klien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti
fraktur tulang tengkorak, infeksi sistemik, lainnya. Etiologi dapat
dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi :
1. Bakteri

:

haemophilus,

influenzae,

neisseria

meningitidis,

(meningococcal), diplococus pneunomia (pneumoccal), streptococcus
group A, staphylococcus aureus , escherichia coli ,klebsiella ,proteus,
pseudomonas.
2. Virus: abses otak ,encephalitis ,limfoma leukemia atau darah diruang
arakhnoid ,cytomegalovirus ,polyoma virus, herpes simplex dan herpes
zoster .
3. Jamur: cryptococcus
C. Patofisiologi
Otak dilapisi oleh duramater, arakhonoid dan piamater. Cairan
Serebrospinal (CSF) diproduksi oleh fleksus koroid yang berada didasar
ventrikel lateral dan diatas ventrikel ke III dan IV. Setiap hari diproduksi
500-800 ml CSF. Setelah CSF bersirkulasi di otak dan medulla spinalis, CSF
akan direabssorpsi melalui villi arakhonoid, dalam lapisan arakhonoid
meninges. Organisme (bakteri,virus ,jamur dan protozoa) masuk

SSP

melalui pembuluh darah dan blood brain barrier ,jalan masuk yang langsung
terjadi sebagai akibat dari trauma ,prosedur pembedahan atau abses cerebri
/ruptur .otorhea atau rhinorrhea mungkin disebabkan karena fraktur basis
tengkorak bisa mengarah terjadinya meningitis organisme. Meningitis
menyerang mekanisme pertahanan tubuh spesifik dan non spesifik untuk
masuk dan bereplikasi dalam CSF.pertahanan ini meliputi barrier kulit,
barrier darah – otak, respon inflamasi nonspesifik dan respon imun. Infeksi
cairan serebrospinal dan meningeal menyebabkan respon inflamasi pada
piamater , arakhnoid dan CSF.
Pembuluh darah yg mengalami inflamasi di dalam area sekitar otak
mengeluarkan cairan sebagai respon permeabilitas sel. Cairan serebrospinal
mengalami

kekeruhan,

menginfiltrasi saraf

terbentuk

eksudat.

Eksudat

yang

purulen

kranial dan membloks fleksus koroid dan villi

arakhnoid. Eksudat menyebabkan inflamasi dan edema lebih lanjut sel
meningeal. Pembesaran pembuluh darah, eksudat, gangguan aliran CSF dan
edema sel meningeal menyebabkan peningkatan TIK. Dengan peningkatan
TIK, maka perfusi serebral menurun dan kehilangan autoregulasi serebal.
D. Tanda dan Gejala
Demam, sakit kepala hebat, neusea, muntah dan nuchal rigidity [kaku
kuduk ] adalah tanda-anda utama pada meningitis. Tanda kernig positif ,
brudzinsky positif,photophobia,penurunan kesadaran ,dan tanda-tanda
peningkatan TIK mungkin juga dapat timbul (Lewis,2005). Klien dengan
meningitis

bakteri

biasanya

mengalami

demam

.menggigil

,nyeri

kepala,nyeri punggung dan abdomen, mual dan muntah .Iritasi meningel
menyebabkan nuchal rigidity /kaki duduk.
E. Komplikasi
Komplikasi yang sering terjadi pada meningitis adalah peningkat TIK
yang menyebabkan penurunan kesadaran .Komplikasi lain pada meningitis
yaitu disfungsi neurology,disfungsi saraf kranial (N.C III,IV VII atau VIII
),hemiparesis ,dysphasia dan hemiparesia. Mungkin juga dapat terjadi syok,
gangguan koagulasi, komplikasi septic (bacterial endokarditis) dan demam
yang terus – menerus. Hidrosefalus dapat terjadi jika eksudat menyebabkan
adhesi yang dapat mencegah aliran CSF normal dari ventrikel. DIC (Dimensi
Intravascular Coagulation) adalah komplikasi yang serius pada meningitis
yang dapat menyebabkan kematian.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan daiagnostik yang paling utama untuk mendiagnosa
meningitis yaitu analisa CSF tetapi lumbal pungsi tidak dilakukan bila ada
peningkatan TIK, karena bisa menyebabkan herniasi jaringan otak di medula
dan cardiopulmonary arrest. Pada meningitis bakteri tekanan meningkat,
cairan keruh atau berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat,
glukosa menurun, kultur positif beberapa jenis bakteri. Sedangkan pada
meningitis virus tekanan bervariasi, CSF biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif,
kultur virus biasanya hanya dengan prosedur khusus. CIE (Counter Immono
Electrophoresis) bisa dilakukan untuk

mengidentifikasi kemungkinan

sumber infeksi karena bakteri kultur darah dan urin, tenggorok dan hidung.
Glukosa serum meningkat, LDH serum meningkat (pada meningitis bakteri),
sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutropil (infeksi
bakteri), elektrolit darah abnormal, LED meningkat. CT Scan/MRI dapat
membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran atau letak ventrikel, hematoma
daerah serebral, hemoragik atau tumor. EEG mungkin terlihat gelombang
lambat secara vokal atau umum (encephalitis) atau voltasenya meningkat
(abses). Rontgen dada, kepala dan sinus

mungkin ada indikasi infeksi atau

sumber infeksi intrakranial.
G. Penatalaksanan Medik
Keefektifan pengobatan tergantung pada pemberian dini antibiotik yang
mampu menembus barier blood – brain ke dalam lapisan subarakhnoid.
Antibiotik penicillin (ampisillin, piperasillin) atau salah satu chepalosporin
(ceftriaxone sodium, cefotaxim sodium) dapat digunakan.

Vacomyan

hydrocloride tunggal atau kombinasi dengan rifampisin juga dapat
digunakan jika bakteri telah teridentifikasi. Antibiotik dosis tinggi diberikan
secara intravena.
Dexametason dapat diberikan sebagai terapi tambahan pada meningitis
akut dan meningitis pneumococcus. Dexametasone dapat diberikan
bersamaan

dengan

antibiotik

untuk

mensupresi

inflamasi

dan

mengefektifkan pengobatan pada orang dewasa serta tidak meningkatkan
resiko perdarahan gastrointestinal.
Dehidrasi dan syok dapat diatasi dengan penambahan volume cairan.
Seizure yang terjadi pada tahap awal penyakit dapat dikontrol dengan
phenitoin/dilantin.
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
A. Pengkajian
a. Pengkajian : Perawat mengumpulkan data untuk menentukan penyebab
meningitis, yang membantu mengembangkan rencana keperawatan pada
klien.
1) Riwayat kesehatan sekarang: yang harus dikaji meliputi adanya keluhan
sakit kepala, demam, nausea, vomiting dan nuckal rigidity. Kaji adanya
tanda-tanda peningkatan TIK. Penurunan LOC, seizure, perubahan
tanda-tanda vital dan pola pernafasan, dan papiledema. Perawat
menanyakan pada klien untuk menjelaskan gejala yang dialami, kapan,
apakah semakin buruk.
2) Riwayat kesehatan masa lalu : Perawat berkata pada klien untuk
mengingat peristiwa khusus yang pernah dialami, seperti riwayat alergi,
ISPA, trauma kepala atau fraktur tengkorak, riwayat pemakaian obatobatan.
b. Pengkajian fisik: Dilakukan dengan pemeriksaan metode head to toe atau
pemerikasaan organ dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi dan
perkusi.
1) Tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan kesadaran, tekanan darah, denyut
nadi, pernafasan dan temperatur tubuh.
2) Sistem pernafasan: mengkaji apakah ada keluhan seperti sesak nafas,
irama nafas tidak teratur, takipnea, ronchi, sumbatan jalan nafas dan
apnea.
3) Sistem kardiovaskuler: dikaji adanya hipertensi, takhikardi, bradikardi.
4) Sistem gastrointestinal: adanya muntah, menurun atau tidak adanya
bising usus.
5) Sistem urinaria: dikaji frekuensi BAK, jumlah, inkontinensia.
6) Sistem persarafan meliputi: tingkat kesadaran,kejang, GCS, pemeriksan
saraf kranial II (optikus), III (oculomotorius), V (trigeminal), IV
(troklearis), VI (abdusen), VII (fasialis), atau VIII (vestibulocochlear),
pemeriksaan status system sensori dan motorik, pemeriksaan refleks,
kerniq atau brudzinski positif.
c. Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan penunjang pada klien dengan
meningitis bervariasi, protein di csf cenderung meningkat, glukosa serum
meningkat, sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan
neutropil (infeksi bakteri), CT scan dan MRI hasilnya akan normal pada
meningitis yang tidak kompleks, sputum dan secret nasopharingeal
diambil

untuk

kultur sebelum

dimulai terapi

antibiotik

untuk

mengidentifikasi organisme penyebab meningitis.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan untuk klien dengan meningitis mencakup:
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan
TIK atau edema serebral
2. Resiko

terjadinya

penyebaran

infeksi

berhubungan

dengan

penekanan respon inflamasi (akibat obat)
3. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi/inflamasi,
4. Toksin dalam sirkulasi
5. inefektif manajemen terapeutik berhubungan dengan berbagai
kondisi yang dialami yang ditandai oleh masalah sensorik dan
motorik, keterbatasan aktifitas
6. Hipertermia berhubungan dengan infeksi dan gangguan regulasi
temperatur pada hipotalamus karena peningkatan TIK ditandai
peningkatan suhu.
C. Perencanaan
Perencanaan dibuat untuk menetapkan tujuan, criteria hasil dan
perawatan pada klien dengan meningitis. Adapun dalam menetapkan tujuan
harus spesifik, nyata dan dapat dilakukan dan mempunyai criteria waktu dan
menetapkan criteria hasil, serta merencanakan tindakan keperawatan yang
akan dilakukan. Adapun prinsip dari perencanaan bertujuan: mengembalikan
fungsi saraf secara optimal, mengatasi infeksi, mengurangi rasa nyeri dan
ketidak nyamanan.
D. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan
perencanaan yang telah ditentukan secara umum. Intervensi yang dapat
dilakukan pada klien meningitis adalah: kaji status neurology, monitor tandatanda vital, mengkaji adanya komplikasi, hindari fleksi leher, kaji kepatenan
dan fungsi jalan nafas, peningkatan kesehatan, pencegahan infeksi
pernafasan melalui vaksinasi pneumococcal pneumonia dan influenza
dengan dibantu oleh perawat, monitor intake dan out put, kolaborasi dengan
medis, membantu memenuhi kebutuhan klien, memberi support kepada klien
dan keluarga.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang dipakai
sebagai alat ukur keberhasilan dari rencana keperawatan didalam memenuhi
kebutuhan klien.
Pada perawatan klien dengan meningitis hasil yang diharapkan adalah:
perfusi jaringan serebral adekuat, meningkatnya tingkat kesadaran, tubuh
dipertahankan normal (36 – 37,2°C), nyeri berkurang/hilang, melaksanakan
program terapi, terhindari dari komplikasi meningitis tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Meningitis adalah suatu inflamasi di arachnoid dan piamater pada otak dan
spinal cord, yang disebabkan oleh infeksi pada cairan serebrospinal (Lewis,
2005).
2. Meningitis

adalah

suatu

inflamasi

di

piameter

,

subararakhnoid infeksi biasanya menyebabkan meningitis

arakhnoid

dan

dan chemical

meningitis juga dapat menjadi meningitis bisa akut atau kronik yang
disebabkan karena bakteri,virus, jamur atau parasit. (Lemone. 2004).
B. Saran
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pencari materi yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes. M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
http://www.google.com/makalah askep meningitis.diakses tanggal 16 november
2012.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaOperator Warnet Vast Raha
 
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxKUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxMERYMARLINA1
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixppghybrid4
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Septian Muna Barakati
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAmalia Senja
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Aidil Fitrisyah
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIMas Mawon
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananIrfa Kartini
 

La actualidad más candente (20)

Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata rahaMakalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
Makalah stres dan adaptasi akbid paramata raha
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docxKUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
KUMPULAN SDKI SLKI SIKI TERBARU.docx
 
5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia5. asuhan keperawatan pada hernia
5. asuhan keperawatan pada hernia
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fixM6 kb4   tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
M6 kb4 tindakan mobilisasi, ambulasi dan personal hygiene-fix
 
Bersalin
BersalinBersalin
Bersalin
 
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
Asuhan keperawatan pada ny. d dengan post partum normal di wilayah kerja pusk...
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Leaflet kejang demam...
Leaflet kejang demam...Leaflet kejang demam...
Leaflet kejang demam...
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 
Askep glukoma
Askep glukomaAskep glukoma
Askep glukoma
 
Klasifikasi data
Klasifikasi dataKlasifikasi data
Klasifikasi data
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
Lp askep otitis media kronik
Lp askep otitis media kronikLp askep otitis media kronik
Lp askep otitis media kronik
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Makalah nifas
Makalah nifasMakalah nifas
Makalah nifas
 
Dokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidananDokumentasi asuhan kebidanan
Dokumentasi asuhan kebidanan
 

Similar a Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA

Similar a Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA (20)

Makalah meningitis anti
Makalah meningitis antiMakalah meningitis anti
Makalah meningitis anti
 
Makalah meningitis anti
Makalah meningitis antiMakalah meningitis anti
Makalah meningitis anti
 
ppt-meningitis
ppt-meningitisppt-meningitis
ppt-meningitis
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
Sistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia
Sistem saraf pada manusia
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 
Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)Infeksi cns (central nervous system)
Infeksi cns (central nervous system)
 
Askep meningitis
Askep meningitisAskep meningitis
Askep meningitis
 
Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)Modul Kesadaran Menurun (word)
Modul Kesadaran Menurun (word)
 
Asparina_18162004_(Meningitis).pptx
Asparina_18162004_(Meningitis).pptxAsparina_18162004_(Meningitis).pptx
Asparina_18162004_(Meningitis).pptx
 
PPT TUGAS 1 KEL 5.pptx
PPT TUGAS 1 KEL 5.pptxPPT TUGAS 1 KEL 5.pptx
PPT TUGAS 1 KEL 5.pptx
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
Asuhan Keperawatan Cidera KepalaAsuhan Keperawatan Cidera Kepala
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
 
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
 Asuhan Keperawatan Cidera Kepala   Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
Asuhan Keperawatan Cidera Kepala
 
Askep meningitis
Askep meningitisAskep meningitis
Askep meningitis
 
Ililllllllmenserrrrrr
IlilllllllmenserrrrrrIlilllllllmenserrrrrr
Ililllllllmenserrrrrr
 
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 

Más de Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

Más de Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Makalah meningitis anti AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. MAKALAH Kebutuhan Medikal Bedah I DOSEN : Ns. MUSRIANI, S.Kep. M.Kes ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KLIEN MENINGITIS DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 1. WAODE JULIANTI 2. RAHMAT RIADI HAWA 3. SUHERMAN 4. SITTI ARA 5. FITRA APRILIANI AKADEMI KEPERAWATAN (AKPER) PEMKAB. MUNA 2012
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Marilah kita panjatkan puji syukur kehadiraj Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah kita diberikan nikmat kesehatan hingga sampai sekarang ini. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. Serta para sahabat-sahabat-Nya, pengikut-pegikutnya hingga akhir zaman. Dimana yang telah mengajarkan iman dan islam kepada kita, sehingga kita dapat menikmati indahnya keimanan dan Islam. Dengan penuh rasa syukur kami ucapkan karena dapat menyelesaikan tugas KMB I ini, yang diberikan oleh dosen Ns. Musriani,S.Kep. M.Kes, kepada kami sebagai tugas dalam mengikuti proses pembelajaran mata kuliah KMB I. Dalam penulisan dan penyusuan kata-kata pada tugas ini masih banyak kesalahan penulisan, untuk itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pambaca demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata semoga Makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Raha,16 November 2012 Penulis,
  • 3. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ................................................................................ i KATA PENGANTAR .............................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................... B. Tujuan ................................................................................ 1 C. Batasan Masalah ............................................................... BAB II 1 1 TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN MENINGITIS A. Konsep Dasar ..................................................................... 2 1. Pengertian .................................................................... 2 2. Etiologi ......................................................................... 2 3. Patofisiologi ................................................................. 3 4. Tanda dan gejala ........................................................... 5 5. Komplikasi................................................................... 6 6. Pemeriksaan Diagnostik ............................................... 8 7. Penatalaksanaan Medik ................................................ 10 B. Tinjauan Teoritis Tentang Asuhan Keperawatan ............... 11 1. Pengkajian .................................................................... 11 2. Diagnosa Keperawatan ............................................... 12 3. Intervensi Keperawatan................................................ 13 4. Evaluasi ........................................................................ 13 BAB IV KESIMPULAN
  • 4. A. Kesimpulan ........................................................................ 14 B. Saran .................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA
  • 5. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Jawaban yang terjadi dapat berupa jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (Volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi oleh kemauan (Involunter). Jawaban yang volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Yang berfungsi sebagai efektor dari sisteSistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf (neuron) yang tersusun membentuk sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf tepi (perifer) merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf pusat. Stimulus (Rangsangan) yang diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh untuk mampu mengadaptasinya sehingga tubuh tetap seimbang. Upaya tubuh dalam mengadaptasi berlangsung melalui kegiatan sistem saraf disebut sebagai kegiatan refleks. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi kondisi yang tidak seimbang atau sakit. Stimulus diterima oleh reseptor (penerima rangsang) sistem saraf yang selanjutnya akan dihantarkan oleh sistem saraf tepi ke sistem saraf pusat. Di sistem saraf pusat impuls diolah untuk kemudian meneruskan jawaban (Respon) kembali melalum saraf somatis adalah otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom, efektornya adalah otot polos, otot jantung dan kelenjar sebasea. B. Tujuan 1. Dapat mengetahui defenisi, etiologi, patofisiologi, komplikasi, serta tanda dan gejala dari meningitis 2. Dapat mengetahui konsep asuhan keperawatan meningitis C. Batasan Masalah Batasan masalah yang dapat kami ajukan, yaitu kami hanya menjelaskan tentang konsep asuhan keperawatan meningitis
  • 6. BAB II TINJAUAN TEORITIS I. KONSEP DASAR A. Pengertian Meningitis adalah suatu inflamasi di arachnoid dan piamater pada otak dan spinal cord, yang disebabkan oleh infeksi pada cairan serebrospinal (Lewis, 2005). Meningitis adalah suatu inflamasi di piameter , arakhnoid dan subararakhnoid infeksi biasanya menyebabkan meningitis dan chemical meningitis juga dapat menjadi meningitis bisa akut atau kronik yang disebabkan karena bakteri,virus, jamur atau parasit. (Lemone. 2004). Meningitis adalah inflamasi meningen yang juga dapat menyerang arakhonoid dan subarakhonoid, infeksi menyebar sampai subarakhonoid melalui cairan serebrospinal sekitar otak dan spinal cord (Joyce M black,2005). Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa meningitis adalah suatu inflamasi meningen yang juga dapat menyebar ke arakhonoid dan subarakhonoid pada otak dan spinal cord, yang disebabkan oleh bakteri , virus jamur atau protozoa. B. Etiologi Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme tetapi kebanyakan klien dengan meningitis mempunyai faktor predisposisi seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi sistemik, lainnya. Etiologi dapat dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi : 1. Bakteri : haemophilus, influenzae, neisseria meningitidis, (meningococcal), diplococus pneunomia (pneumoccal), streptococcus group A, staphylococcus aureus , escherichia coli ,klebsiella ,proteus, pseudomonas. 2. Virus: abses otak ,encephalitis ,limfoma leukemia atau darah diruang arakhnoid ,cytomegalovirus ,polyoma virus, herpes simplex dan herpes zoster . 3. Jamur: cryptococcus
  • 7. C. Patofisiologi Otak dilapisi oleh duramater, arakhonoid dan piamater. Cairan Serebrospinal (CSF) diproduksi oleh fleksus koroid yang berada didasar ventrikel lateral dan diatas ventrikel ke III dan IV. Setiap hari diproduksi 500-800 ml CSF. Setelah CSF bersirkulasi di otak dan medulla spinalis, CSF akan direabssorpsi melalui villi arakhonoid, dalam lapisan arakhonoid meninges. Organisme (bakteri,virus ,jamur dan protozoa) masuk SSP melalui pembuluh darah dan blood brain barrier ,jalan masuk yang langsung terjadi sebagai akibat dari trauma ,prosedur pembedahan atau abses cerebri /ruptur .otorhea atau rhinorrhea mungkin disebabkan karena fraktur basis tengkorak bisa mengarah terjadinya meningitis organisme. Meningitis menyerang mekanisme pertahanan tubuh spesifik dan non spesifik untuk masuk dan bereplikasi dalam CSF.pertahanan ini meliputi barrier kulit, barrier darah – otak, respon inflamasi nonspesifik dan respon imun. Infeksi cairan serebrospinal dan meningeal menyebabkan respon inflamasi pada piamater , arakhnoid dan CSF. Pembuluh darah yg mengalami inflamasi di dalam area sekitar otak mengeluarkan cairan sebagai respon permeabilitas sel. Cairan serebrospinal mengalami kekeruhan, menginfiltrasi saraf terbentuk eksudat. Eksudat yang purulen kranial dan membloks fleksus koroid dan villi arakhnoid. Eksudat menyebabkan inflamasi dan edema lebih lanjut sel meningeal. Pembesaran pembuluh darah, eksudat, gangguan aliran CSF dan edema sel meningeal menyebabkan peningkatan TIK. Dengan peningkatan TIK, maka perfusi serebral menurun dan kehilangan autoregulasi serebal. D. Tanda dan Gejala Demam, sakit kepala hebat, neusea, muntah dan nuchal rigidity [kaku kuduk ] adalah tanda-anda utama pada meningitis. Tanda kernig positif , brudzinsky positif,photophobia,penurunan kesadaran ,dan tanda-tanda peningkatan TIK mungkin juga dapat timbul (Lewis,2005). Klien dengan meningitis bakteri biasanya mengalami demam .menggigil ,nyeri kepala,nyeri punggung dan abdomen, mual dan muntah .Iritasi meningel menyebabkan nuchal rigidity /kaki duduk. E. Komplikasi Komplikasi yang sering terjadi pada meningitis adalah peningkat TIK yang menyebabkan penurunan kesadaran .Komplikasi lain pada meningitis
  • 8. yaitu disfungsi neurology,disfungsi saraf kranial (N.C III,IV VII atau VIII ),hemiparesis ,dysphasia dan hemiparesia. Mungkin juga dapat terjadi syok, gangguan koagulasi, komplikasi septic (bacterial endokarditis) dan demam yang terus – menerus. Hidrosefalus dapat terjadi jika eksudat menyebabkan adhesi yang dapat mencegah aliran CSF normal dari ventrikel. DIC (Dimensi Intravascular Coagulation) adalah komplikasi yang serius pada meningitis yang dapat menyebabkan kematian. F. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan daiagnostik yang paling utama untuk mendiagnosa meningitis yaitu analisa CSF tetapi lumbal pungsi tidak dilakukan bila ada peningkatan TIK, karena bisa menyebabkan herniasi jaringan otak di medula dan cardiopulmonary arrest. Pada meningitis bakteri tekanan meningkat, cairan keruh atau berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur positif beberapa jenis bakteri. Sedangkan pada meningitis virus tekanan bervariasi, CSF biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya hanya dengan prosedur khusus. CIE (Counter Immono Electrophoresis) bisa dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan sumber infeksi karena bakteri kultur darah dan urin, tenggorok dan hidung. Glukosa serum meningkat, LDH serum meningkat (pada meningitis bakteri), sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutropil (infeksi bakteri), elektrolit darah abnormal, LED meningkat. CT Scan/MRI dapat membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran atau letak ventrikel, hematoma daerah serebral, hemoragik atau tumor. EEG mungkin terlihat gelombang lambat secara vokal atau umum (encephalitis) atau voltasenya meningkat (abses). Rontgen dada, kepala dan sinus mungkin ada indikasi infeksi atau sumber infeksi intrakranial. G. Penatalaksanan Medik Keefektifan pengobatan tergantung pada pemberian dini antibiotik yang mampu menembus barier blood – brain ke dalam lapisan subarakhnoid. Antibiotik penicillin (ampisillin, piperasillin) atau salah satu chepalosporin (ceftriaxone sodium, cefotaxim sodium) dapat digunakan. Vacomyan hydrocloride tunggal atau kombinasi dengan rifampisin juga dapat digunakan jika bakteri telah teridentifikasi. Antibiotik dosis tinggi diberikan secara intravena.
  • 9. Dexametason dapat diberikan sebagai terapi tambahan pada meningitis akut dan meningitis pneumococcus. Dexametasone dapat diberikan bersamaan dengan antibiotik untuk mensupresi inflamasi dan mengefektifkan pengobatan pada orang dewasa serta tidak meningkatkan resiko perdarahan gastrointestinal. Dehidrasi dan syok dapat diatasi dengan penambahan volume cairan. Seizure yang terjadi pada tahap awal penyakit dapat dikontrol dengan phenitoin/dilantin.
  • 10. II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS A. Pengkajian a. Pengkajian : Perawat mengumpulkan data untuk menentukan penyebab meningitis, yang membantu mengembangkan rencana keperawatan pada klien. 1) Riwayat kesehatan sekarang: yang harus dikaji meliputi adanya keluhan sakit kepala, demam, nausea, vomiting dan nuckal rigidity. Kaji adanya tanda-tanda peningkatan TIK. Penurunan LOC, seizure, perubahan tanda-tanda vital dan pola pernafasan, dan papiledema. Perawat menanyakan pada klien untuk menjelaskan gejala yang dialami, kapan, apakah semakin buruk. 2) Riwayat kesehatan masa lalu : Perawat berkata pada klien untuk mengingat peristiwa khusus yang pernah dialami, seperti riwayat alergi, ISPA, trauma kepala atau fraktur tengkorak, riwayat pemakaian obatobatan. b. Pengkajian fisik: Dilakukan dengan pemeriksaan metode head to toe atau pemerikasaan organ dengan cara inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. 1) Tanda-tanda vital meliputi pemeriksaan kesadaran, tekanan darah, denyut nadi, pernafasan dan temperatur tubuh. 2) Sistem pernafasan: mengkaji apakah ada keluhan seperti sesak nafas, irama nafas tidak teratur, takipnea, ronchi, sumbatan jalan nafas dan apnea. 3) Sistem kardiovaskuler: dikaji adanya hipertensi, takhikardi, bradikardi. 4) Sistem gastrointestinal: adanya muntah, menurun atau tidak adanya bising usus. 5) Sistem urinaria: dikaji frekuensi BAK, jumlah, inkontinensia. 6) Sistem persarafan meliputi: tingkat kesadaran,kejang, GCS, pemeriksan saraf kranial II (optikus), III (oculomotorius), V (trigeminal), IV (troklearis), VI (abdusen), VII (fasialis), atau VIII (vestibulocochlear), pemeriksaan status system sensori dan motorik, pemeriksaan refleks, kerniq atau brudzinski positif. c. Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan penunjang pada klien dengan meningitis bervariasi, protein di csf cenderung meningkat, glukosa serum meningkat, sel darah putih sedikit meningkat dengan peningkatan neutropil (infeksi bakteri), CT scan dan MRI hasilnya akan normal pada
  • 11. meningitis yang tidak kompleks, sputum dan secret nasopharingeal diambil untuk kultur sebelum dimulai terapi antibiotik untuk mengidentifikasi organisme penyebab meningitis. B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan untuk klien dengan meningitis mencakup: 1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan TIK atau edema serebral 2. Resiko terjadinya penyebaran infeksi berhubungan dengan penekanan respon inflamasi (akibat obat) 3. Nyeri berhubungan dengan adanya proses infeksi/inflamasi, 4. Toksin dalam sirkulasi 5. inefektif manajemen terapeutik berhubungan dengan berbagai kondisi yang dialami yang ditandai oleh masalah sensorik dan motorik, keterbatasan aktifitas 6. Hipertermia berhubungan dengan infeksi dan gangguan regulasi temperatur pada hipotalamus karena peningkatan TIK ditandai peningkatan suhu. C. Perencanaan Perencanaan dibuat untuk menetapkan tujuan, criteria hasil dan perawatan pada klien dengan meningitis. Adapun dalam menetapkan tujuan harus spesifik, nyata dan dapat dilakukan dan mempunyai criteria waktu dan menetapkan criteria hasil, serta merencanakan tindakan keperawatan yang akan dilakukan. Adapun prinsip dari perencanaan bertujuan: mengembalikan fungsi saraf secara optimal, mengatasi infeksi, mengurangi rasa nyeri dan ketidak nyamanan. D. Implementasi Implementasi merupakan tindakan yang akan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah ditentukan secara umum. Intervensi yang dapat dilakukan pada klien meningitis adalah: kaji status neurology, monitor tandatanda vital, mengkaji adanya komplikasi, hindari fleksi leher, kaji kepatenan dan fungsi jalan nafas, peningkatan kesehatan, pencegahan infeksi pernafasan melalui vaksinasi pneumococcal pneumonia dan influenza dengan dibantu oleh perawat, monitor intake dan out put, kolaborasi dengan medis, membantu memenuhi kebutuhan klien, memberi support kepada klien dan keluarga.
  • 12. E. Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang dipakai sebagai alat ukur keberhasilan dari rencana keperawatan didalam memenuhi kebutuhan klien. Pada perawatan klien dengan meningitis hasil yang diharapkan adalah: perfusi jaringan serebral adekuat, meningkatnya tingkat kesadaran, tubuh dipertahankan normal (36 – 37,2°C), nyeri berkurang/hilang, melaksanakan program terapi, terhindari dari komplikasi meningitis tersebut.
  • 13. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Meningitis adalah suatu inflamasi di arachnoid dan piamater pada otak dan spinal cord, yang disebabkan oleh infeksi pada cairan serebrospinal (Lewis, 2005). 2. Meningitis adalah suatu inflamasi di piameter , subararakhnoid infeksi biasanya menyebabkan meningitis arakhnoid dan dan chemical meningitis juga dapat menjadi meningitis bisa akut atau kronik yang disebabkan karena bakteri,virus, jamur atau parasit. (Lemone. 2004). B. Saran Semoga makalah ini dapat berguna bagi pencari materi yang bersangkutan.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Doengoes. M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC. http://www.google.com/makalah askep meningitis.diakses tanggal 16 november 2012.